Yyyy
Yyyy
Yyyy
Skripsi
Oleh:
ARISKA
NPM : 1511090129
Skripsi
Oleh:
ARISKA
NPM : 1511090129
ABSTRAK
Oleh :
Ariska
َو هَُى ٱلَِّر ي َخ لََق ٱلَّۡي َل َو ٱلنَّهَاَز َو ٱلَّش ۡم َس َو ٱۡل قََم ََۖس ُك ّّٞل فِي فَلَٖك يَۡس بَُح ىَن ٣٣
Artinya“ Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari
dan bulan. Masing- masing dari keduanya itu beredar didalam garis edarnya”.
)
PERSEMBAHAN
1. Kedua orang tuaku, Ayahanda Saptoni dan Ibunda Sulastri yang sangat luar
dan menyayangi ananda yang tiada taranya serta pengorbanan yang tidak bisa
ananda balas dengan apapun. Terima kasih atas do‘a untuk keberhasilan
2. Nova Rian Abadi adik tercinta yang selalu mendukung dan menyemangati
hidupku.
pengetahuan Dunia dan Akhirat yang telah menjadikan aku semakin dewasa.
RIWAYAT HIDUP
Serumpun, Provinsi Lampung, merupakan anak pertama dari dua bersaudara buah
tahun 2003 lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009 melanjutkan pendidikan
tingkat menengah pertama SMP N 5 Sungkai Utara dan lulus tahun 2012.
SMAN 2 Kotabumi lulus tahun 2015. Pada tahun 2015 peneliti melanjutkan
pendidikan tingkat tinggi di Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan
Desa Jati Indah, Kecamatan Tanjung Bintang, Kabupaten Lampung Selatan dan
pada tahun yang sama peneliti menjalankan Praktik Pengalaman Lampung (PPL)
10. Ibu Ratna Dewi, S.Pd, M.M selaku Kepala SMA N 1 Sungkai Utara, Ibu
Shinta Kurnia S,Pd. selaku guru mata pelajaran fisika di sekolah SMA N 1 Sungkai
Utara serta guru-guru dan Staf TU yang telah membantu penulis mengumpulkan data
11. Nova Rian Abadi adik tercinta yang telah memberikan dukungannya dan
12. Rekan-rekan satu angkatan Jurusan Pendidikan Fisika 2015 khususnya kelas
Indah Lampung Selatan yang selalu memberikan semangat dan motivasi serta
13. Deby Permana, kekasih yang selalu mensuport serta membantu dalam
ilmu atau penulis kuasai. Untuk itu segala saran dan kritik yang sangat
Bandar Lampung,
Ariska
NPM. 1511090129
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
2. Sampel ......................................................................................... 34
2. Wawancara ................................................................................... 36
3. Dokumentasi ................................................................................ 36
G. Instrument Penelitian
1. Tes Pemahaman Konsep ............................................................. 37
2. Lembar Observasi ........................................................................ 40
H. Uji Coba Instrumen
1. Uji Validitas ................................................................................ 40
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
ilmu pengetahuan, terampil, dan perilaku yang dimiliki antar kelompok dan
terbentuk di bawah bimbingan individu lain, namun, bisa juga karena sudah
terbiasa melakukan1 Pendidikan adalah salah satu aspek yang tergolong dalam
memajukan suatu bangsa. Pendidikan bagi Indonesia ialah hal yang sangat
guru pendidik yang memiliki skill juga ahli dalam pembelajaran. Keberhasilan
kegiatan belajar didalam kelas diperlukan dukungan dari sekolah, pendidik dan
peserta didik.2
Instructional Design menjadi pilihan dari sekian banyak model yang akan
ialah suatu langkah yang melibatkan informasi yang baru saja di terima
abstraksi – abstraksi yang sudah diajarkan dan masih diingat oleh pelajar.
dan memaknai sebuah materi dengan baik. Penerapan suatu konsep dikatakan
baik dan benar maka harus diawali dengan pemahaman yang baik dan benar
pula. Memahami sebuah konsep menjadi hal yang amatlah penting bagi
lebih lanjut, peserta didik diwajibkan tuntas dalam memahami suatu konsep
Hal yang sangat penting bagi peserta didik apabila bisa dan mampu
menemukan suatu pemahaman dengan ide nya sendiri tanpa diberitahu oleh
guru. Maka guru harus pandai mengatur strategi dan memilih model
pemahaman dari peserta didik tanpa peserta didik merasa digurui secara
langsung.7 Namun, pada kenyataanya tidak semua peserta didik bisa meraih
kemajuan secara optimal didalam proses belajarnya. Peserta didik sering kali
5 Ratna Wilis Dahar, „Teori-Teori Belajar Dan Pembelajaran‟ (Bandung: Erlangga, 2011).
6 Asep Dedy Sutrisno And Others, ‗Model Pembelajaran Two Stay Two Stray ( Tsts )
Dan Pemahaman Siswa Tentang Konsep Momentum Dan Impuls‘, Jurnal Pengajaran Mipa, 20.1
(2015), H. 38.
7 Chairul Anwar, „Teori-Teori Pendidikan Klasik Hingga Kontemporer‟ (Yogyakarta: Ircisod,
2017).
terjadi.
Berdasarkan hasil pra penelitian berupa tes soal pemahaman konsep pada
ditunjukkan pada data skor tes soal peserta didik pada tabel di bawah ini:
Tabel 1.1 Persentase Hasil Tes Soal Pemahaman Konsep Pada Materi Gerak
Meligkar Beraturan X MIA 1
Sub No Jumlah persentase peserta didik dan kategori persentase (%)
konsep soa
gerak l
melingka Paham Konsep Miskonsep Tidak Paham
r si Konsep
beraturan N % N % N %
4,16
3 0 0 11 45,8 13 54,16
3
Kecepata 5 3 12,50 4 16,6 17 70,83
n sudut 6
dan 6 2 8,33 10 41,6 12 50,00
kecepata 6
n
linier
Gaya 8 1 4.16 5 20,8 18 75,00
sentripeta 3
l 10 3 12,50 6 25,0 15 62,50
0
7 0 0 3 12,5 21 87,50
0
Tabel 1.2 Persentase Hasil Tes Soal Pemahaman Konsep Pada Materi
Gerak Meligkar Beraturan X MIA 2
Sub konsep gerak No Jumlah persentase peserta kategori
melingkar soal didik dan persentase (%)
beraturan
Paham Konsep Miskonsepsi Tidak Paham
Konsep
N % N % N %
3 0 0 10 41,66 14 58,33
7 0 0 5 20,83 19 79,16
Berdasarkan tabel diatas tidak pahamnya konsep peserta didik dapat dilihat
pada masing – masing sub konsep gerak melingkar. Tidak pahamnya konsep
terbesar terjadi pada sub konsep gaya sentripetal yang terjadi sebesar 87,50%
pada kelas X MIA 1 dan 79,16% pada MIA 2 dari 24 peserta didik dari
masing-masing kelas.
Pada saat wawancara bersama guru fisika di SMA Negeri 1 Sungkai Utara
model problem based learing (PBL), peneliti mendapatkan masalah bila model
alami, serta diaplikasikan dalam situasi atau konteks lain. Konsep-konsep lalu
dengan pembelajaran yang dilakukan, serta lebih aktif pada saat pembelajaran
berlangsung.
masalah yang mungkin muncul pada penelitian ini diantaranya ialah beikut
ini :
pembelajaran fisika
C. Pembatasan Masalah
Rumusan Masalah
konsep fisika?
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
dibidang Fisika.
2. Manfaat Praktis
LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Konseptual
1. Model Pembelajaran
peserta didik untuk mencapai tujuan belajar tertuntu dan berfungsi sebagai
proses pembelajaran.
dimana guru dapat memilih model pembelajaran yang sesuai agar agar
tujuan dari pembelajaran tersebut tercapai. Oleh karena itu perlu adanya
mengajar melibatkan dua pihak antara guru dan peserta didik yang
bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. 9 Selain itu Peran
tuntutan kurikulum.
adalah salah satu mata pelajaran dalam rumpun sains yang dapat
sikap percaya diri. Ada dua standar kompetensi bahan kajian sains yang
Design)
10 Antomi Saregar Idham Kholid, Anis Marlina, ‗Efektivitas Model Pembelajaran Arias
Ditinjau Dari Sikap Ilmiah Dampak Terhadap Pemahaman Konsep Fluida Statis‘, 06.2 (2017),
255–63 <Https://Doi.Org/10.24042/Jipfalbiruni.V6i2.2181>.
11 Depdiknas, „Mata Pelajaran Fisika Sekolah Menengah Atas Dan Madrasah Aliyah‟ (Jakarta:
Depdinas, 2006).
12 Laila Fitriyani, ‗Pengembangan Media Pembelajaran Vlog (Video Bloging) Pada
Materi Usaha Dan Energy Untuk Menumbuhkan Kemandirian Dan Meningkatkan Penguasaan
Konsep Fisika Siswa Kelas X Sman 2 Ngakli‘, 20, 427–35.
13 Aris Shoimin, „68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum‟ (Yogyakarta: ArRuzz
Media, 2014).
sehingga peserta didik dapat merasakan manfaat mempelajari fisika dan
didik s ehingga konsep yang di pelajari dapat di pahami secara baik dan
Belajar bermakna ada dua hal yang penting yang harus diperhatikan.
kognitif individu pembelajar15 Bahan baru yang dipelajari tentu saja akan
bermakna atau hubungan antara dua atau lebih konsep yang memiliki
sebagai berikut :
1. Lead in
2. Reconstruction
3. Production
dipahami.18
b.
Siswa dan guru melaksanakan
refleksi.
Ke
gia
tan
inti Fase Production
adalah:19
lebih mudah.
2. Pemahaman Konsep
terhadap bahan pelajaran itu dapat diperkuat bila bisa disajikan dalam
20 Siti Mawaddah and Ratih Maryati, ‗Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa
SMP Dalam Pembelajaran Menggunakan Model Penemuan Terbimbing (Discovery
Learning)‘, Matematika, Edu-Mat Jurnal Pendidikan, 4.April (2016), 76–85.
21 Sri Yunita Ningsih, ‗Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa Melalui Pendekatan
Matematika Realistik Di SMP Swasta Tarbiyah Islamiyah‘, 3.1 (2017), 82–90.
memori menjadi kuat dan terjadi retensi. Dengan memori ini diharapkan
ََُّّل
٢٤٢ َك ََٰر لَِك يُبَِّيُه ٱل لَُك ۡم َء اَٰي َتِۦِه لََعلَُّكۡم تَۡع قِلُىَن
bagi pola pemikiran dalam belajar. Dalam kegitan belajar mengajar maka
pemahaman konsep menjadi hal yang penting agar suatu materi mudah
dengan konsepnya.
matematis.
konsep. 24
pemecahan masalah.25
pertama berisi mengenai jawaban dari soal yang di berikan, tingkat kedua
berisi tingka keyakinan atas jawaban yang sudah dipilih, tingkat ketiga
٣٣ َو ٱلَّش ۡم ُس تَۡج ِس ي ِلُم ۡس تَقَّٖس لَّهَۚا ََٰذ لَِك تَۡق ِد يُس ٱۡل َع ِز يِز ٱۡل َع لِيِم
Anbiya‘, ayat 33 :
٣٣ ّّل فِي فَلَٖك يَۡس بَُح ىَنٞ َو هَُى ٱلَِّر ي َخ لََق ٱلَّۡي َل َو ٱلنَّهَاَز َو ٱلَّش ۡم َس َو ٱۡل قََم ََۖس ُك
Elektrolit Di Kelas X SMA Islam Al-Falah Kabupaten Aceh Besar‘, Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Pendidikan Kimia (JIMPK), 2.3 (2017), h.231.
35
Pujianto and others, „Fisika Untuk SMA/MA Kelas X Kurikulum 2013‟ (Intan Pariwara,
2013).
36
RI.
Artinya“ Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang,
matahari dan bulan. Masing- masing dari keduanya itu beredar didalam
kecuali dialat putarannya dan tidak ada alat putaran kecuali dengan
bulan tidak beredar kecuali dengan alat edarnya, tidak berputar kecuali
1) Periode
(2.1)
Keterangan: T
=periode (sekon) t
= waktu (sekon)
n = jumlah putaran
2) Frekuensi
Persamaan2.2
(2.2)
Keterangan:
f = frekuensi (Hz)
t = waktu (sekon)
n = jumlah putaran
3) Kecepatan Linier
29 Ibid,
30 Marthen Kanginan, „Fisika Untuk SMA‟ (Jakarta: Erlangga, 2016).
Gambar 2.1 Gerak Melingkar Beraturan
benda bergerak satu putaran, maka panjang lintasan menjadi 2πr dan
(2.3)
4) KecepatanSudut
benda berpindah (Ɵ) dalam selang wa ktu ter tentu d isebut sebagai
atau
Keterangan:
(2.4)
T= periode (sekon)
f =frekuensi (Hz)
(2.5)
5) Percepatan Sentripetal
Percepatan Sentripetal merupakan percepatan yang terjadi pada
percepatan ini akan selalu tegak lurus dengan arah kecepatan, yakni
atau = (2.6)
Keterangan:
(meter)
linear menuju arah gerak benda secara alami (lurus). 32 Oleh karena itu,
lurus atau, dengan kata lain pada Gerak Melingkar Beraturan arah
bawah.
6) Gaya Sentripetal
latin, yaitu centrum (pusat) dan petere (menuju arah), yang berarti
(2.7)
Keterangan:
sudut (rad/ )
Selang waktu yang sama, sudut pusat yang ditempuh kedua roda
adalah sama, artinya besar kecepatan sudut kedua roda adalah sama
(ω1= ω2) dan besar kecepatan liniernya tidak sama (v1≠ v2).
2.3.
adalah sama ( v1= v2) dan besar kecepatan sudutnya tidak sama(ω 1
lebih besar dari kelas KNV. Rataan postes kelas C-MID sebesar 22,829
(71,34% dari skor ideal), sedangkan rataan postes kelas KNV sebesar
pemahaman konsep36
C. Kerangka Berpikir
Langkah yang dilakukan pada penelitian ini adalah membentuk dua kelas
MID dan kelas kontrol yang diajarkan dengan metode konvensional (metode
ceramah, diskusi dan tanya jawab). Adapun kerangka berpikir dari penelitian
36 Lars Horf & Sascha Bernholt, ‗Longitudinal Couplings Between Interest And
Conceptual Understending Secondary School Chemistry And Activity Based Perspective‘,
Internasional Journal Of Science Of Education, 42 (2019).
37 Ati Suryati And Rianti Cahyani, ‗Model Pembelajaran Cooperative Tipe Meaningful
Instructional Design (Mid) Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematik
Peserta Didik Sma‘, 02.02 (2018), 160–68. 46 Dian Permatasari Kusuma Dayu, Op.Cit.
Gambar 2.6 Bagan Kerangka Berpikir Kelas Eksperimen
D. Hipotesis penelitian
2. Hipotesis statistik
statistik.
disingkat H1.
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
Waktu Penelitian
2019/2020.
B. Metode Penelitian
2.
mendapatkan suatu data dengan tujuan tertentu. 39Penelitian ini termasuk
design, dalam rancangan ini terdapat dua kelompok subjek yaitu satu
Tabel. 3.1
Desain Non-Equivalent Control Group Design.41
Kelas Eksperimen O1 X O2
Kelas Kontrol O3 O4
Keterangan:
X = Perlakuan
= Pretest Pada Kelas Dengan Metode Meaningfull Instructional
Design
= Posttest Pada Kelas Dengan Metode Meaningfull Instructional
C. Variabel Penelitian
obyek, yang mempunyai ―variasi‖ antara satu orang dengan yang lain atau
atau disebut dengan variable Y, dalam hal ini terdapat satu variabel terikat
1) Populasi
2) Sampel
kontrol dan kelas X MIA 2 (25 peserta didik) sebagai kelas sebagai kelas
eksperimen. Kelas ini dipilih karena kedua kelas tersebut diajarkan oleh
sama, b) peserta didik di ampu oleh guru yang sama, c) buku yang
digunakan peserta didik sama, dan d) jumlah peserta didik kedua kelas
tersebut sama.
ini adalah :
1. Tes
pelajaran dan lain sebagainya.46 Tes yang diberikan kepada peserta didik
2. Wawancara
dialog baik secara langsung (tatap muka) maupun melalui saluran media
hasil belajar, strategi dan model pembelajaran yang dierapkan pada saat
pembelajaran dikelas.
3. Dokumentasi
seperti daftar nama guru, nama peserta didik, profil sekolah, foto dan lain
digunakan adalah
jawaban pada setiap butir soal yaitu a,b,c, dan d. Tes ini diberikan
yang dipelajari.
dan satu kunci jawaban yang harus dipilih siswa. Tingkat kedua
tier test juga dipadukan dengan Confidence Rating pada alasan jawaban,
akin
Miskonse
psi
Ta bel 3.4
Kriteria Penilaian Soal Tes67
Kategori Nilai
Paham 2
Miskonsepsi 1
Ti dak PahamKonsep 0
2. Lembar Observasi
Ketika Instrumen soal four-tier test dilengkapi CRI akan diujikan pada
66
Saleem Hasan, ‗Misconception and the Certain of Response Index (CRI)‘,
Journal OF and Mathematics Adecations, Vol.34.5 (1999), h. 294.
67
Neni Hermita, And Andi Suhandi, and Erna wulan Syaodih, ‗Identifikasi
Miskonsepsi Pada Materi Listrik Statis Pada Mahasiswa Calon Guru Sekolah Dasar‘, In
Prosiding Pendas, 2016, 336–40.
kepada peserta didik yang sudah memperoleh materi yang akan diteliti.
instrumen tersebut layak atau tidak dalam penelitian. Adapun analisis data
1. Uji Validitas
menunjukkan dimana suatu tes diukur apa yang hendak diukur 54. Uji
validitas berkaitan dengan data yang akan dianalisis. Sehingga data yang
valid yaitu data ―yang tidak berbeda‖ antara data yang dilaporkan peneliti
𝑵∑𝑿𝒀 (∑ 𝑿)(∑ 𝒀)
rxy *𝑵∑𝑿𝟐 (∑𝑿)𝟐 +*𝑵∑𝒀𝟐 (∑𝒀)𝟐 +
Keterangan :
yang dikorelasikan.
Selain itu, kualitas soal dilihat dari segi validitas, dapat ditentukan dengan
berikut :
Tabel 3.5
70
Kriteria Validitas
kriteria Validitas Interprestasi
0,90– 1,00 Sangat tinggi
0,70– 0,90 Tinggi
Setelah dilakukan uji coba soal kepada peserta didik yang berada diluar
sampel, kemudian hasil uji coba ini dianalisis keabsahannya dan diperoleh
70
Ngalim. Purwanto, Op.Cit, h.139
Berdasarkan hasil perhitungan uji instrument pemahaman konsep peserta
rtabel =0,374, maka didapat 21 soal yang valid dan 4 soal yang tidak valid.
17,18,20, 21 23,24 dan 25, sedangkan soal yang tidak valid yaitu nomor
2. Uji Reliabilitas
tetap sama (konsisten). Hasil pengukuran ini harus tetap sama (relatif
dilakukan oleh orang yang berbeda, waktu yang berlainan, dan tempat
kombinasi CRI dalam tingkat keyakinan jawaban dan alasan jawaban yang
terdapat enam skala yaitu skala 0-5. 57 Indeks tersebut biasanya tergolong
Keterangan :
56 Trianto, Pengantar Penelitian Pendidkan Bagi Pengembangan Profesi Pendidikan
Dan Tenaga Kependidikan (Jakarta: Kencana, 2011).
57 Surya Gumilar, ‗Analisis Miskonsepsi Konsep Gaya Menggunakan Certainty or
Respon Index (CRI)‘, Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Fisika, 2.1 (2016), h. 2.
73Sugiyono, metode penelitian….,h.93.
58 Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakti….,239k.
r11 : Reliabilitas instrument k : Banyaknya butir
: Varian total
Kategori Pengujian,75
a. Jika ≥ 0,70 maka soal reliable
Tabel 3.7
Kriteria Reliabilitas76
Reliabilitas Kriteria
0,80 < r ≤ 1,00 Sangat Tinggi
11
sebagai berikut:
75
Ainul Uyuni Taufiq, ‗Pengembangan Tes Kognitif Berbasis Revisi Taksonomo
Bloom Pada Materi Sistem Reproduksi Untuk Siswa SMA‘, Jurnal Biotek, 3.2 (2015),
h.3.
76
Yuberti, Antomi Saregar, „Pengantar Metodelogi Penelitian Pendidikan Matematika
Dan Sains‟ (Bandar Lampung: aura, 2017).
r11 0,85
besar derajat kesukaran suatu soal. Jika suatu soal memiliki tingkat
berikut::
P=
Keterangan:
= Indeks kesukaran
= Jumlah skor peserta didik menjawab soal tes dengan benar tiap soal.
= Jumlah seluruh siswa peserta tes.60
0 – 0,30 Sukar
0,7333
6 0,2833 Sulit
7 0,3333 Sedang
8 0,4333 Sedang
9 0, 8 Mudah
10 0, 4 Sedang
11 0,5833 Sedang
12 0,3833 Sedang
13 0,3833 Sedang
14 0,5667 Sedang
15 0,45 Sedang
16 0,283333 Sulit
17 0,45 Sedang
18 0,433333 Sedang
19 0,283333 Sulit
209 0,616667 Sedang
21 0,533333 Sedang
22 0,266667 Sulit
23 0, 4 Sedang
24 0,35 Sedang
25 0,583333 Sedang
ILO
diperoleh 1soal yang termasuk kriteria mudah yaitu nomor 20. 19 soal
dan 24.
yang pandai dengan kelompok peserta didik yang lemah. Semakin tinggi
D= - PB
Keterangan:
D = Daya pembeda.
JA= Banyaknya peserta kelompok atas.
JB= Banyaknya peserta kelompok bawah.
BA= Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar.
BB= Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab salah.
0,4667
14 0,4667 Baik
15 0,4667 Baik
16 -0,2 Jelek
17 0,2 Cukup
18 0,4 Baik
19 0 Jelek
20 0,466667 Baik
21 0,466667 Baik
22 -0,06667 Jelek
23 0,266667 Cukup
24 0,333333 Cukup
25 0,466667 Baik
Berdasarkan tabel 3.11 dari 25 butir soal yang diuji cobakan memiliki
4soal yang memiliki klasifikasi jelek yaitu nomor 6, 16,19 dan 22. 5 soal
yang memiliki klasifikasi cukup yaitu nomor 2,10,17,23, dan 24. 16 soal
yang memiliki klasiikasi baik yaitu nomor 1, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14,
5. Fungsi Pengecoh
secara merata oleh peserta didik yang menjawab salah, sebaliknya butir
soal yang kurang baik pengecohnya akan dipilih secara tidak merata.
berfungsi baik apabila paling sedikit dipilih oleh 5% dari pengikut tes.65
𝑃
IP = 𝑁
𝑥 00%
Keterangan :
IP : indeks pengecoh
P :jumlah siswa yang memilih pengecoh
N :jumlah siswa yang ikut tes
Setelah uji coba soal kepada peserta didik yang berada diluar samprl,
kemudian hasil uji coba ini dianalisis fungsi pengecohnya dan diperoleh data
sebagai berikut :
1,2,3,4,5,7,8,9,10,11,12,13,14,15,17,18,20 21
Baik
21,23,24,25
Tidak baik 6,16,19,22 4
64 Lian G Otaya, ‗Analisis Kualitas Butir Soal Pilihan Ganda Menurut Teori Tes
Klasik Dengan Menggunakan Program Iteman‘, Tadbir Jurnal Manajemen Pendidikan
Islam, 2.2 (2014).
65 Atik Fitriatun and Sukanti, ‗Analisis Validitas, Reliabilitas Dan Butir Soal
LatihanUjian Nasional Ekonomi Akuntansi Di MAN Maguwaharjo‘, 3, 2013, 1–11.
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa tingkat pengecoh tiap
butir soal pada uji coba adalah kategori baik berjumlah 21 soal dan
tes.
I. Tehnik Analisis Data
.
𝑅 𝑋 00
NP =
𝑆𝑀
Keterangan :
NP : Nilai persen yang dicari atau diharapakan
R : Jumlah skor yang diperoleh siswa
SM : Total skor maksimun ideal dari tes yang bersangkutan
berdistribusi normal67.
2) Uji Homogenitas
a) Menentukan Fhitung
va degan
ian temenggunakan
besa rumus:
𝐹
va ian te kecil
b) Tetapkan taraf signifikan (ᶐ)
3) Uji Hipotesis
d =
Keterangan :
4) Uji N
-Gain
Analisa uji-gain
N merupakan sebagai ukuran dari efektivitas mata
% −%
− ain( )
00 −sk
: varians data kelompok kontrol.
90
Sam Mc Kagan dkk.―Normalized Gain : What Is It and When and How Shold I
Use It ?‖(On-Line)Tersedia
di:https://www.physport.org/recomendations/entry.cfm?_e_pi_=7%2CPAGE_ID10%2C5
818789421(12maret 2019, Pukul 09.00).
91
Ricard Hakke.―Analyzing Change/Gain Scors‖ Dept. of Physics, Indiana
University. h.1
92
Ibid.
b. Analisis Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran
data dengan cara mengamati secara langsung dan mencatatnya pada lembar
didik dan lain sebagainya. Observasi yang dilaksanakan pada penelitian ini
sebagai berikut:
X 90 Sangat baik
80 X 90 Baik
70 X 80 Cukup
60 X 70 Kurang
X 60 Sangat kurang
konsepsiswa fisika peserta didik. Data diperoleh dari hasil berupa soal four-tier
B. Analisis Data
1. Keterlaksanaan Model Pembelajaran Meaningfull Instructional Design
kemudian di persentasikan
-tiaptiap
kelompok dan kelompok lain menanggapinya.
perlakuan.
berlangsungnya penelitian. Pada hasil observasi maka didapatkan data berikut ini:
Dilihat dari tabel diatas menyatakan bahwa di kelas eksperimen saat tatap
muka kedua pessentasenya sebesar 90,76%, dan tatap muka ketiga 92,30%.
Pada penelitian dilakukannya posttest pretest guna melihat sampai sejauh mana
pemahaman konsep peserta didik pada mata pelajaran fisika pada materi gerak
pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol, dan rata-rata hasil
mendapat 53,6 termasuk dalam kriteria rendah dan untuk kelas tanpa perlakuan
mendapat hasil pretest senilai 47,6 termasuk kategori rendah. Sedangkan untuk
nilai posttest kelas eksperimen mendapat nilai 74,7 termasuk kategori tinggi
dan kelas kontrol mendapat nilai 70,8 termasuk kategori tinggi. Berdasarkan
nilai yang diperoleh kedua kelas tersebut,terlihat adanya perbedaan pada hasil
1. Uji Normalitas
posttest dikelas eksperimen ataupun kontrol bisa dilihat dari nilai Lhitung dan
2. Uji Homogenitas
Dilakukan uji homogenitas ketika data diketahui
terdistribusi normal.
maupun dikelas kontrol bisa dilihat pada nilai F dan Ftabel dengan (α=0,05)
hitung
ditunjukkanpada tabelberikutini:
ontrol (KK) ksperimen (EK)
atistik
ost
e
Tabel 4.4
itung 2,27 pretest dan posttest0,68
Data Uji Homogenitas
abel 4,00 00
ari
da
ta
di
at
as
di
ke
ta
hu
i
ha
sil
uji
no
m
ali
ta
pa
da
tar
af
si
gn
ifi
ka
n
0,
05
di
ke
la
s
ek
sp
eri
en
de
ng
an
Lhi
tung
pr
et
es
0.
15
da
n
Lhi
tung
os
tt
es
0.
14
ku
ra
ng
da
ri
Lta
bel
1.
59
ka
re
na
ny
a
Lhi
tung
Lta
bel
m
ak
sa
pe
l
ter
di
str
ib
us
i
no
al,
lal
u
di
ke
la
ko
nt
ro
de
ng
an
Lhi
tung
pr
et
es
t0.
10
da
Lhi
tung
p
os
tt
es
0.
12
ku
ra
ng
da
ri
Lta
bel
0,
16
1
ka
re
na
Lhi
tung
≤
Lta
bel
ak
sa
m
pe
ter
di
str
ib
us
no
m
al
pu
la.
eksperimen dan kontrol didapat Fhitung senilai 2,27 kemudian hasil Posttest
diperoleh Fhitung sebesar 0,68, sedangkan Ftabel dengan nilai 4,00, terlihat bahwa
homogen.
3. Uji N- Gain
Pada Uji N-Gain dilakukan untuk melihat terjadi atau tidak terjadinya
Data N-Gain
N-Gain
Eksperimen Kontrol
dan dikelas kontrol dari perubahan skor pretest dan skor posttest dapat
Tabel. 4.6 Hasil Uji N-Gain Nilai Rata-Rata Kelas Eksperimen Dan
Kontrol
Nilai Rata-Rata
60
kontrol
40
eksperimen
20
0
pretest posttest N-Gain
4. Uji Hipotesis
Diketahui data hasil pemahaman konsep telah normal dan homogen,
berikut:
konsep fisika peserta didik bisa dilihat dengan dilakukannya uji hipotesis,.
.
Tabel 4.7
DataPerolehanUji HipotesisPosttestEksperimen dan Kontrol
0,05 dikelas eksperimen didapat rata-rata 74,7 dengan varian 52,77 dan
pada kelas kontrol didapatkan rata-rata 70,8 dengan varian 36,83 yaitu
prapenelitian ke sekolah yang nantinya bisa menjadi bahan saat penelitian, pada
saat pra penelitian, peneliti mewawancarai guru yang mengajar mata pelajaran
Setelah diperoleh data lalu dianalisis, pada hasil analisis didapatkan bahwa
didapat hasil pretest dengan rata-rata 53,6, dan dikelas kontrol didapat nilai pretest
dengan rat-rata 47,6. Setelah itu pada akhir pembelajaran dilakukannya posttes,
Postest diperoleh nilai rata-rata sebesar 74,7 dikelas eksperimen dan didapat nilai
Pada kedua kelas terjadi kenaikan hal ini ditinjau dari hasil pretest dan
ddibandingkan kelas kontrol, hal ini dapat disimpulkan bawasanya peserta didik
Kemudian pada kedua kelas ini dilakukan perhitungan uji prasyarat yakni
dengan uji normalitas dan uji homogenitas Setelah mendapatkan data pretest dan
posttest. Uji normalitas bertujuan guna melihat apakah data terdistribusi normal
atau tidak, dilihat pada hasil perhitungan uji normalitas didapatkan L hitung 0,156 dan
0,104 pada pretest dan 0,141 dan 0,95 dengan Ltabel 0,122 pada posttest karena
melihat apakah jenis soal mepunyai keidentikan atau tidak, didapatkan hasil
Fhitung2,27 untuk pretest dan 0,68 untuk posttest dengan Ftabel 4,00 memperlihatkan
homogen.. hasil yang didapatkan sebesar 2,06>2,00 karena t hitung> ttabel dapat
Didalam penelitian ada dua kelas yang menjadi sampel yakni X MIA 2
dengan jumlah 25 siswa dijadikan sbagai kelas eksperimen dan kelas X MIA 1
dengan 25 siswa dijadikan sebagai kelas kontrol. Pelaksanaan penelitian
kompetensi dasar pada kedua kelas. Perolehan hasil pretest rata-rata untuk kelas
eksperimen dengan nilai pretes 53,6 dan kelas kontrol 47,6, hasil ini
kontrol.
pembelajaran Problem Basic Learnig (PBL) yaitu model yang digunakan pendidik
melingkar dengan memakai metode belajar diskusi, tanya jawab dan eksperimen.
sintak yaitu Led in, Reconstruction serta Production. Dimana langkah model
peristiwa serta kognifit siap peserta didik untuk bahan asosiasi lewat kegiatan
tanya jawab, keempat pendidik membagikan bahan ajar dan mempersilahkan tia
kelompok untuk mempelajarinya jadi siswa mendapat input berita dan juga
konsep fisika lewat kegiatan asimilasi , guru menggali peristiwa serta kognitif siap
terdahulu lewat mediasi pendidik, kelima siswa bereksplorasi melalui tugas untuk
menjabarkan pemahaman baru, keenam konsep fisika yang baru saja diperoleh
yang dipelajari.
Untuk posttest dilakukan pada akhir pertemuan pada kedua sampel setelah
keadaan ini ditunjukkan pada rerata nilai setiap kelas. Nilai posttest dengan rata-
rata sebesar 70,8 untuk kelas yang tidak diberi perlakuan. Nilai postes dengan
rata-rata 74,7 untuk kelas yang mendapat perlakuan. Dilihat dari nilai rata-rata
posttest kelas eksperimen mempunyai nilai cukup tinggi disbanding kelas control.
Maka hal ini dapat dikatakan bahwa nilai kognitif belajar siswa dikelas
baik dibanding kelas yang memakai model Problem Basic Learnig (PBL).
dengan hasil postest kelas eksperimen dan kontrol ternyata mengalami suatu
peningkatan setelah kita menggunakan perlakuan. Hasil pretest dan posstest kedua
kelas dilakukan analisis dengan uji N-Gain. Nilai uji N-Gain menunjukkan
perbedaan nilai pretes dan postes baik dikelas eksperimen maupun dikelas control,
terlihat pada tabel 4.4. nilai rata-rata N-Gain sebesar 0,446 kelas eksperimen
dengan kriteria sedang, dan nilai rata-rata dikelas kontrol medapatkan 0,425
mendapat peninkatan hasil belajar yang cukup baik apabila dibandingkan dikelas
kontrol. Jadi peristiwa inilah yang menjadi dasar tercapainya model pembelajaran
Meaningfull Instructional Design untuk meningkatkan pemahaman konsep fisika
peserta didik.
yaitu pada penelitian yang dilakukan oleh Ati Suryati, Rianti Cahyani yang
Dari hasil tes berupa soal pilihan ganda yang terdapat empat tingkatan
alternatif jawaban yaitu pada tingkat kesatu menjawab soal pilihan ganda, kedua
jawaban, keempat berupa tingkat keyakinan dalam memilih alasan pada tingkat
ketiga. Didapatkan hasil yakni peserta didik masih tergolong belum paham konsep
peningkatan yakni siswa masuk kriteria paham konsep. dengan ini adanya model
medeteksi pemahaman konsep, yaitu pada penelitian yang dilakukan oleh Rizki
Annisa, Budi Astuti, dan Budi Naini Mindyarto yang kesimpulanya bahwa tes
berbentuk soal pilihan ganda four-tier test, diberikan sebelum adanya perlakuan
73 Ati Suryati And And Rianti Cahyani, ‗Model Pembelajaran Cooperative Tipe
Meaningful Instructional Design (Mid) Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemahaman
Konsep Matematik Peserta Didik Sma‘, 02.02 (2018), 160–68.
74 Rizki Annisa, Budi Astuti, and Budi Naini Mindyarto, ‗Tes Diagnostik Four
Tier Untuk Identifikasi Pemahaman Dan Miskonsepsi Siswa Pada Materi Gerak
Melingkar Beraturan‘, 5.1 (2019), 25–32.
didalam pembelajaran. Tatap muka kedua dan ketiga pelaksanaan kegiatan
kegiatan pembelajaran. Nilai yang di dapat di observasi yakni pada tatap muka
kedua, dan ketiga terjadi kenaikan dengan rata-rata perolehan nilai 91,53% dengan
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil penelitian mengenai ―Pengaruh Model
nilai sebesar 2,06>2,00 karena Thitung>Ttabel dengan taraf signifikan 0,05 maka
B. Saran
yang dapat melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran, dan dapat
Peserta Didik yang lebih luas lagi, dan berbeda dengan penelitian
sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Annisa, Rizki, Budi Astuti, and Budi Naini Mindyarto, ‗Tes Diagnostik Four Tier
Untuk Identifikasi Pemahaman Dan Miskonsepsi Siswa Pada Materi Gerak
Melingkar Beraturan‘, 5.1 (2019),
Bernholt, Lars Horf & Sascha, ‗Longitudinal Couplings Between Interest And
Conceptual Understending Secondary School Chemistry And Activity Based
Perspective‘, Internasional Journal Of Science Of Education, 42 (2019)
Dahar, Ratna Wilis, „Teori-Teori Belajar Dan Pembelajaran‟ (Bandung:
Erlangga, 2011)
Dkk, Sam Mc Kagan, ‗Normalized Gain‘ <What Is It and When and How Shold I
UseIt ?‖(On-Line)Tersedia
di:https://www.physport.org/recomendations/entry.cfm?_e_pi_=7%2CPAGE
_ID10%2C5818789421(12maret 2019, Pukul 09.00).>
Fitriatun, Atik, and Sukanti, ‗Analisis Validitas, Reliabilitas Dan Butir Soal
LatihanUjian Nasional Ekonomi Akuntansi Di MAN Maguwaharjo‘, 3,
2013, 1–11 Implementasi Model Pembelajaran Poe ( Predict Observe
Explain ) Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi
Hukum Newton
Hermita, Neni, And Andi Suhandi, and Erna wulan Syaodih, ‗Identifikasi
Miskonsepsi Pada Materi Listrik Statis Pada Mahasiswa Calon Guru Sekolah
Dasar‘, In Prosiding Pendas, 2016
Huda, Miftahul, „Model – Model Pengajaran Dan Pembelajaran‟ (yogyakarta:
pustaka pelajar, 2014)
Irsanti, Riska, Ibnu Khaldun, and Latifah Hanum, ‗Identifikasi Miskonsepsi Siswa
Menggunakan Four-Tier Diagnostic Test Pada Materi Larutan Elektronik
Dan Larutan Non Elektrolit Di Kelas X SMA Islam Al-Falah Kabupaten
Aceh Besar‘, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia (JIMPK), 2.3
(2017)
Ismail, Imiara Indah, Achmad Samsudin, Endi Suhendi, and Ida Kaniawati,
‗Diagnostik Miskonsepsi Melalui Listrik Dinamis Four Tier Test‘, Prosising
Simposium Nasional Inovasi Dan Pembelajaran Sains, 2015
Made, Desak, Agung Ratih, I Wyn Sujana, and I Wayan Wiarta, ‗Ada Pengaruh
Penerapan Model Pembelajaran Mid Berbantuan Media Teka Teki Silang
Dan Siswa Kelas V Sd Gugus Untung Surapati Denpasar Timur Jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar , FIP Universitas Pendidikan Ganesha‘, Mid,
2014
Martono, Nanang, „Metode Penelitian Kuantitatif‟ (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2012)
Otaya, Lian G, ‗Analisis Kualitas Butir Soal Pilihan Ganda Menurut Teori Tes
Klasik Dengan Menggunakan Program Iteman‘, Tadbir Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam, 2.2 (2014)
Quthb, Sayyid, „Tafsir Fi Zhilalil Qur‟an Jilid 11‟ (Jakarta: Gema Insani, 2004)
Rahayu, Rahmatika, ‗Analisis Kualitas Soal Pra Ujian Nasional Mata Pelajaran
Ekonomi Akuntasi‘, Jurnal Pendidikan Akuntasi Indonesia, XIV.1 (2016)
Ramadhany, Tazkia, and Dewi Koryati, ‗Analisis Model Dan Media Pembelajaran
Yang Digunakan Oleh Guru Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di Sma Se-
Kecamatan Inderalaya‘, 2003
Rosidah, Ida Ittifaqur, Beti Rahayu, and Dwi Fitri Nurhayati, ‗Penerapan Metode
Meaningful Instructional Design ( Mid ) Dalam Bimbingan Klasikal Untuk
Me‘, Prosiding Online ( e-ISBN : 978-602-5498-30-5 ) Seminar Nasional
Dan Workshop Bimbingan Dan Konseling 2018, Mid, 2018
Sanjaya, Wina, Penelitian Pendidikan Jenis, Metode Dan Prosedur, 3rd edn
(Jakarta: Prenadamedia Grup, 2015)
Saregar, Antomi, Sri Latifah, and Meisita Sari, ‗Efektivitas Model Pembelajaran
CUPS: Dampak Terhadap Kemampuan Berfikir Tingkat Tinggi Peserta Didik
Madrasah Aliyah Mathla‘ul Anwar Gisting Lampung‘, Jurnal Ilmiah
Pendidikan Fisika ‟Al-Biruni, 05.2 (2016), 233–43
<https://doi.org/10.24042/jpifalbiruni.v5i2.123>
Sutrisno, Asep Dedy, Achmad Samsudin, Winny Liliawati, and Ida Kaniawati,
‗Model Pembelajaran Two Stay Two Stray ( Tsts ) Dan Pemahaman Siswa
Tentang Konsep Momentum Dan Impuls‘, Jurnal Pengajaran MIPA, 20.1
(2015)