Persepsi Mempengaruhi Rendahnya Pemakaian Kontrasepsi Implan
Persepsi Mempengaruhi Rendahnya Pemakaian Kontrasepsi Implan
Persepsi Mempengaruhi Rendahnya Pemakaian Kontrasepsi Implan
lainnya. Menurut BKKBN pada tahun 2019 berbagai macam alat kontrasepsi dan
persentasi pengguna kontrasepsi implan hanya keuntungannya, pelayanan kontrasespi serta
sebesar 7,4 % sangat jauh berbeda dengan safari KB Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
metode suntik dan pil yang masing-masing (MJKP) gratis, dengan adanya program ini
tercatat sebesar 63,7% dan pil sebesar 17,0%. dimaksudkan agar pemakaian KB MKJP
Walaupun pengguna kontrasepsi implan naik khususnya implan dapat ditingkatkan. Namun,
sebesar 0,2 % dari tahun sebelumnya yang faktanya sampai saat ini minat terhadap
hanya tercatat sebesar 7,2% saja. Walaupun kontrasepsi implan tidak mengalami perubahan
demikian kenaikan ini masih relatif sangat jauh yang berarti.
berbeda dari metode kontrasepsi lainnya. Di Banyak faktor yang menyebabkan
Sulawesi Selatan sendiri pengguna kontrasepsi rendahnya minat ibu dalam menggunakan
implan hanya sebesar 79.889 (10,3%), kontrasepsi implan. Menurut penelitian yang
walaupun angka ini melebihi rata-rata pengguna dilakukan (Saad, 2018), mengenai faktor-faktor
kontrasepsi implan secara nasional tapi tidak yang berhubungan dengan penggunaan alat
dapat dipungkiri bahwa angka ini masih kontrasepsi implan di Puskesmas Batulappa
terbilang rendah (Kemenkes RI, 2019). Kab. Pinrang menyatakan bahwa ada hubungan
Rendahnya pemakai kontrasepsi Implan antara pengetahuan dan dukungan suami
ini juga mencakup Kota Makassar. Menurut terhadap minat ibu menggunakan kontrasepsi
data Dinas Kesehatan tahun 2017 di Kota implan. Hal ini juga sejalan dengan penelitian
Makassar pengguna kontrasepsi implan hanya (Rahmi & Hadi, 2020) yang juga menambahkan
sekitar 12.717 (7,3%) saja, persentasi pengguna satu faktor yaitu peran tenaga kesehatan.
metode kontrasepsi tertinggi ialah suntik dengan Sedangkan faktor sosial budaya tidak termasuk
angka pengguna sebesar 89.499 (51,70%) dan ke dalamnya.
dikuti oleh pil sebesar 54.791 (31,65%) (Dinkes Penelitian lainnya yang dilakukan
Kota Makassar, 2017). (Lestari & Rachmadini, 2019) mengenai faktor-
Menurut data dari Puskesmas Minasa faktor yang berhubungan dengan rendahnya
Upa pada bulan januari sampai desember 2019 minat ibu terhadap penggunaan implan
dengan pengguna kontrasepsi aktif sebanyak didapatkan ada hubungan antara usia, paritas,
3.253 akseptor, dimana pengguna tertinggi tingkat pendidikan, dan dukungan suami
adalah metode suntikan dengan angka 1.393 terhadap minat ibu menggunakan kontrasepsi
(29%) dikuti oleh pil sebanyak 1.014 (21,3%) Implan. Berdasarkan uraian tersebut maka
Intrauterine Device (IUD) sebanyak 390 peneliti tertarik untuk meneliti tentang faktor-
(7,5%), implan sebanyak 435 (9,1%), dan faktor yang mempengaruhi rendahnya
Metode Operasi Wanita (MOW) sebanyak 21 pemakaian kontrasepsi implan.
(0,4%).
Metode kontrasepsi implan yang METODE PENELITIAN
merupakan salah satu dari metode yang tersedia Jenis Penelitian
pada saat ini, nampaknya kurang diminati Jenis penelitian ini adalah adalah survey analitik
masyarakat khususnya pasangan usia subur dengan menggunakan pendekatan cross
meskipun efektifitas kontrasepsi implan ini sectional study.
sangat tinggi yaitu kegagalannya 0,2 – 1
kehamilan per 100 perempuan (Affandi et al., Lokasi dan Waktu Penelitian
2014). Pemerintah telah melakukan upaya untuk Penelitian dilaksanakan di Puskesmas Minasa
mengatasi, hal ini yaitu dengan membentuk Upa Kota Makassar, pada bulan Maret – Mei
kembali program Kependudukan Keluarga 2021.
Berencana dan Pembangunan Keluarga
(KKBPK) yang disebut dengan “Kampung Populasi dan Sampel
KB”. Kampung KB adalah program Keluarga Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
Berencana yang terkonsep dan terpadu dengan akseptor KB yang berkunjung di Puskesmas
program-program pembangunan lainnya, yang Minasa Upa periode Januari sampai November
terdiri dari pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan 2020 sebesar 312 akseptor KB. Sampel dalam
program lainnya (Mardiyono, 2017). penelitian ini adalah akseptor KB yang tidak
Program kampung KB meliputi menggunakan kontasepsi implan yang
kegiatan sosialisasi program KB, sosialisasi memenuhi kriteria inklusi yaitu ibu yang
bersedia menjadi responden dengan tahapan editing, coding, entry data, cleaning
menandatangani lembar persetujuan (informed data. Penyajian data dalam bentuk tabel
consent) dan ibu yang sedang menggunakan distribusi frekuensi.
kontrasepsi hormonal. Analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis univariat dan
Pengumpulan Data bivariat. Analisis univariat dalam penelitian ini
Pengumpulan data dilakukan dianalisa dengan menggunakan tabel distribusi
menggunakan kusioner dengan 3 jenis frekuensi dan persentase dari masing-masing
kuesioner yaitu kuesioner persepsi ibu, sosial variabel yang diteliti. Sedangkan analisis
ekonomi, dan kecemasan ibu. Kuesioner bivariat digunakan untuk menguji hipotesis
persepsi berisi 10 pernyataan dengan dengan menentukan hubungan antar variabel.
menggunakan skala likert yaitu skor 4 untuk Adapun uji yang digunakan adalah uji statistic
pilihan sangat setuju, skor 3 untuk pilihan chi-square untuk melihat hubungan kedua
setuju, skor 2 untuk pilihan kurang setuju dan 1 variabel dengan nilai p < 0,05.
untuk pilihan tidak setuju.
Kuesioner sosial ekonomi berisi 2 HASIL PENELITIAN
pertanyaan mengenai pendapatan dan Penelitian ini menggunakan data primer
Pendidikan ibu. Sedangkan kusioner kecemasan yang didapatkan melalui pengisian kuesioner.
ibu berisi 8 pernyataan dengan menggunakan Data yang telah diperoleh kemudian diolah
skala guttman yaitu dengan pilihan jawaban ya dengan menggunakan analisis uji Chi Square
atau tidak. dan disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan
crosstable (tabulasi silang) sesuai dengan tujuan
Pengolahan dan Analisis Data penelitian dan disertai narasi sebagai penjelasan
Pengolahan data dilakukan dengan tabel. Adapun hasil penelitian yang telah
menggunakan komputer program Statistical dilakukan diuraikan sebagai berikut:
Package For Social Science (SPSS) dengan
(52,2%) sedangkan responden yang memiliki cemas berjumlah 13 sampel (19,4%). Dari 67
sosial ekonomi yang cukup berjumlah 32 sampel mayoritas responden menggunakan
sampel (47,8%). kontrasepsi suntik dengan jumlah 38 sampel
Dari 67 sampel mayoritas responden (58,2%) sedangkan responden yang
merasa tidak cemas dengan jumlah 54 sampel menggunakan kontrasepsi pil berjumlah 28
(80,6%) sedangkan responden yang merasa sampel (41,8%).
Rendahnya Pemakaian
Variabel Kontrasepsi Implan Total
Suntik Pil Statistik
Penelitian
n % n % N %
Persepsi
Negatif 28 75,7 9 24,3 37 100
Positif 11 36,7 19 63,3 30 100 P=0,001
Jumlah 39 58,2 28 41,8 67 100
Sosial Ekonomi
Kurang 21 60 14 40 35 100
Cukup 18 56,3 14 43,8 32 100 P=0,756
Jumlah 39 58,2 28 41,8 67 100
Kecemasan
Cemas 9 69,2 4 30,8 13 100
Tidak Cemas 30 55,6 24 44,4 54 100 P=0,369
Jumlah 39 58,2 28 41,8 67 100
kontrasepsi pil yang merasa tidak cemasi memberikan pengetahuan yang baik terkait
berjumlah 24 orang (44,4%) dan yang merasa pemakaian kontrasepsi implan tersebut.
cemas berjumlah 4 orang (30,8%). Dari hasil uji Menurut penelitian (Wirda, 2021) bahwa
statistik Chi-Square diperoleh nilai p = 0,369 > kebanyakan responden mendapatkan informasi
dari α = 0,05 sehingga hipotesis alternatif (Ha) tersebut dari tetangga atau orang tua yang
ditolak artinya tidak ada hubungan antara pernah menggunakannya. Hal ini dapat
faktor kecemasan dengan rendahnya pemakaian menyebabkan tidak adanya klarifikasi tentang
kontrasepsi implan. kebenaran dari pengalaman tentang efek
samping tersebut.
PEMBAHASAN
Persepsi Sosial Ekonomi
Berdasarkan hasil penelitian yang Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan di Puskesmas Minasa Upa Kota dilakukan di Puskesmas Minasa Upa Kota
Makassar dari 67 sampel, menunjukkan ada Makassar dari 67 sampel, menunjukkan bahwa
hubungan berarti antara persepsi dengan tidak ada hubungan antara sosial ekonomi
rendahnya pemakaian kontrasepsi implan dengan rendahnya pemakaian kontrasepsi
dengan nilai p = 0,001 (p <0,05). Hal tersebut implan dengan nilai p = 0,756 > dari α = 0,05.
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Penelitian ini tidak sejalan sejalan dengan
(Siradjuddin & Heremba, 2017) dengan judul penelitian yang dilakukan oleh (Hidayah &
Hubungan Persepsi dan Minat Ibu dengan Harahap, 2016) dengan judul Faktor-faktor yang
Pemakaian Kontrasepsi Implan di Wilayah Mempengaruhi Rendahnya Pengunaan KB
Puskesmas Jongaya Makassar. Penelitian ini Implan pada Wanita Usia Subur (WUS) di Desa
juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan Partihaman Saroha Kecamatan
oleh (Kristianti et al., 2020) dengan judul Padangsidimpuan Hutaimbaru Tahun 2016.
Persepsi dan Minat Menggunakan Alat Menurut asumsi peneliti hal ini
Kontrasepsi Implan di Desa Ngasem Kediri. disebabkan karena masyarakat wilayah
Persepsi adalah interpretasi informasi puskesmas Minasa Upa menggunakan layanan
berdasarkan pengalaman yang telah dialami Kesehatan BPJS (Badan Penyelenggaraan
oleh seseorang ataupun informasi yang Jaminan Sosial) sehingga pemasangan serta
didapatkan dari orang-orang terdekat, dalam hal pelepasan implan ditanggung oleh layanan
ini, persepsi ibu tentang alat kontrasepsi, sangat BPJS hal ini menyebabkan biaya yang
mempengaruhi keputusan dalam memilih dikeluarkan oleh ibu tidak terlalu besar. Selain
kontrasepsi yang aman. Sehingga hal ini itu jika ibu tidak memiliki BPJS, ibu masih bisa
menentukan apakah ibu bersedia menggunakan mengakses pelayanan gratis menggunakan
kontrasepsi atau tidak. Pemahaman ibu terhadap JAMKESDA (Jaminan Kesehatan Daerah) jika
cara kerja, efek samping serta keuntungan suatu ibu menggunakan KTP (Kartu Tanda
alat kontrasepsi akan memudahkan ibu dalam Penduduk) wilayah Makassar. Jadi pelayanan
memilih alat kontrasepsi yang akan digunakan pemasangan serta pelepasan implan tidak akan
(Siradjuddin & Heremba, 2017). membebani ekonomi ibu.
Asumsi peneliti mengenai hasil
penelitian yang menunjukkan bahwa ada Faktor Kecemasan
hubungan antara persepsi dengan rendahnya Berdasarkan hasil penelitian yang
pemakaian kontrasepsi implan disebabkan dilakukan di Puskesmas Minasa Upa Kota
kurangnya pengetahuan ibu mengenai Makassar dari 67 sampel menunjukkan bahwa
kontrasepsi implan. Hal ini menyebabkan tidak ada hubungan antara faktor kecemasan
persepsi ibu cenderung negatif sehingga dengan rendahnya pemakaian kontrasepsi
membuat beberapa ibu percaya bahwa implan implan dengan nilai p = 0,369 > dari α = 0,05.
yang telah dipasangkan dapat berpindah sendiri Hal ini berhubungan dengan respon ibu yang
dari tempatnya. Dalam hal ini persepsi rata-rata hanya berada di tahap merasa takut
berpengaruh dalam keputusan ibu untuk tidak dengan prosedur pemasangan implan sehingga
memilih kontrasepsi implan sebagai pilihan. pada tahap ini ibu tidak dikategorikan
Persepsi ini dipengaruhi oleh mengalami kecemasan.
pengetahuan seseorang, dalam hal ini Perasaan takut yang dirasakan oleh ibu
dibutuhkan peran petugas kesehatan untuk disebabkan oleh ketakutan terhadap rasa nyeri