Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

LP Gerontik Hipertensi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PENDAHULUAN GERONTIK

DENGAN HIPERTENSI

DISUSUNOLEH:
IKA JUNIARTI

21231417

PROGRAM PROFESINERS
SEKOLAHTINGGIILMUKESEHATANPERTAMEDIKA
TAHUN2024
BABI

TINJAUANTEORI

A. Teori Menua
1. Definisi lanjut usia
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaaan yang terjadi di dalam
kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup,
tidak hanya dimulai dari suatu
waktutertentu,tetapidimulaisejakpermulaankehidupan. Menjadi tua
merupakan proses alamiahyangberartiseseorangtelahmelaluitiga tahap
kehidupan,yaitu anak, dewasa dan tua (Nugroho dalam Mujiadi dan
Rachmah S, 2022).

Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menua
bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur
mengakibatkan perubahan kumulatif, merupakan proses menurunnya daya
tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh
(Damanik S.M. dan Hasian, 2019).

2. Batasan usia lansia


Menurut WHO dalam Mujiadi dan Rachmah S(2022), klasifikasi lansia
adalah sebagai berikut :
a. Usia pertengahan (middle age), yaitu kelompok usia 45-54 tahun.
b. Lansia(elderly),yaitukelompokusia55-65 tahun.
c. Lansia muda (young old), yaitukelompok usia 66-74 tahun.
d . Lansia tua (old), yaitukelompokusia75-90tahun.
e. Lansia sangat tua (very old), yaitu kelompok usia lebih dari 90 tahun.

Sedangkan menurutDepkesRIdalam Mujiadi dan Rachmah


S(2022),klasifikasilansia terdiri dari :
a. Pra lansia yaitu seorang yang berusia antara 45-59 tahun
b. Lansia ialah seorang yang berusia 60 tahun atau lebih
c. Lansiarisikotinggiialahseorangyangberusia60 tahun atau lebih
dengan masalah kesehatan.
d. Lansia potensial adalah lansia yang masih mampu melakukan
pekerjaan dan kegiatan yang dapat menghasilkan barang atau jasa
e. Lansia tidak potensial ialah lansia yang tidak berdaya mencari
nafkah sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain.

3. Ciri-ciri lansia
Menurut Kholifahdalam Mujiadi dan Rachmah S(2022), membagi ciri
lansia menjadi 4 bagian sebagai berikut:
a. Lansiamerupakanperiode kemunduran
Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan
faktor psikologis. Motivasi memiliki peran yang penting dalam
kemunduran pada lansia. Misalnya lansia yang memiliki motivasi
yang rendah dalam melakukan kegiatan, maka akan
mempercepatproseskemunduranfisik,akan
tetapiadajugalansiayangmemilikimotivasi yang tinggi, maka
kemunduran fisik pada lansia akan lebih lama terjadi
b. Lansiamemilikistatus kelompok
Kondisi ini sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak
menyenangkan terhadap lansia dan diperkuat oleh pendapat yang
kurang baik, misalnya lansia yang lebih senang mempertahankan
pendapatnya maka sikap sosial di masyarakat menjadi negatif.
Tetapi ada juga lansia yang mempunyai tenggang rasa kepada
orang lain sehingga sikap sosial masyarakat menjadi positif
c. Menuamembutuhkanperubahanperan
Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami
kemunduran dalam segala hal. Perubahan peran pada lansia
sebaiknya dilakukan atas dasar keinginan sendiri bukan atas dasar
tekanan dari lingkungan. Misalnya lansia menduduki jabatan sosial
di masyarakat sebagai Ketua RW, sebaiknya masyarakat tidak
memberhentikan lansia sebagai ketua RW karena usianya
d. Penyesuaianyangburuk padalansia
Perlakuan yang buruk terhadap lansia membuatmerekacenderung
mengembangkan konsep diri yang buruk sehingga dapat
memperlihatkan bentuk perilaku yang buruk. Akibat dari perlakuan
yang buruk itu membuat penyesuaian diri lansia menjadi buruk
Contoh : lansia yang tinggal bersama keluarga sering tidak
dilibatkan untuk pengambilan keputusan karena dianggap pola
pikirnya kuno, kondisi inilahyangmenyebabkanlansiamenarikdiri
dari lingkungan, cepat tersinggung dan bahkan memiliki harga diri
yang rendah.

4. Masalahyangdihadapi lansia
Dalam Mujiadi dan Rachmah S.(2022), masalah yang dihadapi oleh
lansia adalah:
a. Fisik
Masalah yang sering dihadapi oleh lansia adalah kondisi fisik yang
mulai melemah, sehinggaseringterjadipenyakitdegenerative
misalnya radang persendian. Keluhan akan muncul ketika seorang
lansia melakukan aktivitas yang cukup berat misalnya mengangkat
beban yang berlebih maka akan dirasakan nyeri pada
persendiannya. Lansia juga akan mengalami penurunan indra
pengelihatan dimana lansia akan mulai merasakan pandangannya
kabur. Lansia juga akan mengalami penurunan dalam indra
pendengaran dimana lansia akan merasakan kesulitan dalam
mendengar. Lansia juga mengalami penurunan dalam kekebalan
tubuh atau daya tahan tubuh yang menurun, dan ini merupakan
lansia termasuk kategori manusia tua yang rentan terserang
penyakit
b. Kognitif
Masalah yang tidak kalah pentingnya yang sering dihadapi oleh
lansia adalah terkait dengan perkembangan kognitif. Misalnya
seorang lansia merasakan semakin hari semakin melemahnya daya
ingat terhadap sesuatuhaldandimasyarakatdisebutdenganpikun.
Kondisi ini akan menjadi boomerang bagi lansia yang mempunyai
penyakit diabetes mellitus karena terkait dengan asupan jumlah
kalori yang dikonsumsi. Daya ingatan yang tidak stabil akan
membuat lansia sulit untuk dipastikan sudah makan atau belum.
Dampak dari masalaha kognitif yang lainnya adalah lansia sulit
untuk bersosialisasi dengan masyarakat di sekitar. Hal ini
dikarenakan lansia yang sering lupa membuat masyarakat
menjauhinya bahkan lansia akan menjadi bahan olokan oleh orang
lain karena kelemahannya tersebut
c. Emosional
Masalah yang biasanya dihadapi oleh lansia terkait dengan
perkembangan emosional yakni sangat kuatnya rasa ingin
berkumpul dengan anggota keluarga. Kondisi tersebut perlu adanya
perhatian dan kesadaran dari anggota keluarga. Ketika lansia tidak
diperhatikan dan tidak dihiraukan oleh anggota keluarga, maka
lansia sering marah apalagi ada sesuatu yang kurang sesuai dengan
kehendak pribadi lansia. Terkadang lansia juga terbebani dengan
massalah ekonomi keluarganya yang mungkin masih dalam
kategori kekurangan dan hal tersebut
menjadibebanbagilansiasehinggatidak sedikit lansia yang
mengalami stres akibat masalah ekonomi yang kurang terpenuhi
d. Spiritual
Masalah yang sering dihadapi paralansia diusia senjanya terkait
dengan perkembangan spiritual adalah kesulitan untuk menghafal
kitab suci karena ada masalah pada kognitifnya dimana daya
ingatnya yang mulai menurun. Lansia yang menyadari bahwa
semakin tua harus banyak mendekatkan diri pada Tuhan maka akan
semakin banyak dan meningkatkan nilai beribadah. Lasia akan
merasa kurang tenang ketika mengetahui ada anggota keluarganya
yangbelummengerjakanibadah,danmerasa sedih ketika menemui
permasalahan hidup yang cukup serius dalam keluarganya.

5. Perawatan masalah lansia


Perawatan yang bisa dilakukan terhadap masalah lansia menurut Mujiadi
dan Rachmah S.(2022) adalah:
a. PerawatanFisik
Perawatan pada lansia juga dapat dilakukan dengan pendekatan fisik
melalui perhatian terhadapkesehatan,kebutuhan,kejadianyang
dialami klien lansia semasa hidupnya, perubahan fisik pada organ
tubuh, tingkat kesehatan yang masih dapat dicapai dan
dikembangkan,danpenyakityangdapat dicegah atau progresifitas
penyakitnya. Pendekatan fisik secara umum bagi klien lanjut usia
dapat dibagi 2 bagian:
1) Klien lansia yang masih aktif dan memiliki keadaan fisik yang
masih mampu bergerak tanpa bantuan orang lain sehingga dalam
kebutuhannya sehari-hari ia masih mampu melakukannya sendiri.
2) Klien lansia yang pasif, keadaan fisiknya mengalami kelumpuhan
atau sakit. Perawat harus mengetahui dasar perawatan klien lansia
ini, terutama yang berkaitan dengan kebersihan perseorangan untuk
mempertahankan kesehatan.
b. PerawatanPsikologis
Perawat mempunyai peranan penting untuk mengadakan pendekatan
edukatif pada klien lansia. Perawat dapat berperan sebagai
pendukung terhadap segala sesuatu yang
asing,penampungrahasiapribadidansahabat yang akrab. Perawat
hendaknya memiliki kesabaran dan ketelitian dalam memberi
kesempatan dan waktu yang cukup banyak untuk menerima
berbagai bentuk keluhan agar lansia merasa puas. Perawat harus
selalu memegang prinsip triple S yaitu sabar, simpatik dan service.
Bila ingin mengubah tingkahlakudanpandanganmerekaterhadap
kesehatan, perawat bisa melakukannya secara perlahan dan bertahap
c. PerawatanSosial
Berdiskusi serta bertukar pikiran dan cerita merupakan salah satu
upaya perawat dalam melakukan pendekatan sosial. Memberi
kesempatan untuk berkumpul bersama dengan sesama klien lansia
berarti menciptakan sosialisasi. Pendekatan sosial ini merupakan
pegangan bagi perawat bahwa lansia adalah makhluk sosial yang
membutuhkan orang lain. Dalam pelaksanaannya, perawat dapat
menciptakan hubungan sosial, baik antar lania maupun lansia
dengan perawat. Perawat memberi kesempatan seluas-luasnya
kepada lansia untuk mengadakan komunikasi dan melakukan
rekreasi. Lansia perlu dimotivasi untuk membaca surat kabar dan
majalah.

B. Faktor-faktoryangmempengaruhi prosespenuaan
Menurut Mujiadi dan Rachmah S.(2022), ada beberapa faktor yang
mempengaruhi proses penuaan , yaitu:
1. Keturunan AtauGenetik
Menurut teori genetik, menua adalah suatu proses yang telah
terprogram secara genetik untuk spesies – spesies tertentu. Menua
terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogram oleh
molekul – molekul / DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami
mutasi. Sebagai contohyang khas adalah mutasi dari sel – sel kelamin
(terjadi penurunan kemampuan fungsional sel).Seorang kakek dengan
usia diatas 100 tahun belum tentu dapat menurunkan sifat gen tersebut
ke garis keturunannya sesuai dengan usianya atau bahkan
keturunannya dapat hidup diatas usia 100 tahun. Kondisi ini sangat
dipengaruhi oleh banyak factor baik dari internal maupun eksternal
tubuhnya.
2. StatusKesehatan
Reaksi dari kekebalan sendiri (auto immune theory) Di dalam proses
metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat khusus. Ada jaringan
tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga jaringan
tubuh menjadilemahdansakit.4)Teori “immunology slow virus”
(immunology slow virus theory) Sistem immune menjadi efektif
denganbertambahnyausiadanmasuknya virus kedalam tubuh dapat
menyebabkan kerusakan organ tubuh.
3. LingkunganDisekitarnya
Lansia dengan asupan nutrisi yang sehat cukup gizinya dan terjaga
kebersihannyamaka tubuhnya tidak gampang sakit. Asupan
nutrisitersebut sangat dibutuhkan oleh tubuh lansia agar tetap
beraktivitas sesuai dengan kemampuannya. Protein yang cukup baik
dari hewani maupun nabati dengan takaran yang cukup diharapkan
akan mempertahankan kolagendanstrukturmasaototyangmenurun di
masa lansia.Pengurangan “intake” kalori pada rodentia muda akan
menghambat pertumbuhan dan memperpanjang umur. Perpanjangan
umur karenajumlahkaloritersebutantaralain disebabkan karena
menurunnya salah satu atau beberapa proses metabolisme. Terjadi
penurunan pengeluaran hormon yang merangsang proliferasi sel
misalnya insulin dan hormon pertumbuhan. Jaringan seperti kulit dan
kartilago kehilangan elastisitasnya pada lansia. Proses kehilangan
elastisitas ini dihubungkan dengan adanya perubahankimia pada
komponen protein dalam jaringan tertentu. Pada lansia beberapa
protein (kolagen dan kartilago, dan elastin pada kulit)
dibuatolehtubuhdenganbentukdanstruktur yang berbeda dari protein
yang lebih muda. Contohnya banyak kolagen pada kartilagodan elastin
pada kulit yang kehilangan fleksibilitasnya serta menjadi lebih tebal,
seiring dengan bertambahnya usia. Hal ini dapat lebih mudah
dihubungkan dengan perubahan permukaan kulit yang kehilangan
elastisitanya dan cenderung berkerut, juga
terjadinyapenurunanmobilitasdankecepatan pada system
musculoskeletal.
4. Lingkungan disekitarnya
Lingkungan yang alami dan sejuk adalah tempat yang nyaman dan jauh
dari polusi, sehingga produksi oksigen yang murni dan bersih sangat
baik untuk kesehatan manusia
terutamalansia.Ketikalansiahidupdisebuah kota yang panas dan
berpolusi maka lansia semakin rentan mengalami sakit. Kondisi
tersebutmenyebabkan penurunan kemam-puan sel di dalam tubuh untuk
mempertahankan diri dari oksigen yang mengandung zat racun dengan
kadar yang tinggi, tanpa mekanisme pertahanan diri tertentu.
Ketidakmampuan mempertahankan diri dari toksin tersebut membuat
struktur membran sel mengalami perubahan serta terjadi kesalahan
genetik. Membran sel tersebut merupakan alat sel supaya dapat
berkomunikasi dengan lingkungannya dan berfungsi juga untuk
mengontrol proses pengambilan nutrisi dengan proses ekskresi zat
toksik di dalam tubuh. Fungsi komponen protein pada membran sel
yang sangat pentingbagiprosestersebut,dipengaruhioleh rigiditas
membran. Konsekuensi dari kesalahan genetik adalah adanya
penurunan reproduksi sel oleh mitosis yang mengakibatkan jumlah sel
anak di semua jaringan dan organ berkurang. Hal ini akan
menyebabkan peningkatan kerusakan sistem tubuh
5. PengalamanHidup
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak
berubahpadalansia.Identitypadalansia yang
sudahmantapmemudahkandalammemelihara hubungan dengan
masyarakat, melibatkandiridenganmasalahdimasyarakat, kelurga dan
hubungan interpersonal. Seseorang yang dimasamudanya aktif dan terus
memelihara keaktifannya setelah menua. Sense of integrity yang dibangun
dimasa mudanya tetap terpelihara sampai tua. Sebagian lansia adayang
sukses terutama mereka yang aktif danikut banyak dalam kegiatan sosia.
Akan tetapi ada sebagian bahwa dengan bertambahnyausia, seseorang
secara pelan tetapi pasti mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya
atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya
6. TekananMental
Aktivitas atau kegiatan ketika seseorang memasuki usia lanjut akan
mengalami penurunan jumlah kegiatan yang dapat
dilakukannya,sehinggamenjadibebanmental tersendiri bagi lansia.
Kondisi ini tidak semua lansia mengalaminya dan ada sebagian lansia
yang sukses yaitu mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan
sosial. Lansia yang sukses tersebut dapat mengatur pola
kehidupannyadengan mempertahankan hubungan antara sistem sosial
dan individu agartetapstabil.Tingkahlakulansiatersebut dipengaruhi
olehkepribadiannya. Para ahli menyatakan bahwa perubahan yang
terjadi pada seseorang yang lansia sangat dipengaruhi oleh tipe
personality yang dimiliki. Menua terjadi akibat hilangnya sel- sel
yang biasa digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat
mempertahankan kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha dan
stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai.

C. DefinisiHipertensi
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik pada tubuh
seseorang lebih dari atau sama dengan 140 mmHg dan atau tekanan darah
diastolik lebih dari atau sama dengan 90 mmHg( UPKKemenkes, 2021).

D. Etiologi
Menurut Ekasari dkk (2021), hipertensi atau tekanan darah tinggi dipengaruhi
oleh faktor genetik dan lingkungan. Selain itu, ada faktor risiko yang bisa
menyebabkan terjadinya hipertensi, yang dibagi menjadi faktor risiko yang
tidak dapat diubah dan faktor risiko yang dapat diubah.
1. Faktor risiko yang tidak dapat dirubah
a. Riwayat keluarga
Faktor genetik cukup berperan terhadap timbulnya hipertensi. Jika kita
memiliki riwayat keluarga sedarah dekat (orang tua, kakak atau adik,
kakek atau nenek) yang menderita hipertensi, maka kita memiliki risiko
untuk mengalami hipertensi menjadi lebih tinggi.
b. Usia
Tekanan darah cenderung lebih tinggi seiring bertambahnya usia. Hal
ini disebabkan karena semakinbertambahnya usia, terutama usia lanjut,
pembuluh darah akan secara alami menebal dan lebih kaku. Perubahan
ini dapat meningkatkan risiko hipertensi. Meskipun demikian, anak-
anak juga dapat mengalami hipertensi.
c. Jenis kelamin
Laki-laki lebih banyak mengalami hipertensi di bawah usia 55 tahun,
sedangkan pada wanita lebih sering terjadi saat usia di atas 55 tahun.
Setelah menopause, wanita yang tadinya memiliki tekanan darah
normal bisa saja terkena hipertensi karena adanya perubahan hormonal
tubuh.

2. Faktor risiko yang dapat diubah.


a. Pola makan tidak sehat
Kebiasaan mengonsumsi makanan tinggi garam atau makanan asin
dapat menyebabkan terjadinya hipertensi. Begitu pula dengan kebiasaan
memakan makanan yang rendah serat dan tinggi lemak jenuh.
b. Kurangnya aktivitas fisik
Aktivitas fisik baik untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah.
Kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan bertambahnya berat
badan yang meningkatkan risiko terjadinya tekanan darah tinggi
c. Kegemukan
Ketidakseimbangan antara asupan makanan dengan pengeluaran energi
menyebabkan kegemukan dan obesitas. Secara definisi, obesitas ialah
kelebihan jumlah total lemak tubuh > 20 persen dibandingkan berat
badan ideal. Kelebihan berat badan ataupun obesitas berhubungan
dengan tingginya jumlah kolesterol jahat dan trigliserida di dalam
darah, sehingga dapat meningkatkan risiko hipertensi. Selain hipertensi,
obesitas juga merupakan salah satu faktor risiko utama diabetes dan
penyakit jantung.
d. Konsumsi alkohol berlebih
Konsumsi alkohol yang rutin dan berlebih dapat menyebabkan berbagai
gangguan kesehatan, termasuk di antaranya adalah hipertensi. Selain
itu, kebiasaan buruk ini juga berkaitan dengan risiko kanker, obesitas,
gagal jantung, stroke, dan kejadian kecelakaan.
e. Merokok
Merokok dapat merusak jantung dan pembuluh darah. Nikotin dapat
meningkatkan tekanan darah, sedangkan karbon monoksida bisa
mengurangi jumlah oksigen yang dibawa di dalam darah. Tak hanya
perokok saja yang berisiko, perokok pasif atau orang yang menghirup
asap rokok di sekitarnya juga berisiko mengalami gangguan jantung
dan pembuluh darah.
f. Stres
Stres berlebih akan meningkatkan risiko hipertensi. Saat stres, kita
mengalami perubahan pola makan, malas beraktivitas, mengalihkan
stres dengan merokok atau mengonsumsi alkohol di luar kebiasaan.
Hal-hal tersebut secara tidak langsung dapat menyebabkan hipertensi.
g. Kolesterol tinggi
Kolesterol yang tinggi di dalam darah dapat menyebabkan penimbunan
plak aterosklerosis, yang nantinya dapat membuat pembuluh darah
menyempit sehingga meningkatkan tekanan darah. Selain itu, plak
aterosklerotik yang terbentuk juga bisa menyebabkan penyakit jantung
koroner, yang bila tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan
serangan jantung. Apabila plak aterosklerotik berada di pembuluh darah
otak, bisa menyebabkan stroke.
h. Diabetes Diabetes dapat meningkatkan risiko terjadinya hipertensi.
The American Diabetes Association melaporkan dari tahun 2002-2012
sebanyak 71 persen pasien diabetes juga mengalami hipertensi.
Diabetes dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah akibat
menurunnya eslastisitas pembuluh darah, meningkatnya jumlah cairan
di dalam tubuh, dan mengubah kemampuan tubuh mengantur insulin.
i. Obstructive Sleep Apnea atau Henti Nafas
Obstructive sleep apnea (OSA) atau henti napas saat tidur merupakan
salah satu faktor yang dapat memicu terjadinya hipertensi. Pada OSA,
terjadi sumbatan total atau sebagian pada jalan napas atas saat tidur,
yang dapat menyebabkan berkurang atau terhentinya aliran udara.
Kondisi ini dapat menyebabkan penurunan jumlah oksigen di dalam
tubuh. Hubungan antara OSA dengan hipertensi sangat kompleks.
Selama fase henti napas, dapat terjadi peningkatan aktivitas saraf
simpatis dan peningkatan resistensi vaksular sistemik yang
menyebabkan meningkatnya tekanan darah.

E. Tanda dan gejala


Hipertensi merupakan penyakit yang sering kali tidak disadari
keberadaannya. Dalam banyak kasus, penyakit ini baru diketahui ketika sudah
terjadi komplikasi berbahaya yang dapat berujung pada kematian (Ekasari
dkk, 2021).

Berikut tanda dan gejala hipertensi menurut Ekasari dkk (2021):


1. Sering Sakit Kepala
Sakit kepala merupakan gejala hipertensi yang paling sering terjadi.
Keluhan ini khususnya dirasakan oleh pasien dalam tahap krisis, di mana
tekanan darah berada di angka 180/120 mmHg atau bahkan lebih tinggi
lagi. Apabila kita pernah atau sering mengalami nyeri kepala yang terjadi
secara tiba-tiba, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter, agar hipertensi
dapat dideteksi segera.
2. Gangguan Penglihatan
Gangguan penglihatan adalah salah satu komplikasi dari tekanan darah
tinggi. Tanda hipertensi yang satu ini dapat terjadi secara mendadak atau
perlahan.Salah satu gangguan penglihatan yang dapat terjadi adalah
retinopati hipertensi. Ketika terjadi peningkatan tekanan darah, pembuluh
darah mata dapat pecah. Hal ini menyebabkan penurunan penglihatan mata
secara tajam dan mendadak.
3. Mual dan Muntah
Mual dan muntah adalah gejala darah tinggi yang dapat terjadi karena
peningkatan tekanan di dalam kepala. Hal ini dapat terjadi akibat beberapa
hal, termasuk perdarahan di dalam kepala Salah satu faktor risiko
perdarahan di dalam kepala adalah hipertensi. Seseorang dengan
perdarahan otak dapat mengeluhkan adanya muntah menyembur yang
terjadi tiba-tiba.
4. Nyeri Dada
Penderita hipertensi dapat mengalami keluhan nyeri dada. Kondisi ini
terjadi akibat penyumbatan pembuluh darah pada organ jantung. Tidak
jarang, nyeri dada menjadi penanda dari serangan jantung yang juga
bermula dari tekanan darah tinggi. Segera periksakan ke dokter apabila
mengalami salah satu gejala ini.
5. Sesak Napas
Penderita hipertensi juga dapat merasakan keluhan sesak napas. Keadaan
ini terjadi ketika jantung mengalami pembesaran dan gagal
memompadarah. Jika sering mengalaminya, jangan ragu untuk
berkonsultasi dengan dokter.
6. Bercak Darah di Mata
Sering disebut dengan perdarahan sub konjungtiva, gejala hipertensi ini
sering ditemukan pada individu dengan diabetes atau tekanan darah tinggi.
Namun, bukan kedua kondisi tersebutlah yang menyebabkannya secara
langsung. Apabila menemukan bercak darah di mata, konsultasikan kepada
dokter mata mengenai kerusakan terhadap saraf mata yang disebabkan
oleh tekanan darah tinggi.
7. Muka yang Memerah
Ketika pembuluh darah di muka melebar, area wajah akan terlihat
memerah. Hal ini dapat terjadi akibat respons dari beberapa pemicu,
seperti pajanan matahari, cuaca dingin, makanan pedas, angin, minuman
panas dan produk perawatan kulit. Meski disebabkan oleh banyak hal,
facial flushing alias wajah memerah bisa juga menjadi gejala hipertensi.
Ini terjadi ketika tekanan darah meningkat lebih dari biasanya.
8. Rasa Pusing
Obat pengontrol tekanan darah dapat menimbulkan rasa pusing sebagai
salah satu efek sampingnyaMeski bukan berasal dari tekanan darah yang
meningkat, sensasi pusing tidak dapat dihiraukan begitu saja, terutama
apabila muncul secara tiba-tibaRasa pusing yang tiba-tiba muncul,
hilangnya keseimbangan atau koordinasi, dan adanya kesulitan berjalan
merupakan tanda peringatan akan terjadinya stroke. Berhati-hatilah, karena
tekanan darah tinggi merupakan salah satu faktor risiko pemicu stroke.
9. Mimisan
Mimisan pada umumnya terjadi saat tekanan darah sedang sangat tinggi.
Apabila mimisan juga disertai dengan tanda hipertensi yang telah
disebutkan di atas, segera kunjungi unit gawat darurat karena merupakan
suatu kegawatan medis.

F. Klasifikasi/Derajat
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibedakan menjadi dua golongan yaitu :
1. Hipertensi primer atau hipertensi esensial, terjadi karena peningkatan
persisten tekanan arteri akibat ketidakteraturan mekanisme kontrol
homeostatik normal.
2. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal merupakan hipertensi yang
penyebabnya diketahui. Hampir semua hipertensi sekunder berhubungan
dengan ganggaun sekresi hormon dan fungsi ginjal. Umumnya hipertensi
sekunder dapat disembuhkan dengan penatalaksanaan penyebabnya secara
tepat (Tambunan F. F. dkk, 2021).

Berdasarkan tingginya tekanan darah, hipertensi diklasifikasikan sebagai


berikut(Tambunan F. F. dkk, 2021):
1. Hipertensi bordeline : tekanan darah antara 140/90 mmHg dan 160/95
mmHg
2. Hipertensi ringan : tekanan darah antara 160/95 mmHg dan 200/110
mmHg
3. Hipertensi moderate : tekanan darah antara 200/110 mmHg dan 230/120
mmHg
4. Hipertensi berat : tekanan darah antara 230/120 mmHg dan 280/140
mmHg

G. Pathway (meliputi teori menua dikaitkan dengan pathway penyakit


sampai muncul masalahkeperawatan)
Orang yang berusia lanjut atau lansia memiliki resiko tinggi menderita
hipertensi. Semakin bertambahnya umur seseorang akan meningkatkan faktor
risiko hipertensi karena anatomi tubuh yang mulai mengalami perubahan,
dimana pembuluh darah akan kehilangan kelenturan. Pembuluh darah
menjadi kaku dan sempit sehingga tekanan darah akan meningkat (Kemenkes
RI dalam Ekasari dkk, 2021).

Pada umumnya gejalanya jarang terlihat sehingga dapat mengundang


penyakit lain yang berbahaya untuk menyerang tubuh kita seperti jantung,
ginjal, diabetes dan stroke. Masalah yang timbul tersebut terjadi bila tekanan
darah tidak terkontrol dalam jangka waktu lama (Ekasari dkk, 2021).

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah


terletakdipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras sarafsimpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan
keluar dari kolumna medulla spinalisgangliasimpatisditoraksdanabdomen.
Rangsanganpusatvasomotordihantarkandalambentukimpulsyangbergerakkeba
wahmelaluisystemsarafsimpatiskegangliasimpatis.Padatitikini,neuronpregang
lionmelepaskanasetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca
ganglion ke pembuluh
darah,dimanadengandilepaskannyanonepineprinmengakibatkankonstriksipem
buluhdarah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi responpembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi.
Individu dengan hipertensi sangatsensitiv terhadap norepinefrin, meskipun
tidak diketahui dengan jelas mengapa haltersebut bisa terjadi. Pada saat
bersamaan dimana sistem saraf simpatis
merangsangpembuluhdarahsebagairesponsrangsangemosi,kelenjaradrenaljuga
terangsang, mengakibatkantambahanaktivitasvasokonstriksi.
Medullaadrenalmensekresiepinefrin,yangmenyebabkanvasokonstriksi.Kortek
sadrenalmensekresikortisoldansteroidlainnya,yangdapatmemperkuatresponsv
asokonstriktorpembuluhdarah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan
penurunan aliran ke ginjal,
menyebabkanpelepasanrennin.ReninmerangsangpembentukanangiotensinIyan
gkemudiandiubahmenjadiangiotensinII,suatuvasokonstriktorkuat,yangpadagil
irannyamerangsangsekresialdosteronolehkorteksadrenal.Hormoninimenyebab
kanretensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan
volume intravaskuler.
Semuafaktorinicenderungmencetuskankeadaanhipertensi.Sebagaipertimbanga
n gerontologis dimana terjadi perubahan structural dan fungsional
padasystempembuluhperiferbertanggungjawabpadaperubahantekanandarahya
ngterjadipadausialanjut.Perubahantersebutmeliputiaterosklerosis,hilangnyaela
stisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh
darah,yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya
regang
pembuluhdarah.Konsekuensinya,aortadanarteribesarberkurangkemampuanny
adalammengakomodasivolumedarahyangdipompaolehjantung(volumesekunc
up)mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan perifer
(Smeltzer& Bare dalam Afriani, 2021).
Pathway Hipertensi

Nyeri
akut Resiko cedera

Resiko perfusi
serebral tidak
efektif

Hipervolemia
H. Penatalaksanaansecaramedis
Ada beberapa penderita hipertensi yang harus mengonsumsi obat penurun
tekanan darah seumur hidupnya. Dokter akan meresepkan obat antihipertensi
pada pasien dengan tekanan darah di atas 140/90 mmHg dan berisiko
mengalami komplikasi.Jenis obat yang kerap digunakan dalam penanganan
hipertensi antara lain:
1. Antagonis kalsium seperti amlodipine dan nifedipine
2. Diuretik seperti indapamide atau hydrochlorothiazide
3. Diuretik hemat kalium seperti spironolactone
4. Angiotensin-2 receptor blocker (ARB) seperti irbesartan, valsartan atau
losartan
5. Vasolidator seperti minoxidil
6. Penghambat alfa seperti reserpine
7. Penghambat beta seperti atenolol dan bisoprolol
8. ACE inhibitor seperti captopril dan Ramipril
9. Penghambat renin seperti aliskiren
Pasien harus mengonsumsi obat yang telah diberikan secara tertib
berdasarkan dosis yang telah dianjurkan dokter. Beri tahu dokter bila
mengalami efek samping dari obat yang dikonsumsi, serta lakukan
pemeriksaan secara rutin guna memantau kecocokan dan efektivitas dari obat
yang diberikan.Akan tetapi, dokter bisa saja menurunkan dosis atau
menganjurkan untuk menghentikan konsumsi obat bila tekanan darah pasien
lebih baik atau sudah lebih terkendali dengan perubahan pola hidup sehat
yang dilakukannya (IHC Telemed, 2021).

I. Penatalaksaanterapikomplementer
Penatalaksanaan Hipertensi yang dilakukan dengan nonfarmakologi yaitu
salah satunya terapi alternatif komplementer, dimana komplementer meliputi
pengobatan sistem kesehatan, modalitas, praktik dan ditandai dengan teori
dan keyakinan, dengan cara berbeda dari sistem pelayanan kesehatan yang
umum di mayarakat atau budaya yang ada. Jenis terapi alternatif
komplementer diantaranya yaitu acupresure, acupunture, massage, dan terapi
herbal (Laili dalam Astini, 2021).

Terapi komplementer herbal untuk Hipertensi dapat berupa komplementer


herbal rebusan daun seledri, dimana senyawa yang terkandung dalam seledri
yaitu apigenin, flavonoid, vitamin C, apiin, kalsium, dan magnesium yang
bersifat anti Hipertensi seperti menurunkan kontraksi pembuluh darah dan
menurunkan volume cairan ekstraseluler (Naqiyyadalam Astini, 2021).

Hasil penelitian yang terkait dengan komplementer herbal untuk Hipertensi


selain rebusan daun seledri diantaranya yaitu daun alpukat, daun salam dan
daun cincau hijau (Astini, 2021).

J. Pemeriksaanpenunjang
Pemeriksaan penunjang yang sebaiknya dilakukan saat menemukan kasus
hipertensi adalah pemeriksaan darah rutin, gula darah, profil lipid, elektrolit,
fungsi ginjal, pemeriksaan rekam jantung (elektrokardiografi/EKG) dan
ronsen dada ( Kartika, 2022).

K. Komplikasi
Menurut Tambunan F. F. dkk (2021) , komplikasi dari hipertensi adalah
penyakit jantung, gagal jantung kongesif, stroke, gangguan penglihatan, gagal
ginjal bahkan komplikasi.
BABII
RENCANAASUHANKEPERAWATAN BERDASARKANTEORI

A. Pengkajian
Pengkajian keperawatan pada lansia adalah suatu tindakan peninjauan situasi
lansia untuk memperoleh data dengan maksud menegaskan situasi penyakit,
diagnosis masalah, penetapan kekuatan dan kebutuhan promosi kesehatan
lansia. Data yang dikumpulkan mencakup data subyektif dan data obyektif
meliputi data bio, psiko, sosial, dan spiritual, data yang berhubungan dengan
masalah lansia serta data tentang faktor-faktor yang mempengaruhi atau yang
berhubungan dengan masalah kesehatan lansia seperti data tentang keluarga
dan lingkungan yang ada(Damanik S.M. dan Hasian, 2019).

Data yang dikaji menurut Damanik S.M. dan Hasian (2019), adalahperubahan
fisik, pandangan lanjut usia tentang kesehatan, kegiatan yang mampu di
lakukan lansia, kebiasaan lanjut usia merawat diri sendiri, kekuatan fisik
lanjut usia: otot, sendi, penglihatan, dan pendengaran, kebiasaan makan,
minum, istirahat/tidur, bab/bak, kebiasaan gerak badan/olahraga/senam
lansia,perubahan-perubahan fungsi tubuh yang dirasakan sangat bermakna,
kebiasaan lansia dalam memelihara kesehatan dan kebiasaan dalam minum
obat.

Pengumpulaan data dengan pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara


inspeksi, palpilasi, perkusi, dan auskultasi untuk mengetahui perubahan
sistem tubuh.
1. Pengkajian sistem persyarafan: kesimetrisan raut wajah, tingkat kesadaran
adanya perubahan-perubahan dari otak, kebanyakan mempunyai daya
ingatan menurun atau melemah.
2. Mata: pergerakan mata, kejelasan melihat, dan ada tidaknya katarak. Pupil:
kesamaan, dilatasi, ketajaman penglihatan menurun karena proses
pemenuaan, Ketajaman pendengaran: apakah menggunakan alat bantu
dengar, tinnitus, serumen telinga bagian luar, kalau ada serumen jangan di
bersihkan, apakah ada rasa sakit atau nyeri ditelinga.
3. Sistem kardiovaskuler: sirkulasi perifer (warna, kehangatan), auskultasi
denyut nadi apical, periksa adanya pembengkakan vena jugularis, apakah
ada keluhan pusing, edema.
4. Sistem gastrointestinal: status gizi (pemasukan diet, anoreksia, mual,
muntah, kesulitan mengunyah dan menelan), keadaan gigi, rahang dan
rongga mulut, auskultasi bising usus, palpasi apakah perut kembung ada
pelebaran kolon, apakah ada konstipasi (sembelit), diare, dan inkontinensia
alvi.
5. Sistem genitourinarius: warna dan bau urine, distensi kandung kemih,
inkontinensia (tidak dapat menahan buang air kecil), frekuensi, tekanan,
desakan, pemasukan dan pengeluaran cairan. Rasa sakit saat buang air
kecil, kurang minat untuk melaksanakan hubungan seks, adanya kecacatan
sosial yang mengarah ke aktivitas seksual.
6. Sistem kulit/integumen: kulit (temperatur, tingkat kelembaban), keutuhan
luka, luka terbuka, robekan, perubahan pigmen, adanya jaringan parut,
keadaan kuku, keadaan rambut, apakah ada gangguan-gangguan umum.
7. Sistem muskuloskeletal: kaku sendi, pengecilan otot, mengecilnya tendon,
gerakan sendi yang tidak adekuat, bergerak dengan atau tanpa
bantuan/peralatan, keterbatasan gerak, kekuatan otot, kemampuan
melangkah atau berjalan, kelumpuhan dan bungkuk.

Selain itu, ada pengkajian khusus yang dilakukan pada lansia adalah
pengkajian status fungsional dan pengkajian status kognitif. Pengkajian
Status Fungsional dengan pemeriksaan Index Katz. Sedangkan pengkajian
status kognitif menggunakan SPMSQ (Short Portable Mental Status
Questionaire) yaitu penilaian fungsi intelektual lansia dan MMSE (Mini
Mental State Exam) untuk menguji aspek kognitif dari fungsi mental,
orientasi, registrasi, perhatian dan kalkulasi, mengingat kembali dan
bahasa(Damanik S.M. dan Hasian, 2019).

B. Diagnosakeperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien lansia dengan hipertensi
adalah:
1. (D.0077)Nyeri Akut berhubungan dengan agenpencederafisiologis.
2. (D.0055)Gangguanpolatidurberhubungandengankurangnyakontrol tidur.
3. (D.0056)Intoleransiaktivitasberhubungandengankelemahan.
4. (D.0111)Defisitpengetahuandibuktikan denganKurang terpaparinformasi.
5. (D.0011)Resikopenurunancurahjantungdibuktikandenganperubahanafterlo
ad.
C. Intervensikeperawatan
No. DiagnosaKeperawatan Tujuan dan kriteria hasil IntervensiKeperawatan

1 (D.0077) Nyeri Akut berhubungan dengan Setelahdilakukantindakankeperawatan (I.08238)ManajemenNyeri


agen pencederafisiologis dibuktikan dengan selama2 x 24jammakatingkatnyeri Observasi:
mengeluh nyeri, tampak meringis, bersikap protektif, menurunSLKI.L.08066dengankriteria 1. Identifikasilokasi, karakteristikdurasi, frekuensi,
gelisah, frekuensi nadi meningkat, sulit tidur. hasil: kualitas, intensitas nyeri
1.Keluhannyerimenurun(5) 2. Identifikasiskalanyeri
2.Meringismenurun(5) 3. Identifikasifaktoryangmemperberatdan
3.Gelisahmenurun(5) memperingan nyeri
4.Kesulitantidurmenurun(5) Terapeutik:
5.Nafsumakanmembaik(5) 1. Berikan tekniknonfarmakologis untuk
6.Polatidurmembaik(5) mengurangi rasa nyeri (misalnya: terapi relaksasi
napas dalam)
2. Kontrollingkunganyangmemperberat rasa nyeri
3. Fasilitasi istirahatdantidur
Edukasi :
1. Jelaskanpenyebab,periodedanpemicu Nyeri
2. Jelaskanstrategimeredahkannyeri
3. AjarkanTekniknonfarmakologisuntuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi:
1. Kolaborasipemberiananalgetikjikaperlu
2 (D.0055) Gangguan pola tidur berhubungan Setelah dilakukan intervensi Dukungan tidur ( I0574)
dengan kurangnya kontrol tidur dibuktikan keperawatan selama 3 x 24 jam, maka Observasi
dengan mengeluh sulit tidur, sering terjaga, tidak pola tidur membaikSLKI.L.05045, 1. Identifikasi pola aktivitas dan tidur
puas tidur, pola tidur berubah, istirahat tidak dengan kriteria hasil: 2. Identifikasi faktor pengganggu tidur (fisik dan/atau
cukup. 1. Keluhan sulit tidur menurun 1 psikologis)
2. Keluhan sering terjaga menurun 1 3. Identifikasi makanan dan minuman yang mengganggu
3. Keluhan tidak puas tidur menurun 1 tidur (mis: kopi, teh, alcohol, makan mendekati waktu
4. Keluhan pola tidur berubah menurun tidur, minum banyak air sebelum tidur)
1 4. Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi
5. Keluhan istirahat tidak cukup Terapeutik
menurun 1 1. Modifikasi lingkungan (mis: pencahayaan, kebisingan,
suhu, matras, dan tempat tidur)
2. Batasi waktu tidur siang, jika perlu
3. Fasilitasi menghilangkan stress sebelum tidur
4. Tetapkan jadwal tidur rutin
5. Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan
(mis: pijat, pengaturan posisi, terapi akupresur)
6. Sesuaikan jadwal pemberian obat dan/atau Tindakan
untuk menunjang siklus tidur-terjaga
Edukasi
1. Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
2. Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
3. Anjurkan menghindari makanan/minuman yang
mengganggu tidur
4. Anjurkan penggunaan obat tidur yang tidak
mengandung supresor terhadap tidur REM
5. Ajarkan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap
gangguan pola tidur (mis: psikologis, gaya hidup,
sering berubah shift bekerja)
6. Ajarkan relaksasi otot autogenic atau cara
nonfarmakologi lainnya

3 (D.0011)Resikopenurunancurahjantungdibuktikan Setelah dilakukan intervensi Perawatan jantung ( I. 02075)


dengan perubahanafterload. keperawatan selama 3 x 24 jam, maka Observasi
curah jantung meningkat, dengan 1. Identifikasi tanda/gejala primer penurunan curah
kriteria hasil: jantung (meliputi: dispnea, kelelahan, edema, ortopnea,
1. Edema menurun 5 PND, peningkatan CVP).
2. Lelah menurun 5 2. Identifikasi tanda/gejala sekunder penurunan curah
3. Dispnea menurun 5 jantung (meliputi: peningkatan berat badan,
4. Tekanan darah membaik 5 hepatomegaly, distensi vena jugularis, palpitasi, ronkhi
basah, oliguria, batuk, kulit pucat)
3. Monitor tekanan darah (termasuk tekanan darah
ortostatik, jika perlu)
4. Monitor intake dan output cairan
5. Monitor berat badan setiap hari pada waktu yang sama
6. Monitor saturasi oksigen
7. Monitor keluhan nyeri dada (mis: intensitas, lokasi,
radiasi, durasi, presipitasi yang mengurangi nyeri)
Terapeutik
1. Posisikan pasien semi-fowler atau fowler dengan kaki
ke bawah atau posisi nyaman
2. Berikan diet jantung yang sesuai (mis: batasi asupan
kafein, natrium, kolesterol, dan makanan tinggi lemak)
3. Gunakan stocking elastis atau pneumatik intermitten,
sesuai indikasi
4. Fasilitasi pasien dan keluarga untuk modifikasi gaya
hidup sehat
5. Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi stress, jika
perlu
6. Berikan dukungan emosional dan spiritual
7. Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi
oksigen > 94%
Edukasi
1. Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi
2. Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
3. Anjurkan berhenti merokok
4. Ajarkan pasien dan keluarga mengukur berat badan
harian
5. Ajarkan pasien dan keluarga mengukur intake dan
output cairan harian
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu
2. Rujuk ke program rehabilitasi jantung
4. (D.0111) Defisit pengetahuan berhubungan Edukasi kesehatan (I.12383)
Setelah dilakukan intervensi
dengan Kurang terpapar informasi dibuktikan keperawatan selama 3 x 24 jam, maka Observasi
dengan dibuktikan dengan menanyakan masalah status tingkat
pengetahuanmeningkat L.12111, 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
yang dihadapi, menunjukkan perilaku tidak sesuai dengan kriteria hasil: informasi
2. Identifikasi faktor-faktor yang dapat
anjuran, menunjukkan persepsi yang keliru
1. Perilaku sesuai anjuran meningkatkan dan menurunkan motivasi perilaku
terhadap masalah. meningkat hidup bersih dan sehat
2. Verbalisasi minat dalam
Terapeutik
belajar meningkat
3. Kemampuan menjelaskan
pengetahuan tentang suatu 1. Sediakan materi dan media Pendidikan Kesehatan
topik meningkat 2. Jadwalkan Pendidikan Kesehatan sesuai
4. Kemampuan kesepakatan
menggambarkan 3. Berikan kesempatan untuk bertanya
pengalaman sebelumnya
yang sesuai dengan topik Edukasi
meningkat
1. Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi
5. Perilaku sesuai dengan
Kesehatan
pengetahuan meningkat
2. Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
6. Pertanyaan tentang masalah
3. Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk
yang dihadapi menurun
meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
7. Persepsi yang keliru
terhadap masalah menurun

5. (D.0056) Intoleransi aktivitas berhubungan Managemen energi (I.05178)


Setelah dilakukan intervensi
dengan ketidakseimbangan antara suplai dan keperawatan selama 3 x 24 jam, maka Observasi
kebutuhan oksigen dibuktikan dengan mengeluh toleransi aktivitas meningkatL.05047 ,
dengan kriteria hasil:  Identifikasi
gangguan fungsi tubuh yang
lelah, frekuensi jantung meningkat > 20% dari mengakibatkan kelelahan
1. Keluhan Lelah menurun  Monitor kelelahan fisik dan emosional
kondisi istirahat
2. Frekuensi nadi membaik  Monitor pola dan jam tidur
 Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama
melakukan aktivitas
Terapeutik

 Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus


(mis: cahaya, suara, kunjungan)
 Lakukan latihan rentang gerak pasif dan/atau aktif
 Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
 Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak
dapat berpindah atau berjalan
Edukasi

 Anjurkan tirah baring


 Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
 Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan
gejala kelelahan tidak berkurang
 Ajarkan strategi koping untuk mengurangi
kelelahan
Kolaborasi

 Kolaborasidengan ahli gizi tentang cara


meningkatkan asupan makan
D. Evaluasikeperawatan
Tahap penilaian atau evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan
gerontik. Penilaian yang dilakukan dengan membandingkan kondisi lansia
dengan tujuan yang ditetapkan pada rencana. Evaluasi dilaksanakan
berkesinambungan dengan melibatkan lansia dan tenaga kesehatan lainnya
(Damanik S.M. dan Hasian, 2019).
DAFTARPUSTAKA

Afriani S. (2021). Laporan Asuhan Keperawatan Pada Lansia Dengan Hipertensi


Di Wilayah Kerja Puskesmas Naioni Kelurahan Naioni Kecamatan Alak
Kota Kupang Nusa Tenggara Timur.dibuka tanggal 23 April 2024 jam
19:59 dari https://id.scribd.com/document/543533226/LP-HIPERTENSI-
GERONTIK,

Astini N.W. (2021). Bagaimanakah Gambaran Pengetahuan Komplementer


Herbal Rebusan Daun Seledri Pada Pasien Hipertensi di Desa Sai
Kecamatan Pupuan Kabupaten Tabanan Tahun 2021. dibuka tanggal 23
April 2024 jam 23:15 dari
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/7163/2/BAB%20I
%20Pendahuluan.pdf ,

Damanik S.M. dan Hasian. (2019). Modul Bahan Ajar Keperawatan Gerontik,
Jakarta : UKI

Ekasari M. F., Suryati E. S., Badriah S., Narendra S. R., Amini F. I.(2021).
H i p e r t e n s i: Kenali Penyebab, Tanda Gejala Dan Penangannya, Jakarta

UPK Kemenkes. Mengenal Penyakit Hipertensi.dibuka tanggal 22 april 2024 jam


12:25 dari https://upk.kemkes.go.id/new/mengenal-penyakit-hipertensi,

Hipertensi, Pengobatan Dan Pencegahan. dibuka tanggal 23 April 2024 jam 19:59
dari https://telemed.ihc.id/artikel-detail-612-Hipertensi,-Pengobatan-Dan-
Pencegahan.html

KartikaH.(2022). Apakah Saya Menderita Hipertensi. dibuka tanggal 23 April 2024


jam 23:15 dari https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/587/apakah-saya-
menderita-hipertensi#:~:text=Pemeriksaan%20penunjang%20yang
%20sebaiknya%20dilakukan,%2FEKG)%20dan%20ronsen%20dada.

Mujiadi dan Rachmah S. (2022).Buku Ajar Keperawatan GerontiK. Mojokerto:


STIKES Majapahit Mojokerto

Tambunan F. F., Nurmayni, Rahayu P. R., Sari P., Sari S. I.(2021). Hipertensi (Si
Pembunuh Senyap).Medan: CV. Pusdikra Mitra Jaya

Anda mungkin juga menyukai