LP Gerontik Hipertensi
LP Gerontik Hipertensi
LP Gerontik Hipertensi
DENGAN HIPERTENSI
DISUSUNOLEH:
IKA JUNIARTI
21231417
PROGRAM PROFESINERS
SEKOLAHTINGGIILMUKESEHATANPERTAMEDIKA
TAHUN2024
BABI
TINJAUANTEORI
A. Teori Menua
1. Definisi lanjut usia
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaaan yang terjadi di dalam
kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup,
tidak hanya dimulai dari suatu
waktutertentu,tetapidimulaisejakpermulaankehidupan. Menjadi tua
merupakan proses alamiahyangberartiseseorangtelahmelaluitiga tahap
kehidupan,yaitu anak, dewasa dan tua (Nugroho dalam Mujiadi dan
Rachmah S, 2022).
Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menua
bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur
mengakibatkan perubahan kumulatif, merupakan proses menurunnya daya
tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh
(Damanik S.M. dan Hasian, 2019).
3. Ciri-ciri lansia
Menurut Kholifahdalam Mujiadi dan Rachmah S(2022), membagi ciri
lansia menjadi 4 bagian sebagai berikut:
a. Lansiamerupakanperiode kemunduran
Kemunduran pada lansia sebagian datang dari faktor fisik dan
faktor psikologis. Motivasi memiliki peran yang penting dalam
kemunduran pada lansia. Misalnya lansia yang memiliki motivasi
yang rendah dalam melakukan kegiatan, maka akan
mempercepatproseskemunduranfisik,akan
tetapiadajugalansiayangmemilikimotivasi yang tinggi, maka
kemunduran fisik pada lansia akan lebih lama terjadi
b. Lansiamemilikistatus kelompok
Kondisi ini sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak
menyenangkan terhadap lansia dan diperkuat oleh pendapat yang
kurang baik, misalnya lansia yang lebih senang mempertahankan
pendapatnya maka sikap sosial di masyarakat menjadi negatif.
Tetapi ada juga lansia yang mempunyai tenggang rasa kepada
orang lain sehingga sikap sosial masyarakat menjadi positif
c. Menuamembutuhkanperubahanperan
Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansia mulai mengalami
kemunduran dalam segala hal. Perubahan peran pada lansia
sebaiknya dilakukan atas dasar keinginan sendiri bukan atas dasar
tekanan dari lingkungan. Misalnya lansia menduduki jabatan sosial
di masyarakat sebagai Ketua RW, sebaiknya masyarakat tidak
memberhentikan lansia sebagai ketua RW karena usianya
d. Penyesuaianyangburuk padalansia
Perlakuan yang buruk terhadap lansia membuatmerekacenderung
mengembangkan konsep diri yang buruk sehingga dapat
memperlihatkan bentuk perilaku yang buruk. Akibat dari perlakuan
yang buruk itu membuat penyesuaian diri lansia menjadi buruk
Contoh : lansia yang tinggal bersama keluarga sering tidak
dilibatkan untuk pengambilan keputusan karena dianggap pola
pikirnya kuno, kondisi inilahyangmenyebabkanlansiamenarikdiri
dari lingkungan, cepat tersinggung dan bahkan memiliki harga diri
yang rendah.
4. Masalahyangdihadapi lansia
Dalam Mujiadi dan Rachmah S.(2022), masalah yang dihadapi oleh
lansia adalah:
a. Fisik
Masalah yang sering dihadapi oleh lansia adalah kondisi fisik yang
mulai melemah, sehinggaseringterjadipenyakitdegenerative
misalnya radang persendian. Keluhan akan muncul ketika seorang
lansia melakukan aktivitas yang cukup berat misalnya mengangkat
beban yang berlebih maka akan dirasakan nyeri pada
persendiannya. Lansia juga akan mengalami penurunan indra
pengelihatan dimana lansia akan mulai merasakan pandangannya
kabur. Lansia juga akan mengalami penurunan dalam indra
pendengaran dimana lansia akan merasakan kesulitan dalam
mendengar. Lansia juga mengalami penurunan dalam kekebalan
tubuh atau daya tahan tubuh yang menurun, dan ini merupakan
lansia termasuk kategori manusia tua yang rentan terserang
penyakit
b. Kognitif
Masalah yang tidak kalah pentingnya yang sering dihadapi oleh
lansia adalah terkait dengan perkembangan kognitif. Misalnya
seorang lansia merasakan semakin hari semakin melemahnya daya
ingat terhadap sesuatuhaldandimasyarakatdisebutdenganpikun.
Kondisi ini akan menjadi boomerang bagi lansia yang mempunyai
penyakit diabetes mellitus karena terkait dengan asupan jumlah
kalori yang dikonsumsi. Daya ingatan yang tidak stabil akan
membuat lansia sulit untuk dipastikan sudah makan atau belum.
Dampak dari masalaha kognitif yang lainnya adalah lansia sulit
untuk bersosialisasi dengan masyarakat di sekitar. Hal ini
dikarenakan lansia yang sering lupa membuat masyarakat
menjauhinya bahkan lansia akan menjadi bahan olokan oleh orang
lain karena kelemahannya tersebut
c. Emosional
Masalah yang biasanya dihadapi oleh lansia terkait dengan
perkembangan emosional yakni sangat kuatnya rasa ingin
berkumpul dengan anggota keluarga. Kondisi tersebut perlu adanya
perhatian dan kesadaran dari anggota keluarga. Ketika lansia tidak
diperhatikan dan tidak dihiraukan oleh anggota keluarga, maka
lansia sering marah apalagi ada sesuatu yang kurang sesuai dengan
kehendak pribadi lansia. Terkadang lansia juga terbebani dengan
massalah ekonomi keluarganya yang mungkin masih dalam
kategori kekurangan dan hal tersebut
menjadibebanbagilansiasehinggatidak sedikit lansia yang
mengalami stres akibat masalah ekonomi yang kurang terpenuhi
d. Spiritual
Masalah yang sering dihadapi paralansia diusia senjanya terkait
dengan perkembangan spiritual adalah kesulitan untuk menghafal
kitab suci karena ada masalah pada kognitifnya dimana daya
ingatnya yang mulai menurun. Lansia yang menyadari bahwa
semakin tua harus banyak mendekatkan diri pada Tuhan maka akan
semakin banyak dan meningkatkan nilai beribadah. Lasia akan
merasa kurang tenang ketika mengetahui ada anggota keluarganya
yangbelummengerjakanibadah,danmerasa sedih ketika menemui
permasalahan hidup yang cukup serius dalam keluarganya.
B. Faktor-faktoryangmempengaruhi prosespenuaan
Menurut Mujiadi dan Rachmah S.(2022), ada beberapa faktor yang
mempengaruhi proses penuaan , yaitu:
1. Keturunan AtauGenetik
Menurut teori genetik, menua adalah suatu proses yang telah
terprogram secara genetik untuk spesies – spesies tertentu. Menua
terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogram oleh
molekul – molekul / DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami
mutasi. Sebagai contohyang khas adalah mutasi dari sel – sel kelamin
(terjadi penurunan kemampuan fungsional sel).Seorang kakek dengan
usia diatas 100 tahun belum tentu dapat menurunkan sifat gen tersebut
ke garis keturunannya sesuai dengan usianya atau bahkan
keturunannya dapat hidup diatas usia 100 tahun. Kondisi ini sangat
dipengaruhi oleh banyak factor baik dari internal maupun eksternal
tubuhnya.
2. StatusKesehatan
Reaksi dari kekebalan sendiri (auto immune theory) Di dalam proses
metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat khusus. Ada jaringan
tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga jaringan
tubuh menjadilemahdansakit.4)Teori “immunology slow virus”
(immunology slow virus theory) Sistem immune menjadi efektif
denganbertambahnyausiadanmasuknya virus kedalam tubuh dapat
menyebabkan kerusakan organ tubuh.
3. LingkunganDisekitarnya
Lansia dengan asupan nutrisi yang sehat cukup gizinya dan terjaga
kebersihannyamaka tubuhnya tidak gampang sakit. Asupan
nutrisitersebut sangat dibutuhkan oleh tubuh lansia agar tetap
beraktivitas sesuai dengan kemampuannya. Protein yang cukup baik
dari hewani maupun nabati dengan takaran yang cukup diharapkan
akan mempertahankan kolagendanstrukturmasaototyangmenurun di
masa lansia.Pengurangan “intake” kalori pada rodentia muda akan
menghambat pertumbuhan dan memperpanjang umur. Perpanjangan
umur karenajumlahkaloritersebutantaralain disebabkan karena
menurunnya salah satu atau beberapa proses metabolisme. Terjadi
penurunan pengeluaran hormon yang merangsang proliferasi sel
misalnya insulin dan hormon pertumbuhan. Jaringan seperti kulit dan
kartilago kehilangan elastisitasnya pada lansia. Proses kehilangan
elastisitas ini dihubungkan dengan adanya perubahankimia pada
komponen protein dalam jaringan tertentu. Pada lansia beberapa
protein (kolagen dan kartilago, dan elastin pada kulit)
dibuatolehtubuhdenganbentukdanstruktur yang berbeda dari protein
yang lebih muda. Contohnya banyak kolagen pada kartilagodan elastin
pada kulit yang kehilangan fleksibilitasnya serta menjadi lebih tebal,
seiring dengan bertambahnya usia. Hal ini dapat lebih mudah
dihubungkan dengan perubahan permukaan kulit yang kehilangan
elastisitanya dan cenderung berkerut, juga
terjadinyapenurunanmobilitasdankecepatan pada system
musculoskeletal.
4. Lingkungan disekitarnya
Lingkungan yang alami dan sejuk adalah tempat yang nyaman dan jauh
dari polusi, sehingga produksi oksigen yang murni dan bersih sangat
baik untuk kesehatan manusia
terutamalansia.Ketikalansiahidupdisebuah kota yang panas dan
berpolusi maka lansia semakin rentan mengalami sakit. Kondisi
tersebutmenyebabkan penurunan kemam-puan sel di dalam tubuh untuk
mempertahankan diri dari oksigen yang mengandung zat racun dengan
kadar yang tinggi, tanpa mekanisme pertahanan diri tertentu.
Ketidakmampuan mempertahankan diri dari toksin tersebut membuat
struktur membran sel mengalami perubahan serta terjadi kesalahan
genetik. Membran sel tersebut merupakan alat sel supaya dapat
berkomunikasi dengan lingkungannya dan berfungsi juga untuk
mengontrol proses pengambilan nutrisi dengan proses ekskresi zat
toksik di dalam tubuh. Fungsi komponen protein pada membran sel
yang sangat pentingbagiprosestersebut,dipengaruhioleh rigiditas
membran. Konsekuensi dari kesalahan genetik adalah adanya
penurunan reproduksi sel oleh mitosis yang mengakibatkan jumlah sel
anak di semua jaringan dan organ berkurang. Hal ini akan
menyebabkan peningkatan kerusakan sistem tubuh
5. PengalamanHidup
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak
berubahpadalansia.Identitypadalansia yang
sudahmantapmemudahkandalammemelihara hubungan dengan
masyarakat, melibatkandiridenganmasalahdimasyarakat, kelurga dan
hubungan interpersonal. Seseorang yang dimasamudanya aktif dan terus
memelihara keaktifannya setelah menua. Sense of integrity yang dibangun
dimasa mudanya tetap terpelihara sampai tua. Sebagian lansia adayang
sukses terutama mereka yang aktif danikut banyak dalam kegiatan sosia.
Akan tetapi ada sebagian bahwa dengan bertambahnyausia, seseorang
secara pelan tetapi pasti mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya
atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya
6. TekananMental
Aktivitas atau kegiatan ketika seseorang memasuki usia lanjut akan
mengalami penurunan jumlah kegiatan yang dapat
dilakukannya,sehinggamenjadibebanmental tersendiri bagi lansia.
Kondisi ini tidak semua lansia mengalaminya dan ada sebagian lansia
yang sukses yaitu mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan
sosial. Lansia yang sukses tersebut dapat mengatur pola
kehidupannyadengan mempertahankan hubungan antara sistem sosial
dan individu agartetapstabil.Tingkahlakulansiatersebut dipengaruhi
olehkepribadiannya. Para ahli menyatakan bahwa perubahan yang
terjadi pada seseorang yang lansia sangat dipengaruhi oleh tipe
personality yang dimiliki. Menua terjadi akibat hilangnya sel- sel
yang biasa digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat
mempertahankan kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha dan
stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai.
C. DefinisiHipertensi
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik pada tubuh
seseorang lebih dari atau sama dengan 140 mmHg dan atau tekanan darah
diastolik lebih dari atau sama dengan 90 mmHg( UPKKemenkes, 2021).
D. Etiologi
Menurut Ekasari dkk (2021), hipertensi atau tekanan darah tinggi dipengaruhi
oleh faktor genetik dan lingkungan. Selain itu, ada faktor risiko yang bisa
menyebabkan terjadinya hipertensi, yang dibagi menjadi faktor risiko yang
tidak dapat diubah dan faktor risiko yang dapat diubah.
1. Faktor risiko yang tidak dapat dirubah
a. Riwayat keluarga
Faktor genetik cukup berperan terhadap timbulnya hipertensi. Jika kita
memiliki riwayat keluarga sedarah dekat (orang tua, kakak atau adik,
kakek atau nenek) yang menderita hipertensi, maka kita memiliki risiko
untuk mengalami hipertensi menjadi lebih tinggi.
b. Usia
Tekanan darah cenderung lebih tinggi seiring bertambahnya usia. Hal
ini disebabkan karena semakinbertambahnya usia, terutama usia lanjut,
pembuluh darah akan secara alami menebal dan lebih kaku. Perubahan
ini dapat meningkatkan risiko hipertensi. Meskipun demikian, anak-
anak juga dapat mengalami hipertensi.
c. Jenis kelamin
Laki-laki lebih banyak mengalami hipertensi di bawah usia 55 tahun,
sedangkan pada wanita lebih sering terjadi saat usia di atas 55 tahun.
Setelah menopause, wanita yang tadinya memiliki tekanan darah
normal bisa saja terkena hipertensi karena adanya perubahan hormonal
tubuh.
F. Klasifikasi/Derajat
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibedakan menjadi dua golongan yaitu :
1. Hipertensi primer atau hipertensi esensial, terjadi karena peningkatan
persisten tekanan arteri akibat ketidakteraturan mekanisme kontrol
homeostatik normal.
2. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal merupakan hipertensi yang
penyebabnya diketahui. Hampir semua hipertensi sekunder berhubungan
dengan ganggaun sekresi hormon dan fungsi ginjal. Umumnya hipertensi
sekunder dapat disembuhkan dengan penatalaksanaan penyebabnya secara
tepat (Tambunan F. F. dkk, 2021).
Nyeri
akut Resiko cedera
Resiko perfusi
serebral tidak
efektif
Hipervolemia
H. Penatalaksanaansecaramedis
Ada beberapa penderita hipertensi yang harus mengonsumsi obat penurun
tekanan darah seumur hidupnya. Dokter akan meresepkan obat antihipertensi
pada pasien dengan tekanan darah di atas 140/90 mmHg dan berisiko
mengalami komplikasi.Jenis obat yang kerap digunakan dalam penanganan
hipertensi antara lain:
1. Antagonis kalsium seperti amlodipine dan nifedipine
2. Diuretik seperti indapamide atau hydrochlorothiazide
3. Diuretik hemat kalium seperti spironolactone
4. Angiotensin-2 receptor blocker (ARB) seperti irbesartan, valsartan atau
losartan
5. Vasolidator seperti minoxidil
6. Penghambat alfa seperti reserpine
7. Penghambat beta seperti atenolol dan bisoprolol
8. ACE inhibitor seperti captopril dan Ramipril
9. Penghambat renin seperti aliskiren
Pasien harus mengonsumsi obat yang telah diberikan secara tertib
berdasarkan dosis yang telah dianjurkan dokter. Beri tahu dokter bila
mengalami efek samping dari obat yang dikonsumsi, serta lakukan
pemeriksaan secara rutin guna memantau kecocokan dan efektivitas dari obat
yang diberikan.Akan tetapi, dokter bisa saja menurunkan dosis atau
menganjurkan untuk menghentikan konsumsi obat bila tekanan darah pasien
lebih baik atau sudah lebih terkendali dengan perubahan pola hidup sehat
yang dilakukannya (IHC Telemed, 2021).
I. Penatalaksaanterapikomplementer
Penatalaksanaan Hipertensi yang dilakukan dengan nonfarmakologi yaitu
salah satunya terapi alternatif komplementer, dimana komplementer meliputi
pengobatan sistem kesehatan, modalitas, praktik dan ditandai dengan teori
dan keyakinan, dengan cara berbeda dari sistem pelayanan kesehatan yang
umum di mayarakat atau budaya yang ada. Jenis terapi alternatif
komplementer diantaranya yaitu acupresure, acupunture, massage, dan terapi
herbal (Laili dalam Astini, 2021).
J. Pemeriksaanpenunjang
Pemeriksaan penunjang yang sebaiknya dilakukan saat menemukan kasus
hipertensi adalah pemeriksaan darah rutin, gula darah, profil lipid, elektrolit,
fungsi ginjal, pemeriksaan rekam jantung (elektrokardiografi/EKG) dan
ronsen dada ( Kartika, 2022).
K. Komplikasi
Menurut Tambunan F. F. dkk (2021) , komplikasi dari hipertensi adalah
penyakit jantung, gagal jantung kongesif, stroke, gangguan penglihatan, gagal
ginjal bahkan komplikasi.
BABII
RENCANAASUHANKEPERAWATAN BERDASARKANTEORI
A. Pengkajian
Pengkajian keperawatan pada lansia adalah suatu tindakan peninjauan situasi
lansia untuk memperoleh data dengan maksud menegaskan situasi penyakit,
diagnosis masalah, penetapan kekuatan dan kebutuhan promosi kesehatan
lansia. Data yang dikumpulkan mencakup data subyektif dan data obyektif
meliputi data bio, psiko, sosial, dan spiritual, data yang berhubungan dengan
masalah lansia serta data tentang faktor-faktor yang mempengaruhi atau yang
berhubungan dengan masalah kesehatan lansia seperti data tentang keluarga
dan lingkungan yang ada(Damanik S.M. dan Hasian, 2019).
Data yang dikaji menurut Damanik S.M. dan Hasian (2019), adalahperubahan
fisik, pandangan lanjut usia tentang kesehatan, kegiatan yang mampu di
lakukan lansia, kebiasaan lanjut usia merawat diri sendiri, kekuatan fisik
lanjut usia: otot, sendi, penglihatan, dan pendengaran, kebiasaan makan,
minum, istirahat/tidur, bab/bak, kebiasaan gerak badan/olahraga/senam
lansia,perubahan-perubahan fungsi tubuh yang dirasakan sangat bermakna,
kebiasaan lansia dalam memelihara kesehatan dan kebiasaan dalam minum
obat.
Selain itu, ada pengkajian khusus yang dilakukan pada lansia adalah
pengkajian status fungsional dan pengkajian status kognitif. Pengkajian
Status Fungsional dengan pemeriksaan Index Katz. Sedangkan pengkajian
status kognitif menggunakan SPMSQ (Short Portable Mental Status
Questionaire) yaitu penilaian fungsi intelektual lansia dan MMSE (Mini
Mental State Exam) untuk menguji aspek kognitif dari fungsi mental,
orientasi, registrasi, perhatian dan kalkulasi, mengingat kembali dan
bahasa(Damanik S.M. dan Hasian, 2019).
B. Diagnosakeperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien lansia dengan hipertensi
adalah:
1. (D.0077)Nyeri Akut berhubungan dengan agenpencederafisiologis.
2. (D.0055)Gangguanpolatidurberhubungandengankurangnyakontrol tidur.
3. (D.0056)Intoleransiaktivitasberhubungandengankelemahan.
4. (D.0111)Defisitpengetahuandibuktikan denganKurang terpaparinformasi.
5. (D.0011)Resikopenurunancurahjantungdibuktikandenganperubahanafterlo
ad.
C. Intervensikeperawatan
No. DiagnosaKeperawatan Tujuan dan kriteria hasil IntervensiKeperawatan
Damanik S.M. dan Hasian. (2019). Modul Bahan Ajar Keperawatan Gerontik,
Jakarta : UKI
Ekasari M. F., Suryati E. S., Badriah S., Narendra S. R., Amini F. I.(2021).
H i p e r t e n s i: Kenali Penyebab, Tanda Gejala Dan Penangannya, Jakarta
Hipertensi, Pengobatan Dan Pencegahan. dibuka tanggal 23 April 2024 jam 19:59
dari https://telemed.ihc.id/artikel-detail-612-Hipertensi,-Pengobatan-Dan-
Pencegahan.html
Tambunan F. F., Nurmayni, Rahayu P. R., Sari P., Sari S. I.(2021). Hipertensi (Si
Pembunuh Senyap).Medan: CV. Pusdikra Mitra Jaya