Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

9035 35041 1 PB

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 10

PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591

(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X


Vol.18 No. 02 Desember 2021: 324-333

Formulasi, Evaluasi Mutu Fisik, dan Uji Aktivitas Antijamur


Sabun Transparan Ekstrak Etanol 96% Daun Kirinyuh
(Chromolaena odorata (L.) R.M.King & H.Rob.)

Formulation, Physical Evaluation, and Antifungal Activity Determination of


Transparent Soap Containing 96% Ethanol Extract of Siam Weed
(Chromolaena odorata (L.) R.M.King & H.Rob.) Leaves

Putu Ayu Ratih Listiani*, Putu Ika Indah Indraswari

Prog Studi Farmasi, Akademi Kesehatan Bintang Persada


Jl. Gatot Subroto Barat No. 466A, Denpasar, Bali 80118, Indonesia.

*Corresponding author email: ratihdirja@gmail.com

Received 16-11-2020 Accepted 17-09-2021 Available online 31-12-2021

ABSTRAK

Tanaman kirinyuh (Chromolaena odorata (L.) R.M.King & H.Rob.) memiliki kandungan
fenol, triterpenoid, flavonoid dan alkaloid yang memiliki kemampuan menghambat
pertumbuhan jamur. Penelitian ini memiliki tujuan untuk membuat formulasi,
mengevaluasi, serta melihat aktivitas antijamur ekstrak etanol daun kirinyuh setelah
diformulasikan sebagai sediaan sabun transparan. Konsentrasi ekstrak etanol daun
kirinyuh yang digunakan untuk membuat sabun transparan sebesar 75%. Evaluasi mutu
fisik sabun transparan berupa uji organoleptis, uji homogenitas, uji pH, dan uji stabilitas
busa. Hasil pengujian menunjukkan sediaan sabun transparan yang dihasilkan homogen,
memiliki busa yang stabil selama penyimpanan serta pH yang berkisar antara 9 hingga
10. Hasil seluruh pengujian mutu sabun transparan telah memenuhi standar dan
menunjukkan bahwa semua formula stabil selama empat minggu penyimpanan. Uji
aktivitas antijamur terhadap jamur Candida albicans menunjukkan bahwa formula 2
menghasilkan aktivitas antijamur terbaik dengan zona hambat yang dihasilkan sebesar
19,67 mm.

Kata kunci: antijamur, Candida albicans, kirinyuh, sabun transparan

ABSTRACT

Siam weed (Chromolaena odorata (L.) R.M.King & H.Rob.) leaves contain phenols,
triterpenoids, flavonoids, and alkaloids that can inhibit the growth of fungi. This study
aims to formulate, evaluate physical properties, and determine the antifungal activity of
ethanol extract of kirinyuh leaves after being formulated into transparent soap. The

324
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.18 No. 02 Desember 2021: 324-333

concentration of the ethanol extract of kirinyuh leaves used for transparent soap was
75%. The evaluation of transparent soap includes organoleptic test, homogeneity test,
pH, and foam stability test. The test result showed that the transparent soap
preparations were homogeneous, had a stable foam during storage and the pH ranged
from 9 to 10. The transparent soap quality results have met the standard and showed
that all formulas were stable for four weeks of storage. The antifungal activity test
against the fungus Candida albicans showed that formula II produced the best antifungal
activity with an inhibited zone of 19,67 mm.

Keywords: antifungal, Candida albicans, Siam weed, transparent soap

Pendahuluan seperti fenol, triterpenoid, flavonoid dan


Tumbuhan kirinyuh alkaloid (Syahruramadhan, Yanti,
(Chromolaena odorata (L.) R.M.King & Darlian, 2016).
H.Rob.) adalah gulma semak berkayu Pemanfaatan gulma daun
yang pertumbuhannya sangat sulit untuk kirinyuh sebagai sediaan topikal dalam
dikendalikan karena dapat berkembang kosmetik masih jarang dilakukan
dengan sangat cepat. Tanaman ini mengingat adanya aktivitas antijamur
merupakan gulma padang rumput yang alami yang dimiliki daun kirinyuh. Bentuk
jumlahnya sangat banyak di Indonesia sediaan topikal yang dapat dibuat untuk
dan dapat tumbuh diseluruh daerah memaksimalkan penggunaan daun
seperti di daerah kering atau kirunyuh adalah sabun transparan. Daun
pegunungan, di daerah rawa hingga di kirinyuh dapat dikembangkan menjadi
ldaerah yang basah. Tumbuhan Kirinyuh produk kosmetik berupa sabun
atau di Indonesia lebih dikenal dengan transparan. Sabun transparan
nama gulma siam mempunyai dua fungsi merupakan jenis sediaan topikal yang
yang berbeda. Tumbuhan ini dapat proses pembuatannya menggunakan
menjadi gulma yang sangat merugikan fase lemak dan air untuk melarutkan
karena dapat bersaing dengan tumbuhan sukrosa, gliserin dan pengawet.
lain untuk menyerap air dan zat hara di Fase lemak dan air kemudian
dalam tanah sehingga berdampak pada bereaksi dengan larutan yang
hasil panen masyarakat. Namun mengandung alkohol di bawah
tumbuhan ini juga dapat memberikan pemanasan terkontrol. Sabun transparan
manfaat dalam kehidupan manusia merupakan jenis sabun yang mempunyai
karena dapat digunakan sebagai pestisida transparansi tertinggi yang membuatnya
alami, pupuk organik hingga digunakan memiliki bentuk lebih menarik dan dapat
sebagai obat. Selain itu, gulma ini juga memancarkan cahaya dalam bentuk
dapat digunakan sebagai herbisida untuk partikel kecil sehingga pengguna sabun
membasmi gulma lainnya. Kirinyuh dapat melihat objek diluar sabun dengan
memiliki senyawa metabolit sekunder jelas (Priani dan Lukmayani, 2010).
yang dapat digunakan untuk antijamur Membuat ekstrak etanol 96%

325
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.18 No. 02 Desember 2021: 324-333

daun kirinyuh menjadi bentuk sabun dan mendapat kepastian tentang


transparan yang memiliki penampilan kebenaran identitas tanaman yang
transparan, tembus pandang dan akan digunakan sehingga dapat
berkilau dapat meningkatkan efektivitas menghindari kesalahan saat
ekstrak, kenyamaan serta memudahkan mengumpulkan bahan. Tanaman yang
masyarakat dalam menggunakannya digunakan adalah Tanaman Kirinyuh,
(Putri dan Suhartiningsih, 2014). dan secara khusus diambil bagian
Tujuan dilakukannya penelitian daunnya untuk dipakai sampel dalam
ini untuk mendapatkan formula sabun penelitian ini. Proses determinasi
transparan ekstrak etanol daun kirinyuh, tanaman kirinyuh dilakukan di Balai
mendapatkan hasil evaluasi mutu fisik Konservasi Tumbuhan Kebun Raya
dan hasil uji aktivitas antijamur sediaan “Eka Karya” Bali, Lembaga Ilmu
sabun transparan ekstrak etanol daun Penelitian Indonesia (LIPI),
kirinyuh terhadap Candida albicans. Candikuning, Baturiti, Tabanan, Bali.
2. Penyiapan ekstrak kental
Metode Penelitian Metode maserasi
Alat dan Bahan digunakan untuk memperoleh ekstrak
Alat untuk penelitian ini etanol daun kirinyuh. Daun kirinyuh
yaitu alat-alat gelas (Iwaki-Pyrex, USA), yang telah dikumpulkan dicuci di
alat maserasi, oven (memmert), rotary bawah air mengalir untuk
evaporator, timbangan g, timbangan menghilangkan debu yang masih
analitik ((Shimadzu ATX224, Jepang), menempel pada daun, kemudian
kertas perkamen, sendok tanduk, pipet daun dikeringkan selama 3 hari
tetes, alat uji stabilitas busa, kertas dengan cara diangin-anginkan hingga
saring, kertas pH, kertas cakram, jarum layu. Daun tersebut selanjutnya
ose. dikeringkan menggunakan oven pada
Bahan yang digunakan adalah suhu 50ºC selama ±48jam. Daun yang
daun kirinyuh yang diperoleh di di Desa sudah kering kemudian dihancurkan
Pancasari, Kecamatan Baturiti, sehingga diperoleh serbuk halus.
Kabupaten Tabanan, Bali. Etanol 96%, Sebanyak 500 g serbuk daun kirinyuh
gliserin, minyak jarak, Aqua diekstraksi dengan cairan penyari
demineralata, Diethanolamine (DEA), etanol 96% sebanyak 6000 ml secara
asam stearat, VCO, NaOH, NaCl, juga maserasi 4 hari dengan agitasi sering,
digunakan dalam penelitian ini manual dan konstan. Proses ekstraksi
bertujuan untuk menghancurkan dan
Jalannya Penelitian melarutkan dinding sel tanaman
1. Determinasi tanaman sehingga senyawa fitokimia yang
Determinasi merupakan langkah terkandung lepas dan larut
pertama dalam suatu penelitian (Azwanida, 2015). Setelah 4 hari,
dengan tujuan untuk mengidentifikasi dilanjutkan dengan proses filtrasi dan

326
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.18 No. 02 Desember 2021: 324-333

jumlah filtrat yang diperoleh yang meliputi bentuk, warna, dan bau
dievaporasi menggunakan rotary sehingga sesuai dengan warna dan
evaporator dengan tujuan untuk bau ekstrak yang digunakan (Juwita,
menguapkan pelarut dan Yamlean, Edy, 2013).
mendapatkan ekstrak kental.
3. Formulasi sediaan sabun transparan Tabel 1. Formulasi sabun transparan
Sabun dibuat dengan ekstrak etanol daun kirinyuh
mencampur asam stearat ke dalam Formula Berat (g) pada formulasi
minyak kelapa dan minyak jarak (yang I II III IV
Ekstrak daun - 1 3 5
sebelumnya sudah dicampur ke kirinyuh (75%)
dalam minyak) menggunakan Asam stearat 7,2 6,8 6,6 6,2
waterbath selama 5 menit dan suhu Minyak kelapa 19,6 19,8 19,4 19,0
Minyak jarak 6,6 6,0 6,2 6,0
yang digunakan sebesar 60-80°C. NaOH 30% 19,8 20,1 19,6 19,1
Kemudian NaOH sebanyak 30% Gliserin 10,0 9,8 9,2 9,0
dimasukkan ke dalam campuran Etanol 15 15 15 15
Gula 14,1 13,8 13,5 13,0
hingga membentuk massa kental.
Dietanolamida 1,0 1,0 1,0 1,0
Terbentuknya massa kental NaCl 0,2 0,2 0,2 0,2
menandakan bahwa massa sabun Aquadest 6,5 6,5 6,5 6,5
telah terbentuk. Gliserin dimasukkan
ke dalam campuran massa sabun, Homogenitas dalam sediaan
kemudian dilakukan pengadukan farmasi mencerminkan secara merata
pada suhu 60-80 ºC hingga campuran pembagian zat aktif kedalam suatu
homogen. Selanjutnya, ditambahkan pembawa sehingga dapat diharapkan
etanol dan diaduk sampai homogen. dosis terpenuhi sesuai dengan tujuan
Ekstrak etanol daun kirinyuh penggunaanya (Habibie, 2011). Uji
dimasukkan ke dalam campuran dan homogenitas dilakukan dengan cara
pengadukan tetap dilakukan sampai diambil sedikit sabun transparan
homogen. Selanjutnya dilakukan ekstrak etanol daun kirinyuh lalu
penambahan sukrosa, NaCl dan ditaruh diatas kaca transparan
aquadest sampai homogen pada suhu kemudian diamati.
60ºC. DEA dimasukkan ke dalam Uji pH bertujuan mengetahui
campuran, diaduk sampai homogen. keamanan sediaan sabun transparan
Campuran dimasukkan ke dalam saat digunakan sehingga tidak
cetakan dan disimpan pada suhu mengiritasi kulit, mengetahui
kamar hingga mengeras. Sabun stabilitas dan efektivitas serta
dikeluarkan dari cetakan untuk penetrasi zat berkhasiat masuk ke
kemudian dievaluasi (Tabel 1). kulit (Juwita, Yamlean, Edy, 2013).
4. Evaluasi mutu fisik sabun transparan Proses awal pengujian pH yaitu
Uji organoleptik dilakukan untuk sejumlah sabun dilarutkan dalam air
melihat tampilan fisik suatu sediaan kemudian pH diukur pada masing-

327
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.18 No. 02 Desember 2021: 324-333

masing formula menggunakan kertas media agar dan dibandingkan dengan


indikator pH (Sukawaty, 2016). larutan CMC 1% sebagai kontrol
Pengamatan nilai pH memerlukan negatif dan ketoconazole digunakan
waktu 4 minggu untuk mengetahui untuk kontrol positif. Selanjutnya
apakah terdapat perubahan pH dilakukan proses inkubasi secara
selama proses penyimpanan. terbalik selama 2 hari pada suhu
Pengujian tinggi busa dilakukan 30oC. Setelah proses inkubasi selesai
untuk mengetahui kemampuannya akan muncul zona bening di sekitar
dalam membersihkan dan kertas cakram, zona bening tersebut
melimpahkan wangi sabun pada kulit menunjukkan aktivitas antijamur yang
(Rahayu, 2015). Pengujian dilakukan dihasilkan, kemudian diameter zona
dengan menimbang sebanyak 1 g bening yang terbentuk diukur
formula sabun lalu dilarutkan dengan menggunakan jangka sorong.
10mL aquadest. Kemudian diambil 6. Uji aktivitas antijamur sabun
5mL campuran dan dikocok selama 2 transparan
menit lalu dihitung tinggi busa yang Masing-masing sabun uji ditimbang
dihasilkan serta ditunggu selama 1 sebanyak 1 g lalu dilarutkan dengan
jam, diukur kembali lalu dihitung 10mL aquadest, sabun antijamur X
dengan cara membagi tinggi busa yang ada dipasaran sebagai kontrol
akhir dengan tinggi busa awal dan positif ditimbang sebanyak 50mg
mengalikannya dengan 100%. kemudian dilarutkan dengan 50mL
5. Uji aktivitas antijamur ekstrak etanol aquadest, dan dilakukan pembuatan
daun kirinyuh menggunakan metode larutan CMC 1% sebagai kontrol
difusi cakram Kirby-Bauer negatif (1 g CMC dilarutkan dalam
Media agar SDA dicampur 100 ml aquadest). Kemudian kertas
dengan 20 ml olive oil 1%, lalu cakram direndam pada masing-
dimasukkan ke dalam cawan petri masing larutan sabun uji selama 15
dan didiamkan hingga menjadi padat. menit. Disiapkan SDA pada cawan
Selanjutnya swab dimasukkan ke petri kemudian masing-masing
dalam inokulum Candida albicans dan kertas cakram diletakkan pada
digunakan untuk menghapus cawan petri. Proses inkubasi
permukaan media. Pengapusan dilakukan selama 24 jam pada suhu
media menggunakan swab dilakukan 37°C. Zona bening yang terbentuk di
sampai inokulum Candida albicans sekitar kertas cakram kemudian
tersebar secara merata. Kertas diukur diameternya menggunakan
cakram steril dicelupkan pada botol jangka sorong.
yang berisi ekstrak etanol daun
kirinyuh selama 15 menit. Analisis Data
Selanjutnya, pinset digunakan untuk Seluruh data yang didapatkan
meletakkan kertas cakram di atas dari pegujian mutu fisik dan aktivitas

328
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.18 No. 02 Desember 2021: 324-333

antijamur kemudian dianalisis secara tanaman, dalam hal ini adalah


statistik. Data uji stabilitas busa dianalisis kandungan zat aktif biologi yang
menggunakan aplikasi SPSS parameter memiliki fungsi sebagai antijamur dalam
Shapiro-Wilk, jika data terdistribusi daun kirinyuh. Jumlah ekstrak kental
normal (p>0,05) maka analisis yang dihasilkan dari proses ekstraksi
dilanjutkan menggunakan One Way daun kirinyuh dengan etanol 96%
ANOVA. Jika hasil analisis One Way sebanyak 42,08 g sehingga rendemen
ANOVA terdapat perbedaan rerata maka ekstrak yang didapatkan sebesar 8,416%.
uji dilanjutkan menggunakan post hoc Penggunaan etanol dengan konsentrasi
Tukey HSD dan Paired T-test. Sedangkan 96% efektif dalam menghasilkan jumlah
data hasil uji aktivitas antijamur zat aktif antijamur seperti flavonoid,
dianalisis dengan cara statistik alkaloid, fenol, dan triterpenoid secara
menggunakan metode One Way ANOVA optimal (Syahruramadhan, Yanti,
yang taraf kepercayaan sebesar 95% dan Darlian, 2016). Pembuatan sabun
jika mendapatkan perbedaan bermakna transparan mengikuti komposisi formula
maka analisis diteruskan dengan Uji yang terdapat pada Tabel 1. Kegunaan
Duncan. setiap bahan yaitu ekstrak kental sebagai
zat aktif, gliserin sebagai humektan dan
Hasil dan Pembahasan emollient, DEA (Diethanolamine) sebagai
Menurut surat determinasi surfaktan penstabil dan pengembang
tanaman, menunjukkan bahwa busa sebagai surfaktan, asam stearat
tumbuhan yang digunakan untuk kegunaannya dalam formulasi topikal
penelitian ini merupakan tumbuhan sebagai pengemulsi, dan NaCl memiliki
kirinyuh dengan nama latin Chromolaena fungsi untuk membuat formula agar
odorata (L.) R.M.King & H.Rob. sinomin memenuhi syarat penurunan jumlah
dengan Eupatorium conyzoides var. alkali pada akhir reaksi dengan cara
angustiflorum Cuatrec. menurunkan konsentrasi elektrolit
Dalam pembuatan ekstrak sehingga bahan-bahan yang digunakan
digunakan metode maserasi karena dalam pembuat sabun tetap stabil saat
metode maserasi paling mudah untuk proses pemanasan (Rowe et al, 2009).
dilakukan, peralatannya sederhana, Hasil uji organoleptik sabun
nyaman dan lebih murah dibandingkan transparan ekstrak etanol daun kirinyuh
metode ekstraksi lainnya, namun pelarut menunjukkan bentuk sediaan sabun
yang digunakan dalam proses transparan adalah padat, warna cokelat
perendaman memainkan peran penting kehijauan disebabkan oleh ekstrak
untuk menyari zat aktif biologis di etanol daun kirinyuh mempengaruhi
dalamnya (Azwanida, 2015). Etanol warna sediaan sabun transparan, bau
digunakan sebagai pelarut karena pada sabun transparan adalah khas daun
termasuk pelarut yang bisa melarutkan kirinyuh (Gambar 1). Pada setiap minggu
hampir seluruh kandungan yang dimiliki waktu penyimpanan menunjukkan tidak

329
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.18 No. 02 Desember 2021: 324-333

adanya perubahan pada organoleptik dapat disebabkan oleh berbagai macam


tiap formulasi sabun transparan. Dari faktor seperti jumlah ekstrak atau
hasil uji organoleptis dapat diperkirakan jumlah NaOH yang digunakan. Menurut
kestabilan sediaan secara kimia, fisika, hasil riset yang dilakukan oleh
dan biologi. Widyasanti, et al (2016) tentang
Hasil dari pengujian penambahan ekstrak teh putih dalam
homogenitas sabun transparan ekstrak pembuatan sabun transparan
etanol daun kirinyuh menunjukkan mendapatkan hasil nilai pH berkisar
bahwa produk sabun transparan yang antara 10-11 dikarenakan ekstrak teh
disimpan dalam waktu 4 minggu putih memiliki kandungan senyawa
menghasilkan sabun yang tetap alkaloid yang memilki sifat basa sehingga
homogen. Hal tersebut ditunjukkan dapat mempengaruhi derajat keasaman
dengan tidak adanya warna yang tidak pH. Nilai pH yang dihasilkan oleh
merata, bagian yang menggumpal, dan penelitian sebelumnya tidak berbeda
bintik kasar yang tampak pada sabun jauh dikarenakan ekstrak teh putih dan
transparan. Sediaan sabun yang ekstrak daun kirinyuh memiliki beberapa
homogen didapatkan karena dalam kandungan senyawa yang sama.
proses pembuatan menggunakan mixer
dengan kecepatan yang telah
ditentukan. Berbeda dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Sareng
(2018) saat membuat sabun mandi
padat ekstrak etanol daun bidara, proses
mencampurkan bahan dilakukan dengan
mortir sehingga sediaan yang dihasilkan
tidak homogen terlihat dari warna yang
tidak merata dan masih terdapat bagian
yang kasar.
Pemeriksaan pH sabun
transparan formula I, II, III, dan IV yang
Gambar 1. Sabun transparan ekstrak
dilakukan selama 4 minggu
etanol daun kirinyuh
menggunakan suhu kamar (25-30°C)
mendapatkan hasil bahwa tidak terjadi
Skrinning fitokimia oleh Frastika,
perubahan pH sabun yaitu berkisar
et al (2017) mendapat bukti bahwa
antara 9 hingga 10. Hasil pengujian pH
ekstrak etanol daun kirinyuh
selama 4 minggu mendapatkan hasil
mengandung senyawa alkaloid. Maripa
bahwa seluruh formula memiliki pH yang
et al (2009) menyatakan bahwa NaOH
masih memenuhi syarat yaitu nilai pH
konsentrasi 10%, 20% dan 30% dapat
untuk sabun mandi sebesar 9 hingga 11
menghasilkan sabun dengan pH yang
(ASTM, 2002). Hasil pengujian pH sabun

330
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.18 No. 02 Desember 2021: 324-333

memenuhi SNI dan NaOH dengan lebih stabil dibandingkan dengan minyak
konsentrasi 40% menghasilkan pH sabun kelapa sawit dan virgin coconut oil. Hal
yang tidak memenuhi SNI. Konsentrasi tersebut disebabkan oleh kandungan
NaOH yang digunakan dalam penelitian asam laurat yang banyak pada minyak
ini sebesar 30% dan merupakan kelapa sehingga busa yang dihasilkan
konsentrasi yang sesuai untuk banyak dan lembut. Selain itu, minyak
menghasilkan pH sabun yang memenuhi kelapa juga memilki kandungan asam
SNI. Konsentrasi NaOH yang digunakan stearat sebesar 3%, asam palmitat
dapat mempengaruhi kesempurnaan sebesar 10,5% dan asam miristat sebesar
proses saponifikasi yang berdampak 19% yang berfungsi untuk menjaga busa
pada kualitas sabun yang dihasilkan agar tetap stabil (Oktari et al, 2017;
(Maripa et al, 2009). Cavitch, 2001).
Pengujian stabilitas busa Hasil pengujian aktivitas
dialkukan dengan cara membandingakn antijamur menunjukkan terbentuknya
tinggi busa dan waktu penyimpanan. zona hambat sebesar 13 mm di sekitar
Data yang diperoleh dianalisis dengan kertas cakram uji yang menandakan
aplikasi SPSS parameter Shapiro-Wilk dan bahwa ekstrak yang digunakan
didapatkan hasil stabilitas busa pada memiliki aktivitas antijamur terhadap
penelitian terdistribusi normal di mana jamur Candida albicans. Ekstrak etanol
data sampel (n) ≤ 50. Hasil analisis daun kirinyuh terbukti memiliki
menggunakan Paired T-test menyatakan kandungan senyawa metabolit
bahwa pada sediaan sabun transparan sekunder seperti alkaloid, saponin,
formula I (kontrol negatif), formula III tannin, flavonoid dan fenolik (Frastika,
dan formula IV tidak ada hasil yang 2017). Alkaloid dalam ekstrak etanol
berbeda antara data uji stabilitas busa daun kirinyuh diketahui memiliki
dengan waktu penyimpanan (p > 0,05). aktivitas antijamur dengan cara
Hasil tersebut menandakan bahwa menghambat sistem pernapasan sel
stabilitas busa untuk ketiga formula yang (respirasi sel) dan poliferasi
dibuat adalah stabil dalam waktu pembentukan protein yang berdampak
penyimpanan 4 minggu. Stabilitas busa pada kematian jamur (Swandiyasa et
dipengaruhi oleh penggunaan asam al, 2019). Selain itu, saponin yang
strearat dan jenis minyak lemak yang memiliki sifat surfaktan juga diketahui
digunakan. Menurut Rizka (2017) jika mempunyai aktivitas antijamur.
jumlah asam stearat yang digunakan Saponin dapat meningkatkan
semakin tinggi maka semakin stabil juga permeabilitas sel dengan cara
busa yang akan didapatkan. menurunkan tegangan permukaan
Penelitian oleh Oktari et al membran sterol dari dinding jamur
(2017) menunjukkan sabun yang Candida albicans (Pulungan, 2017).
menggunakan minyak kelapa Selanjutnya dilakukan uji
mempunyai tingkat kestabilan busa yang aktivitas antijamur menggunakan

331
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.18 No. 02 Desember 2021: 324-333

kontrol positif yaitu sabun antijamur memenuhi syarat untuk formulasi


yang dijual di pasaran dan kontrol sediaan sabun. Hasil uji aktivitas
negatif berupa sabun transparan yang antijamur sabun transparan ekstrak
tidak mengandung ekstrak daun etanol daun kirinyuh terhadap Candida
kirinyuh (Tabel 2). albicans menunjukkan bahwa seluruh
formula memberikan daya hambat
Tabel 2. Hasil diameter zona hambat terhadap pertumbuhan Candida albicans
sabun transparan ekstrak dan sediaan sabun tranparan formulasi II
etanol daun kirinyuh terhadap menghasilkan zona hambat terbaik
Candida albicans sebesar 19,67 mm.
Sampel Diameter zona
hambat (mm) Daftar Pustaka
Formulasi I 1,00 ± 1,7320
Formulasi II 19,67 ± 5,5075 ASTM. 2002. ASTM C39-86 Standard Test
Formulasi III 17,33 ± 3,2145 Method for Compressive
Formulasi IV 16,33 ± 3,2145 Strength of Cylindric.
Kontrol positif 12,00 ± 3,4641
Frastika,D., et al. 2017. Uji Efektivitas
Berdasarkan pengujian statistik Ekstrak Daun Kirinyuh
(Chromolaena Odorata (L.) R. M.
One Way ANOVA didapatkan hasil
King Dan H. Rob) Sebagai
adanya perbedaan yang signifikan yang Herbisida Alami terhadap
menandakan bahwa perbedaan bobot Perkecambahan Biji Kacang Hijau
ekstrak etanol daun kirinyuh (Vigna Radiata (L.) R. Wilczek)
berpengaruh terhadap hasil diameter dan Biji Karuilei (Mimosa Invisa
Mart. Ex Colla). Journal of
zona hambat sabun transparan.
Science and Technology. 6(3),
Kemudian pengujian selanjutnya (uji 225-238.
Duncan) menyatakan bahwa aktivitas
terbaik dari sabun transparan ekstrak Habibie AA, 2011, Formulasi Gel
etanol daun kirinyuh adalah Formula II Bromelain Kasar Dari Batang
Nenas (Ananas Comosus L. Merr)
dengan hasil zona hambatnya 19,6667
Untuk Pengobatan Luka Bakar
mm. Hasil analisis tersebut menunjukkan Pada Kelinci Putih Jantan.
bahwa ekstrak etanol daun kirinyuh
terbukti memiliki aktivitas anti jamur Juwita, A.P., et al. 2013. Formulasi Krim
terhadap Candia albicans dan dapat Ekstrak Etanol Daun Lamun
(Syringodium isoetifolium).
dibuat dalam bentuk sediaan sabun
Jurnal Ilmiah Farmasi. 2 (2), 8-
transparan 12.

Kesimpulan Maripa, B.R., et al. 2009. Pengaruh


Formula sabun transparan Konsentrasi NaOH Terhadap
Kualitas Sabun Padat dari Minyak
ekstrak etanol daun kirinyuh memiliki
Kelapa (cocos nucifera) yang
karakteristik fisik yang baik dan telah Ditambahkan Sari Bunga Mawar

332
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia p-ISSN 1693-3591
(Pharmaceutical Journal of Indonesia) e-ISSN 2579-910X
Vol.18 No. 02 Desember 2021: 324-333

(Rosa L.). Jurnal Pendidikan Mughalladzah dengan Variasi


Kimia FPMIPA IKIP. Konsentrasi Minyak Kelapa dan
Asam Stearat. Skripsi. Fakultas
Oktari, S.A.S.E., et al. 2017.Pengaruh Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Jenis Minyak dan Konsentrasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Larutan Alginat Terhadap
Karakteristik Sabun Cair Cuci Rowe, R. C., et al, 2009, Handbook of
Tangan. Jurnal Rekayasa dan Pharmaceutical Excipients, Sixth
Manajemen Agroindustri. 5(2), Edition, Pharmaceutical Press
47-57. and American Pharmacists
Association, London.
Priani, S.E dan Yuni, L. 2010. Pembuatan
Sabun Transparan Berbahan Sareng, G. G. 2018. Formulasi Sediaan
Dasar Minyak Jelantah Serta Sabun Mandi Padat Ekstrak
Hasil Uji Iritasinya Pada Kelinci. Etanol Daun Bidara (Ziziphus
Prossiding Lppm Unisba. mauritiana Lamk.). Politeknik
Kesehatan Kemenkes Kupang.
Pulungan, A.S.S. 2017. Aktivitas
Antijamur Ekstrak Etanol Daun Sukawaty, Y., et al. 2016. Formulasi
Kunyit (Curucma longa LINN.) Sediaan Sabun Mandi Padat
Terhadap Jamur Candida Ektrak Etanol Umbi Bawang
albicans. Jurnal Biologi Tiwai (Elutherine bulbosa (Mill.)
Lingkungan, Industri, & Urb.). Media Farmasi. 13(1), 14-
Kesehatan. 3(2), 120-124. 22.

Putri, I.A.R dan Suhartiningsih. 2014. Swandiyasa, K. 2019. Potensi Ekstrak


Pengaruh Penambahan Sari Aloe Daun Cendana (Santalum album
Vera terhadap Sifat Fisik dan L.) Sebagai Senyawa
Masa Simpan Sediaan Sabun Penghambat Jamur Candida
Transparan untuk Wajah. Jurnal albicans. Jurnal Kimia. 13(2),
Elektronik. 3(2), 23-39. 159-165.

Rahayu, S. D. P. (2015) Formulasi dan Syahruramadhan, M., et al. 2016.


Evaluasi Mutu Fisik Sabun dari Aktivitas Antijamur Ekstrak Daun
Ekstrak Rumput Laut Merah Kelor (Moringa Oleifera Lamck.)
(Euchema cottoni). Jurnal Dan Daun Kirinyuh (Chromolaena
Wiyata. Kediri. Odorata L.) terhadap Candida
albicans dan Aspergillus flavus.
Rizka. R. 2017. Formulasi Sabun Padat FKIP. UHO.
Kaolin Penyuci Najis

333

Anda mungkin juga menyukai