Model Pembelajaran
Model Pembelajaran
Model Pembelajaran
MODEL PEMBELAJARAN
Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu istilah yang memiliki keterkaitan yang sangat erat dan
tidak dapat dipisahkan satu sama lain dalam proses pendidikan. Pembelajaran
seharusnya merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menciptakan suasana atau
memberikan pelayanan agar siswa belajar.
Untuk itu, harus dipahami bagaimana siswa memperoleh pengetahuan dari kegiatan
belajarnya. Jika guru dapat memahami proses pemerolehan pengetahuan, maka guru
akan dapat menentukan strategi pembelajaran yang tepat bagi siswanya. Menurut
Sudjana (2000) dalam Sugihartono, dkk (2007: 80) pembelajaran merupakan setiap
upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik yang dapat menyebabkan peserta
didik melakukan kegiatan belajar. Sedangkan Nasution (2005) dalam Sugihartono, dkk
(2007: 80) mendefinisikan pembelajaran sebagai suatu aktifitas mengorganisasi atau
mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak didik
sehingga terjadi proses belajar. Lingkungan dalam pengertian ini tidak hanya ruang
belajar, tetapi juga meliputi guru, alat peraga, perpustakaan, laboratorium, dan
sebagainya yang relevan dengan kegiatan belajar siswa.
Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono dalam Syaiful Sagala (2006: 62)
pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional, untuk
membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan 10 sumber
belajar. Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk
mengembangkan kreatifitas berfikir yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir
siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru
sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran.
4. Cooperative Script
Model pembelajaran cooperative script di sebut juga Skrip kooperatif adalah metode
belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-
bagian dari materi yang dipelajarinya dalam ruangan kelas. Cooperative script
merupakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan daya ingat siswa (Slavin
1994:175).
Langkah-langkahnya:
a. Peserta didik dibagi kelompok menjadi berpasangan
b. Peserta didik menerima, membaca wacana/materi dan membuat ringkasan
c. Peserta didik menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan
siapa yang berperan sebagai pendengar
d. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-
ide pokok dalam ringkasannya.
e. Pendengar menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap
f. Pendengar membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan
materi sebelumnya atau dengan materi lainnya
g. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan
sebaliknya, dilakukan seperti di atas.
h. Peserta didik menyampaikan kesimpulan
i. Peserta didik menerima penguatan materi dan kesimpulan sesuai dengan
kompetensi yang akan dicapai
7. Jigsaw
Model pembelajaran Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari
beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan
bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain
dalam kelompoknya.
Langkah-langkahnya:
a. Peserta didik dikelompokkan ke dalam 4 anggota tim
b. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
c. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
d. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama
bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab
mereka
e. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan
bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka kuasai
dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh- sungguh
f. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
g. Guru memberi evaluasi
h. Penutup
9. Artikulasi
Model pembelajaran Artikulasi merupakan model yang prosesnya seperti pesan
berantai, artinya apa yang telah diberikan Guru, seorang siswa wajib meneruskan
menjelaskannya pada siswa lain (pasangan kelompoknya). Di sinilah keunikan model
pembelajaran ini. Siswa dituntut untuk bisa berperan sebagai ‘penerima pesan’
sekaligus berperan sebagai ‘penyampai pesan.’
Model pembelajaran artikulasi merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa
aktif dalam pembelajaran dimana siswa dibentuk menjadi kelompok kecil yang masing-
masing siswa dalam kelompok tersebut mempunyai tugas mewawancarai teman
kelompoknya tentang materi yang baru dibahas. Konsep pemahaman sangat diperlukan
dalam mode pembelajaran ini.
Langkah-langkahnya:
a. Peserta didik menerima informasi berkaitan dengan kompetensi yang ingin dicapai
b. Peserta didik dibagi dalam kelompok kecil (jumlah kelompok disesuaikan)
c. Salah satu peserta didik (ahli) dalam kelompok diberi materi untuk dihapal.
d. Menugaskan salah satu peserta didik (penyampai) dari kelompok itu menyampaikan
materi yang baru dikuasainya kepada pasangan di sampingnya (penerima) sambil
membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran secara bergiliran sama
semua peserta dalam kelompok mendapatkan materi, begitu juga kelompok lainnya
e. Menugaskan peserta didik secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil
wawancaranya dengan teman kelompoknya. Sampai sebagian peserta didik sudah
menyampaikan hasil wawancaranya
f. Peserta didik menyampaikan kesimpulan
g. Peserta didik menerima penguatan materi dan kesimpulan sesuai dengan
kompetensi yang akan dicapai
13. Debate
Model pembelajaran debate adalah kegiatan adu argumentasi antara dua pihak atau
lebih, baik secara perorangan maupun kelompok, dalam mendiskusikan dan
memutuskan masalah dan perbedaan.
Langkah-langkahnya:
a. Peserta didik dibagi menjadi dua kelompok peserta debat yang satu pro dan yang
lainnya kontra
b. Peserta didik menerima tugas untuk membaca materi yang akan didebatkan oleh
kedua kelompok di atas
c. Setelah selesai membaca materi, guru menunjuk salah satu anggota kelompok pro
untuk berbicara saat itu, kemudian ditanggapi oleh kelompok kontra. Demikian
seterusnya sampai sebagian besar peserta didik bisa mengemukakan pendapatnya.
d. Sementara peserta didik menyampaikan gagasannya, guru menulis inti/ide-ide dari
setiap pembicaraan sampai mendapatkan sejumlah ide diharapkan.
e. Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap
f. Dari data-data yang diungkapkan tersebut, guru mengajak peserta didik membuat
kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin dicapai.
25. Scramble
a. Buatlah pertanyaan yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
b. Buat jawaban yang diacak hurufnya
c. Guru menyajikan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai
d. Membagikan lembar kerja sesuai contoh