BAB II Ok
BAB II Ok
BAB II Ok
1. Model Pembelajaran
Model pembelajaran mengarahkan kita ke dalam mendesain pembelajaran
untuk membantu peserta didik sedemikian rupa, sehingga tujuan pembelajaran
tercapai. Model pembelajaran berfungsi pula sebagai pedoman bagi para perancang
pembelajaran dan para guru dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.
12
13
2) Bagi Siswa
a) Kesempatan yang lebih luas untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
b) Memudahkan siswa untuk memahami materi pembelajaran.
c) Mendorong semangat belajar serta ketertarikan mengikuti pembelajaran secara
penuh.
d) Dapat melihat atau membaca kemampuan pribadi dikelompoknya secara objektif.
d. Peran Guru
Pembelajaran penemuan merupakan salah satu model pembelajaran yang
digunakan dalam pendekatan kontruktivis modern. Pada pembelajaran penemuan,
peserta didik didorong untuk belajar sendiri melalui keterlibatan aktif dengan konsep-
konsep dan prinsip-prinsip. Guru mendorong peserta didik agar mempunyai
pengalaman dan melakukan eksperimen dengan memungkinkan mereka melakukan
prinsip-prinsip atau konsep-konsep bagi diri mereka sendiri. Peran guru dalam
penemuan dapat diuraikan sebagai berikut.
1) Membantu peserta didik untuk memahami tujuan prosedur kegiatan yang harus
dilakukan
2) Memeriksa bahwa semua peserta didik memamhami tujun dan prosedur kegiatan
yang harus dilakukan
3) Menjelaskan pada peserta didik tentang cara bekerja yang aman
4) Mengamati setiap peserta didik selama mereka melakuan kegiatan
22
5) Memberi waktu yang cukup kepada peserta didik untuk mengembalikan alat dan
bahan yang digunakan
6) Melakukan diskusi tentang kesimpulan untuk setiap jenis kegiatan.
2) Kelemahan dari teori belajar penemuan (free discovery) menurut (Ahmadi, 2005:
79) dalam Teori Belajar dan Pembelajaran sebagai berikut
a) Belajar penemuan ini memerlukan kecerdasan anak yang tinggi. Bila kurang
cerdas,hasilnya kurang efektif.
b) Teori belajar seperti ini memakan waktu cukup lama dan kalau kurang terpimpin
atau kurang terarah dapat menyebabkan kekacauan dan kekaburan atas materi
yang dipelajari.
1. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah prestasi belajar siswa dalam proses kegiatan belajar
mengajar denga membawa suatu perubahan dan pembentukan tingkah laku
seseorang. Menurut Dimyati dan Mudiono (2016) hasil belajar ialah hasil yang
dicapai alam bentuk angkat-angka atau skor setelah diberikan tes hasil belajar pada
setiap akhir pembelajaran. Nilai yang diperoleh siswa menjadi acuan untuk melihat
penguasaan siswa dalam menerima materi pelajaran. Menurut Mulyasa (2008) hasil
belajar merupakan prestasi siswa secara keseluruhan yang menjadi indicator
kompetensi dan derajat perubahan perilaku yang bersangkutan. Kompetensi yang
harus dikuasai siswa perlu dinyatakan sedemikian rupa agar dapat dinilai sebagai
wujud hasil belajar siswa yang mengacu pada pengalaman langsung. Sedangkan
25
c) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif. Perubahan itu selalu bertambah
dan tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan
demikian, makin banyak usaha belajar yang dilakukan, makin banyak dan makin
baik perubahan yang diperoleh.
d) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara. Perubahan yang terjadi karena
proses belajar bersifat menetap atau permanen. Berarti tingkah laku yang terjadi
setelah belajar bersifat menetap.
e) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah. Berarti perubahan tingkah laku
terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perubahan tingkah laku ini benar-
benar disadari.
f) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu,
sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh
dalam sikap, kebiasaan, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya.
Jika minat dan motivasi belajar anak turun maka hasil belajar akan mengalami
penurunan begitu sebaliknya.
2. Percaya Diri
Salah satu karakter yang penting ditanamkan kepada peserta didik adalah
karakter percaya diri. Percaya diri diartikan sebagai sikap yakin akan kemampuan diri
sendiri terhadap pemenuhan tercapainya setiap keinginan dan harapannya. Peserta
didik sangat penting memiliki nilai karakter percaya diri karena tanpa percaya diri
mereka akan sulit untuk mencapai prestasi belajar yang optimal.
Enung Fatimah (2006: 149) menjelaskan percaya diri adalah sikap positif
seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian
positif, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan atau situasi yang
dihadapinya. Barbara De Angelis (1997: 5) Percaya diri adalah sesuatu yang harus
mampu menyalurkan segala yang kita ketahui dan segala yang kita kerjakan. Percaya
diri atau keyakinan diri diartikan sebagai suatu kepercayaan terhadap diri sendiri
yang dimiliki setiap individu dalam kehidupannya, serta bagaimana individu tersebut
memandang dirinya secara utuh dengan mengacu pada konsep diri (Rakhmat, 2000).
Lauster 1997, menyatakan bahwa percaya diri merupakan suatu sikap atau perasaan
yakin atas kemampuan diri sendiri sehingga orang yang bersangkutan tidak terlalu
cemas dalam tindakan-tindakannya, dapat merasa bebas untuk melakukan hal-hal
yang disukainya dan bertanggung jawab atas perbuatannya, hangat dan sopan dalam
berinteraksi dengan orang lain, dapat menerima dan menghargai orang lain, memiliki
dorongan untuk berprestasi serta dapat mengenal kelebihan dan kekurangannya.
Melambungkan rasa percaya diri merupakan salah satu fasilitator untuk mengevaluasi
diri bagi jiwa seseorang. Seseorang yang percaya diri dapat menyelesaikan tugas atau
pekerjaan yang sesuai dengan tahapan perkembangan dengan baik, merasa berharga,
mempunyai keberanian, dan kemampuan untuk meningkatkan prestasinya,
mempertimbangkan berbagai pilihan, serta membuat keputusan sendiri merupakan
perilaku yang mencerminkan percaya diri (Lie, 2003). Menurut Lauster (1997) orang
yang memiliki percaya diri yang positif adalah : (a) Keyakinan akan kemampuan diri
28
yaitu sikap positif seseorang tentang dirinya bahwa mengerti sungguh sungguh akan
apa yang dilakukannya. (b) Optimis yaitu sikap positif seseorang yang selalu
berpandangan baik dalam menghadapi segala hal tentang diri, harapan dan
kemampuan. (c) Obyektif yaitu orang yang percaya diri memandang permasalahan
atau segala sesuatu sesuai dengan kebenaran semestinya, bukan menurut kebenaran
pribadi atau menurut dirinya sendiri. (d) Bertanggung jawab yaitu kesediaan
seseorang untuk menanggung segala sesuatu yang telah menjadi konsekuensinya. (e)
Rasional dan realistis yaitu analisa terhadap suatu masalah, suatu hal, sesuatu
kejadian dengan mengunakan pemikiran yang diterima oleh akal dan sesuai dengan
kenyataan.
dalam menghadapi situasi tertentu. (4) Mandiri, tidak suka meminta bantuan atau
dukungan kepada pihak lain dalam melakukan sesuatu kegiatan dan tidak tergantung
kepada orang lain.
2) Pendidikan Formal
Sekolah bisa dikatan sebagai lingkungan kedua bagi anak, dimana sekolah
merupakan lingkungan yang paling berperan bagi anak setelah lingkungan keluarga
di rumah. Sekolah memberikan ruang pada anak untuk mengekpresikan rasa percaya
dirinya terhadap teman-teman sebayanya. Hakim (2002:122) menjelaskan bahwa rasa
percaya diri siswa di sekolah bisa dibangunn melalui berbagai macam bentuk
kegiatan sebagai berikut: (1) Memupuk keberanian untuk bertanya. (2) Peran
guru/pendidik yang aktif bertanya pada siswa. (3) Melatih berdiskusi dan berdebat.
(4) Mengerjakan soal di depan kelas. (5) Bersaing dalam mencapai prestasi belajar.
(6) Aktif dalam kegiatan pertandingan olah raga. (7) Belajar berpidato. (8) Mengikuti
kegiatan ekstrakulikuler. (9) Penerapan disiplin yang konsisten. (10) Memperluas
pergaulan yang sehat dan lain-lain.
3) Pendidikan non Formal
Salah satu modal utama untuk bisa menjadi seseorang dengan kepribadian
yang penuh rasa percaya diri adalah memiliki kelebihan tertentu yang berarti bagi diri
sendiri dan orang lain. Rasa percaya diri akan menjadi lebih mantap jika seseorang
memiliki suatu kelebihan yang membuat orang lain merasa kagum. Kemampuan atau
keterampilan dalam bidang tertnetu bisa didapatkan melalui pendidikan non formal
misalnya : mengikuti kursus bahasa asing, jurnalistik, bermain alat musik, seni vokal,
keterampilan memasuki dunia kerja (BLK), pendidikan keagamaan dan lain
sebagainya. Sebagai penunjang timbulanya rasa percaya diri pada diri individu yang
bersangkutan. Faktor-faktor yang mempengaruhi rasa percaya diri yang lain menurut
Angelis (2003:4) adalah sebagai berikut: (1) Kemampuan pribadi: Rasa percaya
diri hanya timbul pada saat seseorang mengerjakan sesuatu yang memang mampu
dilakukan. (2) Keberhasilan seseorang: Keberhasilan seseorang ketika mendapatkan
apa yang selama ini diharapkan dan cita-citakan akan menperkuat timbulnya rasa
percaya diri. (3) Keinginan: Ketika seseorang menghendaki sesuatu maka orang
tersebut akan belajar dari kesalahan yang telah diperbuat untuk mendapatkannya. (4)
Tekat yang kuat: Rasa percaya diri yang datang ketika seseorang memiliki tekat yang
kuat untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
31
bertanggung jawab atas keputusan dan perbuatannya. (2) Individu merasa diterima
oleh kelompoknya. Hal ini dilandasi oleh adanya keyakinan terhadap kemampuannya
dalam berhubungan sosial. Ia merasa bahwa kelompoknya atau orang lain
menyukainya, aktif menghadapi keadaan lingkungan, berani mengemukakan
kehendak atau ide‐ idenya secara bertanggung jawab dan tidak mementingkan diri
sendiri. (3) Individu memiliki ketenangan sikap. Hal ini didasari oleh adanya
keyakinan terhadap kekuatan dan kemampuannya. Ia bersikap tenang, tidak mudah
gugup, cukup toleran terhadap berbagai macam situasi. Dalam Panduan Penilaian
Sekolah Dasar, Edisi revisi 2016, Indikator dari percaya diri, yaitu: (1) Berani tampil
di depan kelas. (2) Berani mengemukakan pendapat. berani mencoba hal baru. (3)
Mengemukakan pendapat terhadap suatu topik atau masalah. mengajukan diri
menjadi ketua kelas atau pengurus kelas lainnya. (4) Mengajukan diri untuk
mengerjakan tugas atau soal di papan tulis. (5) Mencoba hal-hal baru yang
bermanfaat. (6) Mengungkapkan kritikan membangun terhadap karya orang lain. (7)
Memberikan argumen yang kuat untuk mempertahankan pendapat.
atas Surya (1981: 62) mengungkapkan delapan cara meningkatkan hasil belajar
yakni:
1) Hendaknya dibentuk kelompok belajar karena dengan belajar bersama peserta
didik yang kurang paham dapat diberitahu oleh peserta didik yang telah paham
dan peserta didik yang telah paham karena menerangkan kepada temannya
menjadi lebih menguasai.
2) Semua pekerjaan dan latihan yang diberikan oleh guru hendaknya dikerjakan
segera dan sebaik-baiknya. Harus diingat bahwa maksud guru memberi tugas-
tugas tersebut adalah untuk latihan ekspresi dan latihan ekspesi adalah cara
terbaik untuk penguasaan ilmu/kecakapan.
3) Mengesampingkan perasaan negatif dalam membahas atau berdebat mengenai
suatu masalah/pelajaran. Karena perasaan negatif dapat menghambat ekspresi dan
menghambat serta mengurangi kejernihan pikiran.
4) Rajin membaca buku/majalah yang bersangkutan dengan pelajaran. Dengan
banyak mambaca, maka batas pandangan mengenai suatu peljaran akan tambah
jauh lebih luas.
5) Berusaha melengkapi dan merawat dengan baik alat-alat belajar (alat tulis dan
sebagainya). Hal ini kelihatannya soal sepele, tetapi alat-alat yan tidak lengkap
atau tidak baik akan mengganggu belajar.
6) Selalu menjaga kesehatan agar dapat belajar dengan baik, tidur teratur, makan
bergizi serta cukup istirahat.
7) Waktu rekreasi gunakan sebaik-baiknya, terutama untuk menghilangkan
kelelahan.
8) Untuk mempersiapkan dan mengikuti ujian harus melakukan persiapan minimal
seminggu sebelum ujian berlangsung. Dalam hal ini antara lain perlu disiapkan:
(a) persiapan yag matang untuk menguasai isi pelajaran, (b) mengenal jenis
pertanyaan (jenis) tes yang ditanyakan (apakah ts esai atau objektif), (c) berlatih
untuk mengombinasikan isi dan bentuk tes.
34
kita diharuskan melakukan suatu pekerjaan yang baru kita kenal dan ketahui. (8)
Memilki cita-cita yang realistis dalam hidup agar kemungkinan untuk terpenuhi
cukup besar. (9) Jangan terlalu membandingkan diri dengan orang lain yang menurut
kita lebih baik.
Menurut Hakim (2002:170) cara-cara untuk dapat meningkatkan rasa percaya
diri adalah sebagai berikut: membangkitkan kemauan yang keras, biasakan untuk
memberanikan diri, berpikir positif dan menyingkirkan pikiran negatif, biasakan
untuk selalu berinisiatif, selalu bersikap mandiri: mau belajar dari kegagalan, tidak
mudah menyerah, bersikap kritis dan objektif, pandai membaca situasi, dan pandai
menenpatkan diri.
2. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar Bahasa Indonesia
1.1 Meresapi anugerah Tuhan Yang Maha Esa atas keberadaan proses kehidupan
bangsa dan lingkungan alam
2.4. Memiliki kepedulian, tanggung jawab, dan rasa cinta tanah air terhadap bencana
alam dan keseimbangan ekosistem serta kehidupan berbangsa dan bernegara
melalui pemanfaatan bahasa Indonesia
3.1 Menggali informasi dari teks laporan buku tentang makanan dan rantai makanan,
kesehatan manusia, keseimbangan ekosistem, serta alam dan pengaruh kegiatan
manusia dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis
dengan memilih dan memilah kosakata baku.
4.1 Mengamati, mengolah, dan menyajikan teks laporan buku tentang makanan dan
rantai makanan, kesehatan manusia, keseimbangan ekosistem, serta alam dan
pengaruh kegiatan manusia secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan
tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku.
kata kosakata baku dan tidak baku. Mata pelajaran PPKn yaitu memahami kebutuhan
manusia yaitu primer, sekunder dan tersier. Mata pelajaran matematika yaitu
mengoperasikan pecahan biasa, decimal, campuran dan menghitung persentase.
muatan SBdP yaitu mengenal kerajinan dari berbagai daerah di nusantara.
2. Karakteristik Materi
Berdasarkan ruang lingkup subtema wujud benda dan cirinya, maka materi
pada subtema tersebut akan dirinci sebagai berikut:
a. Perubahan Wujud Benda
Benda-benda di lingkungan sekitar tentu memiliki bentuk yang berbeda yakni
padat, gas dan cair. Pada materi ini perubahan benda terdiri dari 6 bagian. Melalui
pengamatan gambar pada buku siswa maka akan mengetahui beberapa proses
perubahan wujud benda yang berubah secara fisik seperti mencair yang dapat terjadi
pada benda yang asalnya padat (beku), benda yang memiliki bentuk asalnya cair
berubah menjadi benda yang aslanya gas disebut menguap, hal lainnya adalah
mengembun yang terjadi karena perubahan karena suhu udara dan biasanya terjadi
pada daun dipagi hari, dan perubahan yang dapat terjadi karena air yang dipanaskan
kemudian akan mendidih dan hal tersebut kemudian disebut menguap, hal terakhir
perubahan pada kapur barus yang didiamkan kemudian akan habis sendirinya karena
perubahan wujud dari padat menjadi cair hal itu disebut dengan menyublim.
c. Kosakata Baku dan Kosakata Tidak Baku
Kosakata baku adalah kata yang benar sesuai dengan ejaan atau kamus besar
bahasa Indonesia, sedangkan kosakata tidak baku adalah kata yang tidak sesuai
dengan ejaan atau kamus besar bahasa Indonesia.
d. Perubahan Lingkungan yang disebabkan Manusia
Lingkungan di bumi ini akan terus mengalami perubahan, hal tersebut bisa
disebabkan oleh manusia dan alam, berikut adalah contoh perubahan lingkungan
diantaranya; (1) penebangan dan perusakan hutan, (2) penggunaan bahan-bahan
kimia yang berlebihan dan penggunaan pestisida yang berlebihan, (3) eksploitasi
42
sumber daya laut, (4) perpindahan penduduk, (5) penggunaan kendaraan bermotor,
(6) perburuan liar, dan (7) perusakan terumbu karang.
e. Kebutuhan Manusia
Sebagai makhluk hidup manusia mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi
setiaphari contohnya makan, minum dan pakain dan rumah. Kebutuhan manusia
dibagi menjadi 3 yaitu kebutuhan primer, sekunder dan tersier. Kenutuhan primer
adalah kebutuhan pokok misalnya, makan, minum dan rumah. Kebutuhan sekunder
adalah tambahan misalnya rekreasi dan hiburan. Sedangkan yang terakhir adalah
kebutuhan tersier yaitu kebutuhan untuk memenuhi kepuasan misalnya perhiasan,
mobil, motor, dll.
f. Mengoperasikan Pecahan Biasa, Campuran dan Pecahan Desimal
Pecahan biasa adalah pecahan yang terdiri dari pembilang dan penyebut, di
mana angka pembilang nilainya lebih kecil daripada angka penyebutnya. Pecahan
campuran adalah bilangan pecahan yang merupakan gabungan dari bilangan bulat
dengan bilangan pecahan. Bilangan pecahan desimal adalah bilangan yang diperoleh
dari hasil pembagian suatu bilangan dengan angka sepuluh dan pangkatnya ( 10, 100,
1.000, 10.000, ... ).
g. Kerajinan Khas Berbagai Daerah di Nusantara
Indonesia adalah Negara kepulauan yang mempunyai kekayaan alam dan
budaya yang tersebar diberbagai daerah yang mempunyai ciri khas masing-masing.
Kerajinan di nusantara sangat banyak dan ciri khas masing-masing contoh
Pekalongan mempunyai ciri khas kerajinan yaitu batik, Plered yakni keramik, wayang
kulit berasal Yogyakarta, kerajinan perak berasal dari Kotagede.
Berdasarkan indikator hasil belajar pada materi “Wujud Benda dan Cirinya”,
setelah siswa mempelajari bahan ajar tersebut siswa dapat mengembangkan beberapa
aspek perilaku. Diantaranya dari aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Aspek
sikap meliputi kemampuan siswa untuk peduli, percaya diri dan rasa ingin tahu.
Aspek keterampilan meliputi siswa dalam berkomunikasi, mencari informasi,
membuat tabel dan laporan. Sedangkan dari aspek pengetahuan meliputi wujud benda
dan cirinya, memahami perubahan alam akibat dari perilaku manusia, mengenal
kerajinan di Nusantara, dan mengenal kebutuhan anggota keluarga.
Bahan ajar yang termasuk ke dalam bahan ajar konkrit adalah materi IPA
(Ilmu Pengetahuan Alam) dan SBdP (Seni Budaya dan Prakarya). Bahan ajar IPA
harus melakukan percobaan tentang perubahan wujud benda sehingga perlu
pengawasan dan pengamatan dari guru sedangkan bahan ajar SBdP siswa harus
membuat kerajinan meronce yang tepat sesuai yang diajarkan guru.
4. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran subtema wujud benda dan cirinya menggunakan
strategi pembelajaran Heuristik dengan model discovery learning. Sebagaimana telah
dijelaskan sebelumnya bahwa model discovery memiliki beberapa kelebihan dan
cocok untuk menanamkan pemahaman siswa serta menumbuhkan rasa percaya diri
siswa. Hal ini dikarenakan pada subtema wujud benda dan cirinya siswa akan
menemukan sendiri perubahan pada wujud benda.
Alasan peneliti menggunakan model ini karena selain memiliki beberapa
kelebihan model ini juga dianggap cocok untuk materi ajar tentang “Wujud Benda
dan Cirinya” karena materi ini merupakan materi ajar yang memungkinkan siswa
untuk melakukan proses penemuan, khususnya tentang wujud benda.
5. Sistem Evaluasi
Sistem evaluasi yang digunakan pada materi wujud benda dan cirinya
menggunakan tes dan non tes. Tes berupa pretest dan posttest yang diberikan
langsung kepada siswa satu persatu untuk diisi oleh siswa. Sedangkan non tes berupa
lembar observasi yang digunakan untuk memperoleh data mengenai aktivitas siswa
pada saat mengikuti pembelajaran dan aktivitas guru pada saat memberikan
pembelajaran. Serta lembar angket untuk memperoleh data mengenai respon siswa
pada saat proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan model discovery
learning. Selain itu, lembar observasi percaya diri siswa untuk mengukur percaya diri
siswa selama pembelajaran berlangsung. Lembar evaluasi dilakukan setelah proses
pembelajaran untuk memperoleh gambaran mengenai hasil belajar dari proses belajar
yang dilakukan, serta untuk mengukur keberhasilan guru dalam mengajar.
46
E. Kerangka Berpikir
Guru Siswa
Guru masih Siswa hanya duduk dan
menggunakan mencatat pada saat
metode ceramah pembelajaran
Kondisi secara terus menerus Masih belum tumbuh
Awal Guru masih sikap percaya diri dalam
menggunakan model diri siswa
pemebalajaran yang Hasil belajar siswa
berbasis teacher belum berkembang atau
oriented. masih rendah
Menggunakan model
Tindakan pembelajaran discovery learning
Siklus 1
Menggunakan model
discovery learning dan
Diduga dengan menggunakan
dipadukan dengan media
model discovery learning dapat
Kondisi power point.
meningkatkan hasil belajar dan
Akhir
sikap percaya diri siswa dalam
Siklus 2
proses pembelajaran
Menggunakan model
discovery di padukan
dengan media, alat peraga,
dan lingkungan sekitar.
1. Kurikulum 2013
2. Kompetensi Guru
2. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka dan asumsi sebagaimana telah dikemukakan di atas,
maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah: “Penggunaan model discovery
learning dapat meningkatkan percaya diri dan hasil belajar pada subtema wujud
benda dan cirinya”.