Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
Skip to main content
Adil Suprayitno
  • Indonesia

Adil Suprayitno

Aljabar Linier Elementer i KATA PENGANTAR M aha Besar Allah SWT yang telah berkenan memberikan kekuatan pada penyusun, sehingga mampu menyelesaikan buku ini. Ya, Allah, ampunilah dosa-dosa kami, la-pangkanlah dada kami, sehatkanlah kami,... more
Aljabar Linier Elementer i KATA PENGANTAR M aha Besar Allah SWT yang telah berkenan memberikan kekuatan pada penyusun, sehingga mampu menyelesaikan buku ini. Ya, Allah, ampunilah dosa-dosa kami, la-pangkanlah dada kami, sehatkanlah kami, dan berilah kami kekuatan sehingga kami mampu memperlihatkan kekuatan dan keindahan Al-Islam yang telah Engkau tu-runkan sejak Nabi Adam AS sampai Nabi Akhir Jaman, Muhammad SAW. B uku ini disusun berdasarkan pengalaman mengajar di STT Telkom yang dimulai dari tahun 1993. Berisikan teori, contoh soal yang dikerjakan secara detil sehingga pembaca dapat memahami dengan lebih mudah, dan soal-soal yang dapat diker-jakan secara mandiri dan mempunyai rentang kesulitan yang cukup lebar, selain itu diberikan pula beberapa contoh penggunaan konsep dari Aljabar Linier Elementer ini. Harapan penyusun dengan adanya contoh-contoh sederhana penggunaan akan membuat buku ini terasa lebih "membumi".
A graph labeling is an assignment of integers to the vertices or edges, or both, subject to certain conditions. Graph labelings were first introduced in the late 1960s. In the intervening years dozens of graph labelings techniques have... more
A graph labeling is an assignment of integers to the vertices or edges, or both, subject to certain conditions. Graph labelings were first introduced in the late 1960s. In the intervening years dozens of graph labelings techniques have been studied in over 1700 papers. Finding out what has been done for any particular kind of labeling and keeping up with new discoveries is difficult because of the sheer number of papers and because many of the papers have appeared in journals that are not widely available. In this survey I have collected everything I could find on graph labeling. For the convenience of the reader the survey includes a detailed table of contents and index.
Tugas Pendahuluan 1. Apakah yang dimaksud dengan tegangan permukaan ? 2. Sebutkan dan jelaskan metode apa saja yang digunakan untuk mengukur tegangan permukaan! 3. Apa yang dimaksud dengan kapilaritas ? 4. Apakah yang dimaksud dengan... more
Tugas Pendahuluan 1. Apakah yang dimaksud dengan tegangan permukaan ? 2. Sebutkan dan jelaskan metode apa saja yang digunakan untuk mengukur tegangan permukaan! 3. Apa yang dimaksud dengan kapilaritas ? 4. Apakah yang dimaksud dengan meniskus dan sudut kontak ? 5. Mengapa terjadi selisih tinggi permukaan pada permukaan pipa kapiler ? 6. Jelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi besar kecilnya tegangan permukaan ! 7. Jelaskan asal persamaan (1) dan (2) ! 8. Panjang kawat (l) = 10 cm dan gaya tarik minimum yang diperlukan agar kawat berada dalam keseimbangan = 4 × 10-3 N. Tentukan tegangan prmukaan fluida yang berada dalam kawat ! 9. Besarnya kenaikan air di dalam pipa kapiler yang terbuat dari kaca yang berdiameter 0.6 mm apabila tegangan permukaan 72,8 x 10-3 N/m adalah... (í µí¼Œ í µí±Ží µí±–í µí±Ÿ = 1000 í µí±˜í µí±”/í µí±š 3 í µí±‘í µí±Ží µí±› í µí±” = 9,8 í µí±š/í µí± 2) 10. Sebutkan dan jelaskan 2 contoh peristiwa tegangan permukaan dalam kehidupan sehari-hari ! Jawaban: 1. Tegangan permukaan yaitu timbul karena gaya tarik-menarik molekul-molekul zat cair yang sejajar permukaan sehingga menyebabkan zat cair tersebut cenderung untuk menegang dan permukaannya seperti ditutupi suatu lapisan elastis. 2. Metode yang digunakan untuk mengukur tegangan permukaan yaitu:  Metode pipa kapiler Metode ini dilakukan dengan memasukkan pipa kapler yang berjari-jari R dalam zat cair yang bermassa jenis í µí¼Œ secara tegak lurus. Maka zat cair dalam pipa akan membentuk meniscus (cekung atau cembung) dengan keliling lingkaran (2í µí¼‹í µí±), dan zat cair pada pipa kapiler akan naik karena ada gaya timbul (sebesar 2í µí¼‹í µí±í µí»¾ cos í µí¼ƒ) yang diakibatkan oleh adanya tegangan permukaan.  Cara jaeger Cara joeger dalam penentuan tegangan permukaan sering juga disebut metode gelembung. Dasarnya adalah bahwa tegangan muka sama dengan tegangan maksimum dikurangi gaya yang menentukan gas keluar.  Drop weight Metode ini digunakan untuk mengukur tegangan permukaan cairan-udara dan antarmuka cair-cair, yaitu dengan mengukur berat per tetesan yang jatuh. Tetesan adalah sejumlah kecil volume zat cair, yang secara keseluruhan atau hampir keseluruhan dikelilingi oleh permukaan bebas. Cara termudah untuk membentuk tetesan adalah dengan membiarkan zat cair untuk mengalir perlahan dari tabung vertikal yang berdiameter kecil. Ketika tetesan mencapai ukuran tertentu, akan mengakibatkan ketidakstabilan sehingga tetesan tersebut akan
Fisika Dasar B TUGAS PENDAHULUAN KONVEKSI PFK-07 Soal 1. Apakah yang dimaksud dengan perpindahan kalor secara konveksi ? 2. Sebutkan dan jelaskan persamaan perpindahan kalor secara konveksi ! 3. Sebutkan dan jelaskan beberapa contoh... more
Fisika Dasar B TUGAS PENDAHULUAN KONVEKSI PFK-07 Soal 1. Apakah yang dimaksud dengan perpindahan kalor secara konveksi ? 2. Sebutkan dan jelaskan persamaan perpindahan kalor secara konveksi ! 3. Sebutkan dan jelaskan beberapa contoh perpindahan kalor secara konveksi dalam kehidupan sehari-hari ! 4. Secangkir teh bersuhu 65 o C dibiarkan terbuka di dalam ruangan yang suhunya 25 o C. Jika luas permukaan cangkir 40 cm 2 dan kalor yang hilang selama 5 menit adalah 36 J, hitunglah koefisien konveksinya ! Jawaban 1. Konveksi adalah perpindahan kalor yang disertai perpindahan partikel. Konveksi terjadi ketika terjadi perbedaan suhu sehingga menyebabkan transfer energi dalam pergerakan fluida. 2. Bentuk persamaan matematik peristiwa konveksi sangat rumit, hal ini disebabkan karna panas yang hilang atau masuk dari suatu permukaan konveksi atau permukaan yang bersinggungan dengan fluida sangat bergantung pada berbagai keadaan sebagai berikut :  Bentuk permukaan konveksi : melengkung, horizontal atau vertikal  Perbedaan suhu antara permukaan benda atau fluida ∆í µí±‡  Koefisien konveksi (ℎ í µí±) yang tergantung pada viskositas fluida, kecepatan fluida, perbedaan suhu antara permukaan dan fluida, kapasitas panas fluida, rapat massa fluida dan bentuk permukaan kontak (yang akan menentukan apakah aliran laminer atau turbulen) Sesuai dengan ketergantungan yang telah dibahas, Newton menuliskan bahwa laju aliran panas konveksi adalah : í µí°» = ℎ í µí±. í µí°´. ∆í µí±‡ dengan : í µí°» : arus panas atau laju perpindahan panas konveksi (í µí°½/í µí± í µí±Ží µí±¡í µí±Ží µí±¢ í µí±Š) í µí°´:µí°´: luas dinding permukaan konveksi í µí±š 2 ∆í µí±‡ : perbedaan temperatur antara permukaan dinding dan tubuh utama fluida í µí°¾ ℎ í µí± : koefisien konveksi, ditentukan melalui analisa dimensi untuk suatu perlengkapan khusus yang cocok melalui sejumlah percobaan (í µí±Š/í µí±š 2 í µí°¾) 3. Beberapa contoh perpindahan kalor secara konveksi dalam kehidupan sehari-hari seperti:  Proses terjadinya angin laut Pada siang hari, daratan lebih cepat panas daripada lautan, partikel-partikel udara diatas daratan cenderung naik dan tempatnya diisi partikel-partikel udara dari atas lautan yang relatif lebih dingin.  Proses terjadinya angin darat Pada malam hari, daratan lebih cepat dingin daripada lautan, udara diatas lautan relatif lebih panas. Udara diatas lautan akan bergerak ke atas dan tempatnya diisi oleh udara dari atas daratan yang relatif lebih dingin.
materi mata kuliah riset operasi
Intisari: Kebutuhan pangan di Kabupaten Ogan Ilir sebagai kabupaten yang baru di Provinsi Sumatera-Selatan, sangat penting diperhatikan. Sumber perekonomian terbesar Kabupaten Ogan Ilir berasal dari hasil produksi pertanian, terutama... more
Intisari: Kebutuhan pangan di Kabupaten Ogan Ilir sebagai kabupaten yang baru di Provinsi Sumatera-Selatan, sangat penting diperhatikan. Sumber perekonomian terbesar Kabupaten Ogan Ilir berasal dari hasil produksi pertanian, terutama produksi padi. Penelitian ini membahas aplikasi metode simpleks pada persoalan produksi padi di Kabupaten Ogan Ilir dengan memperhatikan produktivitas lahan dan keterbatasan luas lahan tanam serta analisis kelayakan produksi secara analisis sensitivitas. Berdasarkan perhitungan dengan metode Simpleks, hasil produksi padi maksimum selama tiga tahun (2008-2010) yang dapat diperoleh adalah sebanyak 616.094,916 ton. Abstract: Food needs in District Ogan Ilir as a new district in Province of South Sumatra, is very important to be consider. The largest source of economy in District Ogan Ilir is from agricultural production, especially rice production. This research discusses the application of simplex method on rice production problems in Ogan Ilir regency by considering the productivity of land and limited planted land and analyze the feasible production by sensitivity analysis. Based on calculations by the simplex method, the maximum rice production over the past three years (2008-2010) which can be obtained is as much as 616,094.916 tons.
Buku siswa sesuai K-13
Buku guru sesuai format terbaru K-13
B angunan piramida merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia. Betapa tidak, bangunan megah dan indah ini dibangun pada zaman Mesir kuno, tepatnya berada di Gizeh. Orang-orang pada zaman itu tentu memiliki pengetahuan yang sangat... more
B angunan piramida merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia. Betapa tidak, bangunan megah dan indah ini dibangun pada zaman Mesir kuno, tepatnya berada di Gizeh. Orang-orang pada zaman itu tentu memiliki pengetahuan yang sangat terbatas mengenai bangun ruang. Rusuk alas piramida tersebut sebesar 230 m dan tingginya sekitar 146 m. Dapatkah kalian menghitung luas permukaan piramida tersebut? Konsep dasar piramida menyerupai bangun ruang limas. Oleh karena itu, cara menghitung luas piramida dapat menggunakan rumus luas limas. Masih ingatkah cara menghitung luas limas? Mari kita mengingatnya kembali pada pembahasan berikut! Bab Prisma dan Limas Setelah mempelajari bab ini siswa diharapkan mampu: • Mengenal dan menyebutkan bidang, rusuk, diagonal bidang, diagonal ruang, bidang diagonal, dan tinggi prisma dan limas tegak; • Menggambar prisma dan limas tegak; • Menggambar jaring-jaring prisma dan limas tegak, serta menghitung luas permukaannya; • Menemukan rumus dan menghitung volume prisma dan limas tegak; • Merancang prisma dan limas tegak untuk volume tertentu; • Menghitung besar perubahan volume bangun prisma dan limas tegak jika ukuran rusuknya berubah.
materi kuliah PPM
silabus smp pelajaran matematika
Instructional management focuses on planning, execution and evaluation of learning experiences. For teachers in pre-secondary schools to plan, execute and evaluate learning experiences effectively, they need to have good understanding of... more
Instructional management focuses on planning, execution and evaluation of learning experiences. For teachers in pre-secondary schools to plan, execute and evaluate learning experiences effectively, they need to have good understanding of the process of cognitive development in children. Piaget has postulated that children progress through a series of four stages beginning with rudimentary reflex responses and achieving full maturity with the attainment of formal deductive reasoning. Piaget's theory also postulates that a child is an active investigator who acts upon his environment with reflex responses during infancy and then with more complex responses that emerge from early interactions. Piaget views interaction as a two-way process, one of which is accommodation and the other is assimilation. In accommodation the child's knowledge of the environment is modified to incorporate new experiences which are adaptive to the broad aspect of cognitive demands imposed by the environment. In assimilation, the child incorporates new experiences into an existing structure. Accommodation and assimilation are reciprocal and their interaction generates cognitive growth. Understanding and application of Piaget's Theory is important in the effective enhancement of teaching and learning process at pre-secondary school level. Consequently, teacher trainers, trainee teachers and practicing teachers need to keep abreast of Piaget's theory of intellectual development.
TIMSS International Journal