Research Interests:
Research Interests:
Penelitian ini dilatarbelakangi persoalan bahwa pembahasan RUU APBN serta Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-KL) di DPR sejauh ini tidak melibatkan publik dalam pembahasannya. Padahal menurut aturan resmi yang ada, proses... more
Penelitian ini dilatarbelakangi persoalan bahwa pembahasan RUU APBN serta Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-KL) di DPR sejauh ini tidak melibatkan publik dalam pembahasannya. Padahal menurut aturan resmi yang ada, proses tersebut memungkinkan keterlibatan publik. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengeksplorasi, menyajikan isu-isu dan memberikan masukan bagi anggota DPR untuk mempertimbangkan pilihan-pilihan kebijakan untuk meningkatkan aksesibilitas informasi publik dalam pembahasan RUU APBN di DPR. Penelitian ini membatasi masalah terkait studi awal akses publik dalam proses pembahasan RUU APBN di DPR. Untuk fokus isu, penelitian ini mengambil studi kasus terkait isu perbatasan dengan pertimbangan bahwa isu ini kerap diperlakukan secara instan, parsial, dan tidak berkelanjutan oleh pembuat kebijakan. Secara umum, penelitian ini berdasarkan pada premis bahwa DPR sebagai wakil rakyat harus menegakkan fungsi perwakilannya dalam melakukan fungsi lainnya. Sistem dan me...
Research Interests:
Tahun 2008 menandai maturitas demokratisasi di Indonesia. Gelombang pertama pemilihan kepala daerah secara langsung telah selesai. Seluruh provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia (kecuali Jawa Timur) telah melaksanakan pemilihan... more
Tahun 2008 menandai maturitas demokratisasi di Indonesia. Gelombang pertama pemilihan kepala daerah secara langsung telah selesai. Seluruh provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia (kecuali Jawa Timur) telah melaksanakan pemilihan langsung. Praktek pemilihan langsung di tingkat daerah ini memiliki implikasi besar dalam jangka menengah dan panjang. Janji dan kontrak politik sangat mudah dipantau dan dievaluasi oleh publik. Jarak antara penguasa dan rakyat jauh lebih dekat. Ini merupakan pengalaman berdemokrasi yang luar biasa. Dengan selesainya gelombang pertama pemilihan kepala daerah, publik pemilih Indonesia memasuki tahun 2009 dengan pengalaman yang sangat berbeda. Publik pemilih berpengalaman menghadapi pilkada yang dipenuhi dengan agenda berorientasi praktis dan lokal. Meskipun faktor ideologis dan politis masih tetap hidup, tetapi faktor kebijakan/policy sudah mulai memasuki ranah pemilu. Janji-janji praktis seperti pelayanan kesehatan dan pendidikan murah (bahkan gratis), perb...
Sejak tahun baru 2009, banyak pihak yang meramalkan bahwa tahun tersebut akan menjadi ‘tahun politik', seiring digelarnya Pemilihan Umum. Namun, sedikit yang meramalkan bahwa ‘tahun politik' ini akan menjadi begitu dramatis.... more
Sejak tahun baru 2009, banyak pihak yang meramalkan bahwa tahun tersebut akan menjadi ‘tahun politik', seiring digelarnya Pemilihan Umum. Namun, sedikit yang meramalkan bahwa ‘tahun politik' ini akan menjadi begitu dramatis. Kemenangan Susilo Bambang Yudhoyono yang mampu meraup 60 persen lebih suara –diawali dengan keunggulan Partai Demokrat dalam Pemilu Legislatif- membuat banyak pihak yakin bahwa kepemimpinan SBY dalam term kedua ini akan lebih kokoh dan efektif. Koalisi besar pendukung pemerintah pun mengiyakan pandangan ini. Kondisi ini berubah dalam waktu singkat, akibat kasus ‘Cicak vs Buaya' muncul ke permukaan. Hingga peralihan ke tahun 2010, drama tersebut masih terus berlanjut. Ada tiga alasan yang membuat tahun 2009 menjadi begitu penting. Pertama, tahun 2009 adalah tahun dimulainya periode kedua pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Pengelolaan masa-masa awal pemerintahan ini akan sangat berpengaruh pada jalannya pemerintahan selama lima tahun ke depan. Kedu...
Buku ini berangkat dari kegundahan buruknya kondisi kebebasan berekspresi di Indonesia. Sejatinya, setelah sepuluh tahun reformasi, kondisi kebebasan kita semakin baik. Politik yang semakin stabil dan pertumbuhan ekonomi yang cukup bagus... more
Buku ini berangkat dari kegundahan buruknya kondisi kebebasan berekspresi di Indonesia. Sejatinya, setelah sepuluh tahun reformasi, kondisi kebebasan kita semakin baik. Politik yang semakin stabil dan pertumbuhan ekonomi yang cukup bagus semestinya diiringi dengan pencapaian di bidang lain, khususnya menyangkut kebebasan pers, buku, dan film. Buku ini diniatkan sebagai guideliness yang bisa digunakan oleh para politisi, pengambil keputusan, dan pemimpin negeri ini untuk melihat persoalan seputar kebebasan berekspresi di Indonesia. Ditulis secara ringkas dan padat, buku ini diharapkan dapat memberikan gambaran umum tentang persoalan yang kita hadapi.
At the Indonesian House of Representatives (DPR), there is an absence of public involvement in the deliberation of the State Budget Bill (RUU APBN) and Government Ministry/Agency Work Plan and Budget (RKA-KL) eventhough the existing... more
At the Indonesian House of Representatives (DPR), there is an absence of public involvement in the deliberation of the State Budget Bill (RUU APBN) and Government Ministry/Agency Work Plan and Budget (RKA-KL) eventhough the existing official ...
Research Interests:
The Indonesian Institute, Center for Public Policy Research (TII) ingin berbagi hasil studi literatur kami (Juli-Desember 2012) mengenai “Pembiayaan Perubahan Iklim di Indonesia: Pemetaan Sumber, Mekanisme Penyaluran dan Penerima Manfaat... more
The Indonesian Institute, Center for Public Policy Research (TII) ingin berbagi hasil studi literatur kami (Juli-Desember 2012) mengenai “Pembiayaan Perubahan Iklim di Indonesia: Pemetaan Sumber, Mekanisme Penyaluran dan Penerima Manfaat Dana-Dana Terkait Perubahan Iklim” Masalah Perubahan iklim merupakan masalah yang kompleks dan saling terkait dengan aspek-aspek kehidupan yang lain. Masalah ini juga menjadi masalah bersama baik di tingkat nasional, regional, maupun internasional. Hal ini juga ditunjukkan oleh Indonesia, baik melalui kebijakan publiknya maupun komitmen dan keikutsertaan Indonesia dalam forum-forum internasional sebagai wadah kerja sama untuk menanggulangi permasalahan Perubahan iklim tersebut. Permasalahan Perubahan iklim yang juga telah menjadi masalah global serta kerja sama internasional, terlepas dari tarik ulur yang terjadi, baik bilateral maupun multilateral menjadi pintu masuk dan kesempatan bagi Indonesia untuk memenuhi komitmennya tersebut. Hal ini juga te...
Research Interests:
This thesis argues that international development interventions influence the way women perceive empowerment. It does so by looking at aid relationships and the relevance of development interventions. It involves a case study of Oxfam’s... more
This thesis argues that international development interventions influence the way women perceive empowerment. It does so by looking at aid relationships and the relevance of development interventions. It involves a case study of Oxfam’s Restoring Coastal Livelihoods Project (2010-2015) in South Sulawesi, Indonesia. Efforts to empower women have been channeled through various approaches. However, little has been said about the practice of aid relations within projects and how aid relations work through the ‘aid chain’ and influence women’s perceptions of empowerment. Also, there has not been much said about how, in the intersectionality of aid relationships, women make ‘empowerment’ their own, appropriate it, transform it, adapt it to their stories and needs through their active engagement in projects. The qualitative research which involved a five-month period of ethnographic research found that women beneficiaries perceived empowerment mostly based on their experiences in the pro...
Research Interests:
At the Indonesian House of Representatives (DPR), there is an absence of public involvement in the deliberation of the State Budget Bill (RUU APBN) and Government Ministry/ Agency Work Plan and Budget (RKA-KL) eventhough the existing... more
At the Indonesian House of Representatives (DPR), there is an absence of public involvement in the deliberation of the State Budget Bill (RUU APBN) and Government Ministry/ Agency Work Plan and Budget (RKA-KL) eventhough the existing official regulation allows such situation. This became the background issue of this research. This research is aimed to explore, present issues and provide inputs to members of the DPR in considering policy choices to improve public information accessibility during the deliberation process of the RUU APBN in the DPR. To focus on the issue, this research takes a case study concerning the border issues with the consideration that this issue is often subjected to instant, partial, and unsustainable treatment by the policy makers. In general, this research is based on the premise that the DPR as people's representatives should uphold their representation functions in conducting other functions. The existing DPR working system and mechanism should also p...
Research Interests:
Buku ini berisi tentang dokumentasi kerja advokasi The Indonesian Institute, Center for Public Policy Research (TII) dalam melakukan program kampanye publik dengan tema besar “Mendukung Pluralisme Sosial dan Kesetaraan Hak Perempuan di... more
Buku ini berisi tentang dokumentasi kerja advokasi The Indonesian Institute, Center for Public Policy Research (TII) dalam melakukan program kampanye publik dengan tema besar “Mendukung Pluralisme Sosial dan Kesetaraan Hak Perempuan di Kota Tangerang”. TII melaksanakan program ini sejak bulan Mei 2009 hingga Juli 2010 dengan dukungan dari Program RESPECT, bersama dengan dua Mitra RESPECT lainnya, yaitu SETARA Institute dan PBHI Jakarta. Program kampanye publik TII di Kota Tangerang terkait tema ini dilakukan dalam empat rangkaian kegiatan, yaitu dua kali diskusi publik dan dua kali dengar pendapat umum, serta publikasi berupa buku tentang dokumentasi kegiatan kampanye publik TII di Kota Tangerang. Rangkaian kampanye publik untuk mendukung terwujudnya pluralisme sosial dan kesetaraan hak perempuan di Kota Tangerang ini dilakukan melalui penyebaran informasi dan diskusi tentang partisipasi masyarakat dan proses pembuatan kebijakan yang didorong ke arah penghargaan terhadap pluralisme ...
Research Interests:
Research Interests:
Akreditasi fasilitas kesehatan dipercaya sebagai salah satu solusi untuk peningkatan kualitas pelayanan kesehatan terhadap masyarakat dengan mengedepankan prinsip perbaikan yang berkesinambungan. Namun, tantangan utama dalam pemenuhan... more
Akreditasi fasilitas kesehatan dipercaya sebagai salah satu solusi untuk peningkatan kualitas pelayanan kesehatan terhadap masyarakat dengan mengedepankan prinsip perbaikan yang berkesinambungan. Namun, tantangan utama dalam pemenuhan standar akreditasi itu sendiri adalah budaya mutu. Participatory Action Oriented Training/PAOT atau Pelatihan Berorientasi Tindakan Partisipatif berpotensi menjadi salah satu metode dalam mengatasi masalah terkait upaya pelayanan kesehatan di Indonesia.
Dalam praktiknya, PAOT melibatkan tenaga kesehatan sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan. Diperlukan pula dukungan dari berbagai pemangku kepentingan. Namun, sebelum PAOT dilakukan, diperlukan persiapan yang matang terutama studi terkait kondisi lingkungan Puskesmas yang ideal atau terakreditasi paripurna.
Studi awal dilakukan sebagai tahap satu dari metode penelitian participatory action research. Studi awal ini bertujuan untuk menganalisis potensi dan pentingnya PAOT dalam meningkatkan kualitas tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan, serta untuk mengembangkan instrumen PAOT dengan berfokus pada enam Puskesmas di Kota Gunungsitoli. Studi awal ini membahas tantangan dan upaya mencapai akreditasi paripurna sebagaimana dilakukan oleh Puskesmas Gunungsitoli dan Puskesmas terakreditasi paripurna di Jakarta.
Hasil studi ini menunjukkan bahwa akreditasi sangat bergantung pada lima poin penting, yaitu Sumber Daya Manusia, sarana dan prasarana, pendanaan/pembiayaan, komunikasi dan kerjasama, serta monitoring dan evaluasi. Titik berat dari peran PAOT dalam mempertahankan atau mempercepat pemenuhan standar akreditasi adalah membangun budaya peningkatan kualitas yang berkelanjutan.
Dalam praktiknya, PAOT melibatkan tenaga kesehatan sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan. Diperlukan pula dukungan dari berbagai pemangku kepentingan. Namun, sebelum PAOT dilakukan, diperlukan persiapan yang matang terutama studi terkait kondisi lingkungan Puskesmas yang ideal atau terakreditasi paripurna.
Studi awal dilakukan sebagai tahap satu dari metode penelitian participatory action research. Studi awal ini bertujuan untuk menganalisis potensi dan pentingnya PAOT dalam meningkatkan kualitas tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan, serta untuk mengembangkan instrumen PAOT dengan berfokus pada enam Puskesmas di Kota Gunungsitoli. Studi awal ini membahas tantangan dan upaya mencapai akreditasi paripurna sebagaimana dilakukan oleh Puskesmas Gunungsitoli dan Puskesmas terakreditasi paripurna di Jakarta.
Hasil studi ini menunjukkan bahwa akreditasi sangat bergantung pada lima poin penting, yaitu Sumber Daya Manusia, sarana dan prasarana, pendanaan/pembiayaan, komunikasi dan kerjasama, serta monitoring dan evaluasi. Titik berat dari peran PAOT dalam mempertahankan atau mempercepat pemenuhan standar akreditasi adalah membangun budaya peningkatan kualitas yang berkelanjutan.