Mujib Uddin

This paper studied the movement of Aksi Bela Islam (ABI) which was propagated by the GNPF MUI group to bring down Basuki Tjahaja Purnama from the governor position. This demonstration not only in Jakarta but also the various cities in Indonesia. The involvement of Muslims are influenced by social media. Social media has succeeded in becoming a public sphere for society. Today, society can take a truth from social media. Therefore,  social construction is not only formed from individuals or society but also social media. This research uses literature study with analytical descriptive writing method. This paper uses framing analysis approach and Islam populist. The results of this paper show that social media has an important role in the construction of public awareness. This social construction can be seen with the birth of Islam populist movement 212 which has a goal to reform the bureaucracy in government.Keyword: Social Contruction, Islam Populist, Aksi Bela Islam, Social Media, P...

This article aims to analyze NU's strategy in maintaining the arena of moderate Islam in Indonesia. This strategy was used by NU to anticipate the radical movement intending to seize the Indonesian Islamic arena. This is because NU has legitimacy as a moderate organization in Indonesia. This study uses observational studies by looking at the historicity of NU as a religious organization and its role in the Indonesian Islamic arena. This study uses the theory of genetic structuralism which includes habitus, arena, capital, trajectory, and strategy. The results of this study indicate that NU basically has the capital to maintain the arena of moderate Islam in Indonesia. The accumulation of capital is then at stake with two strategies, that efforts to maintain and widen the arena of power in Islam in Indonesia has a great opportunity. Abstrak Artikel ini bertujuan untuk menganalisis strategi NU dalam mempertahankan arena Islam moderat di Indonesia. strategi ini digunakan oleh NU untuk mengantisipasi gerakan radikal berkeinginan untuk merebut arena Islam Indonesia. Hal ini dikarenakan NU telah memiliki legitimasi sebagai ormas moderat di Indonesia. Penelitian ini menggunakan studi observasi dengan melihat historisitas NU sebagai organisasi keagamaan dan pegulatanannya dalam arena Islam Indonesia. Penelitian ini menggunakan teori strukturalisme genetik yang mencakup habitus, arena, modal, trajektori, dan strategi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa NU pada dasarnya memiliki modal untuk mempertahankan arena Islam moderat di Indonesia. Akumulasi modal tersebut kemudian dipertaruhkan dengan dua strategi, sehingga upaya untuk mempertahankan dan memperlebar kuasa dalam arena Islam di Indonesia memiliki peluang yang besar. Pendahuluan Sejarah telah mencatat bahwa penduduk Indonesia mayoritas beragama Islam. ini merupakan realitas objektif yang tidak bisa dibantah. Sejak jatuhnya kerajaan Hindu-Budha hingga revolusi, jumlah umat Islam menunjukkan kenaikan yang signifikan. Dominasi ini membuat sejumlah umat muslim ingin menjadikan Islam sebagai ideologi pada saat revolusi akan bergulir. Akan tetapi hal itu ditentang oleh Soekarno karena tidak

This article aims to analyze NU's strategy in maintaining the arena of moderate Islam in Indonesia. This strategy was used by NU to anticipate the radical movement intending to seize the Indonesian Islamic arena. This is because NU has legitimacy as a moderate organization in Indonesia. This study uses observational studies by looking at the historicity of NU as a religious organization and its role in the Indonesian Islamic arena. This study uses the theory of genetic structuralism which includes habitus, arena, capital, trajectory, and strategy. The results of this study indicate that NU basically has the capital to maintain the arena of moderate Islam in Indonesia. The accumulation of capital is then at stake with two strategies, that efforts to maintain and widen the arena of power in Islam in Indonesia has a great opportunity. Abstrak Artikel ini bertujuan untuk menganalisis strategi NU dalam mempertahankan arena Islam moderat di Indonesia. strategi ini digunakan oleh NU untuk mengantisipasi gerakan radikal berkeinginan untuk merebut arena Islam Indonesia. Hal ini dikarenakan NU telah memiliki legitimasi sebagai ormas moderat di Indonesia. Penelitian ini menggunakan studi observasi dengan melihat historisitas NU sebagai organisasi keagamaan dan pegulatanannya dalam arena Islam Indonesia. Penelitian ini menggunakan teori strukturalisme genetik yang mencakup habitus, arena, modal, trajektori, dan strategi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa NU pada dasarnya memiliki modal untuk mempertahankan arena Islam moderat di Indonesia. Akumulasi modal tersebut kemudian dipertaruhkan dengan dua strategi, sehingga upaya untuk mempertahankan dan memperlebar kuasa dalam arena Islam di Indonesia memiliki peluang yang besar. Pendahuluan Sejarah telah mencatat bahwa penduduk Indonesia mayoritas beragama Islam. ini merupakan realitas objektif yang tidak bisa dibantah. Sejak jatuhnya kerajaan Hindu-Budha hingga revolusi, jumlah umat Islam menunjukkan kenaikan yang signifikan. Dominasi ini membuat sejumlah umat muslim ingin menjadikan Islam sebagai ideologi pada saat revolusi akan bergulir. Akan tetapi hal itu ditentang oleh Soekarno karena tidak

Abstrak This paper studied the movement of Aksi Bela Islam (ABI) which was propagated by the GNPF MUI group to bring down Basuki Tjahaja Purnama from the governor position. This demonstration not only in Jakarta but also the various cities in Indonesia. The involvement of Muslims are influenced by social media. Social media has succeeded in becoming a public sphere for society. Today, society can take a truth from social media. Therefore, social construction is not only formed from individuals or society but also social media. This research uses literature study with analytical descriptive writing method. This paper uses framing analysis approach and Islam populist. The results of this paper show that social media has an important role in the construction of public awareness. This social construction can be seen with the birth of Islam populist movement 212 which has a goal to reform the bureaucracy in government.