PRAKTIKUM NEXT GENERATION NETWORK
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA
MODUL 9
MPLS (MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING)
TUJUAN PEMBELAJARAN:
1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang MPLS
2. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konfigurasi MPLS
DASAR TEORI
Multi Protocol Label Switching (MPLS) merupakan sebuah teknik yang menggabungkan
kemampuan manajemen switching yang ada dalam teknologi ATM dengan fleksibilitas
network layer yang dimiliki teknologi IP.
Fungsi label pada MPLS adalah sebagai proses penyambungan dan pencarian jalur
dalam jaringan komputer. MPLS menggabungkan teknologi switching di layer 2 dan
teknologi routing di layer 3 sehingga menjadi solusi jaringan terbaik dalam menyelesaikan
masalah kecepatan, scalability, QOS (Quality of Service), dan rekayasa trafik. Tidak seperti
ATM yang memecah paket-paket IP, MPLS hanya melakukan enkapsulasi paket IP, dengan
memasang header MPLS. Header MPLS terdiri atas 32 bit data, termasuk 20 bit label, 2 bit
eksperimen, dan 1 bit identifikasi stack, serta 8 bit TTL. Label adalah bagian dari header,
memiliki panjang yang bersifat tetap, dan merupakan satu-satunya tanda identifikasi paket.
Label digunakan untuk proses forwarding, termasuk proses traffic engineering. Header
MPLS dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1 Header MPLS
Dengan informasi label switching yang didapat dari routing network layer, setiap paket
hanya dianalisa sekali di dalam router di mana paket tersebut masuk ke dalam jaringan untuk
pertama kali. Router tersebut berada di tepi dan dalam jaringan MPLS yang biasa disebut
dengan Label Switching Router (LSR).
Ide dasar teknik MPLS ini ialah mengurangi teknik pencarian rute dalam setiap router
yang dilewati setiap paket, sehingga sebuah jaringan dapat dioperasikan dengan efisien dan
jalannya pengiriman paket menjadi lebih cepat. Jadi MPLS akan menghasilkan high-speed
routing dari data yang melewati suatu jaringan yang berbasis parameter quality of service
(QoS). Berikut ini perbandingan dari label switching dan routing pada IP konvensional.
Praktikum Next Generation Network, PENS Surabaya
Tabel 1 Label Switching vs. konvensional IP routing
Konvensional
Routing
Label
Switching
Analisis
Header IP
Dilakukan
pada tiap-tiap hop
lintasan paket dari
suatu jaringan
Dilakukan
hanya sekali pada
saat paket memasuki
lintasan dari suatu
jaringan
Support
Unicast dan
Multicast Data
Memerlukan
algoritma
forwarding dan
routing multicast
yang khusus
Memerlukan
hanya sebuah
algoritma forwarding
Penentuan
Routing
Berdasarkan
pada alamat tujuan
yang terdapat pada
header IP
Berdasarkan
pada jumlah
parameter, juga
termasuk alamat
tujuan pada header
IP, seperti quality of
service (QoS), type
data (suara, gambar)
dll.
Komponen MPLS :
1. Label Switched Path (LSP): Merupakan jalur yang melalui satu atau serangkaian
LSR dimana paket diteruskan oleh label swapping dari satu MPLS node ke MPLS
node yang lain.
2. Label Switching Router: sebuah router dalam jaringan MPLS yang berperan dalam
menetapkan LSP dengan menggunakan teknik label swapping dengan kecepatan
yang telah ditetapkan. Dalam fungsi pengaturan trafik, LSR dapat dibagi dua, yaitu :
a. Ingress LSR
berfungsi mengatur trafik saat paket memasuki jaringan MPLS.
b. Egress LSR
berfungsi untuk mengatur trafik saat paket meninggalkan jaringan MPLS menuju ke
LER. Sedangkan, LER (Label Edge Router) adalah suatu router yang
menghubungkan jaringan MPLS dengan jaringan lainnya seperti Frame Relay, ATM
dan Ethernet.
3. Forward Equivalence Class (FEC): representasi dari beberapa paket data yang
diklasifikasikan berdasarkan kebutuhan resource yang sama di dalam proses
pertukaran data.
4. Label: deretan bit informasi yang ditambahkan pada header suatu paket data dalam
jaringan MPLS. Label MPLS atau yang disebut juga MPLS header ini terletak
Praktikum Next Generation Network, PENS Surabaya
a.
b.
c.
5.
a.
b.
c.
d.
diantara header layer 2 dan header layer3. Dalam proses pembuatan label ada
beberapa metode yang dapat digunakan, yaitu :
Metode berdasarkan topologi jaringan, yaitu dengan menggunakan protocol IProuting seperti OSPF dan BGP.
Metode berdasarkan kebutuhan resource suatu paket data, yaitu dengan
menggunakan protocol yang dapat mengontrol trafik suatu jaringan seperti RSVP
(Resource Reservation Protocol).
Metode berdasarkan besar trafik pada suatu jaringan, yaitu dengan menggunakan
metode penerimaan paket dalam menentukan tugas dan distribusi sebuah label.
Label Distribution Protocol (LDP): protocol baru yang berfungsi untuk
mendistribusikan informasi yang adalah pada label ke setiap LSR pada jaringan
MPLS. Protocol ini digunakan untuk memetakan FEC ke dalam label, untuk
selanjutnya akan dipakai untuk menentukan LSP. LDP message dapat
dikelompokkan menjadi :
Discovery Messages, yaitu pesan yang memberitahukan dan memelihara hubungan
dengan LSR yang baru tersambung ke jaringan MPLS.
Session Messages, yaitu pesan untuk membangun, memelihara dan mengakhiri sesi
antara titik LDP.
Advertisement Messages, yaitu pesan untuk membuat, mengubah dan menghapus
pemetaan label pada jaringan MPLS.
Notification Messages, yaitu pesan yang menyediakan informasi bantuan dan sinyal
informasi jika terjadi error.
Praktikum Next Generation Network, PENS Surabaya
TUGAS PENDAHULUAN
1. Jelaskan tentang konsep MPLS dibandingkan teknologi transport lainnya
2. Jelaskan perbedaan mendasar antara Frame Relay, MPLS dan ATM
PERCOBAAN
Desain jaringan seperti gambar berikut :
Konfigurasi di atas adalah untuk kebutuhan minimum MPLS yang terdiri dari 3 router yaitu 2 LER dan
1 LSR. Konfigurasi ini biasanya dilakukan di tingkat ISP.
Tahapan dalam membangun MPLS di Cisco Router adalah sbb :
1. Setting IP Address di setiap interface
2. Setting IP untuk interface loopback
3. Setting protokol routing OSPF
4. Setting MPLS
A. Setting IP address di setiap interface
1. Konfigurasi pada R1 (LER)
a. Lakukan konfigurasi pada R1 dengan mengetikkan perintah berikut pada CLI:
Router> enable
Router# configure terminal
Router(config)#interface fastethernet0/0
Router(config‐if)#ip address 192.168.1.1 255.255.255.0
Router(config‐if)#no shutdown
Router(config‐if)#exit
Router(config)#interface serial0/1/0
Router(config‐if)#ip address 192.168.2.1 255.255.255.0
Router(config‐if)#no shutdown
b. Untuk melihat hasil konfigurasi :
R1#show ip interface brief
Praktikum Next Generation Network, PENS Surabaya
Amati dan catat hasil perintah di atas.
2. Konfigurasi R2 (LSP)
a. Lakukan hal yang sama pada Router B:
Router> enable
Router# configure terminal
Router(config)#interface serial0/1/0
Router(config‐if)#ip address 192.168.2.2 255.255.255.0
=> asumsi bahwa posisi DCE di R2
Router(config‐if)#clock rate 64000
Router(config‐if)#no shutdown
Router(config‐if)#exit
Router B (config)#interface serial0/1/1
Router B (config‐if)#ip address 192.168.3.1 255.255.255.0
=> asumsi bahwa posisi DCE di R2
Router B (config‐if)#clock rate 64000
Router B (config‐if)#no shutdown
b. Untuk melihat hasil konfigurasi :
R1#show ip interface brief
Amati dan catat hasil perintah di atas.
3. Konfigurasi pada R3 (LER)
a. Lakukan konfigurasi pada R1 dengan mengetikkan perintah berikut pada CLI:
Router> enable
Router# configure terminal
Router(config)#interface fastethernet0/0
Router(config‐if)#ip address 192.168.4.1 255.255.255.0
Router(config‐if)#no shutdown
Router(config‐if)#exit
Router(config)#interface serial0/1/0
Router(config‐if)#ip address 192.168.3.2 255.255.255.0
Router(config‐if)#no shutdown
b. Untuk melihat hasil konfigurasi :
R1#show ip interface brief
Amati dan catat hasil perintah di atas.
B. Setting IP address untuk interface loopback
4. Untuk interface loopback masing‐masing router adalah sebagai berikut :
a. Konfigurasi pada R1 (LER)
Router# configure terminal
Router(config)#interface lo0
Praktikum Next Generation Network, PENS Surabaya
Router(config‐if)#ip address 1.1.1.1 255.255.255.255
Router(config‐if)#no shutdown
Router(config‐if)#exit
b. Konfigurasi pada R2 (LSR)
Router# configure terminal
Router(config)#interface lo0
Router(config‐if)#ip address 2.2.2.2 255.255.255.255
Router(config‐if)#no shutdown
Router(config‐if)#exit
c. Konfigurasi pada R3 (LER)
Router# configure terminal
Router(config)#interface lo0
Router(config‐if)#ip address 3.3.3.3 255.255.255.255
Router(config‐if)#no shutdown
Router(config‐if)#exit
C. Setting protocol routing OSPF
5. Untuk melakukan routing agar dapat terhubung dari satu jaringan ke jaringan lain maka akan
dilakukan routing dinamis menggunakan Routing OSPF.
Untuk melakukannya lakukan langkah sebagai berikut pad CLI:
a. Pada R1 (LER) :
Router(config)#router ospf 10
Router(config‐router)#network 192.168.1.0 0.0.0.255 area 0
Router(config‐router)#network 192.168.2.0 0.0.0.255 area 0
=> untuk loopback
Router(config‐router)#network 1.1.1.1 0.0.0.0 area 0
Router(config‐router)#end
b. Pada R2 (LSR) :
Router(config)#router ospf 10
Router(config‐router)#network 192.168.2.0 0.0.0.255 area 0
Router(config‐router)#network 192.168.3.0 0.0.0.255 area 0
Router(config‐router)#network 2.2.2.2 0.0.0.0 area 0
Router(config‐router)#end
c. Pada R3 (LER) :
Router(config)#router ospf 10
Router(config‐router)#network 192.168.3.0 0.0.0.255 area 0
Router(config‐router)#network 192.168.4.0 0.0.0.255 area 0
Router(config‐router)#network 3.3.3.3 0.0.0.0 area 0
Router(config‐router)#end
=> untuk loopback
=> untuk loopback
Praktikum Next Generation Network, PENS Surabaya
d. Untuk menunjukkan table routing yag telah terbentuk secara otomatis, ketikkan sebagai
berikut:
R2#show ip route
Amati dan catat hasilnya pada masing‐masing router.
D. Setting MPLS
6. Setting MPLS akan dilakukan pada masing‐masing interface serial yang digunakan untuk
interkoneksi antar router. Setting ini dilakukan pada semua router baik di LER maupun di
LSR.
a. Pada R1 (LER) :
Untuk mengaktifkan ip cisco express forwarding sebagai fasilitas untuk
mempercepat switching
Router(config)#ip cef
Aktifkan protocol mpls pada sebuah IP
Router(config)#mpls ip
Aktifkan protocol mpls ldp (label distribution protocol)
Router(config)#mpls label protocol ldp
Terapkan mpls pada interface serial yang digunakan untuk interkoneksi antar router
Router(config)#interface serial0/1/0
Router(config‐if)#mpls label protocol ldp
Router(config‐if)#mpls ip
Router(config‐if)#exit
b. Pada R2 (LSR), terdapat 2 interface serial:
Router(config)#ip cef
Router(config)#mpls ip
Router(config)#mpls label protocol ldp
Router(config)#interface serial0/1/0
Router(config‐if)#mpls label protocol ldp
Router(config‐if)#mpls ip
Router(config‐if)#exit
Router(config)#interface serial0/1/1
Router(config‐if)#mpls label protocol ldp
Router(config‐if)#mpls ip
Router(config‐if)#exit
c. Pada R3 (LER) :
Router(config)#ip cef
Router(config)#mpls ip
Router(config)#mpls label protocol ldp
Router(config)#interface serial0/1/0
Praktikum Next Generation Network, PENS Surabaya
Router(config‐if)#mpls label protocol ldp
Router(config‐if)#mpls ip
Router(config‐if)#exit
E. Tes konfigurasi
7. Amati dan catat konfigurasi yang telah dibuat pada masing‐masing router:
a. Untuk mengetahui table routing
# show ip route
b. Untuk mengetahui ip interface
# show ip interface brief
c. Untuk mengetahui setting MPLS
# show mpls ldp neighbor
# show mpls ldp binding
# show mpls forwarding‐table
# show ip cef
# show mpls ip binding
# show mpls interfaces
F. Konfigurasi pada PC Client
8. Lakukan setting secara manual pada PC Client
a. Setting IP pada jaringan di Network 1
# ifconfig eth0 192.168.1.2 netmask 255.255.255.0
Tambahkan default gatewaynya :
# route add –net default gw 192.168.1.1
b. Lakukan setting juga pada client pada jaringan di Network 3
# ifconfig eth0 192.168.4.2 netmask 255.255.255.0
Tambahkan default gatewaynya :
# route add –net default gw 192.168.4.1
d. Lakukan ping dan traceroute dari jaringan di Network 1 ke jaringan di Network
catat hasilnya
# ping 192.168.4.2
=> amati apakah ada pembentukan paket MPLS
# traceroute 192.168.4.2
LAPORAN RESMI
Berikan kesimpulan hasil praktikum yang anda lakukan.
3,