Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
Bonus demografi merupakan isu hangat terkait bidang kependudukan yang patut untuk diperhitungkan. Bagaimanakah kesiapan para pemuda yang nantinya akan menjadi pelaku dari fenomena ini?
Indonesia dilimpahi bonus demografi dalam kurun waktu 2020-2030. Tentunya bonus demografi ini adalah modal dasar bagi pembangunan. Perhitungan pemerintah yang tercatat dalam data proyeksi penduduk Indonesia dijadikan patokan dalam menyusun dan memformulasikan pembangunan ekonomi dan mengukur interval usia produktif. Badan Pusat Statistik (BPS) mematok interval proyeksi penduduk Indonesia (2010-2035) pada hasil sensus penduduk tahun 2010. Proyeksi ini dibuat dengan metode komponen berdasarkan asumsi tentang kecenderungan kelahiran, kematian, serta perpindahan penduduk antar provinsi yang paling mungkin terjadi selama periode 25 tahun akan datang. Mengacu pada data BAPPENAS diproyeksikan pertambahan penduduk Indonesia sebesar 237.7 juta di tahun 2010 menuju 271 juta penduduk pada tahun 2020 dan secara fantastis jumlah penduduk Indonesia ditahun 2035 sebesar 305 juta. Mayoritas penduduk Indonesia yang dicatat BAPPENAS diatas adalah mereka yang tergolong usia produktif dan interval usia produktif sebagian besar diisi oleh usia muda. Dalam studi demografi ada pengertian tentang dependency burden (beban ketergantungan) di mana kualitas penduduk (baik tingkat pendidikan, skill, profesionalitas dan kreativitasan) mampu menekan beban ketergantungan sampai tingkat terendah yang berguna untuk mendongkrak pembangunan ekonomi. Namun bukan berarti kelompok usia produktif ini dapat memberikan andil yang positif justru sebaliknya dapat menjadi beban negara seperti permasalahan pengangguran dan minimnya kesempatan kerja akibat proporsi yang tidak seimbang antara jumlah angkatan kerja dengan tingkat partisipasi angkatan kerja.
2014
Jumlah penduduk remaja di Indonesia yang mencapai hampir 30% dari total penduduk merupakan aset bangsa dalam menghadapi bonus demografi yang mungkin didapatkan oleh bangsa Indonesia pada 1-3 dekade mendatang. Meskipun bonus demografi bagaikan pedang bermata dua karena apabila remaja sebagai calon penduduk usia produktif justru tidak memiliki kemampuan dan keterampilan (skills) yang tidak memadai maka hanya akan menambah beban tanggungan negara saja. Penulisan ini menggunakan kajian yang dilakukan dengan pendekatan studi literatur untuk mengkaji lebih dalam program Generasi Berencana (GenRe) yang diluncurkan oleh BKKBN sebagai salah satu institusi kependudukan yang menangani masalah remaja. Program GenRe bertujuan untuk menjadikan Tegar Remaja, yaitu remaja yang berperilaku sehat, terhindar dari resiko Triad KRR, menunda usia perkawinan, mempunyai perencanaan kehidupan berkeluarga untuk mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera serta menjadi contoh, model, idola dan suber informasi...
2018
Bonus dianalogikan sebagai keuntungan. Bonus Demografi adalah keuntungan ekonomi yang diperoleh karena banyaknya penduduk usia kerja yang merupakan sumber meningkatnya produktivitas. Bonus demografi hanya terjadi 1 kali dalam sejarah perjalanan penduduk yaitu pada saat rasio ketergantungan dibawah 50/100. Bonus demografi dapat membawa keuntungan (anugerah) tetapi juga dapat membawa bencana ( petaka).
Populasi, 2015
Ageing population atau penuaan penduduk di masa mendatang akan menjadi isu yang krusial di Indonesia. Hasil proyeksi penduduk Indonesia mengindikasikan bahwa pada 2023 nanti jumlah penduduk Indonesia yang berada pada usia pensiun akan melebihi 7 persen dari total penduduk. Pada 2023 rasio ketergantungan tua akan melebihi 10 persen. Struktur penduduk Indonesia dalam waktu dekat akan menjadi yang disebut sebagai penuaan penduduk. Tujuan dari artikel ini adalah memberikan gambaran mengenai bonus demogra pertama, isu penuaan penduduk, dan bonus demogra kedua di Indonesia berdasarkan data dari proyeksi penduduk 2010-2035. Selanjutnya berdasarkan fakta tersebut, hendak dipaparkan implikasi ekonomi dan kebijakan-kebijakan yang harus diperhatikan oleh pemerintah.
Alhadharah: Jurnal Ilmu Dakwah, 2017
Indonesia gets demographic bonus in 2015-2035. Demographic bonus is when the number of productive population of the age of 15-64 years reaches about 70% or about 180 million people and the rest is about 30% or about 60 million people of unproductive age. The demographic bonus is like a double-edged sword. This demographic bonus becomes a profitable phenomenon on the one hand and on the other hand can be disastrous for a country. Beneficial and potential if a country is able to prepare its young generation with a quality generation and vice versa would be disastrous if the state is unable to prepare its human resources. High quality human resources both in terms of education, health, skills so as to compete in the world of work. This phenomenon is of course interesting to be studied further, especially how the opportunities and challenges for diversity in Indonesia.
Bandung Conference Series: Economics Studies
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Journal of Balkan and Near Eastern Studies, 2024
Sprawozdania Archeologiczne vol. 75/1, 2023
Fruit of Knowledge, Wheel of Learning Essays in Honour of Carole Hillenbrand, ed. Ali Ansari, 2021
Proceedings of the Human Factors and Ergonomics Society Annual Meeting, 2000
Research on Humanities and Social Sciences, 2014
Molecular Catalysis, 2019
Cell metabolism, 2018
Oxford Bulletin of Economics and Statistics, 2014
Arsitektura, 2017
American Journal of Physiology-Legacy Content, 1975
Nuclear Medicine and Biology, 2013