available onlin
line at: http://ejournal. unp. ac. id/index. php/linguadidaktika/index
Published by Engli
glish Department Faculty of Languages and Arts of Universitas Negeri Padangg
in colla
llaboration with Indonesian English Teachers Association (IETA)
P-ISSN 1979-0457
E-ISSN 2541-0075
Vol. 11,
No. 1,
July 2017,
Page 36-52
COMPARATIVE
E TRANSLATION
TRA
QUALITY OF JUDGEME
GEMENT IN
NOVEL THE ADVENTURES OF TOM SAWYER
YER
(Sistemic Fuctional
Fuct
Linguistic in Translation Studies)
dies)
PERBANDINGAN KUA
KUALITAS TERJEMAHAN JUDGEMENT
ENT DALAM
NOVEL THE ADVENTURES OF TOM SAWYER
ER
(Kaji SFL dalam Penerjemahan)
(Kajian
Waskito
ito A
Aji1, M. R. Nababan2, Riyadi Santosa3
1 Mahasiswa Pascasarjana,
asarjana,2, 3 Pascasarjana Universitas Sebelas
las Maret,Surakarta
Maret,
Jl. Kentingan
ingan No.
No 36 Jebres Sukarta, Jawa Tengah Indonesia
waskitoaji50@gmail.com
Permalink: http://dx.doi.org/10.2
24036/ld.v11i1.7709
DOI: 10.24
24036/ld.v11i1.7709
Abstract
The aims of this research
rch were to compare and describe the transla
slation quality of
judgement in classic nove
vel The Adventures of Tom Sawyer which translated
tra
by two
different translators and ppublished by two different publishers. The resource
re
of data
was utterances which con
ontained judgement expression in novel Thee Adventures of
Tom Sawyer and its twoo translations. The data in this research were words, clauses
and phrases contained jjudgement expression. The type of this
is research was
descriptive qualitative and
nd categorized as embedded research. In the finding,
fi
the two
translated version of The
T
Adventures of Tom Sawyer were accurately
a
and
acceptability translated,, but
b in detail the quality of first target lan
anguage is more
accurate and more accepta
table.
Key words: Judgement, Comparison
C
and Translation
Abstrak
Penelitian ini bertujuan
tujuan untuk
un
membandingkan dan mendeskripsika
eskripsikan kualitas
terjemahan judgement pada
pad terjemahan novel klasik The Adventu
ventures of Tom
Sawyer yang diterjemahkan
jemahkan oleh dua penerjemah yang berbeda
beda dan ditebitkan
oleh dua penerbit
it yang berbeda.
be
Sumber data dalam penelitian
enelitian ini berupa
ungkapan yang mengandu
engandung judgement dari novel The Adventu
ntures of Tom
Sawyer dan dua versinya
ersinya yang
y
berbentuk kata, frasa dan klausa.. Penelitian ini
termasuk dalam penelitian
enelitian deskriptif kualitatif dengan studi
di kasus terpancang.
t
Pada hasil temuan,
n, ditemukan
ditemu
bahwa kedua novel terjemahan
emahan m
mempunyai
kualitas keakuratan
tan dan kebeterimaan yang cukup tinggi, tetapi
t
bila
diperhatikan secara
ara detail bahwa kualitas terjemahan pada BSa 1 sedikit
mempunyai kualitas
as yang le
lebih baik dari BSa 2.
Kata Kunci: Judgement,
ment, Perbandingan
Per
dan Terjemahan
© Universitas Negeri Padang
ng. All rights reserved.
UNP
JOURNALS
36
Short Title maximal 4 words –Authors
A. PENDAHULUAN
Perkembangan penerjemahan pada era modern mencapai puncaknya. Berbagai
bangsa di dunia sudah dan sedang mencoba memperkenalkan hasil karya sendiri
kepada bangsa lain. Salah satu karya yang diterjemahkan adalah karya sastra dan
salah satu karya sastra yang paling banyak diterjemahkan di Indonesia adalah novel.
Bruziati (2006) mencatatkan bahwa kepopuleran novel terjemahan menempati
rangking paling tinggi dibandingkan dengan karya-karya terjemahan lainya. Hal ini
terjadi karena novel merupakan karya sastra tulis yang paling banyak diminati oleh
khalayak dibanding dengan puisi ataupun karya-karya sastra yang lain. Kepopuleran
novel terjemahan di Indonesia bisa dilihat dengan adanya beberapa penerbit yang
menerjemahkan dan menerbitkan dari sumber yang sama, sebagai contoh novel Heidi
karangan Johanna Spyri yang diterjemahkan dan diterbitkan oleh Atria dan Bentang
Pustaka, novel The Story Girl yang diterjemahkan dan diterbitkan oleh Bentang
Pustaka dan Gramedia Pustaka Utama, Secret Garden karangan Francis Hodgson
Burnet diterbitkan oleh Qanita dan Gramedia Pustaka Utama serta The Adventures of
Tom Sawyer yang dikarang oleh Mark Twain dan diterbitkan Atria dan Elex Media
Komputindo.
Kompetensi didalam menerjemahkan novel sangatlah diperlukan agar hasil
dari terjemahan tesebut dapat menyampaikan pesan dengan baik, hal ini dikuatkan
oleh Hariyanto (2003:121) yang menyatakan bahwa apabila penerjemah memiliki
kompetensi penerjemahan yang komprehensif maka masalah-masalah yang timbul
dalam dalam penerjemahan akan bisa diatasinya dengan mudah. Pesan yang terdapat
dari BSu yang berbentuk kata, frasa, klausa atau kalimat harus dapat diterjemahkan
kedalam bahasa sasaran dengan menyesuaikan terhadap kejadian, tempat dan juga
waktu. Di dalam menerjemahkan novel sudah bisa dipastikan bahwa penerjemah
menggunakan berbagai strategi untuk mencapai hasil yang berkualitas. Strategi dari
penerjemahan ini bisa dilihat dalam pemilihan teknik penerjemahn yang digunakan
oleh penerjemah tersebut. Di dalam poses pengalihan bahasa, penerjemah novel harus
bisa menganalisis informasi dan kemudian memenemukan padanannya serta
merealisasikannya dalam bentuk teks yang akurat, berterima dan terbaca serta dapat
dipahami oleh pembaca
Pesatnya perkembangan penerjemahan karya sastra novel di Indonesia dan
masalah-masalah yang muncul dalam penerjemahan novel, terutama novel yang
diterjemahkan dan diterbitkan oleh dua penerjemah dan dua penerbit serta mengingat
akan pentingnya kualitas terjemahan maka makalah ini akan membahas tentang
perbandingan kualitas terjemahan ungkapan yang mengandung judgementdalamsatu
novel BSu, The Adventures of Tom Sawyer yang diterjemahakan oleh dua penerjemah
dan diterbitkan oleh dua penerbit. Penelitian ini berfokus pada novel karangan Mark
Twain, The Adventures of Tom Sawyer dan dua terjemahannya. Novel ini merupakan
salah satu novel yang diterjemahkan dan diterbitkan oleh dua penebit, Atria dan Elex
Media Komputindo dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kualitas
pada tingkat keakuratan dan keberterimaan dari BSa 1 dan BSa 2.
Alasan dipilihnya novel The Adventures of Tom Sawyer dalam penelitian ini
disebabkan oleh empat faktor. Faktor yang pertama, didalam Bsu ditemukan banyak
ungkapan-ungkapan yang berhubungan dengan “judgement” yang menarik untuk
dikaji. Faktor yang kedua adalah novel yang ditulis oleh Mark Twain tahun 1876 ini
merupakan salah satu novel yang diterjemahkan oleh dua penerbit dan dua
penerjemah yang berbeda. Faktor yang ketiga adalah tentang cerita dari novel ini
sangat komplek terutama ada pada isu-isu yang diangkat berhubungan dengan situasi
sosial, pendidikan, rasialis dan budaya-budaya di Missouri. Alasan yang terakhir
E-ISSN2541-0075
37
Lingua Didaktika Volume 11 No 1, July 2017
adalah novel The Adventures of Tom Sawyer merupakan novel klasik yang laris dan
diterjemahkan lebih dari dua puluh lima bahasa. Cerita tentang kisah petualangan
Tom Sawyer ini bukan saja merupakan karya literatur klasik tetapi juga termasuk
dalam salah satu novel anak dan remaja dan telah didaptasi dalam berbagai bidang,
mulai dari drama, serial TV, film layar lebar, musikal, balet, bahkan ikon-ikon
tertentu seperti Google yang pernah menampilkan lewat google-doodle
Teori tentang evaluasi judgement merupakan bagian dari teori appraisal yang
pertama kali dipresentasikan pada awal tahun 1980-an oleh beberapa linguist dari
Australia (White dalam Mason 2012:22). Martin dan Rose (2005:27) menjelaskan
bahwa judgement merupakan evaluasi yang dilakukan secara normatif terhadap sifat
atau karakter orang lain yang berhubungan dengan aturan-aturan yang ada dalam
suatu kelompok masyarakat (Martin dan Rose, 2003:28). Tidak jauh beda dengan
affect, Martin dan Rose (2003:28) menambahkan bahwa dalam judgement juga bisa
diungkapkan secara positif atau negatif dan secara langsung atau tidak langsung
Martin dan Rose (2003:30) membagi judgement menjadi dua, personal dan
moral, personal judgement dibagi lagi menjadi dua admiration (kekaguman) criticism
(kritikan), sedangkankan moral judgement juga dibagi lagi menjadi dua yaitu praise
(pujian) dan condemnation (menyalahkan). Selanjutnya, Martin dan White (2005:53)
membedakan judgement menjadi dua kelompok besar yaitu social esteem dan social
sanction. Social esteem (penghargaan sosial) adalah evaluasi terhadap tingkah laku
seseorang berdasarkan norma atau etika berdasarkan batasan yang biasa disebut
dengan istilah ‘pantas’ atau ‘tidak pantas’ dalam suatu lingkungan tertentu. Social
esteem melibatkatkan admiration dan criticism berkaitan dengan hal-hal tanpa
impikasi hukum, dan jika terlibat didalamnya maka akan membutuhkan seorang
terapis untuk mengatasinya. Social esteem terdiri dari tiga bagian yaitu (1) normality
(how unusual someone is) merupakan tentang normalitas yaitu seberapa luar biasa
seseorang itu bersikap dalam suatu lingkungan sosial,(2) capacity (how capable they
are) implikasi dari kapasitas seseorang yang dapat dilihat dari seberapa mampu atau
kuat lemahnya seseorang dalam suatu lingkungan sosial tersebut, (3)tenacity (how
resolute they are) merupakan perwujudan dari ketahanan yaitu tentang ketegasan,
keberanian dan keuletan seseorang dalam lingkungan sosial (Martin dan White
2005:54).
Social sanction (sanksi sosial) berhubungan dengan peraturan yang bersifat
formal. Di dalam social sanction tingkah laku manusia akan dievalusi berdasarkan
peraturan hukum, adat dan agama atau hukum dan undang-undang dalam suatu
Negara, dan apabila melanggarnya akan mendapatkan sangsi yang berlaku. Martin
dan Rose (2003:62) menambahakan jika seseorang mempunyai masalah dalam area
ini mungkin akan membutuhkan seorang pengacara dalam penyeleseaiannya. Social
sanction dibagi menjadi dua, (1) veracity (kejujuran) yang berhubungan dengan jujur
atau tidaknya seseorang tersebut, (2) propriety (kesopanan) yang berhubungan
dengan sikap kesopanan, keberadapan sikap seseorang didalam suatu komunitas
sosial.
Selanjutnya, selain teori judgement, teori lain yang digunakan sebagai dasar
dalam penelitian ini adalah teori kualitas terjemahan yang dikembangkan oleh
Nababan, Sumardiono dan Ardiana (2012). Penilaian tentang kualitas ini dibagi tiga,
yaitu keakuratan, keberterimaan dan keterbacaan. Penilaian kualitas yang pertama
adalah keakuratan dan menurut Nababan (2012:44) keakuratan merupakan sebuah
istilah yang digunakan dalam pengevaluasian terjemahan untuk merujuk pada teks
bahasa sumber dan teks bahasa sasaran sudah sepadan ataukah belum. Konsep
kesepadanan mengarah pada kesamaan isi atau pesan antar keduanya. Selanjutnya
38
P-ISSN: 1979-0457
Short Title maximal 4 words –Authors
adalah konsep penilaian yang kedua atau keberterimaan. Konsep ini merupakan aspek
kualitas terjemahan yang berarti hasil terjemahan BSa dapat diterima oleh pembaca
sasaran baik dari segi budaya, norma, maupun dari segi bahasa dan gramatikanya.
Keberterimaan menjadi penting dikarenakan berhubungan dengan dengan budaya,
norma dan kaidah bahasa sasaran dimana untuk sebagian daerah tertentu mempunyai
peraturan yang sangat mengikat didalamnya (Nababan 2012:45) dan yang terakhir
adalah keterbacaan istilah keterbacaan itu pada dasarnya tidak hanya menyangkut
keterbacaan teks bahasa sumber tetapi juga keterbacaan teks bahasa sasaran.
Selanjutnya Richard et al (dalam Nababan 2008:63) menyebutkan bahwa keterbacaan
suatu teks tergantung kepada panjang rata-rata kalimat, jumlah kata baru dan
kompleksitas grammatikal dari suatu bahasa yang dipergunakan
B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian bidang penerjemahan yang berorientasi
pada produk penerjemahan. Data yang diteliti merupakan produk hasil terjemahan
novel berbahasa Inggris The Adventures of Tom Sawyer yang telah diterjemahkan
oleh dua penerjemah berbeda dan fokus penelitian ini dipusatkan pada tingkat
keakuratan dan keberterimaan teks terjemahan. Berdasarkan jenisnya, penelitian ini
termasuk dalam deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan fenomena
pada analisis data yang pada akhirnya akan ditarik kesimpulan. Selanjutnya, dilihat
dari bentuk penelitiaanya, penelitian ini berbentuk studi kasus terpancang (embedded
case study) dikarenakan oleh peneliti yang terlebih dahulu sudah menetukan pokok
permasalahan. Penelitian ini juga termasuk dalam studi kasus tunggal karena hanya
menggunakan satu sumber data saja. Sumber data penelitian ini adalah novel bahasa
Inggris The Adventures of Tom Sawyer dan dua terjemahannya dalam bahasa
Indonesia. Meskipun disebutkan bahwa adanya dua novel terjemahan, tetapi bisa
dikatakan bahwa lokasi, partisipan dan kejadian disini adalah sama. Hal tersebut
dikarenakan karena acuan dari kedua novel terjemahan tersebut adalah novel BSunya,
The Adventures of Tom Sawyer. Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi
satuan lingual dalam bentuk kata, frasa dan klausa yang mengandung ungkapan
judgementdari novel The Adventures of Tom Sawyer dan dua novel BSa.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Data judgement yang ditemukan dalam penelitian ini berjumlah 70 data yang
terbagi sepuluh bagian positive normality, negative normality, positive capacity,
negative capacity, positive tenacity, negative tenacity, positive veracity, negative
veracity, positive propriety, negative propriety dan temuan detail judgement dalam
bentuk tabel adalah sebagai berikut
Tabel 1 Temuan Jenis Judgement Berdasarkan Struktur Ceritanya
Normality
Capacity
Tenacity
Veracity
Propriety
+
−
+
−
+
−
+
−
+
−
3
5
1
8
1
10
2
3
25
12
8
9
11
5
37
∑
70
Pada tabel diatas dapat diperhatikan bahwa judgement propriety memiliki
frekuensi kemunculan paling banyak (37 data ) dibandingkan dengan tenacity,
capacity, normality, dan veracity dan berdasarkan terjemahannyapada BSa 1 dan BSa
2 ditemukan ada beberapa data yang mengalami pergeseran dan hasil tabulasi temuan
E-ISSN2541-0075
39
Lingua Didaktika Volume 11 No 1, July 2017
terjemahan judegement pada BSa 1 dan BSa 2 dapat digambarkan pada tabel dibawah
ini:
Tabel 2 Temuan Kategori Judgement, Bentuk dan Pergeserannya pada BSa1 dan BSa2
Tenacity
Veracity
Propriety
Attribute
Attribute
Attribute
Epithet
Attribute
Attribute
Mental
Attribute
Ephitet
Attribute
Epithet
Behavior
1
1
4
4
1
1
3
3
6
4
2
6
1
6
7
6
Hilang
Graduation
Jenis
Kategori
Bentuk
Tetap
Penerjemahan BSa 2
Bergeser
Hilang
4
3
7
1
8
9
6
1
7
1
1
2
4
9
1
16
4
1
31
Graduation
5
3
8
1
8
9
10
1
11
2
1
2
5
12
1
19
4
1
37
Jenis
Tetap
Attribute
Attribute
Kategori
Jumlah
Capacity
−
+
Jumlah
+
−
Jumlah
−
+
Jumlah
+
−
−
Jumlah
−
−
+
+
+
Jumlah
Bentuk
Bentuk
BSu
Judgement
BSu
Normality
Penerjemahan BSa 2
Bergeser
1
1
1
1
1
2
6
1
1
2
4
6
1
15
2
1
25
1
2
2
4
4
1
1
5
1
2
2
2
3
9
Selanjutnya, pada kualitas terjemahan yang akan dinilai adalah pada tataran
tingkat keakuratan dan kebeterimaan dan berdasarkan penilaian pada tingkat
keakuratan ditemukan bahwa penerjemahan pada BSa 1 ada 55 data akurat, 12 data
kurang akurat dan 3 data tidak akurat sedangkan pada BSa 2 ditemukan 48 data
akurat, 17 data kurang akurat dan 5 data tidak akurat. Pada tingkat keberterimaan
ditemukan bahwa pada BSa 1 dan BSa 2 semua data adalah berterima dan tidak
ditemukan data yang kurang atupun tidak berterima pada penerjemahan judgement
dan tabulasi temuan pada tingkat keakuratan dan keberterimaan antara BSa 1 dan Bsa
2 adalah sebagai berikut:
Tabel 3 Temuan Tingkat Keakuratan dan Kebeterimaan BSa 1 dan BSa 2
Tingkat
Keakuratan
Jumlah
BSa 1
Jumlah
BSa 2
Tingkat
Keberterimaan
Jumlah
BSa 1
Jumlah
BSa 2
Akurat
Kurang Akurat
Tidak Akurat
Jumlah
55
12
3
70
48
17
5
70
Berterima
Kurang Berterima
Tidak Berterima
Jumlah
70
70
70
70
Pembahasan dan contoh temuan tentang hasil terjemahannya dan kualitas
pada BSa 1 dan BSa 2 adalah sebagai berikut:
1. Positive Normality
Positive normality atau normality admiremerupakanevaluasi positif terhadap
sikap orang lain yang berhubungan dengan norma-norma yang berlaku dalam suatu
40
P-ISSN: 1979-0457
Short Title maximal 4 words –Authors
komunitas khususnya yang berkaitan dengan kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh
seseorang, seperti ramah, hangat dan lain sebagainya. Pada analisis ini ditemukan 3
data positive normalitydan pada hasil penerjemahan BSa1 tidak ditemukan data
bergeser sedangkan pada BSa 2 ditemukan 1 data bergeser pada tingkatan
graduationnya dan contoh serta penjelasan dari data yang bergeser adalah sebagai
berikut:
Data 057/ATS/BSu-86 / MP /JUD/ATS/BSa1-117JUD /PTS/BSa2-106 /JUD
Data
Appraised
Appraising
Form
Affect
BSu
You
an angel
Attribute
BSa1
Kau
Malaikat
Attribute
BSa2
Kau
betul-betul
seorang
malaikat
Attribute
Attitude
Judgement
Positive
Social esteem
Normality
Positive
Social esteem
Normality
Positive
Social esteem
Normality
Appreciation
Graduation
Force
Focus
Metaphor
Metaphor
Raise
Intensifier
Raise
Contoh data 057 diatas merupakan data yang mengalami pergeseran pada
penerjemahan BSa 2. Dalam hal ini pergeseran yang terjadi pada tingkat graduation
dari semula metaphor bergeser menjadi intensifier raise. Data pada BSu an angel,
pada BSa 1 diterjemahkan menjadi “malaikat” dan pada BSa 2 diterjemahkan
menjadi “betul-betul seorang malaikat”. Pada BSa 1 penerjemah menerapkan teknik
kompresi linguistik dengan mensintesa unsur-unsur linguistik dari data BSu, an
angel. Sedangkan pada BSa 2 penerjemah menerapkan kombinasi dua teknik yang
berbeda, yaitu adisi dan kesepadanan lazim. Teknik adisi teridentifikasi dari
penambahan intensifier “betul-betul” yang berada sebelum kata”malaikat” dan teknik
kesepadanan lazim terlihat pada penerjemahan kata angel menjadi kata
“malaikat”yang merupakan padanan yang telah sesuai dengan kamus Bahasa InggrisIndonesia serta sudah popular digunakan bagi target bahasa dalam Bahasa Indonesia.
Penerapan teknik kompresi lingusitik pada penerjemahan BSa 1 diatas tidak
berpengaruh pada BSunya. Makna ungkapan judgementpositive normality dari BSu
dapat secara utuh tersampaikan sama dengan makna yang terdapat pada BSunya
sedangkan pada BSa 2, penerapan teknik adisi telah menyebabkan pergeseran
graduation dari semula methapor bergeser menjadi intensifier. Pergeseran ini
menyebabkan graduation yang ada pada BSa 2 mempunyai skala yang lebih tinggi
dari BSunya dan secara otomatis menyebabkan perbedaan makna sehingga makna
judgement positive normality yang ada dalam BSu tidak sepenuhnya tersampaikan
dalam BSa 2. Secara kualitas, pada tingkat keakuratan BSa 1 dinyatakan lebih akurat
dan BSa 2 kurang akurat dan dari segi keberterimaan antara BSa 1 dan BSa 2
merupakan hasil terjemahan yang sudah berterima yang terlihat lazim dan sesuai
dengan norma-norma dan budaya bagi target bahasa.
Berdasarkan konteks ceritanya, data diatas adalah ungkapan yang diucapkan
Muff potter kepada Injun joe yang telah menolongnya untuk tidak membocorkan
rahasia tentang pembunuhan yang melibatkan Muff. Muff potter memberikan
penilaian positif atas kebaikan Injun Joe dengan menyamakannya dengan malaikat.
Berikutnya pada contoh data 125 diatas, judgement positive normality
merupakan contoh data yang tidak mengalami pergeseran penerjemahan pada BSa 1
dan BSa 2 Data BSu kata friendly diterjemahkan menjadi kata “ramah” pada BSa1
dan BSa2. Hasil penerjemahan pada BSa1 dan BSa2 dari kata friendly pada data
E-ISSN2541-0075
41
Lingua Didaktika Volume 11 No 1, July 2017
diatas tidak mengalami pergeseran bentuk, jenis judgement dan skala graduation.
Pesan yang terdapat pada BSu telah sepenuhnya tersampaikan pada BSa 1 dan BSa 2
dengan utuh tanpa adanya distorsi.
Data 125/ATS/BSu-186/ MP/JUD /ATS/BSa1-254 /JUD /PTS/BSa2-243 /JUD
Data
Appraised
Appraising
Form
Affect
BSu
[The
widder]
Friendly
Attribute
BSa1
Ramah
Attribute
BSa2
Ramah
Attribute
Attitude
Judgement
Positive
Social esteem
Normality
Positive
Social esteem
Normality
Positive
Social esteem
Normality
Appreciation
Graduation
Force
Foc
Attitudinal
lexis
Raise
Attitudinal
lexis
Raise
Attitudinal
lexis
Raise
Dalam menerjemahkan ungkapan judgement positive normality diatas
penerjemah BSa 1 dan BSa 2 sama-sama menerapkan teknik kesepdanan lazim
dengan cara tunggal. Hasil terjemahan evaluasi yang terlihat dari kata friendly telah
diterjemahkan dengan kata yang sudah lazim dalam kamus dan sering digunakan.
Akibat dari penerapan teknik ini dalam kualitas terjemahan pada tingkat keakuratan
menyebabkan terjemahan menjadi akurat dan gampang dicerna serta seolah-olah
pemabaca akan merasa bahwa hasil terjemahan tersebut bukan berasal dari bahasa
asing. Selain itu, terjemahan pada BSa 1 dan BSa 2 pada contoh kedua evaluasi
judgemant positive quality tersebut juga telah sesuai dengan budaya target bahasa dan
terasa alamiah serta lazim bagi telinga oarng Indonesia. Data diatas merupakan
contoh ungkapan evaluasi perasaan Huck yang disampaikan kepada Tom tentang
sikap janda Douglas yang ramah kepadanya selama tinggal dirumah janda tersebut.
2. Negative Normality
Negative normality atau normality criticize merupakan evaluasi negatif
terhadap kekurangan atau kelemahan orang lain. Pada analisis ini ditemukan 5 data
negative normalitydan berdasarkan hasil terjemahan pada BSa1 ditemukan pergeseran
pada graduationnya dan pada BSa 2 ditemukan 1 data hilang.
Data 117/ATS/BSu-167/ TS /JUD /ATS/BSa1-226/Jud /PTS/BSa2-216
Data
Appraised
Appraising
Form
Affect
BSu
They
so thinskinned
Attribute
BSa1
anak
perempuan
gampang
tersinggung
Attribute
Attitude
Judgement
Negative
Social saction
normality
Negative
Social saction
normality
Appreciation
Graduation
Force
Focus
Intensifier
raise
Attitudinal
lexis
Lower
BSa2
Contoh data 117 diatas merupakan data BSa 1 yang mengalami pergeseran
pada skala graduationnya dan data BSa 2 yang mengalami penghilangan makna
judgementnya. Data pada BSu so thin-skinned diterjemahkan pada BSa 1 menjadi
“gampang tersinggung” dan pada BSa 2 diterjemahkan menjadi “berkulit sangat
tipis”. Dalam menerjemahkan data BSu, so thin-skinned, penerjemah BSa 1
menerapkan teknik reduksi dengan tidak menerjemahkan intensifier so. Penerapan
42
P-ISSN: 1979-0457
Short Title maximal 4 words –Authors
teknik ini mengakibatkan pergeseran pada skala graduation dari semula intensifier
raise bergeser menjadi attitudinal lexis. Selain mengakibatkan pergeseran
graduationnya, dilihat dari kesepadanan maknanya, penerapan teknik reduksi pada
BSa 1 menyebabkan makna yang terdapat dalam BSu tidak sepenuhnya tersampaikan
dalam dengan tepat dalam BSa dan hal ini mengakibatkan hasil pada BSa 1 menjadi
kurang akurat. Selanjutnya, pada BSa 2 penerjemah menerapkan teknik harfiah,
penerapan teknik ini teridentifikasi dari penrejemahan kata demi kata dari data so thin
skinned dengan tidak memperhatikan makna yang ada dalam data tersebut. Dalam hal
ini penerjemah hanya mencari kesesuaian dengan bahasa sasaran saja. Penerapan
teknik ini mengakibatkan evaluasi judgement negative normality menjadi hilang dan
secara otomatis mengakibatkan hasil pada BSa 2 menjadi tidak akurat. Ungkapan so
thin-skinned yang merupakan evaluasi tentang sikap dari Becky Thatcher yang
gampang tesinggung seperti pada wanita pada umumnya tidak termuat pada hasil
terjemahan pada BSa 2 (berkulit sangat tipis) meskipun penerjemahan tersebut secara
literal telah benar diterjemahkan.
3. Positive Capacity
Positive capacity atau capacityadmire adalah evaluasi positif tentang
kapasitas seseorang dan keadaan seseorang dalam lingkungan sosial, seperti
contohnya kuat, lemah, sehat, fit dan lain sebagainya. Data pada analisis ini hanya
ditemukan 1 data positive capacity dan berbentuk attribute dan tidak bergeser pada
penerjemahan BSa1 dan BSa2
Data 124/ATS/BSu-186/ MP/JUD /ATS/BSa1-254 /JUD /PTS/BSa2-242 /JUD
Data
Appraised
Appraising
Form
Affect
BSu
I
Better
Attribute
BSa1
Lebih baik
Attribute
BSa2
Lebih baik
Attribute
Attitude
Judgement
Positive
Social esteem
Capacity
Positive
Social esteem
Capacity
Positive
Social esteem
Capacity
Appreciation
Graduation
Force
Focus
Intensifier
Raise
Intensifier
Raise
Intensifier
Raise
Data 124 diatas merupakan ungkapan yang dilakukan Tom tentang kondisinya
setelah dia berteriak didalam gua ketika tersesat. Tom merasa kondisinya lebih baik
dengan melepaskan teriakannya dan dia mengatakannya pada Becky. Kata better
yang diterjemahkan pada BSa1 dan BSa2 menjadi “lebih baik” dan tidak mengalami
pergeseran serta makna yang ada pada BSu telah sepenuhnya tersampaikan pada BSa
1 dan BSa 2. Dalam menerjemahkan data diatas, penerjemah BSa 1 dan BSa 2
menerapkan teknik kesepadanan lazim. Teknik ini dalam penerapannnya dirasa telah
mampu menyampaikan pesan yang ingin disampaikan oleh tokoh utama, Tom kepada
pembaca dan pada penerjemahannya pun kata lebih baik merupakan kata yang sudah
lazim pada kamus dan popular bagi pembaca target. Selanjutnya, penerapan teknik ini
mengakibatkan data BSa 1 dan BSa 2 menjadi akurat dan berterima. Data yang telah
diterjemahkan tersebut terasa sangat mudah dipahami dalam bahasa target bagi
pembaca dan terasa alamiah serta sudah sesuai dengan budaya serta norma-norma
pada budaya target.
E-ISSN2541-0075
43
Lingua Didaktika Volume 11 No 1, July 2017
4. Negative Capacity
Negative capacity atau capacity criticize adalah evaluasi tentang kekurangan
atau keadaan seseorang terkait dengan lingkungan di sekitanya, misalnya bodoh,
lemah, tidak bertanggung jawab, sakit, tidak dewasa dan sebagainya. Dari analisis
data ditemukan 8data negative capacity dan setelah diterjemahkan, pada BSa1 tidak
ditemukan data yang bergeser sedangkan pada BSa 2 ditemukan 2 data yang bergeser
pada tingkat graduationnya. Contoh dari analisis negative capacity pada BSa 1 dan
BSa 2 adalah sebagai berikut:
Data 079/ATS/BSu-129/ BP /JUD /ATS/BSa1-173/JUD /BSa2-161 /JUD
Data
Appraised
Appraising
Form
Affect
BSu
He
Not more
responsible
Attribute
BSa1
Dia
Attribute
BSa2
Dia
tidak lebih
bertanggung
jawab
tidak
bertanggung
jawab
Attribute
Attitude
Judgement
Negative
Social esteem
Capacity
Negative
Social esteem
Capacity
Negative
Social esteem
Capacity
Appreciation
Graduation
Force
Focus
Intensifier
Raise
Intensifier
Raise
Attitudinal
lexis
raise
Contoh data 79 diatas merupakan data yang mengalami pergeseran pada skala
graduation pada BSa 2. Pada BSu, data not more responsible diterjemahkan dalam
BSa 1 menjadi “tidak lebih bertanggung jawab” dan pada BSa 2 diterjemahkan “tidak
bertanggung jawab”. Dalam menerjemahkan contoh data diatas penerjemah BSa 1
secara utuh menerjemahkan dengan menerapakan teknik kesepadanan lazim dan hal
ini terlihat dari lazimnya hasil terjemahan tersebut dan sudah dikenal baik dalam
penggunaan sehari-hari dan juga kamus Bahasa Inggris-Indonesia. Hasil terjemahan
pada BSa 1 diatas merupakan terjemahan yang akurat, hal ini terlihat dari pesan yang
ada dalam BSu telah sepenuhnya tersampaikan dalam BSa 1 secara utuh dan apabila
dilihat dari bentuk, jenis, kategori dan graduationnyapun antara BSu dan BSa 1 tidak
ditemukan suatu perbedaan (tidak bergeser). Sedangkan pada BSa 2, penerjemah
menerapkan kombinasi teknik antara reduksi dan kesepadanan lazim. Penerapan
teknik reduksi teridentifikasi dari tidak diterjemahkannya kata more dan kesepadanan
lazim terlihat dari penerjemahan not responsible menjadi “tidak bertanggung jawab”
yang merupakan istilah yang lazim.
Berdasarkan penilaian pada tingkat keakuratannya, hasil pada BSa 1
dinyatakan lebih akurat daripada BSa 2. Pesan pada BSa 1 dinilai lebih tersampaikan
kepada pembaca dibanding pesan yang termuat pada BSa 2. Penerjemah BSa 1 dinilai
lebih memperhatikan konteks cerita dan lebih mengerti tentang evaluasi yang
berhubungan dengan perasaan terutama dalam menlai sikap seseorang dalam suatu
komunitas sosial. Dari segi keberterimaan, antara BSa 1 dan BSa 2 adalah terjemahan
yang dinialai berterima. Pesan yang ada pada kedua hasil terjemahan tersebut dirasa
telah wajar dan sesuai dengan kaidah-kaidah dan norma-norma yang ada pada bahasa
sasaran.
5. Positive Tenacity
Judgement positive tenacity merupakan evaluasi terhadap karakter seseorang
yang meliputi keuletan dan kelebihan yang dimiliki seseorang berkaitan dengan usaha
dan pencapaian dalam mendapatkan sesuatu, dan contoh dari evaluasi judgement
positive tenacity adalah berani, bisa diandalkan, tidak kenal lelah dan sebagainya.
Data yang ditemukan dari judgement positive tenacity hanya ditemukan 1 data yang
44
P-ISSN: 1979-0457
Short Title maximal 4 words –Authors
merupakan yang berbentuk epithet. Pada penerjemahan BSa 1 tidak ditemukan
pergeseran sedangkan pada BSa 2 ditemukan pergeseran pada jenis judgement.
Contoh dan penjelasan dari judgement positive tenacity tersebut adalah sebagi
berikut.
ATS/BSu-40/ HW/JUD /ATS/BSa1-54/ HW/JUD /PTS/BSa2-49/ HW/JUD
Data
Appraised
Appraising
Form
Affect
BSu
little
fellow
Manly
Epithet
BSa1
laki-laki
kecil
Jagoan
Epithet
BSa2
anak muda
Baik
Epithet
Attitude
Judgement
Positive
Social esteem
Tenacity
Positive
Social esteem
Tenacity
Positive
Social sanction
Propriety
Appreciation
Graduation
Force
Focus
Attitudinal
lexis
Raise
Attitudinal
lexis
Raise
Attitudinal
lexis
Raise
Contoh data 40 diatas merupakan evaluasi yang dilakukan oleh Hakim Walter
kepada Tom atas keberaniannya maju ke depan mimbar dan menunjukkan kepada
jemaat gereja bahwa Tom telah mampu menghafalkan dua ribu ayat dalam Alkitab.
Berdasarkan hasil terjemahannya, pada BSa 1 tidak ditemukan pergeseran,
penerjemah BSa 1 telah mampu mentransfer makna positive tenacity dari BSu secara
utuh dan sesuai dengan bahasa sasarannya sedangkan pada BSa 2, ditemukan
pergeseran pada jenis judgementnya, dari semula positive tenacity bergeser menjadi
positive propriety. Pada BSa 2, penerjemah menerjemahkan kata manly menjadi kata
“baik”. Kata manlyyang merupakan evaluasi keberanian dan dalam judgement
termasuk dalam tenacity diterjemahkan menjadi kata “baik” yang merupakan
gambaran dari reputasi sikap seseorang tentang baik atau buruknya berperilaku dalam
lingkungan sosial dan dalam judgement termasuk dalam social sanction propriety.
Dalam menerjemahkan data BSu, manly penerjemah BSa 1 menerapkan
teknik kesepadanan lazim sedangkan penerjemah BSa 2 menerapkan teknik
genralisasi. Teknik kesepadanan lazim dalam menerjemahkan data BSu pada BSu
dirasa sudah mampu menghantarkan makna secara benar dan sesuai dengan konteks
ceritanya sedangkan pada BSa 2, penerapan teknik generalisasi mengakibatkan
pergeseran jenis judgement dan membuat makna yang ada pada BSu menjadi lebih
netral dan lebih umum. Penerapan teknik kesepadanan lazim pada BSa 1 membuat
hasil terjemahan menjadi lebih akurat yang terdidentifikasi dari kesamaan isi dan
pesan antara BSu dengan BSa 1, sedangkan pada BSa 2 dinilai sebagai terjemahan
yang kurang akurat. Makna yang terdapat pada BSa 2 dirasa lebih netral dan
cenderung kurang cocok dengan konteks yang membangun terciptanya ungkapan
tersebut. Dalam hal ini, penerjemah BSa 2 dirasa kurang mampu memahami konteks
evaluasi ungkapan judgement secara benar dan penerjemah BSa 2 dirasa hanya
mencari titik aman saja tanpa memperhatikan makna yang terkandung dalam
ungkapan judgement tersebut. Dilihat dari tingkat keberterimaannya, antara BSa 1
dan BSa 2 dirasa merupakan terjemahan yang berterima dan hal ini teridentifikasi dari
istilah-istilah yang diterapkan oleh kedua penerjemah yang terasa sudah alamiah dan
sesuai dengan kaidah-kaidah dan norma-norma dalam bahasa sasaran.
6. Negative Tenacity
Judgement negative tenacity merupakan evaluasi tentang kekurangan atau
kelemahan seseorang dalam suatu lingkungan sosial misalnya pengecut, lemah, tidak
E-ISSN2541-0075
45
Lingua Didaktika Volume 11 No 1, July 2017
sabar dan lain sebagainya. Data judgement negative tenacity dalam pnelitian ini
ditemukan sebanyak 10 data dan dalam BSa 1 ditemukan 6 data tetap dan 4 data
bergeser pada graduationnya, sedangkan pada BSa 2 ditemukan 6 data tetap, 4 data
bergeser graduation dan 1 data data bergeser jenis judgementnya. Pada BSa 2
ditemukan 1 data yang mengalami pergeseran graduation dan jenis judgementnya dan
contoh analisisnya adalah sebagai berikut:
Data 117/ATS/BSu-167/ TS /JUD /ATS/BSa1-226/Jud /PTS/BSa2-216
Data
Appraised
Appraising
Form
Affect
BSu
[They]
chickenhearted
Attribute
BSa1
Pengecut
Attribute
BSa2
Lemah
Attribute
Attitude
Judgement
Negative
Social esteem
Tenacity
Negative
Social esteem
Tenacity
Negative
Social esteem
Capacity
Appreciation
Graduation
Force
Focus
Metaphor
Raise
Attitudinal
lexis
Raise
Attitudinal
lexis
Raise
Contoh data 117 diatas merupakan data yang mengalami pergeseran pada
penerjemahan BSa 1 pada skala graduationnya dan BSa 2 pada jenis judgement serta
skala graduationnya. Data pada BSu chicken-hearted diterjemahkan pada BSa 1
menjadi “pengecut” dan pada BSa 2 diterjemahkan menjadi “lemah”. Penerjemah
BSa 1 dan BSa 2 dalam menerjemahkan evaluasi diatas mengakibatkan pergeseran
graduation dari semula metaphor bergeser menjadi attitudinal lexis raise.
Berdasarkan konteks cerita pada BSu, evaluasi chicken-hearted merupakan jenis
perumpamaan yang digunakan untuk menggambarkan sikap dari wanita pada
umumnya yang cenderung so thin-skinned dan chicken-hearted. Selanjutnya pada
BSa 2 terjemahan chicken-herated menjadi kata “lemah” berpengaruh pada
perubahan judgement dari tenacity menjadi capacity. Kata “lemah” pada BSa 2
merupakan jenis dari klasifikasi negative capacity yang merupakan gambaran atau
evaluasi tentang bagaimana kapasitas seseorang tersebut dalam suatu lingkungan
sosial yang sangat berbeda dengan chicken hearted yang merupakan gambaran atau
bentuk evaluasi dari kekurangan atau kelemahan dari seseorang dalam lingkungan
sosial tertentu.
Berdasarkan tingkatan keakuratannya, hasil pada BSa 1 dinilai akurat dan
pada BSa 2 dinilai kurang akurat. Pada BSa 1, penerjemah dirasa telah mampu
mentransfer makna yang ada pada BSu dengan sepadan dan sesuai dengan konteks
ceritanya sedangkan pada pada BSa 2 hasil terjemahannya dirasa kurang dalam
mewakili ungkapan evaluasi negative tenacity dari BSunya dan cenderung lebih
umum serta bersifat netral.
7. Positive Veracity
Judgement positive veracity merupakan evaluasi terhadap sikap seseorang
tentang kejujuran seseorang atau seberapa bisa dipercaya seseorang dalam suatu
komunitas sosial. Judgement positive veracity berimplikasi pada peraturan formal
(hukum) jika dilanggar. Data pada judgement positive veracity ditemukan sebanyak 2
data yang berbentuk attribute danberdasarkan pada hasil penerjemahan BSa 1 dan
BSa 2 ditemukan 1 data tetap dan 1 data bergeser pada graduationnya. Penjelasan
dari temuan pada judgement positiveveracity adalah sebagai berikut:
46
P-ISSN: 1979-0457
Short Title maximal 4 words –Authors
Data 083/ATS/BSu-133/ JH/ JUD /ATS/BSa1-178 / JUD / PTS/BSa2-166 / JUD
Data
Appraised
Appraising
Form
Affect
BSu
Tom
true-blue
Attribute
BSa1
Tom
sangat bisa
dipercaya
Attribute
BSa2
Tom
sangat setia
Attribute
Attitude
Judgement
Positive
Social sanction
Veracity
Positive
Social sanction
Veracity
Positive
Social sanction
Veracity
Appreciation
Graduation
Force
Focus
Metaphor
Raise
Intensifier
Raise
Intensifier
Raise
Contoh data 83 diatas merupakan hasil terjemahan BSa 1 dan BSa 2 yang
mengalami pergeseran pada skala graduation. Pada BSu, true-blue diterjemahkan
menjadi “sangat bisa dipercaya” pada BSa 1 dan “sangat setia” pada BSa 2. Pada
hasil terjemahan ditemukan pergeseran graduation antara BSu dengan BSa 1 dan BSa
2. Graduation pada BSu, metaphor dan setelah diterjemahkan bergeser menjadi
intensifier. Pergeseran ini mengakibatkan skala graduation pada BSa 1 dan BSa 2
menjadi lebih tinggi daripada BSunya. Pada BSu penulis menggambarkan sikap Tom
dengan perumpamaan (metaphor) sedangkan pada BSa 1 dan BSa 2 evaluasi tersebut
bergeser menjadi intensifier raise. Kedua penerjemah menerapkan teknik ekplisitasi,
yaitu dengan mengungkapkan maksud atau pesan yang tersembunyi pada data BSu,
true blue. Tujuan dari penggunaan teknik ini adalah untuk memberikan pemahaman
yang lebih bagi pembaca tentang pesan yang masih tersembunyi pada bahasa sumber.
Penerapan teknik ini dirasa sudah mampu mentransfer makna yang
terkandung dalam BSu secara utuh, meskipun ada pergeseran graduation antara BSu
dan BSa 1 serta BSa 2. Pergeseran tersebut dinilai wajar karena antara padanan dalam
bahasa Indonesia dengan BSunya memang ditemukan perbedaan pada skala
graduationnya. Berdasarkan keakuratannya antara BSa 1 dan BSa 2 termasuk dalam
terjemahan yang akurat, pesan dalam BSu telah sepenuhnya sepadan dan
tersampaikan dengan benar serta sesuai dengan konteksnya dan pada segi
keberterimaan hasil terjemahan pada kedua BSa tersebut juga sudah dirasa sesuai
dengan kaidah-kaidah serta norma-norma pada bahasa targetnya serta terasa begitu
alamiah bagi pambaca sasaran.
8. Negative Veracity
Judgement negative veracity merupakan kebalikan dari judgement positive
veracity. Judgement negative veracity merupakan evaluasi terhadap sikap seseorang
yang dianggap tidak bisa dipercaya, seperti curang, licik, menyembunyikan
kebenaran dan sebagainya. Data pada judgement negative veracity ditemukan
sebanyak 3 data dan tidak ada yang bergeser dalam penerjemahan BSa1 dan BSa 2
dan contohnya adalah sebagai berikut:
Data 010/ATS/BSu-10/TS/JUD /ATS/BSa1-10/JUD /PTS/BSa2-10/JUD
Data
Appraised
Appraising
Form
Affect
BSu
You
Liar
Attribute
BSa1
Kau
Pembohong
Attribute
BSa2
Kau
Penipu
Attribute
E-ISSN2541-0075
Attitude
Judgement
Negative Social
sanction
Veracity
Negative Social
sanction
Veracity
Negative Social
sanction
Veracity
Appreciation
Graduation
Force
Focus
Attitudinal
lexis Raise
Attitudinal
lexis Raise
Attitudinal
lexis Raise
47
Lingua Didaktika Volume 11 No 1, July 2017
Contoh data diatas adalah evaluasi sikap yang dilakukan Tom terhadap anak
tetangga yang berada didesa sebelah. Tom merasa tidak percaya terhadap perkataan
anak itu, Tom menganggap ucapan-ucapan anak itu adalah bualan belaka supaya Tom
takut kepadanya. Pada penerjemahan BSa 1 dan BSa 2 contoh data diatas sama sekali
tidak ditemui pergeseran. Kata liar pada BSu diterjemahkan pada BSa 1 menjadi
“pembohong” dan diterjemahkan pada BSa 2 menjadi “penipu”, antara BSu, BSa 1
dan BSa 2 mempunyai format evaluasi yang sama, yaitu attribute, judgement
negative veracity dan attitudinal lexis raise, tetapi berdasarkan konteks ceritanya
pada BSu, penerjemahan pada BSa 1 dirasa telah sesuai dan mampu menghantarkan
makna pada BSu secara sepadan dan hal ini berbeda dengan hasil pada BSa 2.
Penerjemahan pada BSa 2 dinilai kurang sesuai dengan konteks cerita pada BSunya
dan hasil pada BSa 2 cenderung terlalu konkrit dibanding dengan BSu dan hasil pada
BSa 1. Beradasarkan kualitas terjemahannya, hasil terjemahan pada BSa 1 dinilai
lebih akurat dibanding dengan hasil terjemahan pada BSa 2. Meskipun pada tingkatan
keakuratan antara BSa 1 dan BSa 2 mempunyai penilaian yang berbeda, tetapi pada
tingkat keberterimaan hasil dari kedua penerjemahan ini dirasa telah sesuai dengan
istilah-istilah yang ada pada BSa dan dianggap telah wajar dan lazim bagi pembaca
sasaran.
9. Positive Propriety
Judgement propriety positive merupakan evaluasi positif terhadap sikap
seseorang yang dianggap sesuai dengan norma dan hukum yang berlaku dalam suatu
komunitas sosial seperti baik, bermoral, beretika dan lain sebagainya. Pada penelitian
ini ditemukan 25 data judgement positive propriety dan berdasarkan hasil
penerjemahannya pada BSa 1 dari 25 data tersebut ditemukan 22 data tetap dan 3 data
bergeser pada graduationnya dan pada BSa 2 ditemukan data tetap lebih sedikit dari
BSa 1, yaitu 18 data tetap, 2 data bergeser kategorinya dan 5 bergeser graduationnya
dan contoh penjelasan dari judgement positive propriety adalah sebagai berikut:
Data 125/ATS/BSu-186/ MP/JUD /ATS/BSa1-254 /JUD /PTS/BSa2-243 /JUD
Data
Appraised
Appraising
Form
Affect
BSu
friendly
faces
Good
Epithet
BSa1
Wajah
bersahabat
Baik
Epithet
BSa2
Wajahwajah
ramah
Menyenang
kan
Epithet
Attitude
Judgement
Positive
Social
sanction
Propriety
Positive
Social
sanction
Propriety
Positive
Happiness
Cheer
Appreciation
Graduation
Force
Foc
us
Attitudinal
lexis
Raise
Attitudinal
lexis
Raise
Attitudinal
lexis Raise
Contoh data 125 diatas merupakan data yang mengalami pergeseran pada
kategori attitudenya setelah diterjemahkan pada BSa 2. Data dalam BSu good
diterjemahkan pada BSa 1 menjadi kata “baik” dan pada BSa 2 diterjemahkan
menjadi kata “menyenangkan”. Pada hasil terjemahan BSa 1 tidak ditemui adanya
pergeseran dan data dalam BSa 1 tersebut telah mampu menghantarkan makna yang
terdapat dalam BSu secara utuh kepada pembaca serta sesuai dengan konteks pada
cerita sumbernya, sedangkan pada BSa 2 dengan diterjemahkan data BSu menjadi
kata “menyenangkan” secara otomatis merubah evalusi judgement positive propriety
mejadi affect positive cheer. Kata good pada BSu yang merupakan ungkapan evaluasi
48
P-ISSN: 1979-0457
Short Title maximal 4 words –Authors
sikap Muff terhadap perbuatan baik yang dilakukan oleh Tom dan Huck yang telah
menengoknya di dalam penjara sedangkan kata “menyenangkan” merupakan
cerminan dari ungkapan evaluasi perasaan senang (happiness) dan hal ini tidaklah
sama dalam hal analisis evaluasi yang berhubungan dengan attitude.
Hasil kualitas terjemahan contoh diatas berdasarkan tingkat keakuratannya
dinyatakan akurat pada hasil terjemahan BSa 1 daripada BSa 2. Pada hasil BSa 1,
penerjemah dirasa mampu memahami antara makna yang ada pada BSu dengan
mengalihakan sesuai dengan konteks pada ceritanya dan hasil pada BSa 1 juga dinilai
telah sepadan dengan aslinya, sedangkan pada BSa 2 hasil terjemahan tersebut dirasa
masih kurang sepadan dengan makna aslinya dan dirasa kurang sesuai dengan
konteks cerita pada BSunya dan dalam hal ini terjemahan pada BSa 2 dinilai
mempunyai makna yang lebih sempit dan cenderung berbeda dari segi evaluasi
attitudenya, meskipun antara hasil BSa 1 dan BSa 2 dinyatakan telah sesuai dengan
kaidah-kaidah dan norma budaya pada bahasa sasaran.
10. Negative Propriety
Judgement negative propriety merupakan kebalikan dari positive propriety
yaitu evaluasi terhadap sikap seseorang yang melanggar hukum atau tidak sesuai
dengan norma yang ada dalam suatu lingkungan sosial seperti tidak bermoral,
korupsi, tidak adil dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini ditemukan 12 data
judgement negative propriety dan berdasarkan hasil terjemahannya pada BSa 1
ditemukan 9 data tetap dan 3 data bergeser skala graduation dan pada BSa 2
ditemukan 7 data tetap, 4 data bergeser pada graduation dan 1 data bergeser
kategorinya dan contoh dari judgement negative propriety adalah sebagai berikut:
Data 154/ATS/BSu-230 IJ/JUD/ATS/BSa1-312 /JUD /PTS/BSa2-301 /JUD
Data
Appraised
Apprais
ing
Form
Affect
BSu
He
Rough
Attribute
BSa
1
Dia
Kasar
Attribute
BSa
2
Ia
Marah
Attribute
Attitude
Judgement
Negative
Social
sanction
Propriety
Negative
Social
sanction
Propriety
Negative
Dissatisfaction
Displeasure
Appreciat
ion
Graduation
Force
Foc
Attitudinal
lexis
Raise
Attitudinal
lexis
Raise
Attitudinal
lexis
Raise
Data diatas adalah data yang mengalami pergeseran kategori pada
penerjemahan BSa 2. Kategori attitude pada BSu adalah negative propriety yang
tercermin dari kata rough yang merupakan evaluasi sikap yang dilakukan oleh Injun
Joe terhadap suami Janda Douglas yang kasar kepadanya sewaktu Injun dipenjara.
Pada BSa 1 evaluasi attitude tidak mengalami pergeseran dimana kata rough
diterjemahkan menjadi kata “kasar” dan terjemahan tersebut merupakan terjemahan
yang pas dan sesuai dengan konteks ceritanya, sedangkan pada BSa 2 kata “marah”
bukan merupakan evaluasi ungkapan dari negative propriety melainkan perwujudan
dari affect dissatisfaction displeasure atau ungkapan emosi dari penutur tentang rasa
ketidakpuasan yang dirasakan. Pada penerjemahan BSa 2 telah terjadi pergeseran dari
semula evaluasi terhadap sikap orang lain menjadi ungkapan akan ketidakpuasan
pada diri penutur.
E-ISSN2541-0075
49
Lingua Didaktika Volume 11 No 1, July 2017
Pada data diatas, berdasarkan pada kualitas terjemahannya antara BSa 1 dan
BSa 2 ditemukan suatu perbedaan yang cukup besar. Pada BSa 1 hasil terjemahan
dirasa telah akurat, makna yang ada hasil terjemahan tesebut dirasa telah mampu
mewakili maksud dari penulis asli tentang evaluasi sikap yang ingin disampaikannya
kepada pembaca dan hal ini secara otomatis telah sesuai dengan konteks cerita serta
telah sepadan dengan teks sumbernya, sedangkan pada hasil pada BSa 2 merupakan
terjemahan yang tidak akurat. Penerjemah BSa 2 hanya ingin mencari kesepadanan
sementara saja dari terjemahan tesebut dan cenderung keluar dari konteks pada
bahasa sumbernya. Makna yang ada pada BSu tidak sepadan dan tidak tersampaikan
secara tepat pada BSa 2 dan bagi pembaca sasaran hal ini akan mengakibatkan
kebingungan dalam memahami antara konteks ceritanya dengan evaluasi yang
dihasilkan dan pada akhirnya menyebabkan salah penginterpretasian makna dan
maksud dari penulis serta bahasa sumbernya.
Data 102/ATS/BSu-163/ BP/JUD /ATS/BSa-221 /JUD /PTS/BSa2-210 /JUD
Data
Appraised
Appraising
Form
Affec
t
BSu
[You]
so bad
Attribute
BSa1
buruk
Attribute
BSa2
Buruk
Attribute
Attitude
Judgement
Negative
Social sanction
Propriety
Negative
Social sanction
Propriety
Negative
Social sanction
Propriety
Appreciation
Graduation
Force
Focu
s
Intensifier
raise
Attitudinal
lexis
Raise
Attitudinal
lexis
Raise
Selanjutnya, contoh diatas merupakan data yang mengalami pergeseran pada
skala graduation dalam penerjemahan BSa 1 dan BSa 2. Data pada BSu, so
badditerjemahkan kedalam BSa 1 dan BSa 2 menjadi kata “buruk”. Kedua
penerjemah menerapkan teknik reduksi dengan cara menghilangkan intensifier so
pada hasil terjemahannya. Dampak dari penerapan teknik ini pada hasil BSa 1 dan
BSa 2 mengakibatkan pergeseran skala graduationnya. Sejalan dengan bergsernya
graduation pada BSa 1 dan BSa 2 membuat makna yang terkandung didalamnya
menjadi lebih lemah dan kurang sepadan dengan makna aslinya serta tidak sesuai
dengan konteks ceritanya. Hal inilah yang mengakibatkan terjemahan pada BSa 1 dan
BSa 2 menjadi kurang akurat. Selain teknik reduksi, pada penerjemahan data diatas
kedua penerjemah menerapkan teknik kesepadanan lazim. Penerapan teknik ini
teridentifikasi dari hasil terjemahan kata bad menjadi kata “buruk” yang merupakan
padanan yang lazim dan sudah dikenal baik dalam kamus maupun dalam penggunaan
bahasa sehari-hari. Dalam segi keberterimaan, hasil terjemahan pada BSa 1 dan BSa 2
sudah merupakan terjemahan yang berterima. Istilah-istilah yang diungkapkan pada
dua hasil terjemahan tesebut dirasa sudah sesuai dengan kaidah-kaidah, norma dan
budaya dalam bahasa target.
E. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penemuan dan pembahasan ditemukan bahwa dalam
penerjemahan judgement pada BSa 1 dan BSa 2 sudah mempunyai kualitas yang
dirasa baik. Pesan yang diterjemahkan sebagian besar sudah sesuai dengan makna
pada pada BSunya dan sepadan dengan maksud penulis novel bahasa sumber. Lebih
lanjut lagi, hasil dari terjemahan tersebut sebagian besar juga sudah sinkron dengan
teks ceritanya sehingga antara cerita dan ungkapan yang dihasilkan tidak ditemui
50
P-ISSN: 1979-0457
Short Title maximal 4 words –Authors
suatu distorsi makna. Pada tingkat keberterimaan atau kesesuaian antara teks sumber
dengan kaidah dan budaya-budaya pada bahasa sasaran, hasil pada BSa 1 dan BSa 2
dirasa sudah lazim dan terasa alamiah dengan kaidah-kaidah budaya dalam bahasa
sasaran. Secara detail antara hasil pada BSa 1 dan BSa 2 sedikit mempunyai
perbedaan dalam hal rataan pada kualitas keseluruhan, pada BSa 1 mempunyai nilai
rataan yang sedikit lebih tinggi daripada BSa 2. Pada penentuan kualitas terjemahan,
teknik penerjemahan tertentu juga berperan dalam penentuan kualitas terjemahan dan
penerapan teknik yang pas akan mengakibatkan terjemahan mempunyai kualitas yang
akurat dan berterima
DAFTAR PUSTAKA
Ardi, H. (2012). Is theory of translation needed to build students’ translation
competence? Proceeding of International Seminar on Languages and Arts:
ISLA FBS UniversitasNegeri Padang. Pp. 320-328. Didownload dari
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/isla/article/download/3988/3199.16 Maret
2016.
Ardi, H. (2013). Penerjemahan register militer pada subtittling film The great raid.
Prosiding Lingua Didaktika Vol 7, 2013 pp 29-37. Didownload dari
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/linguadidaktika/article/view/3530/2926. 11
agustus 2017
Halliday, M. A. K. (1990). Language theory and translation practice. Sydney:
University of Sydney.
Halliday, M. A. K. (2001). Towards a theory of good translation. Erich Steiner and
Colin Yallop (eds. ) Exploring Translation and Multilingual Text Production:
Beyond Content. Berlin and New York: Mouton de Gruyter. pp. 13-18.
Hatim, Basil & Munday, Jeremy. (2004). Translation an advanced resource book.
London & New York: Routledge.
Martin, J. R. , & Rose, David. (2003). Working with discourse. London: Continuum.
Martin. J. R & White. P. R. R. (2005). The language of evaluation: Appraisal in
English. New York: Palgrave Micmillan.
Molina, L and Hurtado Albir. (2002). Translation techniques revisited: A dynamic
and functionalist approach. Meta Journal. XLVII,4
Munday, J. & Mason, I. (2012). Evaluation in translation. New York: Routledge.
Nababan, M. R. (2008). Teori menerjemahkan bahasa Inggris. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
E-ISSN2541-0075
51
Lingua Didaktika Volume 11 No 1, July 2017
Nababan. M. R. Nuraeni, A. & Sumardiono. (2012). Pengembangan model penilaian
kualitas terjemahan. Kajian Linguistik dan Sastra, Vol. 24, No 1, Juni 2012:
39-57. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Newmark, P. (1988). A textbook of translation. London. : Prentice Hall.
Suryawinana, Z. & Hariyanto, S. (2003). Translation: bahasan teori dan penuntun
praktis menerjemahan. Yogyakarta: Kanisius.
Suratni. (2013). An annotated translation of my lover, my friends. Lingua Didaktika:
Jurnal Bahasa dan Pembelajaran Bahasa. Vol 7, 2013 pp 66-74. Didownload
dari http://ejournal.unp.ac.id/index.php/linguadidaktika/article/view/ 7256/
5690. 11 Agustus 2017.
Sutopo, H. B. (2006). Metodologi penelitian kualitatif. Surakarta: UNS Press
Twain, M. (2010). The adventures of Tom Sawyer. Jakarta: Atria.
Twain, M. (2010). Petualangan Tom Sawyer (edisi terjemahan oleh Nita Iskandar).
Jakrata: Elex Media Komputindo.
Twain, M. (1876). The adventures of Tom Sawyer. 10 September 2014. http://www.
planetebook.com.
Wiratno, T. & Santosa, R. (2013). Pengantar linguistik umum. Jakarta: Universitas
Terbuka.
52
P-ISSN: 1979-0457