Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
Teks Anekdot Pengertian Teks Anekdot adalah cerita singkat yang lucu dan menghibur yang dapat membuat orang tertawa karena di dalamnya mengandung unsur lucu dan mempunyai maksud untuk melakukan kritikan. Teks anekdot biasanya bertopik tentang layanan publik, politik, lingkungan, dan sosial. Teks anekdot sendiri tentunya tidak hanya berisi tentang peristiwa – peristiwa menarik, konyol dan menjengkelkan, melainkan juga berisi tentang amanat, pesan moral, ataupun ungkapan suatu kebenaran secara umum. Tidak hanya berbentuk cerita, pengertian teks anekdot juga dapat berbentuk dialog singkat antara dua tokoh. Tujuan Teks Anekdot Untuk menghibur pembaca teks anekdot. Menyampaikan pesan kritikan dengan bentuk yang berbeda, yaitu lelucon. Sarana menyampaikan pesan dengan lelucon. Ciri-Ciri Berupa teks yang mendekati perumpamaan Menampilkan tokoh-tokoh atau figure yang dekat dengan kehidupan sehari-hari atau juga orang penting. Teks anekdot bersifat humor atau lelucon, artinya teks anekdot berisikan kisah-kisah lucu atau bualan. Bersifat menggelitik, artinya teks anekdot akan membuat pembacanya merasa terhibur dengan kelucuan yang ada dalam teks. Terdapat kritikan atau tujuan Struktur Teks Abstrak Abstrak ditaruh di awal paragraf dengan fungsi untuk menggambarkan mengenai teks tersebut secara umum agar pembaca dapat membayangkan. Orientasi Orientasi merupakan awal kejadian pada cerita atau juga bagian yang menjelaskan latar belakang mengapa peristiwa utama dalam cerita dapat terjadi. Krisis Krisis merupakan bagian yang menjelaskan mengenai pokok masalah utama dengan warna unik juga tidak biasa. Atau bahkan terjadi pada penulisnya sendiri. Reaksi Reaksi adalah bagian yang akan melengkapi berupa penyelasaian masalah menggunakna cara-cara yang juga unik dan berbeda. Koda Seperti penutup, struktur teks anekdot yang terakhir ialah Koda. Koda merupakan bagian yang menutup cerita dalam teks tersebut. Kaidah Kebahasaan Memakai pertanyaan dengan keterampilan bahasa yang kreatif dan efektif atau retorik yaitu pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban.  Contoh: Apakah kamu mau meninggal hari ini? Menulis sesuai struktur yaitu diawali dengan bagian abstrak dan diakhir dengan bagian koda (berurut dan kronologis) Kalimat yang menyatakan ajaran moral/pesan kebaikan Menyatakan peristiwa serta bagian dari peristiwa menggunakan konjungsi antar kalimat. Memakai kata keterangan waktu lampau. Memakai kata predikat atau kata kerja. Memakai kalimat yang berbau peritah. Menggunakan kata kias atau konotasi, seperti penggunaan makna kata konotasi seperti kambing hitam, istilah konotasi seperti benalu, dan ungkapan konotasi seperti tangan besi Menggunakan kalimat sindiran yang diungkapkan dengan pengandaian, perbandingan, dan lawan kata atau antonim. Contoh: Peristiwa yang terjadi di Indonesia diandaikan jika terjadi di negeri orang (sindiran dengan pengandaian) Badannya semakin lama semakin kurus seperti es lilin (perbandingan) Orang pintar dikatakan bodoh dan orang bodoh dikatakan pintar (antonim) Menggunakan kalimat bermajas Contoh: Badannya itu seperti tiang listrik. (asosiasi) Setelah itu, anak buah sang Hakim mencari pembantu si penjual kayu yang lain yang berbadan pendek, kurus, dan punya uang. (metafora) Aliran sungai pun membawa nangka milik Kabayan hingga ke rumahnya kembali. (personifikasi) Dan lantai gedung itu pun bergetar-getar hingga nyaris runtuh saat pria itu tertawa. (hiperbola) Neil Amstrong, yang terbang ke bulan dengan Apollo 11, kaget dan bertanya kepada si orang Cina bagaimana caranya dia bisa sampai di bulan. (metonimia) Dengan sigap, maling itu membawa dua ekor ayam kampung buruannya. (sinekdoke) Seorang tuna wisma sedang mengobrol dengan pejalan kaki yang ternyata tuna netra. (eufimisme) Segala fitnahan Sultan dibalas dengan budi bahasa yang baik oleh Nasrudin Hodja. (antitesis) Contoh Teks Anekdot Sekolah Bertarif Internasial Bu Guru memasuki kelas satu demi-persatu saat lonceng sekolah di Kota A mulai bergema. Bu Guru tersebut berdiri di depan kelas sambil menenteng lembaran pengumuman. “Anak-anak, Ibu punya pengumuman penting dan gemabira untuk kalian. Mulai bulan depan, sekolah kita akan berubah status sebagai sekolah bertaraf internasional. Nah, bagaimana? Apa yang akan kalian lakukan untuk menyambutnya?” Bu Guru mengoper lembaran pengumuman untuk dibagikan. Jono mengangkat tangan. “Saya mau les bahasa inggris buat mendukung belajar dengan taraf internasional, Bu!” “Bagus, Jono.” Bu Guru senang mendengarnya, dia melirik ke arah Ical. “Kalau kamu Ical?” “Saya? Saya mau meminta orangtua saya untuk menyiapkan biaya sekolah lebih banyak lagi.” “Lho? Kenapa?.” “Soalnya dengan bergantinya status sekolah ini menjadi bertaraf internasional maka biaya sekolahnya pun pasti lebih mahal. Iurannya akan lebih tinggi, belum bayar ini itu,” jawab Ical. Bu Guru mengkerutkan kening. “Kok jawaban kamu sinis sekali? Gini, kalau sekolah kita jadi bertaaraf internasional kan jadinya sama kayak sekolah-sekolah luar negeri. Lebih berkualitas.” “Tapi, Bu, menurut saya sekolah bertaraf internasional itu sebenarnya punya arti sekolah bertarih internasional,” jelas Ical.   Bebas Dari Kemiskinan Waktunya berdoa untuk membuat negara lebih berkembang dan maju. Obama: Tuhan, kapan negaraku akan terbebas dari kemiskinan? Tuhan: 25 tahun lagi. Obama: *menangis tersedu-sedu. Tonny Abbott: Tuhan, kapan negaraku akan terbebas dari kemiskinan? Tuhan: 20 tahun lagi. Tonny Abbott: *menangis tersedu-sedu. Jokowi: Tuhan, kapan negaraku terbebas dari kemiskinan? Tuhan: *menangis tersedu-sedu.   Membuat Undang-Undang Sendiri Suatu hari Abdul dan Alan sedang berjalan-jalan menggunakan mobil dengan Abdul yang membawa mobilnya. Melewati perempatan jalan, lampu merah tiba, namun Abdul tetap menerobosnya karena jalannya terlihat kosong. Alan: Kenapa kamu nerobos lampu merah? Kalau ada polisi gimana? Abdul: Ah, tenang, kita bisa bikin undang-undang sendiri kok. Alan: Kok bisa? Bukannya yang membuat undang-undang itu pemerintah bersama DPR? Abdul: Sebentar. *meminggirkan mobil dan berhenti sementara Alan: Kenapa berhenti? Abdul: Mau menjawab pertanyaan kamu. Nih, ini jawabannya! Dengan ini kita bisa membuat undang-undang sendiri. *menunjukan dompet Alan: Oh…!!