RONDE KEPERAWATAN (NURSING ROUNDS)
PENDAHULUAN
Peningkatan mutu asuhan keperawatan sesuai dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan eftik, maka perlu pengembangan dan pelaksanaan suatu model asuhan pengembangan keperawatan profesional efektif dan efisien.
Metode keperawatan primer merupakan salah satu metode pemberian pelayanan keperawatan di mana salah satu kegiatannya adalah ronde keperawatan, yaitu suatu metode untuk menggali dan membahas secara mendalam masalah keperawatan yang menjadi pada pasien dan kebutuhan pasien akan keperawatan yang dilakukan oleh perawat primer/Associate, konselor, kepala ruang dan seluruh tim keperawatan yang melibatkan pasien secara langsung sebagai fokus kegiatan.
Ronde keperawatan akan memberikan media bagi perawat untuk membahas lebih dalam masalah dan kebutuhan pasien serta merupakan suatu proses belajar bagi perawat dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Kepekaan secara berpikir kritis perawat akan tumbuh dan terlatih melalui suatu transfer pengetahuan dan pengaplikasian konsep teori kedalam praktik keperawatan.
PENGERTIAN
Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat disamping melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat Primer atau Konselor, Kepala Ruangan, Perawat Associate yang perlu juga melibatkan seluruh tim anggota kesehatan (Nursalam, 2002).
Karateristik:
Pasien dilibatkan secara langsung
Pasien merupakan fokus kegiatan
PA, PP, dan Konselor melakukan diskusi bersama
Konselor memfasilitasi kreativitas
konselor membantu mengembangkan kemampuan PA dan PP dalam meningkatkan kemampuan mengatasi masalah.
TUJUAN
Tujuan Umum:
Menyelesaikan masalah pasien melalui pendekatan berpikir kritis.?
Tujuan Khusus:
Menumbuhkan cara berpikir dan sistematis
Meningkatkan kemampuan validasi data pasien
Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan
Menumbuhkan pemikiran tentang, tindakan keperawatan yang berorientasi pada masalah pasien
Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan.
Meningkatkan kemampuan justifikasi
Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.
MANFAAT
Masalah pasien dapat teratasi
Kebutuhan pasien dapat terpenuhi
Terciptanya komunitas keperawatan yang profesional
Terjalinnya kerjasama antar tim kesehatan
Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan dengan tepat dan benar.
KRITERIA PASIEN
Pasien yang di pilih untuk dilakukan ronde keperawatan adalah pasien yang memiliki kriteria sebagai berikut :
Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah di lakukan tindakan keperawatan
Pasien dengan kasus baru atau langka
METODE
Diskusi
ALAT BANTU
Sarana diskusi: buku, pulpen
Status/dokumentasi keperawatan pasien
Materi yang di sampaikan secara lisan
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN RONDE KEPERAWATAN
Langkah-langkah dalam ronde keperawatan adalah sebagai berikut :
PP
Ny.Little
Persiapan Pasien
Informed Consent
Hasil Pengkajian/Validasi Data
Penyajian Masalah
Apa diagnosis keperawatan ?
Apa data yang mendukung ?
Bagaimana Entervinsi yang sudah dilakukan ?
Apa hambatan yang ditemukan ?
Validasi Data
Diskusi PP-PP, Konselor, KARU
Lanjutkan Diskusi di Nurse Station
Kesimpulan dan Rekomendasi Solusi Masalah
Tahap Pra ………………………..
Tahap Pelaksanaan
Di Nurse Station ………………..
Tahap Pelaksanaan
Di Kamar Pasien ………………………………………..
Pasca Ronde ………………………………………………
Keterangan
Pra-ronde
Menentukan kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan masalah yang langkah.
Menentukan tim ronde
Mencari sumber atau literatur
Membuat proposal
Mempersiapkan pasien: Informed consent dan pengkajian
Diskusi: Apa diagnosis keperawatan?; dan apa hambatan yang ditemukan selama perawatan?
Pelaksanaan Ronde
Penjelasan tentang pasien oleh perawat primer yang difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan dilaksanakan dan atau telah dilaksanakan serta memilih prioritas yang perlu didiskusikan.
Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut.
Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor atau kepala ruangan tentang masalah pasien serta rencana tindakan yang dilakukan.
Pasca-ronde
Evaluasi, revisi, dan perbaikan
Kesimpulan dan rekomendasi penegakkan diagnosis; intervensi keperawatan selanjutnya
Peran masing-masing anggota tim :
Peran perawat primer dan perawat Associate
Menjelaskan data pasien yang mendukung masalah pasien.
Menjelaskan diagnosis keperawatan.
Menjelaskan intervensi yang di lakukan.
Menjelaskan hasil yang di dapat.
Menjelaskan rasional (alasan ilmiah) dari tindakan yang di ambit.
Menggali masalah-masalah pasien yang belum terkaji.
Peran Perawat Konselor
Memberikan justifikasi
Memberikan reinforcement.
Memvalidasi kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan serta rasional tindakan
Mengarahkan dan koreksi.
Mengintergrasikan konsep dan teori yang telah di pelajari.
Kriteria Evaluasi
Struktur
Persyaratan administratif (Informed, consent, alat dan lainnya).
Tim ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde keperawatan.
Persiapan di lakukan sebelumnya.
Proses
Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang telah ditentukan
Hasil
Pasien merasa puas dengan pelayanan
Masalah pasien dapat teratasi
Perawat dapat
Menumbuhkan cara berpikir yang kritis.
Menumbuhkan cara berpikir yang sistematis.
Meningkatkan kemampuan validitas kemampuan.
Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.
Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang. berorientasi pada masalah pasien.
Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan.
Meningkatkan kemampuan justifikasi.
Meningkatkan kemampuan hasil kerja.
Lampiran 11
CONTOH KASUS
Rencana Pelaksanaan Ronde Keperawatan pada Pasien Ny. L dengan Masalah Keperawatan gangguan rasa nyaman nyeri pada Diagnosis medis gagal ginjal di Ruangan Seruni RS.M Yunus.
Topik : Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Masalah Keperawatan Resiko gangguan rasa nyaman nyeri pada Diagnosis Medis gagal ginjal
Sasaran : Pasien Ny. L/ 58 tahun.
Hari/tanggal : Kamis / 13 Juni 2013.
Waktu : 60 Menit (Pk. 11.00-12.00 WIB)
TUJUAN
Tujuan Umum
Menyelesaikan masalah pasien yang belum teratasi, yaitu Gangguan rasa nyaman nyeri Tujuan khusus
Menjustifikasi masalah yang teratasi
Mendiskusikan penyelesaian masalah dengan perawat primer, tim kesehatan yang lain.
Menemukan alasan ilmiah terhadap, masalah pasien.
Merumuskan intervensi keperawatan yang tepat sesuai masalah pasien.
SASARAN
Pasien Ny. L Umur 58 Tahun yang di rawat di kelas 4 No. tempat tidur 2 di ruang paru RS M.yunus
MATERI
Teori keperawatan pasien dengan Gagal Jantung
Masalah-masalah yang muncul pada pasien dengan Gagal Jantung dengan masalah keperawatan Kerusakan Integritas Kulit.
METODE
Diskusi
MEDIA
Dokumen/status pasien
Sarana diskusi: kertas, pulpen.
Materi yang disampaikan secara lisan.
Alat – alat pendukung seperti buku, pena, dan peralatan pendukung lainnya.
TEMPAT
Tempat yang digunakan untuk pelaksanaan drama adalah ruang laboraturium STIKES TRI MANDIRI SAKTI.
KEGIATAN RONDE KEPERAWATAN
NO
KEGIATAN
WAKTU
TEKNIK
KETERANGAN
1.
2.
3.
4.
Pra interaksi
Mempersiapkan naskah drama
Mempersiapkan media
Latihan drama
Orientasi
a. Mempersiapkan diri
b. Membuka pertemuan dengan mengucap salam
c. Memperkenalkan nama kelompok
d. Kontrak waktu
Tahap kerja
a. Memainkan drama sesuai dengan perannya masing – masing.
Terminasi
Membacakan kesimpulan dari drama yang telah dimainkan.
Menutup pertemuan dengan mengucapkan salam.
2 hari
5 menit
25 menit
5 menit
Bekerja sama antar anggota kelompok mempersiapkan drama
Persiapan diri
Salam
Perkenalan anggota kelompok
Kontrak waktu
Akting sesuai peran masing - masing
Pembacaan kesimpulan
Salam
Drama dilakukan di ruang laboraturium dengan setting tempat yang telah ditentukan, kemudian didokumentasikan dalam bentuk CD.
KRITERIA EVALUASI
Struktur
Ronde keperawatan dilaksanakan Di ruang Seruni RS M.yunus
Peserta Ronde Keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde keperawatan
Persiapan dilakukan sebelumnya
Proses
Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang telah di tentukan.
Hasil
Pasien puas dengan hasil kegiatan
Masalah pasien dapat teratasi
Perawat dapat:
Menumbuhkan cara berpikir yang kritis dan sistematis.
Meningkatkan kemampuan validitas data pasien
Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorientasi pada masalah pasien
Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan.
Meningkatkan kemampuan justifikasi.
Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.
SCENARIO
Tokoh drama :
Little sister sebagai keluarga pasien (ibu)
Rico bymni sebagai keluarga pasien (ayah)
Faoul saktian djoyo sebagai keluarga pasien (kakak pasien)
Dedy dores sebagai pasien
Putra purnomo sebagai perawat asosiet 1
Hilda yuniar sebagai perawat asosiet 2
Dewi perwati sebagai perawat asosiet 3.
Valensi oktapuri sebagai Narrator
Selfi oktariza sebagai perawat primer/ketua tim
Ady mayantri putra sebagai kepala ruangan
Siska effendi sebagai perawat spesialis
Di ruang penyakit dalam sebuah rumah sakit yang sudah menerapkan model praktik keperawatan professional, akan dilakukan ronde keperawatan. Tahap pre ronde keperawatan..
Sebelum ketua tim memberikan tugas kepada perawat asosiet, ketua tim menemui pasien terlebih dahulu untuk memberikan informed concent.
Di ruang pasien..
Selfi : Assalamu’alaikum. Pak Dores, bagaimana keadaannya?
dores : Dada saya masih sakit Sus, saya tidak bisa tidur semalaman.
selfi : Oh, begitu ya.
Faoul : adik saya juga mengatakan dadanya terasa sakit, sehingga susah untuk tidur.
Little : dores juga tidak mau makan Sus.
selfi : Oh, kenapa tidak mau makan Pak? Kan biar cepat sembuh. Begini Pak rico, Bu little, saya mau meminta persetujuan Pak rico dan bu little.
Rico : Persetujuan apa Sus ?
selfi : Pak dores akan saya jadikan pasien untuk ronde keperawatan.
Faoul : bagaimana maksudnya itu sus ?
Selfi : begini dex, ronde keperawatan ini adalah suatu kegiatan yang nantinya pasien dan keluarga akan diajak diskusi untuk menyelesakan masalah yang dihadapi pasien.
Faoul : oh gitu ya sus.
dores : terus saya harus bagaimana Sus?
selfi : Bapak dores ya tidak harus bagaimana – bagaimana, Pak dores tinggal menyetujui saja. Dengan ronde keperawatan ini, nanti masalah pak dores Insya’alla akan bisa diatasi.
Little : Benar begitu Sus?
Rico : iya bagaimana maksudnya sus ?
selfi : Insya’allah Bu. Bagaimana, bersedia ya Pak?
dores : Oh, kalau begitu saya bersedia Sus.
selfi : Baik, kalau begitu silakan Pak rico dan Bu little tanda tangan disini.
Setelah mendapatkan persetujuan dari pasien, kemudian ketua tim menuju ke ruang perawat untuk memberikan tugas kepada perawat asosiet.
Di ruang perawat….
selfi : Assalamu’alaikum perawat putra, dewi dan perawat Hilda . Seperti yang sudah direncanakan, hari ini kita akan melakukan tahap pra ronde keperawatan, dimana pasien yang akan kita pilih adalah bapak dores
putra : Memangnya bapak Dores menderita penyakit apa Bu?
selfi : Bapak dores itu memiliki penyakit gagal jantung, tetapi setahu saya beliau juga mengalami gangguan harga diri rendah, soalnya sudah berumur hampir 40 tahun tetapi belum menikah.
Hilda: Wah, kasihan sekali ya.
Dewi : lalu bagaimana cara menanganinya buk ?
selfi : Maka dari itu, nanti tolong ya perawat putra, perawat Hilda dan Dewi untuk mengkaji lebih lanjut masalah yang ada pada bapak dores.
Putra, Hilda, dan dewi : Baik Bu.
Kemudian perawat asosiet melakukan pengkajian kepada pasien.
Di ruang pasien…
putra : Selamat pagi Pak dores? Bagaimana kabarnya?
Dores : Wah, tidak ada perubahan Pak. Dada saya masih sakit, saya tidak bisa tidur semalam, sama mau makan rasanya tidak enak.
Hilda : Oh, begitu ya Pak. Baik, kami disini, nama saya Hilda dan ini teman saya putra dan dewi, akan melakukan pengkajian pada bapak, untuk mengetahui masalah apa yang ada pada bapak.
Little : Oh, iya, silakan Suster.
Perawat asosiet pun melakukan pengkajian kepada Pak dores. Ternyata didapatkan hasil bahwa Pak dores mengalami nyeri pada dada, gangguan sulit tidur, susah makan dan mengalami gangguan konsep diri, yaitu gangguan citra tubuh dan harga diri rendah.
Dewi : permisi pak dores, saya akan memulai untuk melakukan pengkajian kepada bapak, tolong perawat Hilda catat hasilnya ya.
Hilda : baik sus. .
Dewi : tolong perawat putra, bantu saya untuk melakukan pengkajian.
Putra : iya sus. .
Setelah mendapatkan data yang dirasa cukup, kemudian perawat asosiet melaporkan hasil pengkajiannya kepada ketua tim.
Di ruang perawat…
Putra : Bu, pengkajian sudah kami lakukan.
Selfi : Oh, kemuian bagaimana hasilnya?
Hilda : Ternyata masalah yang dihadapi oleh pasien banyak sekali Bu. (sambil menggeleng – gelengkan kepalanya dan membuka hasil pengkajian)
Putra : Pasien mengalami nyeri dada, gangguan tidur, susah makan, dan gangguan konsep diri Bu.
Selfi : Baiklah kalau begitu, mari kita lakukan validasi data, langsung ke pasiennya saja ya..
Hilda : Baik Bu.
Kepala tim dan perawat asosiet melakukan validasi data. Setelah selesai melakukan validasi data, ketua tim melakukan kontrak waktu esok hari untuk ronde keperawatan
Di ruang pasien…
selfi : Baik, terima kasih atas kerja samanya. Pak Ariyo dan Bu Arifatul memang orang baik. Kita ketemu laagi besok yan Pak, Bu, untuk melakukan ronde keperawatan.
Dores : Oh, iya. Terima kasih Sus..
selfi : Iya, sama – sama Pak. Kami permisi dulu ya, Wassalamu’alaikum..
little dan rico : Wa’alaikumsalam.
Keesokan harinya, ronde keperawatan pun dimulai.. ronde tersebut dihadiri oleh ketua tim, perawat asosiet, kepala ruang, dan perawat specialis.
Di ruang perawat..
Ady ; Assalamu’alaikum, selamat pagi Bapak dan Ibu. Di pagi hari ini, kita akan melaksanakan ronde keperawatan, sebagaimana yang sudah dijadwalkan sebelumnya. Langsung saja, silakan Bu selfi membacakan data pasiennya..
Selfi : Baik, terima kasih.. Assalamu’alaikum.. pasien dalam ronde keperawatan kita kali ini adalah Pak dores, dengan diagnosa medis gagal jantung. Setelah dilakukan pengkajian kemarin oleh perawat Hilda, dewi dan perawat putra, didapatkan data bahwa pasien ini mengalami nyeri pada dada, susah tidur, tidak mau makan, dan mengalami gangguan konsep diri.
Siska : Gangguan konsep diri yang bagaimana Bu?
Selfi : Jadi dia mengalami gangguan citra tubuh karena dia merasa tubuhnya itu tidak berguna, pasien sakit – sakitan sudah sejak lama, jadi dia tidak bisa bekerja. Dia juga sekarang umurnya hampir 40 tahun tetapi belum menikah, jadi sekarang dia merasa minder. Mengalami harga diri rendah juga.
ady : Iya, terima kasih kepada bu Ayu, sebelum kita melakukan validasi data, ada yang ingin ditanyakan?
Putra : Tidak Bu, cukup.
Ady : OK, langsung saja kita ke pasiennya ya..
Tim ronde keperawatan menuju ke ruang pasien.
Di ruang pasien…
ady : Assalamu’alaikum.. Selamat pagi pak Ariyo? Bagaimana? Bisa tidur tadi malam?
dores : Wah, masih tidak bisa tidur Bu. Dada saya ini lho sakit banget rasanya.
Ady : Oh, begitu ya..
Setelah selesai melakukan validasi data, tim ronde keperawatan kembali ke ruang perawat.
Di ruang perawat…
ady : Baik, tadi kita sudah sama – sama mengetahui keadaan pasien tersebut, bagaimana sebaiknya? Ada yang punya usul?
Siska : Kita harus melakukan rontgent dulu pada pasien Bu.
Selfi : Iya, untuk mengetahui keadaan jantung. Apa perlu melakukan cangkok jantung Bu
Siska : Saya belum bisa memastikan, kita lihat dulu saja hasilnya, baru saya bisa menentukan.
Ady : Untuk masalah gangguan konsep dirinya, kita diskusi dengan keluarganya saja ya Bu siska
siska : Iya Bu, Saya rasa itu perlu.
Pemecahan masalah pun telah ditemukan. Akhirnya keluarga klien diajak untuk berdiskusi mengenai masalah gangguan konsep diri klien. Keluarga diberi pengarahan bagaimana cara meningkatkan harga diri klien.
Setelah dilakukan diskusi dengan klien, tugas didelegasikan kepada perawat asosiet.
selfi : Baik, perawat putra, dewi dan perawat Hilda, Anda sudah tahu apa yang akan Anda lakukan?
Hilda : Sudah Bu.
dewi : Sudah.
Selfi : OK, bagus.. Kalau begitu silakan nanti Anda lakukan tugas yang harus Anda lakukan
Putra : Siap Bu.
Ady : OK, ronde keperawatan kita kali ini sudah selesai. Terima kasih atas kerja samanya, semuanya bagus. Semoga masalah pasien kita dapat segera teratasi. Wassalamu’alaikum.
Semua : Wa’alaikumsalam..
Akhirnya ronde keperawatan telah selesai dilakukan, perawat asosiet mulai menjalankan tugasnya..
Sekian..
Terima kasih… (^_^)
Congestive Heart Failure
A. Pengertian
Sumber 1 :
Gagal jantung, sering disebut gagal jantung kongestif, adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi (Brunner dan Suddarth, 2002). Istilah gagal jantung kongestif paling sering digunakan kalau terjadi gagal jantung sisi kiri dan sisi kanan.
Sumber 2 :
Gagal Jantung adalah suatu keadaan patolofisiologis berupa kelainan fungsi jantung sehingga jantung tidak mampu memompakan darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan biasanya disertai dengan peninggian volume diastolik secara abnormal.
B. Klasifikasi
a. Menurut New York Heart Association, klasifikasi fungsional jantung ada 4 kelas, yaitu:
1) Kelas 1 : Penderita kelainan jantung tanpa pembatasan aktivitas fisik. Aktivitas sehari-hari tidak menyebabkan keluhan.
2) Kelas 2 : Penderita dengan kelainan jantung yang mempunyai aktivitas fisik terbatas. Tidak ada keluhan sewaktu istirahat, tetapi aktivitas sehari - hari akan menyebabkan capek, berdebar, sesak nafas.
3) Kelas 3 : Penderita dengan aktivitas fisik yang sangat terbatas. Pada keadaan istirahat tidak terdapat keluhan, tetapi ak tivitas fisik ringan saja akan menyebabkan capek, berdebar, sesak nafas.
4) Kelas 4 : Penderita yang tidak mampu lagi mengadakan aktivitas fisik tanpa rasa terganggu. Tanda-tanda dekompensasi atau angina malahan telah terdapat pada keadaan istirahat.
b. Klasifikasi gagal jantung menurut Killip ialah :
1. Tidak Gagal
2. Gagal Ringan sampai Menengah
3. Edema Pulmonal Akut
4. Syok Kardiogenik
Pada awalnya, kegagalan ringan (kelas II) dan kronik sering dicirikan dengan S3 (bunyi jantung ke 3 atau gallop ventrikel), peningkatan frekuensi jantung dan kemungkinan crackless halus pasca batuk rejan pada dasar paru. Selain itu, bukti kongesti vaskuler pulmonal (sering tanpa edema pulmonal) sering terlihat pada ronsenogram dada, dan disritmia mungkin ada : kontraksi atrium premature, fibrilasi atrium, flutter atrium, takikardi atrium paroksismal dan irama pertemuan. Pasien mungkin merasa nyaman pada istirahat atau mengalami gejala curah jantung rendah atau kongesti vaskular pulmonal. Gejala – gejala meningkat pada aktifitas.
Edema Pulmonal Akut (kelas III) adalah situasi yang mengancam hidup yang dicirikan oleh transudasi cairan dari kapilar pulmonal kedalam area alveloar, dengan akibat dispnea ekstrem dan ansietas. Perawatan segera diperlukan untuk menyelamatkan hidup pasien.
Syok Kardiogenik (kelas IV) adalah sindroma kegagalan memompa yang paling mengancam dan dihubungkan dengan mortalitas paling tinggi, meskipun dengan perawatan yang agresif. Syok Kardiogenik diketahui secara klinis melalui :
1) Tekanan sistolik darah < 80 mmHg atau sering tidak dapat diukur.
2) Nadi lemah yang sering cepat.
3) Kulit pucat, dingin, dan berkeringat yang sering sekali sianosis.
4) Gelisah, kekacauan mental, dan apatis.
5) Kemungkinan perubahan status mental.
6) Penurunan atau tidak adanya pengeluaran urin.
Manifestasi syok ini menunjukan ketidakadekuatan jantung sebagai pompa dan biasanya menunjukan kerusakan dalam jumlah besar dari otot jantung (40% atau lebih massa ventrikel kiri)
C. Etiologi
Sumber 1 :
Menurut Hudak dan Gallo (1997) penyebab kegagalan jantung yaitu :
1) Disritmia (Bradikardi, takikardi, dan kontraksi premature) yang sering dapat menurunkan curah jantung.
2) Malfungsi katup, dapat menimbulkan kegagalan pompa baik oleh kelebihan beban tekanan (obstruksi pada pengaliran keluar dari pompa ruang , seperti stenosis katup aortik atau stenosis pulmonal), atau dengan kelebihan beban volume yang menunjukan peningkatan volume darah ke ventrikel kiri.
3) Abnormalitas otot jantung, menyebabkan kegagalan ventrikel meliputi infark miokard, aneurisme ventrikel, fibrosis miokard luas (biasanya dari aterosklerosis koroner jantung atau hipertensi lama), fibrosis endokardium, penyakit miokard primer (kardiomiopati), atau hipertrofi luas karena hipertensi pulmonal, stenosis aorta, atau hipertensi sistemik.
4) Ruptur miokard, terjadi sebagai awitan dramatik dan sering membahayakan kegagalan pompa dan dihubungkan dengan mortalitas tinggi. Ini biasa terjadi selama 8 hari pertama setelah infark.
Sumber 2 :
Terjadinya gagal jantung dapat disebabkan oleh beberapa faktro, yaitu:
Disfungsi miokard (kegagalan lapisan miokardial jatung)
Beban tekanan berlebihan-pembebanan sistolik (systolic overload)
Beban volume berlebihan-pembebanan diastolic (diastolic overload)
Peningkatan kebutuhan metabolic-peningkatan kebutuhan yang berlebihan (demand overload)
Gangguan pengisian (hambatan input)
Kelainan otot jantung
Aterosklerosis koroner
Hipertensi sistemik / pulmonal
Peradangan dan penyakit miokardium
Penyakit jantung
Faktor sistemik
D. Tanda Dan Gejala
Sumber 1 :
Tanda dan gejala jantung tidak hanya tampak pada lingkup jantung itu sendiri melainkan ada tanda dan gejala yang merupakan komplikasi dari beberapa factor utama, berikut adalah pemaparannya :
Peningkatan volume intravaskular (gambaran dominan)
Ortopnue yaitu sesak saat berbaring
Dipsneu on effort (DOE) yaitu sesak bila melakukan aktifitas
Paroxymal noctural dipsneu (PND) yaitu sesak nafas tiba-tiba pada malam hari disertai batuk
Berdebar-debar
mudah lelah
Batuk-batuk
Peningkatan desakan vena pulmonal (edema pulmonal) ditandai oleh batuk dan sesak nafas.
Peningkatan desakan vena sistemik seperti yang terlihat pada edema perifer umum dan penambahan berat badan.
Sumber 2 :
Tanda dominan gagal jantung adalah meningkatnya intravaskuler. Kongesti jaringan terjadi akibat tekanan arteri dan vena yang meningkat akibat turunnya curah jantung pada kegagalan jantung. Peningkatan tekanan vena pulmonalis dapat menyebabkan cairan mengalir dari kapiler paru ke alveoli, akibatnya terjadi edema paru, yang manifestasikan dengan bentuk dan nafas pendek. Meningkatkan tekanan vena sistemik dapat mengakibatkan edema perifer umum dan penambahan berat badan.
Turunnya curah jantung pada gagal jantung dimanifestasikan secara luas karena darah tidak dapat mencapai jaringan dan organ (perfusi rendah) untuk menyampaikan oksigen yang dibutuhkan. Beberapa efek yang biasanya timbul akibat perfusi rendah adalah pusing, konfusi, kelelahan, tidak toleran terhadap latihan dan panas, ektremitas dingin, dan pengeluaran urin berkurang (oliguri). Tekanan perfusi ginjal menurun, mengakibatkan pelepasan renin dari ginjal, yang pada gilirannya akan menyebabkan sekresi aldosteron, retensi natrium dan cairan, serta peningkatan volume intravaskuler.
E. Patofisiologi
Patofisiologi Berdasarkan Kasus :
Hiperkolestremia adalah jumlah kolestrol yang tinggi dalam darah, hiperkolestremia berdampak resiko atrerosklerosis yaitu penyempitan aliran pembuluh darah (khususnya arteri koroner jantung) karena penempelan plak yaitu plak kolestrol, penyempitan ini disertai dengan kekakuan pada pembuluh darah sehingga aliran laminar pada arteri koroner menjadi inefektif bahkan terhenti sama sekali, hal ini mengakibatkan inadekuatnya asupan O2 dan nutrisi bagi jantung, terganggunya kelancaran asupan pada pada jantung (khususnya pada bagian miokardium: lapisan otot jantung yang bekerja sebagai penggerak kontraksi jantung untuk memompakan darah ke sirkulasi sistemik) akan berakibat fatal pada kelangsungan kerja jantung dan apabila kondisi ini berlangsung terus-menerus tanpa ada penangan maka akan mengakibatkan gagal jantung.
Patofisiologi Sumber Lain :
Disebabkan oleh lima faktor yaitu disfungsi miokarditis menyebabkan kontraktilitas jantung menurun dan terjadi peningkatan beban jantung. Faktor kedua adalah apabila beban tekanan berlebihan menyebabkan beban sistol meningkat dan kontraktilitas menurun sehingga terjadi hambatan pengosongan ventrikel. Karena penghambatan tersebut cardiac output preload menurun dan menyebabkan kontraktilitas menurun. Faktor ketiga adalah apabila beban sistolik berlebihan maka preload meningkat menyebabkan beban jantung meningkat. Faktor keempat adalah peningkatan kebutuhan metabolisme yang mengakibatkan beban jantung meningkat. Dari keempat faktor tersebut akan mengakibatkan CHF. Faktor kelima adalah apabila beban volume jantung berlebih, akan mengakibatkan gagal jantung kanan dan berujung pada CHF. CHF dibagi menjadi dua jenis yaitu CHF kiri dan CHF kanan, berikut adalah penjelasannya :
a. CHF kiri
CHF kiri dibagi menjadi dua akibat yaitu forward failure (gagal depan) dan backward failure (gagal belakang). Pada forward failure disebabkan melalui tiga meknisme. Mekanisme pertama yaitu penurunan suplai darah jaringan akan menyebabkan penurunan perfusi jaringan. Selain itu penurunan suplai darah jaringan juga menyebabkan terjadinya metabolisme anaerob. Yang akan menyebabkan asidosis metabolik dan penurunan ATP sehingga akan terjadi rasa lelah dan berakibat intoleransi aktifitas. Mekanisme kedua yaitu penurunan suplai oksigen ke otak sehingga pingsan. Mekanisme ketiga yaitu penurunan aliran ginjal sehingga meningkatkan RAA. Peningkatan RAA juga mengakibatkan Aldosteron meningkat sehingga meningkatkan fungsi ADH. Karena fungsi ADH terjadi peningkatan maka terjadi Retensi Natrium dan air sehingga menyebabkan kelebihan cairan volume vaskuler.
Pada Backward Failure akan berakibat pada peningkatan LVED (Left Ventricular End Diastolic). Karena LVED naik maka tekanan vena pulmonalis akan meningkat dan menyebabkan tekanan kapiler paru juga meningkat. Peningkatan tekanan kapiler paru mengakibatkan 2 akibat, pertama akan mengakibatkan edema paru. Edema paru akan berakibat pada pembasahan ronki yang juga mengakibatkan iritasi mukosa paru sehingga reflek batuk menurun. Hal tersebut akan mengakibatkan pada penumpukan secret yang berakibat pada gangguan pernapasan. Kedua, apabila tekanan kapiler paru meningkat, maka akan mengakibatkan beban ventrikel kanan meningkat sehingga terjadi hipertropy ventrikel kanan yang berakibat pada penyempitan lumen ventrikel kanan. Penyempitan lumen ventrikel kanan akan mengakibatkan CHF kanan.
b. CHF Kanan
CHF Kanan mempengaruhi tekanan diastolik sehingga meningkat dan terjadi pembendungan atrium kanan. Sehingga terjadi penimbunan asam laktat di bendungan vena sistemik. Hal tersebut mempengaruhi organ limpa dan hepar. Pada organ limpa akan terjadi splenomegali sedangkan pada organ hepar akan terjadi hepatomegali. Keduanya (splenomegali dan hepatomegali) akan mendesak diafragma sehingga terjadi sesak napas (pola napas tidak efektif).
F. Komplikasi
Komplikasi gagal jantung terjadi pada organ-organ yang berperan penting dalam sirkulasi darah sistemik, berikut adalah permaparannya :
1. Kerusakan atau kegagalan ginjal
2. Masalah katup jantung
3. Kerusakan hati
4. Serangan jantung dan stroke.
G. Pemeriksaan Fisik
Sumber 1 :
Diagnosis dibuat berdasarkan anamnesis, pemeriksaan jasmani, elektrokardiografi/ foto toraks, ekokardiografi-Doppler. Pemeriksaan tambahan yang dapat dilakukan :
1) Pemeriksaan Rontgen thorax
Nilai besar jantung, ada/tidaknya edema paru dan efusi pleura. Tapi banyak juga pasien CHF tanpa disertai kardiomegali.
2) Pemeriksaan EKG
Nilai ritmenya, apakah ada tanda dari strain ventrikel kiri, bekas infark miokard dan bundle branch block (Disfungsi ventrikel kiri jarang ditemukan bila pada EKG sadapan a-12 normal).
3) Echocardiography
Mungkin menunjukkan adanya penurunan fraksi ejeksi ventrikel kiri, pembesaran ventrikel dan abnormalitas katup mitral.
Biasanya, diagnosa ditegakkan berdasarkan tanda dan gejala yang dikeluhkan ataupun yang terlihat langsung saat dilakukan pemeriksaan. Untuk memperkuat diagnosa, dokter akan melakukan berbagai pemeriksaan, misalnya :
1) Pemeriksaan fisik
Adanya denyut nadi yang lemah dan cepat, tekanan darah menurun, bunyi jantung abnormal, pembesaran jantung, pembengkakan vena leher, cairan di dalam paru-paru, pembesaran hati, penambahan berat badan yang cepat, pembengkakan perut atau tungkai.
2) Pemeriksaan Rontgen atau X-ray (ronsen)
Pada bagian dada bisa menunjukkan adanya pembesaran jantung dan pengumpulan cairan di dalam paru-paru.
Pemeriksaan ekokardiografi (menggunakan gelombang suara untuk menggambarkan jantung) dan elektrokardiografi (menilai aktivitas listrik dari jantung).
Sumber 2 :
1. EKG (elektrokardiogram)
2. Echokardiogram
3. Foto rontgen dada
4. Tes darah BNP
5. Sonogram
6. Skan jantung
7. Kateterisasi jantung
H. Manajemen Penatalaksanaan
Sumber 1 :
Penatalaksanaan Medis :
a. Menurunkan preload dengan pemberian obat. Misal : uregomide (lasix), asam stakrinik (edekrin).
b. Memacu kontraktilitas miokard dengan sediaan digitalis, betareseptor, antagonis.
c. Mengurangi beban jantung umumnya termasuk after load antara lain vasodilator.
d. Obat digitalis untuk memacu kontraksi otot jantung (dedanaside, digoxin).
e. Obat penenang (diazepam, Phenobarbital, morpin).
f. Obat diureti mengurangi oedema.
g. Obat ruboransia.
h. Obat pencahar
i. Pemberian oksigen.
Perawatan :
a. Istirahat tergantung payah jantungnya.
b. Posisi tidur fowler.
c. Menjaga kebersihan mulut.
d. Defekasi di usahakan teratur setiap hari.
e. Pembatasan aktifitas fisik, aktifitas di batasi tapi jangan dilarang sama sekali karena akan mempengaruhi psikologik.
f. Pengawasan in take - out put.
g. Pembinaan psikologis
Sumber 2 :
Pengobatan :
Dukung istirahat untuk mengurangi beban kerja jantung.
Meningkatkan kekuatan dan efisiensi kontraktilitas miokarium dengan preparat farmakologi
Membuang penumpukan air tubuh yang berlebihan dengan cara memberikan terapi antidiuretik, diit dan istirahat.
Terapi Farmakologi :
Glikosida jantung.
Terapi diuretik.
Terapi vasodilator.
diet
RONDE KEPERAWATAN (NURSING ROUNDS)
Pasien Gagal Jantung
Makalah ini ditujukan pada makalah manajemen
Disusun Oleh:
Dosen Pembimbing : Ns.Dian Dwiana S.kep
Kelompok :
Selfi Oktariza
Putra Purnomo
Siska Efendi
Hilda Yuniar
Dewi Perwati
Valensi Oktapuri
Little Sister
Faoul Saktian
Rico Bymni
Adi Mayantri
Dedi Dores
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2013
RONDE KEPERAWATAN(NURSING ROUNDS)
Rencana Pelaksanaan Ronde Keperawatan pada Pasien Ny.A dengan Masalah Keperawatan Gangguan rasa nyaman nyeri pada Diagnosis medis hemoroid (di Ruang Rawat Inap RS M Yunus Bengkulu)
Topik : Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Masalah Keperawatan Gangguan Rasa Nyaman Nyeri pada Diagnosis Medis Hemoroid.
Sasaran : Pasien Ny. E / 35 tahun
Hari/tanggal : Senin / 3 Juni 2013.
Waktu : 60 Menit (Pk. 09.00-10.00 WIB)
TUJUAN
Tujuan Umum
Menyelesaikan masalah pasien yang belum teratasi,yaitu Gangguan Rasa nyaman Nyeri
Tujuan khusus
Menjustifikasi masalah yang teratasi
Mendiskusikan penyelesaian masalah dengan perawat primer, tim kesehatan yang lain.
Menemukan alasan ilmiah terhadap, masalah pasien.
Merumuskan intervensi keperawatan yang tepat sesuai masalah pasien.
SASARAN
Pasien Ny. A Umur 35 tahun yang di rawat di kelas III No. tempat tidur 3 di ruang Rawat Inap RS M Yunus Bengkulu.
MATERI
Hemoroid
Pengertian
Hemoroid adalah pembengkakan atau distensi di daerah anorektal. Literatur lain menyebutkan bahwa hemoroid adalah pembengkakan dan peradangan dari pembuluh darah balik/ vena pada daerah bawah rektum atau sekeliling anus. Merupakan penyakit yang paling banyak ditemui diantara penyakit anorektal lainnya.
Jika tidak mendapat penanganan maka hemorid semakin bertambah parah, jarang yang mengalami perbaikan dengan sendirinya karena biasanya kelainan ini melibatkan secara luas pembuluh darah, jaringan lunak, dan otot-otot anus.
Hemoroid diklasifikasikan menjadi dua tipe yaitu ;
1. Hemoroid internal
Yaitu hemoroid yag terjadi diatas sfingter anal.
Hemoroid internal adalah pleksus vena hemoroidalis superior diatas garis mukokutan dan ditutupi oleh mukosa. Merupakan bantalan vaskuler didalam jaringnan submukosa pada rektum sebelah bawah. Terdapat pada posisi primer yaitu kanan depan, kana belakang, dan kiri lateral.
2. Hemoroid eksternal
Yaitu hemoroid yang terjadi dibawah sfingter ani.
Merupakan pelebaran dan penonjolan pleksus hemoroid inferior terdapat disebelah distal garis mukokutan di dalam jaringan di bawah epitel anus.
hemoroid eksternal terjadi karna tekana tinggi di vena tersebut akibat mengangkat barang berat, batuk, bersin, mengedan, atau partus.
Hemoroid terbagi atas 4 derajat.
Derajat 1 : disertai dengan perdarahan pada saat BAB
Derajat 2 : derajat 1 yang disertai dengan timbulny benjolan yang keluar pada saat BAB. Benjolan akan masuk sendiri usai BAB
Derajat 3 : derajat 1 disertai dengan benjolan yang tambah membengkak dan membesar. Benjolan dapat masuk kedalam anus dengan didorong oleh jari.
Derajat 4 : benjolan tambah membesra da tidak dapat masuk kembali ke dalam anus.
Etiologi
Kehamilan
Konstipasi
Mengangkat benda berat
Berdiri atau duduk yang lama
Patofisiologi
Distensi vena awalnya merupakan sturktur yang normal pada daerah anus, karena vena-vena ini berfungsi sebagai katup yan dapat membantu menahan beban, namun bila distensi terjadi terus menerus akan timbul gangguan.
Salah satu faktor predisposisi yang dapat menimbulkan distensi vena adalah peningkatan tekanan intra abdominal. Kondisi ini menyebabkan peningkatan tekanan vena porta dan peningkatan vena sistemik, yang kemudian akan ditransmisikan ke daerah anorektal. Elevasi tekanan yang berulang-ulang akan mendorong vena terpisah dari otot disekitarnya sehingga vena mengalami prolaps( benjolan), berkembang menjadi trombus atau terjadi perdarahan.
Hemoroid timbul akbat adanya kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran balik dari vena hemoroidali.
Pada saat BAB, terjadi gesekan dan prolaps dari bantalan anus. Seiring dengan keluarnya kotoran, maka bantalan anus yang menempel secara longgar pada lapisan otot anus akan mengalami rotasi dan kembali pada posisi semula. Pada hemoroid,bantalsn anus tidak mengalami rotasi sempurna sehingga sering terperangkap (terjepit dan terbendung) oleh sfingter anus. Jepitan dan bendungan ini yang mengakibatkan timbulnya benjolan. Hal-hal yang menyebabkan rotasi tidak sempurna dari bantalan anus adalah usia, kostipasi, serta proses mengejan lama.
Selain itu, hemoroid dapat juga terjadi akibat sumbatan pembuluh darah balik/ vena pada bantalan anus akibat dorongan masa kotoran yang keras. Proses mengejan yang lama juga dapat mengakibatkan kenaikan tekanan dalam perut dan berakibat penekanan pada vena-vena otot anus.
Manifestasi klinis
Hemoroid menyebabkan rasa gatal dan nyeri , dan sering menyebabkan perdarahan berwarna merah terang pada saat defekasi. Hemoroid eksternal dihubungkan dengan nyeri hebta akibat imflamasi dan edema yang disebabkan oleh trombosis. Trombosis adalah pembekuan darah dalam hemoroid, inivdapat menimbulkan iskemia pada area tersebut dan nekrosis. Hemoroid internal tidak sealu menimbulkan nyeri sampai hemoroid ini menbesar dan menimbulakn perdarahan atau proleps.
Tanda dan gejala
Perdarahan merupakan tanda pertama hemoroid internal akibta truma oleh feses yang keras. Warna darah merah segar dan tak bercampur dengan feses, segaris atau menetes. Akibat perdarahan yang berulang dapat menyebabkan anemia.
Penonjolan/ prolaps akibta pembesran hemoroid secara berlahan , pada awalnya terjadi pada waktu defekasi dan disusul reduksi spontan setelah defekasi. Pada stadium lanjut prolaps perlu didorong agar kembali masuk ke anus.
Pada tahap lanjut prolaps menetap dan tidak dapat didorong lagi.
Ciri-ciri prolaps menetap:
Keluar mukus dan terdapat feses pada bagian dalam
Terdapat iritasi kulit perinial yang menimbulkan gatal atau proritus anus, disebabkan oleh karena kelembaban yang terus menerus dan rangsangan mukus
Nyeri timbul akibat trombosis yang luas dengan udema dan radang.
Pemeriksaan diagnostik
Colok dubur
Anuskopi/rectoscopy
Proktosikmoidoscopi, untuk memastikan bahwa keluhan bukan disebabkan oleh proses radang atau keganasan
Pemeriksaan feses terhadap adanya darah samar
Diagnosa banding
Karsinoma kolorektum
Divertikulum
Polip usus
Colitis ulcerative
Penatalaksanaan
Tujuan untuk menghilangkan keluhan
Hemoroid derajat I dan II dapat ditolong dengan tindakan lokal sederhana disertai nasehat tentang makan( sebaiknya makanan berserat tinggi)
Suppositoria dan salep anus untuk efek anestetik dan astrigen
Hemoroid enternal yang mengalami prolaps dapat dimasukkan kembali secara perlahan dan disusul dengan istirahat baring dan kompres lokal untuk mengurangi pembengkakan
Rendam duduk dengan cairan hangat dapat meringankan nyeri
Bila penyakit radang usus yang mendasari terapi medik harus diberikan
Skleroterapi ; penyuntikan diberikan submukosa didalam jaringan alveolar yang longgar dengan tujuan menimbulkan peradangan strelilafibrotik dan parut
Ligasi dengan gelang karet untuk hemoroid besra atau prolaps
Bedah beku; hemoroid dibekukan dengan pendinginan suhu rendah
Hemorodektomi ; untuk penderita yang mengalami keluahan menahun dan hemoroid derajat III dan IV atau penderita dengan perdarahan berulang dan anemia atau hemoroid deajat IV yang mengalami trombosis dan kesakitan hebat.
Pengkajian fokus
Subjektif
Batasan karakteristik
Pola makan dan minum
Kebiasaan
Keadaan saat ini
Riwayat kehamilan
Kehamilan denga frekuensi yang sering akan menyebabkan hemoroid berkembang cepat
Riwayat penyakit hati
Pada hypertensi fortal, potensi berkembangnya hemoroid lebih besar
Gejala/ keluhan yang berhubungan
Perasaan yang nyeri dan panas pada daerah anus
Perdarahan dapat bersama feses atau perdarahan spontan
Prolaps(benjolan)
Gatal dan pengeluaran sekret melalui anus
Objektif
Batasan karakteristik
Pemeriksaan daerah anus
Tampak prolaps hemoroid,atau pada hemoroid eksternal dapat dilihat dengan jelas. Rasakan konsistensinya, amati warna dan apakah ada tanda trombus juga amati apakah ada lesi.
Pemeriksaan rabaan rektum
Amati tanda-tanda kemungkinan anemia
Warna kulit
Warna konjungtiva
Waktu pengisian kembali kapiler
Pemeriksaan Hb
Diagnosa keperawatan
Nyeri anal berhubungan dengan trombus vena hemoroidalis
Tujuan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 2x24 jam,diharapkan nyeri berkurang sampai dengan hilang dengan kriteria:
Wajah pasien tampak tenang
Tanda-tanda vital tampak normal
Pasien mengatakan nyeri berkurang atau hilang
Pasien dapat istirahat tidur
Intervensi
Berikan posisi yang nyaman
Berikan bantalan di bawah bokong saat duduk
Berikan kompres dingin
Observasi tanda-tanda vital
Ajarkan teknik untuk menghilangkan rasa nyeri seperti membaca, menonton,menarik nafas panjang, menggososk pungggung,dll.
Pada nyeri awal berikan kompres dingin pada daerah anus 3-4 jam dilanjutkan dengan rendam duduk hangat 3-4 x/ hari
Pertahankan rendam duduk dengan larutan hangat, dengan larutan PK 2x / hari. Rendam 3-4 x/hari
Berikan diet tinggi serat dan hedrasi yang cukup
Libatkan keluarga dalam memberikan rasa nyaman bagi pasien
Jelaskan pad pasien tentang rasa nyeri yag dialaminya dan tentang tindakan yang dilakukan
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik, pelunak feses
Evaluasi
Nyeri berkurang sampai dengan hilang sesuai kreteria yang diharapakan.
Resiko tinggi terjadi anemia berhubungan dengan perdarahan vena hemoroidallis
Tujuan :Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 2x24 jam,dihapapkan pasien akan terhindar dari anemia dengan kriteria :
Konjungtiva merah muda
Hb dalam batas normal
Kapilary refill < 3 detik
Intervensi
Monitor tingkat perdarahan pasien
Observasi tanda-tanda vital
Berikan diet tinggi kalori , tinggi protein dan tinggi serat
Ajarkan pasien teknik relaksasi pernafasan pada saat buang air besar
Monitor tanda-tanda anemia: tampak lelah, tidak bersemangat, kulit pucat.
Bila anemia berat kolaborasi pemberian cairan dan transfusi
Evaluasi
Anemia tidak terjadi sesuai dengan kreteria yang diharapkan.
Cemas yang berhubungan dengan keterbatasan dengan pengetahuan tentang tindakan operasi
Tujuan :Setelah dilakukan intervensi keperawatan slama 2x24 jam, diharapakan cemas berkurang sampai hilang dengan kriteria :
Pasien terlihat tenang
Pasien dapat mengulang kembali informasi yang diberikan
Intervensi :
Kaji tingkat kecemasan yang dialami pasien
Beri waktu buat pasien untuk mengugkapkan secara verbal kecemasannya
Jelaskan pada pasien tentang tujuan dari tindakan operasi yang dialami
Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan
Dampingi pasien untuk pasrah dan berdoa kepada tuhan
Evaluasi
Kecemasan pasien berkurang sampai dengan hilang sesuai dengan kriteria yang diharapkan.
METODE
Diskusi
MEDIA
Dokumen/status pasien
Sarana diskusi: kertas, pulpen.
Materi yang disampaikan secara lisan.
KEGIATAN RONDE KEPERAWATAN
Waktu
Tahap
Kegiatan
Pelaksana
Tempat
Kegiatan Pasien
Pra-Ronde
Pra-Ronde
Pra-ronde :
Menentukan kasus dan topik
Menentukan tim ronde
Menentukan literatur
Membuat proposal
Mempersiapkan pasien
Diskusi pelaksanaan
Penanggung jawab
Ruang Mawar RS X
5 menit
Ronde
Pembukaan :
Salam Pembukaan
Memperkenalkan tim ronde
Menyampaikan identitas dan masalah pasien. Menjelaskan tujuan ronde
Kepala Ruang
5 Menit
Nurse Station
30 Menit
Penyampaian masalah :
Memberi salam dan memperkenalkan pasien dan keluarga kepada tim ronde
Menjelaskan riwayat penyakit dan keperawatan pasien
Menjelaskan masalah pasien dan rencana tindakan yang telah dilaksanakan dan serta menetapkan prioritas yang perlu didiskusikan.
Validasi Data :
Mencocokkan dan menjelaskan kembali data yang telah disampaikan.
Diskusi antar anggota tim dan pasien tentang masalah keperawatan tersebut.
Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor atau kepala ruang tentang masalah pasien tentang serta rencana tindakan yang akan dilakukan
Menentukan tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah ditetapkan.
Karu
Nurse Station
10 menit
Pasca ronde
Evaluasi dan rekomendasi intervensi
Penutup
Karu, supervisor, perawat konselor, pembimbing
Nurse station
KRITERIA EVALUASI
Struktur
Ronde keperawatan dilaksanakan Di ruang Rawat Inap RS M Yunus Bengkulu
Peserta Ronde Keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde keperawatan
Persiapan dilakukan sebelumnya
Proses
Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang telah di tentukan.
3. Hasil
Pasien puas dengan hasil kegiatan
Masalah pasien dapat teratasi
Perawat dapat:
Menumbuhkan cara berpikir yang kritis dan sistematis.
Meningkatkan kemampuan validitas data pasien
Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorientasi pada masalah pasien
Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan.
Meningkatkan kemampuan justifikasi.
Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.
PENGORGANISASIAN
Kepala ruangan :-
PP I :-
-
PP II :-
-
PA I :-
PA II :-
-
Konselor :-dr. Ahli gizi
Pembimbing :-
Supervisor :
TUGAS MANAJEMEN KEPERAWATAN
“RONDE KEPERAWATAN”
Di susun oleh:
Reka Mardiana (1026010238)
Vellia Agustriana (1026010249)
Enggel Septia Yolanda (1026010263)
Emni Fuspita Sari (1026010246)
M.A.Dodi kismoro (1026010261)
Ahmadkhoiron (1026010255)
Abdul rahman wahid (1026010254)
Rori ariesta S (1026010222)
Shady simanjutak (1026010239)
Hirta adzan zuhrie (10260102
Jimmy eko putra (10260102
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
TRI MANDIRI SAKTI BENGKULU
TAHUN 2013