ASUHAN KEPERAWATAN pada Ny.S dengan GANGGUAN HEMOROID di RUANG MAWAR RSUD TANGERANG
Makalah ini dibuat sebagai tugas Praktik Laporan Dokumentasi ASKEP Sistem Pencernaan
Disusun oleh :
Siti Maemunah
Rafiudin rashid
Rini aryanti
Hayatun nufus
Tatag hardiyanto
Fiqih hidayat
PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Subhânahû wa Ta`âlâ yang telah memberikan karunia dan rahmat-Nya kepada penulis, hingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Makalah dengan judul "Asuhan Keperawatan pada Ny.S dengan gangguan Hemoroid externa di ruang Mawar RSUDT”. Makalah sederhana ini penulis susun dalam rangka memenuhi salah satu tugas pelajaran Sistem pencernaan di Prodi Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Tangerang.
Penulis menyadari, bahwa makalah ini tidak dapat diselesaikan tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis berterima kasih kepada semua pihak yang memberikan kontribusi dan dukungan dalam penyusunan makalah ini. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:
Ketua Prodi yang telah memberikan pengetahuan dan pengalamannya untuk memotivasiku dalam menuju masa depan dan jalan untuk menjadi perawat yang professional.
ibu Mega, sebagai pengajar sekaligus Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam penyusunan makalah ini.
Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu dan pendidikan yang berharga pada penulis.
Tak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada teman-temanku di Prodi Keperawatan, semester IV yang selalu menemaniku dalam suka dan duka, dan terlebih lagi kepada sahabat-sahabatku dan orang yang selalu mendukungku dan membantuku dalam setiap masalah.
Akhirnya, secara khusus lagi, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada ayahanda dan ibunda, yang telah tidak henti-hentinya memberikan semangat, doa dan selalu memotivasi penulis dalam penulisan makalah ini.
Tak ada gading yang tak retak. Tak ada yang sempurna di dunia ini. Demikian pula dengan penulisan Makalah ini. Kritik dan saran sangatlah penulis harapkan dan dapat disampaikan secara langsung maupun tidak langsung. Semoga makalah ini menjadi tambahan khazanah pengetahuan bagi siapa pun yang membacanya.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam anal kanal. Hemoroid sangat umum terjadi pada usia 50-an, 50% individu mengalami berbagai tipe hemoroid berdasarkan luas vena yang terkena. Hemoroid juga biasa terjadi pada wanita hamil. Tekanan intra abdomen yang meningkat oleh karena pertumbuhan janin dan juga karena adanya perubahan hormon menyebabkan pelebaran vena hemoroidalis.
Pada kebanyakan wanita, hemoroid yang disebabkan oleh kehamilan merupakan hemoroid temporer yang berarti akan hilang beberapa waktu setelah melahirkan. Hemoroid diklasifikasikan menjadi dua tipe. Hemoroid internal yaitu hemoroid yang terjadi diatas stingfer anal sedangkan yang mun cul di luar stingfer anal disebut hemoroid eksternal. (Brunner & Suddarth, 1996)
Kedua jenis hemoroid ini sangat sering terjadi dan terdapat pada sekitar 35% penduduk. Hemoroid bisa mengenai siapa saja, baik laki-laki maupun wanita. Insiden penyakit ini akan meningkat sejalan dengan usia dan mencapai puncak pada usia 45-65 tahun. Walaupun keadaan ini tidak mengancam jiwa, tetapi dapat menyebabkan perasaan yang sangat tidak nyaman. Berdasarkan hal ini kelompok tertarik untuk membahas penyakit hemoroid.
Tujuan
TIU :
Makalah ini dibuat bertujuan agar mahasiswa keperawatan semester III mampu memahami dan mengetahui pembuatan Asuhan Keperawatan dengan pasien penyakit Hemoroid
TIK :
Mahasiswa mampu memahami pengertian, patofisiologi, tanda dan gejala penyakit Hemoroid
Mahasiswa mengetahui cara pembuatan Askeep
Mahasiswa mampu membuat Askep dengan proses keperawatan yang benar, yang meliputi pengkajian, diagnose, intervensi, implementasi dan evalusi.
Sistematika Penulisan
Dalam makalah Asuhan Keperawatan penyakit cidera kepala ini berisi tentang :
Pendahuluan yang menginformasikan latar belakang dan tujuan penyusunan makalah
Tinjauan teoritis :
Definisi
Etiologi
Manifestasi klinik
Patoflow
Komplikasi
Pemeriksaan diagnostik
Penataleksanaan medis
Proses keperawatan
Tinjauan kasus
Pengkajian
Diagnose
Intervensi
Implementasi
Evaluasi
Pembahasan
Pengkajian sampai evaluasi
Penutup
Kesimpulan
Saran
Daftar pustaka
BAB II
TINJAUAN TEORITIK
2.1 Definisi
Menurut asal katanya [Yunani, haem = blood (darah), rhoos = flowing (mengalir)]
(Oleh Andra Racikan Utama - Edisi September 2006 (Vol.6 No.2 )
Masa Vaskular yang menonjol kedalam lumen rectum bagian bawah atau areal perineal (Sandra M Nettina).
Hemoroid adalah pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di daerah anus yang berasal dari plexus hemorrhoidalis.
Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi di dalam kanal anal. Hemoroid sangat umum terjadi. Pada usia 50 tahunan, sekitar 50 % individu mengalami berbagai tipe hemoroid berdasarkan luasnya vena yang terkena.
Adalah pelebaran varises satu segmen / lebih pembuluh darah vena hemoroidales (bacon) pada poros usus dan anus yang disebabkan karena otot & pembuluh darah sekitar anus / dubur kurang elastis sehingga cairan darah terhambat dan membesar
(Daldiyono).
2.2 . Etiologi
Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran balik dari vena hemoroidalis. Beberapa factor etiologi telah digunakan, termasuk konstipasi/diare, sering mengejan, kongesti pelvis pada kehamilan, pembesaran prosfat; fibroma arteri dan tumor rectum. Penyakit hati kronik yang disertai hipertensi portal sering mengakibatkan hemoroid karena vena hemoroidalis superior mengalirkan darah ke dalam system portal. Selain itu system portal tidak mempunyai katup sehingga mudah terjadi aliran balik.
Faktor resiko hemoroid :
Keturunan ; Dinding pembuluh darah yang lemah dan tipis
Anatomic ; Vena darah anorektal tidak mempunyai katup dan plexus hemorhoidalis kurang mendapat sokongan otot dan fasi sekitarnya
Pekerjaan ; Orang yang harus berdiri dan duduk lama atau harus mengangkat barang berat, mempunyai predisposisi untuk hemoroid
Umur ; Pada umur tua timbul degenerasi dari seluruh jaringan tubuh, juga otot sfingter menjadi tipis dan atonis
Endokrin ; Misalnya pada wanita hamil ada dilatasi vena ekstermitas dan anus (sekresi hormon kelaksin)
Mekanis ; Semua keadaan yang mengakibatkan timbulnya tekanan yang meninggi dalam rongga perut. Misalnya penderita hipertrofi prostat
Fisiologis ; Bendungan pada peredaran darah portal misalnya pada penderita dekompensiasio hordis atau sikrosis hepatis
Radang ; Adalah faktor penting yang menyebabkan fitalitas jaringan di daerah itu berkurang.
2.3 Klasifikasi
Pada dasarnya hemoroid di bagi menjadi dua klasifikasi, yaitu :
Hemoroid Interna
Merupakan varises vena hemoroidalis superior dan media. Terdapat pembuluh darah pada anus yang ditutupi oleh selaput lendir yang basah. Jika tidak ditangani bisa terlihat muncul menonjol ke luar seperti hemoroid eksterna.
Gejala - gejala dari hemoroid interna adalah pendarahan tanpa rasa sakit karena tidak adanya serabut serabut rasa sakit di daerah ini. Jika sudah parah bisa menonjol keluar dan terus membesar sebesar bola tenis sehingga harus diambil tindakan operasi untuk membuang wasir.
Hemoroid interna terbagi menjadi 4 derajat :
Derajat I
Timbul pendarahan varises, prolapsi / tonjolan mokosa tidak melalui anus dan hanya dapat di temukan dengan proktoskopi.
Derajat II
Terdapat trombus di dalam varises sehingga varises selalu keluar pada saat depikasi, tapi seterlah depikasi selesai, tonjolan tersebut dapat masuk dengan sendirinya.
Derajat III
Keadaan dimana varises yang keluar tidak dapat masuk lagi dengan sendirinya tetapi harus di dorong
Derajat I
Suatu saat ada timbul keaadan akut dimana varises yang keluar pada saat defikasi tidak dapat di masukan lagi.
Hemoroid eksterna
Merupakan varises vena hemoroidalis inferior yang umumnya berada di bawah otot dan berhubungan dengan kulit. Biasanya wasir ini terlihat tonjolan bengkak kebiruan pada pinggir anus yang terasa sakit dan gatal. Hemoroid eksrterna jarang sekali berdiri sendiri, biasanya perluasan hemoroid interna. Tapi hemoroid eksterna dapat di klasifikasikan menjadi 2 yaitu
Akut
Bentuk akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan sebenarnya adalah hematom, walaupun disebut sebagai trombus eksterna akut.
Tanda dan gejala yang sering timbul adalah: ; Sering rasa sakit dan nyeri, Rasa gatal pada daerah hemorid. Kedua tanda dan gejala tersebut disebabkan karena ujung – ujung saraf pada kulit merupakan reseptor rasa sakit .
Kronik
Hemoroid eksterna kronik atau “Skin Tag” terdiri atas satu lipatan atau lebih dari kulit anus yang berupa jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah.
2.4 Patofisiologi
Faktor penyebab faktor-faktor hemoroid adalah mengedan saat defekasi, konstipasi menahun, kehamilan dan obesitas. Keempat hal diatas menyebabkan peningkatan tekanan intra abdominal lalu di transmisikan ke derah anorektal dan elevasi yang tekanna yang berulang-ulang mengakibatkan vena hemoroidalis mengalami prolaps. Hasil di atas menimbulkan gejala gatal atau priritus anus akibat iritasi hemoroid dengan feses, perdarahan akibat tekanan yang terlalu kuat dan feses yang keras menimbulkan perdarahan, dan ada udema dan peradangan akibat infeksi yang terjadi saat ada luka akibat perdarahan.
Mengedan saat defekasi,Konstipasi menahun,Kehamilan,Obesitas
Peningkatan tekanan intra abdominal
Transmisike daerah anorektal
Elevasitekanan yang berulang-ulang
Vena hermoidalis mengalami prolapse
Hemoroid
2.5 Manifestasi Klinis
Hemoroid menyebabkan rasa gatal dan nyeri dan sering menyebabkan perdarahan berwarna merah terang pada saat defekasi. Hemoroid eksternal dihubungkan dengan nyeri hebat akibat inflamasi dan edema yang disebabkan oleh trombosis.Trombosis adalah pembekuan darah dalam hemoroid. Ini dapat menimbulkan iskemia pada area tersebut dan nekrosis. Hemoroid internal tidak selalu menimbulkan nyeri sampai hemoroid ini membesar dan menimbulkan perdarahan atau prolaps.
2.6 Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan fisik yaitu inspeksi dan rektaltouche (colok dubur).
Pada pemeriksaan colok dubur, hemoroid interna stadium awal tidak dapat diraba sebab tekanan vena di dalamnya tidak terlalu tinggi dan biasanya tidak nyeri. Hemoroid dapat diraba apabila sangat besar. Apabila hemoroid sering prolaps, selaput lendir akan menebal. Trombosis dan fibrosis pada perabaan terasa padat dengan dasar yang lebar. Pemeriksaan colok dubur ini untuk menyingkirkan kemungkinan karsinoma rektum.
Pemeriksaan dengan teropong yaitu anoskopi atau rectoscopy.
Dengan cara ini dapat dilihat hemoroid internus yang tidak menonjol keluar. Anoskop dimasukkan untuk mengamati keempat kuadran. Penderita dalam posisi litotomi. Anoskop dan penyumbatnya dimasukkan dalam anus sedalam mungkin, penyumbat diangkat dan penderita disuruh bernafas panjang. Hemoroid interna terlihat sebagai struktur vaskuler yang menonjol ke dalam lumen. Apabila penderita diminta mengejan sedikit maka ukuran hemoroid akan membesar dan penonjolan atau prolaps akan lebih nyata. Banyaknya benjolan, derajatnya, letak ,besarnya dan keadaan lain dalam anus seperti polip, fissura ani dan tumor ganas harus diperhatikan.
Pemeriksaan proktosigmoidoskopi
Proktosigmoidoskopi perlu dikerjakan untuk memastikan keluhan bukan disebabkan oleh proses radang atau proses keganasan di tingkat tinggi, karena hemoroid merupakan keadaan fisiologik saja atau tanda yang menyertai. Feses harus diperiksa terhadap adanya darah samar.
Rontgen (colon inloop) dan/atau kolonoskopi.
Pemeriksaan darah, urin, feses sebagai pemeriksaan penunjang
2.7 Penatalaksanaan Medis
Hemorroid interna diterapi sesuai dengan gradenya. Tetapi hemorroid eksterna selalu dengan operasi. Konservatif indikasi untuk grade 1-2, < 6 jam, belum terbentuk trombus. Operatif indikasi untuk grade 3-4, perdarahan dan nyeri.
Gejala hemorroid dan ketidaknyamanan dapat dihilangkan dengan:
Higiene personal yang baik dan menghindari mengejan berlebihan selama defekasi.
Diet tinggi serat yang mengandung buah dan sekam, bila gagal dibantu dengan menggunakan laksatif yang berfungsi mengabsorbsi air saat melewati usus.
Tindakan untuk mengurangi pembesaran dengan cara: rendam duduk dengan salep, supositoria yang mengandung anestesi, astringen (witch hazel) dan tirah baring.
Beberapa tindakan nonoperatif untuk hemorroid:
Foto koagulasi infra merah, diatermi bipolar, terapi laser adalah tehnik terbaru untuk melekatkan mukosa ke otot yang mendasarinya
Injeksi larutan sklerosan efektif untuk hemorrhoid yang berukuran kecil.
Tindakan bedah konservatif hemorrhoid interna
Adalah prosedur ligasi pita karet. Hemorrhoid dilihat melalui anosop, dan bagian proksimal diatas garis mukokutan dipegang dengan alat. Pita karet kecil kemudian diselipkan diatas hemorrhoid. Bagian distal jaringan pada pita karet menjadi nekrotik setelah beberapa hari danm dilepas. Terjadi fibrosis yang mengakibatkan mukosa anal bawah turun dan melekat pada otot dasar. Meskipun tindakan ini memuaskan beberapa pasien, namun pasien lain merasakan tindakan ini menyebabkan nyeri dan mengakibatkan hemorroid sekunder dan infeksi perianal.
Hemoroidektomi kriosirurgi
Adalah metode untuk menghambat hemorroid dengan cara membekukan jaringan hemorroid selama waktu tertentu sampai timbul nekrosis. Meskipun hal ini kurang menimbulkan nyeri, prosedur ini tidak digunakan dengan luas karena menyebabkan keluarnya rabas yang berbau angat menyengat dan luka yang ditimbulkan lama sembuh.
Laser Nd: YAG
Digunakan dalam mengeksisi hemorroid eksternal. Tindakan ini cepat dan kurang menimbulkan nyeri. Hemoragi dan abses jarang menjadi komplikasi pada periode paska operatif.
Metode pengobatan hemorroid tidak efektif untuk vena trombosis luas, yang harus diatasi dengan bedah lebih luas.
Hemorroidektomi atau eksisi bedah, dapat dilakukan untuk mengangkat semua jaringan sisa yang terlibat dalam proses ini. Selma pembedahan, sfingter rektal biasanya didilatasi secara digital dan hemorroid diangkat dengan klem dan kauter atau dengan ligasi dan kemudian dieksisi. Setelah prosedur operasi selesai, selang kecil dimaukkan melalui sfingter untuk memungkinkan keluarnya flatus dan darah; penempatan Gelfoan atau kasa Oxigel dapat diberikan diatas luka kanal.
2.8 Komplikasi
Terjadi trombosis
Karena hemoroid keluar sehinga lama - lama darah akan membeku dan terjadi trombosis.
Peradangan
Kalau terjadi lecet karena tekanan vena hemoroid dapat terjadi infeksi dan meradang karena disana banyak kotoran yang ada kuman - kumannya.
Terjadinya perdarahan
Pada derajat satu darah keluar menetes dan memancar. Perdarahan akut pada umumnya jarang, hanya terjadi apabila yang pecah adalah pembuluh darah besar. Hemoroid dapat membentuk pintasan portal sistemik pada hipertensi portal, dan apabila hemoroid semacam ini mengalami perdarahan maka darah dapat sangat banyak. Yang lebih sering terjadi yaitu perdarahan kronis dan apabila berulang dapat menyebabkan anemia karena jumlah eritrosit yang diproduksi tidak bisa mengimbangi jumlah yang keluar. Anemia terjadi secara kronis, sehingga sering tidak menimbulkan keluhan pada penderita walaupun Hb sangat rendah karena adanya mekanisme adaptasi. Apabila hemoroid keluar, dan tidak dapat masuk lagi(inkarserata/ terjepit) akan mudah terjadi infeksi yang dapat menyebabkan sepsis dan bisa mengakibatkan kematian.
2.9 Asuhan Keperawatan
Pengkajian
Identitas pasien
Keluhan utama
Pasien datang dengan keluhan perdarahan terus menerus saat BAB. Ada benjolan pada anus atau nyeri pada saat defikasi.
Riwayat penyakit
Riwayat penyakit sekarang
Pasien di temukan pada beberapa minggu hanya ada benjolan yang keluar dan beberapa hari setelah BAB ada darah yang keluar menetes.
Riwayat penyakit dahulu
Apakah pernah menderita penyakit hemoroid sebelumnya, sembuh / terulang kembali. Pada pasien dengan hemoroid bila tidak di lakukan pembedahan akan kembali RPD, bisa juga di hubungkan dengan penyakit lain seperti sirosis hepatis.
Riwayat penyakit keluarga
Apakah ada anggota keluaga yang menderita penyakit tersebut
Riwayat sosial
Perlu ditanya penyakit yang bersangkutan.
Pemeriksaan Fisik
Aktivitas/istirahat
Gejala : kelemahan, kelelahan
Tanda : takikardi, takipnea/hiperventilasi (respon terhadap aktivitas)
Sirkulasi
Gejala : kelemahan/nadi periver lemah
Tanda : Warna kulit pucat, sianosis (tergantung pada jumlah kehilangan darah)
Membran kulit
Eliminasi
Gejala : Perubahan pola defekasi , Perubahan Karakteristik
Tanda : Nyeri tekan abdomen , distensi
Karakteristik feses : darah bewarna merah terang (darah segar)
Akonstipasi dapat terjadi
Nutrisi :
Gejala : Penurunan berat badan, Anoreksia
Tanda : konjungtiva pucat, wajah pucat, terlihat lemah
Pola tidur
Gejala : Perubahan pola tidur , Terasa nyeri pada anus saat tidur
Tanda : muka terlihat lelah, kantung mata terlihat gelap
Mobilisasi
Gejala : membatasi dalam beraktifitas
Tanda : wajah terlihat gelisah , banyak berganti posisi duduk dan berbaring
Diagnosa Keperawatan
Pre Operatif
Resiko kekurangan nutrisi (defisiensi zat ) berhubungan dengan pecahnya vena plexus hemmoroidalis ditandai dengan perdarahan yang terus - menerus waktu BAB.
Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan adanya massa anal atau anus, yang ditandai benjolan didaerah anus, terasa nyeri dan gatal pada daerah anus.
Personal hygene pada anus kurang berhubungan dengan massa yang keluar pada daerah eksternal.
Postoperasi
Nyeri berhubungan dengan adanya jahitan pada luka operasi dan terpasangnya cerobong angin.
Resikol terjadinya infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat
Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurang informasi tentang perawatan dirumah.
Intervensi
Preoperatif
No.
Diagnosa keperawatan
Tujuan dan kriteria hasil
Intervensi
Rasional
1.
Resiko kekurangan nutrisi berhubungan dengan pecahnya vena plexus hemmoroidalis ditandai dengan perdarahan yang terus - menerus waktu BAB.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, resiko kekurangan nutrisi terpenuhi.
KH:
Tidak terdapat anemis,
perdarahan terhenti
BB tidak turun.
Observasi tanda-tanda anemis
Diet rendah sisa atau serat selama terjadinya perdarahan
Berikan penjelasan tentang pentingnya diet kesembuhan penyakitnya
Beri kompres es pada daerah terjadinya perdarahan
Beri obat atau terapi sesuai dengan pesanan dokter
Tanda – tanda anemis diduga adanykekurangan zat besi (Hb turun)
Dapat mengurangi perangsangan pada daerah anus sehingga tidak terjadi perdarahan.
Pendidikan tentang diet, membantu keikut sertaan pasien dalameningkatkan keadaan penyakitnya.
Pasien dengan pecahnya vena plexus hemoriodalis perlu obat yang dapat membantu pencegahan terhadap perdarahan yang mememrlukan penilaian terhadap respon secara periodik.
Pasien dengan pecahnya vena flexus hemmoroidalis perlu obat yang dapat membantu pencegahan terhadap perdarahanyangmemerlukan penilayan terhadap respon obat tersebut secara periodik.
2.
Defisit personal hygene pada anus berhubungan dengan massa yang keluar pada daerah eksternal.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam, terjaganya kebersihan anus.
KH:
tidak ada tanda-tanda infeksi.
tidak terasa gatal-gatal pada daerah anus.
rasa gatal pada anus berkurang
Berikan sit bath dengan larutan permagan 1/1000% pada pagi dan sore hari. Lakukan digital(masukan prolaps dalam tempat semula setelah di bersihkan)
Obserpasi keluhan dan adanya tanda- tanda perdarahan anus
Beri penjelasan cara membersihkan anus dan menjaga kebersihanya
Meningkatkan kebersihan dan memudahkan terjadinya penyembuhan prolaps.
Peradangan pada anus menandakan adanya suatu infeksi pada anus
Pengetahuan tentang cara membersihkan anus membantu keikutsertaan pasien dalam mempercepat kesembuhanya.
Postoperatif
No.
Diagnosa keperawatan
Tujuan dan kriteria hasil
Intervenasi
Rasional
1.
Nyeri berhubungan dengan adanya jahitan pada luka operasi dan terpasangnya cerobong angin.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam, gangguan rasa nyaman terpenuhi.
KH:
Tidak terdapat rasa nyeri pada luka operasi,.
pasien dapat melakukan aktivitas ringan.
skala nyeri 0-1.
klien tampak rileks.
Beri posisi tidur yang menyenangkan pasien.
Ganti balutan setiap pagi sesuai tehnik aseptik
Latihan jalan sedini mungkin
Observasi daerah rektal apakah ada perdarahan
Cerobong anus dilepaskan sesuai advice dokter (pesanan)
Berikan penjelasan tentang tujuan pemasangan cerobong anus (guna cerobong anus untuk mengalirkan sisa-sisa perdarahan yang terjadi didalam agar bisa keluar).
Dapat menurunkan tegangan abdomen dan meningkatkan rasa kontrol.
Melindungi pasien dari kontaminasi silang selama penggantian balutan. Balutan basah bertindak sebagai penyerap kontaminasi eksternal dan menimbulkan rasa tidak nyaman.
menurunkan masalah yang terjadi karena imobilisasi.
Perdarahan pada jaringan, imflamasi lokal atau terjadinya infeksi dapat meningkatkan rasa nyeri.
Meningkatkan fungsi fisiologis anus dan memberikan rasa nyaman pada daerah anus pasien karena tidak ada sumbatan.
Pengetahuan tentang manfaat cerobong anus dapat membuat pasien paham guna cerobong anus untuk kesembuhan lukanya.
2.
Resiko terjadinya infeksi pada luka berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam,resiko infeksi teratasi.
KH:
tidak terdapat tanda-tanda infeksi (dolor, kalor, rubor, tumor, fungsiolesa).
radang luka mengerin
hasil LAB :
- leukosit
- trombosit
Observasi tanda vital tiap 4 jam
Obserpasi balutan setiap 2 – 4 jam, periksa terhadap perdarahan dan bau.
Ganti balutan dengan teknik aseptik
Bersihkan area perianal setelah setiap depfikasi
Berikan diet rendah serat/ sisa dan minum yang cukup
Respon autonomik meliputi TD, respirasi, nadi yang berhubungan denagan keluhan / penghilang nyeri . Abnormalitas tanda vital perlu di observasi secara lanjut.
Deteksi dini terjadinya proses infeksi dan / pengawasan penyembuhan luka oprasi yang ada sebelumnya.
Mencegah meluas dan membatasi penyebaran luas infeksi atau kontaminasi silang.
mengurangi / mencegah kontaminasi daerah luka.
mengurangi ransangan pada anus dan mencegah mengedan pada waktu defikasi.
3.
Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurang informasi tentang perawatan dirumah.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam,kurangnya pengetahuan teratas.
KH:
klien tidak banyak bertanya tentang penyakitna.
Pasien dapat menyatakan atau mengerti tentang perawatan dirumah.
keluarga klien paham tentang proses penyakit.
klien menunjukkan wajah tenang
Diskusikan pentingnya penatalaksanaan diet rendah sisa.
Demontrasikan perawatan area anal dan minta pasien menguilanginya
Berikan rendam duduk sesuai pesanan
Bersihakan area anus dengan baik dan keringkan seluruhnya setelah defekasi.
Berikan balutan
Diskusikan gejala infeksi luka untuk dilaporkan kedokter.
Diskusikan mempertahankan difekasi lunak dengan menggunakan pelunak feces dan makanan laksatif alami.
Jelaskan pentingnya menghindari mengangkat benda berat dan mengejan.
Pengetahuan tentang diet berguna untuk melibatkan pasien dalam merencanakan diet dirumah yang sesuai dengan yang dianjurkan oleh ahli gizi.
Pemahaman akan meningkatkan kerja sama pasien dalam program terapi, meningkatkan penyembuhan dan proses perbaikan terhadap penyakitnya.
Meningkatkan kebersihan dan kenyaman pada daerah anus (luka atau polaps).
Melindungi area anus terhadap kontaminasi kuman-kuman yang berasal dari sisa defekasi agar tidak terjadi infeksi.
Melindungi daerah luka dari kontaminasi luar.
Pengenalan dini dari gejala infeksi dan intervensi segera dapat mencegah progresi situasi serius.
Mencegah mengejan saat difekasi dan melunakkan feces.
Menurunkan tekanan intra abdominal yang tidak perlu dan tegangan otot.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.S DENGAN HEMOROID
DI RUANG MAWAR RSUD TANGERANG
3.1 PENGKAJIAN:
I. IDENTITAS DIRI KLIEN DAN PENANGGUNG JAWAB
Nama Klien : Ny. S Tanggal Masuk RS : 20 mei 2013
Umur : 45 Tahun Diagnosa Medis : Hemoroid externa, anemia
Jenis Kelamin : wanita Sumber Informasi : perawat dokter
Alamat : serpong Tanggal Pengkajian : 20-06-13
Status Perkawinan : menikah Ruang : Mawar
Agama : Islam Keluarga dekat yang dapat segera dihubungi : suami
Suku : sunda Nama : sutarjo
Pendidikan : tidak sekolah Pekerjaan : buruh
Pekerjaan : IRT Alamat : serpong
Telp : 0858 8157 7253
II. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
Alasan Masuk RS :
Klien mengeluh jika BAB ada penonjolan masa yang keluar di anus, kejadian ini sudah 2 minggu yang lalu. Klien diantar oleh keluarga dan masuk ke rumah sakit di UGD tanggal 19 mei 2013.
Keluhan Utama Saat dikaji : mengeluh nyeri di bagian anus
Riwayat keluhan utama ( dibuat secara naratif dan menggambarkan PQRST dari keluhan utama):
Klien mengeluh nyeri dibagian anus, disebabkan karena adanya penonjolan masa dianus. Nyeri datang saat BAB dan juga mendadak, skala nyerinya 7 dari 1-10 dan nyeri sedang, nyeri seperti ditusuk-tusuk duri, kira-kira lamanya nyeri 5-10 menit, untuk penjalarannya nyeri dibagian abdomen kuadran bawah.
Keluhan tambahan ; adanya penonjolan masa di anus, adanya darah saat BAB dan feces ukurannya kecil serta berwarna hitam.
Upaya yang telah dilakukan untuk mengatasinya baik oleh sendiri maupun bantuan oleh orang lain :
Jika nyeri klien menyesuaikan posisi senyaman mungkin dengan tidur miring tanpa menekan daerah yang nyeri.
III. RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU
Riwayat Imunisasi : ada ( polio)
Riwayat Alergi :tidak ada
Kebiasaan :menahan BAB dan mengedan
Penyakit yang pernah diderita : Hematokezia, hemoroid interna
Pernah masuk di RS : RS. pamulang
Obat-obatan yang pernah digunakan : tidak terkaji
Riwayat Kecelakaan : tidak ada
Tindakan ( Operasi ) : tidak ada
IV. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Penyakit yang pernah diderita :
Orang Tua : anemia
Saudara kandung : anemia
Anggota keluarga lain : -
Penyakit yang sedang diderita
Orang tua : -
Saudara kandung : anemia
Anggota keluarga lain : anak anemia
Riwayat penyakit genetic/keturunan/herediter : anemia
Genogram:
V. KEBUTUHAN DASAR / ADL
NO
KEGIATAN
DIRUMAH
DIRUMAH SAKIT
1
NUTRISI
BB : Kg
TB : Cm
Frekuensi makan
Jenis makanan
Makanan yang disukai
Makanan yang tidak disukai
Makanan pantangan:
Nafsu makan
Rasa mual / muntah
Kebutuhan kalori
Jenis diet
Intake cairan / minum
48 Kg
150 cm
2 x
nasi
semua jenis
tidak ada
ayam kampung
menurun
ada
Tidak tercukupi
2100 cc/hari
48 kg
150 cm
3 kali sehari
bubur
tidak ada
Tidak ada
Makanan berminyak
baik
ada
Tercukupi
1800 cc/hari
NO
KEGIATAN
DIRUMAH
DIRUMAH SAKIT
2
ELIMINASI
B A B
Frekuensi
Waktu
Penggunaan Pencahar
Warna
Konsistensi/Diare
Kolostomi / ilieostomi
Darah / Lendir
B A K
Frekuensi
Warna
Bau
Incontinensia
Hematuria
Infeksi
Cateter
Urine Out Put
Sulit BAB
pagi
Tidak ada
Bercampur darah
berbentuk
Tidak ada
ada
4 kali sehari/ 200 ml.
Kuning
amoniak
ada
tidak ada
tidak ada
ada
800 cc
1 kali sehari
pagi
Tidak ada
hitam
Semi lunak
Tidak ada
ada
4 kali sehari
Kuni
Amoniak
ada
Tidak ada
Tidak ada
ada
1125 cc
3
POLA ISTIRAHAT / TIDUR
Waktu Tidur
Lama Tidur
Kebiasaan tidur
Kebiasaan saat tidur
Kesulitan dalam tidur
Jam tidur ( siang/ malam ) :
malam
5 jam
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Pagi, siang, sore malam.
7 jam
Tidak ada
Tidak ada
Pusing
Siang: sering tidur
Malam :20:00
NO
KEGIATAN
DIRUMAH
DIRUMAH SAKIT
4
PERSONAL HYGIENE
Mandi
Gosok gigi
Cuci rambut
Ganti pakaian
2 kali sehari
2 kali sehari
2 hari sekali
Setiap hari
1 kali sehari
Tidak ada
Tidak ada
1 kali sehari
5
POLA AKTIFITAS DAN LATIHAN
Kegiatan dalam pekerjaan
Kegiatan waktu luang
Olah raga/ jenis
Frekuensi latihan
Kesulitan/ keluhan dalam hal :
Pergerakan tubuh
Mengenakan pakaian
Mandi
Mengedan saat BAB
Mudah merasa lelah
Sesak nafas saat aktivitas
IRT
istirahat
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
ada
ada
tidak ada
Istirahat
istirahat
istirahat
Tidak ada
ada
ada
ada
ada
ada
tidak ada
VI. PEMERIKASAAN FISIK:
KEPALA
Rambut Warna : hitam
Kualitas /distribusi : merata
Kondisi kulit Kepala : kering Bengkak/memar/ : tidak ada
Bentuk : bulat simetris
Pusing / sakit kepala : tidak ada
Alopesia : tidak ada
Benjolan / masa : tidak ada
HIDUNG
Keluaran / sekret : produktif
Lecet /Lesi : tidak ada
Concha nasal : tidak ada kelainan
Septum : tidak ada kelainan
Edema /polip : tidak ada
Reaksi alergi : tidak ada
Fungsi penghindu : tidak ada kel;ainan
Epistaksis : tidak ada
Pernafasan cuping hidung : tidak ada
MATA
Bentuk : simetris
Ketajaman Penglihatan : baik
Daya akomodasi : -
Reaksi Pupil : isokor
Konjungtifa ; anemis
Sclera : tidak Ikterik
Pergerakan bola mata : lambat
Edema Palpebra : tidak ada
Penggunaan alat bantu : tidak ada
Adanya lesie : tidak ada
BIBIR / MULUT
Bentuk : simetris
Lesi / lecet : tidak ada
Membran mukosa :kering
Warna bibir : biru sianosis
Kelengkapan gigi / Penggunaan gigi palsu : gigi tidak lengkap
Caries : ada
Edema pada gusi : tidak ada
Pembesaran tonsil : tidak ada
Stomatitis : tidak ada
Kesulitan menelan : ada
Lidah : ada bintik putih
TELINGA/PENDENGARAN
Bentuk :simetris
Lesi /Lecet : tidak ada
Keluaran ( cerumen/cairan) : produktif
Fungsi Pendengaran :
hasil test weber : negatif
Test Rine : negatif
Test Swabach: negatif
Test bisik :negatif
Fungsi Keseimbangan: baik
LEHER
Kulit :kering
ROM : 4,3,4,4
Kelenjar Getah Bening : tidak ada pembesaran
Kelenjar Tiroid : tidak membengkak
Trachea :tidak ada kelainan
SIRKULASI
Distensi vena jugularis : tidak adaa
Suara jantung : S1, S2
Suara jantung tambahan : tidak ada
Nyeri dada : tidak ada
Edema :tidak ada
Clubbing :tidak ada
Rasa pusing : tidak ada
Capileri Refile : < 2 detik
Rasa kesemutan : ada di tangan
Perubahan frekuensi/ jumlah urine: tidak ada
Varises : ada di daerah anal kanal / vena hemoridialis
Tanda cianosis : ada / mukosa bibir pucat,
Tanda anemia : konjungtifa anemis
Tanda plebitis : tidak ada
Akral dingin : dingin
PERNAPASAN
Suara Paru : vesikuler
Pola nafas : reguler
Bentuk dada : simetris
Sputum : tidak ada
Nyeri dada : tidak ada
Batuk /haemaptoe : tidak ada
Pengembangan dada : optimal
Frekuensi : 20 x/menit
Irama pernapasan : reguler
Hasil Rontgen : tidak terdapat kelainan
Pernapasan cuping hidung: tidak ada
Riwayat merokok : tidak ada
Dispnea : tidak ada
MUSKULOKETEL
Nyeri :tidak ada.
Pola latihan gerak ( ROM ) : 4,3,4,4
Tonus otot : kuat
Deformitas /kelainan bentuk :tidak ada
Postur : kifosis
KULIT
Warna : coklat
Tugor : elastis
Texture : kering
Lesi luka : tidak ada
Letak luka (gambarkan ) : tidak ada
ABDOMEN / PENCERNAAN
Bentuk : simetris
Bengkak / acites : tidak ada
Gambaran pembuluh vena /spider naepi: tidak ada
Ada massa/tidak : tidak ada
Bising usus ; tidak ada
Nyeri tekan : ada di kuadran bawah
Pembesaran hati/limpe : tidak ada
Mual/ muntah : tidak ada
Tanda murfhi : tidak ada
Halitosis : tidak ada
Hemoroid : hemoroid externa
NEUROSENSORI
Tingkat kesadaran : compos mentis
Nilai GCS : 15 ( E4V5M6)
Koordinasi /tremor : tidak ada
Orientasi thdp wkt, tempat & orang : disorientasi
Pola tingkah laku : baik
Refleks : baik
Kekuatan menggenggam : 5
Pergerakan ekstremitas :optimal
Riwayat kejang / epilepsy / perkinson: tidak ada
Sakit kepala : tidak ada.
Kejang : tidak ada.
Fungsi saraf cranial ( 12 ) . : negatif
Paralise/ parise ; tidak ada.
Tanda peningkatan TIK : tidak ada
IMUNOLOGI
Riwayat alergi : tidak ada
Jenis alergen :
Reaksi alergi yang muncul :
ENDOKRIN
Rasa haus : tidak berlebih
Rasa lapar : tidak berlebih
Poli uri : tidak ada
Ada riwayat luka sukar sembuh : tidak ada
Riwayat pola diet tinggi gula: tidak ada
Penurunan BB drastis : ada
Riwayat penyakit keluarga ( gula ) :tidak ada
TANDA VITAL
Tekanan darah : 110/60 mmHg
Pernapasan : 20x/menit
Nadi : 66 x/menit
Irama Nadi : reguler
Kekuatan nadi : lemah
Suhu : 36 oC
NYERI / KETIDAK NYAMANAN
Gejala ( Subjektif ) Nyeri di anal kanal karena bejolan apalagi saat BAB
Lokasi : Anus
Frekuensi : Saat BAB dan mengedan
Kualitas : seperti ditusuk-tusuk duri
Durasi : 5-10 menit
Penjalaran :ke bagian abdomen bagian bawah
Faktor-faktor pencetus : adanya iritasi dan dilatasi vena
Cara menghilangkan, factor-faktor yang berhubungan nyeri : mengatur posisi dan menghindari peneakan dubur
Tanda ( Objektif )
Mengkerutkan muka: ada
Memegang area yang sakit : ada
Respon emosional ; ada
Penyempitan focus : tidak ada
PERKEMIHAN
Kesulitan BAK : tidak ada
Histenci : tidak ada
Pembesaran blas : tidak ada
Penggunaan diuretik : tidak ada
Perubahan frequensi/pola BAB : ada
Retensi urin : tidak ada
Keseimbangan intake output : tidak seimbang, intake 800 ml dan ouput 1125 ml
VII. INTEGRITAS EGO/ PSIKOLOGIS
Gejala ( Subjektif)
Faktor stress ; masalah
Cara menangani stress : berdoa
Masalah – masalah financial : ada
Status hubungan :menikah
Faktor – factor budaya : tidak ada
Agama :islam Kegiatan keagamaan : beribadah/pengajian
Gaya hidup :sederhana perubahan terakhir : sederhana
Perasaan – perasaan : ketidak berdayaan ; ada (merasa dirinya sudah tua)
Keputusasaan : tidak ada
Tanda ( Objektif )
Status emosional ( beri tanda cek untuk yang sesuai ) :
Tenang : X Cemas : Marah :
Menarik diri: Takut :
Mudah tersinggung : Tidak sabar :
Euforik :
Respons – respons fisiologis yang terobservasi : bingung, disorientasi tempat
VIII. INTERAKSI SOSIAL
Status perkawinan : menikah lama : 35 tahun
Hidup dengan : anak dan menantu
Masalah-masalah /stress : kehilangan keluarga
Keluarga besar : dari 6 bersaudara, mempunyai 5 anak
Orang pendukung lain : menantu dan cucu
Peran dalam struktur keluarga : ibu dan nenek
Masalah-masalah yang berhubungan dengan penyakit / kondisi : ada
Perubahan bicara : ada Bantu komunikasi : ada
Adanya laringektomi : tidak ada Bicara :
Tidak dapat dimengerti ; tidak ada Afasia : tidak ada
Pola bicara tak biasa/kerusakan : tidak ada
Penggunaan alat Bantu bicara :tidak ada
Komunikasi verbal/non verbal dengan keluarga / orang terdekat lain: ada
Pola interaksi keluarga (perilaku) : baik
IX. TINGKAT PEMBELAJARAN/ PEMAHAMAN KONDISI KESEHATAN
Bahasa dominan ( khusus ) : sunda
Tingkat pendidikan : tidak sekolah
Ketidakmampuan belajar ( khusus ) : ada
Keterbatasan kognitif : sulit membaca.
Keyakinan kesehatan/yang dilakukan : jika berniat berbuat kebaikan, insya allah rasa sakitpun tak terasa.
Orientasi specific terhadap perawatan kesehatan (spt,dampak dari agama/cultural yang dianut) : klien yakin akan sembuh
Penggunaan alcohol (jumlah/frekuensi) : tidak ada
Harapan pasien terhadap perawatan: agar cepat sembuh
Pemeriksaan fisik lengkap terakhir : ada
Pertimbangan Rencana Pulang
Tanggal informasi didapatkan :
Tanggal pulang yang diantisipasi :
Sumber-sumber yang tersedia : orang :
Keuangan :
Perubahan-perubahan yang diantisipasi dalam situasi kehidupan setelah pulang :
Area yang mungkin membutuhkan perubahan / bantuan :
Penyiapan makanan :
Tranfortasi :
Ambulasi :
Obat/terapi IV :
Bantuan perawatan diri (khusus) :
Gambaran fisik rumah (khusus) :
Bantuan merapihkan/pemeliharaan rumah :
Fasilitas kehidupan selain rumah (khusus) :
X. DATA SPIRITUAL
Agama / kepercayaan yang dianut : islam
Kegiatan keagamaan yang dilakukan : di rumah beribadah, di RS , tidak ada
Kesulitan yang diperoleh dalam melakukan ibadah selama sakit: lemas.
Upaya mengatasi kesulitan beribadah: solat dengan berbaring.
XI DATA PENUNJANG
LABORATORIUM (cantumkan nilai normal )
Tanggal 20 mei 2013
Hemoglobin : 4,1 (N 12-14 g/dl)
Hematocrit : 16 % (37-43 %)
Trombosit : 723x103 (150.000-500.000/ml)
Leukosit : 17.400 (5000-10.000/ml)
Ureum :47 (10-50 mg/dl)
Kreatinin : 1,3 ( 0,6-0,9 mg/dl)
Glukosa sewaktu : 87
SGOT : 10
SGPT : 10
Pemeriksaan hemostasis ;
PT 15,4 (12-18)
Control PT 15,0 (12-18,9)
INR 1,03
aPTT 30,8 (27-43
control aPTT 34,3 (27-43)
Pemeriksaan laboratorium darah / 23 mei 2013
Hb 8,6
Hitung jenis 12.500
HT 27 %
PENGOBATAN
Obat injeksi
Katerolax 3x1
Trans amin 3x500
Vitamin C 1x400
Vitamin K 3x1
PEMERIKSAAN LAIN- LAIN
Rontgen dan EKG tidak didapat kelainan
XII. RESUME/ KESIMPULAN TENTANG KONDISI KLIEN
Pasien dengan Ny.S 45 tahun dirawat diruang mawar RSUD tangerang, keluhan utama adanya nyeri di daerah anus. Nyerinya diperkirakan sebab dari adanya penonjolan masa ( pelebaran vena hemoridialis ) yang keluar dari saluran anal kanal. Akibatnya klien mengalami ketidakadekuatan untuk mengeluarkan feces semaximal mungkin. Bab disertai dengan pendarahan ( darah merah dan feces hitam ).
Telah dilakukan pemeriksaan fisik hasilnya TD 110/60 mmHg, HR 66 x/menit, RR 20 x/menit, konjungtiva anemis, mukosa bibir kering dan klien tampak pucat, CRT <2 detik.
Dari hasil hematologi ; Hb 4,1 ( 12-14), Ht 16 % ( 36-46 % ), trombosit 723x103 , telah diberikan obat katerolax 3x1, transamin 3x500, vit c 1x400, vit k 3x1 dan klien terpasang infus Nacl 500 cc. Hasil EKG dan Rontgen kesannya tidak didapat kelainan.
ANALISA DATA
Analisa Data
Interpretasi data dan kemungkinan penyebab
Masalah
DS;
Klien mengeluh nyeri dibagian anal kanal
Klien mengeluh merasa tidak nyaman di anusnya karena adanya penonjolan masa
Klien merasa nyeri seperti ditusuk-tusuk duri
Klien mngeluh nyeri dibagian abdomen kuadran bawah
Klien mengatakan nyeri datang saat BAB dan mengedan.
DO;
Klien tampak meringis
Klien tampak tidur miring menghindari daerah yang nyeri
Skala nyeri 7 dari 1-10
Nyeri sedang
Tampak Nyeri tekan abdomen kuadran bawah
TD 110/60 mmHg
HR 66 x/menit
RR 20 x/menit
Riwayat Sering mengedan
Peningkatan intra lumen vena hemoridialis
Dilatasi vena hemoridialis
penurunan suplai oxygen
kematian jaringan / nekrosis
inflamasi
peningkatan zat vasoaktif
Nyeri
DS;
Klien mengeluh lemas
Klien mengeluh BAB sering berdarah
Klien mengatakan kram-kram tangannya
DO;
Klien tampak lemas
Klien tampak pucat
Klien tampak berbaring di ranjang
Kulit klien tampak kering
Mukosa bibir kering dan pucat
Adanya pendarahan saat BAB
Darahnya merah segar, feces hitam dan sedikit keluarnya
Konjungtiva anemis
Hb 4,1
Ht 16 %
Trombosit 723 x 103
TD 110/60
N 66 x/menit
RR 20 x/menit
DS :
Klien mengeluh BAB nya tidak teratur dan BAB keluarnya sedikit
Klien mengatakan adanya penonjolan masa di anal kanal
Klien mengeluh penonjolan akan bertambah keluar saat mengedan dan BAB
Klien mengatakanb kebiasaan mengedan dan menahan BAB
DO ;
Frekuensi BAB 1 x sehari tapi keluarnya sedikit-sedikit da nada masa yang keluar serta feces hitam dan adanya pendarahan. Fecesnya semi lunak
Tampak tidak ada bising usus
Dilatasi vena hemoridialis
Tidak adekuat aliran balik vena
penurunan suplai darah ke bagian ekstremiats
penurunan haemoglobin dan hematokrit
pendarahan
Dilatasi vena hemoridialis di anal kanal
Penyempitan anal kanan
tidak adekuatnya feces yang keluar
kebutuhan tubuh kurang dari normal
akumulasi feces di rectum
Ketidak efektifan perfusi jaringan perifer
Risiko Konstipasi
3.2 KEMUNGKINAN DIAGNOSA YANG KELUAR
Nyeri b.d adanya penonjolan masa di anal kanal
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d penurunan kadar Hb
Risiko konstipasi b.d hemoroid
3.3 PERENCANAAN KEPERAWATAN
Ruangan : Mawar
Dx. Medis : Hemoroid externa, anemia
Nama klien : Ny.S
Tanggal
Diagnosa Kep & Data Penunjang (DO, DS)
Tujuan
Rencana Tindakan / Intervensi
Evaluasi
Nyeri b.d adanya penonjolan masa di anal kanal
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x24 jan, diharapkan nyeri berkurang dengan kriteria hasil
Keluhan nyeri kilen dapat berkurang
Sekala nyeri berkurang atau tidak ada nyeri
Kebiasaan mengedan dapat berkurang
Klien mnerasa nyaman dengan posisinya
Lakukan pengkajian nyeri yang komperhensif meliputi lokasi,kualitas,intensitas,dan faktopr pencetus
Observasi isarat ketidaknyamanan non verbal, khususnya pada mereka yang tidak mampu mengkomunikasikannya
Berikan informasi tenteng nyeri seperti penyebab nyeri,seberapa lama akan berlangsung dan antisipasi ketidak nyamanan dari prosedur
Berikan teknik modalitas nyeri:relaksasi ,distraksi,dan kompres
Libatkan pasien dalam modalitas nyeri,jika memungkinkan
Berikan lingkungan yang nyaman
Kolaborasi:
Berikan analgetik pada pasien
Ketidak efektipan perfusi jarinagan perifer
Resiko konstipasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 24 jam diharapkan ketidakefektipan perfusi jaringan perifer dapat teratasi dengan kriteria hasil sebagai berikut:
Kilen dapat beraktifitas tanpa bantuan orang lain/secara mandiri
Kadar hemoglobin dan hematocrit dalam batas normal
Frekuensi tekanan darah dan nadi dalam batas normal
Trombosit dalam batas normal
Tidak ada tanda-tanda anemis
Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
Pendarahan saat BAB dapat teratasi
Setelah melakukan tindakan keperawatan 1x24 jam, tidak terdapat indikasi dengan gangguan eliminasi BAB dan mampu untuk membentuk dan mengeluarkan feces secara efektif
Periksa nadi perifer,edema,pengisian kapiler,warna,dan suhu ekstremitas
Kaji tingkat rasa tidak nyaman/nyeri
Pantau status cairan,meliputi asupan dan keluaran
Lakukan dan ajarkan perawatan mulut sebelum dan sesudah makan serta sebelum dan sesudah intervensi/pemeriksaan peroral
Fasilitasi pemberian diet TKTP, berikan dalam posisi kecil tepi sering
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menetapkan komposisi dan jenis diet yang tepat.
Kolaborasi untuk pemeriksaan laboratorium khususnya BUN, protein serum dan albumin
Kolaborasi untuk pemberian multivitamin
Dapatkan data dasar pada program defekasi, aktivitas, kebiasaan, pengobata.
Kaji dan dokumentasikan warna dan konsistensinya, frekuensi, adanya impaksi, tidak ada bising usus dan distensi abdomen pada keempat kuadran
Pantau tanda dan gejala rupture/peritonitis
Identifikasi factor presipitasi
Ajarkan pasien tentang efek diet (mis; cairan dan serat) pada eliminasi
Tekankan penghindaran mengedan selama defekasi untuk mencegah perubahan tanda vital, sakit kepala/ pendarahan.
3.4 CATATAN KEPERAWATAN / IMPLEMENTASI
Nama Klien : Ny.S
Ruangan : mawar
No.RM : 68.90.53
TGL/HARI/WAKTU
NO DX
IMPLEMENTASI DAN RESPON HASIL
PARAF
Nyeri b.d penonjolan masa dianal kanal
Mengkaji keluhan nyeri pasien yang meliputi lokasi, durasi, skala, kualitas, intensitas, karakteristik, dan factor penyebaran
Memberikan dan mengatur posisi nyaman pasien
Melakukan tehnik modalitas nyeri
Memberikan lingkungan yang nyaman dan menjaga keadaan psikologis pasien
Kolaborasi pemberian analgetik
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d penurunan kadar HB
Mengkaji tanda-tanda vital vital
Mengkaji adanya tanda-tanda anemis
Mengontrol adanya tromboflebitis
Kolaborasi ;
Memberikan tranfusi darah 4 kantong WB dengan Hb 4,1, ditambah 2 kantong dengan Hb 8,7
Membrikan obat vit K
Melatih pasien latihan rentang gerak pasif dan aktif
Mengontrol intake dan output pasien
Memantau jika adanya tanda hidrasi kulit
Resiko konstipasi b.d hemoroid
Mengkaji eliminasi BAB pasien meliputi frekuensi, warna, bentuk, konsistensi
Mengkaji gaya hidup pasien, aktivitas dan kebiasaannya
Melakukan pemeriksaan fisik abdomen, mencatat bila ada kelainan
Menganjurkan pasien untuk minum sesuai dengan kebutuhan dan makan-makanan yang berserat
Menganjurkan pasien untuk menghindar dari mengejan
Memantau apabila ada nyeri dan pendarahan
Menghitung intake dan output makanan dan cairan yang masuk
3.5 CATATAN KEPERAWATAN / EVALUASI
Nama Klien : Ny.S
Ruangan : mawar
No.RM : 68.90.53
TGL/HARI/WAKTU
EVALUASI
PARAF
Selasa, 21 mei 2013
08:30
S ; klien merasa nyeri sudah berkurang
Klien mengatakan posisinya sudah nyaman
Klien mengatakan keluhan nyeri saat BAB tidak ada
O; klien tampak tenang
Nyeri ttekan sudah berkurang
Skala nyeri 3 dari 1-10 nyeri ringan
A ; gangguan rasa nyaman nyeri teratasi
P ; lakukan pengontrolan lebih lanjut, dan anjurkan klien untuk melakukan relaksasi nyeri dengan mandiri
S: Klien mengeluh masih lemas
Klien mngeluh BAB masih berdarah
O: HB : 4,1
HT: 16%, Konjungtiva Anemis TD: 110/70 N: 76
A: Gangguan perfusi jaringan perifer masih belum teratasi.
P: Lakukan tindakan koloborasi tranfusi darah 4 kantung (WB) dan awasi jika terjadi lagi edema.
S: Klien mengatatkan BAB sudah 2 kali
Klien mengatakan sudah dapat mengurangi mengedaan saat BAB
Klien mengatakan sudah minum 2 liter air
O: Klien tampak tenang
Bising usus 9x /menit
Feses cair dan adanya warna merah
A: Resiko konstipasi teratasi, tapi timbul masalah lain yaitu resiku kekurangan volume cairan
P: Lakukan pengontrolan lebih lanjut, kaji tanda-tanda pendarahan.
S: Klien mengatakan nyeri sudah tidak ada
O: Klien tampak nyaman dan tidak menghindar dari daerah yang nyeri
Nyeri tekan sudah tidak ada
Bising usus 12x /menit
Obat analgetik dihentikan
A: Nyeri teratasi
P: Hentikan intervensi
S: Klien mengeluh BAB kurang lebih 6x dalam 2 hari ini dan berdarah
Klien mengatakan tidak pusing
Klien mengatakan BAB masih berdarah ‘
O: Klien tampak berbearing di tempat tidur
Klien tampak terpasang infus (WB: 179 ml) di tangan kiri
HB: 8.7, HT: 27%, TD :110/70, N: 64
A: Ketidak Efektifan perfusi jaringan perifer teratasi sebagian.
P: Pantau jika adanya trombosit, pantau TTV, berikan tranfusi 2 kantung (WB), dan berikan latihan ROM
S: Klien mengatakan kelemahan sedikit berkurang
Klien mengatakan senang diajarkan latihan gerak pasif dan aktiv
O: Klien tampak terpasang tranfusi darah
Klien tampak dapat bergerak
Klien tampak bersemangat
TD: 110/70, N: 78, T: 36.9o
A: Ketidak efektifan perfusi jarangan peripir sebagian
P: Tetap pantau TTV, pantau jika ada tromboflebitis, control hasil LAB
S: Klien mengatakan badan terasa lebih sehat
Klien mengatakan sudah dapat beraktivitas dan tidak lemas
BAB darah berkurang
O: Tampak sehat dan semangat
Tampak terpasang NACL 500 ml/jam
TD: 110/70, N: 71, HT: 36%, HB: 11.7
A: Ketidak efektipan perpusi jaringan tertasi
P: Pertahankan kondisi pasien, control TTV dan tanda anemis, persiapan untuk operasi Hemoroid
BAB IV
PEMBAHASAN
Klien Ny. S dengan hemoroid externa dan anemia, mempunyai riwayat hemoroid interna sebelumnya dan memiliki penyakit anemia. Riwayat kebiasaan pasien sering menahan bab dan mengedan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adalah pelebaran varises satu segmen / lebih pembuluh darah vena hemoroidales (bacon) pada poros usus dan anus yang disebabkan karena otot & pembuluh darah sekitar anus / dubur kurang elastis sehingga cairan darah terhambat dan membesar (Daldiyono).
Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran balik dari vena hemoroidalis. Beberapa factor etiologi telah digunakan, termasuk konstipasi/diare, sering mengejan, kongesti pelvis pada kehamilan, pembesaran prosfat; fibroma arteri dan tumor rectum.
Hemoroid menyebabkan rasa gatal dan nyeri dan sering menyebabkan perdarahan berwarna merah terang pada saat defekasi. Hemoroid eksternal dihubungkan dengan nyeri hebat akibat inflamasi dan edema yang disebabkan oleh trombosis.
5.2 Saran
Dalam membuat makalah ini, penulis berharap pembaca dapat mengetahui tentang penyakit hemoroid, dan untuk para mahasiswa keperawatan semoga dapat menjadi penuntun dalam membuat askep-askep sesuai dengan proses keperawatan.
DAFTAR ISI
Brunner & Suddart (2002) “Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah”, Jakarta : AGC.
Doenges, M. E., Moorhouse, M. F. & Geissler, A. C. (2000) “Rencana Asuhan
Keperawatan”, Jakarta : EGC.
Guyton & Hall (1997) “Buku Ajar Fisiologi Kedokteran”, Jakarta : EGC.
Price, S & Wilson, L. M. (1995) “Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit”, Jakarta : EGC.
Reeves, C. J., Roux, G & Lockhart, R. (1999) “Keperawatan Medikal Bedah”, Buku
Satu, Jakarta : Salemba Medika.