Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
PRINSIP – PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM Dosen Pengampu : Susy Alestriani Sibagariang, S.Pd., MM. Lilis Sibarani Sonya Hutagaol Ruth L Simaremare Telaah Kurikulum B – Universitas HKBP Nomensen Pematang Siantar Abstrak Pendidikan menempati posisi yang sangat strategis dalam mewujudkan proses kedewasaan dan pemikiran manusia. Mengingat pentingnya pendidikan bagi kehidupan manusia, pendidikan harus dilaksanakan sebagai sebaik mungkin. Untuk mencapai tujuan pendidikan, kurikulum diperlukan sebagai salah satu alat dan pedoman dalam mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum merupakan perangkat yang tidak dapat dipisahkan dari penyelenggaraan pendidikan itu sendiri, karena penyiapan kurikulum dijabarkan dari teori-teori pendidikan tertentu. Artinya, kurikulum dipandang sebagai rencana konkrit dalam aplikasi teori pendidikan. Dalam pengembangan sebuah kurikulum pendidikan harus mengikuti prinsip-prinsip kurikulum pembangunan yang selaras dengan fitrah manusia dan diarahkan untuk mencapai tujuan akhir pendidikan. NS kurikulum harus memperhatikan periodisasi perkembangan siswa dan memelihara kebutuhan masyarakat dan organisasinya tidak bertentangan dan tidak menimbulkan konflik. Kurikulum yang efektif dan kurikulum yang membayar memperhatikan tingkat perkembangan siswa. Kurikulum Pembangunan merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan pendidikan tujuan yang salah satunya adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran PENDAHULUAN Pendidikan sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Dengan pendidikan itu akan dapat memajukan budaya dan meningkatkan derajat bangsa di mata masyarakat internasional. Seperti dikatakan Daoed Joesoef, sebagaimana diungkapkan Soesilo, pendidikan adalah alat yang sangat menentukan untuk mencapai kemajuan di semua bidang mata pencaharian, dalam memilih dan membina kehidupan yang lebih baik, yang sesuai dengan kedudukan manusia (M.J. Susilo 2007, p. 13). Dalam hal ini kurikulum sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan belajar berarti bahwa dalam kurikulum terdapat panduan untuk interaksi antara guru dan siswa. Dengan begitu, kurikulum mempunyai fungsi sebagai "nafas atau inti" dari proses pendidikan di sekolah untuk memberdayakan siswa yang berpotensi (Tamami 2016, p. 3). Kurikulum adalah media yang menentukan terhadap keberhasilan proses pendidikan, dalam artian bahwa tanpa kurikulum yang baik dan sesuai akan sulit untuk mencapai tujuan pendidikan yang dicita-citakan (Yulianti, Hartatik 2016, p. 307). Untuk mempersiapkan hal itu, lembaga pendidikan tersebar di seluruh Indonesia, terutama lembaga pendidikan Islam di tingkat pusat, daerah terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kinerja semua komponen madrasah/sekolah agar memiliki persaingan yang kompetitif (Baharun 2016, p. 244). Dan salah satu program yang harus dilakukan adalah merencanakan pengembangan kurikulum yang dalam hal ini diupayakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Landasan Pengembangan Kurikulum dalam Meningkatkan Kuailitas Pembelajaran Pengembangan kurikulum adalah proses yang menentukan bagaimana kurikulum akan dilaksanakan. Agar pengembangan kurikulum berhasil sesuai dengan apa yang diinginkan, maka pengembangan kurikulum membutuhkan dasar pengembangan kurikulum. 1.Landasan Filosofis Dalam filsafat pendidikan beberapa sekolah filsafat dikenal, yaitu perkembangan, esensialisme, perenialisme, rekonstruksionisme dan eksistensialisme. Setiap aliran memiliki latar belakang dan konsep yang berbeda (Bahri 2011, p. 22-23). Aliran perkembangan adalah sekolah yang memprioritaskan kebebasan dan menentang semua bentuk otoritarianisme dan absolutisme. Berbeda dengan aliran esensialisme yang berupaya menyatukan konflik antara konsepsi idealisme dan realisme. Perennialisme muncul sebagai sekolah "progresif" yang mundur ke masa lalu ke abad pertengahan. Sedangkan aliran rekonstruksionisme adalah aliran yang melihat semua gejala yang berasal dari keberadaan, yaitu cara manusia berada di dunia yang berbeda dari keberadaan materi. Landasan filosofis pendidikan merupakan cabang dari filsafat yang mengkaji tentang apa, bagaimana, dan mengapa pendidikan. Bagi Seorang guru yang mempelajari dan memahami landasan filosofis pendidikan akan melakukan berbagai upaya untuk ketercapaian proses pembelajaran yang ia lakukan. Bagi pendidik yang peka mengenai filosofis pendidikan akan memahami tujuan ia mendidik. Sehingga, kecermatan dari seorang pendidik untuk memikirkan cara peserta didik belajar, dengan metode apa peserta didik belajar, dan sejauhmana keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran apakah anak pasif atau katif, serta sejauhmana keberhasilan siswa dalam melaksanakan pembelajaran, dan sebagainya. Setiap aliran filsafat harus memiliki kelemahan dan kelebihannya sendiri. Oleh karena itu, dalam praktik pengembangan kurikulum, penerapan aliran filsafat cenderung dilakukan secara efektif untuk lebih berkompromi dan mengakomodasi berbagai minat terkait dengan pendidikan. Meski begitu pada saat ini, di beberapa negara dan terutama di Indonesia, tampaknya ada pergeseran dalam dasar pengembangan kurikulum, yang lebih fokus pada filosofirekonstruktivisme.Landasan filosofis pendidikan merupakan cabang dari filsafat yang mengkaji tentang apa, bagaimana, dan mengapa pendidikan. Bagi Seorang guru yang mempelajari dan memahami landasan filosofis pendidikan akan melakukan berbagai upaya untuk ketercapaian proses pembelajaran yang ia lakukan. Bagi pendidik yang peka mengenai filosofis pendidikan akan memahami tujuan ia mendidik. 2.Landasan Psikologis Syafruddin Nurdin mengatakan, pada dasarnya pendidikan tidak dapat dipisahkan dari unsur-unsur psikologi, karena pendidikan adalah tentang perilaku manusia itu sendiri,mendidik berarti mengubah perilaku anak menuju kedewasaan. Karena itu proses belajar mengajar selalu dikaitkan dengan teori perubahan perilaku anak. Beberapa teori perilakutermasuk behaviorisme, psikologi kekuatan, perkembangan kognitif, teori lapangan (teori Gastalt) dan teori kepribadian. Dari uraian di atas, setidaknya dapat dipahami, bahwa fondasi psikologis dalam pengembangan kurikulum menempati posisi dan peran penting. Anak adalah target dan sekaligus target kurikulum, maka pertimbangan psikologis menjadi sesuatu yang penting dalam perencanaan dan penyusunan kurikulum, sehingga dimungkinkan untuk mendapatkan hasil yang maksimal 3.Landasan Sosial, Budaya, dan Agama Realitas sosial, budaya dan agama yang ada di masyarakat adalah bahan untuk studi pengembangan kurikulum untuk digunakan sebagai dasar untuk pengembangan kurikulum. Kebersamaan individu dalam masyarakat terikat dan terikat oleh nilai-nilai yang menjadi dasar kehidupan dalam interaksi di antara mereka. Nilai-nilai yang perlu dipertahankan dan dihormati di masyarakat termasuk nilai-nilai agama dan sosial-budaya. Nilai-nilai agama terkait dengan kepercayaan publik terhadap ajaran agama, oleh karena itu mereka umumnya bertahan lama. Nilai-nilai sosial dan budaya masyarakat berasal dari karya akal manusia, sehingga dalam menerima, menyebarkan, melestarikan, dan melepaskannya manusia menggunakan akal budi mereka. Dengan demikian jika ada nilai sosial-budaya yang tidak diterima / tidak sesuai dengan akalnya, ia akan dibebaskan. Karena itu nilai sosial dan budaya lebih bersifat sementara jika dibandingkan dengan agama. Untuk melaksanakan penerimaan, penyebaran, pelestarian, atau penolakan dan pelepasan nilai-nilai sosial-budaya-agama, masyarakat menggunakan pendidikan yang dirancang melalui kurikulum. Dengan demikian, kurikulum yang dikembangkan harus mempertimbangkan, merespons dan didasarkan pada perkembangan sosial-budaya dalam masyarakat, baik dalam konteks lokal, nasional dan global. Setiap lingkungan komunitas memiliki sistem sosial-budaya sendiri yang mengatur pola kehidupan dan pola hubungan antara anggota masyarakat. Salah satu aspek penting dari sistem sosial-budaya adalah urutan nilai-nilai yang mengatur cara hidup dan perilaku warga negara. Nilai-nilai ini dapat bersumber dari agama, budaya, politik atau aspek kehidupan lainnya. Sejalan dengan perkembangan masyarakat, nilai-nilai yang ada di masyarakat juga berkembang sehingga mengharuskan setiap warga negara untuk melakukan perubahan dan penyesuaian dengan tuntutan zaman. 4.Landasan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni Awalnya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang dimiliki manusia masih relatif sederhana, namun sejak abad pertengahan mengalami perkembangan yang pesat. Berbagai penemuan baru terus berlangsung hingga saat ini. Dapat dipastikan, bahwa masa yang akan datang penemuan tersebut semakin berkembang. Seiring perkembangan akal manusia yang telah mampu menjangkau hal hal yang sebelumnya merupakan sesuatu tidak mungkin. Sebagai ilustrasi, pada zaman dahulu kala, mungkin orang akan menganggap mustahil kalau manusia bisa menginjakkan kaki di permukaan Bulan, tetapi berkat kemajuan dan perkembangan IPTEK pada pertengahan abad ke-20, pesawat Apollo 11 berhasil mendarat di bulan dan Neil Amstrong merupakan orang pertama yang berhasil menginjakkan kaki di bulan. Sifat pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai oleh masyarakat sangat beragam dan canggih, sehingga diperlukan kurikulum yang disertai dengan kemampuan meta-kognisi dan kompetensi untuk berpikir dan cara belajar (learning tolearning)dalammengakses,memilihdanmenilai pengetahuan, dan mengatasi situasi ambigu dan antisipatif terhadap ketidakpastian.Perkembangan di bidang sains dan teknologi, terutama di bidang transportasi dan komunikasi telah mampu mengubah tatanan kehidupan manusia. Oleh karena itu, kurikulum harus dapat mengakomodasi dan mengantisipasi laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga siswa dapat menyeimbangkan dan secara bersamaan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk memberi manfaat dan mempertahankan kehidupan manusia (Pambudi 2017). Prinsip Pengembangan Kurikulum dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Pengembangan kurikulum menggunakan prinsip-prinsip yang telah berkembang dalam kehidupan sehari-hari atau justru menciptakan prinsip-prinsip baru. Oleh karena itu, dalam implementasi kurikulum di lembaga pendidikan sangat dimungkinkan untuk menggunakan prinsip yang berbeda dari kurikulum yang digunakan di lembaga pendidikan lain, sehingga akan ada banyak prinsip yang digunakan dalam pengembangan kurikulum 1.Prinsip relevansi Secara internal, kurikulum memiliki relevansi antara komponen kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi, dan evaluasi). Sedangkan secara eksternal komponen itu memiliki relevansi dengan tuntutan sains dan teknologi (relevansi epistemologis), tuntutan dan potensi siswa (relevansi psikologis), serta tuntutan dan kebutuhan pengembangan masyarakat (relevansi sosiologis), Maka dalam membuat kurikulum harus memperhatikan kebutuhan lingkungan masyarakat dan siswa di sekitarnya, sehingga nantinya akan bermanfaat bagi siswa untuk berkompetisi di dunia kerja yang akan datang. Dalm realitanya prinsip diatas memang harus betul betul di perhatikan karena akan berpengaruh terhadap mutu pendidikan 2.Prinsip fleksibilitas Pengembangan kurikulum berupaya agar hasilnya fleksibel, fleksibel, dan fleksibel dalam implementasinya, memungkinkan penyesuaian berdasarkan situasi dan kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang, serta kemampuan dan latar belakang siswa, peran kurikulum disini sangat penting terhadap perkembangan siswa untuk itu prinsip fleksibel ini harus benar benar diperhatikan sebagai penunjang untuk peningkatan mutu pendidikan. Dalam prinsip fleksibilitas ini dimaksudkan bahwa, kurikulum harus memiliki fleksibilitas. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang berisi hal-hal yang solid, tetapi dalam implementasinya dimungkinkan untuk menyesuaikan penyesuaian berdasarkan kondisi regional. Waktu dan kemampuan serta latar belakang anak. Secara lebih rinci lagi, dalam lampiran Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi (dalam Dit. PSMP, 2009:150-151) dinyatakan bahwa pengembangan kurikulum harus memperhatikan prinsip-prinsip berikut. a. Berpusat pada Potensi, Perkembangan, Kebutuhan, dan Kepentingan Peserta Didik dan Lingkungannya Dengan memperhatikan prinsip ini, kurikulum dikembangkan berdasarkan pemahaman bahwa peserta didik memiliki posisi sentral dalam mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggungjawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut, pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. b. Beragam dan Terpadu Pengembangan kurikulum harus memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya, dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender. Komponen kurikulum meliputi substansi muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi. c. Tanggap terhadap Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni (IPTEKS) Kurikulum dikembangkan dengan prinsip bahwa ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum seharusnya dapat mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. d. Relevan dengan Kebutuhan Kehidupan Berdasarkan prinsip ini, pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha, dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan kebutuhan hidup yang hakiki. e. Menyeluruh dan Berkesinambungan Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan. f. Belajar Sepanjang Hayat Kurikulum diarahkan pada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya. g. Seimbang antara Kepentingan Nasional dan Kepentingan Daerah Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhinneka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia 3.Prinsip kontinuitas Yakni adanya kesinambungan dalam kurikulum, baik secara vertikal, maupun secara horizontal. Pengalaman belajar yang disediakan kurikulum harus memperhatikan kesinambungan, baik yang di dalam tingkat kelas, antarjenjang pendidikan, maupun antara jenjang pendidikan dan jenis pekerjaan. Makna kontinuitas disini adalah berhubungan, yaitu adanya nilai keterkaitan antara kurikulum dari berbagai tingkat pendidikan. Sehingga tidak terjadi pengulangan atau disharmonisasi bahan pembelajaran yang berakibat jenuh atau membosankan baik yang mengajarkan (guru) maupun yang belajar (peserta didik). Selain berhubungan dengan tingkat pendidikan, kurikulum juga diharuskan berhubungan dengan berbagai studi, agar antara satu studi dapat melengkapi studi lainnya. 4.Prinsip efisiensi Peran kurikulum dalam ranah pendidikan adalah sangat penting dan bahkan vital dalam proses pembelajaran, ia mencakup segala hal dalam perencanaan pembelajaran agar lebih optimal dan efektif. Dewasa ini, dunia revolusi industri menawarkan berbagai macam perkembangan kurikulum yang dilahirkan oleh para ahli dari dunia barat. Salah satu pengembangan kurikulum yang dipakai oleh pemerintah Indonesia untuk mecapai sebuah cita-cita bangsa yaitu mengoptimalkan kecerdasan anak-anak generasi penerus bangsa untuk memilki akhlaq mulia dan berbudi pekerti yang luhur. Efisiensi adalah salah satu prinsip yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan kurikulum, sehingga apa yang telah direncanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Jika sebuah program pembelajaran dapat diadakan satu bulan pada satu waktu dan memenuhi semua tujuan yang ditetapkan, itu bukan halangan. 5.Prinsip efektivitas Mengembangkan kurikulum pendidikan perlu mempertimbangkan prinsip efektivitas, yang dimaksud dengan efektivitas di sini adalah sejauh mana rencana program pembelajaran dicapai atau diimplementasikan. Dalam prinsip ini ada dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu: efektivitas mengajar guru dan efektivitas belajar siswa. Dalam aspek mengajar guru, jika masih kurang efektif dalam mengajar bahan ajar atau program, maka itu menjadi bahan dalam mengembangkan kurikulum di masa depan, yaitu dengan mengadakan pelatihan, workshop dan lain-lain. Sedangkan pada aspek efektivitas belajar siswa, perlu dikembangkan kurikulum yang terkait dengan metodologi pembelajaran sehingga apa yang sudah direncanakan dapat tercapai dengan metode yang relevan dengan materi atau materi pembelajaran. PRINSIP KHUSUS • Prinsip penentuan tujuan pendidikan • Prinsip pemilihan isi pendidikan • Prinsip pemilihan proses belajar mengajar • Prinsip pemilihan media dan alat pengajaran • Prinsip yang berkenaan dengan penilaian Prinsip yang Berkenaan dengan Tujuan Pendidikan Tujuan pendidikan mencakup tujuan yang bersifat umum dan khusus, perumusan tujuan pendidikan bersumber pada: a. Ketentuan dan kebijakan pemerintah b. Survei mengenai persepsi orang tua/masyarakat tentang kebutuhan mereka c. Survei tantang pandangan para ahli dalam bidang-bidang tertentu d. Survei tentang manpower (sumber daya manusia) e. Pengalaman negara lain dalam masalah yang sama f. Penelitian Prinsip yang berkenaan dengan pemilihan isi kurikulum Ada beberapa pertimbangan yang perlu dilakukan untuk menentukan isi kurikulum, yaitu: a. Perlu penjabaran tujuan pendidikan kedalam perbuatan hasil belajar yang khusus dan sederhana b. Isi bahan pelajaran harus meliputi segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan c. Unit-unit kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis dan sistematis. Ketiga ranah belajar diberikan secara simultan dalam urutan situasi belajar Prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar Untuk menentukan kegiatan proses belajar mengajar apa yang akan digunakan hendaknya memperhatikan hal-hal berikut: • Apakah metode/teknik belajar mengajar yang digunakan cocok untuk mengajarkan bahan pelajaran? • Apakah metode/teknik tersebut memberikan kegiatan yang bervariasi sehingga dapat melayani perbedaan individual siswa? • Apahah metode/teknik tersebut dapat memberikan urutan kegiatan yang bertingkat-tingkat? • Apakah metode/teknik tersebut dapat menciptakan kegiatan untuk mencapai tujuan kognitif, afektif, dan psikomotor?Apakah metode/teknik tersebut lebih mengaktifkan siswa, atau mengaktifkan guru, asau kedua-duanya? • Apakah metode/teknik tersebut mendorong berkembangnya kemampuan baru? • Apakah metode/teknik tersebut mrnimbulkan jalinan kegiatan belajar mengajar di sekolah dan di rumah, juga mendorong penggunaan sumber belajar yang ada di rumah dan masyarakat? • Untuk apa keterampilan sangat dibutuhkan kegiatan yang menekankan “learning by doing” disamping “learning by seeing and knowing Prinsip yang berkenaan dengan pemilihan media dan alat pengajaran • Alat/media apa yang diperlukan? Apakah semuanya sudah tersedia? Bila alat tersebut tidak ada, apakah ada penggantinya? • Kalau ada yang harus dibuat, hendaknya memperhatikan bagaimana membuatnya, siapa yang membuat, pembiayaannya, serta waktu pembuatannya. • Bagaimana pengorganisasian alat dalam bahan pembelajaran, apakah dalam bentuk modul, paket belajar, dan lain-lain? • Bagaimana pengintergrasiannya dalam keseluruhan kegiatan belajar? Prinsip yang berkenaan dengan Penilaian • Merencanakan alat penilaian • Menyusun alat penilaian • Pengelolaan hasil penilaian Kesimpulan Pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif, yang meliputi perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Perencanaan kurikulum adalah langkah pertama dalam membangun kurikulum ketika pekerja kurikulum membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk menghasilkan rencana yang akan digunakan oleh guru dan siswa. Penerapan kurikulum atau yang biasa disebut implementasi kurikulum berupaya mentransfer perencanaan kurikulum ke dalam tindakan operasional. Oleh karena itu strategi pembelajaran dalam pendidikan sekolah harus diberikan dasar pertama dengan menginternalisasi sosiologi kritis, inovasi, kreativitas, dan mentalitas. Ini tidak berhenti di yayasan, tetapi juga berusaha menembus kurikulum yang ada dalam pendidikan sekolah. Selain itu, juga mengubah strategi pembelajaran yang telah didasarkan pada konsep pandangan reproduktif belajar menjadi pandangan pembelajaran yang konstruktif. Konsep ini pada dasarnya dibangun tanpa merusak fondasi yang sudah baik dalam proses belajar mengajar sejauh ini. Agar pengembangan kurikulum berhasil sesuai dengan apa yang diinginkan, maka pengembangan kurikulum membutuhkan dasar pengembangan kurikulum. fondasi pengembangan kurikulum meliputi: fondasi filosofis, fondasi sosial, budaya dan agama, fondasi sains, teknologi, dan seni, fondasi kebutuhan masyarakat, dan fondasi pengembangan masyarakat. Prinsip umum pengembangan kurikulum adalah relevansi, fleksibilitas, kesinambungan, kepraktisan dan efektivitas. Prinsip khusus pengembangan kurikulum adalah berkaitan dengan tujuan pendidikan, prinsip yang berkaitan dengan pemilihan konten pendidikan, prinsip yang berkaitan dengan pemilihan proses belajar mengajar, prinsip yang berkaitan dengan pemilihan media dan alat belajar, dan prinsip yang berkaitan dengan pemilihan kegiatan penilaian. Daftar pustaka https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/31/prinsip-pengembangan-kurikulum/ https://www.gramedia.com/literasi/pengembangan-kurikulum/ https://www.digiedusites.com/2020/04/4-landasan-pengembangan-kurikulum.html