Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
BIO-EDU: JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI Tahun 2022, VOL.7, No.1, Halaman: 60-69, e-ISSN: 2527-6999 https://doi.org/10.32938/jbe.v7i1.1888 Hubungan Self Efficacy dan Kemandirian Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sel Shinta Aulia Rachman1*, Romy Faisal Mustofa2, Dea Diella3 1,2,3Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Siliwangi Received 1 April 2022 Revised 20 April 2022 Accepted 25 April 2022 Published 30 April 2022 Corresponding Author Shinta Aulia Rachman, shintaaulia118@gmail.com Distributed under CC BY-SA 4.0 ABSTRACT This study aims to determine the correlation between self-efficacy and learning independence on student learning outcomes in cell material in XI Math and Science class of 6 Senior High School Tasikmalaya in the 2021/2022 academic year. The method in this study uses the correlational method. The population this research of class XI MIPA SMAN 6 Tasikmalaya in the 2021/2022 academic year. The sample used was class XI MIPA 5 and XI MIPA 7 for the academic year 2021/2022 with a total of 72 students, the sample was taken using purposive sampling technique. Data collection techniques used tests in the form of daily tests of cell material and non-tests in the form of instruments self-efficacy questionnaires and learning independence questionnaires. Hypothesis testing using multivariate correlation test. The results of the correlation test analysis show that the relationship between self-efficacy and learning independence on student learning outcomes is obtained by a correlation coefficient (R) of 0.489, which means that the strength of the relationship between variables is at a moderate level, and the coefficient of determination (R2) is 0.239, which means that the variables of self-efficacy and learning independence are variable. collectively contributed 23.9% to student learning outcomes. Keywords: Self Efficacy; Learning Independence; Learning Outcomes; Cell Materials 1 PENDAHULUAN Selama pembelajaran daring banyak kendala dan tantangan yang dihadapi oleh siswa, guru, dan juga orang tua. Pembelajaran daring berlangsung dominan belum interaktif antara siswa dan guru, serta media pembelajaran yang digunakan sebagian guru selama pembelajaran daring pun masih terbatas sehingga dominan monoton dan membuat siswa merasa jenuh dan bosan. Selain itu, pembelajarannya pun cenderung tugas online sehingga ketika siswa tidak mengerjakan tepat waktu maka tugas online akan menumpuk dan pemahaman siswa terhadap materi pun cenderung kurang optimal. Hal tersebut menyebabkan sebagian besar siswa merasa stres dan cemas dengan berbagai kendala dan tantangan yang harus dihadapi selama pembelajaran daring. Kendala dan tantangan selama pembelajaran daring juga membuat hasil belajar sebagian siswa menurun. Salah satu penyebabnya karena kondisi psikologis siswa yang semakin menurun selama pembelajaran daring. Salah satu faktor psikologis yang mempengaruhi hasil belajar seorang siswa yaitu self efficacy. Hal itu sejalan dengan Schunk dan Meece (2006) yang menyatakan bahwa self efficacy mampu memberikan pengaruh yang kuat terhadap hasil belajar seorang siswa, karena dengan self efficacy dapat mempengaruhi siswa ketika mengerjakan tugas-tugas, ketekunan, serta prestasi siswa dalam pembelajaran. Keadaan dengan kendala dan 60 | How to cite this article (APA): Rachman, Shinta Aulia, Romy Faisal Mustofa, Dea Diella. (2022). Hubungan Self Efficacy dan Kemandirian Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sel. BIO-EDU: Jurnal Pendidikan Biologi, 7(1), 60-69. doi: https://doi.org/10.32938/jbe.v7i1.1888 Rachman dkk. Hubungan Self Efficacy dan Kemandirian Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sel tantangan yang menekan siswa tersebut dapat mempengaruhi keyakinan terhadap kemampuan dirinya dalam menghadapi suatu tugas. Pada akhirnya jika seorang siswa memiliki ketidakyakinan terhadap kemampuan dirinya, dia akan selalu mengandalkan orang lain dalam menjalankan suatu tugas. Hal ini dapat mengurangi tingkat self efficacy dan kemandirian belajar seorang siswa. Hasil belajar merupakan suatu kemampuan yang diperoleh individu setelah melalui proses pembelajaran. Hasil belajar juga dapat dipengaruhi oleh faktor yang ada dalam diri individu maupun faktor yang berasal dari luar diri individu tersebut. Peningkatan hasil belajar siswa memerlukan perhatian lebih untuk memperoleh prestasi di sekolah. Maka dalam peningkatan hasil belajar tersebut dipengaruhi oleh perspektif kognitif yang terdapat empat proses yang terdiri dari (1) atribusi, (2) motivasi untuk keahlian, (3) self efficacy, (4) penentuan tujuan, perencanaan, dan monitoring (Santrock, 2013). Dengan melalui proses self efficacy mampu mengembangkan tingkah laku, emosi dan nilai-nilai yang ada pada diri seseorang, termasuk kemandirian belajar siswa. Maka hal ini dapat menjadikan self efficacy mampu mempengaruhi tujuan, usaha, pilihan aktivitas, pembelajaran dan juga prestasi seorang siswa (Ormrod, 2010). Bandura (Hernawati, 2016:915) mendefinisikan bahwa self efficacy merupakan persepsi individu akan keyakinan kemampuannya untuk melakukan tindakan yang diharapkan. Self efficacy berhubungan dengan keyakinan bahwa diri seseorang memiliki kemampuan untuk melakukan tindakan yang diharapkan. Self efficacy dan kemandirian belajar dapat berkontribusi terhadap hasil belajar siswa. Hal tersebut didukung dengan hasil penelitian Siregar (2018) bahwa terdapat hubungan positif antara self efficacy dengan kemandirian belajar. Individu yang memiliki self efficacy tinggi akan lebih tekun dalam belajar,serta memiliki semangat dan motivasi yang tinggi, sedangkan individu yang memiliki self efficacy rendah akan lebih mudah menyerah dan putus asa. Selain itu, individu yang memiliki self efficacy yang tinggi maka kemandirian belajarnya pun tinggi. Sedangkan individu yang memiliki self efficacy yang rendah maka kemandirian belajar yang dimilikinya pun rendah. Hal ini menunjukkan bahwa self efficacy dan kemandirian belajar dapat mendukung siswa untuk memperoleh hasil belajar yang baik. Knowles (Asih & Ramdhani, 2019:437) mengemukakan bahwa kemandirian belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses individu ketika memiliki inisiatif untuk menyadari kebutuhan belajar, merumuskan tujuan belajar, serta mengidentifikasi hasil belajarnya. Siswa yang memiliki kemandirian belajar cenderung akan mempelajari terlebih dahulu materi yang akan disampaikan oleh guru, sehingga saat guru menjelaskan siswa sudah lebih siap menerima materi. Sedangkan siswa yang kurang memiliki kemandirian belajar, biasanya mereka cenderung kurang peduli dengan persiapan sebelum menerima materi. Selain itu, Amaliyah (2019) menyatakan bahwa tugas dan keterampilan belajar mandiri dapat membantu kinerja akademik siswa, meningkatkan manajemen waktu dan lingkungan belajar secara efektif serta mempertahankan fokus seseorang pada pembelajaran. Sehingga ketika seseorang fokus pada saat pembelajaran maka akan memperoleh hasil belajar yang cukup baik pula. Kondisi ini tidak jauh berbeda dengan permasalahan pada proses pembelajaran di kelas XI MIPA SMAN 6 Tasikmalaya. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru biologi kelas XI SMAN 6 Tasikmalaya pada tanggal 15 Februari 2021 diperoleh beberapa informasi. Bahwa selama proses pembelajaran daring, sebagian siswa masih kurang memiliki keyakinan terhadap kemampuan dirinya ketika mengerjakan tugas atau soal yang diberikan oleh guru. Mereka 61 | BIO-EDU: Jurnal Pendidikan Biologi, 7(1) | 2 0 2 2 | Rachman dkk. Hubungan Self Efficacy dan Kemandirian Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sel cenderung tidak yakin dengan kemampuan yang dimilikinya dan selalu merasa takut salah ketika mengerjakan tugas ataupun soal. Hal itu berkaitan dengan salah satu indikator self efficacy yaitu magnitude yang menunjukkan bagaimana tingkat optimisme atau keyakinan dari seseorang ketika menghadapi suatu tugas/tantangan. Selain itu selama proses pembelajaran daring juga sebagian siswa cenderung lebih malas dalam belajar dan kurang memiliki kepercayaan diri dalam belajar. Masih banyak siswa yang mencontek ketika mengerjakan tugas, tidak ada kemauan untuk bertanya ataupun berpendapat kepada guru ketika siswa tidak paham terhadap materi yang disampaikan oleh guru ketika menjelaskan secara virtual via zoom meeting. Ini berkaitan dengan beberapa indikator dari kemandirian belajar yaitu ketidaktergantungan terhadap orang lain, memiliki kepercayaan diri dan bertanggung jawab. Hal ini mengindikasi bahwa siswa kelas XI masih kurang memiliki self efficacy dan kemandirian belajar selama pembelajaran. Self efficacy dan kemandirian belajar menjadi hal penting yang harus dimiliki oleh setiap siswa selama proses pembelajaran, karena hal itu dapat dijadikan sebagai bekal di masa depan agar menjadi pribadi yang lebih baik di lingkungan pekerjaan dan juga lingkungan masyarakat. Pada pelajaran biologi self efficacy dan kemandirian belajar menjadi faktor psikologis yang berhubungan dengan pencapaian hasil belajar. Hal itu sejalan dengan Hanifah (2012) yang menyatakan bahwa self efficacy itu dibutuhkan supaya pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Selain itu, Berkan dan Ekici (dalam Susilowati, 2018) mengemukakan bahwa dalam penelitiannya yang terfokuskan pada keyakinan diri (self efficacy) dalam mempelajari biologi, menunjukkan bahwa tingkat keyakinan diri (self efficacy) memiliki peran yang signifikan terhadap pemahaman biologi yang baik dalam menggunakan konsep biologi dan proses biologi serta memungkinkan siswa untuk percaya kepada dirinya sendiri. Maka selama proses pembelajaran biologi perlu juga untuk mengamati self efficacy dan kemandirian belajar siswa, agar mampu melihat keyakinan dan kemandirian siswa selama pembelajaran biologi. Materi pembelajaran biologi di kelas XI semester ganjil, diantaranya materi sel yang merupakan salah satu materi yang membutuhkan pemahaman konsep yang tinggi dan cukup sulit untuk dipelajari. Materi sel ini bukan hanya sekedar hafalan saja melainkan harus dapat memahami secara komprehensif mengenai bagian dan fungsi dari sel beserta organelorganelnya, serta sistem transpor pada sel yang terkadang hal tersebut menjadi sulit dipahami oleh siswa. Hal itu sejalan dengan Helyati & Wardhani (2019) menyatakan bahwa konsep sel merupakan salah satu materi biologi yang kurang dikuasai oleh siswa. Sehingga pemilihan materi yang digunakan yaitu materi sel. Berdasarkan uraian di atas, untuk mengetahui hubungan antara self efficacy dan kemandirian belajar terhadap hasil belajar siswa pada materi sel, maka dirasa perlu untuk dilakukan penelitian terlebih untuk mengetahui kontribusi yang diberikan oleh self efficacy dan kemandirian belajar tehadap hasil belajar siswa. Sehingga untuk kedepannya dalam proses pembelajaran biologi akan dapat menerapkan strategi pembelajaran yang lebih baik, serta dengan self efficacy dan kemandirian belajar akan mengarahkan siswa untuk mengetahui batasbatas kemampuan yang dirasakan, dan agar menuntut siswa berperilaku lebih mandiri dalam mencapai hasil yang baik. 62 | BIO-EDU: Jurnal Pendidikan Biologi, 7(1) | 2 0 2 2 | Rachman dkk. Hubungan Self Efficacy dan Kemandirian Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sel 2 METODE Metode dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2021. Variabel terikatnya adalah self efficacy dan kemandirian belajar, serta variabel bebasnya adalah hasil belajar. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas XI MIPA SMAN 6 Tasikmalaya tahun ajaran 2021/2022. Teknik sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan sampel kelas XI MIPA 5 dan XI MIPA 7 dengan jumlah 72 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan tes berupa ulangan harian materi sel dan non tes berupa instrumen angket self efficacy dan angket kemandirian belajar. Instrumen self efficacy dibuat sendiri dengan indikator yang diadopsi dari Albert Bandura (Diana Hernawati) yakni magnitude (taraf kesulitan tugas), strength (taraf kekuatan keyakinan), dan generality (generalitas) yang terdiri dari 28 item pernyataan. Sedangkan instrumen kemandirian belajar pun dibuat sendiri dengan indikator yang diadopsi dari Kana Hidayati & Endang Listyani meliputi ketidaktergantungan terhadap orang lain, memiliki kepercayaan diri, berperilaku disiplin, memiliki rasa tanggung jawab, berperilaku berdasarkan inisiatif sendiri, dan melakukan kontrol diri dengan jumlah 30 item pernyataan. Teknik analisi data yang digunakan adalah uji multivariate. Dan sebelum melakukan pengujian hipotesis, data yang diperoleh sebelumnya telah diuji dengan uji normalitas, uji linearitas, dan uji multikolinearitas sebagai uji prasyarat analisis. 3 HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI MIPA 5 dan XI MIPA 7 SMAN 6 Tasikmalaya tahun ajaran 2021/2022 dengan jumlah responden sebanyak 72 siswa. Populasi penelitian ini adalah seluruh kelas XI MIPA SMAN 6 Tasikmalaya tahun ajaran 2021/2022 dengan total 251 siswa. Data hasil penelitian terdiri dari dua variabel bebas, yaitu self efficacy (X1) dan kemandirian belajar (X2). Serta terdiri dari satu variabel terikat yaitu hasil belajar (Y). Berdasarkan hasil uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan SPSS versi 24 for windows, diperoleh nilai Asymp.Sig dari self efficacy sebesar 0,200 , kemandirian belajar sebesar 0,073, dan hasil belajar sebesar 0,081. Artinya ketiga data tersebut memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data dari masing-masing variabel berdistribusi normal. Berdasarkan hasil uji linearitas diperoleh nilai signifikansi deviation from linearity self efficacy terhadap hasil belajar sebesar 0,550 > 0,05 , dan nilai signifikansi deviation from linearity kemandirian belajar terhadap hasil belajar sebesar 0,929 > 0,05. Sehingga kesimpulan analisisnya yaitu Ho diterima, artinya kedua variabel bersifat linear. Maka sesuai dengan dasar pengambilan keputusan uji linearitas, dapat disimpulkan bahwa hubungan variabel self efficacy (X1) dan kemandirian belajar (X2) terhadap hasil belajar (Y) bersifat linear secara signifikan. Selain itu, hasil uji multikolinearitas antar variabel menunjukkan bahwa nilai tolerance sebesar 0,409 > 0,10 sehingga tidak terjadi multikolinearitas, dan nilai VIF kedua variabel bebas sebesar 2,447 < 10,00. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dari kedua variabel bebas tersebut tidak terjadi multikolinearitas. Hasil pengujian hipotesis dengan teknis analisis uji korelasi multivariat yang dibantu dengan SPSS versi 24 for windows dapat dilihat pada Tabel 1. 63 | BIO-EDU: Jurnal Pendidikan Biologi, 7(1) | 2 0 2 2 | Rachman dkk. Hubungan Self Efficacy dan Kemandirian Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sel Tabel.1 Ringkasan Hasil Korelasi Multivariat Model R R Square 1 .489a .239 Change Statistics Adjusted R Square Std. Error of the Estimate R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change .217 2.282 .239 10.815 2 69 .000 Sumber : Hasil Pengolahan Data Software SPSS versi 24 for windows Tabel 1 menunjukkan nilai signifikansi antara self efficacy dan kemandirian belajar terhadap hasil belajar sebesar 0,000 < 0,05 dengan nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,489 yang berarti kekuatan hubungan tersebut bersifat sedang. Sedangkan untuk nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,239 yang diartikan sebagai besar sumbangan atau kontribusi yang diberikan self efficacy dan kemandirian belajar terhadap hasil belajar yaitu sebesar 0,239 atau 23,9% dan sisanya yakni 76,1% merupakan variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Tabel 2. Ringkasan Uji t Model 1 (Constant) Self Efficacy Kemandirian Belajar Unstandardized Coefficients B Std. Error 2.005 2.520 .123 .046 .014 .040 Standardized Coefficients Beta .442 .058 t Sig. .796 2.691 .356 .429 .009 .723 a. Dependent Variable: Hasil Belajar Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui nilai a sebesar 2,005 , nilai bx1 sebesar 0,123 dan nilai bx2 sebesar 0,014. Sehingga persamaan regresi yang diperoleh Ŷ = 2,005+0,123x1+0,014x2. Dari persamaan regresi tersebut, koefisisen variabel X1 bermakna bahwa setiap self efficacy naik sebesar satu satuan, maka akan mengalami peningkatan/kenaikan hasil belajar sebesar 0,123. Sedangkan koefisien regresi variabel X2 bermakna bahwa setiap kenaikan kemandirian belajar siswa sebesar satu satuan, maka akan mengalami peningkatan/kenaikan hasil belajar juga sebesar 0,014. Selain itu, dapat diketahui juga korelasi self efficacy dan kemandirian belajar terhadap hasil belajar bersifat positif. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di kelas XI MIPA 5 dan XI MIPA 7 SMAN 6 Tasikmalaya, diperoleh data self efficacy, kemandirian belajar dan hasil belajar siswa pada materi sel. Data tersebut kemudian diolah dan diuji dengan uji multivariate dengan bantuan software SPSS versi 24 for windows. Adapun hasil yang diperoleh dari uji hipotesis tersebut menunjukkan bahwa nilai signifikansinya 0,000 dengan menggunakan taraf signifikansi 5% atau 0,05. Hal ini berarti nilai signifikansi ≤ 0,05 sehingga kesimpulan hipotesisnya yakni tolak Ho yang artinya ada hubungan antara self efficacy dan kemandirian belajar terhadap hasil belajar siswa pada materi sel secara signifikan. Hubungan antara self efficacy dan kemandirian belajar terhadap hasil belajar siswa memiliki koefisien korelasi (R) sebesar 0,489 yang berarti kekuatan hubungan antara variabel ada pada taraf sedang. Sedangkan untuk nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,239 yang diartikan sebagai besar sumbangan atau kontribusi yang diberikan self efficacy dan kemandirian belajar terhadap hasil belajar yaitu sebesar 0,239 atau 23,9% dan sisanya yakni 76,1% merupakan pengaruh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Selain itu, terdapat penelitian 64 | BIO-EDU: Jurnal Pendidikan Biologi, 7(1) | 2 0 2 2 | Rachman dkk. Hubungan Self Efficacy dan Kemandirian Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sel yang telah dilakukan sebelumnya menunjukkan adanya hubungan antara self efficacy dan kemandirian belajar terhadap hasil belajar siswa. Nurlaili et al (2018) pada penelitiannya menunjukkan bahwa antara kemandirian belajar dan self efficacy dengan hasil belajar geografi itu terdapat hubungan yang positif dan signifikan. Persamaan regresi linear yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Ŷ= a+bx1+bx2 dan dari hasil penelitian diperoleh yaitu Ŷ = 2,005+0,123x1+0,014x2. Nilai a yaitu konstanta, dalam hasil penelitian diketahui nilai a sebesar 2,005, angka ini merupakan nilai konstanta yang berarti jika tidak ada self efficacy dan kemandirian belajar maka nilai konsisten hasil belajar siswa 2,005. Sedangkan b yaitu koefisien regresi, diperoleh koefisien regresi variabel X1 sebesar 0,123 hal ini menyatakan bahwa setiap penambahan 1% pada self efficacy maka hasil belajar siswa pada materi sel akan meningkat sebesar 0,123. Selain itu, diperoleh koefisien regresi variabel X2 sebesar 0,014 hal ini menyatakan bahwa setiap penambahan 1% pada kemandirian belajar maka hasil belajar siswa pada materi sel akan meningkat sebesar 0,014. Koefisisen regresi yang diperoleh dari hasil penelitian bersifat positif, sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi self efficacy dan kemandirian belajar maka hasil belajar pun akan tinggi pula. Hal itu serupa dengan pendapat Hernawan (2019:162) yang menyatakan bahwa apabila koefisien regresi bernilai positif maka variabel Y yang diteliti akan mengalami peningkatan juga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor internal berupa self efficacy dan kemandirian belajar dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Schunk dan Meece (2006) menjelaskan bahwa self efficacy mampu memberikan pengaruh yang kuat terhadap hasil belajar seorang siswa. Serta Santrock (Marneli et al:2020) mengemukakan bahwa salah satu faktor dalam peningkatan hasil belajar yakni self efficacy. Selain itu, Rahmawati (2016) menjelaskan bahwa kemandirian belajar mempunyai hubungan yang positif terhadap hasil belajar, hal ini menunjukan bahwa kemandirian dapat memberikan pengaruh yang baik terhadap hasil belajar. Sama halnya seperti Rijal & Bachtiar (Oktarin et al) yang menyatakan bahwa hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran biologi dapat dipengaruhi oleh kemandirian belajar siswa itu sendiri, dengan besar pengaruh 33,5%. Sehingga dengan memaksimalkan faktor-faktor internal yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran seperti self efficacy dan kemandirian belajar, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa menjadi lebih baik. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa skor rata-rata tertinggi self efficacy terdapat pada indikator strength atau taraf kekuatan atau kelemahan keyakinan diri siswa tentang kemampuan yang dimilikinya dengan skor rata-rata 2,98, dan skor rata-rata terendah terdapat pada indikator magnitude atau taraf keyakinan siswa untuk menentukan tingkat kesulitan tugas/pekerjaan untuk diselesaikan dengan skor 2,83. Beragamnya perolehan skor rata-rata pada setiap indikatornya maka self efficacy siswa perlu lebih ditingkatkan selama proses pembelajaran berlangsung, terutama ketika pembelajaran daring. Hal tersebut sejalan dengan Hernawati et al (2016) yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang dapat dijadikan sebagai penguat dalam pembelajaran yakni self efficacy (efikasi diri). Selain itu, dari hasil penelitian diketahui bahwa skor rata-rata tertinggi kemandirian belajar terdapat pada indikator berperilaku berdasarkan inisiatif sendiri diperoleh skor rata-rata 3,13, dan skor rata-rata terendah terdapat pada indikator kepercayaan diri diperoleh skor rata-rata 2,91. Berdasarkan perolehan skor rata-rata yang masih bervariasi pada setiap indikatornya maka kemandirian belajar siswa perlu lebih ditingkatkan selama proses pembelajaran berlangsung terutama ketika 65 | BIO-EDU: Jurnal Pendidikan Biologi, 7(1) | 2 0 2 2 | Rachman dkk. Hubungan Self Efficacy dan Kemandirian Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sel pembelajaran daring, agar siswa dapat lebih mandiri mengatur proses belajarnya dan dapat memperoleh hasil belajar yang lebih optimal. Hal ini sejalan dengan pernyataan Oktarin et al (2018) yang menjelaskan bahwa salah satu faktor internal yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa yakni kemandirian. Marneli et al (2020) menjelaskan bahwa selama proses pembelajaran biologi perlu juga untuk diamati self efficacy, agar mampu melihat keyakinan siswa selama proses pembelajaran. Selain itu juga Oktarin et al (2018) menjelaskan bahwa salah satu faktor internal yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa yakni kemandirian. Maka penting bagi guru untuk menyadari bahwa bagian dari tanggung jawab mereka dalam membantu siswa untuk menjadi pelajar yang berprestasi yaitu salah satunya dengan cara membantu siswa untuk menyadari akan self efficacy dan sifat kemandiriannya selama pembelajaran. Sehingga dengan demikian mereka akan menjadi pelajar yang berprestasi, karena pelajar yang berprestasi yaitu pelajar yang menyadari dan mengetahui atas proses yang dilakukannya. Hasil penelitian menunjukkan adanya tingkat hubungan yang sedang antara self efficacy dan kemandirian belajar terhadap hasil belajar siswa pada materi sel serta terdapat kontribusi self efficacy dan kemandirian belajar terhadap hasil belajar. Sehingga apabila self efficacy dan kemandirian belajar yang dimiliki siswa meningkat, maka kecenderungan hasil belajar siswa pun akan meningkat pula. Sejalan dengan Hernawati et al (2016) yang memaparkan bahwa apabila siswa memiliki self efficacy yang tinggi di dalam dirinya, maka hasil belajar yang tercermin dalam prestasi akademik yang diperolehnya pun cenderung akan tinggi pula. Selain itu Fudayanti (2011) dalam penelitiannya menyatakan bahwa kemandirian belajar memiliki pengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa. Dalam upaya untuk dapat memperoleh hasil yang optimal selama mempelajari suatu materi, maka setiap siswa perlu memiliki sebuah perencanaan belajar, yakin terhadap kemampuan diri bahwa mampu mempelajari materi tersebut, dan perlu juga untuk melakukan evaluasi pembelajaran. Jika seorang siswa memiliki keyakinan diri yang tinggi terhadap kemampuan yang dimilikinya, maka siswa tersebut juga akan dapat menetapkan tujuan pembelajarannya, merencanakan kegiatan belajarnya, serta mampu mengevaluasi seluruh kegiatan yang telah dilakukannya selama proses pembelajaran secara mandiri tanpa bantuan orang lain. Dengan demikian dapat membantu siswa dalam memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Hal tersebut sejalan dengan Hernawati et al (2016) yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang dapat dijadikan sebagai penguat dalam pembelajaran yaitu self efficacy. Nurlaili et al (2018) pun menyatakan bahwa dalam pembelajaran diperlukan keyakinan yang tinggi agar dapat menumbuhkan sifat mandiri yang dapat membantu siswa bertanggung jawab selama pembelajaran. Keterkaitan antara self efficacy dan kemandirian belajar terhadap hasil belajar siswa pun dapat dilihat dari hubungan pada setiap indikatornya. Misalnya dari data hasil penelitian diperoleh bahwa skor rata-rata tertinggi self efficacy terdapat pada indikator kedua yakni indikator strength (taraf kekuatan atau kelemahan keyakinan diri siswa tentang kemampuan yang dimilikinya). Sedangkan skor rata-rata tertinggi pada kemandirian belajar indikator kelima yaitu berperilaku berdasarkan inisiatif sendiri. Jadi, antara indikator strength dan indikator berperilaku berdasarkan inisiatif sendiri terhadap hasil belajar memiliki keterkaitan. Berdasarkan hasil penelitian sebagian siswa ketika mempelajari atau mengerjakan tugas materi sel yang dirasa sulit, siswa tersebut tidak akan mengeluh namun akan tetap berusaha 66 | BIO-EDU: Jurnal Pendidikan Biologi, 7(1) | 2 0 2 2 | Rachman dkk. Hubungan Self Efficacy dan Kemandirian Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sel mencari solusi agar dapat mengerjakan tugas sulit tersebut. Ketika siswa sudah dapat melakukan hal itu maka keuletan ketika menghadapi suatu tugas atau permasalahan dapat dilakukannya karena inisiatif sendiri tanpa paksaan dari orang lain, hal tersebut dapat membuat hasil belajar yang diperoleh pun lebih optimal. Hal ini sejalan dengan pendapat Hernawati et al (2016:915) bahwa individu yang memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya cenderung mempunyai motivasi yang tinggi dan selalu berusaha untuk sukses. Sejalan dengan itu Bandura (Ghufron & Risnawita, 2012) memaparkan bahwa dalam menggerakkan aktivitas siswa dalam perkembangan kemandiriannya terdapat peranan penting efikasi diri di dalamnya. Maka dapat disimpulkan bahwa apabila siswa memilki self efficacy dan kemandirian belajar yang baik, maka hasil belajar yang diperolehnya pun cenderung akan baik pula. Sehingga self efficacy dan sifat kemandirian dalam belajar perlu lebih ditingkatkan. Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa self efficacy dan kemandirian belajar diperlukan dalam proses pembelajaran, meskipun memiliki pengaruh yang sedang terhadap hasil belajar siswa. Korelasi yang sedang antara self efficacy dan kemandirian belajar terhadap hasil belajar ini karena banyak faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa pada materi sel. Faktor tersebut diantaranya dapat berupa intelegensi, fasilitas belajar, minat, bakat dan juga motivasi belajar. Selain itu dapat juga karena faktor eksternal seperti faktor keluarga maupun faktor lingkungan rumah atau sekolah. Meskipun demikian, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara antara self efficacy dan kemandirian belajar terhadap hasil belajar siswa. Artinya self efficacy dan kemandirian belajar dapat menjadi salah satu faktor penunjang keberhasilan siswa dalam meningkatkan hasil belajarnya. 4 KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan rumusan masalah, hipotesis dan analisis data dari hasil penelitian, maka dapat disimpulkan terdapat korelasi antara self efficacy dan kemandirian belajar terhadap hasil belajar siswa pada materi sel di kelas XI MIPA SMAN 6 Tasikmalaya tahun ajaran 2021/2022. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan positif antara self efficacy dan kemandirian belajar terhadap hasil belajar siswa dengan nilai signifikansinya sebesar 0,000 < 0,05, serta derajat hubungan sebesar 0,489 yang berarti kekuatan hubungan ada pada taraf sedang. Sehingga dapat dikatakan semakin tinggi self efficacy dan kemandirian seseorang maka akan semakin tinggi juga hasil belajar yang diperolehnya. 4.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti mengajukan beberapa saran : a. Hendaknya guru di sekolah lebih memperhatikan dan menerapkan kiat-kiat untuk menumbuhkan self efficacy dan kemandirian belajar pada siswa selama proses pembelajaran. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menerapkan metode pembelajaran yang menimbulkan keaktifan serta memberi kebebasan siswa dalam mengemukakan pendapat, seperti melakukan pertanyaan lisan ketika pembelajaran berlangsung. b. Sebaiknya siswa juga belajar memahami bagaimana self efficacy dan kemandirian belajar yang dimilikinya, dengan cara belajar membuat rencana kegiatan belajar dan melakukan 67 | BIO-EDU: Jurnal Pendidikan Biologi, 7(1) | 2 0 2 2 | Rachman dkk. Hubungan Self Efficacy dan Kemandirian Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sel evaluasi proses belajar. Agar dapat memaksimalkan proses belajarnya dan dapat memperoleh hasil belajar yang lebih optimal. c. Untuk peneliti selanjutnya, disarankan untuk melakukan penelitian terkait bagaimana cara menumbuhkan self efficacy seorang siswa supaya menimbulkan jiwa mandiri selama belajar, sehingga dapat memaksimalkan proses belajarnya dan dapat memperoleh hasil belajar yang lebih optimal. DAFTAR RUJUKAN Amaliyah, S. (2019). Hubungan Kecemasan Dan Self-Efficacy Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Asih, N. & Ramdhani, S. (2019). Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dan Kemandirian Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Means End Analysis. Jurnal Pendidikan Matematika. 8 (3). 435-446. Fudayanti, F.E.(2011). Pengaruh Sumber Belajar dan Kemandirian Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Negeri 1 PATI. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang Ghufron, M.N,. & Risnawita, R. (2012). TEORI-TEORI PSIKOLOGI. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Hanifah. 2012. Peningkatan Self Efficacy dan Berpikir Kritis Melalui Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Materi Pokok Asam Basa Kelas XI SMAN 9 Surabaya. Unesa Joutnal of Chemical Education, 1(2): 27-33. Helyati & Wardhani, S. (2019). PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING PADA MATERI SEL. Jurnal Penelitian Pendidikan Biologi, 3(2), 89-95. Hernawan, E. (2019). Pengantar Statistika untuk Penelitian Pendidikan. Tasikmalaya: LPPM Universitas Siliwangi. Hernawati, D., Amin, M., Irawati, M. H., & Indriwati, S. E. (2016). Analisis Self efficacy Mahasiswa Pada Matakuliah Zoologi. Jurnal Pendidikan Biologi (Bioed), 2016, 1–9. Marneli et al. (2020). Korelasi Self Efficacy Dengan Hasil Belajar Biologi di SMA 1 Rambatan Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat. SIMBIOSA. 9(2). 158-165. Nurlaili, et al. (2018). Hubungan Kemandirian Belajar Dan Self-Efficacy Dengan Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas XI IS SMA NEGERI PEUKAN BADA ACEH BESAR. Jurnal ilmiah mahasiswa pendidikan geografi FKIP Unsyiah. Oktarin, S., Auliandari, L., & Wijayanti, T. F. (2018). Analisis Kemandirian Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Biologi Kelas X SMA YKPP Pendopo. BIOEDUSENCE, 2(2), 104– 115. Ormrod, J.E. 2010. Psikologi Pendidikan. R. Rahmat, & A. Kumara (Eds.), Jakarta: Erlangga. 68 | BIO-EDU: Jurnal Pendidikan Biologi, 7(1) | 2 0 2 2 | Rachman dkk. Hubungan Self Efficacy dan Kemandirian Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sel Schunk, D.H., & Meece, J.L. 2006. Self-efficacy development in adolescenceso. In F. Pajares, & T. Urdan (Eds.). Self-efficacy Beliefs of Adolescents. Greenwich, CT: Information Age Publishing. 71-96. Siregar, R.A. (2018). Hubungan Self efficacy Dengan Kemandirian Belajar Pada Siswa Smpit Al-Fakhri Sunggal. Universitas Medan Area. Susilowati, N. E. (2018). Analisis Self efficacy Dan Hubungannya Terhadap Literasi Sains Mahasiswa Pendidikan Fisika Perguruan Tinggi Negeri Di Lampung. Universitas Islam Negeri Raden Intan. 69 | BIO-EDU: Jurnal Pendidikan Biologi, 7(1) | 2 0 2 2 |