BIO-EDU: JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI
Tahun 2022, VOL.7, No.1, Halaman: 60-69, e-ISSN: 2527-6999
https://doi.org/10.32938/jbe.v7i1.1888
Hubungan Self Efficacy dan Kemandirian Belajar Terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sel
Shinta Aulia Rachman1*, Romy Faisal Mustofa2, Dea Diella3
1,2,3Program
Studi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Siliwangi
Received 1 April 2022
Revised 20 April 2022
Accepted 25 April 2022
Published 30 April 2022
Corresponding Author
Shinta
Aulia
Rachman,
shintaaulia118@gmail.com
Distributed under
CC BY-SA 4.0
ABSTRACT
This study aims to determine the correlation between self-efficacy and learning
independence on student learning outcomes in cell material in XI Math and Science class
of 6 Senior High School Tasikmalaya in the 2021/2022 academic year. The method in this
study uses the correlational method. The population this research of class XI MIPA SMAN
6 Tasikmalaya in the 2021/2022 academic year. The sample used was class XI MIPA 5
and XI MIPA 7 for the academic year 2021/2022 with a total of 72 students, the sample
was taken using purposive sampling technique. Data collection techniques used tests in
the form of daily tests of cell material and non-tests in the form of instruments self-efficacy
questionnaires and learning independence questionnaires. Hypothesis testing using
multivariate correlation test. The results of the correlation test analysis show that the
relationship between self-efficacy and learning independence on student learning
outcomes is obtained by a correlation coefficient (R) of 0.489, which means that the
strength of the relationship between variables is at a moderate level, and the coefficient of
determination (R2) is 0.239, which means that the variables of self-efficacy and learning
independence are variable. collectively contributed 23.9% to student learning outcomes.
Keywords:
Self Efficacy; Learning Independence; Learning Outcomes; Cell Materials
1
PENDAHULUAN
Selama pembelajaran daring banyak kendala dan tantangan yang dihadapi oleh siswa, guru,
dan juga orang tua. Pembelajaran daring berlangsung dominan belum interaktif antara siswa
dan guru, serta media pembelajaran yang digunakan sebagian guru selama pembelajaran daring
pun masih terbatas sehingga dominan monoton dan membuat siswa merasa jenuh dan bosan.
Selain itu, pembelajarannya pun cenderung tugas online sehingga ketika siswa tidak
mengerjakan tepat waktu maka tugas online akan menumpuk dan pemahaman siswa terhadap
materi pun cenderung kurang optimal. Hal tersebut menyebabkan sebagian besar siswa merasa
stres dan cemas dengan berbagai kendala dan tantangan yang harus dihadapi selama
pembelajaran daring.
Kendala dan tantangan selama pembelajaran daring juga membuat hasil belajar sebagian siswa
menurun. Salah satu penyebabnya karena kondisi psikologis siswa yang semakin menurun
selama pembelajaran daring. Salah satu faktor psikologis yang mempengaruhi hasil belajar
seorang siswa yaitu self efficacy. Hal itu sejalan dengan Schunk dan Meece (2006) yang
menyatakan bahwa self efficacy mampu memberikan pengaruh yang kuat terhadap hasil belajar
seorang siswa, karena dengan self efficacy dapat mempengaruhi siswa ketika mengerjakan
tugas-tugas, ketekunan, serta prestasi siswa dalam pembelajaran. Keadaan dengan kendala dan
60 | How to cite this article (APA): Rachman, Shinta Aulia, Romy Faisal Mustofa, Dea Diella.
(2022). Hubungan Self Efficacy dan Kemandirian Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi
Sel.
BIO-EDU:
Jurnal
Pendidikan
Biologi,
7(1),
60-69.
doi:
https://doi.org/10.32938/jbe.v7i1.1888
Rachman dkk.
Hubungan Self Efficacy dan Kemandirian Belajar Terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sel
tantangan yang menekan siswa tersebut dapat mempengaruhi keyakinan terhadap kemampuan
dirinya dalam menghadapi suatu tugas. Pada akhirnya jika seorang siswa memiliki
ketidakyakinan terhadap kemampuan dirinya, dia akan selalu mengandalkan orang lain dalam
menjalankan suatu tugas. Hal ini dapat mengurangi tingkat self efficacy dan kemandirian
belajar seorang siswa.
Hasil belajar merupakan suatu kemampuan yang diperoleh individu setelah melalui proses
pembelajaran. Hasil belajar juga dapat dipengaruhi oleh faktor yang ada dalam diri individu
maupun faktor yang berasal dari luar diri individu tersebut. Peningkatan hasil belajar siswa
memerlukan perhatian lebih untuk memperoleh prestasi di sekolah. Maka dalam peningkatan
hasil belajar tersebut dipengaruhi oleh perspektif kognitif yang terdapat empat proses yang
terdiri dari (1) atribusi, (2) motivasi untuk keahlian, (3) self efficacy, (4) penentuan tujuan,
perencanaan, dan monitoring (Santrock, 2013). Dengan melalui proses self efficacy mampu
mengembangkan tingkah laku, emosi dan nilai-nilai yang ada pada diri seseorang, termasuk
kemandirian belajar siswa. Maka hal ini dapat menjadikan self efficacy mampu mempengaruhi
tujuan, usaha, pilihan aktivitas, pembelajaran dan juga prestasi seorang siswa (Ormrod, 2010).
Bandura (Hernawati, 2016:915) mendefinisikan bahwa self efficacy merupakan persepsi
individu akan keyakinan kemampuannya untuk melakukan tindakan yang diharapkan. Self
efficacy berhubungan dengan keyakinan bahwa diri seseorang memiliki kemampuan untuk
melakukan tindakan yang diharapkan. Self efficacy dan kemandirian belajar dapat
berkontribusi terhadap hasil belajar siswa. Hal tersebut didukung dengan hasil penelitian
Siregar (2018) bahwa terdapat hubungan positif antara self efficacy dengan kemandirian
belajar. Individu yang memiliki self efficacy tinggi akan lebih tekun dalam belajar,serta
memiliki semangat dan motivasi yang tinggi, sedangkan individu yang memiliki self efficacy
rendah akan lebih mudah menyerah dan putus asa. Selain itu, individu yang memiliki self
efficacy yang tinggi maka kemandirian belajarnya pun tinggi. Sedangkan individu yang
memiliki self efficacy yang rendah maka kemandirian belajar yang dimilikinya pun rendah.
Hal ini menunjukkan bahwa self efficacy dan kemandirian belajar dapat mendukung siswa
untuk memperoleh hasil belajar yang baik.
Knowles (Asih & Ramdhani, 2019:437) mengemukakan bahwa kemandirian belajar dapat
didefinisikan sebagai suatu proses individu ketika memiliki inisiatif untuk menyadari
kebutuhan belajar, merumuskan tujuan belajar, serta mengidentifikasi hasil belajarnya. Siswa
yang memiliki kemandirian belajar cenderung akan mempelajari terlebih dahulu materi yang
akan disampaikan oleh guru, sehingga saat guru menjelaskan siswa sudah lebih siap menerima
materi. Sedangkan siswa yang kurang memiliki kemandirian belajar, biasanya mereka
cenderung kurang peduli dengan persiapan sebelum menerima materi. Selain itu, Amaliyah
(2019) menyatakan bahwa tugas dan keterampilan belajar mandiri dapat membantu kinerja
akademik siswa, meningkatkan manajemen waktu dan lingkungan belajar secara efektif serta
mempertahankan fokus seseorang pada pembelajaran. Sehingga ketika seseorang fokus pada
saat pembelajaran maka akan memperoleh hasil belajar yang cukup baik pula.
Kondisi ini tidak jauh berbeda dengan permasalahan pada proses pembelajaran di kelas XI
MIPA SMAN 6 Tasikmalaya. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru biologi kelas XI
SMAN 6 Tasikmalaya pada tanggal 15 Februari 2021 diperoleh beberapa informasi. Bahwa
selama proses pembelajaran daring, sebagian siswa masih kurang memiliki keyakinan terhadap
kemampuan dirinya ketika mengerjakan tugas atau soal yang diberikan oleh guru. Mereka
61 | BIO-EDU: Jurnal Pendidikan Biologi, 7(1) | 2 0 2 2 |
Rachman dkk.
Hubungan Self Efficacy dan Kemandirian Belajar Terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sel
cenderung tidak yakin dengan kemampuan yang dimilikinya dan selalu merasa takut salah
ketika mengerjakan tugas ataupun soal. Hal itu berkaitan dengan salah satu indikator self
efficacy yaitu magnitude yang menunjukkan bagaimana tingkat optimisme atau keyakinan dari
seseorang ketika menghadapi suatu tugas/tantangan. Selain itu selama proses pembelajaran
daring juga sebagian siswa cenderung lebih malas dalam belajar dan kurang memiliki
kepercayaan diri dalam belajar. Masih banyak siswa yang mencontek ketika mengerjakan
tugas, tidak ada kemauan untuk bertanya ataupun berpendapat kepada guru ketika siswa tidak
paham terhadap materi yang disampaikan oleh guru ketika menjelaskan secara virtual via zoom
meeting. Ini berkaitan dengan beberapa indikator dari kemandirian belajar yaitu
ketidaktergantungan terhadap orang lain, memiliki kepercayaan diri dan bertanggung jawab.
Hal ini mengindikasi bahwa siswa kelas XI masih kurang memiliki self efficacy dan
kemandirian belajar selama pembelajaran.
Self efficacy dan kemandirian belajar menjadi hal penting yang harus dimiliki oleh setiap siswa
selama proses pembelajaran, karena hal itu dapat dijadikan sebagai bekal di masa depan agar
menjadi pribadi yang lebih baik di lingkungan pekerjaan dan juga lingkungan masyarakat. Pada
pelajaran biologi self efficacy dan kemandirian belajar menjadi faktor psikologis yang
berhubungan dengan pencapaian hasil belajar. Hal itu sejalan dengan Hanifah (2012) yang
menyatakan bahwa self efficacy itu dibutuhkan supaya pembelajaran dapat berjalan dengan
baik. Selain itu, Berkan dan Ekici (dalam Susilowati, 2018) mengemukakan bahwa dalam
penelitiannya yang terfokuskan pada keyakinan diri (self efficacy) dalam mempelajari biologi,
menunjukkan bahwa tingkat keyakinan diri (self efficacy) memiliki peran yang signifikan
terhadap pemahaman biologi yang baik dalam menggunakan konsep biologi dan proses biologi
serta memungkinkan siswa untuk percaya kepada dirinya sendiri. Maka selama proses
pembelajaran biologi perlu juga untuk mengamati self efficacy dan kemandirian belajar siswa,
agar mampu melihat keyakinan dan kemandirian siswa selama pembelajaran biologi.
Materi pembelajaran biologi di kelas XI semester ganjil, diantaranya materi sel yang
merupakan salah satu materi yang membutuhkan pemahaman konsep yang tinggi dan cukup
sulit untuk dipelajari. Materi sel ini bukan hanya sekedar hafalan saja melainkan harus dapat
memahami secara komprehensif mengenai bagian dan fungsi dari sel beserta organelorganelnya, serta sistem transpor pada sel yang terkadang hal tersebut menjadi sulit dipahami
oleh siswa. Hal itu sejalan dengan Helyati & Wardhani (2019) menyatakan bahwa konsep sel
merupakan salah satu materi biologi yang kurang dikuasai oleh siswa. Sehingga pemilihan
materi yang digunakan yaitu materi sel.
Berdasarkan uraian di atas, untuk mengetahui hubungan antara self efficacy dan kemandirian
belajar terhadap hasil belajar siswa pada materi sel, maka dirasa perlu untuk dilakukan
penelitian terlebih untuk mengetahui kontribusi yang diberikan oleh self efficacy dan
kemandirian belajar tehadap hasil belajar siswa. Sehingga untuk kedepannya dalam proses
pembelajaran biologi akan dapat menerapkan strategi pembelajaran yang lebih baik, serta
dengan self efficacy dan kemandirian belajar akan mengarahkan siswa untuk mengetahui batasbatas kemampuan yang dirasakan, dan agar menuntut siswa berperilaku lebih mandiri dalam
mencapai hasil yang baik.
62 | BIO-EDU: Jurnal Pendidikan Biologi, 7(1) | 2 0 2 2 |
Rachman dkk.
Hubungan Self Efficacy dan Kemandirian Belajar Terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sel
2 METODE
Metode dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Penelitian ini dilakukan pada bulan
Agustus 2021. Variabel terikatnya adalah self efficacy dan kemandirian belajar, serta variabel
bebasnya adalah hasil belajar. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas XI MIPA
SMAN 6 Tasikmalaya tahun ajaran 2021/2022. Teknik sampel yang digunakan adalah
purposive sampling dengan sampel kelas XI MIPA 5 dan XI MIPA 7 dengan jumlah 72 siswa.
Teknik pengumpulan data menggunakan tes berupa ulangan harian materi sel dan non tes
berupa instrumen angket self efficacy dan angket kemandirian belajar. Instrumen self efficacy
dibuat sendiri dengan indikator yang diadopsi dari Albert Bandura (Diana Hernawati) yakni
magnitude (taraf kesulitan tugas), strength (taraf kekuatan keyakinan), dan generality
(generalitas) yang terdiri dari 28 item pernyataan. Sedangkan instrumen kemandirian belajar
pun dibuat sendiri dengan indikator yang diadopsi dari Kana Hidayati & Endang Listyani
meliputi ketidaktergantungan terhadap orang lain, memiliki kepercayaan diri, berperilaku
disiplin, memiliki rasa tanggung jawab, berperilaku berdasarkan inisiatif sendiri, dan
melakukan kontrol diri dengan jumlah 30 item pernyataan. Teknik analisi data yang digunakan
adalah uji multivariate. Dan sebelum melakukan pengujian hipotesis, data yang diperoleh
sebelumnya telah diuji dengan uji normalitas, uji linearitas, dan uji multikolinearitas sebagai
uji prasyarat analisis.
3 HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI MIPA 5 dan XI MIPA 7 SMAN 6 Tasikmalaya tahun
ajaran 2021/2022 dengan jumlah responden sebanyak 72 siswa. Populasi penelitian ini adalah
seluruh kelas XI MIPA SMAN 6 Tasikmalaya tahun ajaran 2021/2022 dengan total 251 siswa.
Data hasil penelitian terdiri dari dua variabel bebas, yaitu self efficacy (X1) dan kemandirian
belajar (X2). Serta terdiri dari satu variabel terikat yaitu hasil belajar (Y).
Berdasarkan hasil uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan
SPSS versi 24 for windows, diperoleh nilai Asymp.Sig dari self efficacy sebesar 0,200 ,
kemandirian belajar sebesar 0,073, dan hasil belajar sebesar 0,081. Artinya ketiga data tersebut
memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data dari
masing-masing variabel berdistribusi normal.
Berdasarkan hasil uji linearitas diperoleh nilai signifikansi deviation from linearity self
efficacy terhadap hasil belajar sebesar 0,550 > 0,05 , dan nilai signifikansi deviation from
linearity kemandirian belajar terhadap hasil belajar sebesar 0,929 > 0,05. Sehingga kesimpulan
analisisnya yaitu Ho diterima, artinya kedua variabel bersifat linear. Maka sesuai dengan dasar
pengambilan keputusan uji linearitas, dapat disimpulkan bahwa hubungan variabel self
efficacy (X1) dan kemandirian belajar (X2) terhadap hasil belajar (Y) bersifat linear secara
signifikan.
Selain itu, hasil uji multikolinearitas antar variabel menunjukkan bahwa nilai tolerance
sebesar 0,409 > 0,10 sehingga tidak terjadi multikolinearitas, dan nilai VIF kedua variabel
bebas sebesar 2,447 < 10,00. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dari kedua variabel
bebas tersebut tidak terjadi multikolinearitas.
Hasil pengujian hipotesis dengan teknis analisis uji korelasi multivariat yang dibantu dengan
SPSS versi 24 for windows dapat dilihat pada Tabel 1.
63 | BIO-EDU: Jurnal Pendidikan Biologi, 7(1) | 2 0 2 2 |
Rachman dkk.
Hubungan Self Efficacy dan Kemandirian Belajar Terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sel
Tabel.1 Ringkasan Hasil Korelasi Multivariat
Model
R
R
Square
1
.489a
.239
Change Statistics
Adjusted R
Square
Std. Error
of the
Estimate
R Square
Change
F Change
df1
df2
Sig. F
Change
.217
2.282
.239
10.815
2
69
.000
Sumber : Hasil Pengolahan Data Software SPSS versi 24 for windows
Tabel 1 menunjukkan nilai signifikansi antara self efficacy dan kemandirian belajar
terhadap hasil belajar sebesar 0,000 < 0,05 dengan nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,489
yang berarti kekuatan hubungan tersebut bersifat sedang. Sedangkan untuk nilai koefisien
determinasi (R2) sebesar 0,239 yang diartikan sebagai besar sumbangan atau kontribusi yang
diberikan self efficacy dan kemandirian belajar terhadap hasil belajar yaitu sebesar 0,239 atau
23,9% dan sisanya yakni 76,1% merupakan variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian
ini.
Tabel 2. Ringkasan Uji t
Model
1
(Constant)
Self Efficacy
Kemandirian Belajar
Unstandardized
Coefficients
B
Std. Error
2.005
2.520
.123
.046
.014
.040
Standardized
Coefficients
Beta
.442
.058
t
Sig.
.796
2.691
.356
.429
.009
.723
a. Dependent Variable: Hasil Belajar
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui nilai a sebesar 2,005 , nilai bx1 sebesar 0,123 dan nilai
bx2 sebesar 0,014. Sehingga persamaan regresi yang diperoleh Ŷ = 2,005+0,123x1+0,014x2.
Dari persamaan regresi tersebut, koefisisen variabel X1 bermakna bahwa setiap self efficacy
naik sebesar satu satuan, maka akan mengalami peningkatan/kenaikan hasil belajar sebesar
0,123. Sedangkan koefisien regresi variabel X2 bermakna bahwa setiap kenaikan kemandirian
belajar siswa sebesar satu satuan, maka akan mengalami peningkatan/kenaikan hasil belajar
juga sebesar 0,014. Selain itu, dapat diketahui juga korelasi self efficacy dan kemandirian
belajar terhadap hasil belajar bersifat positif.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di kelas XI MIPA 5 dan XI MIPA 7
SMAN 6 Tasikmalaya, diperoleh data self efficacy, kemandirian belajar dan hasil belajar siswa
pada materi sel. Data tersebut kemudian diolah dan diuji dengan uji multivariate dengan
bantuan software SPSS versi 24 for windows. Adapun hasil yang diperoleh dari uji hipotesis
tersebut menunjukkan bahwa nilai signifikansinya 0,000 dengan menggunakan taraf
signifikansi 5% atau 0,05. Hal ini berarti nilai signifikansi ≤ 0,05 sehingga kesimpulan
hipotesisnya yakni tolak Ho yang artinya ada hubungan antara self efficacy dan kemandirian
belajar terhadap hasil belajar siswa pada materi sel secara signifikan.
Hubungan antara self efficacy dan kemandirian belajar terhadap hasil belajar siswa memiliki
koefisien korelasi (R) sebesar 0,489 yang berarti kekuatan hubungan antara variabel ada pada
taraf sedang. Sedangkan untuk nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,239 yang diartikan
sebagai besar sumbangan atau kontribusi yang diberikan self efficacy dan kemandirian belajar
terhadap hasil belajar yaitu sebesar 0,239 atau 23,9% dan sisanya yakni 76,1% merupakan
pengaruh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Selain itu, terdapat penelitian
64 | BIO-EDU: Jurnal Pendidikan Biologi, 7(1) | 2 0 2 2 |
Rachman dkk.
Hubungan Self Efficacy dan Kemandirian Belajar Terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sel
yang telah dilakukan sebelumnya menunjukkan adanya hubungan antara self efficacy dan
kemandirian belajar terhadap hasil belajar siswa. Nurlaili et al (2018) pada penelitiannya
menunjukkan bahwa antara kemandirian belajar dan self efficacy dengan hasil belajar geografi
itu terdapat hubungan yang positif dan signifikan.
Persamaan regresi linear yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Ŷ= a+bx1+bx2 dan dari
hasil penelitian diperoleh yaitu Ŷ = 2,005+0,123x1+0,014x2. Nilai a yaitu konstanta, dalam
hasil penelitian diketahui nilai a sebesar 2,005, angka ini merupakan nilai konstanta yang
berarti jika tidak ada self efficacy dan kemandirian belajar maka nilai konsisten hasil belajar
siswa 2,005. Sedangkan b yaitu koefisien regresi, diperoleh koefisien regresi variabel X1
sebesar 0,123 hal ini menyatakan bahwa setiap penambahan 1% pada self efficacy maka hasil
belajar siswa pada materi sel akan meningkat sebesar 0,123. Selain itu, diperoleh koefisien
regresi variabel X2 sebesar 0,014 hal ini menyatakan bahwa setiap penambahan 1% pada
kemandirian belajar maka hasil belajar siswa pada materi sel akan meningkat sebesar 0,014.
Koefisisen regresi yang diperoleh dari hasil penelitian bersifat positif, sehingga dapat
disimpulkan bahwa semakin tinggi self efficacy dan kemandirian belajar maka hasil belajar
pun akan tinggi pula. Hal itu serupa dengan pendapat Hernawan (2019:162) yang menyatakan
bahwa apabila koefisien regresi bernilai positif maka variabel Y yang diteliti akan mengalami
peningkatan juga.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor internal berupa self efficacy dan kemandirian
belajar dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Schunk dan Meece (2006) menjelaskan bahwa
self efficacy mampu memberikan pengaruh yang kuat terhadap hasil belajar seorang siswa.
Serta Santrock (Marneli et al:2020) mengemukakan bahwa salah satu faktor dalam peningkatan
hasil belajar yakni self efficacy. Selain itu, Rahmawati (2016) menjelaskan bahwa kemandirian
belajar mempunyai hubungan yang positif terhadap hasil belajar, hal ini menunjukan bahwa
kemandirian dapat memberikan pengaruh yang baik terhadap hasil belajar. Sama halnya seperti
Rijal & Bachtiar (Oktarin et al) yang menyatakan bahwa hasil belajar kognitif siswa pada mata
pelajaran biologi dapat dipengaruhi oleh kemandirian belajar siswa itu sendiri, dengan besar
pengaruh 33,5%. Sehingga dengan memaksimalkan faktor-faktor internal yang dapat
mempengaruhi proses pembelajaran seperti self efficacy dan kemandirian belajar, diharapkan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa menjadi lebih baik.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa skor rata-rata tertinggi self efficacy terdapat
pada indikator strength atau taraf kekuatan atau kelemahan keyakinan diri siswa tentang
kemampuan yang dimilikinya dengan skor rata-rata 2,98, dan skor rata-rata terendah terdapat
pada indikator magnitude atau taraf keyakinan siswa untuk menentukan tingkat kesulitan
tugas/pekerjaan untuk diselesaikan dengan skor 2,83. Beragamnya perolehan skor rata-rata
pada setiap indikatornya maka self efficacy siswa perlu lebih ditingkatkan selama proses
pembelajaran berlangsung, terutama ketika pembelajaran daring. Hal tersebut sejalan dengan
Hernawati et al (2016) yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang dapat dijadikan sebagai
penguat dalam pembelajaran yakni self efficacy (efikasi diri). Selain itu, dari hasil penelitian
diketahui bahwa skor rata-rata tertinggi kemandirian belajar terdapat pada indikator
berperilaku berdasarkan inisiatif sendiri diperoleh skor rata-rata 3,13, dan skor rata-rata
terendah terdapat pada indikator kepercayaan diri diperoleh skor rata-rata 2,91. Berdasarkan
perolehan skor rata-rata yang masih bervariasi pada setiap indikatornya maka kemandirian
belajar siswa perlu lebih ditingkatkan selama proses pembelajaran berlangsung terutama ketika
65 | BIO-EDU: Jurnal Pendidikan Biologi, 7(1) | 2 0 2 2 |
Rachman dkk.
Hubungan Self Efficacy dan Kemandirian Belajar Terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sel
pembelajaran daring, agar siswa dapat lebih mandiri mengatur proses belajarnya dan dapat
memperoleh hasil belajar yang lebih optimal. Hal ini sejalan dengan pernyataan Oktarin et al
(2018) yang menjelaskan bahwa salah satu faktor internal yang mempengaruhi keberhasilan
belajar siswa yakni kemandirian.
Marneli et al (2020) menjelaskan bahwa selama proses pembelajaran biologi perlu juga
untuk diamati self efficacy, agar mampu melihat keyakinan siswa selama proses pembelajaran.
Selain itu juga Oktarin et al (2018) menjelaskan bahwa salah satu faktor internal yang
mempengaruhi keberhasilan belajar siswa yakni kemandirian. Maka penting bagi guru untuk
menyadari bahwa bagian dari tanggung jawab mereka dalam membantu siswa untuk menjadi
pelajar yang berprestasi yaitu salah satunya dengan cara membantu siswa untuk menyadari
akan self efficacy dan sifat kemandiriannya selama pembelajaran. Sehingga dengan demikian
mereka akan menjadi pelajar yang berprestasi, karena pelajar yang berprestasi yaitu pelajar
yang menyadari dan mengetahui atas proses yang dilakukannya.
Hasil penelitian menunjukkan adanya tingkat hubungan yang sedang antara self efficacy
dan kemandirian belajar terhadap hasil belajar siswa pada materi sel serta terdapat kontribusi
self efficacy dan kemandirian belajar terhadap hasil belajar. Sehingga apabila self efficacy dan
kemandirian belajar yang dimiliki siswa meningkat, maka kecenderungan hasil belajar siswa
pun akan meningkat pula. Sejalan dengan Hernawati et al (2016) yang memaparkan bahwa
apabila siswa memiliki self efficacy yang tinggi di dalam dirinya, maka hasil belajar yang
tercermin dalam prestasi akademik yang diperolehnya pun cenderung akan tinggi pula. Selain
itu Fudayanti (2011) dalam penelitiannya menyatakan bahwa kemandirian belajar memiliki
pengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa.
Dalam upaya untuk dapat memperoleh hasil yang optimal selama mempelajari suatu materi,
maka setiap siswa perlu memiliki sebuah perencanaan belajar, yakin terhadap kemampuan diri
bahwa mampu mempelajari materi tersebut, dan perlu juga untuk melakukan evaluasi
pembelajaran. Jika seorang siswa memiliki keyakinan diri yang tinggi terhadap kemampuan
yang dimilikinya, maka siswa tersebut juga akan dapat menetapkan tujuan pembelajarannya,
merencanakan kegiatan belajarnya, serta mampu mengevaluasi seluruh kegiatan yang telah
dilakukannya selama proses pembelajaran secara mandiri tanpa bantuan orang lain. Dengan
demikian dapat membantu siswa dalam memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Hal tersebut
sejalan dengan Hernawati et al (2016) yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang dapat
dijadikan sebagai penguat dalam pembelajaran yaitu self efficacy. Nurlaili et al (2018) pun
menyatakan bahwa dalam pembelajaran diperlukan keyakinan yang tinggi agar dapat
menumbuhkan sifat mandiri yang dapat membantu siswa bertanggung jawab selama
pembelajaran.
Keterkaitan antara self efficacy dan kemandirian belajar terhadap hasil belajar siswa pun
dapat dilihat dari hubungan pada setiap indikatornya. Misalnya dari data hasil penelitian
diperoleh bahwa skor rata-rata tertinggi self efficacy terdapat pada indikator kedua yakni
indikator strength (taraf kekuatan atau kelemahan keyakinan diri siswa tentang kemampuan
yang dimilikinya). Sedangkan skor rata-rata tertinggi pada kemandirian belajar indikator
kelima yaitu berperilaku berdasarkan inisiatif sendiri. Jadi, antara indikator strength dan
indikator berperilaku berdasarkan inisiatif sendiri terhadap hasil belajar memiliki keterkaitan.
Berdasarkan hasil penelitian sebagian siswa ketika mempelajari atau mengerjakan tugas
materi sel yang dirasa sulit, siswa tersebut tidak akan mengeluh namun akan tetap berusaha
66 | BIO-EDU: Jurnal Pendidikan Biologi, 7(1) | 2 0 2 2 |
Rachman dkk.
Hubungan Self Efficacy dan Kemandirian Belajar Terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sel
mencari solusi agar dapat mengerjakan tugas sulit tersebut. Ketika siswa sudah dapat
melakukan hal itu maka keuletan ketika menghadapi suatu tugas atau permasalahan dapat
dilakukannya karena inisiatif sendiri tanpa paksaan dari orang lain, hal tersebut dapat membuat
hasil belajar yang diperoleh pun lebih optimal. Hal ini sejalan dengan pendapat Hernawati et
al (2016:915) bahwa individu yang memiliki kepercayaan terhadap kemampuannya cenderung
mempunyai motivasi yang tinggi dan selalu berusaha untuk sukses. Sejalan dengan itu Bandura
(Ghufron & Risnawita, 2012) memaparkan bahwa dalam menggerakkan aktivitas siswa dalam
perkembangan kemandiriannya terdapat peranan penting efikasi diri di dalamnya. Maka dapat
disimpulkan bahwa apabila siswa memilki self efficacy dan kemandirian belajar yang baik,
maka hasil belajar yang diperolehnya pun cenderung akan baik pula. Sehingga self efficacy
dan sifat kemandirian dalam belajar perlu lebih ditingkatkan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa self efficacy dan kemandirian belajar
diperlukan dalam proses pembelajaran, meskipun memiliki pengaruh yang sedang terhadap
hasil belajar siswa. Korelasi yang sedang antara self efficacy dan kemandirian belajar terhadap
hasil belajar ini karena banyak faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa
pada materi sel. Faktor tersebut diantaranya dapat berupa intelegensi, fasilitas belajar, minat,
bakat dan juga motivasi belajar. Selain itu dapat juga karena faktor eksternal seperti faktor
keluarga maupun faktor lingkungan rumah atau sekolah. Meskipun demikian, hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara antara self efficacy dan
kemandirian belajar terhadap hasil belajar siswa. Artinya self efficacy dan kemandirian belajar
dapat menjadi salah satu faktor penunjang keberhasilan siswa dalam meningkatkan hasil
belajarnya.
4 KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah, hipotesis dan analisis data dari hasil penelitian, maka dapat
disimpulkan terdapat korelasi antara self efficacy dan kemandirian belajar terhadap hasil
belajar siswa pada materi sel di kelas XI MIPA SMAN 6 Tasikmalaya tahun ajaran 2021/2022.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan positif antara self efficacy dan kemandirian
belajar terhadap hasil belajar siswa dengan nilai signifikansinya sebesar 0,000 < 0,05, serta
derajat hubungan sebesar 0,489 yang berarti kekuatan hubungan ada pada taraf sedang.
Sehingga dapat dikatakan semakin tinggi self efficacy dan kemandirian seseorang maka akan
semakin tinggi juga hasil belajar yang diperolehnya.
4.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti mengajukan beberapa saran :
a. Hendaknya guru di sekolah lebih memperhatikan dan menerapkan kiat-kiat untuk
menumbuhkan self efficacy dan kemandirian belajar pada siswa selama proses
pembelajaran. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menerapkan metode pembelajaran
yang menimbulkan keaktifan serta memberi kebebasan siswa dalam mengemukakan
pendapat, seperti melakukan pertanyaan lisan ketika pembelajaran berlangsung.
b. Sebaiknya siswa juga belajar memahami bagaimana self efficacy dan kemandirian belajar
yang dimilikinya, dengan cara belajar membuat rencana kegiatan belajar dan melakukan
67 | BIO-EDU: Jurnal Pendidikan Biologi, 7(1) | 2 0 2 2 |
Rachman dkk.
Hubungan Self Efficacy dan Kemandirian Belajar Terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sel
evaluasi proses belajar. Agar dapat memaksimalkan proses belajarnya dan dapat
memperoleh hasil belajar yang lebih optimal.
c. Untuk peneliti selanjutnya, disarankan untuk melakukan penelitian terkait bagaimana cara
menumbuhkan self efficacy seorang siswa supaya menimbulkan jiwa mandiri selama
belajar, sehingga dapat memaksimalkan proses belajarnya dan dapat memperoleh hasil
belajar yang lebih optimal.
DAFTAR RUJUKAN
Amaliyah, S. (2019). Hubungan Kecemasan Dan Self-Efficacy Terhadap Hasil Belajar Kimia
Siswa. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Asih, N. & Ramdhani, S. (2019). Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis
dan Kemandirian Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Means End
Analysis. Jurnal Pendidikan Matematika. 8 (3). 435-446.
Fudayanti, F.E.(2011). Pengaruh Sumber Belajar dan Kemandirian Belajar Siswa Terhadap
Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas X Madrasah Aliyah Negeri 1 PATI. Skripsi.
Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang
Ghufron, M.N,. & Risnawita, R. (2012). TEORI-TEORI PSIKOLOGI. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.
Hanifah. 2012. Peningkatan Self Efficacy dan Berpikir Kritis Melalui Penerapan Model
Pembelajaran Inkuiri Materi Pokok Asam Basa Kelas XI SMAN 9 Surabaya. Unesa
Joutnal of Chemical Education, 1(2): 27-33.
Helyati & Wardhani, S. (2019). PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI
MODEL DISCOVERY LEARNING PADA MATERI SEL. Jurnal Penelitian
Pendidikan Biologi, 3(2), 89-95.
Hernawan, E. (2019). Pengantar Statistika untuk Penelitian Pendidikan. Tasikmalaya: LPPM
Universitas Siliwangi.
Hernawati, D., Amin, M., Irawati, M. H., & Indriwati, S. E. (2016). Analisis Self efficacy
Mahasiswa Pada Matakuliah Zoologi. Jurnal Pendidikan Biologi (Bioed), 2016, 1–9.
Marneli et al. (2020). Korelasi Self Efficacy Dengan Hasil Belajar Biologi di SMA 1 Rambatan
Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat. SIMBIOSA. 9(2). 158-165.
Nurlaili, et al. (2018). Hubungan Kemandirian Belajar Dan Self-Efficacy Dengan Hasil Belajar
Geografi Siswa Kelas XI IS SMA NEGERI PEUKAN BADA ACEH BESAR. Jurnal
ilmiah mahasiswa pendidikan geografi FKIP Unsyiah.
Oktarin, S., Auliandari, L., & Wijayanti, T. F. (2018). Analisis Kemandirian Belajar Siswa
pada Mata Pelajaran Biologi Kelas X SMA YKPP Pendopo. BIOEDUSENCE, 2(2), 104–
115.
Ormrod, J.E. 2010. Psikologi Pendidikan. R. Rahmat, & A. Kumara (Eds.), Jakarta: Erlangga.
68 | BIO-EDU: Jurnal Pendidikan Biologi, 7(1) | 2 0 2 2 |
Rachman dkk.
Hubungan Self Efficacy dan Kemandirian Belajar Terhadap
Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sel
Schunk, D.H., & Meece, J.L. 2006. Self-efficacy development in adolescenceso. In F. Pajares,
& T. Urdan (Eds.). Self-efficacy Beliefs of Adolescents. Greenwich, CT: Information
Age Publishing. 71-96.
Siregar, R.A. (2018). Hubungan Self efficacy Dengan Kemandirian Belajar Pada Siswa Smpit
Al-Fakhri Sunggal. Universitas Medan Area.
Susilowati, N. E. (2018). Analisis Self efficacy Dan Hubungannya Terhadap Literasi Sains
Mahasiswa Pendidikan Fisika Perguruan Tinggi Negeri Di Lampung. Universitas Islam
Negeri Raden Intan.
69 | BIO-EDU: Jurnal Pendidikan Biologi, 7(1) | 2 0 2 2 |