Persepsi

Masyarakat saat ini menganggap banyak kinerja pemerintah desa yang belum optimal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan kajian tentang Persepsi Masyarakat Terhadap Kinerja Pemerintah Desa Dalam Menyelenggarakan Pemerintahan Desa dengan mengambil lokasi penelitian di Desa Air Teluh yang berada Kecamatan Kumun Debai di Kota Sungai Penuh. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif. Pemilihan para responden dalam penelitian ini berasal dari masyarakat Desa Air Teluh. Instrumen penelitian adalah pengumpulan data melalui kuisioner, wawancara dan observasi lapangan. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan alat analisis Korelasi Pearson Product Moment. Sedangkan operasionalisasi variabel menggunakan variabel bebas (X) yaitu Persepsi masyarakat. Sedangkan variabel terikat (Y) adalah Kinerja. Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa berdasarkan skor yang diperoleh sebesar 0,691. Hal ini menunjukkan bahwa pada umumnya Persep...

Sebagai pelaku didalam ruang interior, terkadang kita belum mengetahui mengenai kesan-kesan yang timbul akibat penerapan konsep dari ruang interior itu sendiri. Artikel ini akan menjelaskan mengenai kesan-kesan seseorang ketika sedang berada didalam ruang interior dan persepsi  yang dihasilkannya.

This article is intended to examine the effectiveness of educational themes in Sindu Kusuma Edupark Yogyakarta with mixed method approach (qualitative and quantitative). The result shows that positioning strategy with branding/theme of Edupark (educational park) applied by manager of Sindu Kusuma Edupark is less appropriate to see target of targeted tourist market, considering the majority of market share of tourism is tourist age of age 20 until 34 years old, coming only To see or enjoy the game rides. As a result, implementation of product strategy in the form of outbound games and services are also not in accordance with the needs and desires of tourist.Artikel ini ditujukan untuk mengkaji sejauh mana efektifitas tema edukasi di Sindu Kusuma Edupark Yogyakarta dengan pendekatan metode campuran (kualitatif dan kuantitatif). Hasil menunjukan bahwa strategi positioning dengan branding/tema Edupark (taman edukasi) yang di terapkan oleh pengelola Sindu Kusuma Edupark kurang sesuai jik...

Kota Mojokerto merupakan salah satu kota kecil dengan penduduk padat yang berada di provinsi Jawa Timur. City brand ‘Kota Onde-Onde’ yang dipakai oleh Kota Mojokerto, diciptakan melalui sisi sejarah onde-onde yang pertama kali masuk ke Indonesia dari China sejak jaman Kerajaan Majapahit. Persepsi masyarakat terhadap sebuah kota dapat dijadikan sebagai acuan city branding untuk menghasilkan sebuah city brand bagi sebuah kota. Maka dari itu, persepsi masyarakat terhadap brand kota dimana mereka tinggal sangatlah perlu untuk diselaraskan agar tidak ada kesalahan persepsi terhadap city brand yang digunakan oleh pemerintah kota dengan city brand yang dipersepsi oleh masyarakat. City brand Kota Mojokerto sebagai ‘Kota Onde-Onde’ yang muncul karena sisi historical, membuat penulis ingin mengetahui bagaimana persepsi masyarakat Kota Mojokerto terhadap city brand Kota Mojokerto.Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi masyarakat Kota Mojokerto terhadap city brand Kota Mojokerto sebagai ‘Kota Onde-Onde’ pada saat ini.
Penelitian ini menggunakan konsep yang dikemukakan oleh Rangkuti (2004:3) mengenai enam tingkat pengertian brand. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan mengumpulkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari informan. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semiterstruktur dan mengumpulkan data dokumentasi berupa foto-foto dengan menggunakan alat bantu kamera. Analisis data dalam penelitian ini dengan menguraikan, menginterpretasikan, dan mengambil kesimpulan dalam bentuk tulisan yang sistematis. Keabsahan data penelitian ini menggunakan teknik analisis triangulasi data.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat Kota Mojokerto mempersepsikan Kota Mojokerto adalah ‘Kota Onde-Onde’ dan menggunakan identitas tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat Kota Mojokerto menganggap dengan menggunakan city brand ‘Kota Onde-Onde’, masyarakat Kota Mojokerto lebih mudah menemukan pusat produksi onde-onde serta mampu menjadikan Kota Mojokerto dikenal luas. Masyarakat kota Mojokerto beranggapan jika city brand Kota Mojokerto sebagai ‘Kota Onde-Onde’ telah mewakili kebiasaan masyarakat Kota Mojokerto serta kebiasaan pemerintah Kota Mojokerto. Masyarakat Kota Mojokerto berpersepsi bahwa para wisatawan yang berkunjung ke Kota Mojokerto adalah para wisatawan  yang bertujuan untuk membeli onde-onde.

Secara umumnya, menurut Edward de Bono (1969), berfikir ialah proses yang berlaku dalam dua fasa iaitu fasa pertama ialah persepsi dan fasa kedua ialah logik. Persepsi merupakan elemen yang penting dalam proses berfikir. Hal ini disebabkan persepsi berperanan dalam membuka dan menyediakan skrin pemikiran pada peringkat awal. Dari segi logik, menurut catatan sejarah, tiga orang ahli pemikir Greek iaitu Socrates, Plato dan Aristotle mempunyai pemikiran logik dan membawa hala tuju pemikiran iaitu mencari kebenaran di mana penilaian menjadi asas penting bagi menentukan apa yang boleh diterima ataupun yang patut ditolak.

ABSTRAK Artikel ini ditujukan untuk mengkaji sejauh mana efektifitas tema edukasi di Sindu Kusuma Edupark Yogyakarta dengan pendekatan metode campuran (kualitatif dan kuantitatif). Hasil menunjukan bahwa strategi positioning dengan branding/tema Edupark (taman edukasi) yang di terapkan oleh pengelola Sindu Kusuma Edupark kurang sesuai jika melihat target pasar wisatawan yang dituju, mengingat mayoritas pangsa pasar wisata adalah wisatawan usia dewasa usia 20 sampai 34 tahun, yang datang hanya untuk melihat-lihat atau menikmati wahana permainan. Akibatnya, implementasi dalam strategy produk berupa permainan outbond dan pelayanan juga tidak sesuai dengan kebutuhan dan keinginan wisatawan. ABSTRACK This article is intended to examine the effectiveness of educational themes in Sindu Kusuma Edupark Yogyakarta with mixed method approach (qualitative and quantitative). The result shows that positioning strategy with branding/theme of Edupark (educational park) applied by manager of Sindu Kusuma Edupark is less appropriate to see target of targeted tourist market, considering the majority of market share of tourism is tourist age of age 20 until 34 years old, coming only To see or enjoy the game rides. As a result, implementation of product strategy in the form of outbound games and services are also not in accordance with the needs and desires of tourist. Diterbitkan oleh Open Science Framework

Pendidikan adalah salah satu ukuran yang menyatakan maju tidaknya suatu negara. Tanpa pendidikan, negara akan hancur bersama bidang-bidang lainnya, karena pendidikan membangun sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas sebagai generasi penerus bangsa. Salah satu isu terkait pendidikan adalah mengenai jumlah pelajaran dan durasi waktu sekolah. Masyarakat yang beradu argumen untuk memutuskan mana jumlah pelajaran dan durasi waktu sekolah yang ideal menjadi dasar perlu adanya pencarian mengenai bagaimana siswa, sebagai subjek pendidikan, memandang jumlah pelajaran dan durasi waktu sekolah.
Metode penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah survei. Survei tersebut bertujuan untuk mencari informasi mengenai persepsi siswa-siswi terhadap durasi waktu sekolah dan jumlah pelajaran. Survei tersebut dilakukan dengan menyebarkan angket kepada siswa-siswi kelas 7, 8, dan 9 SMP Santa Laurensia secara acak.
Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa (1) mayoritas siswa menganggap jumlah pelajaran dan durasi waktu sekolah sebagai faktor penting yang berdampak pada kualitas pendidikan. (2) Siswa responden juga cenderung memilih jam mulai sekolah yang lebih siang, jumlah mata pelajaran serta jam pelajaran yang lebih sedikit, dan durasi waktu sekolah yang lebih pendek dengan berbagai alasan. Akan tetapi, para siswa juga tetap menerima hal sebaliknya dengan mempertimbangkan keuntungan-keuntungan lainnya yang bisa didapat.
(3) Kegiatan ekstrakulikuler, menurut mayoritas siswa, cukup penting, namun tidak melebihi pentingnya pelajaran utama. (4) Siswa juga memiliki beberapa bidang ekstrakulikuler serta bidang pelajaran yang menjadi favorit mereka, atau yang menurut mereka paling utama dan berguna, akan tetapi, kebanyakan dari mereka mementingkan apa yang sesuai pada masing-masing siswa. (5) Secara umum, mereka beranggapan bahwa sistem pendidikan di Indonesia sudah cukup baik, tetapi tetap harus terus dikembangkan menjadi lebih baik lagi.
Beberapa saran yang dapat dikemukakan antara lain (1) orangtua siswa diharapkan dapat mendukung anak-anaknya untuk mengikuti sistem pendidikan yang ada, (2) para siswa diharapkan untuk dapat mengikuti sistem pendidikan yang ada beserta perubahan yang akan datang dengan baik, (3) sekolah diharapkan dapat mengoptimalkan kualitas pendidikan dengan hasil penelitian ini agar kegiatan belajar-mengajar dapat berjalan dengan lancar dan nyaman bagi semua pihak, (4) dan pengambil kebijakan pendidikan (pemerintah), khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), diharapkan untuk mengambil keputusan terbaik untuk menentukan sistem pendidikan kami dengan hasil penelitian ini, agar masa depan bangsa dapat terjamin dengan adanya Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dari para penerus bangsa.
Kata Kunci: Pendapat, Jumlah, Mata Pelajaran, Jam Pelajaran, Durasi Waktu Sekolah, Kualitas Pendidikan
---
Education is one of the scales showing how well-developed a country is. Without education, a country will peris, in conjuction with other fields, since education forms high quality human resources for the sake of our next generations. One of the education issues is about the amount of lessons and school time duration. People arguing on  the ideal amount of lessons and school time duration became a need of research on how students, as education subjects, viewed amount of lessons and school time duration.
Research method used to collect data in this research is by conducting a survey. The survey was aimed to gain information regarding student’s perception about the amount of lessons and school time duration. The survey was conducted by distributing questionnaires to grade 7, 8, and 9 students of Santa Laurensia Junior High School randomly.
From our results, we can conclude that (1) a majority of students viewed the amount of lessons and school time duration as important factors affecting the quality of education. (2) Respondents preferred later school starts, less subjects, less lesson hours, and shorter school time durations with various reasons. However, students would still accept vice versa conditions, considering other benefits possible. (3) Co-curricular activities, according to a majority of students, is important, but not exceeding how important the main subjects are. (4) Students also had some particular subjects and co-curricular activities which became their favorites, or which are important and potentially helpful to them, but most of them were subjective to each of their interests. (5) Generally, they judged Indonesia’s education system as fair enough, but remains needed to be improved to be even better.
Several suggestions which can be put forward include (1) parents of students are hoped to support their children to follow the education system currently applicable, (2) students are hoped to be able to follow the education system and incoming changes properly, (3) schools are hoped to be able to optimize education quality with these results so that teaching and learning activities can proceed smoothly and pleasurably to all parties, (4) and education policy makers (government), especially the  Ministry of Education and Culture, are hoped to make the best decisions to determine our education system with these results of this research, so that our nation’s future can be guaranteed in the presence of high quality human resources as our next generations.
Keywords: Opinion, Amount, Subjects, Lesson Hours, School Time Duration, Education Quality

Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu merupakan suatu proses yang diterima stimulus individu melalui alat reseptor yaitu alat indera. Proses penginderaan tidak dapat lepas dari proses persepsi. Alat indera merupakan penghubung antara individu dengan dunia luarnya karena individu mengenali dunia luarnya dengan menggunakan indera. Dari pembahasan mengenai persepsi yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli, maka dapat disimpulkan bahwa persepsi sangat mempengaruhi perilaku kita sehari-hari. Banyak sekali pilihan-pilihan yang kita lakukan didalam hidup ini, tergantung pada pandangan kita terhadap obyek pilihan tersebut. Persepsi yang berkembang di masyarakat sulit dirubah, walaupun kenyataan menunjukkan hal yang sebaliknya

MAIS adalah sebuah institusi yang mempunyai hubungan rapat dengan masyarakat Islam di Malaysia secara umumnya dan di Selangor secara khususnya. Namun kini, MAIS menjadi perhatian ramai terutamanya rakyat di negeri Selangor atas beberapa isu yang berada di bawah bidang kuasanya. Isu-isu tersebut telah menjadikan MAIS sebagai bahan perbincangan dalam kalangan masyarakat yang berkepentingan dengan isu-isu tersebut dan memberi kesan terhadap persepsi masyarakat terhadap MAIS. Maka, kajian ini bertujuan untuk mendapatkan maklumat mengenai kefahaman dan persepsi masyarakat terhadap MAIS secara jelas. Sebanyak 750 set soal selidik telah diedar kepada responden meliputi tiga daerah di negeri Selangor, iaitu Petaling, Hulu Langat dan Gombak. Hasil kajian mendapati kefahaman responden terhadap fungsi MAIS adalah mendalam. Manakala persepsi responden terhadap perkhidmatan MAIS adalah sederhana. Antara isu utama yang dikaitkan oleh responden terhadap MAIS adalah isu kalimah Allah, tanah wakaf dan kebajikan muallaf. Secara keseluruhannya, 83% responden bersetuju bahawa MAIS telah berjaya menyelesaikan isu-isu yang dikaitkan dengan MAIS.

Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Mengukur tingkat keterlibatan konsumen (2) Menganalisis perbedaan antar merek shampo (3) Mengidentifikasi tipe perilaku konsumen dan (4) Menganalisis hubungan antara keterlibatan konsumen terhadap merek shampoo. Penelitian ini termasuk jenis penelitian non kausalitas-komparatif, Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa S1 Program Studi Manajemen Uiversitas Nusa Nipa sebanyak 82 orang. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analysis of Variance (ANOVA) dan rank-order Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan analisis perilaku konsumen: 1) konsumen laki-laki lebih banyak menggunakan sampo Clear (38.10%), sedangkan konsumen perempuan lebih banyak menggunakan sampo Pantene (44.26%), 2) konsumen laki-laki maupun perempuan selalu merencanakan merek shampo yang akan dibelinya, tidak pernah meminta pertimbangan orang lain dalam membeli shampo dan sering membandingkan merek antara shampo. Hasil analisis menunjukan keterlibatan konsumen dalam menggunakan produk shampo adalah tinggi. Berdasarkan analysis of variance, konsumen laki-laki dan perempuan memandang perbedaan antara merek shampo satu dengan yang lain adalah tidak signifikan. Tipe perilaku pembelian konsumen laki-laki maupun perempuan, adalah tipe perilaku pembelian untuk Mengurangi Ketidakcocokan (Dissonance Reducing Buying Behavior). Uji korelasi rank-order Spearman menunjukan ada hubungan yang nyata antara persepsi kualitas dengan keterlibatan konsumen terhadap merek shampoo k(onsumen laki-laku 24 dan konsumen perempuan 19 hubungan). Kata Kunci: keterlibatan konsumen, perbedaan antara merek shampo PENDAHULUAN Latar Belakang Persaingan yang semakin ketat diantara produsen sampo, menuntut setiap pelaku bisnis untuk lebih cermat dalam upaya mempertahankan konsumen sebelum merebut pangsa pasar yang baru dan lebih besar. Kebutuhan konsumen untuk dapat mengaktualisasikan dirinya menjadi bagian baru yang melekat untuk dipenuhi. Bagaimana produk sampo yang digunakan dapat mewakili jati dirinya, menjadi sebuah harga mati untuk menciptakan identitas bagi konsumen. Kebutuhan akan identitas tersebut harus mulai dilirik pemasar sebagai potensi untuk memenangkan persaingan. Motivasi besar konsumen untuk memilih produk sampo yang dapat mewakili jati dirinya menjadi tugas baru bagi pemasar untuk dapat secara lebih bijak dalam menganalisis pangsa pasar serta mengkonsep penawaran produk. Dalam kehidupan sehari-hari tidak jarang konsumen akan selalu mengkaitkan produk yang dikonsumsinya dengan merek yang dapat mewakili citra diri. Oleh karena itu, keahlian seorang pemasar untuk dapat menghantarkan value added bagi konsumen pada setiap produknya akan diuji. Value added akan menjadi langkah penting untuk menciptakan produk yang

Tuntutan pasien dan masyarakat akan peningkatan mutu pelayanan kefarmasian, telah menyebabkan bergesernya orientasi dan perluasan paradigma dari drug oriented menjadi patient oriented. Perubahan paradigma menyebabkan peran dari apoteker sangat penting dalam pelayanan kesehatan masyarakat sehingga menimbulkan berbagai persepsi dari masyarakat. Penelitian bertujuan untuk mengetahui persepsi serta faktor sosiodemografi yang mempengaruhi persepsi masyarakat Dusun Baning Hilir terhadap peran apoteker. Penelitian bersifat deskriptif kuantitatif yang menggunakan desain cross-sectional dengan teknik pengambilan sampel yaitu metode accidental sampling. Penelitian dilakukan di Dusun Baning Hilir dengan jumlah sampel sebanyak 238 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan kuisioner secara online melalui Google Form. Pengolahan data menggunakan analisis Chi-Square dan regresi logistik multinomial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Dusun Baning Hilir memiliki persepsi positif sebesar 52,9% dan negatif sebesar 47,1% terhadap peran apoteker dalam pelayanan kefarmasian. Persepsi paling baik pada domain pengkajian resep dan penyiapan obat yaitu sebesar 65,5%. Faktor sosiodemografi tidak signifikan mempengaruhi persepsi masyarakat dengan nilai signifikansi setiap faktor melebihi nilai α (0,05). Kesimpulannya adalah persepsi masyarakat Dusun Baning Hilir sudah baik, namun tidak terdapat faktor sosiodemografi yang mempengaruhi persepsi terhadap peran apoteker dalam pelayanan kefarmasian.

ABSTRAK Saat akan berlibur, wisatawan cenderung memilih destinasi wisata dan akomodasinya. Di destinasi desa wisata, akomodasi yang tersedia adalah homestay. Selain menawarkan harga yang lebih murah, homestay juga memberikan kesempatan kepada wisatawan untuk mengenal lebih banyak dalam budaya dan kebiasaan dari warga setempat. Penelitian ini dilakukan untuk melihat persepsi masyarakat yang tinggal di perkotaan di wilayah Indonesia tentang homestay di desa wisata yang ada di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan survey berbasis media sosial. teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara acak (probability sampling) sesuai area (cluster) responden yang tinggal di kota dan di dapat sebanyak 707 responden. Untuk menjawab tujuan penelitian di gunakan uji deskriptif statistik. Hasil penelitian menyatakan bahwa mayoritas usia responden adalah 20-30 tahun, berjenis kelamin wanita, bekerja sebagai pegawai/karyawan dengan frekuensi berlibur 2 kali setahunnya bersama keluarga dan destinasi desa wisata di Pantai Indonesia. Secara keseluruhan persepsi masyarakat kota tertarik dengan homestay dengan perolehan nilai rata-rata (3.03) Kata Kunci : Persepsi, Homestay, Desa Wisata. ABSTRACT When going on vacation, tourists tend to choose tourist destinations and accommodations. In a rural tourist destination, the accommodation available is a homestay. In addition of a cheaper prices, homestays also provide opportunities for tourists to get to know more in the culture and habits of local residents. This research was conducted to look at the perception of the people who live in urban areas in Indonesia about homestay in tourist villages in Indonesia. The research method used is descriptive method quantitative and survey-based approach to social media. The technique of sampling done by random (probability sampling) accordingly to areas (clusters) of respondents who live in the city and there are 707 respondents. To answer the purpose of this research we use descriptive statistical test. The results of the study stated that the majority of the respondent's age is 20-30 years, women, working as an employee with the frequency of twice a year on vacation with their family and the destinations is the village on the coast of Indonesia. Overall public perception of the city is interested with a Homestay with median values 3.03.

Masyarakat saat ini menganggap banyak kinerja pemerintah desa yang belum optimal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan kajian tentang Persepsi Masyarakat Terhadap Kinerja Pemerintah Desa Dalam Menyelenggarakan Pemerintahan Desa dengan mengambil lokasi penelitian di Desa Air Teluh yang berada Kecamatan Kumun Debai di Kota Sungai Penuh. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif. Pemilihan para responden dalam penelitian ini berasal dari masyarakat Desa Air Teluh. Instrumen penelitian adalah pengumpulan data melalui kuisioner, wawancara dan observasi lapangan. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan alat analisis Korelasi Pearson Product Moment. Sedangkan operasionalisasi variabel menggunakan variabel bebas (X) yaitu Persepsi masyarakat. Sedangkan variabel terikat (Y) adalah Kinerja. Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa berdasarkan skor yang diperoleh sebesar 0,691. Hal ini menunjukkan bahwa pada umumnya Persepsi Masyarakat Terhadap Kinerja Pemerintah Desa Dalam Menyelenggarakan Pemerintahan Desa di Desa Air Teluh dapat dikategorikan baik

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persepsi mahasiswa akuntansi tentang pajak, brevet pajak dan motivasi terhadap minat berkarir di bidang perpajakan. Penelitian yang akan dilakukan menggunakan tiga variabel independen dan satu variabel dependen. Variabel independen (bebas) dalam penelitian ini yaitu persepsi mahasiswa akuntansi tentang pajak, brevet pajak dan motivasi, serta menggunakan satu variabel dependen (terikat) yaitu minat berkarir dibidang perpajakan.

Fokus dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimanakan wujud mitos dari objek wisata sumber air panas Sepan Apoi2 (2) Bagaimanakah persepsi masyarakat sekitar tentang keberadaan objek wisata sumber air panas Sepan Apoi?. Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mendeskripsikan wujud mitos dari objek wisata sumber air panas Sepan Apoi. (2) Untuk mengetahui persepsi masyarakat tentang keberadaan objek wisata sumber air panas Sepan Apoi. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dan kuantitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi, wawancara, rekaman informasi secara lisan untuk mengumpulkan data mitos sumber air panas Sepan Apoi dan penyebaran angket untuk mengetahui persepsi masyarakat
tentang keberadaan objek wisata Sepan Apoi. Teknik analisis kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini untuk menganalisis data yang berupa kata, kalimat, atau wacana yang berkaitan dengan aspek yang diteliti. Teknik analisis kuantitatif digunakan pada penelitian ini untuk menganalisis data berupa angka-angka yang diperoleh dari jawaban angket yang disebarkan dalam kaitannya dengan keberadaan objek wisata sumber air panas Sepan Apoi.Mitosyangada pada sumber air panas Sepan Apoi terdiri dari dua bagian, yaitu (1) Mitos penciptaan yakni cerita asal mula terjadinya sumber air panas Sepan Apoi. (2) Mitos alam yang terdiri dari (a) airnya dapat menyembuhkan sakit, (b) tempat
memohon hajat (permintaan), (c) tempat meminta berkah kehidupan, (d) batunya untuk penglaris berdagang, (e) batunya digunakan sebagai penjaga diri. Berdasarkan hasil penyebaran angket persepsi
masyarakat terhadap pengernbangan objek wisata Sepan Apoi, yaitu  masyarakat sangat setuju dengan pengembangan objek wisata Sepan Apoi, 50% masyarakat setuju, 0.502 masyarakat ragu-ragu dan tidak setuju terhadap pengembangan objek wisata Sepan Apoi. Serta tidak ada yang sangat tidak setuju terhadap pengembangan objek wisata Sepan Apoi.

Perkembangan internet di era globalisasi saat ini sangat mempengaruhi kebutuhan masyarakat terhadap transportasi online. Grab amat membantu masyarakat didalam kehidupan sehari-hari, misalnya Ketika hendak pergi ke sekolah,kantor maupun ke instansi lainnya. Harga yang diberikan sangat kompetitif dengan adanya promosi serta kualitas layanan yang ditawarkan jadi bisa meningkatkan kepuasan pelanggan sesudah menggunakannya.

Keterlibatan atau partisipasi masyarakat adalah menjadi penting pula termasuk dalam kaitannya dengan upaya keberlanjutan pariwisata itu sendiri yang mencakup perlindungan terhadap lingkungan maupun manfaatnya bagi kesejahteraan masyarakat. Hal inilah yang menjadi sektor utama dalam perspektif pengembangan pariwisata daerah. Pengembangan pariwisata ini sudah tentu mempunyai kaitan dengan berbagai aspek kehidupan masyarakat baik dari segi ekonomi maupun dari segi sektor budaya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi guru terhadap kondisi
kelas yang menerapkan kurikulum ktsp dan kurikulum 2013 (k-13). Jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Metode yang digunakan dalam kajian
ini adalah pemberian kuisioner yang diadopsi dari penelitian Megan & Anita (2000)
kepada 8 sampel yang diambil dengan teknik Purposive Sampling. Delapan Guru
matematika tersebut terdiri dari empat guru KTSP dan empat guru K-13. Ada tiga aspek
kondisi kelas yang dinilai dalam kuisioner yang diberikan dalam penelitian ini yaitu: 1)
Keterlibatan siswa, 2) Strategi Pembelajaran, dan 3) Manajemen kelas. Hasil penelitian
menunjukkan rendahnya persentase persepsi guru matematika terhadap kondisi kelas
pada guru yang menggunakan kurikulum K13 dibandingkan dengan guru yang
menggunakan kurikulum KTSP

Persepsi adalah suatu proses dimana individu mengorganisasikan dan menginterpretasikan kesan sensorik mereka untuk memberi arti pada lingkungan mereka.
Menurut Leavit (1978) cara individu melihat dunia adalah berasal dari kelompoknya serta keanggotaannya dalam masyarakat.

This study wants to tell about a fact that there many people have less awareness with their duty as a child to their parents aged, moreover when they have a good position and have many activities with his jobs. Some children put their parents in an old folks' home because they cannot take after them well. This action absolutely does not reflect an implementation of command of Allah that is to dedicate to their parents. Because of that, it needs to have responses of Ulama about this problem and it needs to get explanations about children's ethics on their parents as well as teaching in Islam.

Semut dan gajah adalah hewan yang memiliki kesamaan pada tubuhnya, yaitu tersusun dari sel, air dan senyawa kimia lain. Jika kita melihat semut dan gajah dengan penginderaan mata kita dan kedua hewan tersebut berada didepan kita secara langsung, maka akan terlihat jelas perbedaan ukuran tubuh diantara keduanya. Hewan mamalia satu ini tidak hanya memiliki gading, tetapi juga memiliki ukuran tubuh yang besar. Bahkan massa tubuhnya dapat mencapai 7.000 kg. Lain halnya dengan semut yang merupakan hewan dengan ukuran tubuhnya yang relative kecil. Namun jika kita melihat kedua hewan tersebut dalam foto dengan jarak pengambilan gambar yang berbeda, akankah mengubah ukuran tubuh kedua hewan tersebut seperti halnya pada gajah dalam foto dengan gajah yang berada di padang rumput. Setiap manusia memiliki indera yang berfungsi sebagai alat sensor. Salah satunya adalah indera penglihatan yaitu mata. Mata mendeteksi cahaya dan mengubahnya menjadi impuls pada sel saraf. Saat indera mata melihat suatu objek atau stimulus dari luar, seringnya kita memberikan penilaian terhadap sesuatu.

PT. Pupuk Sriwijaya is one of the companies that has community-based-of CSR (Corporate Social Responsibility) commitments in agriculture. The Kampung Hortikultura Program is one form of Pusri CSR programs which held to farmer groups who community member at St. Sersan Zaini, RT 30, RW 11, 2 Ilir Village, Ilir Timur II District, Palembang. This program asks group members in the hope of developing themselves through the cultivation of horticulture crops through training and mentoring. One of the plants that are being developed by group members is the strawberries which are growing in high-altitude plant habitat. So, to see the opportunities of strawberry development is need to analyses farmer's perceptions, supporting factors and obstacle factors. SWOT analysis is carried out after obtaining supporting and obstacle factors to get the key strategies.

Saat akan berlibur, wisatawan cenderung memilih destinasi wisata dan akomodasinya. Di destinasi desa wisata, akomodasi yang tersedia adalah homestay. Selain menawarkan harga yang lebih murah, homestay juga memberikan kesempatan kepada wisatawan untuk mengenal lebih banyak dalam budaya dan kebiasaan dari warga setempat. Penelitian ini dilakukan untuk melihat persepsi masyarakat yang tinggal di perkotaan di wilayah Indonesia tentang homestay di desa wisata yang ada di Indonesia.Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan survey berbasis media sosial. teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara acak (probability sampling) sesuai area (cluster) responden yang tinggal di kota dan di dapat sebanyak 707 responden. Untuk menjawab tujuan penelitian di gunakan uji deskriptif statistik.Hasil penelitian menyatakan bahwa mayoritas usia responden adalah 20-30 tahun, berjenis kelamin wanita, bekerja sebagai pegawai/karyawan dengan frekuensi berli...

Setiap orang pasti memiliki rencana untuk karirnya di masa depan. Begitu juga dengan mahasiswa jurusan Manajemen. Berdasarkan realita saat ini, setiap lulusan mahasiswa jurusan Manajemen dari konsentrasi yang berbeda juga berpeluang memilih karir yang sama. Dari sekian banyak karir tersebut, karir tenaga penjual ternyata masih memiliki peluang yang cukup besar. Meski kesempatan menjadi tenaga penjual begitu besar, namun peminat profesi ini masih rendah terutama dari kalangan mahasiswa yang baru saja lulus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan persepsi dalam memilih karir tenaga penjual antara mahasiswa jurusan Manajemen konsentrasi Manajemen Sumber Daya Manusia, Manajemen Keuangan, dan Manajemen Pemasaran.

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester VI, jurusan Manajemen di Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang sejumlah 178 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik proportionate stratified random sampling, dengan rumus Slovin ditentukan sampel penelitian sejumlah 64 responden. Metode pengumpulan data menggunakan metode angket. Metode analisis data menggunakan uji instrumen (validitas dan reliabilitas), statistik deskriptif, dan uji hipotesis (uji Kruskall-Wallis), dengan program SPSS 16.0 for Windows.

Untuk uji hipotesis dengan taraf signifikansi 0.05, hasil uji Kruskall-Wallis menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan persepsi mahasiswa jurusan Manajemen dalam memilih karir sebagai tenaga penjual. Ini berarti hipotesis harus ditolak, karena semua nilai Asymp. Sig. pada enam aspek yang diteliti lebih besar dari 0.05. Dengan ditolaknya hipotesis, menunjukkan bahwa ada kesamaan persepsi dalam memilih karir tenaga penjual pada ketiga kelompok mahasiswa jurusan Manajemen.

Simpulan pada penelitian ini adalah tidak ada perbedaan persepsi dalam pemilihan karir tenaga penjual, hal ini berarti bahwa ketiga kelompok mahasiswa jurusan Manajemen yaitu konsentrasi Manajemen SDM, Manajemen Keuangan, dan Manajemen Pemasaran memiliki persepsi yang sama terhadap enam aspek pertimbangan. Saran peneliti bagi pendidik adalah perlu untuk mengenalkan karir tenaga penjual secara intensif kepada mahasiswa. Sehingga dengan ini, dapat meningkatkan minat mahasiswa akan karir tenaga penjual. Saran bagi peneliti selanjutnya adalah untuk menambah variabel yang berkaitan dengan keterampilan/ keahlian yang dibutuhkan mahasiswa jika ingin berkarir sebagai tenaga penjual, seperti komunikasi, vokasi, negosiasi, dll. Selain itu, perluasan responden penelitian juga dirasa perlu.