Professional Documents
Culture Documents
Ebook Persepsi
Ebook Persepsi
ABSTRACT
Early age is a golden age for a child, because at that age a child is easy to
learn many things, which later formed the mindset, habits and personality. I Maths
is a program aimed at supporting learning to train children to think logically and is
very suitable for the formation of logical thinking from an early age children.
Since the holding of course I Maths in TK Kristen Tri Tunggal seven years ago,
the number of participants has decreased approximately 7% each year.
Programme I Maths is good to train children to think logically decrease the
participants, based on initial survey results showed that maternal attitudes toward
the program I Maths was very varied. Therefore the aim of this study was to
determine whether there is a relationship between the perception of the child's
mathematical ability and attitude of course I Maths in the mother of program
participants learn Maths at First TK Kristen Tri Tunggal Semarang.
The population of this research is the mother of program participants learn
Maths at First TK Kristen Tri Tunggal Semarang. This study population of 51
mothers and 44 based on table Krecjie samples obtained with Simple Random
Sampling technique. Scale used is Mother Attitude Scale of the program I Maths
(26 aitem, = 0,947) and Perceptions Scale for Math Ability Children (21 aitem,
= 0,881).
Simple linear regression analysis showed the correlation coefficient rxy =
0.674 and p = 0.000 (p <0.05). Rxy values indicate the direction of positive
relations between the two variables is positive, which means that the more
positive perceptions of mathematics ability, the more positive the child's mother is
also the attitude toward the program I Maths, conversely the more negative
perceptions of math ability children also increasingly negative attitude of mothers
towards the program I Maths. The coefficient of determination of 0.455 indicates
that the perception of the child's mathematical ability to contribute effectively
amounted to 45.50% of maternal attitude toward the program I Maths. A
percentage of 54.50% can be explained by other factors such as financial, learning
duration, the physical condition of children, and others.
Pendahuluan
berhasil memenangkan kejuaraan tersebut, antara lain prestasi yang telah diraih
pelajar Indonesia pada IMO 2008, yaitu satu medali perak, dua medali perunggu
(Antara, 2008).
orangtua siswa yang menginginkan prestasi tersebut diraih oleh putra putrinya.
melatih kemampuan matematika anak sejak dini. Saat ini di Semarang pun banyak
dengan metode belajar memberikan banyak latihan soal terhadap anak agar anak
memiliki kecepatan dalam belajar matematika. Sakamoto juga berasal dari Jepang
dengan metode pembelajaran pemberian latihan soal dalam bentuk soal cerita
yang membutuhkan analisa. Perbedaan metode Kumon dan Sakamoto adalah pada
berasal dari Cina yang mengajarkan berhitung cepat menggunakan alat berupa
simpoa dan berhitung cepat tanpa alat. I Maths berasal dari Taiwan dengan
metode belajar bermain menggunakan alat peraga bertujuan melatih anak mampu
Sempoa dan I Maths adalah pada bentuk penggunaan alat peraga, bentuk soal-soal
yang diberikan dan hasil yang dicapai yaitu Sempoa berhitung cepat sedangkan I
untuk membangun logika berfikir anak, tetapi tidak semua cocok bagi anak karena
karakter yang berbeda, oleh karena itu orangtua perlu memilihkan metode yang
sehingga menjadi salah satu pelajaran ekstra kurikuler yang dapat diikuti oleh
Tri Tunggal menjadi salah satu pilihan ekstra kurikuler (Kegiatan Pengembangan
Program sempoa sejak pertama kali diadakan di TK Kristen Tri Tunggal pada
tahun 2002 hingga kini sangatlah diminati oleh orangtua, karena bertujuan melatih
anak belajar berhitung cepat sehingga mereka pun dapat langsung melihat
program ini terlebih dahulu diadakan seleksi bagi pesertanya karena memiliki
Tunggal, dalam program ini semua anak dapat mengikutinya sesuai dengan
tingkat usia mereka masing-masing tanpa melalui seleksi terlebih dahulu dan
tujuan serta hasil yang dicapai pun berbeda dengan program Sempoa.
Berdasarkan hasil survei awal bulan Maret 2009 yang telah dilakukan pada ibu
peserta program I Maths dalam rangka mengetahui respon ibu terhadap program
tersebut, diperoleh hasil bahwa dari motivasi atau tujuan, harapan serta manfaat
yang didapat ibu peserta I Maths masih sangat bervariatif dan hal ini berarti
Melihat hasil angket yang didukung dengan penurunan data jumlah peserta
bahwa sikap ibu terhadap program I Maths itu sendiri masih sangat bervariatif.
Ada ibu yang bersikap positif terhadap program I Maths dengan terus mendukung
anak-anak mereka dalam mengikuti I Maths dan ada juga yang bersikap negatif
dengan masa bodoh, atau kurang mendukung anak-anak mereka dalam mengikuti
I Maths bahkan tidak lagi mengikutkan anak-anak mereka pada program tingkat
berikutnya. Adapula ibu yang memiliki sikap positif tetapi karena faktor tertentu
seperti kendala waktu, biaya, dan lain-lain tidak lagi mengikutkan anak mereka
pada program I Maths. Menurut Gerungan (1988, h. 149) sikap dapat diartikan
kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan sikap terhadap objek itu. Sikap
tepat diterjemahkan sebagai kesediaan beraksi terhadap suatu hal. Menurut Saptari
dan Moleong (2003, h. 1-13) yang meneliti tentang pembangunan karakter anak
nilai-nilai moral kepada anak dan contoh atau teladan yang baik dari ibu
merupakan guru yang paling baik buat anak. Penelitian tentang pengembangan
kemampuan koordinasi motorik kasar dan halus anak usia Taman Kanak-Kanak
sikap positif dan mendukung anak-anak mereka agar berhasil akan sangat
dirasakan manfaatnya oleh anak daripada orangtua yang bersikap negatif, masa
stimulus yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu
yang berarti, dan merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu. Ibu
prestasi yang diraih siswa Indonesia di bidang Matematika baik secara Nasional
dan Internasional menjadikan orangtua terdorong untuk melatih kemampuan
Tri Tunggal yang juga menawarkan program Sempoa dan I Maths sebagai
program ekstra kurikuler di sekolah, telah dilakukan survei awal pada bulan Maret
2009 pada ibu peserta program I Maths untuk mengetahui respon mereka terhadap
program tersebut. Hasil survei yang didukung dengan penurunan data jumlah
Maths sangat bervariatif karena dipengaruhi oleh faktor intern dan ekstern.
hadapi dalam pelajaran Matematika dan didorong oleh situasi saat ini dimana
ekstern dan intern yang mempengaruhi sikap ibu terhadap program I Maths.
Faktor-faktor dari sikap ibu terhadap program I Maths tersebut dipengaruhi oleh
persepsi ibu terhadap kemampuan matematika anak. Apakah persepsi yang positif
dalam mendukung program I Maths ataukah sebaliknya, hal inilah yang akan
dikaji lebih lanjut dalam penelitian ini. Oleh karena itu penelitian ini diperlukan
matematika anak dengan sikap ibu terhadap program I Maths di TK Kristen Tri
Tunggal Semarang.
Permasalahan
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah apakah ada
terhadap program I Maths pada ibu dari peserta program belajar matematika I
Metode Penelitian
A. Definisi Operasional
Skala Sikap Ibu terhadap Program I Maths yang disusun berdasarkan aspek
kognisi, afeksi dan konasi. Semakin tinggi skor yang diperoleh menunjukkan
semakin positif sikap ibu terhadap program belajar matematika I Maths, dan
dan aspek afeksi. Semakin tinggi skor yang diperoleh, menunjukkan semakin
ini, sampel dipilih secara acak. Ibu peserta I Maths diambil sebagai sampel karena
peneliti menganggap bahwa Ibu tersebut memiliki informasi yang diperlukan bagi
Cara penentuan subjek penelitian adalah meminta daftar seluruh peserta I Maths,
kemudian setelah diketahui jumlah peserta I Maths keseluruhan 102 orang dan
populasi dibagi menjadi dua yaitu 51 ibu menjadi responden penelitian, sedangkan
51 ibu lainnya dijadikan responden uji coba dan berdasarkan perhitungan tabel
Krecjie jumlah populasi 50 yang dapat dijadikan sampel penelitian adalah 44.
Metode pengumpulan data dilakukan dengan dua skala yaitu Skala Sikap
Ibu terhadap Program I Maths (26 aitem dengan = 0,947) dan Skala Persepsi
regresi sederhana dengan program Statistical Package for Social Science (SPSS)
Versi 12.0.
pada ibu dari peserta program belajar matematika I Maths di TK Kristen Tri
matematika anak dengan sikap terhadap program I Maths pada ibu dari peserta
ditunjukan oleh angka koefisien korelasi rxy = 0,674 dengan p = 0,000 (p<0,05).
Nilai rxy positif menunjukkan arah hubungan kedua variabel positif, yang berarti
positif pula sikap terhadap program I Maths, sebaliknya semakin negatif persepsi
program I Maths. Angka korelasi 0,674 menunjukkan korelasi yang kuat antara
Maths sebesar 45,50 % dapat diprediksi oleh variabel persepsi, sedangkan sisanya
54,50 % ditentukan oleh faktor-faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian
ini dan diduga turut berperan dalam munculnya sikap terhadap program I Maths,
misalnya: faktor finansial, kendala waktu, kondisi fisik anak, dan sebagainya.
Persepsi menurut Moskowitz dan Orgel, 1969 (dalam Walgito, 2003, h.
yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang
berarti, dan merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu. Karena
persepsi merupakan aktivitas yang integrated, maka seluruh apa yang ada dalam
dan aspek-aspek lain yang ada dalam diri individu akan ikut berperan dalam
persepsi tersebut. Oleh karena itu dalam persepsi sekalipun stimulusnya sama,
tetapi karena pengalaman tidak sama, kemampuan berpikir tidak sama, kerangka
acuan tidak sama, adanya kemungkinan hasil persepsi antara individu satu dengan
yang lain tidak sama. Keadaan tersebut memberikan gambaran bahwa persepsi itu
sekali (mean 63,47 dan Standar Deviasi empirik sebesar 9,424) dengan rentang
nilai 63 sampai dengan 84, artinya penilaian ibu terhadap kemampuan dasar anak
keyakinan (belief) dalam diri ibu bahwa kemampuan matematika anak mereka
matematika.
Berdasarkan persepsi yang baik terhadap kemampuan matematika anak,
maka ibu tentunya ingin terus meningkatkan prestasi anak di bidang matematika,
hal ini diwujudkan dengan sikap mereka dalam mendukung keikutsertaan anak-
anak mereka pada program I Maths. Ibu berkeinginan selain menemukan minat
dan bakat anak suka pada matematika, mereka juga memiliki harapan dengan
matematikanya.
bertindak sesuai dengan sikap terhadap objek itu. Sikap ibu terhadap program I
bahwa sikap terhadap program I Maths pada ibu dari peserta I Maths tergolong
tinggi (mean 83,05 dan Standar Deviasi empirik sebesar 8,065), pada rentang nilai
antara 71,5 sampai dengan 84,5. Hal ini berarti ibu sangat mendukung anak-anak
diinginkan dan tidak diinginkan. Individu akan membentuk sikap positif terhadap
negatif terhadap hal-hal yang dirasanya akan merugikan. Dalam hal ini ibu peserta
I Maths akan bersikap positif terhadap program I Maths apabila ia mendapatkan
anaknya seperti yang diinginkannya. Sikap positif ibu terhadap program I Maths
anak. Dengan kata lain ibu yang memiliki persepsi positif terhadap kemampuan
matematika anak mereka maka muncul keyakinan (belief) dalam diri ibu seperti
ditingkatkan.
antara persepsi terhadap kemampuan matematika anak dengan sikap ibu terhadap
pada ibu peserta program I Maths. Hal ini didukung oleh penelitian di Midwest
City yang dilakukan oleh Lucas (2007, h. 1-23) yang meneliti tentang persepsi
dan hasil survey awal pada ibu yang menunjukkan hasil bahwa tujuan, motivasi
dan sikap mereka dalam mengikutkan program I Maths sangat bervariatif, tampak
anak mereka positif (ada kemajuan) maka sikap mereka terhadap program I Maths
juga positif (mendukung program I Maths), sebaliknya jika mereka mendapati
tidak adanya kemajuan terhadap kemampuan matematika anak mereka maka sikap
motivasi dan sikap para ibu bervariatif dalam mengikutkan I Maths, tetapi yang
anak. Setelah mengikuti I Maths dan mereka merasakan serta menilai positif
jumlah peserta I Maths setiap tingkatnya berarti ada kemungkinan bukan hanya
dipengaruhi oleh faktor sikap ibu yang kurang mendukung atau negatif terhadap
program I Maths tetapi oleh faktor lain, mengingat ada juga ibu yang memiliki
sikap positif terhadap program I Maths (mengetahui program I Maths bagus untuk
anak mereka) tetapi tetap tidak mengikutkan anak mereka pada program tersebut.
adalah ibu dari peserta program I Maths sehingga terjadi signifikansi yang positif
antara kedua variabel dan didapat sumbangan efektif yang besar. Ada
kemungkinan hasil tersebut belum tentu sama jika subjek penelitiannya adalah ibu
dari anak yang tidak mengikuti program I Maths atau telah berhenti dari program I
Maths. Sehingga perlu diadakan penelitian lanjutan mengenai hal tersebut, untuk
kemampuan matematika anak dengan sikap ibu terhadap program I Maths pada
anak dengan sikap ibu terhadap program “I Maths” pada ibu dari peserta
faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini dan diduga turut
Saran
berikut:
1. Bagi ibu peserta program I Maths agar dapat terus mendukung anak-anak
anak sehingga ketika ibu mengikutkan I Maths dan menilai adanya kemajuan
yang berarti bagi kemampuan matematika anaknya, maka mereka akan terus
3. Bagi peneliti lain yang tertarik untuk melakukan penelitian serupa dengan
topik ini, disarankan untuk melakukan penelitian terhadap ibu yang tidak
mengikutkan anaknya pada program I Maths atau ibu yang telah berhenti
Azwar, Saifuddin. 1995. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Edisi kedua.
Jakarta: Pustaka Pelajar
Saptari, Purini dan Moleong. L.J. 2003. Membangun Karakter Anak Sejak Dini.
Jurnal Pendidikan Usia Dini PPs UNJ, 1, 1,1-13.