Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

P11 2a

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 7

P11-2A

a) Example 1-1. Consider the mass transfer-limited reaction


𝐴 → 2𝐵
What would your concentration (mole fraction) profile look like? Using the same values
for DAB, and so on, in Example 11-1, what is the flux of A?
b) Example 11-2. How would your answers change if the temperature was cut in half?
Assume properties of water can be used for the system.
c) Example 11-3. How would your answers change if you had a 50-50 mixture of hydrazine
and helium? If you increase dp by a factor of 5?
d) Example 11-4. What if you were asked for representative values for Re, Sc, Sh, and kc
for both liquid and gas-phase systems for a velocity of 10 cm/s and a pipe diameter of 5
cm (or a packed-bed diameter of 0.2 cm)? What numbers would you give?
e) Example 11-5. How would your answers change if the reaction were carried out in the
liquid phase where kinetic viscosity varied as
1 1
𝑣(𝑇2 ) = 𝑣(𝑇1 )exp [⁡−4000 ( − )]
𝑇1 𝑇2

Penyelesaian:
a) Diketahui:
10−6 𝑚2
𝐷𝐴𝐵 =
𝑠
𝐶𝑇0 = 0.1⁡𝑘𝑚𝑜𝑙/𝑚3

z = 0, y =yA0

A B

z = δ, y = 0

Gambar 1. Boundary layer untuk reaksi yang dibatasi oleh difusi.

Fluks mass A dan B dapat dinyatakan sebagai:


𝑊𝐵 = −2𝑊𝐴⁡ … (1)
Fluks molar total A dapat dinyatakan dalam konsentrasi
𝑊𝐴 = ⁡ 𝐽𝐴 + 𝑦𝐴 (𝑊𝐴 + 𝑊𝐵 ) … (2)
𝑑𝑦𝐴
𝑊𝐴 = −𝑐𝐷𝐴𝐵 + 𝑦𝐴 (𝑊𝐴 + 𝑊𝐵 ) … (3)
𝑑𝑧
Dengan substitusi (1) ke (3), maka,
𝑑𝑦𝐴
𝑊𝐴 = −𝑐𝐷𝐴𝐵 + 𝑦𝐴 (−𝑊𝐴 )
𝑑𝑧
𝑑𝑦𝐴
𝑊𝐴 = −𝑐𝐷𝐴𝐵 − 𝑦𝐴 𝑊𝐴
𝑑𝑧
𝑑𝑦𝐴
𝑊𝐴 + (𝑦𝐴 𝑊𝐴 ) = −𝑐𝐷𝐴𝐵
𝑑𝑧
𝑑𝑦𝐴
𝑊𝐴 (1 + 𝑦𝐴 ) = −𝑐𝐷𝐴𝐵 … (4)
𝑑𝑧

Mengintegralkan persamaan (4) dengan yA = 0 saat z 𝑧 = ⁡𝛿


𝛿 0
𝑑𝑦𝐴
∫ 𝑊𝐴 ⁡𝑑𝑧 = ∫ −𝑐𝐷𝐴𝐵
𝑧 𝑦𝐴 1 + 𝑦𝐴

𝑊𝐴 (𝛿 − 𝑧) = −𝑐𝐷𝐴𝐵 (ln 1 − ln(1 + 𝑦𝐴 ))

𝑐𝐷𝐴𝐵
𝑊𝐴 = ln(1 + 𝑦𝐴 ) … (5)
(𝛿 − 𝑧)

𝑦𝐴 = 𝑦𝐴0 ⁡𝑝𝑎𝑑𝑎⁡𝑧 = ⁡0
𝑐𝐷𝐴𝐵
𝑊𝐴 = ln(1 + 𝑦𝐴0 ) … (6)
𝛿
Menggunakan rasio dari persamaann 1 dan 2 untuk mengeliminasi WA dan menentukan
yA
1+𝑦𝐴 1+𝑦𝐴0
ln = ln ⁡…… (7)
𝛿−𝑧 𝛿

𝑧
𝑦𝐴 = 1 − (1 + 𝑦𝐴0 )1−𝛿
Gambar 2. Profil konsentrasi A

b) Diketahui:
𝑇1 = 300𝐾
𝑇2 = 350𝐾

Dari persamaan 11.70


2/3
𝐷 𝑈1/2
𝑘𝑐 ∝ ( 𝐴𝐵2 ) ( )
𝑣 1/6 𝑑𝑝 1/2

Maka dapat diperoleh hubungan:


1/2
𝑘𝑐2 𝐷𝐴𝐵2 2/3 𝑣1 1/6 𝑈2 1/2 𝑑𝑝1
=( ) ( ) ( ) ( )
𝑘𝑐1 𝐷𝐴𝐵1 𝑣2 𝑈1 𝑑𝑝2

Nilai difusivitas DAB dapat dinyatakan dengan kebalikan dari viskositas


𝐷𝐴𝐵2 𝜇1
=
𝐷𝐴𝐵1 𝜇2

Sehingga,
1/2
𝑘𝑐2 𝑣1 1/6 𝑈2 1/2 𝑑𝑝1
=( ) ( ) ( )
𝑘𝑐1 𝑣2 𝑈1 𝑑𝑝2

Pada T1 = 300 K 𝜇1≈ 0.883𝑐𝑃


Pada T2 = 350 K 𝜇2≈ 0.380𝑐𝑃

𝜇
Densitas air diasumsikan tidak berubah, dan 𝑣 = 𝜌, maka:
𝑣1 𝜇1
= = 2.32
𝑣2 𝜇2
𝑈2 1 𝑑𝑝1 1
= , =
𝑈1 2 𝑑𝑝2 2
𝑘1 = 4.61⁡𝑥⁡10−6 𝑚/𝑠
5 1 1
𝑘2 = 4.61𝑥10−6 𝑚/𝑠[2.32]6 [ ]1/2 [ ]1/2
2 2
= 4.65𝑥10−6 𝑚/𝑠
4.61𝑥10−6 𝑚 103 𝑚𝑜𝑙
𝑊𝐴 = −𝑟𝐴" = 𝑘𝑐2 𝐶𝐴𝑏 = ( )( )
𝑠 𝑚3
= −𝑟𝐴" = 0.00465⁡𝑚𝑜𝑙/𝑚2 𝑠
.
c) Pada contoh 11-3, apakah jawaban Anda jika Anda memiliki campuran 50-50 dari
hydrazine dan helium? Dan jika dp diperbesar dengan faktor 5?
Dari persamaan (11.70), pengaruh viskositas dinamik, viskositas kinematik, kecepatan,
diameter pelet terhadap koefisien perpindahan massa dinyatakan sebagai:
1/2
𝑘𝑐2 𝐷𝐴𝐵2 2/3 𝑣1 1/6 𝑈2 1/2 𝑑𝑝1
=( ) ( ) ( ) ( )
𝑘𝑐1 𝐷𝐴𝐵1 𝑣2 𝑈1 𝑑𝑝2

Pada soal, yang berubah adalah komposisi hydazine – helium, yang akan berpengaruh
terhadap viskositas kinematik. Diameter pelet juga diperbesar. Namun, perubahan
viskositas kinematik sangat kecil sehingga dapat diabaikan.
𝑑𝑝1
𝑘𝑐2 = 𝑘𝑐1 ( )
𝑑𝑝2
1
1 2
𝑘𝑐2 = 2.9 𝑚⁄𝑠 ⁡( ) = 1.3 𝑚⁄𝑠
5
Setelah mendapatkan nilai kc yang baru maka nilai konversi dapat dihitung:
𝑘𝑐 ⁡𝑎𝑐
𝑋 = 1 − exp⁡(− 𝑧)
𝑈

1063
𝑋 = 1 − exp⁡(−1.3⁡𝑥 ⁡𝑥⁡0.05)
15

= 1 − exp(−4.6)

𝑋 = 1 − 0.01 = 0.99

Perubahan komposisi campuran menjadi 50-50 dan perbesaran diameter pelet tidak
menyebabkan perubaha besar. Konversi terjadi tetap mencapai sempurna yaitu sangat
mendekati 1.

d) Nilai bilangan Reynolds, Sc, Sh, dan kc


𝜌. 𝑈. 𝑑 1000⁡𝑥⁡0.1⁡𝑥⁡0.05
𝑅𝑒 = = = 5000
𝜇 10−3

𝑣 4.5⁡𝑥10−4
𝑆𝑐 = = = 1.3
𝐷𝐴𝐵 3.47⁡𝑥⁡10−4

𝑆ℎ = 2 + 0.6𝑅𝑒 1/2 𝑆𝑐1/3 = 2 + 0.6(5000)1/2 (1.3)1/3 = 48.30

𝐷𝐴𝐵 3.47⁡𝑥⁡10−4
𝑘𝑐 = 𝑆ℎ = 𝑥⁡48.30 = 4.64
𝑑𝑝 3.61⁡𝑥⁡10−3

e) Bagaimana jawaban dapat berubah jika reaksi berlangsung dalam fasa cair di mana
viskositas kinematik diekspresikan sebagai:
1 1
𝑣(𝑇2 ) = 𝑣(𝑇1 )exp [⁡−4000 ( − )]
𝑇1 𝑇2
Diketahui T1 = 400°C, T2 = 500°C, dan x1 = 0.865

Kita dapat menentukan nilai konversi pada keadaan 2 (X2) dengan membandingkan
keadaan 1 dan keadaan 2 dengan panjang reaktor yang sama (L1 = L2) sebagai berikut:
1
ln 1 − 𝑋 𝑘𝑐2 𝐿2 𝑈1 𝑘𝑐2 𝑈1
2
= ( ) = ( )
1 𝑘𝑐1 𝐿1 𝑈2 𝑘𝑐1 𝑈2
ln 1 − 𝑋
1

Selanjutnya menentukan perbandingan koefisien perpindahan massa pada keadaan 1 dan


keadaan 2 dengan diameter partikel yang sama (dp1 = dp2) sebagai berikut:
𝑘𝑐2 𝑈2 1/2 𝐷𝐴𝐵2 2/3 𝑣1 1/6 𝑑𝑝1 1/2 𝑈2 1/2 𝐷𝐴𝐵2 2/3 𝑣1 1/6
=( ) ( ) ( ) ( ) =( ) ( ) ( )
𝑘𝑐1 𝑈1 𝐷𝐴𝐵1 𝑣2 𝑑𝑝2 𝑈1 𝐷𝐴𝐵1 𝑣2

Perbandingan nilai viskositas pada keadaan 1 dan keadaan 2 dapat ditentukan dengan
persamaan ynag telah diberikan sebagai berikut:
𝑣2 1 1 1 1
−4000( − )
=𝑒 𝑇1 𝑇2 = 𝑒 −4000(673−773) = 𝑒 −0.77 = 0.463
𝑣1
Asumsi:
𝐷𝐴𝐵2 𝑈2 𝑣1 1
≈ ≈( )=
𝐷𝐴𝐵1 𝑈1 𝑣2 0.463

Persamaan perbandingan koefisien perpindahan massa dapat kita ubah sebagai berikut:
4/6
𝑈1 𝑘𝑐2 𝑈2 −1/2 𝐷𝐴2 2/3 𝑣1 1/6 𝑣1 −3/6 𝑣1 𝑣1 1/6 𝑣1 2/6
=( ) ( ) ( ) =( ) ( ) ( ) =( )
𝑈2 𝑘𝑐1 𝑈1 𝐷𝐴1 𝑣2 𝑣2 𝑣2 𝑣2 𝑣2
𝑈1 𝑘𝑐2 𝑣1 2/6 1 1/3
=( ) =( ) = 1.292
𝑈2 𝑘𝑐1 𝑣2 0.463

Setelah itu, kita dapat menentukan nilai berikut:


1 1
ln = ln = 2.002
1 − 𝑋1 1 − 0.865

Nilai konversi pada keadaan 2 (X2) dapat dicari dengan persamaan yang telah disebutkan
di atas sebagai berikut:
1 𝑈1 𝑘𝑐2 1
𝑙𝑛 = (ln ) = (1.292)(2.002) = 2.587
1 − 𝑋2 𝑈2 𝑘𝑐1 1 − 𝑋1
𝑿𝟐 = 𝟎. 𝟗𝟐𝟓

Hasil di atas menunjukkan v2<v1 dan X2 > X1 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa
nilai konversi berbanding terbalik dengan viskositas karena semakin kecil viskositas maka
konversinya semakin besar.

You might also like