Lecture Evaporator SEE
Lecture Evaporator SEE
Lecture Evaporator SEE
RK-1454
Chemistry: - to create a new substance - to study its properties - to investigate all possible pathways from one substance to another
Chemical Engineering: - to design the most optimal technology for production of a specified substance from row materials - to develop and discover new technological applications for materials
TUJUAN
Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam merancang dan mengevaluasi peralatan proses yang berbasis aplikasi konsep perpindahan massa dan panas
References
Geankoplis CJ., Transport Process and Unit Operation, 3rd ed., Prentice Hall, 1997 Mc Cabe WL., Unit Operation of Chemical Engineering, 5th ed., McGraw Hill, 1996 Badger, Introduction to Chemical Engineering, McGraw Hill, 1955 Coulson, Chemical Engineering Calculation, vol.2, 3rd ed, Pergeamon Press, 1978
MATERI
MATERI
INTRODUCTION
CHEMICAL ENGINEERING?
Ilmu teknik kimia (Che) disiplin ilmu yang erat kaitannya dengan industri proses yang merupakan usaha untuk mengkonversi bahan baku menjadi produk dengan nilai tambah
INDUSTRI PROSES
Product
Konversi (Reaktor)
Operasi Pendukung
Unit Operasi (Proses fisika)
EVAPORASI (PENGUAPAN)
Evaporasi?
Pemisahan solvent dari larutan/campuran aqueous yang mengandung solute (nonvolatile) Proses perpindahan panas dalam boiling liquid Larutan pekat (concentrate)
Aplikasi ?
Industri gula Sodium chloride Sodium hydroxide Glycerol Milk Orange juice Etc
Properties fisik dan kimia larutan dipengaruhi oleh konsentrasi Koefisien perpindahan panas dipengaruhi oleh properties larutan (, V, etc) Menentukan jenis evaporator
Banyak bahan tidak tahan terhadap ekspos pada suhu tinggi (degradasi/dekomposisi) Tingkat kerusakan bahan dipengaruhi oleh suhu dan lama ekspos pada suhu tinggi
Fenomena kenaikan titik didih larutan dengan perubahan konsentrasi selama proses evaporasi
Pembentukan scale mempengaruhi kinerja perpindahan panas Korosifitas larutan berkaitan dengan bahan konstruksi evaporator
Tipe Evaporator
Open Kettle or Pan
Evaporator paling sederhana (bejana terbuka) Pemanas : jacket or coil or direct fire Kapasitas heat transfer kecil
Tipe Evaporator
Horizontal-tube natural circulation
Digunakan untuk larutan non-viscous, nondeposit scale, h tinggi Pemanas : tube-bundle (multi-tube) dengan steam dalam tube
Tipe Evaporator
Vertical-type natural circulation/short-tube
Digunakan untuk larutan non-viscous Pemanas : tube-bundle (multi-tube) dengan steam dalam shell Varian : basket-type (heating element suspended) Aplikasi : sugar, salt & soda insdustries
Tipe Evaporator
Long-tube vertical-type
Tube : 3 10 m Vapor yang terbentuk dlm tube memberikan efek pumping, shg meningkatkan h Operasi : untuk kasus ratio F/V rendah, dilakukan natural recirculation dengan memasang pipa menghubungkan outlet produk dengan feed-line Aplikasi : producing condensed milk
Tipe Evaporator
Force-circulation type evaporator
Vertical-tube type evaporator Operasi : Sirkulasi boiling liquid dilakukan dengan pemompaan untuk meningkatkan h Varian : tipe horizontal-tube dipasang external Aplikasi : processing viscous liquid
Tipe Evaporator
Falling-Film type evaporator
Boiling liquid mengalir berbentuk aliran film pada dinding tube, uap-liquid dipisahkan pada bottom evaporator Operasi : untuk processing material sensitif terhadap suhu tinggi, dengan holdup-tim 5 10 s dan h sangat tinggi Aplikasi : fruit juice (orange, etc..)
!U
(TS T)
Flowsheet operasi single effect evaporator seperti pada skema berikut : Vapor : V, T, yV=0, HV
P, T
Condensate : S, TS, hS
Asumsi :
Tidak ada kebocoran (leakage) or entrainment dan aliran non-condensables diabaikan Heat loss pada sistem evaporator diabaikan Kondisi operasi evaporator pada boiling condition (tekanan operasi) = tekanan uap solvent (air) Vapor equilibrium dengan liquid TV = TL = T Larutan encer tidak terjadi kenaikan titik didih (BPR) Operasi steady state P
Neraca larutan (neraca overall) : F=L+V Neraca solute (neraca komponen) : F.xF = L.xL + V.yV
=0
Remark : Latent heat ( PS) 1 kg steam 1 kg vapor pada (T,P) hF & hL cPF & cPL
Contoh 8.4-1 p.498 (Geankoplis 3rd) Evaporasi tanpa pengaruh kenaikan titik didih
Single effect evaporator kontinyu digunakan untuk memekatkan larutan garam dari 1,0 % menjadi 1,5 % dengan rate 9072 kg/j. Feed masuk evaporator pada suhu 311 K. Tekanan vapor space adalah 101,325 kPa (1 atm abs). Media pemanas digunakan steam jenuh pada tekanan 143,3 kPa. Koefisien heat transfer overall, = 1704 W/m2.K. Anggap larutan encer sehingga BPR dapat diabaikan Hitung produk uap dan liquid serta kebutuhan heating surface untuk operasi evaporasi tersebut.
Condensate : S, TS, hS
=0
9072(0,01) = L(0,015)
Suhu feed, TF
Bila TF < T S A 25 % S untuk preheat TF 75 % S untuk vaporisasi T
Tekanan oparasi, P
P = 1 atm P = 373,2 K TS = 383,2 K P q = A( T
(T (T = TS T = 10 K
Tekanan steam, PS
PS P S TS PS dan bila T tetap PS cost steam maka TS
(T
maka TS
(T
Pendekatan empirik
Dhring rule
Plot T vs Tbp air murni Linier Dhring rule
Contoh 8.4-3 p.501 (Geankoplis 3rd) Evaporasi dengan pengaruh kenaikan titik didih
Single effect evaporator kontinyu digunakan untuk memekatkan larutan NaOH dalam air dari 20 % menjadi 50 % dengan rate feed 4536 kg/j. Feed masuk evaporator pada suhu 60C. Tekanan vapor space adalah 11,7 kPa (abs). Media pemanas digunakan steam jenuh pada tekanan 172,4 kPa. Koefisien heat transfer overall, = 1560 W/m2.K. Hitung produk uap dan liquid serta kebutuhan heating surface untuk operasi evaporasi tersebut.
Condensate : S, TS, hS
=0
4536(0,2) = L(0,5)
Entalpi liquid :
Kurva H-C untuk lart. NaOH, fig.8.4-3, p501 Feed : lart.NaOH 20% pada 60C hF =214 kJ/kg Prod : lart.NaOH 50% pada 89,5C hL =505 kJ/kg
Entalpi vapor :
Vapor pada kondisi superheated (BPR = 40,6C) HV = HVsat + HVSH (a) Tabel superheated steam P=11,7kPa, Tsat =48,9C & T = 89,5C HV = 2667 kJ/kg
Neraca energi :
F.hF + S.PS= L.hL + V.HV 4536(214) + S (2214) = 1814 (505) + 2722(2667) S = 3255 kg/j
Steam economy :
Vapor/Steam = 2722/3255 = 0,836 Remark : V/S < 1 karena TF(60C) < T(89,6)