Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Review Jurnal

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 21

Review jurnal

EVALUASI PERHITUNGAN PPH PASAL 21 PEGAWAI


NEGERI SIPIL PADA DINAS SOSIAL PROVINSI SULAWESI
UTARA

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas


Mata Kuliah Seminar Akuntansi Perpajakan
Dosen Pengajar : Syermi S. E Mintalangi

Disusun Oleh :
Maya Sembiring
NIM. 15061104255

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS


SAMRATULANGI
MANADO
2018
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
Karena atas kasih karunia-Nyalah maka penulis dapat menyelesaikan
Tugas Review Jurnal berjudul “Evaluasi Perhitungan PPh 21
Pegawau Negeri Sipil pada Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Utara”.
Review Jurnal ini berisi tentang materi perpajakan yang merupakan tugas
dalam mata kuliah Seminar Akuntansi Perpajakan di Universitas
Samratulangi.
Dengan kemampuan penulis yang masih terbatas,penulis sudah
berusaha memaparkan review jurnal yang terbaik dan mengorganisir dari
beberapa sumber mengenai teori penulisan makalah. Untuk itu apabila
masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
untuk para pembaca dan dapat memberikan inspirasi bagi para pembaca

Manado, Maret 2018

Penulis

2
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................................................... 4
BAB II Ringkasan Jurnal ........................................................................................................................ 6
A. Indentitas Jurnal.................................................................................................................. 6
B. Ringkasan Jurnal ..................................................................................................................... 6
I. PENDAHULUAN ................................................................................................................ 6
II. KAJIAN TEORI .................................................................................................................... 7
III. METODELOGI PENELITIAN ........................................................................................... 9
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................................... 11
V. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................................... 13
BAB III PEMBAHASAN ................................................................................................................... 14
A. Relevansi antara topik jurnal dengan karya-karya penulis ......................................... 14
B. Pokok-pokok Argumentasi dalam Pendahuluan .............................................................. 14
C. Pemilihan Serta Cakupan Kajian Teori ............................................................................... 15
A. Akuntansi Pajak .................................................................................................................... 15
B. Fungi Akuntansi Pajak .......................................................................................................... 15
C. Pajak...................................................................................................................................... 16
D. Fungsi Pajak .......................................................................................................................... 16
E. Pajak Penghasilan ................................................................................................................. 16
F. PPh. Pasal 21......................................................................................................................... 17
G. Tarif PPh.Pasal 21 ................................................................................................................. 17
D. Metodelogi Penelitian yang Digunakan dan Relevansinya ......................................... 17
E. Tentang Kesimpulan dan Saran Yang Diajukan Penulis Serta Impilkasinya pada
Penelitian Berikutnya .................................................................................................................... 19
F. Memuat Persetujuan Kritik Sanggahan Uraian Penjelasan Serta Posisi Penulisan
Jurnal Riview .................................................................................................................................. 19
BAB IV PENUTUP ............................................................................................................................. 20
A. KESIMPULAN ........................................................................................................................ 20
B. SARAN .................................................................................................................................... 20

3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Salah satu penerimaan negara adalah sektor pajak, pajak mempunyai


kontribusi cukup tinggi dalam penerimaan negara. Maka penting untuk
meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran seluruh rakyat Indonesia. Dalam
membayar pajak, untuk menjadikan sumber penerimaan negara yang paling utama
bukanlah hal yang muda. Masyarakat di Indonesia harus mengerti pajak dan cara
perhitungannya, agar tidak terjadi kesalahan dan penyimpangan dalam pembayaran
pajak. Oleh karena itu pemerintah mengeluarkan peraturan berupa Undang-Undang
Perpajakan. Undang-Undang tersebut mengatur mengenai hal-hal yang berhubungan
dengan pajak, wajib pajak, subjek pajak, objek pajak maupun tata cara perhitungan
pajak.

Sistem perpajakan di Indonesia menganut sistem self assesment. Dengan sistem


tersebut Wajib Pajak diberikan kepercayaan untuk menghitung sendiri besarnya
pajak yang terutang dalam suatu tahun pajak. Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh)
terutang dilakukan oleh Wajib Pajak sendiri dalam SPT Tahunan Pajak Penghasilan.

Secara umum, berdasarkan subyeknya, ruang lingkup PPh Pasal 21 yang menjadi
tanggung jawab bendahara pemerintah dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu:

 PPh Pasal 21 yang dipotong atas pembayaran gaji, upah,


honorarium, tunjngan dan pembayaran lain, kepada pejabat negara, Pegawai
Negeri Sipil (PNS), anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI), anggota
Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), dan pensiunannya.
 PPh Pasal 21 yang dipotong atas atas pembayaran gaji, upah, honorarium,
tunjangan dan pembayaran lain, kepada selain pejabat negara, PNS, anggota
TNI, anggota Polri dan pensiunannya, atau dengan kata lain PPh Pasal 21 yang
dipotong atas pembayaran kepada pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas,
orang pribadi yang berstatus bukan pegawai, dan peserta kegiatan.

Dengan adanya perubahan peraturan Direktur Jenderal Pajak nomor: Per-


31/PJ/2012 tentang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan, Penyetoran, dan
Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pajak Penghasilan Pasal 26
Sehubungan Dengan Pekerjaan, Jasa, Dan Kegiatan Orang Pribadi menjadi peraturan
Direktur Jenderal Pajak nomor: PER-32/PJ/2015 tentang Pedoman Teknis Tata Cara
Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pajak
Penghasilan Pasal 26 sehubungan dengan pekerjaan, Jasa, dan kegiatan orang pribadi
dan melalui Peraturan Menteri Keuangan nomor 122/PMK.010/2015 pemerintah
telah melakukan penyesuaian Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).

Pajak Penghasilan Pasal 21 yang terutang harus disetorkan ke kas negara dan
penyetoran Pajak Penghasilan Pasal 21 harus menggunakan dokumen yang
diperlukan untuk diserahkan ke kantor pajak. Dalam penyetoran Pajak Penghasilan

4
Pasal 21 atas gaji pegawai tetap terdapat mekanisme yang harus dipatuhi. Perlu
adanya pembahasan yang menunjukan mekanisme Pajak Penghasilan Pasal 21 atas
pegawai tetap yang selama ini terjadi apakah telahsesuai dengan Peraturan Direktur
Jenderal Pajak Nomor PER-32/PJ/2015, sehingga perlu adanya penelitian mengenai
kesesuaian penghitungan pemotongan, penyetoran, dan pelaporan pajak penghasilan

Peraturan Pemerintah No.80 tanggal 20 Desember 2010 pasal 4 ayat 1 yaitu tentang
mengatur mengenai pemotongan PPh.Pasal 21 atas penghasilan berupa honor atau
imbalan lain yang dibebankan kepada APBN/APBD, dipotong oleh bendahara
pemerintah yang membayarkan honorarium atau imbalan lain tersebut. Honor atau
imbalan lain yang dimaksud dalam pengenaan PPh tersebut salah satunya seperti
uang makan pegawai, honor kegiatan, serta tunjangan kerja. Dinas Sosial Provinsi
Sulut adalah satuan kerja perangkat daerah yang menangani pembangunan di bidang
kesejahteraan sosial. PNS yang bekerja di pemerintahan juga dikenakan PPh.Pasal 21
atas penghasilan yang diterima, termasuk penghasilan yang diterima oleh PNS yang
bekerja di Dinas Sosial Provinsi Sulut.

5
BAB II Ringkasan Jurnal
A. Indentitas Jurnal
Judul Jurnal : EVALUASI PERHITUNGAN PPH PASAL 21
PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA DINAS SOSIAL
PROVINSI SULAWESI UTARA
Penulis : 1. 𝐀𝐥𝐟𝐫𝐲𝐨 𝐓𝐨𝐚𝐫 𝐋𝐮𝐦𝐢𝐧𝐭𝐚𝐧𝐠
2. 𝐉𝐚𝐧𝐭𝐣𝐞 𝐉.𝐓𝐢𝐧𝐚𝐧𝐠𝐨𝐧
3. 𝐈𝐧𝐠𝐠𝐫𝐢𝐚𝐧𝐢 𝐄𝐥𝐢𝐦
Lembaga Penerbit : Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi
Universitas Samratulangi
B. Ringkasan Jurnal
I. PENDAHULUAN
Pajak yang ditetapkan pemerintah diantaranya adalah Pajak
Penghasilan (PPh) pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas
penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak atau
dapat pula dikenakan pajak atas penghasilan dalam bagian tahun pajak.
Dari tahun ke tahun PPh masih menjadi nomor satu dalam penerimaan
negara dan dalam meningkatkan penerimaan PPh ini terus dilakukan
langkah-langkah penyempurnaan terhadap peraturan perpajakan,
kebijakan perpajakan dan sistem administrasi perpajakan agar potensi
pajak yang tersedia dapat dipungut secara optimal. Oleh karena itu,
peraturan-peraturan perpajakan yang adapun bisa berubah-ubah
seiring dengan penyesuaian kebutuhan perpajakan. Perubahan yang
terus menerus ini terkadang diimbangi pengetahuan wajib pajak dalam
menghitung pajak terutangnya. Sehingga dalam pelaksanaan
perhitungan PPh.Pasal 21 masih banyak ditemukan wajib pajak yang
tidak mengetahui cara perhitungan yang baik dan yang benar.
Pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan
dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun
sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa dan kegiatan yang
dilakukan oleh orang pribadi Subjek Pajak dalam negeri, sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 21 UU No.36 Tahun 2008 Tentang PPh. Apabila
orang pribadi Subjek Pajak dalam negeri memperoleh penghasilan dan
dikenakan PPh.Pasal 21, maka menjadi wajib pajak orang pribadi dalam
negeri. Dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.03/2010
tentang tata cara pemotongan PPh.Pasal 21 bagi pejabat negara, PNS,
Anggota TNI, Anggota Polri dan Pensiunannya atas penghasilan yang
menjadi beban anggaran pendapatan dan belanja negara atau anggaran
pendapatan dan belanja daerah. Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai
salah satu Wajib Pajak, wajib membayarkan pajak dari penghasilan
yang diterima

6
Peraturan Pemerintah No.80 tanggal 20 Desember 2010 pasal 4
ayat 1 yaitu tentang mengatur mengenai pemotongan PPh.Pasal 21 atas
penghasilan berupa honor atau imbalan lain yang dibebankan kepada
APBN/APBD, dipotong oleh bendahara pemerintah yang
membayarkan honorarium atau imbalan lain tersebut. Honor atau
imbalan lain yang dimaksud dalam pengenaan PPh tersebut salah
satunya seperti uang makan pegawai, honor kegiatan, serta tunjangan
kerja. Dinas Sosial Provinsi Sulut adalah satuan kerja perangkat daerah
yang menangani pembangunan di bidang kesejahteraan sosial. PNS
yang bekerja di pemerintahan juga dikenakan PPh.Pasal 21 atas
penghasilan yang diterima, termasuk penghasilan yang diterima oleh
PNS yang bekerja di Dinas Sosial Provinsi Sulut

II. KAJIAN TEORI


a. Akuntansi Pajak
Nordiawan (2008:1) menyatakan Akuntansi adalah proses
mengenali, mengukur, dan mengkomunikasikan informasi
ekonomi untuk memperoleh pertimbangan dan keputusan yang
tepat oleh pemakai informasi yang bersangkutan. Sugiri &
Riyono (2008:1) Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa yang
fungsinya adalah untuk menyediakan informasi kuantitatif,
terutama yang bersifat keuangan, tentang entitas ekonomik.
Muljono (2010:2) akuntansi pajak adalah bidang akuntansi yang
berkaitan dengan perhitungan perpajakan, yang mengacu pada
peraturan, UU dan aturan pelaksanaan perpajakan.

b. Fungi Akuntansi Pajak


Waluyo (2008:4) Fungsi Akuntansi Pajak adalah mengolah
data kuantitatif yang akan digunakan untuk menyajikan
keputusan. Oleh sebab itu maka akuntansi harus memenuhi
tujuan kualitatif. Adapun fungsi akuntansi perpajakan adalah
mengolah data kuantitatif yang akan digunakan untuk
menyajikan laporan keuangan yang memuat perhitungan
perpajakan. Tujuan kualitatif akuntansi perpajakan antara lain
sebagai berikut:
1. Relevan
2. Dapat dimengerti
3. Daya uji / Verifiability
4. Netral
5. Tepat waktu
6. Daya banding / Comparability
7. Lengkap

7
c. Pajak
Nurmantu (2008:12) pajak adalah iuran kepada negara
(yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib
membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan tidak
mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan
yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-
pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara yang
menyelenggarakan pemerintah. Barata (2011:2) Pajak adalah
salah satu sumber penerimaan yang memberikan kontribusi
cukup besar terhadap penerimaan Negara.

d. Fungsi Pajak
Mardiasmo (2011:1) menuliskan bahwa fungsi pajak
terbagi dua, yaitu: 1. Fungsi Budgetair yaitu pajak sebagai
sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai
pengeluaranpengeluarannya, 2. Fungsi Mengatur (Regulerend)
yaitu pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan
kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.
Fungsi Budgetair, pajak berfungsi sebagai salah satu sumber
penerimaan negara yang hasilnya digunakan untuk membiayai
pengeluaran negara baik pengeluaran rutin maupun
pengeluaran untuk pembangunan. Upaya pemerintah untuk
mengoptimalkan pemasukan dana ke kas negara melalui cara
ekstensifikasi maupun intensifikasi pemungutan pajak dengan
penyempurnaan peraturan berbagai jenis pajak. Pajak
mempunyai fungsi regulerend artinya pajak sebagai alat yang
digunakan pemerintah untuk mengatur atau melaksanakan
kebijakan pemerintah dibidang sosial dan ekonomi maupun
tujuan-tujuan tertentu di luar bidang keuangan, serta dapat
mengendalikan kegiatan masyarakat agar sejalan dengan
rencana dan keinginan pemerintah.

e. Pajak Penghasilan
Mardiasmo (2011:135) menyatakan bahwa sesuai dengan
sebutannya PPh itu dikenakan atas penghasilan. PPh merupakan
salah satu jenis pajak pusat yang objeknya adalah penghasilan.
PPh dikenakan terhadap wajib pajak yaitu apabila telah
terpenuhi syarat subyektif dan syarat obyektif sebagaimana
ditentukan oleh PPh.

8
f. PPh. Pasal 21
Direktorat Jendral Pajak (2013) UU No.36 Tahun 2008
mengatur tentang PPh. Pasal 21 adalah penghasilan yang
diperoleh Wajib Pajak orang pribadi berupa gaji, upah,
honorarium, tunjangan, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun
atau imbalan yang diterima sehubungan dengan pekerjaan atau
jabatan, jasa dan kegiatan. Mardiasmo (2011:168) menjelaskan
PPh Pasal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah,
honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan nama dan
dalam bentuk apapun sehubungan pekerjaan atau jabatan, jasa
dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi

g. Tarif PPh.Pasal 21
Tabel 1. Tarif PPh.Pasal 21
lAPISAN PENGHASILAN KENA PAJAK TARIF PAJAK
sampai dengan Rp 50.000.000,00 5%
di atas Rp 50.000.000 – Rp 250.000.000 15%
di atas Rp 250.000.000,00 - Rp 500.000.000 25%
di atas Rp 500.000.000 30%

h. Penghasilan Tidak Kena Pajak


Tarif Pajak Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) sesuai dengan
PMK-162/PMK.011/2012 terhitung 1 Januari 2013 berlaku
sebagai berikut :
1. Untuk diri WP Rp 24.300.000
2. Tambahan WP Kawin Rp 2.025.000
3. Tambahan untuk Penghasilan istri digabung dengan
penghasilan suami Rp 24.300.000
4. Tambahan untuk anggota keluarga yang menjadi
tanggungan (maksimal 3 orang) Rp 2.025.000

III. METODELOGI PENELITIAN


 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuantitatif, yaitu jenis data yang dapat diukur dan dihitung berapa
besarnya PPh.Pasal 21 pegawai Dinas Sosial Provinsi Sulut.
 Sumber Data
 Data Primer adalah data yang diambil langsung dari pusat atau
data melalui survey lapangan, dalam hal ini adalah data yang
diperoleh dan dikumpulkan langsung seperti wawancara
langsung pada bagian keuangan Dinas Sosial Provinsi Sulut.
 Data sekunder adalah data yang biasanya telah dikumpulkan
oleh lembaga data dan dipublikasikan kepada masyarakat

9
pengguna data, dalam hal ini berupa daftar pembayaran gaji,
sejarah kantor dan struktur organisasi
 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian lapangan dilakukan dengan cara peninjauan langsung
di kantor Dinas Sosial Provinsi Sulut yang terletak di Kecamata
Tikala, Jl.Pingkan Matindas No.125 Manado. Adapun kegiatan
penelitian/pencarian datanya dilakukan selama bulan Juni 2013
sampai dengan Juli 2013.
 Prosedur Penelitian Prosedur yang dilakukan oleh penulis adalah
sebagai berikut:
1. Mengumpuklan dokumen-dokumen dan mempelajarinya untuk
digunakan dalam perhitungan PPh.Pasal 21.
2. Menganalisa serta membandingkan perhitungan PPh.Pasal 21
pegawai-pegawai sesuai atau tidak dengan perhitungan menurut
ketentuan UU Perpajakan yang terkait.
 Populasi dan Sampel
 Populasi dalam penelitian ini adalah PNS yang bekerja pada
Dinas Sosial Provinsi Sulut, dengan jumlah pegawai 107 orang
 Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 orang
PNS masing-masing terdiri dari 7 orang PNS Golongan II, 17
orang PNS Golongan III dan 6 orang PNS Golongan IV yang
bekerja di Dinas Sosial Provinsi Sulut.
 Metode Pengumpulan Data
1. Observasi (Observation) yaitu mengadakan pengamatan secara
langsung terhadap objek penelitian tentang pelaksanaan dari
kegiatan operasional. Dalam teknik ini pengamatan dilakukan
terhadap Pegawai Dinas Sosial Provinsi Sulut.
2. Wawancara (Interview) yaitu teknik pengumpulan data dengan
cara melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak
yang berwenang untuk mendapatkan data-data sebagai bahan
penelitian. Pihak yang diwawancarai adalah pegawai Dinas
Sosial Provinsi Sulut.
3. Studi Kepustakaan yaitu teknik pengumpulan data dengan cara
mempelajari dan mendalami serta mengutip teori-teori atau
konsep dari sebuah literatur baik buku ataupun karya tulis
lainnya yang berkaitan dengan permasalahan yang akan penulis
angkat dan teliti.
 Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan untuk membahas permasalahan
adalah metode analisis deskriptif yaitu suatu metode pembahasan
permasalahan yang sifatnya menguraikan, menggambarkan suatu
keadaan atau data serta melukiskan dan menerapkan suatu keadaan

10
sedemikian rupa sehingga dapat ditarik kesimpulan untuk
menjawab permasalahan yang ada

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Peraturan Pemerintah No.80 Tahun 2010 tanggal 20 Desember
2010 mengatur tentang PPh.Pasal 21 yang terutang atas penghasilan
tetap dan teratur setiap bulan yang menjadi beban APBN atau APBD
ditanggung oleh pemerintah selaku pemberi kerja. Artinya setiap PNS
akan menerima gajinya secara utuh tanpa dipotong PPh.Pasal 21.
Ketentuan ini berlaku bagi setiap PNS, golongan I sampai IV. PNS yang
tidak mempunyai NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) atas penghasilan
tetap dan teratur setiap bulan yang dibebankan pada APBN atau APBD
dikenai tarif PPh.Pasal 21 lebih tinggi sebesar 20% (dua puluh persen)
dari pada tarif yang diterapkan. Pemotongan dilakukan dilakukan pada
saat penghasilan tetap dan teratur setiap bulan dibayarkan (tidak
ditanggung pemerintah). Selain gaji penghasilan yang diterima pegawai
Dinas Sosial Provinsi Sulut adalah:
1. Tunjangan Istri/Suami Tunjangan untuk pegawai yang berstatus
telah menikah, sebesar 10 % dari gaji pokok, dengan ketentuan
apabila kedua-duanya berkedudukan sebagai PNS maka
tunjangan tersebut hanya diberikan kepada salah satu
diantaranya yang mempunyai gaji pokok lebih tinggi.
2. Tunjangan anak
 Anak kandung/ anak angkat yang berusia kurang dari 25
Tahun;
 Masih dalam pendidikan sekolah / kuliah / kursus;
 Belum pernah menikah; Maksimal 2 anak, sebesar 2% dari gaji
pokok.
3. Tunjangan Pangan Tunjangan yang berupa beras yang sekarang
telah di uangkan, tunjangan beras tersebut sebesar Rp 67.500,00
per orang dalam daftar gaji
4. Tunjangan Jabatan Struktural/Fungsional
 Tunjangan Jabatan Struktural adalah tunjangan jabatan yang
diberikan kepada pegawai negeri yang menduduki jabatan
struktural sesuai dengan peraturan perundangan dan
ditetapkan dengan surat keputusan dari pejabat yang
berwenang. Tunjangan jabatan struktural merupakan salah
satu dari unsur gaji.
 Tunjangan Jabatan Fungsional adalah tunjangan jabatan yang
diberikan kepada pegawai negeri yang menduduki jabatan
fungsional sesuai dengan peraturan perundang-undangan
dan ditetapkan dengan surat keputusan dari pejabat yang
berwenang menurut peraturan perundang-undangan.

11
Tunjangan jabatan fungsional merupakan salah satu dari
unsur gaji.
5. Tunjangan Umum Bagi PNS yang tidak mendapatkan tunjangan
struktural maupun tunjangan fungsional mendapat tunjangan
fungsional umum yang besarnya sebagai berikut:
 Golongan IV sebesar Rp 190.000,00
 Golongan III sebesar Rp 185.000,00
 Golongan II sebesar Rp 180.000,00
6. Tunjangan Pajak Tunjangan PPh.Pasal 21 yang terutang atas
penghasilan tetap dan teratur setiap bulan yang menjadi beban
APBN atau APBD ditanggung oleh pemerintah selaku pemberi
kerja.

Penghasilan pegawai Dinas Sosial Provinsi Sulut juga dikenakan


potongan dalam setiap gaji yang diterima perbulannya, yaitu:

1) Iuran Wajib Pegawai


Iuran Wajib Pegawai (IWP) adalah potongan yang dikenakan
pada gaji. Untuk gaji induk (bulanan), IWP dikenakan sebesar
10% dari (gaji pokok ditambah tunjangan keluarga)
2) Pajak Penghasilan Potongan atas penghasilan pegawai yang
dikenai PPh.Pasal 21
3) Taperum Potongan Tabungan Perumahanan bagi PNS.
Perhitungan Pengembalian Tabungan merupakan akumulasi
dari iuran tabungan yang dipotong setiap bulannya dari gaji
PNS sesuai dengan golongan, yaitu:
 Golongan I: Rp 3.000,00
 Golongan II: Rp 5.000,00
 Golongan III: Rp 7.000,00
 Golongan IV: Rp 10.000,00

Daftar gaji pada bulan Juli 2013 pegawai Dinas Sosial


Provinsi Sulut dari 107 pegawai yang masih aktif penulis
mengambil 30 pegawai secara acak yang akan dihitung kembali
jumlah PPh.Pasal 21 oleh penulis apakah telah sesuai dengan UU
No.36 Tahun 2008. Terdiri dari 7 orang PNS golongan II, 17 orang
PNS golongan III dan 6 orang PNS golongan IV yang bekerja di
Dinas Sosial Provinsi Sulut

Hasil penelitian yang dilakukan pada Dinas Sosial


Provinsi Sulut, mengenai penerapan akuntansi untuk PPh. Pasal
21 didapatkan hasil melalui perhitungan sampel pada gaji PNS
dan dilakukan pencatatan jurnal akuntansi yang dilakukan
untuk mencatat perhitungan kemudian melakukan
perbandingan antara perhitungan dari Dinas Sosial Provinsi

12
Sulut dengan perhitungan yang diperoleh penulis, sehingga
diperoleh perhitungan PPh. Pasal 21 yang benar dan sesuai
dengan peraturan UU Perpajakan. Karinda (2011) melakukan
penelitian penerapan PPh.Pasal 21 yang dilakukan Dinas
Kehutanan Provinsi Sulut, dalam penelitian tersebut tidak
terdapat selisih. Terlihat bahwa Penerapan PPh. Pasal 21 Dinas
Kehutanan Provinsi Sulut juga telah sesuai dengan Akuntansi
Satuan Pemerintahan. Perhitungan PPh. Pasal 21 dihitung
dengan tarif pajak yang berlaku, sesuai dengan penelitian
Mongan (2011) yang menyatakan aktiva pajak kini untuk periode
berjalan dan periode sebelumnya diakui sebagai pajak terutang
dan dihitung dengan tarif pajak yang sedang berlaku, hasil
penelitian

V. KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan yang diambil dalam penelitian ini adalah:
1) Perhitungan PPh.Pasal 21 gaji PNS pada Dinas Sosial Provinsi
Sulut telah dilakukan dengan benar sesuai dengan ketentuan
Undang- Undang Perpajakan No.36 Tahun 2008.
2) Dinas Sosial Provinsi Sulut telah mengunakan PTKP yang baru
sesuai dengan PMK-162/PMK.011/2012 dalam perhitungan
PPh.Pasal 21.
3) PPh.Pasal 21 dikenakan atas pegawai Dinas Sosial Provinsi Sulut
berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan istri/suami, tunjangan
anak, tunjangan jabatan, tunjangan pangan, tunjangan umum.

Saran yang dapat diberikan sebagai masukan kepada pimpinan


dan karyawan Dinas Sosial Provinsi Sulut: 1. Perlu adanya rincian
perhitungan PPh.Pasal 21 dari Dinas Sosial Provinsi Sulut agar
mempermudah masingmasing pegawai untuk mengetahui
kebenaran dari jumlah PPh.Pasal 21 sendiri. 2. Penulisan tunjangan
istri yang terdapat di nomenklatur daftar gaji harus diperbaiki
menjadi Tunjangan Suami atau Tunjangan Istri sesuai dengan siapa
diantara keduanya yang memiliki Gaji Pokok lebih tinggi.

13
BAB III PEMBAHASAN

A. Relevansi antara topik jurnal dengan karya-karya penulis


Dari topik jurnal Evaluasi Perhitungan PPh Pasal 21 Pegawai Negeri
Sipil pada Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Utara yang ditulis oleh Alfryo Toar
Lumintang, Jantje J Tinangon, dan Inggriani Elim. Dikaitkan dengan
matakuliah seminar Akuntansi Perpajakan, dalam buku (Madiarsmo 2011)
menyatakan bahwa sesuai dengan sebutannya PPh itu dikenakan atas
penghasilan. PPh merupakan salah satu jenis pajak pusat yang objeknya adalah
penghasilan. PPh dikenakan terhadap wajib pajak yaitu apabila telah terpenuhi
syarat subyektif dan syarat obyektif sebagaimana ditentukan oleh PPh
Dalam pendapat Nurmantu (2008:12) pajak adalah iuran kepada negara
(yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya
menurut peraturan-peraturan dengan tidak mendapat prestasi kembali yang
langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara yang
menyelenggarakan pemerintah
Dan pendapat Barata (2011:2) Pajak adalah salah satu sumber
penerimaan yang memberikan kontribusi cukup besar terhadap penerimaan
Negara
Direktorat Jendral Pajak (2013) UU No.36 Tahun 2008 mengatur tentang
PPh. Pasal 21 adalah penghasilan yang diperoleh Wajib Pajak orang pribadi
berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, komisi, bonus, gratifikasi, uang
pensiun atau imbalan yang diterima sehubungan dengan pekerjaan atau
jabatan, jasa dan kegiatan. Mardiasmo (2011:168) menjelaskan PPh Pasal 21
adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan
pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan
pekerjaan atau jabatan, jasa dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi

B. Pokok-pokok Argumentasi dalam Pendahuluan


Salah satu penerimaan negara adalah sektor pajak, pajak mempunyai
kontribusi cukup tinggi dalam penerimaan negara. Maka penting untuk
meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran seluruh rakyat Indonesia
Pajak Penghasilan Pasal 21 atau biasa disebut dengan PPh Pasal 21
adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan
pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan
pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi
Subjek Pajak dalam negeri
Dari tahun ke tahun PPh masih menjadi nomor satu dalam penerimaan
negara dan dalam meningkatkan penerimaan PPh ini terus dilakukan langkah-
langkah penyempurnaan terhadap peraturan perpajakan, kebijakan
perpajakan dan sistem administrasi perpajakan agar potensi pajak yang
14
tersedia dapat dipungut secara optimal. Oleh karena itu, peraturan-peraturan
perpajakan yang adapun bisa berubah-ubah seiring dengan penyesuaian
kebutuhan perpajakan
Oleh karena itu, setiap rakyat Indonesia harus sadar bahwa dengan
semakin menikmati hasil-hasil pembangunan, semakin besar kesadaran akan
tanggung jawab menjadi nilai yang fundamental dalam pembangunan
sehingga dari kesadaran akan tanggung jawab tersebut diharapkan kepatuhan
wajib pajak dapat diwujudkan
Dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 262/PMK.03/2010 tentang
tata cara pemotongan PPh.Pasal 21 bagi pejabat negara, PNS, Anggota TNI,
Anggota Polri dan Pensiunannya atas penghasilan yang menjadi beban
anggaran pendapatan dan belanja negara atau anggaran pendapatan dan
belanja daerah. Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai salah satu Wajib Pajak,
wajib membayarkan pajak dari penghasilan yang diterima
Peraturan Pemerintah No.80 tanggal 20 Desember 2010 pasal 4 ayat 1
yaitu tentang mengatur mengenai pemotongan PPh.Pasal 21 atas penghasilan
berupa honor atau imbalan lain yang dibebankan kepada APBN/APBD,
dipotong oleh bendahara pemerintah yang membayarkan honorarium atau
imbalan lain tersebut. Honor atau imbalan lain yang dimaksud dalam
pengenaan PPh tersebut salah satunya seperti uang makan pegawai, honor
kegiatan, serta tunjangan kerja. Dinas Sosial Provinsi Sulut adalah satuan kerja
perangkat daerah yang menangani pembangunan di bidang kesejahteraan
social

C. Pemilihan Serta Cakupan Kajian Teori


Dalam kajian teori jurnal ini menurut saya sudah baik karena berisi
penjelasan yang jelas dengan tariff perhitungannya, pembaca juga bisa
mengerti isi jurnal ini dengan meilihat kajian teori yang ada, seperti :

A. Akuntansi Pajak
Nordiawan (2008:1) menyatakan Akuntansi adalah proses mengenali,
mengukur, dan mengkomunikasikan informasi ekonomi untuk memperoleh
pertimbangan dan keputusan yang tepat oleh pemakai informasi yang
bersangkutan. Sugiri & Riyono (2008:1) Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa
yang fungsinya adalah untuk menyediakan informasi kuantitatif, terutama
yang bersifat keuangan, tentang entitas ekonomik. Muljono (2010:2) akuntansi
pajak adalah bidang akuntansi yang berkaitan dengan perhitungan
perpajakan, yang mengacu pada peraturan, UU dan aturan pelaksanaan
perpajakan.

B. Fungi Akuntansi Pajak


Waluyo (2008:4) Fungsi Akuntansi Pajak adalah mengolah data
kuantitatif yang akan digunakan untuk menyajikan keputusan. Oleh sebab itu

15
maka akuntansi harus memenuhi tujuan kualitatif. Adapun fungsi akuntansi
perpajakan adalah mengolah data kuantitatif yang akan digunakan untuk
menyajikan laporan keuangan yang memuat perhitungan perpajakan. Tujuan
kualitatif akuntansi perpajakan antara lain sebagai berikut:
1. Relevan
2. Dapat dimengerti
3. Daya uji / Verifiability
4. Netral
5. Tepat waktu
6. Daya banding / Comparability
7. Lengkap

C. Pajak
Nurmantu (2008:12) pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat
dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-
peraturan dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat
ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-
pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara yang
menyelenggarakan pemerintah. Barata (2011:2) Pajak adalah salah satu sumber
penerimaan yang memberikan kontribusi cukup besar terhadap penerimaan
Negara.

D. Fungsi Pajak
Mardiasmo (2011:1) menuliskan bahwa fungsi pajak terbagi dua, yaitu:
Fungsi Budgetair yaitu pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk
membiayai pengeluaranpengeluarannya. Fungsi Mengatur (Regulerend) yaitu
pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan
pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi. Fungsi Budgetair, pajak
berfungsi sebagai salah satu sumber penerimaan negara yang hasilnya
digunakan untuk membiayai pengeluaran negara baik pengeluaran rutin
maupun pengeluaran untuk pembangunan. Upaya pemerintah untuk
mengoptimalkan pemasukan dana ke kas negara melalui cara ekstensifikasi
maupun intensifikasi pemungutan pajak dengan penyempurnaan peraturan
berbagai jenis pajak. Pajak mempunyai fungsi regulerend artinya pajak sebagai
alat yang digunakan pemerintah untuk mengatur atau melaksanakan
kebijakan pemerintah dibidang sosial dan ekonomi maupun tujuan-tujuan
tertentu di luar bidang keuangan, serta dapat mengendalikan kegiatan
masyarakat agar sejalan dengan rencana dan keinginan pemerintah.

E. Pajak Penghasilan
Mardiasmo (2011:135) menyatakan bahwa sesuai dengan sebutannya
PPh itu dikenakan atas penghasilan. PPh merupakan salah satu jenis pajak
pusat yang objeknya adalah penghasilan. PPh dikenakan terhadap wajib pajak

16
yaitu apabila telah terpenuhi syarat subyektif dan syarat obyektif sebagaimana
ditentukan oleh PPh.

F. PPh. Pasal 21
Direktorat Jendral Pajak (2013) UU No.36 Tahun 2008 mengatur tentang
PPh. Pasal 21 adalah penghasilan yang diperoleh Wajib Pajak orang pribadi
berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, komisi, bonus, gratifikasi, uang
pensiun atau imbalan yang diterima sehubungan dengan pekerjaan atau
jabatan, jasa dan kegiatan. Mardiasmo (2011:168) menjelaskan PPh Pasal 21
adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan
pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan
pekerjaan atau jabatan, jasa dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi

G. Tarif PPh.Pasal 21
Tabel 1. Tarif PPh.Pasal 21
lAPISAN PENGHASILAN KENA PAJAK TARIF PAJAK
sampai dengan Rp 50.000.000,00 5%
di atas Rp 50.000.000 – Rp 250.000.000 15%
di atas Rp 250.000.000,00 - Rp 500.000.000 25%
di atas Rp 500.000.000 30%

H. Penghasilan Tidak Kena Pajak


Tarif Pajak Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) sesuai dengan PMK-
162/PMK.011/2012 terhitung 1 Januari 2013 berlaku sebagai berikut :
1. Untuk diri WP Rp 24.300.000
2. Tambahan WP Kawin Rp 2.025.000
3. Tambahan untuk Penghasilan istri digabung dengan penghasilan suami
Rp 24.300.000
4. Tambahan untuk anggota keluarga yang menjadi tanggungan
(maksimal 3 orang) Rp 2.025.000

D. Metodelogi Penelitian yang Digunakan dan Relevansinya


Dalam penelitin penulis telah membagi penelitian ini dari beberapa aspek
yaiu jenis data, sumber data, tempat dan waktu, juga prosedur penelitian
dimnana penjelasannya dipaparkan sebegai berikut :
1. Jenis Data
Jenis Data Jenis Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuantitatif, yaitu jenis data yang dapat diukur dan dihitung berapa
besarnya PPh.Pasal 21 pegawai Dinas Sosial Provinsi Sulut.
2. Sumber Data
Sumber Data Data Primer adalah data yang diambil langsung dari pusat
atau data melalui survey lapangan, dalam hal ini adalah data yang
diperoleh dan dikumpulkan langsung seperti wawancara langsung pada

17
bagian keuangan Dinas Sosial Provinsi Sulut. Data sekunder adalah data
yang biasanya telah dikumpulkan oleh lembaga data dan dipublikasikan
kepada masyarakat pengguna data, dalam hal ini berupa daftar
pembayaran gaji, sejarah kantor dan struktur organisasi.
3. Tempat dan Waktu
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian lapangan dilakukan dengan
cara peninjauan langsung di kantor Dinas Sosial Provinsi Sulut yang
terletak di Kecamata Tikala, Jl.Pingkan Matindas No.125 Manado. Adapun
kegiatan penelitian/pencarian datanya dilakukan selama bulan Juni 2013
sampai dengan Juli 2013.
4. Prosedur Penelitian
Prosedur Penelitian Prosedur yang dilakukan oleh penulis adalah
sebagai berikut: 1. Mengumpuklan dokumen-dokumen dan
mempelajarinya untuk digunakan dalam perhitungan PPh.Pasal 21. 2.
Menganalisa serta membandingkan perhitungan PPh.Pasal 21 pegawai-
pegawai sesuai atau tidak dengan perhitungan menurut ketentuan UU
Perpajakan yang terkait.
5. Populasi dan Sampel
 Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah PNS yang bekerja
pada Dinas Sosial Provinsi Sulut, dengan jumlah pegawai 107 orang.
 Sampel adalah sebagian untuk diambil dari keseluruhan obyek yang
diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Teknik penentuan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel random.
Prosedur yang cukup akurat untuk pengambilan sampel secara acak
adalah dengan menggunakan tabel angka acak disamping itu dapat
pula dilakukan dengan cara mengundi. Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 30 orang PNS masing-masing terdiri dari 7 orang
PNS Golongan II, 17 orang PNS Golongan III dan 6 orang PNS Golongan
IV yang bekerja di Dinas Sosial Provinsi Sulut
6. Metode Pengumpulan Data
Ada 3 metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
 Observasi (Observation) yaitu mengadakan pengamatan secara
langsung terhadap objek penelitian tentang pelaksanaan dari kegiatan
operasional. Dalam teknik ini pengamatan dilakukan terhadap Pegawai
Dinas Sosial Provinsi Sulut.
 Wawancara (Interview) yaitu teknik pengumpulan data dengan cara
melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak yang berwenang
untuk mendapatkan data-data sebagai bahan penelitian. Pihak yang
diwawancarai adalah pegawai Dinas Sosial Provinsi Sulut.

18
 Studi Kepustakaan yaitu teknik pengumpulan data dengan cara
mempelajari dan mendalami serta mengutip teori-teori atau konsep dari
sebuah literatur baik buku ataupun karya tulis lainnya yang berkaitan
dengan permasalahan yang akan penulis angkat dan teliti
7. Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan untuk membahas permasalahan
adalah metode analisis deskriptif yaitu suatu metode pembahasan
permasalahan yang sifatnya menguraikan, menggambarkan suatu keadaan
atau data serta melukiskan dan menerapkan suatu keadaan sedemikian
rupa sehingga dapat ditarik kesimpulan untuk menjawab permasalahan
yang ada

E. Tentang Kesimpulan dan Saran Yang Diajukan Penulis Serta


Impilkasinya pada Penelitian Berikutnya
Ada 3 point dalam pengambilan kesimpulan dalam penelitian ini yaitu :
1. Perhitungan PPh.Pasal 21 gaji PNS pada Dinas Sosial Provinsi Sulut telah
dilakukan dengan benar sesuai dengan ketentuan Undang- Undang
Perpajakan No.36 Tahun 2008.
2. Dinas Sosial Provinsi Sulut telah mengunakan PTKP yang baru sesuai
dengan PMK-162/PMK.011/2012 dalam perhitungan PPh.Pasal 21.
3. PPh.Pasal 21 dikenakan atas pegawai Dinas Sosial Provinsi Sulut berupa
gaji, upah, honorarium, tunjangan istri/suami, tunjangan anak, tunjangan
jabatan, tunjangan pangan, tunjangan umum.
Saran yang diambil dalam penelitian ini yaitu :
Penuis sebaiknya menaruh contoh rincian PPh Pasal 21 dari Dinas Sosial
Provinsi Sulut agar mempermudah para pegawai untuk mengetahui jumlah
PPh pasal 21 mereka sendiri. Penulisan tunjangan istri yang terdapat di
nomenklatur daftar gaji harus diperbaiki menjadi Tunjangan Suami atau
Tunjangan Istri sesuai dengan siapa diantara keduanya yang memiliki Gaji
Pokok lebih tinggi

F. Memuat Persetujuan Kritik Sanggahan Uraian Penjelasan Serta


Posisi Penulisan Jurnal Riview
Dalam Jurnal ini penulis tidak menambahkan tentang kritik dan saran
dari pembaca. Oleh sebab itu penulis meminta kritik dan sanggahan, agar bisa
mengetahui kesalahan serta posisi dalam penulisan jurnal riview.

19
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan yang diambil dari penelitian ini adalah
Perhitungan PPh.Pasal 21 gaji PNS pada Dinas Sosial Provinsi Sulut
telah dilakukan dengan benar sesuai dengan ketentuan Undang- Undang
Perpajakan No.36 Tahun 2008. Dinas Sosial Provinsi Sulut telah
mengunakan PTKP yang baru sesuai dengan PMK-162/PMK.011/2012
dalam perhitungan PPh.Pasal 21. PPh.Pasal 21 dikenakan atas pegawai
Dinas Sosial Provinsi Sulut berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan
istri/suami, tunjangan anak, tunjangan jabatan, tunjangan pangan,
tunjangan umum

B. SARAN
Saran yang dapat diberikan sebagai masukan kepada pimpinan dan
karyawan Dinas Sosial Provinsi Sulut.Perlu adanya rincian perhitungan
PPh.Pasal 21 dari Dinas Sosial Provinsi Sulut agar mempermudah
masingmasing pegawai untuk mengetahui kebenaran dari jumlah
PPh.Pasal 21 sendiri. Dan Penulisan tunjangan istri yang terdapat di
nomenklatur daftar gaji harus diperbaiki menjadi Tunjangan Suami atau
Tunjangan Istri sesuai dengan siapa diantara keduanya yang memiliki Gaji
Pokok lebih tinggi
Saya berharap bagi penulis untuk mencantumkan kritik dan saran
dalam Bab III agar jika pembaca membaca artikel ini dapat memberikan
pendapat kritis ataupun saran dalam jurnal ini

20
Daftar Pustaka

 Mardiasmo, 2011. Perpajakan Edisi Revisi. Yogyakarta: Gramedia


 Lumintang Alfryo. 2014. Evaluasi Perhitungan PPh Pasal 21 Pegawai Negeri Sipil
Pada Dinas Sosial Provonsi Sulawesi Utara. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Samratulangi : Manado
 Lumintang Alfryo. 2018. Evaluasi Perhitungan PPh Pasal 21 Pegawai Negeri Sipil
Pada Dinas Sosial Provonsi Sulawesi Utara.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/4439/3967. Diakses Juni
2014
 Khasanah Uswatun. 2018. REVIEW JURNAL PENGARUH SISTEM PERPAJAKAN
YANG KONDUSIF TERHADAP DUNIA USAHA.
http://repository.iainpekalongan.ac.id/1418/1/review%20jurnal%20PERPAJAKAN.p
df. Diakses Tahun 2016

21

You might also like