Faktor Kebangkitan Sastra Arab Di Mesir
Faktor Kebangkitan Sastra Arab Di Mesir
Faktor Kebangkitan Sastra Arab Di Mesir
M Khafid Wahfyudi
Email :17310195@student.uin-malang.ac.id
M Busyro Daroini
Email :17310175@student.uin-malang.ac.id
Insan Alifaridho
Email :17310006@student.uin-malang.ac.id
Email :17310064@student.uin-malang.ac.id
ABSTRACT
The purpose of this paper is to explain some of the factors that caused the
development of Arabic literature to be influenced in the Middle Ages. Islamic
religious civilization is very rapidly developing in the country of Egypt. One of
them is colonialism by Napoleon Bonaparte. During their residence in Egypt
provided many benefits for the advancement of Islamic civilization, many changes
in progress in various fields, such as in the fields of education or science,
journalism, and the arts. The population of Napoleon and the United Kingdom is
very helpful in the initial steps of the development of science in the Islamic religion.
The Islamic nation at that time had already begun the period of their awakening
in the country of Egypt. The successor of the government at that time continued
to explore knowledge by bringing in educators from Europe to add new
knowledge. It was at this time that Arabic literature was increasingly developed
with many language studies being studied. There are also media to distribute the
literary works. As well as a place or community gathering to develop abilities in
their Arabic literary fields.
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Mesir merupakan salah satu negara yang terletak di benuaAfrika Utara dan memiliki
wilayah atau posisi yang sangat strategis sehingga tanpa sadar memiliki banyak keuntungan
bagi Negara tersebut. Batas wilayah mesir bagian barat adalah Libya, di Timur berbatasan
dengan Israel, di selatan adalah Sudan, dan di di bagian utara berbatasan dengan jalur Gaza.
Selain itu Mesir juga negara yang berdekatan dengan sungai Nil sehingga mayoritas
penduduk mesir menjadikan sungai Nil sebagai sumber kehidupan dan pendukung mata
pencaharian. Perekenomian Mesir tergantung pada sector pertanian yang mendapat
pengairan dari sungai Nil.
Mesir sebagai penghubung tiga benua, yaitu benua Asia, benua Afrika, dan benua
Eropa menjadikan keberadaan Mesir sangat mudah dimasuki bangsa asing dan
menanamkan pengaruhnya. Selain itu, karena hal tersebut Mesir sangat penting bagi dunia
Internasional karena kebudayaan Mesir menjadi tolak ukur perkembangan kebudayaan di
dunia. Saat ini mesir diakui secara luas sebagai pusat budaya dan political utama di wilayah
Arab danTimur Tengah.
Berdasarkan letaknya yang sangat strategis, Mesir memiliki banyak keuntungan
namun kurang sadarnya masyarakat Mesir akan hal tersebut menjadikan sasaran empuk
bangsa lain untuk memanfaatkan keuntungan tersebut bagi negaranya. Banyak bangsa asing
yang berlomba lomba untuk manaruh kekuasaan di Mesir. Bangsa mesir yang juga
merupakan bangsa patuh dan sangat mudah dipengaruhi menjadi faktor lain mengapa Mesir
banyak dijajah oleh bangsa lain.
Pada saat kekuasaan dinasti Mamluk, Mesir menjadi negara yang sangat terbelakang
terhadap perkembangan ilmu pengetahuan karena pada saat itu dinasti Mamluk hanya fokus
pada kekuasaan saja hingga lupa kepada pertahanan dan perkembangan ilmu pengetahuan.
Namun, ketika Napoleon Bonaparte membawa pengaruh besar dengan menginjakkan
kakinya di Mesir sejak tahun 1798 M menyebabkan bangkitnya kesadaran masyarakat Mesir
akan kelemahan dan keterbelakangan mereka. Napoleon memperkenalkan budaya Perancis
dan ilmu pengetahuan barat kepada masyarakat Mesir. Kebangkitan Mesir ini ditandai oleh
beberapa factor yaitu adanya institut formal seperti sekolah-sekolah, lembaga informal,
kesenian, jurnalistik, dsb.
PEMBAHASAN
A. JURNALIS
1. Jurnalistik di Arab
Bangsa Cina yang mendahului dalam mempelopori dibidang jurnalistik, mengingat
bahwa bangsa Cina telah menerbitkan koran pada tahun 911 SM, mungkin itu adalah
publikasi pemerintah, dan surat kabar harian Roma mulai diterbitkan pada masa
kepemimpinan Julius Cesar pada abad 1 SM dengan nama Duria Acta. Didalamnya
mempublikasikan tentang kegiatan pemerintahan dan berita-berita penting, dan telah
disebutkan bahwa telah dimulai pada tahun 691 SM,
Mungkin sebagian negara yang lain telah melakukan hal tersebut, dan jurnalistik
modern berasal dari negara Jerman pada pertengahan abad ke-15 dengan adanya penemuan
peninggalan alat percetakan, namun belum dapat menyesuaikan terhadap bentuknya yang
belum diketahui kecuali di Venesia, surat kabar yang diterbitkan pertama kali pada tahun
1536 bernama Gazetta dikarenakan terdapat kritik yang berurutan di dalamnya, kemudian
surat kabar Inggris diterbitkan pada tahun 1622, dan surat kabar Perancis pada tahun 1631,
dan terus berkembang di seluruh kota-kota lain di Eropa.
2. Jurnalistik di Mesir
Para jurnalis Arab belum menampakkan keahlian di bidang jurnalistik kecuali
sebelum abad ke-19, dan Mesir telah mendahului munculnya jurnalistik di Arab. Kemudian
agar mudah dalam memahami tema jurnalistik Arab, maka ada empat pembagiannya,
diantaranya
1. Berdirinya jurnalistik di masa Muhammad Ali
2. Sejarah jurnalistik diantara masa Muhammad Ali dan Ismail
3. Sejarah jurnalistik diantara masa Ismail dan penjajahan Inggris
4. Sejarah jurnalistik pada era perjanjian Inggris-Mesir
1. Berdirinya jurnalistik di masa Muhammad Ali
Dasar dari jurnalistik Jerman yang modern ialah bertemunya orang-orang Perancis
di Mesir dalam akhir abad ke-18, yang telah didirikan selama mereka tinggal di Mesir (1789-
1801). Nama dua surat kabar Perancis ialah Decade Egyptienne dan Courrier D’gypte.
Kami telah mengumukan dalam perkataan kami tentang kedatangan orang Prancis
ke Mesir bahwa mereka mendirikan pengadilan kasus dan mengeluarkan sebuah surat kabar
yang disebut Tanbih di mana mereka mempublikasikan apa yang sedang terjadi, dan
membedakan terhadap para pekerja, kemudian hal itu diedit oleh Mr.Ismail Khashab, jadilah
seperti surat kabar militer atau peradilan, tetapi diputuskan bahwa "Insiden Mesir" adalah
surat kabar pertama masyarakat Arab dalam kebangkitan ini, yang dipelopori oleh
Muhammad Ali Pasha pada tahun 1828, pertama kali diterbitkan dalam bahasa Turki,
kemudian dalam bahasa Arab dan Turki, dan akhirnya hanya diterbitkan dalam bahasa Arab,
dan penerbitan tidak teratur diselenggarakan oleh Ismail Pasha, itu diedit oleh sekelompok
penulis dan penulis elit yang muncul selama kebangkitan. Diantara mereka, Sheikh Hassan
al-Attar, seorang teman dari editor Ismail Khashab, Beliau yang membantu dalam
pengeditannya, jadi beliau berlatih di industri ini, termasuk Sheikh Ahmad Faris Al-Shidiac,
Shehabuddin, pemilik kapal, Sheikh Ahmed Abdul Rahim, Sheikh Mohammed Abdo, dan
Sheikh Abdul Karim Salman, dan lainnya.
2. Sejarah Jurnalistik diantara masa Muhammad Ali dan Ismail
Nampaknya setalah Mesir meletakkan pondasi jurnalistik Arab, mereka beristirahat
dalam jangka waktu yang sebentar memanfaatkan dari diamnya pergerakan zaman, yakni
perpindahan hal-hal krisis setelah Muhammad Ali dan Al waaliyyin (Abbas dan Sa’id).
Keduanya tidak memiliki keinginan untuk sastra, dan tidak diterbitkan pada masa
pemerintahan mereka (1849-1863). Di Lembah Nil, semangat jurnalisme tidak mampu
menangkap jiwa bangsa Arab dan surat kabar diterbitkan pada masa pemerintahan
Muhammad Ali, dan pemerintah merawatnya untuk urusan resmi.
Pembentukan pers politik Arab, kekuasaan pada tahun 1855 Surat kabar politik
publik tidak resmi telah didekati oleh Suriah untuk pergolakan politik di negara mereka pada
hari itu, cukup dengan Perang pada tahun 1854, dan apa yang terjadi di baliknya dari
akibatnya, dan saling memasuki orang negara-negara asing melakukan intervensi dengan
urusan Kekaisaran Ottoman, dan pena mereka menulis dan mengeluarkan pers politik Arab
yang pertama yang tidak resmi selama perang di Asatana pada tahun 1855 diterbitkan oleh
Rizkallah Hassoun al-Halabi dan menamainya dengan miraatul ahwal.
Taman berita di Beirut pada tahun 1858 yang pemiliknya adalah Khalil El Khoury,
beliau adalah yang menerbitkan pertama kali pers Arab di dalam pemerintahan Utsmani
yang diluar Astana. Kemudian di dalam ketetapannya beliau membuat jendral dengan
sebutan Fajrul Munir kemudian jendral terebut membuat keadilan untuk taman berita,
setelah 2 tahun dari terbitnya hal tersebut terjadi insiden di Suria pada tahun 1860.
Ternyata, terbitnya Taman Berita menimbulkan godaan sastra Suria untuk
menirunya. Pada 1858, dua surat kabar Arab muncul di luar kekuasaan utsmani, salah
satunya adalah ‘atorid yang muncul di Marseille namun tidak bertahan lama, dan yang kedua
adalah burjiyus yang diterbitkan oleh Rashid Al dahdah warga Lebanon di Paris, dan setelah
4 tahun diserahkan dan dipercayakan kepada Sulaiman Hariri dari Tunisia, dan
diberhentikan pada tahun kelimanya.
Pers Arab mengambil langkah penting pada tahun 1860 dengan munculnya jawaib di
Astana yang dimiliki oleh Ahmad Faris, salah satu pilar kebangkitan Arab yang akhir. Setelah
terbit Aljawaib muncul Ar roid At tunisi yakni surat kabar resmi untuk Tunisia muncul pada
tahun 1861. Surat kabar terus muncul di Suriah dan Maroko dan kebanyakan yang paling
resmi berasal dari Suria muncul pada tahun 1867, surat kabar Lebanon yang dikeluarkan
Daud Pasha pada tahun 1868.
3. Jurnalistik Diantra masa Isma’il dan Penjajahan dari tahun 1863-1882
Telah disebutkan tentang keinginan Isma’il untuk orang negara-negara asing, dan
ambisinya untuk kemerdekaan, sperti halnya yang dilihat oleh kakeknya, Muhammad Ali
yakni ingin menghidupkan sastra Arab, perguruan tinggi di Arab, aktif didalam jurnalistik,
dan kedekatan para penyair dan ulama’ di semua wilayah Arab, kemudian warga Suriah
berbondong-bobdong pergi ke Mesir, dan mulai mendirikan surat kabar di Suriah dan di luar
negeri, Isma’il pun memfasilitasi mereka untuk bekerja di Mesir.
Orang Mesir sendiri menginginkan pers pada masa Isma’il setelah mereka
mengabaikan yang dibangun di antaranya Mohamed Ali, koran Mesir tertua yang diterbitkan
setelah fakta-fakta Mesir (Alya’sub), yaitu majalah bulanan yang diterbitkan pada tahun
1865 untuk para penciptanya, Muhammad Ali Pasha Al-Hakim, dan Ibrahim Al-Desouki, ini
adalah jurnal medis pertama yang diterbitkan dalam bahasa Arab, namun belum berumur
panjang.
Adapun surat kabar politik tidak resmi, yang pertama di Mesir adalah Lembah Nil,
didirikan oleh Abu Al-Saud Afandi pada tahun 1866, diterbitkan di Kairo dua kali seminggu
dengan ukuran bulan sabit kira-kira, ini adalah ilmuwan politik sastra, dan terganggu setelah
kematian pemiliknya pada tahun 1878, diikuti oleh surat kabar (Nuzha Al afkar) Muncul
mingguan di Kairo pada tahun 1869 oleh Ibrahim al-Muwailhi dan Muhammad Othman
Jalal.
Tahun berikutnya (1870), muncul majalah (Roudlotul Madaris) dicetak di percetakan
Di Lembah Nil, Lembah Nil telah lama menjadi miskin, dan hanya Mesir yang
mengekspornya majalah Roudlotul Madaris adalah jurnal ilmiah sastra, diedit oleh ilmuwan
Nakhbah, para penulis kemudian menjadi terkenal di dunia sastra, termasuk Abdullah Pasha
Fikri, dan Ismail Pasha, Badr Bey Hakim, Ali Pasha Mubarak, Rifa'a Bey, Kadri Bey, semuanya
dia menerbitkan artikel serial tentang topik seperti buku independen, dan Roudlotul
Madaris terus menerbitkan selama beberapa tahun.
4. Jurnalistik Arab pada masa penjajahan dari tahun 1882 sampai sekarang
Era ini memajukan transisi Khedive ke akhir Khedive, dan pada zamannya hukum
disahkan publikasi pada tahun 1881 karena pers menyentuh pada gerakan awal Arab setelah
pergi kemudian revolusi Arab terjadi, Inggris menduduki Mesir pada tahun 1882, dan pers
berbalik Setiap hari di era ini sampai Kairo, surat kabar berkembang biak, dan surat kabar
harian pertama diterbitkan Surat kabar (Zaman) untuk pemiliknya Alksan Sarafian Armenia,
telah mengambil alih penyuntingan Pemilik bulan sabit tahun 1883-1884, kemudian
menutup pemerintahan dan pemiliknya pergi ke Siprus, Di sana ia mendirikan sebuah surat
kabar yang disebutnya(Dick Asy Sarqi) pada tahun 1889, tidak muncul lama, dan masih
Kairo tidak memiliki surat kabar harian sampai Mokattam muncul pada 1888, saat itu Al-
Moayad dan lainnya. Surat kabar mingguan berlimpah di Kairo, seperti "burhan", "bayan"
dan "miratu syarqi" Dan lainnya.
Ketika Inggris menduduki Mesir dan Perancis tidak bersama mereka, masalah
pendudukan dan evakuasi lahir, adapun masalah Mesir dan Ottoman, surat kabar dibagi
menjadi beberapa bagian, beberapa di antaranya partisan ke Kekaisaran Ottoman di Inggris,
beberapa ke Prancis Di Inggris, yang lain mengambil sisi Inggris, yang pertama surat kabar
yang memihak mereka di Mesir, surat kabar Alzaman disebutkan di atas, dan kemudian
pemilik Mokattam kaum nasionalis membencinya dan menciptakan Al-Moayyad pada tahun
berikutnya Sheikh Ali Yusuf, dan direkturnya Sheikh Ahmed Madi, kemudian ditumpangi
oleh Sheikh Ali Yusuf. Munculnya pendukung adalah langkah utama dalam pers nasional;
peran pers ini, yang membuka jalan bagi surat kabar nasional lainnya nasionalis Islam, dan
mengambil Nasser patriotik senior dalam asuhan pertamanya, tetapi bertahan sampai saat
ini, dan memperoleh dari ketenaran dan pengaruh kata itu, hal ini disebabkan oleh
kemampuan pemilik dan stabilitasnya, dan Mokattam Fakai dalam cara untuk tetap pada
rencananya kesulitan serius, katakan kurang dari sabar.
Pers Arab mencapai level tertinggi di era Abbasiyah dari tahun 1892, dan mendahului
seluruh daerah Mesir, dan pers di Suriah terdegradasi karena tekanan pemerintah,
membatasi gagasan sebelum undang-undang dasar diundangkan, Mesir menjadi fokus pena
dan kekasih kebebasan, dan mata pencaharian siswa dari negara lain. Melihat pers, usia ini
terbagi menjadi tiga peran: babak pertama dari asumsi disamping Inggris pada tahun 1892
hingga munculnya brigade pada tahun 1900, yang kedua dari kemunculan brigade ke tahun
1910, dan reaksi ketiga dari tahun 1910 sampai sekarang.
B. INSTITUSI INFORMAL
Organisasi Ilmiah Dan Sastra Di Suriah
Masyarakat ilmiah yang pertamakali berasal dari Suria, karena kaum Frank
berbondong-bondong ke Suriah untuk pendidikan sebelum ke Mesir. Mari kita mulai dengan
menyebutkan organisasi di Suriah, ada empat bagian:
1. Organisasi demokratis
2. Organisasi amal pendidikan
3. Organisasi teknis ilmiah
4. Komunitas Sastra
e.) Organisasi Ilmiah dari Kampus: Organisasi ini didirikan oleh murid-murid sekolah tinggi
amerika, organisasi ini miliki dampak yang signifikan dalam mempromosikan talenta kaum
muda dan membiasakan mereka untuk meniliti dan belajar.
f.) Organisasi Baquroh Suriah: ditengah itu ada kebangkitan wanita di Beirut, yang mana
mereka memimpin anak perempuan berpendidikan, membentuk organisasi ilmiah untuk
tujuan asosiasi pemuda. Hasil kerja dari organisasi ini dibukukan pada tahun 1880 yang
berisi beberapa pidato tentang permasalahan social.
(1-4) klub
Munculnya klub di Beirut dan kota-kota lain di Suriah setelah deklarasi konstitusi, tetapi
kebanyakan dari mereka adalah politisi dari Union and Progress Party, atau partai koalisi,
atau partai politik lain, yang kami tidak tertarik untuk membahasnya.
7. organisasi seni
a. sastra delight society alosta
b. asosiasi promosi sastra
c. perusahaan perwakilan sastra
d. organisasi pengetahuan sastra
C. INSTITUSI FORMAL
1. Al-Azhar
a. Al-Azhar
Al-Azhar adalah sekolah/perguruan tinggi yang berada di kota Mesir dan sekolah
tertua yang sudah 1000 tahun lalu di dunia. Dan saat ini ada kurang dari 10 abad sekolah-
sekolah utama di dunia dan masih tetap. Telah bergulir pada kondisi Al-Azhar dari
pondasi/keadaan yang sulit dan mudah, Al-Azhar memiliki keungulan khusus dalam Seni
Bahasa Arab, karena Al-Azhar menyiapkannya dari/selama generasi gelap.
Sedangkan Muhammad Ali pada waktu itu ingin memajukan para lulusan guru atau
perajianan yang pintar dan siapapun yang membantu dalam pekerjaannya ini. Dia dibantu
oleh para pelajarnya dan mengirim mereka ke Eropa untuk menerima ilmu pengetahuan
dan obat-obatan/kedokteran, atau belajar ilmu percetakan dan seni lainnya. Dan sampai
sejauh ini komunitas pelajar Mesir dan Non-Mesir berasal dari muslim berbagai ras dan
bahasa. Diantaranya yaitu Arab, Turki, Sudan, Prancis, India, Afganistan, Indonesia, dan
China. Mereka (pelajar Non-Mesir) menerima berbagai ilmu ini menggunakan Bahasa Arab,
dengan ini cara terbesar untuk menyebarkan dan menjaga lidah ini.
4. Sekolah Kedokteran
Sekolah ini sangat penting dalam kebangkitan ini, karena ia mengandalkan dokter
lulus, sebuah hasil dari lompatan ilmu yang asing dan alam yang didapatkan oleh murid-
muridnya. Dan ini adalah sekolah menengah tertua di Mesir, karena tujuannya militer asli
juga mengalami kemajuan. Dan pengajaran kedokteran bukan terbatas pada tentara saja,
tetapi juga untuk umum. Mesir mendirikan sekolah kedokteran pada masa Abu Za’bal tahun
1826. Dia membawa para profesor prancis selainnya dan apoteker untuk bertugas di
tentara militer. Setelah Clut Bey diperintahkan untuk mendirikan sekolah kedokteran ia
memperluas dalam pengajaran operasi. Belom sampai 10 tahun ia dapat menjadikan 420
muridnya sebagai alumni dalam bidang ini dan berlatih di rumah sakitnya. Sekilas, bahwa
Abu Za’bal memiliki rumah sakit dan ialah yang mendirikan ilmu kedokteran di Mesir.
D. PERTUNJUKAN
1. Museum
Museum atau gudang barang antik untuk kepentingan publik dari sesuatu yang
berharga di sebuah kota yang mana diambil oleh manusia untuk memperluas pengetahuan
dan meningkatkan pemikiran. Namun para raja dan pangeran pada masa itu menyimpan
barang antik untuk di megahkan.
Perawatan museum dipercayakan kepada komite elit terkemuka dan ilmuwan dari
orang-orang Arab dan kaum Frank.Ini memiliki anggota kehormatan di luar negeri, dan
misinya termasuk memeriksa barang antik Arab Diwan Wakaf, sumbangan pemerintah atau
pribadi, serta Museum Arab yang dimaksud.Museum ini berisi apa yang tersebar dari barang
antik
Museum islam pada masa ustmani dengan banyak barang-barang yang antik Arab
dan museum ini terletak di Asanah dan arahnya tertutupi oleh mosaic biru yang didirikan
oleh Muhammad al-Fatih pada tahun 860 H, kemudian diperbaiki oleh sultan murah ke tiga
dan beliaulah yang membentuknya menjadi dua tingkat . Yang berisikan tentang
peninggalan-peninggalan islam pada masa ustmani. Dan pada keseluruhannya ada gambar
Khairuddin Bass yang diukir diatas batu dan banyak juga karpet yang berharga dan juga
barang barang yang bersejarah. Diantaranya adalah kursi dari sultan salim ketiga yang
mana punggung kursinya disampulkan dengan beludruk merah dan kursi yang lain yaitu
kursi Muhammad al-Fatih yang lebih besar dari itu yang terlapiskan beludru.
Dan disini pula banyak barang-barang astronomi seperti astrolabe dan bola yang mana bola
itu terbuat dari tembaga yang diatasnya ada gambaran dari tanah yang sudah ada sejak
zaman saljuk, ukiran pendaki kuda emas dan lukisan sultan Salim ketiga dengan minyak
yang mana kala itu terdapat citra sejati para sultan sultan Ustmani.
Beberapa museum modern telah didirikan di Tunisia dan Aljazair, sebagian besar di
antaranya untuk monumen negara-negara tersebut sebelumnya Islam, beberapa di
antaranya adalah Islam, termasuk:
1. Museum Nasional Aljazair, yang memiliki banyak monumen Islam, didirikan pada
tahun 1897
2. Museum Alawite di Tunisia: ada banyak monumen Islam dan lainnya. Arkeolog di
Timur adalah barang antik Arab yang penting.
2. Seni
Tokoh yang pertama kali yang memulai drama adalah Marwan anNaqsh 1817-1855 dan
pertama kali muncul pada pertengahan abad 19 di Suriah. Sesungguhnya kebudayaan
bangsa Arab, Italia, dan Turki mengikuti tema pada drama drama kebudayaan Prancis. Pada
tahun 1848 Marwan an Naqsh menampilkan drama dengan judul L’Avare di rumahnya yang
terletak di Beirut dengan bantuan ahli penerjemah karya sastra drama. Drama yang
keduayaitu drama komedi oleh Abu Hasan putra Harun Ar-Rasyid yang diambil dari karya
sastra 1001 malam. Dan Drama yang ketiga adalah drama yang menceritakan sejarah drama
oleh Moliere.
Seiring berjalannya waktu dibawah pimpinan Salim al-Naqsh banyak sekali drama drama
prancis yang diterjemahkan, misalnya drama Vedder oleh penyair perancis Rosin, drama
Andromak, drama Hawarisy oleh penyair kurni, drama Zinubia oleh penyair klasik I’abbe
D’aubignac.
Pada pemerintahan Ismail Basha, saat itu dibangun gedung pertunjukan di mana
menampilkan opera “Aida” yang menggunakan bahasa Perancis. Yang dipentaskan pada
pembukaan terusan Suez tahun 1869. Pada tahun 1876 muncul tokoh Mesir dalam bidang
drama yang bernama Sannu’, yang terkenal dengan nama Abu Nazarah. Ia cenderung
mengkritisi sosial politik dengan menggunakan bahasa Ammi. Kelompok-kelompok penulis
Siria dan Mesir melanjutkan penulisan karya drama di Mesir. Kemudian opera ditutup untuk
perwakilan Arab, yang kemudian dibuka hanya untuk Salman al-Qirdahi. Pada periode akhir
ini opera tidak begitupopuler atau terkenal, akan tetapi merupakan pemerintahan
aristokratis yang hanya dihadiri oleh pangeran dan penguasa, ketika Iskandar Farah
membangun teaternya atau dramanya di Jalan Syeikh Abdul Karim Salman, dan Saad
Zaghloul. Mereka masih membuka tiga kali seminggu.
KESIMPULAN
Mesir adalah negara kaya akan ilmu pengetahuan yang menjadikan sumber
pengetahuan sehingga berpengaruh di dunia dari zaman ke zaman. Mesir mempunyai tekad
dalam memperbaiki kesalahan perkembangan mulai dari usaha yang terlepas dari ikatan
inggris dan membuat keputusan dalam menanggung resiko dalam mengedepankan Mesir
kuno dan Mesir modern sehingga saat ini Nation State dan Egaliterialisme di Mesir
mempunyai peran yang penting dalam bidang nasionalisme Mesir sendiri. Menjadi sumber
pengatahuan, memengaruhi Mesir dalam segala aspek untuk mengatasi kebodohan, seperti
adanya pendidikan formal maupun informal. Dan banyak komunitas yang didirikan sesuai
dengan bidang ilmu tertentu seperti kedokteran dan kesenian. Selain itu kita tau, masjid
pada masa itu tidak hanya itu beribadah melainkan juga halaqoh untuk belajar bersama.
DAFTAR PUSTAKA