Published Assessment Report: Varilrix
Published Assessment Report: Varilrix
Published Assessment Report: Varilrix
VARILRIX
INFORMASI PRODUK
PENGANTAR
Varilrix merupakan vaksin varisela yang berasal dari virus varisela strain OKA. Varilrix telah disetujui
beredar di Indonesia sejak 25 Juni 1996. Saat ini pendaftar mengajukan perubahan posologi (1 dosis
menjadi 2 dosis pada anak ≤12 tahun).
HEALTHY SUBJECTS
Adolescents and adults ages from 13 years and Children from 13 years of age and above
above should receive 0,5 ml administered From 13 years of age and above: 2 doses.
subcutaneously at the elected date and a second
0,5 ml dose 4 to 8 weeks later It is preferable to administer the second dose at
least 6 weeks after the first dose but in no
circumstances less than 4 weeks.
Perubahan Posologi :
- Tidak terdapat studi yang membandingkan pemberian Varilrix 1 dosis dengan 2 dosis pada anak
≤12 tahun
- Studi yang diserahkan adalah sebagai berikut:
Catatan :
• Priorix adalah vaksin kombinasi yang berisi virus measles, mumps dan rubella (MMR) yang telah
dilemahkan produksi GSK Biologicals.
• Varilrix adalah vaksin varicella yang telah dilemahkan Produksi GSK Biologicals.
• Priorix Tetra adalah vaksin kombinasi yang berisi virus measles, mumps, rubella (MMR) dan
varisela hidup yang telah dilemahkan.
• Priorix Tetra diproduksi menggunakan bulk yang sama dengan vaksin Priorix (MMR) dan
Varilrix (Varicella) produksi GSK Biologicals.
• Priorix Tetra telah disetujui pada rapat KOMNAS tanggal 4 September 2013
- Studi Memuru-OKA-018 tidak dievaluasi karena usia subjek yang mengikuti studi tidak sesuai
dengan usia yang diajukan (9-10 bulan).
- Studi Memuru OKA 047 tidak dievaluasi karena subyek hanya mendapat 1 dosis vaksin varisela
- Studi OKA-H-186 tidak dievaluasi karena membandingkan antara 2 formulasi vaksin varisela
masing masing mendapat 2 dosis.
STUDI KLINIK
1. MeMuRu-OKA-046
Studi ini membandingkan pemberian dosis kedua vaksin MMR, yaitu Priorix Tetra atau Priorix
diberikan bersamaan dengan Varilrix pada subjek yang sebelumnya menerima 1 dosis Priorix
setidaknya 6 minggu sebelum studi berjalan. Subjek mendapatkan dosis kedua Varilrix pada studi
ini (interval 6-8 minggu).
Phase II, open, randomized, controlled study. Diikuti oleh 478 subjek, yaitu anak usia 15 bulan – 6
tahun, sehat, pernah memperoleh 1 dosis vaksin MMR ≥6 minggu sebelum studi, riwayat vaksinasi
varisela (-), riwayat varisela (-) dan riwayat kontak varisela 30 hari sebelum studi (-).
KESIMPULAN
- Pemberian dosis kedua vaksin (yang mengandung) varisela (interval 6-8 minggu)
meningkatkan nilai GMT sebesar 9,8 kali lipat dibandingkan dengan yang diobservasi pasca
pemberian dosis 1 kali.
- Kejadian lokal AE relatif lebih banyak setelah pemberian dosis I dibandingkan setelah
pemberian dosis II.
2. MeMuRu-OKA-038
Studi ini membandingkan Priorix Tetra pemberian 2 dosis (dengan interval 6 minggu) dengan
pemberian bersamaan Priorix dan Varilrix untuk dosis pertama dan diikuti pemberian vaksin Priorix
6 minggu kemudian (Varilrix diberikan hanya 1 dosis).
Phase III, randomized, blinded, controlled study. Diikuti oleh 494 subjek, yaitu anak usia 12- 23
bulan, sehat, riwayat vaksinasi varisela (-), riwayat varisela (-) dan riwayat kontak varisela 30 hari
sebelum studi (-).
KESIMPULAN
Respon imun (minggu ke-12) yang ditimbulkan antara pemberian 1 dosis vaksin (yang mengandung)
varisela dengan 2 dosis tidak berbeda bermakna dalam hal status serokonversi, namun berbeda
bermakna dalam hal nilai GMT.
Desain studi Memuru-OKA-039, 040 dan 041 sama dengan studi Memuru-OKA 038. Evaluasi studi
039 dan 040 hanya dilakukan terhadap parameter efikasi (breakthrough cases), mengingat parameter
imunogenisitas tercakup dalam studi 041 yang dilakukan hingga tahun ke-3.
KESIMPULAN
- Kejadian varisela lebih rendah pada pemberian 2 dosis Priorix Tetra dibandingkan 1 dosis
Varilrix (0.3% vs 1.9% [tahun I], 0.4% vs 0.9% [tahun II], 0% vs 2.5% [tahun III])
- Hasil pengukuran antibodi hingga tahun ke-3 menunjukkan bahwa pemberian 2 dosis vaksin
(yang mengandung) varisela mempertahankan tingkat serokonversi yang lebih besar (>99%)
dibandingkan pemberian 1 dosis (>93%) dengan nilai GMT yang lebih besar (225,5 vs 105,8).
4. MEMURU-OKA-043
Studi ini membandingkan Priorix Tetra pemberian 2 dosis (dengan interval 6 minggu) dengan
pemberian bersamaan Priorix dan Varilrix untuk dosis pertama dan diikuti pemberian vaksin Priorix 6
minggu kemudian (Varilrix diberikan hanya 1 dosis).
Phase III, randomized, partially blinded, controlled study. Studi diikuti oleh 1438 subjek usia 11–
21 bulan, sehat, riwayat dan kontak varisela (-).
KESIMPULAN
Respon imun (minggu ke-12) yang ditimbulkan 2 dosis vaksin (yang mengandung) varisela lebih
tinggi dibandingkan 1 dosis, yaitu tingkat serokonversi ≥ 100% vs 97,3% dan nilai GMT ≥2505,9
vs 85,8 berturut-turut pada 2 dosis dibandingkan 1 dosis.
5. MEMURU-OKA-044
Studi ini membandingkan Priorix Tetra (pemberian 2 dosis dengan interval 6 minggu) dengan
pemberian dosis pertama Priorix dan Varilrix, kemudian dosis kedua Priorix 6 minggu kemudian.
Phase III, randomized (1:1:1:1), partially blinded, controlled study. Diikuti oleh 970 subjek usia
11–21 bulan, sehat, riwayat dan kontak varisela (-).
KESIMPULAN
Respon imun (minggu ke-12) yang ditimbulkan 2 dosis vaksin (yang mengandung) varisela lebih
tinggi dibandingkan 1 dosis, yaitu tingkat seropositi 99,7% vs 97,5% dan nilai GMT 1903.3 vs 80.3,
berturut-turut pada 2 dosis dibandingkan 1 dosis.
EVALUASI
Perubahan Posologi (1 dosis menjadi 2 dosis vaksin pada subjek usia 12 bulan – 12 tahun)
1. Efikasi
Pemberian 2 dosis vaksin (yang mengandung) varisela memberikan efikasi yang lebih baik
ditunjukkan oleh jumlah kejadian varisela yang lebih rendah, yaitu 0,3% vs 1,9% (tahun I), 0,4%
vs 0,9% (tahun II), 0% vs 2,5% (tahun III).
2. Imunogenisitas
Peningkatan nilai GMT lebih besar pada pemberian 2 dosis dibandingkan 1 dosis dan secara statistik
berbeda bermakna
3. Keamanan
Profil keamanan 2 dosis vaksin varisela lebih rendah dibandingkan 1 dosis, terutama kejadian AE
lokal, namun AE yang terjadi masih dapat ditoleransi.
KEPUTUSAN
Perubahan posologi 2 dosis diterima.