Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Fernalia, Devi Listiana, Harti Monica STIKES Tri Mandiri Sakti, Bengkulu

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

JANUARI [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728

2021 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 3, NOMOR 1 JANUARI 2021] HAL 1-10

PENGARUH SENAM ERGONOMIK TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN


DENGAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BENTIRING KOTA
BENGKULU

Fernalia1, Devi Listiana2, Harti Monica3


1,2,3
STIKES Tri Mandiri Sakti, Bengkulu
Email: lia_fernalia@yahoo.com

ABSTRACT: THE EFFECT OF ERGONOMIC GYMNASTICS ON BLOOD PRESSURE


IN HYPERTENSION PATIENTS IN THE WORKING AREA OF BENTIRING
PUSKESMAS, BENGKULU CITY

Background: The national prevalence of hypertension is 25.8%. There are 15


million hypertension sufferers in Indonesia, only 4% are under control and 50%
of patients do not realize that hypertension sufferers tend to become severe
hypertension. Ergonomic exercise is a non-pharmacological management of
hypertension which can reduce vasoconstriction and blood vessel pressure,
increase vasodilation function can reduce peripheral vascular resistance, if the
elasticity of blood vessels increases it will make it easier for blood vessels to
relax quickly while the heart pumps blood so it can reduce the increase in blood
pressure.
Purpose: to study the effect of ergonomic exercise on blood pressure in patients
with hypertension in the working area of the Bentiring Health Center, Bengkulu
City.
Methods: this research uses a pre-experimental design with methods the one-
group pre test –post test design. The study population was all patients having
hypertension who is currently conducting an examination at the Bentiring City
Health Center Bengkulu as many as 149 patients. Sampling in this study using
Accidental Sampling technique of 21 people who had hypertension. Technique
data collection used in this study is to use primary data which is obtained
directly by measuring blood pressure before it is done gymnastics and after
exercise. Ergonomic exercise 2 times a week with a duration of 20 minutes and
a tool to measure blood pressure using spigmomanometer, the observation sheet
is used to observe blood pressure respondents after and before exercising
Result: The results obtained: (1) pre-test blood pressure (before treatment)
stage II amounted to 6 people (28.6%), stage I amounted to 3 people (14.3%), pre
hypertension amounted to 11 people (52.4%) and normal 1 person (4.8%). (2)
blood pressure post-test (after treatment) stage II amounted to 2 people (9.5%),
stage I amounted to 2 5 people (9.5%), pre hypertension (23.8%) and 12 normal
people (57.1%)
Conclusion: There is an effect of ergonomic exercise on blood pressure in
patients with hypertension. It is hoped that it can be taken into consideration
in applying ergonomic exercise as a non-pharmacological therapy in hypertensive
patients

Keywords: hypertension, ergonomic exercise

1
JANUARI [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
2021 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 3, NOMOR 1 JANUARI 2021] HAL 1-10

INTISARI: PENGARUH SENAM ERGONOMIK TERHADAP TEKANAN DARAH PADA


PASIEN DENGAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BENTIRING KOTA
BENGKULU

Pendahuluan: Prevalensi hipertensi secara nasional mencapai 25,8%. Penderita


hipertensi di Indonesia berjumlah 15 juta namun hanya 4% yang terkendali dan
sebesar 50% penderita tidak menyadari sebagai penderita hipertensi yang
cenderung menjadi hipertensi berat. Senam ergonomik merupakan
penatalaksanaan non farmakologis hipertensi yang dapat mengurangi
vasokontriksi dan tekanan pembuluh darah, meningkatkan fungsi vasodilatasi
dapat mengurangi resistensi pembuluh darah perifer, bila elastisitas pembuluh
darah meningkat maka akan memudahkan pembuluh darah untuk mengendur
dengan cepat selama jantung memompa darah sehingga dapat mengurangi
peningkatan tekanan darah.
Tujuan: untuk mempelajari pengaruh senam ergonomik terhadap tekanan darah
pada pasien dengan hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Bentiring Kota
Bengkulu
Metode: jenis penelitian ini menggunakan rangcangan pra eksperimental design
dengan metode the one-group pre test –post test design. Populasi penelitian ini
adalah seluruh pasien yang mengalami hipertensi yang sedang melakukan
pemeriksaan ke Puskesmas Bentiring Kota Bengkulu yang berjumlah 149 pasien.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Accidental
Sampling sebanyak 21 orang yang mengalami hipertensi. Teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan data primer yang
diperoleh secara langsung dengan cara mengukur tekanan darah sebelum
dilakukan senam dan sesudah dilakukan senam. Senam ergonomik sebanyak 2 kali
dalam 1 minggu dengan durasi 20 menit dan alat untuk mengukur tekanan darah
menggunakan spigmomanometer, lembar observasi digunakan untuk
mengobservasi tekanan darah responden sesudah dan sebelum dilakukan senam.
Hasil Penelitian: tekanan darah pre-test (sebelum perlakuan) stadium II
berjumlah 6 orang (28,6%), stadium I berjumlah 3 orang (14,3%), pra hipertensi
berjumlah 11 orang (52,4%) dan normal 1 orang (4,8%). tekanan darah pos-test
(sesudah perlakuan) stadium II berjumlah 2 orang (9,5%), stadium I berjumlah 2
orang (9,5%), pra hipertensi berjumlah 5 orang (23,8%) dan normal 12 orang
(57,1%).
Kesimpulan: Ada pengaruh senam ergonomik terhadap tekanan darah pada
pasien dengan hipertensi. Diharapkan senam ergonomis dapat menjadi salah satu
terapi non-farmakologis pada pasien hipertensi

Kata Kunci : Hipertensi, Senam ergonomik

2
JANUARI [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
2021 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 3, NOMOR 1 JANUARI 2021] HAL 1-10

PENDAHULUAN
Hipertensi adalah suatu Penanganan hipertensi bisa
keadaan dimana tekanan sistolik dan dilakukan dengan 2 cara yaitu terapi
diastolik mengalami kenaikan, yaitu farmakologis dan nonfarmakologis.
tekanan sistolik di atas 140 mmHg, Untuk pemberian terapi
diastolik di atas 90 mm Hg (Wahyuni, farmakologis, kita harus
2020). Hipertensi seringkali disebut mempertimbangkan faktor umur dan
sebagai pembunuh diam - diam adanya penyakit yang akan
(silent killer), karena termasuk mempengaruhi metabolisme dan
penyakit mematikan yang tanpa distribusi obat, karenanya harus
disertai dengan gejala – gejala awal dipertimbangkan dalam memberikan
terlebih dahulu sebagai peringatan obat antihipertensi. Sedangkan
bagi korbannya (Rustandi & Jupiter, untuk terapi nonfarmakologis,
2017). mengubah pola hidup atau intervensi
Hipertensi yang tidak nonfarmakologis pada penderita
terkontrol akan menyebabkan hipertensi, sangat menguntungkan
komplikasi serius dan menjadi faktor untuk menurunkan tekanan darah.
risiko penyakit kardiovaskular dan Aktifitas senam merupakan salah
ginjal. Karena itu untuk mencegah satu aktivitas fisik yang dapat
komplikasinya, diperlukan tingkat dilakukan untuk mengurangi
tekanan darah yang stabil. Untuk peningkatan tekanan darah yang
mencapai tujuan ini, modifikasi terjadi pada penderita hipertensi
perilaku kesehatan menjadi (Gilbert W, et. all, 2012 dalam
pedoman manajemen untuk Priyantari, 2018).
mengendalikan tekanan darah itu Olahraga bagi penderita
penting (Giena dkk, 2015). hipertensi bila dilakukan dengan
Prevalensi hipertensi secara nasional terprogram akan mempunyai
mencapai 25,8%. Penderita beberapa manfaat, diantaranya
hipertensi di Indonesia diperkirakan adalah untuk mempertahankan
sebesar 15 juta tetapi hanya 4% yang kesehatan, memelihara dan
hipertensi terkendali. Hipertensi meningkatkan kemandirian serta
terkendali adalah mereka yang mobilitas dalam kehidupan bio-
menderita hipertensi dan mereka psikososio dalam seharihari
tahu sedang berobat untuk itu. (Priyantari, 2018). Ada beberapa
Sebaliknya sebesar 50% penderita aktivitas fisik atau senam yang
tidak menyadari diri sebagai terbukti berhasil untuk menurunkan
penderita hipertensi, sehingga tekanan darah tinggi. Diantaranya
mereka cenderung untuk menderita adalah senam ergonomik. Senam
hipertensi yang lebih berat ergonomik adalah senam
(Riskesdas, 2018). fundamental yang gerakannya sesuai
Di Bengkulu sendiri jumlah dengan susunan dan fisiologis tubuh.
estimasi penderita hipertensi Tubuh dengan sendirinya terpelihara
mencapai 899.010 jiwa, yang homeostatisnya atau keteraturan
mendapat pelayanan sesuai standar dan keseimbangannya, sehingga
hanya sekitar 9% saja (Dinkes tetap dalam keadaan bugar (Sagiran,
Bengkulu, 2019). Didapatkan pula 2013 dalam Perdana, 2014). Senam
data jumlah pasien yang menderita ergonomik merupakan senam yang
hipertensi di wilayah kerja dapat langsung membuka,
Puskesmas Bentiring Kota Bengkulu membersihkan, dan mengaktifkan
sepanjang tahun 2018 terakhir seluruh sistem-sistem tubuh seperti
adalah sebanyak 594 orang sistem kardiovaskuler, kemih, dan
reproduksi (Priyantari, 2018).

3
JANUARI [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
2021 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 3, NOMOR 1 JANUARI 2021] HAL 1-10

Keunggulan senam ergonomik mmHg, sedangkan selisih antara


adalah salah satu teknik senam yang pretest dengan posttest kedua
memiliki gerakan yang terilhami dari didapatkan hasil tekanan sistolik
gerakan sholat dan sesuai dengan sebesar 12,19 mmHg dan tekanan
kaidah penciptaan tubuh sehingga diastolik sebesar 9,66 mmHg. Hasil
senam ini efektif logis dan efisien penelitian ada pengaruh senam
untuk dilakukan. Senam ini dapat ergonomik terhadap penurunan
membantu mengembalikan posisi tekanan darah pada lansia dengan
dan kelenturan sistem syaraf dan hipertensi di Posyandu Bougenvil 48
aliran darah, memaksimalkan aliran Desa Gugut, Kecamatan Rambipuji,
darah yang masuk ke otak dan Kabupaten Jember (Hidayat, 2015
berbagai manfaat lainnya. Senam dalam Priyantari, 2018).
ergonomik dapat mengurangi
vasokontriksi dan tekanan pembuluh METODE PENELITIAN
darah, selain itu olahraga ini juga Tempat Penelitian di
dapat meningkatkan fungsi laksanakan di Wilayah kerja
vasodilatasi yang dapat mengurangi Puskesmas Bentiring Kota Bengkulu
resistensi pembuluh darah perifer, dan objek penelitian adalah seluruh
bila elastisitas pembuluh darah warga penderita hipertensi yang
meningkat maka hal tersebut akan berada di wilayah kerja Puskesmas
memudahkan pembuluh darah untuk Bentiring Kota Bengkulu pada bulan
mengendur dengan cepat selama Juli - Agustus 2020. Desain penelitian
jantung memompa darah (Nurfitri yang digunakan dalam penelitian ini
dkk, 2019). Gerakan senam adalah pra eksperimental design
ergonomik sangat efektif dalam dengan metode the one-group pre
memelihara kesehatan karena test –post test design. Populasi
gerakannya sangat anatomis, simpel, dalam penelitian ini adalah seluruh
dan tidak berbahaya sehingga dapat pasien yang mengalami hipertensi
dilakukan oleh semua orang dari yang sedang melakukan pemeriksaan
anak-anak sampai orang tua ke Puskesmas Bentiring Kota
(Syahfitri, 2015). Bengkulu sebanyak 149 pasien
Penelitian yang berkaitan sepanjang tahun 2019-2020.
dengan senam ergonomik terhadap Pengambilan sampel dalam
penurunan tekanan darah pada penelitian ini menggunakan teknik
pasien hipertensi adalah berjudul Accidental Sampling dengan jumlah
Pengaruh Senam Ergonomik 21 orang. Teknik pengumpulan data
terhadap Penurunan Tekanan Darah yang digunakan dalam penelitian ini
pada Lansia dengan Hipertensi di adalah menggunakan data primer
Posyandu Bougenvil 48 Desa Gugut yang diperoleh secara langsung
Kecamatan Rambipuji Kabupaten dengan cara mengukur tekanan
Jember. Penelitian ini menggunakan darah sebelum dilakukan senam dan
metode preeksperimental. Hasil sesudah dilakukan senam. Senam
penelitian diketahui dari 32 ergonomic dilakukan sebanyak 2 kali
responden didapatkan selisih antara dalam 1 minggu dengan durasi setiap
pretest dengan posttest pertama senam selama 20 menit dan alat
didapatkan hasil tekanan sistolik untuk mengukur tekanan darah
sebesar 6,1 mmHg dan tekanan menggunakan spigmomanometer,
diastolik sebesar 5,29 mmHg, selisih lembar observasi digunakan untuk
antara posttest pertama dengan mengobservasi tekanan darah
posttest kedua didapatkan hasil responden sesudah dan sebelum
tekanan sistolik sebesar 6,09 mmHg dilakukan senam. Teknik analisis
dan tekanan diastolik sebesar 4,37 data dengan analisis univariat,

4
JANUARI [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
2021 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 3, NOMOR 1 JANUARI 2021] HAL 1-10

normalitas dengan uji Shopiro-Wilk Wilcoxon Match Pair Test.


menggunakan Kolmogorow-Smirnov Pengolahan data menggunakan
Test dan bivariate dengan uji aplikasi SPSS.

HASIL
Tabel 1
Gambaran Analisis Sebelum Pengaruh Senam Ergonomik Terhadap Tekanan
Darah Pada Pasien Dengan Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Bentiring
Kota Bengkulu
Servqual F Persentase (%)
Stadium II 6 28,6
Stadium I 3 14,3
Pra hipertensi 11 52,4
Normal 1 4,8
Total 21 100,0

Berdasarkan tabel 1, dapat II berjumlah 6 orang (28,6%),


diketahui tekanan darah pre-test stadium I berjumlah 3 orang (14,3%),
(sebelum perlakuan) pra hipertensi dan normal 1 orang (4,8%).
berjumlah 11 orang (52,4%) stadium

Tabel 2
Gambaran Analisis Setelah Pengaruh Senam Ergonomik Terhadap Tekanan
Darah Pada Pasien Dengan Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Bentiring
Kota Bengkulu
Servqual F Persentase (%)
Stadium II 2 9,5
Stadium I 2 9,5
Pra hipertensi 5 23,8
Normal 12 57,1
Total 21 100,0

Berdasarkan Tabel 2 di atas hipertensi berjumlah 5 orang (23,8%)


dapat diketahui bahwa tekanan stadium II berjumlah 2 orang (9,5%),
darah pos-test (sesudah perlakuan) stadium I berjumlah 2 orang (9,5%).
normal 12 orang (57,1%), pra

Tabel 3
Gambaran Analisis Sebelum dan Sesudah Pengaruh Senam Ergonomik
Terhadap Tekanan Darah pada Pasien Dengan Hipertensi di Wilayah Kerja
Puskesmas Bentiring Kota Bengkulu
No Tekanan Tekanan darah Post Test Total
darah pre Stadium Stadium Pra Normal
test 1 I Hipertensi
1 Stadium II 2 2 2 0 6
2 Stadium I 0 0 1 2 3
3 Pra hipertensi 0 0 2 9 11
4 Normal 0 0 0 1 1
Total 2 2 5 12 21

5
JANUARI [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
2021 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 3, NOMOR 1 JANUARI 2021] HAL 1-10

Berdasarkan tabel 3, normal hanya 1 orang, sedangkan


diketahui perubahan tekanan darah tekanan darah mengalami pengaruh
responden sebelum dan sesudah setelah dilakukan senam ergonomik
perlakuan (senam ergonomik). sebanyak 2 kali dalam 1 minggu,
Tekanan darah pasien sebelum yaitu stadium II menjadi 2 orang,
mendapat perlakuan, stadium II stadium I menjadi 2 orang, pra
berjumlah 6 orang, stadium I 3 hipertensi 5 orang, normal 12 orang.
orang, pra hipertensi 11 orang, dan

Tabel 4
Uji Normalitas Data Sebelum dan Setelah Pengaruh Senam Ergonomik
Terhadap Tekanan Darah Pada Pasien dengan Hipertensi di Wilayah Kerja
Puskesmas Bentiring Kota Bengkulu
No Tekanan darah sebelum dan Shapiro-Wilk
setelah Statistik Df Sig

1 Tekanan darah sebelum 0,821 21 0,001


2 Tekanan darah setelah 0,792 21 0,001

Berdasarkan tabel 4 b. P-value = 0,001 signifikan untuk


didapatkan hasil uji normalitas data tekanan darah sistolik sesudah
dengan uji Shapiro-Wilk yaitu: perlakuan berarti data tidak
a. P-value = 0,001 signifikan untuk berdistribusi normal.
tekanan darah sistolik sebelum Karena kedua kelompok data
perlakuan berarti data tidak tidak berdistribusi normal maka
berdistribusi normal. digunakan uji Wilcoxon Sign
Rank .

Tabel 5
Wilcoxon Signed Ranks Test
N Mean Sum of Z P
Rank Ranks
Tekanan Darah Negative Ranks 16a .00 .00 - 0,000
Sistolik Pretest 3,704

Tekanan Darah Positive Ranks 0b 8.50 136.00
Sistolik
PostTest
Ties 5c
Total 21

a. Tekanan Darah Pos-test < sesudah dilakukan terapi senam


Tekanan Darah Pre-Test mengalami penurunan, dan 5 orang
b. Tekanan Darah Pos-test > tekanan darahnya tidak berubah
Tekanan Darah Pre-Test setelah melakukan terapi senam.
c. Tekanan Darah Pos-test = Hasil uji satistik Wilcoxon didapat
Tekanan Darah Pre-Test nilai Z = -3,704 dengan p-valu e =
Berdasarkan tabel 5 di atas 0,000 signifikan, maka Ho ditolak
dapat diketahui 16 orang tekanan dan Ha diterima. Jadi Ada pengaruh
darah responden dari sebelum senam ergonomik terhadap tekanan
dilakukan terapi senam hingga darah pada pasien dengan hipertensi

6
JANUARI [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
2021 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 3, NOMOR 1 JANUARI 2021] HAL 1-10

PEMBAHASAN
Berdasarkan penelitian ini Berdasarkan hasil penelitian
didapatkan 21 responden yang sesudah dilakukan senam ergonomik
mengalami hipertensi di wilayah dapat dilihat bahwa tekanan darah
kerja Puskesmas Bentiring Kota dari 21 responden didapatkan hasil
Bengkulu. Sebelum dilakukannya tekanan darah normal ada 12 orang
terapi senam ergonomik hampir (57,1%), pra hipertensi ada 5,
sebagian besar dari responden stadium II ada 2 orang (9,5%),
mengalami hipertensi yaitu, pra stadium I ada 2 orang (9,5%). Hal ini
hipertensi ada 11 orang (52,4%), tentu saja menunjukan perubahan
stadium II yaitu 6 orang (28,6%), tekanan darah setelah dilakukan
Stadium I ada 3 orang (14,3%), dan senam ergonomik pada pasien
yang normal hanya 1 orang saja dengan hipertensi. Hal ini didukung
(4,8). oleh penelitian yang dilakukan oleh
Hipertensi atau lebih dikenal Lumempouw Wungouw & Polii
dengan penyakit darah tinggi ini (2016), bahwa senam berpengaruh
adalah suatu keadaan dimana terhadap tekanan darah baik 2 kali
seseorang mengalami peningkatan perminggu maupun 3 kali perminggu.
darah diatas normal yaitu lebih dari Hasil analisis penelitian yang
140/90. Penyakit hipertensi dilakukan di Wilayah Kerja
dipengaruhi oleh tingkat Puskesmas Bentiring Kota Bengkulu
pengetahuan dan sikap serta gaya menunjukan dari 21 responden yang
hidup. Penanganan hipertensi yang sudah melakukan terapi senam
paling aman dan efektif adalah ergonomik didapatkan hasil yaitu
pengobatan yang bersifat sebanyak 16 orang mengalami
nonfarmakologi, pengobatan secara penurunan tekanan darah. Hal ini
nonfarmakologi merupakan suatu dikarenakan ke-16 responden yang
pengobatan dengan memperbaiki mengalami penurunan tekanan
pola atau gaya hidup yang tidak darah ini dikarenakan responden
sehat (Abdillah dkk, 2016). mengikuti gerakan senam ergonomik
Berdasarkan hasil observasi sesuai dengan standar operasional
dan wawancara ke 21 responden prosedur dan kooperatif dalam
pada penelitian ini, seluruh melakukan senam ergonomik.
responden mengatakan tidak pernah Pengobatan yang dapat menurunkan
melakukan terapi nonfarmakologi tekanan darah dengan terapi non
untuk mengatasi penyakit farmakologis berupa senam
hipertensinya. Selain itu, responden ergonomik ini adalah tepat karena
kurang tau mengenai terapi senam ergonomik ini jika dilakukan
nonfarmakologi yang dapat ia dengan benar dalam masing-masing
lakukan untuk mengatasi gerakan memiliki banyak manfaat
hipertensinya. dalam memelihara kesehatan tubuh.
Hal ini sejalan dengan penelitian Terutama pada kesehatan jantung
Susiati, dkk (2016) yang diketahui dan pembuluh darah. Setelah
bahwa sebagian besar responden melakukan senam ergonomik dengan
mempunyai sikap negatif tentang rutin sebanyak 2 kali dalam 1 minggu
cara perawatan hipertensi. Hasil dan juga dengan gerakan dan tehnik
penelitiannya menunjukkan bahwa yang tepat dapat menjadikan daya
sebagian besar responden masih tahan tubuh menjadi baik sehingga
banyak yang belum mempunyai sikap berpengaruh terhadap tekanan
positif untuk melakukan perawatan darah (Hanik, 2018).
penyakit hipertensi seperti jarang Seperti yang dikemukakan
mengikuti senam. oleh Madyo Wratsongko MM,

7
JANUARI [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
2021 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 3, NOMOR 1 JANUARI 2021] HAL 1-10

pencipta senam ergonomik dari rawat jalan di sebuah rumah sakit


Indonesian Ergonomic Gymand umum Bishoftu untuk mengevaluasi
Health Care dalam D.S Theia dkk, pengetahuan, sikap dan prektek
(2017) Mengatakan senam ini terapi Nonfarmakologi antara pasien
bermanfaat mencegah dan Hipertensi, hasil penelitian ini
menyembuhkan berbagai macam menyebutkan bahwa sikap dari
penyakit. Untuk mendapatkan hasil responden sebagian besar ialah
memuaskan, akan lebih baik jika negatif sehingga hal ini merupakan
senam ini dilakukan secara hambatan untuk menjalankan
berkelanjutan, sekurang –kurangnya praktek terapi hipertensi, hasil
2-3 kali seminggu ± 20 menit jika penelitian ini menyebutkan bahwa
semua gerakan dilakukan sempurna. ada hubungan yang bermakna untuk
Adapun manfaat yang diperoleh variabel sikap, sehingga variable
dengan melakukan gerakan senam sikap disimpulkan memiliki dampak
ergonomik ini seperti pengaktifan yang baik untuk mendukung program
fungsi organ tubuh, membangkitkan terapi hipertensi nonfarmakologi di
biolistrik dalam dan melancarkan Bishoftu.
sirkulasi oksigen yang cukup dalam Hal ini sejalan dengan
tubuh sehingga tubuh akan terasa penelitian Syahitdah, Nissa (2018)
segar dan energi bertambah, yang mengatakan aktivitas fisik
penyembuhan berbagai penyakit berpengaruh terhadap tekanan
yang menyerang tulang belakang, darah. Semakin tinggi aktivitas fisik
membantu penyembuhan penyakit maka semakin kecil risiko terkena
sinusitis dan asma, meningkatkan penyakit hipertensi. Seseorang
daya tahan tubuh, mengontrol dengan aktivitas ringan memiliki
tekanan darah tinggi. kecenderungan sekitar 30-50%
Berdasarkan hasil penelitian terkena hipertensi dibanding
didapatkan juga ada 5 orang seseorang dengan aktivitas sedang
responden lainnya tekanan darahnya atau berat. Aktivitas fisik yang
tetap yaitu tidak terjadi perubahan dilakukan secara teratur dengan
tekanan darah sebelum dan setelah durasi yang tepat dapat menurunkan
melakukan senam ergonomic, hal ini tekanan darah menunjukan bahwa
dikarenakan ada beberapa faktor senam ergonomik ini memang efektif
yang mempengaruhi tekanan darah untuk dijadikan terapi
meskipun sudah melakukan senam nonfarmakologis pada pasien
ergonomik yaitu responden tidak penderita hipertensi. Senam
dengan sungguhsungguh melakukan ergonomik ini dapat menjadi salah
senam ergonomik, frekuensi gerakan satu alternatif terapi yang dapat
yang dilakukan tidak sesuai dengan dilakukan untuk mengontrol tekanan
standar oprasional prosedur (SOP) darah pada pasien dengan
senam ergonomik, dan lamanya hipertensi.
hipertensi yang diderita. Penelitian ini sesuai dengan
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
penelitian yang dilakukan oleh Syahrani (2017), dari data
Tesfaye (2015) yang berjudul pemeriksaan tekanan darah baik
Knowledge, Attitudes , And Practice pada sebelum dan sesudah senam
Of Non Pharmacologic Therapy ergonomik tiap harinya, menunjukan
Among Hypertensive Patient In bahwa pengaruh senam yang
Bishoftu, Ethiopia, sebuah studi dilakukan selama 2 minggu sebanyak
Cross Sectional dengan responden 3 kali dalam seminggunya terhadap
yang dipilih secara acak dari 60 tekanan darah sistolik menunjukan
responden yang mengikuti terapi adanya perubahan dan pengaruh

8
JANUARI [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
2021 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 3, NOMOR 1 JANUARI 2021] HAL 1-10

yang signifikan dengan nilai P value ratarata tekanan darah sistol dan
0,000, dengan rata-rata penurunan diastole dengan nilai Pvalue=0,001
dalam 2 minggu sebanyak 6 hari (ɑ=Pvalue=0,001 (ɑ=<0,05) yang
yaitu 11,29 mmHg. artinya senam ergonomik
Penelitian ini sejalan dengan berpengaruh terhadap tekanan
penelitian Nurfitri, Budiharto, darah sistol dan diastol. Terapi
Yulanda (2019). Menggunakan uji senam ergonomik dapat menjadi
Wilcoxon didapatkan nilai P tekanan salah satu terapi alternatif yang
darah sistolik dan diastolik kelompok dapat digunakan untuk mengontrol
perlakuan P=0,000. Nilai P pada tekanan darah pada klien hipertensi.
tekanan darah sistolik kelompok Berdasarkan hasil penelitian,
kontrol P=0,000 dan nilai tekanan terdapat beberapa implikasi yang
darah diastolik kelompok kontrol dapat digunakan untuk peningkatan
P=0,006. Hasil uji mann whitney post dalam bidang keperawatan, yaitu
test intervensi senam menujukkan bagi tenaga kesehatan (perawat)
nilai P= 0,649. Di dapatkan harus ditingkatkan upaya dalam
kesimpulan ada pengaruh senam penyuluhan tentang terapi
ergonomik terhadap perubahan nonfarmakologis senam ergonomik
tekanan darah dan tidak ada untuk pasien yang mengalami
perbedaan yang signifikan dari hasil penyakit hipertensi, sehingga
post test senam ergonomik pada penelitian ini dapat dijadikan acuan
kedua kelompok penelitian. Senam untuk intervensi keperawatan bagi
ergonomik dapat dijadikan salah perawat atau petugas puskesmas
satu terapi nonfarmakologi untuk agar dapat diadakanya program
menurunkan dan mengontrol penyuluhan tentang senam
tekanan darah. ergonomik sebagai terapi
Hasil penelitian ini sejalan nonfarmakologis penyakit
dengan penelitian Moomina Siauta hipertensi. Untuk pendidikan
(2019) dimana hasil uji analisis kesehatan, penelitian ini dapat
univariat ratarata tekanan darah dijadikan sebagai dokumen dan
sistol dan diastol sebelum adalah bahan bacaan bagi mahasiswa
146,00 mmHg dan 93,50 mmHg. keperawatan mengenai senam
Rata-rata tekanan darah sistol dan ergonomik sebagai terapi
diastole sesudah adalah 133,00 nonfarmakologis untuk penyakit
mmHg dan 84,95 mmHg, Hasil hipertensi.
analisis bivariat menggunakan
Wilcoxon bahwa ada perbedaan
5 orang (23,8%) dan normal 12
KESIMPULAN orang (57,1%).
1. Tekanan darah pre-test 3. Ada pengaruh senam ergonomik
(sebelum perlakuan) stadium II terhadap tekanan darah sistolik
berjumlah 6 orang (28,6%), pada pasien dengan hipertensi
stadium I berjumlah 2 orang di wilayah kerja Puskesmas
(14,3%), pra hipertensi Bentiring Kota Bengkulu.
berjumlah 11 orang (52,4%) dan
normal 1 orang (4,8%). SARAN
2. Tekanan darah pos-test Diharapkan kepada pihak
(sesudah perlakuan) stadium II Puskesmas Bentiring Kota Bengkulu
berjumlah 26 orang (9,5%), untuk semakin meningkatkan
stadium I berjumlah 2 orang layanan kesehatan terhadap
(9,5%), pra hipertensi berjumlah hipertensi dengan menambah
penatalaksaan non farmakalogis

9
JANUARI [MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
2021 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 3, NOMOR 1 JANUARI 2021] HAL 1-10

dengan senam ergonomis pada Muhammadiyah


pasien hipertensi yang berkunjung Surakarta).
ke Puskesmas Bentiring Kota Priyantari, W. (2018). Pengaruh
Bengkulu. senam ergonomik
AR PUSTAKA terhadap tekanan darah
DAFTAR PUSTAKA pada lansia di Panti
Abdillah, A., Susanti, E. W., & Werdha Budhi Dharma
Sunarti, S. (2017). Yogyakarta.
Hubungan Pengetahuan Susiati, I., Hidayati, T., & Yuniarti,
dan Sikap Penderita F. A. (2016). Gambaran
Hipertensi dengan pengetahuan dan sikap
Penatalaksanaan Terapi klien tentang cara
non Farmakologi di perawatan hipertensi.
PUSKESMAS Karang Asam Care: jurnal ilmiah ilmu
Samarinda. kesehatan, 4(3), 105-110.
Dinas Kesehatan Bengkulu. (2019). Syahfitri, M. (2015). Efektifitas
Profil Kesehatan Provinsi Senam Jantung Sehat Dan
Bengkulu : Subbag Senam Ergonomik
perencanaan Kombinasi Relaksasi Nafas
Giena, V. P. Thongpat, S. & Nitirat Dalam Terhadap Tekanan
P. (2015). Factors relating Darah Pada Penderita
health promoting Hipertensi Primer
behaviors among older (Doctoral dissertation,
adults with hypertension Riau University).
in Bengkulu City, Wahyuni, S. (2020). Hubungan
Bengkulu, Indonesia . kualitas tidur dengan
Hanik, U. (2018). Pengaruh senam tekanan darah lansia pada
ergonomik terhadap penyakit hipertensi di
penurunan tekanan darah puskesmas Cisadea
pada lansia yang (Doctoral dissertation,
mengalami hipertensi Universitas
(Doctoral dissertation, Muhammadiyah Malang).
STIKES Insan Cendekia
Medika Jombang).
Lumempouw, D. O., Wungouw, H. I.,
& Polii, H. (2016).
Pengaruh senam Prolanis
terhadap penyandang
hipertensi. eBiomedik,
4(1).
Nurfitri, R. (2019). Pengaruh senam
ergonomik terhadap
perubahan tekanan darah
lansia dengan hipertensi.
Jurnal ProNers, 4(1).
Perdana, R. M. (2014). Efektivitas
senam ergonomik dengan
senam aerobic low impact
terhadap level tekanan
darah pada lansia
hipertensi (Doctoral
dissertation, Universitas

10

You might also like