Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
0% found this document useful (0 votes)
41 views10 pages

JURNAL

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1/ 10

[MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728

Januari 2019 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 1, NOMOR 1, JANUARI 2019] 25-34

PENGARUH RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP SKALA NYERI KEPALA


PADA PASIEN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS SAWAH LEBAR
KOTA BENGKULU

Fernalia1, Wiwik Priyanti2, S. Effendi3, Dita Amita4


1
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu
Email: lia_fernalia@yahoo.com
2
Puskesmas Sawah Lebar Kota Bengkulu
Email: Priyanti.wiwik@gmail.com
3
Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu
Email: effendi@gmail.com
4
STIKES Bakti Husada Bengkulu
Email: amitadita@gmail.com

ABSTRACT: EFFECT OF DEEP BREATHING RELAXATION TO HEADACHE PAIN


LEVEL AMONG HYPERTENSION PATIENTS IN AREA OF SAWAH LEBAR PRIMARY
HEALTH CARE BENGKULU CITY

Backround: Headache is a problem that is often felt by people with


hypertension. Deep breath relaxation is a form of nursing care which in this
case the nurse teaches clients how to do deep breathing besides being able to
reduce pain intensity, it can also increase lung ventilation and improve blood
oxygenation.
Purpose: The purpose of this study was to determine the Effect of Deep
Breathing Relaxation to Headache Pain Level on Hypertension Patients in Area
of Sawah Lebar Primary Health Care Bengkulu City.
Methods: This study used pre experiment with one group pretest-posttest
design. Population in this study were all hypertension patients who ever
treated in Area of Sawah Lebar Primary Health Care Bengkulu City in 2017 with
the amount of 584 patients. Sampling technique used accidental sampling
obtained 41 respondents. Collecting data in this study used primary data with
measured pain intensity with objective before and after Deep Breathing
Relaxation used observation instrument with pain level numeric rating scale
(NRS). Data analysis used Wilcoxon sign rank test.
Result: The result of this study showed from 41 respondents obtained average
pain level before Deep Breathing Relaxation were 4,37 for moderate pain 41
and standard deviation 0,581. While average pain level after Deep Breathing
Relaxation were 3,02 for mild pain (36), moderate pain (5) and standard
deviation 0,570. From statistic test obtained p=0,000 < 0,05 means H0 rejected
and Ha accepted. Both variable had difference headache pain level after Deep
Breathing Relaxation.
Conclusion: Conclusion is there is effect of Deep Breathing Relaxation to
Headache Pain Level on Hypertension Patients in Area of Sawah Lebar Primary
Health Care Bengkulu City.

Keywords: Deep Breathing Relaxation, Headache Pain Level, Hypertension

25
[MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
Januari 2019 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 1, NOMOR 1, JANUARI 2019] 25-34

INTISARI: PENGARUH RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP SKALA NYERI


KEPALA PADA PASIEN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAWAH
LEBAR KOTA BENGKULU

Pebdahuluan: Nyeri kepala merupakan masalah yang sering dirasakan oleh


penderita hipertensi. Relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan
keperawatan yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana
cara melakukan nafas dalam selain dapat menurunkan intensitas nyeri, juga
dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh relaksasi nafas
dalam terhadap skala nyeri kepala pada pasien hipertensi di wilayah kerja
Puskesmas Sawah Lebar Kota Bengkulu.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain Pre Eksperimen dengan pendekatan
one-Group Pretest-posttest Design. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh pasien hipertensi yang pernah berobat di Puskesmas Sawah Lebar tahun
2017 yang berjumlah 584 pasien.Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini
menggunakan accidental sampling diperoleh sampel sebesar 41 responden.
Pengumpulan data dalam penelitian menggunakan data primer (data yang
diperoleh langsung dari responden) dengan melakukan pengukuran intensitas
nyeri secara obyektif sebelum dan sesudah teknik relaksasi nafas dalam
menggunakan instrumen lembar observasi dengan skala nyeri numeric rating
scale (NRS). Teknik pengolahan data menggunakan teknik analisis uji Wilcoxon
sign rank test.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 41 responden didapatkan nilai
rata-rata tingkat nyeri sebelum diberikan relaksasi nafas dalam 4,37 untuk
nyeri sedang 41 dan standar deviasi 0,581. Sedangkan nilai rata-rata tingkat
nyeri setelah diberikan relaksasi nafas dalam 3,02 untuk nyeri ringan (36), nyeri
sedang (5) dan standar deviasi 0,570. Dari hasil uji statistik didapatkan p= 0,000
< 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Jadi kedua variabel memiliki skala nyeri
kepala yang berbeda atau dengan kata lain terjadi penurunan skala nyeri
kepala setelah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam.
Kesimpulan: Kesimpulannya terdapat pengaruh relaksasi nafas dalam terhadap
skala nyeri kepala pada pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Sawah
Lebar Kota Bengkulu.

Kata Kunci: Hipertensi, Nyeri Kepala, Relaksasi Nafas Dalam

PENDAHULUAN
Hipertensi merupakan salah satu umur ≥18 tahun sebesar 25,8% dengan
penyakit tidak menular (PTM) yang diagnosis dari cakupan tenaga
menjadi masalah kesehatan yang kesehatan hanya 36,8%, dan sebagian
sangat serius baik di dunia maupun di besar kasus hipertensi di masyarakat
Indonesia (Anggraini dalam Roshifani, tidak terdiagnosis yaitu sebesar 63,2%.
2017). Hipertensi ditandai dengan Prevalensi tertinggi hipertensi pada
tekanan darah sistolik lebih dari 140 umur ≥18 tahun terletak di Provinsi
mmHg dan tekanan diastolik lebih dari Bangka Belitung (30,9%), disusul
90 mmHg, berdasarkan pada dua kali Kalimantan Selatan (30,8%),
pengukuran atau lebih (Smeltzer & Kalimantan Timur (29,6%), Jawa Barat
Bare, 2016; Naziah dkk, 2018)). (29,4%), sedangkan Provinsi Bengkulu
Hasil Riset Kesehatan Dasar urutan ke 26 dari 33 provinsi yaitu
(Riskesdas) tahun 2013 prevalensi 21,6% (Balitbangkes Kemenkes RI,
hipertensi di Indonesia berdasarkan 2013).

26
[MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
Januari 2019 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 1, NOMOR 1, JANUARI 2019] 25-34

Berdasarkan data Dinas Penatalaksanaan non


Kesehatan Propinsi Bengkulu tahun farmakologis dengan modifikasi gaya
2017 jumlah penderita hipertensi hidup sangat penting dalam mencegah
adalah 10.206 (0,51%) kasus dari tekanan darah tinggi, antara lain
jumlah penduduk sebanyak 2.016.185 mempertahankan berat badan ideal,
orang dengan jumlah kematian akibat kurangi asupan natrium, batasi
hipertensi sebanyak 302 (2,96%) konsumsi alkohol, makan makanan
orang. Tingginya angka hipertensi yang banyak mengandung kalium dan
disebabkan oleh beberapa faktor. kalsium yang cukup dari diet,
Faktor resiko hipertensi antara lain, menghindari merokok, penurunan
genetik, usia, jenis kelamin, geografi stress, terapi masase, dan teknik
dan lingkungan, pola hidup, garam relaksasi. Teknik relaksasi terdiri dari
dapur, dan merokok (Pranata& Eko, relaksasi otot (progressive muscle
2017). relaxion), pernapasan (diaphragmatik
Tanda dan gejala hipertensi breathing), meditasi, (attention-
menurut Nurarif (2015), antara lain focussing exercise), dan relaksasi
penglihatan kabur karena kerusakan perilaku (behavioral relaxation
retina, nyeri pada kepala, pusing, training) (Miltenberger, 2004; Sumiati,
gemetar, mual muntah, lemas, sesak 2018).
nafas, gelisah, kaku ditengkuk, dan Relaksasi nafas dalam
kesadaran menurun (Nugraheni, merupakan suatu bentuk asuhan
2016). keperawatan yang dalam hal ini
Nyeri kepala merupakan perawat mengajarkan kepada klien
masalah yang sering dirasakan oleh bagaimana cara melakukan nafas
penderita hipertensi. Nyeri kepala ini dalam, nafas lambat (menahan
dikatagorikan sebagai nyeri kepala inspirasi secara maksimal) dan
intrakranial yaitu jenis nyeri kepala bagaimana menghembuskan nafas
migren diduga akibat dari venomena secara perlahan, selain dapat
vascular abnormal. Walaupun menurunkan intensitas nyeri, teknik
mekanisme yang sebenarnya belum relaksasi nafas dalam juga dapat
diketahui, nyeri kepala ini sering meningkatkan ventilasi paru dan
ditandai dengan sensasi prodromal meningkatkan oksigenasi darah
misal nausea, penglihatan kabur, (Nurman, 2017).
auravisual, atau tipe sensorik Klasifikasi metode relaksasi
halusinasi (Hall& Guyton, 2014; napas dalam dibagi menjadi dua
Purwandari, 2018). macam yaitu teknik relaksasi progresif
Secara umum manajemen nyeri aktif dan teknik relaksasi progresif
yang dapat dilakukan untuk mengatasi pasif. Teknik relaksasi progresif pasif
nyeri dibagi menjadi dua bagian melibatkan penggunaan pernafasan
besar, yaitu terapi farmakologi dan perut yang dalam dan pelan ketika
terapi non-farmakologi. Banyak dari otot mengalami relaksasi dengan
pasien atau anggota tim kesehatan ketegangan sesuai urutan yang
cenderung memandang obat sebagai diperintahkan. Teknik relaksasi yang
metode untuk menghilangkan nyeri. efektif dapat menurunkan denyut
Namun begitu, banyak pula aktivitas jantung, tekanan darah, mengurangi
terapi keperawatan nonfarmakologi tension headache, menurunkan
yang sebenarnya cukup ampuh dalam ketegangan otot, meningkatkan
mengatasi nyeri. Meskipun tindakan kesejahteraan dan mengurangi
tersebut bukan merupakan pengganti tekanan gejala pada individu yang
obat-obatan (Smeltzer & Bare, 2002; mengalami berbagai situasi (Potter &
Budiman & Wibowo, 2018). Perry, 2010; Handayati & Safrudin,
2018).

27
[MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
Januari 2019 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 1, NOMOR 1, JANUARI 2019] 25-34

Seperti yang dijelaskan Potter & bulan Januari sampai Desember pada
Perry (2010) di atas, bahwa terapi tahun 2015 sebanyak 435 penderita,
relaksasi napas dalam progresif pasif dan pada tahun 2016 adalah 572
memiliki manfaat yang sangat banyak penderita hipertensi. Di Puskesmas
dan positif bagi kesehatan, salah Sawah Lebar diperoleh data bahwa
satunya yaitu menurunkan nyeri penderita penyakit tidak menular
kepala karena hipertensi. yang paling tinggi adalah penyakit
Berdasarkan data surveilans hipertensi tercatat dari bulan Januari
terpadu penyakit berbasis Puskesmas sampai Desember 2017 sebanyak 584
di Kota Bengkulu angka penderita kasus penderita hipertensi.
hipertensi dari tahun ke tahun Dari pernyataan di atas,
semakin meningkat. Dari total sehingga peneliti tertarik untuk
keseluruhan puskesmas yang masuk melakukan penelitian tentang
dalam wilayah kerja Dinas Kesehatan “Pengaruh Relaksasi Nafas Dalam
Kota Bengkulu, Puskesmas Sawah Terhadap Skala Nyeri Kepala Pada
Lebar merupakan salah satu Pasien Hipertensi Di Wilayah Kerja
Puskesmas yang memiliki pasien Puskesmas Sawah Lebar Kota
hipertensi yang cukup tinggi. Dari Bengkulu”.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan menggunakan lembar observasi skala
jenis penelitian Pre Eksperimen pengukuran nyeri sebelum dan
dengan pendekatan one-Group sesudah intervensi dengan
Pretest-posttest Design. Populasi menggunakan numerical rating scale
dalam penelitian ini adalah semua (NRS) dan prosedur teknik relaksasi
pasien hipertensi yang pernah berobat nafas dalam yang dilakukan 15 kali,
ke Puskesmas Sawah Lebar tahun 2017 dengan diselingi istirahat singkat
yang berjumlah 584 pasien. setiap 5 kali, serta data sekunder
Pengambilan sampel dalam penelitian yang diperoleh dari data yang didapat
ini adalah dengan menggunakan berdasarkan dari laporan tahunan di
teknik accidental sampling sebanyak Puskesmas Sawah Lebar Tahun 2017.
41 responden. Data yang digunakan Data dianalisa menggunakan Uji
adalah Data primer yang diperoleh Normalitas, Analisis Univariat dan
dari responden langsung dengan Analisis Bivariat.

HASIL PENELITIAN

1. Uji Normalitas Data


Tabel 1
Uji Normalitas Data Skala Nyeri Kepala Sebelum Dan
Sesudah Relaksasi Nafas Dalam

Faktor Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk


Statisti
Statistic Df Sig. c Df Sig.
Skala Sebelum Relaksasi
.418 41 .000 .639 41 .000
Nyeri Nafas Dalam
Kepala Sesudah Relaksasi
.395 41 .000 .681 41 .000
Nafas Dalam

28
[MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
Januari 2019 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 1, NOMOR 1, JANUARI 2019] 25-34

Hasil uji normalitas data dengan dalam, berarti data tidak normal,
uji Shapiro-Wilk didapat nilai maka digunakan analisis data dengan
p=0,000<0,05 untuk skala nyeri kepala statistik Nonparametrik yaitu
sebelum dan sesudah relaksasi nafas Wilcoxon sign rank test.

2. Analisis Univariat
Analisis univariat pada condifence Interval (CI) for mean
penelitian ini untuk melihat nilai nyeri sebelum dan sesudah dilakukan
mean, median, standar deviasi, nilai terapi relaksasi nafas dalam.
minimum dan maksimum, serta 95%

Tabel 2
Distribusi Rata-Rata Skala Nyeri Responden Pre dan Post Dilakukan Intervensi
Latihan Relaksasi Nafas Dalam di Puskesmas Sawah Lebar Kota Bengkulu
n : 41

Variabel Min- 95% CI for


N Mean Median SD
Maks mean
Pretest 41 4,37 4,00 0,581 4-6 4,18-4,55
Posttest 41 3,02 3,00 0,570 2-5 2,84-3,20

Dari tabel 2 Hasil analisa yang nyeri 4,18-4,55. Rata-rata skala nyeri
didapatkan dari rata-rata skala nyeri setelah diberikan relaksasi nafas
sebelum dilakukan relaksasi nafas dalam adalah 3,02 (nyeri ringan)
dalam adalah4,37 (rata-rata nyeri dengan median 3,00 (nyeri ringan),
sedang) dengan median 4,00 (nyeri standar deviasi 0,570, skala minimum
sedang), Standar deviasi (0,581), skala 2 (nyeri ringan), skala maksimum 5
minimum 4 (nyeri sedang), dan skala (nyeri sedang), dan dari hasil estimasi
maksimum 6 (nyeri sedang). Dari hasil interval dapat disimpulkan bahwa 95%
estimasi interval dapat disimpulkan diyakini rata-rata skala nyeri 2,84-
bahwa 95% diyakini rata- rata skala 3,20.

3. Hasil Analisis Bivariat


a. Sign Test
Tabel 3
Sign Test Skala Nyeri Kepala Sesudah Dan
Sebelum Relaksasi Nafas Dalam
n : 41

N Z P
Skala Nyeri Kepala Sesudah Negative Differences 41 -6.247 0,000
Relaksasi Nafas Dalam - Skala Positive Differences 0
Nyeri Kepala Sebelum
Relaksasi Nafas Dalam Ties 0
Total 41

Skala nyeri kepala sesudah dalam dapat menurunkan skala nyeri


relaksasi nafas dalam lebih kecil dari kepala.
skala nyeri kepala sebelum relaksasi Hipotesis :
nafas dalam, artinya relaksasi nafas

29
[MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
Januari 2019 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 1, NOMOR 1, JANUARI 2019] 25-34

Ho: kedua variabel memiliki skala skala nyeri kepala setelah dilakukan
nyeri kepala yang sama. teknik relaksasi nafas dalam.
Ha: kedua variabel memiliki skala Sehingga dapat disimpulkan:
nyeri kepala yang berbeda. Terdapat Pengaruh relaksasi nafas
Karena nilai asymp.sig.(2-tailed) dalam terhadap skala nyeri kepala
= 0,000<0,05 maka Ho ditolak dan Ha padapasien hipertensi di wilayah kerja
diterima. Jadi kedua variabel memiliki Puskesmas Sawah Lebar Kota
skala nyeri kepala yang berbeda atau Bengkulu.
dengan kata lain terjadi penurunan

b. Wilcoxon Signed Ranks Test


Tabel 4
Wilcoxon Signed Rank Test Skala Nyeri Kepala Sesudah Dan
Sebelum Relaksasi Nafas Dalam
n : 41

Mean Sum of
N Z P
Rank Ranks
Skala Nyeri Kepala Negative Ranks 41 21.00 861.00
Sesudah Relaksasi Positive Ranks 0 .00 .00
Nafas Dalam -
Ties 0 -5.811 0,000
Skala Nyeri Kepala
Sebelum Relaksasi Total 41
Nafas Dalam

Kolom pertama di tabel Ranks diterima. Jadi kedua kelompok data


menunjukkan jumlah sampel yang memiliki nilai median dari skala nyeri
skala nyeri kepalanya menurun kepala yang berbeda.Variabel
setelah dilakukan relaksasi nafas memiliki skala nyeri kepala yang
dalam. berbeda atau dengan kata lain terjadi
Hipotesis : penurunan skala nyeri kepala setelah
Ho: kedua kelompok data memiliki dilakukan teknik relaksasi nafas
median yang sama dalam. Sehingga dapat disimpulkan
Ha: kedua kelompok data memiliki terdapat pengaruh relaksasi nafas
median yang berbeda dalam terhadap skala nyeri kepala
Hasil uji statistik menunjukkan pada pasien hipertensi di wilayah
bahwa nilai asymp.sig.(2-tailed) = kerja Puskesmas Sawah Lebar Kota
0,000 < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha Bengkulu.

PEMBAHASAN
Hasil dari uji statistik dalam, nafas lambat (menahan
menunjukkan bahwa nilai inspirasi secara maksimal) dan
asymp.sig.(2-tailed) = 0,000 < 0,05. bagaimana menghembuskan nafas
Hal ini menunjukkan bahwa terdapat secara perlahan, selain dapat
pengaruh relaksasi nafas dalam menurunkan intensitas nyeri, teknik
terhadap skala nyeri kepala pada relaksasi nafas dalam juga dapat
pasien hipertensi. meningkatkan ventilasi paru dan
Relaksasi nafas dalam meningkatkan oksigenasi darah
merupakan suatu bentuk asuhan (Smeltzer & Bare, 2002). Teknik
keperawatan yang dalam hal ini relaksasi nafas dalam dipercaya dapat
perawat mengajarkan kepada klien menurunkan intensitas nyeri melalui
bagaimana cara melakukan nafas mekanisme merelaksasikan otot-otot

30
[MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
Januari 2019 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 1, NOMOR 1, JANUARI 2019] 25-34

skelet yang mengalami spasme, Ada tiga hal utama yang


merangsang tubuh untuk melepaskan diperlukan dalam relaksasi yaitu posisi
opoid endogen yaitu endorphin dan yang tepat, pikiran tenang, serta
enkefalin, melibatkan sistem otot dan lingkungan yang tenang. Kendala yang
respirasi serta tidak membutuhkan ditemukan saat penelitian antara lain
alat lain sehingga mudah dilakukan tidak tersedianya tempat khusus
kapan saja dan sewaktu-waktu untuk dilakukannya teknik relaksasi
(Smeltzer & Bare, 2002). nafas dalam sehingga kurang
Pada penelitian ini rata-rata terciptanya lingkungan yang tenang
intensitas nyeri kepala sebelum dan nyaman.
dilaksanakan latihan relaksasi nafas Hasil penelitian sejalan dengan
dalam adalah 4,37 (nyeri sedang), penelitian Sartika (2009)
sedangkan rata- rata sesudah menyimpulkan bahwa ada pengaruh
dilakukan latihan relaksasi nafas signifikan antara pemberian teknik
dalam adalah 3,02 (nyeri ringan). ralaksasi nafas dalam dengan
Kategori respon nyeri tersebut penurunan persepsi nyeri pada lansia
dipengaruhi oleh berbagai faktor, dengan artritis reumatoid (p=0,005).
antara lain pengalaman masa lalu Berbagai teknik relaksasi dapat
dengan nyeri, ansietas, budaya, usia dipakai untuk menciptakan
dan pengharapan tentang penghilang ketenangan dan mengurangi tekanan
nyeri (efek plasebo) (Smeltzer & Bare, supaya klien merasa nyaman dan nyeri
2002). berkurang.Selain itu teknik ini dapat
Cara seseorang berespon menciptakan kondisi relaks seluruh
terhadap nyeriadalah akibat dari tubuh.
banyak kejadian nyeri selama rentang Hasil penelitian sejalan dengan
kehidupannya.Ansietas yang relevan Sumiati (2013) yang menunjukkan
atau berhubungan dengan nyeri dapat adanya pengaruh teknik relaksasi
meningkatkan persepsi pasien nafas dalam terhadap penurunan nyeri
terhadap nyeri.Budaya dan etniksitas pada pasien Ca Mammae (p=0,000).
mempunyai pengaruh pada bagaimana Tehnik relaksasi merupakan
seseorang berespon terhadap nyeri tindakankeperawatan dalam
(bagaimana nyeri diuraikan atau mengurangi nyeri dengan cara
seseorang berperilaku dalam berespon merelaksasikan ketegangan otot.
terhadap nyeri). Cara berespon Pernyataan ini sesuai dengan Smeltzer
terhadap nyeri akan berbeda antara & Bare (2002) mendefinisikan bahwa
lansia dengan usia yang lebih muda, Relaksasi otot skeletal dipercaya
begitu pula dengan efek plasebo dapat menurunkan nyeri dengan
terjadi ketika seseorang berespon merilekskan ketegangan otot yang
terhadap pengobatan atau tindakan menunjang nyeri.Tehnik Relaksasi
lain karena suatu harapan bahwa juga merupakan suatu tindakan untuk
pengobatan atau tindakan tersebut membebaskan mental dan fisik dari
akan memberikan hasil (Smeltzer & ketegangan dan stress, sehingga dapat
Bare, 2002). meningkatkan toleransi terhadap
Sebagian besar nyeri yang nyeri.
dirasakan responden setelah dilakukan Mulyadi (2015) menyimpulkan
relaksasi nafas dalam adalah nyeri bahwa terdapat pengaruh yang
ringan, tetapi ada 5 (lima) responden signifikan antara pemberian terapi
yang masih merasakan nyeri sedang. relaksasi nafas dalam terhadap
Hal ini dapat disebabkan karena penurunan intensitas nyeri kepala
perbedaan tingkat keparahan nyeri pada pasien hipertensi.Berdasarkan
dan faktor ansietas dari responden teori, teknik relaksasi napas dalam ini
terhadap nyeri yang dirasakan. sangat banyak kegunaannya, salah

31
[MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
Januari 2019 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 1, NOMOR 1, JANUARI 2019] 25-34

satunya adalah untuk pereda yang dilakukan oleh perawat adalah


nyeri.Sebenarnya banyak latihan dengan mengajarkan bagaimana
pernafasan yang berbeda, namun teknik relaksasi nafas dalam yang
untuk mendapatkan maanfaatnya efektif bagi pasien yang mengalami
pasien atau penderita harus nyeri kepala sehingga dapat
melakukanya minimal dua kali sehari mempercepat penurunan intensitas
atau setiap kali merasakan nyeri, nyeri dan proses penyembuhan
stress, terlalu banyak pikiran, dan pasien.
pada saat merasa sakit.Namun yang Implikasi bagi Dinas Kesehatan
paling penting adalah bagaimana diharapkan melakukan pelayanan
kemauan individu untuk Kesehatan Dasar dalam sistem
melakukannya.Semakin sering pelayanan kesehatan nasional, selain
mempraktekkan maka semakin banyak pelayanan yang memberikan terapi
manfaat yang didapat. farmakologi juga dapat memberikan
Penelitian lain yang mendukung pelayanan yang sifatnya non
pengaruh relaksasi nafas dalam farmakologi seperti relaksasi nafas
terhadap skala nyeri kepala adalah dalam.Hal ini sebagai alternatif
penelitian Priliana (2014) yang pertama dalam menangani nyeri
mengemukakan bahwa teknik kepala. Serta dinas kesehatan
relaksasi nafas dalam dapat hendaknya melakukan monitoring dan
menurunkan nyeri pada pasien post op evaluasi terhadap pelayanan yang
fraktur femur (p<0,05). Teknik sifatnya non farmakologis yang telah
relaksasi mampu mengendalikan dilakukan di puskesmas terutama
hormon adrenalin dan kortisol sebagai terapi relaksasi nafas dalam untuk
penyebab stress, selain itu teknik menangani nyeri kepala pada pasien
relaksasi nafas dalam juga dapat hipertensi.
membantu pasien meningkatkan Implikasi bagi Puskesmas
konsentrasi sehingga dapat merasa diharapkan kepala Puskesmas atau
lebih tenang. dokter penanggung jawab poli
Penelitian Rahmawati (2017) pelayanan memberikan pelatihan dan
juga menyimpulkan bahwa adanya motivasi kepada perawat sehingga
pengaruh yang signifikan antara perawat dapat mempraktekkan dan
pemberian terapi relaksasi nafas mengajarkan langsung teknik relaksasi
dalam terhadap penurunan skala nyeri nafas dalam kepada pasien yang
pada lansia penyakit asam urat (p mengalami nyeri kepala.Puskesmas
value 0,002). Relaksasi nafas dalam juga harus membuat SOP dan
merupakan salah satu terapi menerapkannya kepada pasien yang
komplementer yang telah dibuktikan selama ini belum diterapkan dalam
manfaatnya melalui penelitian- pelayanan.Selain itu, Puskesmas juga
penelitian terutama dalam upaya harus menyediakan ruangan khusus
menurunkan atau mengurangi stress, untuk dilakukannya teknik relaksasi
kecemasan pasien, penurunan nafas dalam yaitu ruangan yang
tekanan darah, meningkatkan fungsi tenang dan nyaman sehingga teknik
paru dan saturasi oksigen. relaksasi nafas dalam dapat berjalan
Implikasi bagi perawat adalah efektif.
berperan dalam memberikan edukasi Implikasi bagi mahasiswa STIKES
tentang bagaimana pengaruh relaksasi Tri Mandiri Sakti hasil penelitian ini
nafas dalam terhadap skala nyeri diharapkan pada pihak kampus dapat
kepala pada pasien hipertensi, melakukan penyuluhan dan ikut
sekaligus dapat melakukannya sebagai berperan serta dalam memberikan
intervensi pengurangan nyeri non pendidikan kesehatan tentang
farmakologi bagi pasien. Tindakan pengaruh teknik relaksasi nafas dalam

32
[MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
Januari 2019 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 1, NOMOR 1, JANUARI 2019] 25-34

terhadap skala nyeri kepala pasien 2. Rata-rata skala nyeri sebelum


hipertensi. dilakukan relaksasi nafas dalam
adalah4,37 dan rata-rata skala
KESIMPULAN nyeri setelah diberikan relaksasi
1. Seluruh responden mengatakan nafas dalam adalah 3,02.
nyeri sedang (100%) sebelum 3. Ada pengaruh relaksasi nafas
dilakukan intervensi, sedangkan dalam terhadap skala nyeri kepala
setelah diberikan intervensi pada pasien hipertensi.
sebagian besar responden
mengatakan nyeri ringan (87,80%).

DAFTAR PUSTAKA
Balitbangkes Kemenkes RI. (2013). Sjahranie Samarinda Tahun
Riset Kesehatan Dasar Riskesdas 2018.
2013. Jakarta: Kementerian
Miltenberger, R. G. (2004). Behavior
Kesehatan Republik Indonesia.
Modification, principles and
Budiman, A., & Wibowo, T. A. (2018). Procedures, 3th edition.
Analisis Praktik Klinik Belmont, CA:
Keperawatan pada Pasien Post Wadsworth/Thompson Leaming.
Operasi Fraktur dengan
Mulyadi.(2015). Efektifitas Relaksasi
Pemberian Tehnik Relaksasi
Napas Dalam Pada Pasien
Genggam Jari Terhadap
Hipertensi Dengan Gejala Nyeri
Penurunan Intensitas Nyeri di
Kepala Di Puskesmas Baki
Instalasi Gawat Darurat RSUD
Sukoharjo.Diambil pada tanggal
Abdul Wahab Syahranie
19 Agustus 2018 pukul 17.27 WIB
Samarinda 2018.
dari
Hall & Guyton.(2014). Buku Ajar http://eprints.ums.ac.id/41221
Fisiologi Kedokteran Edisi 12. /1/NASKAH%20PUBLIKASI%20%28
Singapore: Elsevier. MILYADI%29.pdf.
Handayati, M. R., & Safrudin, B. Naziah, N., Nuraini, N., & Zainaro, M.
(2018). Analisis Praktik Klinik A. (2018). PENGARUH
Keperawatan pada Pasien PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN
Congestive Heart Failure (CHF) MEDIA BOOKLET TENTANG
dan Non Hodgkin Limfoma PENCEGAHAN PRIMER &
dengan Intervensi Inovasi Terapi SEKUNDER TERHADAP
Relaksasi Benson Kombinasi PENGETAHUAN PASIEN
Murottal Al-Qur’an (Qs Ar- CORONARY ARTERY DISEASE
Rahman Ayat 1-78) dan (CAD) DI KLINIK SEHAT NATURAL
Hypnoterapi Terhadap CILEDUG TANGERANG SELATAN
Penurunan Skala Nyeri di Ruang TAHUN 2016. HOLISTIK JURNAL
Intensive Cardiac Care Unit KESEHATAN, 12(1).
(ICCU) RSUD Abdul Wahab

NUGRAHENI, D. H. (2016). ASUHAN dissertation, UNIVERSITAS


KEPERAWATAN KELUARGA Bp. Y MUHAMMADIYAH PURWOKERTO).
DENGAN FOKUS UTAMA PADA
Nurarif, A. H & Kusuma, H. (2015).
IBU A MENDERITA HIPERTENSI DI
Aplikasi Asuhan Keperawatan
DESA SROWOT KECAMATAN
Berdasarkan Diagnosa Medis dan
KALIBAGOR KABUPATEN
BANYUMAS (Doctoral

33
[MANUJU: MALAHAYATI NURSING JOURNAL, P- ISSN: 2655-2728
Januari 2019 E-ISSN: 2655-4712 VOLUME 1, NOMOR 1, JANUARI 2019] 25-34

NANDA NIC-NOC. Yogyakarta: husada.ac.id/index.php/JK/arti


Media Action. cle/view/231.
NURMAN, M. (2017). Efektifitas Antara Roshifanni, S. (2017). Risiko
Terapi Relaksasi Otot Progresif Hipertensi Pada Orang Dengan
Dan Teknik Relaksasi Nafas Pola tidur Buruk.Diambil pada
Dalam Terhadap Penurunan tanggal 10 Februari 2018 pukul
Tekanan Darah Pada Penderita 20.34 WIB, dari
Hipertensi Di Desa Pulau http://ioumal.stkiptam.ac.id/in
Birandang Wilayah Kerja dex.php/ners/article/view/561.
Puskesmas Kampar Timur Tahun
Sartika, D. (2009). Pengaruh Teknik
2017. Jurnal Ners, 1(2).
Relaksasi Napas Dalam terhadap
Potter & Ferry. (2010). Fundamentals Penurunan Persepsi Nyeri pada
of Nursing Buku 2 Edisi 7. Lansia dengan Artritis
Jakarta: Salemba Medika. Reumatoid.Diambil pada tanggal
19 Agustus 2018 pukul 17.19 WIB
Pranata, A. E, & Eko, P.(2017).
dari
Keperawatan Medikal Bedah
http://www.jks.fikes.unsoed.ac
Dengan Gangguan Sistem
.id/index.php/jks/article/view/
Kardiovaskuler. Yogyakarta:
222.
Nuha Medika.
Smeltzer, S. C, & Bare, G. B. (2002).
Priliana, W. K (2014).Pengaruh
Keperawatan Medikal Bedah
Pemberian Teknik Relaksasi
Brunner & suddarth, Edisi 8 Vol
Nafas Dalam Terhadap
1. Jakarta: EGC.
Penurunan Nyeri Pada Pasien
Post OP Fraktur Femur.Diambil Smeltzer, S. C, & Bare, G. B. (2016).
pada tanggal 16 Agustus 2018 Keperawatan Medikal Bedah
pukul 19.48 WIB, dari Brunner & suddarth, Edisi 12
http://jurnal.akper- Jakarta: EGC.
tokusumo.ac.id/index.php/ikn/a
Sumiati. (2013). Pengaruh
rticle/view/l 1.
Penggunaan Tindakan Teknik
Purwandari, K. P. (2018). EFEKTIFITAS Relaksasi Napas Dalam,
MASSAGE PUNGGUNG UNTUK Distraksi, Gate Kontrol,
MENGURANGI NYERI KEPALA Terhadap Penurunan Sensasi
PADA PENDERITA Nyeri Ca Mammae Di Rsud
HIPERTENSI. Jurnal Labuang Baji Makassar.Diambil
KEPERAWATAN GSH, 5(2). pada tanggal 16 Agustus 2018
pukul 22.06 WIB dari
Rahmawati, I. (2017). Pengaruh
http://ejoumal.stikesnh.ac,id/i
Pemberian Terapi Nafas Dalam
ndex.php/i ikd/article/view/
Untuk Menurunkan Skala Nyeri
401.
Saat Dilakukan ROM Pada Pasien
Asam Urat Di Panti Wredha Sumiati, N. (2018). KETIDAKPATUHAN
Bhakti Kasih Surakarta.Diambil POLA MAKAN PADA PASIEN
pada tanggal 16 Agustus 2018 HIPERTENSI DI KOTA
pukul 22.01 WIB dari MALANG (Doctoral dissertation,
http://www.jumal.stikeskusuma University of Muhammadiyah
Malang).

34

You might also like