Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

6328 17532 1 PB

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 27

Indonesian Journal of Arabic Studies, Vol.

2 Issue 1, May 2020


Avaliable online at: http://www.syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/ijas/index
DOI : 10.24235/ijas.v2i1.6328
Published by Departement of Arabic Language and Literature, Faculty of
Adab IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Indonesia

Penerapan Direct Method Dalam Mempercepat Kemampuan


Bahasa Arab Santri (Studi Kasus di Pondok Modern
Nurussalam Karawang)

Khalid Ramdhani khalid.ramdhani@fai.unsika.ac.id


Fakultas Agama Islam
Universitas Singaperbangsa Karawang
Kasja Eki Waluyo k.ekiwaluyo@gmail.com
Fakultas Agama Islam
Universitas Singaperbangsa Karawang

 Received: 13.04.2020  Accepted: 09.05.2020  Published online: 13.05.2020

Abstract: Islamic boarding school as the oldest Islamic education in Indonesia has
shown its ability to print cadres of scholars and has been credited with decreasing
the intellectual life of the nation. Education in Islamic boarding schools aims to
deepen the knowledge of the Qur'an and the Sunnah of the Apostles, by learning
Arabic and the rules of Arabic grammar. Islamic boarding school students (santri)
study at this school, while staying at the hostel provided by the pesantren. one of
the pesantren is the pesantren Nurussalam, the beginning of this establishment
was led by KH. Nurdin (passed away) using a learning program with a traditional
learning system that focuses on Islamic religious education with classic books by
the scholars of the previous era. Now, Nurussalam Modern Islamic Boarding
School has been transformed into a modern boarding school that has a more
comprehensive vision and mission by adopting several programs from the Gontor
Ponorogo East Java Pondok Darussalam which is famous for being able to develop
international languages (Arabic and English). So it is considered urgent for
Nurussalam to combine Islamic religious education with classical books with
formal education or commonly referred to as modern salafi boarding schools and
prioritizing the mastery of Arabic. Based on this, the researcher would like to
conduct a deeper study regarding the Implementation of the Direct method in
accelerating the santri’s arabic language (Case Study in Modern Islamic Boarding
School Nurussalam Medangasem Jayakerta Karawang).

Keywords: Arabic Language, Direct Method, Islamic Boarding School, Santri.

Copyright @ 2020 Author. Published Indonesian Journal of Arabic Studies


Khalid Ramdhani, Kasja Eki Waluyo

1. Pendahuluan
Pembelajaran bahasa asing di Indonesia diimplementasikan pada
beberapa tingkat pendidikan, baik tingkat pendidikan dasar, menengah
atau pendidikan tinggi dengan berbagai variasi tingkat keharusan. Khusus
pada sistem pendidikan Madrasah dan pesantren, posisi bahasa arab
sebagai bahasa asing menjadi mata pelajaran penciri lembaga pendidikan
tersebut hal ini tunjukkan dengan hadirnya peraturan kementrian agama
nomor 2 tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan Dan Standar Isi
Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab Di Madrasah dan Keputusan
Mentri Agama (KMA) nomor 184 tahun 2019 tentang Pedoman
Implementasi Kurikulum Pada Madrasah. Dan yang terakhir lahirnya
undang-undang nomor 18 tahun 2019 tentang Pesantren. Disebutkan
pada pasal 1 tentang definisi pendidikan pesantren adalah „pendidikan
yang diselenggarakan oleh pesantren dan berada di lingkungan pesantren
dengan mengembangkan kurikulum sesuai dengan kekhasan pesantren
dengan berbasis kitab kuning atau dirasah islamiah dengan pola
pendidikan muallimin.‟ Masih pada pasal yang sama menjelaskan makna
kitab kuning adalah „kitab keislaman berbahasa Arab atau kitab keislaman
berbahasa lainnya yang menjadi rujukan tradisi keilmuan Islam di
Pesantren
Berdasarkan Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2
Tahun 2008, Tentang Standar Kompetensi Lulusan Dan Standar Isi
Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab di Madrasah, Mata pelajaran
Bahasa Arab merupakan suatu mata pelajaran yang diarahkan untuk
mendorong, membimbing, mengembangkan, dan membina kemampuan
serta menumbuhkan sikap positif terhadap bahasa Arab baik reseptif
maupun produktif. Kemampuan reseptif yaitu kemampuan untuk
memahami pembicaraan orang lain dan memahami bacaan. Kemampuan

Indonesian Journal of Arabic Studies, Volume (2), Issue (1), May 2020 130
Khalid Ramdhani, Kasja Eki Waluyo

produktif yaitu kemampuan menggunakan bahasa sebagai alat


komunikasi baik secara lisan maupun secara tertulis.
Menurut Ibnu khaldun (dalam Taufik, 2016) sesungguhnya
pembelajaran itu merupakan profesi yang membutuhkan pengetahuan,
keterampilan, dan kecermatan karena ia sama halnya dengan pelatihan
kecakapan yang memerlukan kiat, strategi dan ketelatenan, sehingga
menjadi cakap dan professional. Penerapan metode pembelajaran tidak
akan berjalan dengan efektif dan efisien sebagai media pengantar materi
pembelajaran, apabila penerapannya tidak didasari dengan pengetahuan
yang memadai tentang metode itusendiri. Dengan kata lain bahwa metode
itu bisa saja akan menjadi penghambat jalannya proses pembelajaran dan
bukan menjadi bagian dari perangkat yang menunjang pencapaian tujuan
jika tidak tepat aplikasinya
Secara umum, menurut Hartono (2002) metode pembelajaran dapat
dibagi menjadi metode pasif dan metode aktif. Metode pasif yaitu metode
pembelajaran satu arah dari guru ke murid. Metode ini merupakan
metode pembelajaran tradisional yang sering disebut dengan lecturing.
Metode aktif mendorong murid untuk aktif berdiskusi didalam
kelas. Dalam pembelajaran modern seperti yang telah dijelaskan oleh
Silberman (2007) dalam bukunya Active Learning menegaskan bahwa
belajar membutuhkan keterlibatan mental dan tindakan pelajar itu sendiri
secara aktif sehingga dibutuhkan berbagai macam strategi dan cara agar
siswa menjadi aktif. Penjelasan dan peragaan oleh mereka sendiri tidak
akan menuju ke arah belajar yang sebenarnya dan tahan lama. Hanya
cara belajar aktif saja yang akan mengarah kepada pengertian ini.
Pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya
atau setidak-tidaknya sebagian besar peserta didik terlibat secara aktif,
baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran, disamping

Indonesian Journal of Arabic Studies, Volume (2), Issue (1), May 2020 131
Khalid Ramdhani, Kasja Eki Waluyo

menunjukkan kegairahan belajar tinggi, semangat belajar besar, dan rasa


percaya diri sendiri. Berdasarkan hal tersebut diatas, upaya guru dalam
mengembangkan keaktifan belajar siswa sangatlah penting, sebab
keaktifan belajar siswa menjadi penentu bagi keberhasilan pembelajaran
yang dilaksanakan.
Metode Pembelajaran bahasa Arab modern berorientasi pada tujuan
bahasa sebagai alat. Artinya, bahasa Arab dipandang sebagai alat
komunikasi dalam kehidupan modern, sehingga inti belajar bahasa Arab
adalah kemampuan untuk menggunakan bahasa tersebut secara aktif dan
mampu memahami ucapan/ungkapan dalam bahasa Arab. Metode yang
lazim digunakan dalam Pembelajarannya adalah metode langsung
(Tariiqah al-Mubasyarah/ direct method). Munculnya metode ini didasari
pada asumsi bahwa bahasa adalah sesuatu yang hidup, oleh karena itu
harus dikomunikasikan dan dilatih terus sebagaimana anak kecil belajar
bahasa. (Taufik, 2016).
Menurut Nuha (2012) metode langsung adalah suatu cara menyajikan
materi pelajaran bahasa asing dengan langkah guru langsung
menggunakan bahasa tersebut sebagai bahasa pengantar tanpa
menggunakan bahasa ibu dalam kegiatan pembelajaran bahasa. Dengan
kata lain, bahasa ibu tidak digunakan dalam setiap kali pembelajaran
bahasa berlangsung. Untuk menjelaskan arti suatu kata atau kalimat, maka
menggunakan gambar-gambar atau peragaan.
Metode direct method bertujuan agar peserta didik mampu
berkomunikasi dengan bahasa asing yang dipelajarinya seperti pemilik
bahasa tersebut. Untuk mencapai kemampuan tersebut, peserta didik
diberi banyak latihan secara intensif. Latihan ini diberikan secara asosiasi
langsung, yaitu berupa kata-kata atau kalimat-kalimat yang disertai
maknanya. Sebagaimana disebutkan sebelumnya, penjelasan sebuah

Indonesian Journal of Arabic Studies, Volume (2), Issue (1), May 2020 132
Khalid Ramdhani, Kasja Eki Waluyo

makna sebuah kata atau kalimat itu melalui demonstrasi atau peragaan,
gerakan, mimik muka, dan lain sebagainya.
Ahmad Izzan (2009) menambahkan metode ini lahir sebagai reaksi
terhadap penggunaan metode nahwu wa tarjamah yang mengajarkan
bahasa seperti bahasa yang mati. Dan sebelumnya sejak tahun 1850 telah
banyak muncul propaganda yang mengampanyekan agar menjadikan
pengajaran bahasa asing itu hidup, menyenangkan dan efektif.
Propaganda ini menuntut adanya perubahan yang mendasar dalam
metode pengajaran bahasa asing. Sehingga secara cepat lahirlah metode
pembelajaran baru yang disebut dengan metode langsung. Dalam hal ini
direct method (thariqah mubasyarah) merupakan sebuah cara menyajikan
materi pelajaran bahasa asing dimana guru langsung menggunakan
bahasa asing tersebut sebagai bahasa pengantar, dan tanpa menggunakan
bahasa anak didik sedikit pun dalam mengajar. Jika ada suatu kata-kata
yang sulit dimengerti oleh anak didik, maka guru mengartikan dengan
menggunakan alat peraga, mendemonstrasikan, menggambarkan dan
lain-lain.
Metode ini berpijak dari pemahaman bahwa pengajaran bahasa asing
tidak sama halnya dengan mengajar ilmu pasti alam. Jika mengajar ilmu
pasti, siswa dituntut agar dapat menghafal rumus-rumus tertentu, berpikir
dan mengingat, maka dalam pengajaran bahasa, siswa/anak didik dilatih
praktek langsung mengucapkan kata-kata atau kalimat tertentu. Sekalipun
kata-kata atau kalimat tersebut masih asing dan tidak dipahami anak
didik, namun sedikit demi sedikit kata-kata dan kalimat itu akan dapat
diucapkan dan dapat pula mengartikannya.
Secara prinsip, menurut Ahmad Izzan (2009) direct method sangat
utama dalam mengajar bahasa asing, melalui metode ini siswa dapat
langsung melatih kemahiran lidah tanpa menggunakan bahasa ibu

Indonesian Journal of Arabic Studies, Volume (2), Issue (1), May 2020 133
Khalid Ramdhani, Kasja Eki Waluyo

(bahasa lingkungannya). Meskipun pada mulanya terihat sulit anak didik


untuk menirukannya, tapi metode ini menarik bagi anak didik.
Demikian halnya jika kita perhatikan seorang ibu mengajar bahasa
kepada anak- anaknya mula-mula dengan melatih anak-anaknya langsung
dengan mengajarinya, menuntunnya mengucapkan kata per kata, kalimat
per kalimat, dan anaknya menurutinya meskipun kita lihat terasa lucu.
Misalnya ibunya mengajari “ayah” maka anak nya menyebutnya “aah”
dan seterusnya. Namun lama kelamaan si anak mengenali kata- kata itu
dan akhirnya ia mengerti pula tentang maksudnya. Dalam metode ini
selama mengajar guru berlangsung menggunakan bahasa yang diajarkan,
sedangkan bahasa pelajar tidak boleh digunakan. Langkah-langkah
pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan metode langsung, yaitu:
memilih topic yang sesuai dengan taraf kemampuan peserta didik.
Kemudian guru mengucapkan kata-kata atau kalimat yang sesuai dengan
tingkat kemampuan anak didik dengan menggunakan alat peraga bila
diperlukan
Pada dasarnya menurut Radliyah Zaenuddin (2005) metode ini
berangkat dari satu asumsi dasar, bahwa pembelajaran bahasa asing
tidaklah jauh berbeda dengan belajar bahasa ibu, yaitu dengan
penggunaan bahasa secara langsung dan intensif dalam komunikasi
keseharian, diman tahapannya bermula dari mendengarkan kata-kata,
menirukan secara lisan, sedangkan mengarang dan membaca
dikembangkan kemudian. Metode ini berorientasi pada pembentukan
ketrampilan pelajar agar mampu berbicara secara spontanitas dengan
tatabahasa yang fungsional dan berfungsi untuk mengontrol kebenaran
ujarannya hingga mirip penutur aslinya.
Penerapan direct method di lembaga pendidikan pesantren telah
banyak dikaji oleh para peneliti di antaranya Batmang (2013), Nur & Rini

Indonesian Journal of Arabic Studies, Volume (2), Issue (1), May 2020 134
Khalid Ramdhani, Kasja Eki Waluyo

(2017) dan Arif (2019). Berdasarkan hasil kajian mereka secara umum
penerapan metode langsung di pesantren bertujuan mewujudkan
kemampuan bahasa arab produktif para santri. Terlebih kompetensi
keterampilan berbicara yang diwujudkan dalam praktik komunikasi lisan
harian para santri. Tingkat efektifitas penerapan direct method dalam
peningkatan kemampuan bahasa arab akan sangat tergantung kesiapan
sumber daya di pesantren-pesantren oleh karena itu kajian dan penelitian
tentang direct method di pesantren selalu terbuka sebagai khazanah
pembelajaran bahasa arab.
Adapun pondok pesantren yang akan peneliti jadikan subjek
penelitian adalah Pondok Pesantren Modern Nurussalam Medangasem
Jayakerta Karawang. Pondok Pesantren Modern Nurussalam merupakan
salah satu pondok pesantren dari ratusan pondok pesantren di Indonesia
yang memadukan sistem pondok modern dan pondok syafi‟iyah. Pondok
ini berada dibawah naungan yayasan Nurussalam Medangasem
Karawang yang dalamnya mempunyai dua unit satuan pendidikan yaitu
SMP dan SMA dengan berbagai kegiatan santri 24 jam tinggal di pondok
pesantren. Salah satu kegiatan penunjang di Pondok Pesantren Modern
Nurussalam ini adalah kemampuan berbahasa Arab para santri yang
digunakan sebagai pendekatan pemahaman menguasai bahasa Arab
melalui metode-metode yang di terapkan, salah satu metode tersebut
adalah metode Direct Method/metode langsung (Thoriqoh Mubasyarah).

2. Metode
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif yaitu suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat diamati
dari subyek itu sendiri. Penelitian kualitatif dalam pandangan Gunawan

Indonesian Journal of Arabic Studies, Volume (2), Issue (1), May 2020 135
Khalid Ramdhani, Kasja Eki Waluyo

(2013) adalah jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh


melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Adapun menurut
Sukmadinata (2010) penelitian kualitatif adalah penelitian yang
digunakan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa,
aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi dan orang secara individual
maupun kelompok. Sedangkan dalam Moleong (2006) penelitian kualitatif
merupakan metode yang biasanya di manfaatkan adalah wawancara,
pengamatan, dan pemanfaatan dokumen
Penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren Modern Nurussalam
yang secara adimintratif berada di desa Medangasem kecamatan Jayakerta
kabupaten Karawang Jawa Barat. Jenis penelitian ini adalah penelitian
lapangan (field research) yakni penelitian yang dilakukan hanya di
lingkungan Pondok Pesantren Modern Nurussalam Medangasem
Jayakerta Karawang. Dengan Teknik pengumpulan data berupa
wawancara kepada mendapatkan infromasi keterangan secara lisan terkait
Pondok Pesantren Modern Nurussalam. Beberapa responden wawancara
yang didapat diantaranya adalah kiai selaku pimpinan pondok pesantren,
jajaran dewan guru (ustadz/ustadzah) dan santri-santriwati. Observasi
untuk mengamati secara langsung bagaimana keadaan Pondok Pesantren
Modern Nurussalam baik dari berbagai aspek. Juga didukung dengan
dokumentasi dengan mencari data-data yang relevan sebagai pembanding
dan penguat penelitian ini. Data-data yang diperoleh bersifat hal-hal atau
variabel berupa foto, catatan kaki, transkrip, buku, surat kabar, majalah,
artikel di internet dan lain sebagainya.
Teknik-teknik yang dilakukan dalam pengolahan data di atas
dilakukan dengan dua cara: pertama Deskripsi data, kegiatan ini
dilakukan dengan menyusun data yang diperlukan dan kemudian
dideskripsikan dalam bentuk uraian kalimat. Kedua analisis data, yaitu

Indonesian Journal of Arabic Studies, Volume (2), Issue (1), May 2020 136
Khalid Ramdhani, Kasja Eki Waluyo

data yang sudah terkumpul dalam bentuk uraian kalimat tersebut


dijelaskan dan dianalisis secara deskriptif mengenai keterkaitan data-data
yang diperoleh dengan menggunakan cara berfikir induktif yakni proses
berfikir yang dimulian dari pernyataan khusus ditarik kepada pernyataan
umum berdasarkan dukungan data-data yang otentik.

3. Hasil dan Pembahasan

3.1 Sejarah Singkat Pondok Pesantren Modern Nurussalam


Pondok Pesantren Modern Nurussalam terletak di jalan
Rengasdengklok KM : 04 Dusun Babakan Desa Medangasem Kecamatan
Jayakerta Kabupaten Karawang Jawa Barat. Pondok Pesantren Modern
Nurussalam berada di desa lumbung padi tersebar di sekitar pondok
pesantren. Air irigasi mengalir di depan pondok pesantren yang mengairi
seluruh sawah-sawah. Namun jika dilihat persawahan tersebut dari tahun
ke tahun semakin berkurang. Pertumbuhan pembangunan bertambah
pesat.
Tahun 1983 adalah momentum paling bersejarah bagi Pesantren
Nurussalam. Lembaga pendidikan Islam yang berlokasi di tempat
pengasingan Bung Karno, Rengas Dengklok, Karawang, Jawa Barat,
berdiri ketika itu. Sistem yang diterapkan adalah sorogan. Sistem ini,
dikenal di kalangan pesantren yang memakai sistem dan kurikulum salaf
tradisional. Teknik pengajian sistem ini, yakni membaca kitab secara
individul atau seorang murid nyorog (menghadap guru sendiri-sendiri)
untuk dibacakan (diajarkan) oleh gurunya beberapa bagian dari kitab yang
dipelajarinya, kemudian sang murid menirukannya berulang kali.
Sistem itu bertahan hingga era 1990-an. Tepatnya, pada 1993, KH
Nurdin yang mendirikan Nurussalam meninggal dunia. Santri berkurang.
Pada 1996, jumlah santri hanya tersisa 10 orang, salah satunya putra sang

Indonesian Journal of Arabic Studies, Volume (2), Issue (1), May 2020 137
Khalid Ramdhani, Kasja Eki Waluyo

pendiri, Dede Haris. Para santri yang bertahan tersebut berasal dari
kampung-kampung sekitar pesantren. Pada tahun yang sama, pesantren
mengubah sistemnya menjadi pesantren modern. Pesantren membuka
pendidikan SMP dan SMA.
Kini, santri Nurussalam berkembang. Jika pada 1996 hanya 10 orang,
kini sudah 350 orang. Setiap tahunnya tidak kurang dari 200 orang
mendaftar untuk menjadi santri. Namun, karena keterbatasan gedung,
pihak pesantren hanya menerima 150 anak. Pramuka di pesantren ini
berkembang pesat. “ Alumninya tersebar di banyak daerah. Ada yang
meneruskan pendidikan ke perguruan tinggi dan ada yang menekuni
berbagai profesi. Yang jelas, para santri dicetak agar menjadi generasi
unggul dan bermanfaat. Tidak hanya untuk agama, bahkan dunia.
Pondok Pesantren Modern Nurussalam berdiri di desa Medangasem
Jayakerta Karawang pada tahun 1981 yang dipimpin oleh KH.Nurdin
(alm) dengan program pembelajaran menggunakan pembelajaran system
salafi yang berfokus pada pendidikan agama Islam dengan kitab-kitab
klasik karya para ulama zaman terdahulu yang kebanyakan rata-rata
memiliki ciri khas sebagai berikut :
a) Adanya penekanan pada penguasaan kitab klasik atau kitab kuning
yang biasa disebut kalangan santri sebagai kitab gundul.
b) Masih berlakunya pengajian system pengajian dengan metode sorogan,
wetonan dan bandongan dalam kegiatan belajar mengajar
c) Meskipun saat ini pesantren salaf memeperkenalkan system jenjang
kelas namun materi pelajaran tetap berfokus pada kitab-kitab kuning
d) Secara umum hubungan emosional antara kyai dan santri di pesantren
salaf jauh lebih dekat disbanding pondok pesantren modern
e) Materi pelajaran umum seperti matematika, IPA, IPS, bahasa inggris
atau ilmu social sedikit diajarkan di pondok salaf

Indonesian Journal of Arabic Studies, Volume (2), Issue (1), May 2020 138
Khalid Ramdhani, Kasja Eki Waluyo

f) Pondok salaf murni tidak memiliki lembaga pendidikan formal,


jikapun ada biasanya memakai kurikulum sendiri
g) Pondok pesantren salaf umumnya dipimpin oleh kyai yang secara
kultural berafiliasi ke organisasi masyarakat seperti NU,
Muhammadiyah, Persis dll.
h) Biaya pondok pesantren salaf relative murah, tidak ada system seleksi,
semua santri yang ingin masuk ke pesantren salaf umumnya langsung
diterima.
i) Pondok pesantren salaf menekankan pada akhlak karimah, prilaku,
sopan santun terutama dalam berinteraksi dengan guru, orang tua dan
masyarakat dan antara sesama santri.
Namun seiring dengan berjalan waktu, pendiri pondok pesantren
pun wafat dan meninggalkan pondok pesantren yang masih dalam proses
perkembangan dan berwasiat kepada anak-anaknya untuk melanjutkan
estafet ayahnya dalam melanjutkan roda pendidikan pondok pesanren
dalam mengemban amanat untuk mendidik para santri berjuang
menegakkan agama Islam dengan menyesuaikan dengan kebutuhan
perkembangan zaman yang ada dengan sebaik-baiknya. Setelah beberapa
tahun kemudian para keluarga yayasan pada tahun 1995 bermusyawarah
dan memutuskan untuk mengolaborai system pondok modern tanpa
meninggalkan system salafinya.
Inilah yang dimaksud dengan Al muhafadzatul ala qodim shalih wal
akhzu bil jadiid ashlah (memeliharaa yang terdahulu itu baik dan
mengambil hal yang baru itu lebih baik). Saat ini pondok pesanren
Modern Nurussalam dipimpin oleh KH.Ujang Badruddin M.Pd.I putra
pertama pendiri pondok pesantren ini.
Pondok Pesantren Modern Nurussalam adalah pondok pesantren
yang lebih mengutamakan pendidikan daripada pengajaran dan

Indonesian Journal of Arabic Studies, Volume (2), Issue (1), May 2020 139
Khalid Ramdhani, Kasja Eki Waluyo

memprioritaskan disiplin dalam setiap kegiatan para santri.


Menyeimbangkan antara ilmu keagamaan dan ilmu umum. Hal tersebut
menyeimbangkan konsep pemikiran santri.
Pondok ini memiliki panca jiwa yang terkandung di dalam setiap
aktifitas para santri. Panca jiwa tersebut diadopsi dari pemikiran KH.
Imam Zarkasyi salah satu pendiri (Trimurti) dari Pondok Modern
Darussalam Gontor Ponorogo Jawa Timur. Panca jiwa itu adalah jiwa
keikhlasan, jiwa kemandirian, jiwa berdikari (mandiri), jiwa ukhuwah
islamiyyah dan jiwa kebebasan.

3.2 Penerapan Direct Method di Pondok Pesantren Nurussalam

Guru yang professional dalam menjalankan tugasnya sebagai guru


harus memahami benar esensi dari kalimat At toriqotu ahammu minal
maadah wa ruuhu mudarris ahammu minal toriqoh. Kalimat ini mengandung
arti krusial bahwa di dalam proses pembelajaran, pemilihan metode yang
tepat akan memberikan hasil yang gemilang. Pemilihan metode yang
terbaik akan melejitkan potensi santri dengan baik. Seorang guru harus
memahami bahwa metode itu lebih penting dari pada materi pembeajaran
yang akan disampaikan. Dan ada yang lebih penting dari pada itu pula,
yaitu jiwa seorang guru itu paling penting dari metode itu sendiri.
Sebagaiamana telah dijelaskan sebelumnya, bahwa Pondok Pesantren
Modern Nurussalam merupakan pondok pesantren yang pada awal
permulaannya menjalankan pembelajaran para santrinya dengan system
salafi. Bisa dikatakan pada masanya dahulu Pondok Pesantren Modern
Nurussalam focus kepada ilmu agama dalam kitab-kitab klasik/kitab
kuning.
Namun melihat realita dilapangan, berdasarkan hasil wawancara
dengan beberapa ustadz, penguasaan bahasa arab santri kurang begitu

Indonesian Journal of Arabic Studies, Volume (2), Issue (1), May 2020 140
Khalid Ramdhani, Kasja Eki Waluyo

terlihat dalam percakapan sehari-hari. Jika hal tersebut dibiarkan maka


tidak akan nampak hasil yang signifikan dalam pembelajaran bahasa
selama ini. Seiring tuntutan zaman, Nurussalampun mengadopsi
kurikulum dan kegiatan-kegiatan dari berbagai Pondok Pesantren seperti
Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo dan Pondok Pesantren
Cipasung. Jadi, pondok pesantren ini adalah pondok pesantren yang
memadukan antara pembelajaran modern dan tradisional (semi modern).
Dalam hal ini Pondok Pesantren Modern Nurussalam menerapkan
Direct Method untuk mempercepat penguasaan bahasa arab para santri.
Bahasa itu langsung dan terus menerus dipakai, baik di dalam kelas
maupun di luar kelas dalam berbagai kegiatan. Metode ini mengajarkan
bahasa dasar sangat tepat sekali dan para santri dalam hitungan
minggu/bulan mampu mempraktekan bahasa arab dengan teman-teman
sejawatnya. Metode ini dianggap metode terbaik di pondok pesantren
karena metode tersebut merupakan metode yang paling baik dan paling
menguntungkan. Disbandingkan dengan metode pengajaran yang dipakai
para ayah dan nenek moyang dahulu. Mereka mengajarkan kata demi kata
lalu diterjemahkan. Lebih mengutamakan ilmu tata bahasa
(nahwu/grammer). Ilmu yang mengatur bahasa agar baik dan benar sesuai
dengan kaidah yang telah ditetapkan.
Orang dahulu meyakini dengan sepenuh hati tentang dalil yang
berbunyi “An Nahwu fil kalami kal milhi fi thoami” nahwu dalam perkataan
adalah ibarat garam dalam makanan. Berdasarkan dalil tersebut, mereka
berkesimpulan harus mempelajari ilmu nahwu terlebih dahulu sehingga
akhirnya belajar bahasa arab dimulai dari belajar tata bahasa
(nahwu/grammer). Namun jika melihat dalam konteks saat ini, banyak
santri yang tidak mampu dengan baik dalam bercakap-cakap dengan
bahasa arab. Mereka cenderung berfikir lama sebelum mengucapkan

Indonesian Journal of Arabic Studies, Volume (2), Issue (1), May 2020 141
Khalid Ramdhani, Kasja Eki Waluyo

rangkaian kata dalam bahasa arab. Karena landasan utamanya yaitu


bahasanya tidak ada, sehingga apa yang akan di tata dengan ilmu
nahwu/grammer jika penguasaan bahasa arabnya nol besar.
Dengan demkian Direct Method sangat tepat untuk digunakan para
santri dan juga para guru untuk mempercepat berbahasa santri-santri di
pondok pesantren. Bahkan jika bahasa arab sudah melekat dalam jiwa
raga para santri, mereka tetap berbicara dengan bahasa arab dengan baik
dan benar, meski beberapa santri masih memiliki banyak kesalahan dalam
pengguanaan kata bahasa arab dan mencampurkan anatara bahasa arab
dan bahasa Indonesia. Metode yang tepat dalam mempercepat
penguasaan bahasa arab santri dengan Direct Method, yaitu metode
dimana para santri mempelajari bahasanya terlebih dahulu, baru ilmu
nahwu/grammernya.
Pondok Pesantren Modern Nurussalam memilik program mencetak
kader ulama yang mampu menguasai bahasa asing. Dengan demikian
Nurussalam berusaha keras dengan untuk menghasilkan out put yang
tidak hanya pandai dalam mengaji namun juga mampu menguasai bahasa
internasional dengan baik dan benar.
Hal ini terlihat dengan beberapa program yang dilakukan oleh para
stake holder pondok pesantren dalam menghasilkan out put yang
berkualitas. Kegiatan-kegiatan yang telah peneliti amati adalah sebagai
berikut :
a. Pengajaran mengunakan dua bahasa (Bilingual Teaching/ al-Tadris
Tsunaiyu al-Lughah)
Hasil obervasi yang didapat, Pondok pesantren Modern Nurussalam
menekankan pada pembelajaran-pembelajaran tertentu harus disampaikan
dengan bahasa asli penuturnya. Jika komposisi mata pelajaran tersebut
berbahasa arab maka pemebelajaran dalam mata pelajaran itu

Indonesian Journal of Arabic Studies, Volume (2), Issue (1), May 2020 142
Khalid Ramdhani, Kasja Eki Waluyo

disampaikan secara lisan dan tulisan full dengan bahasa arab oleh
pengajarnya (ustadz/ustadzah). Hal ini dimaksudkan seperti yang
disampaikan oleh Direktur Kulliyatul Muallimin Al Islamiyyah Pondok
Pesantren Modern Nurussalam Bpk. Dede Haris S.s dalam wawancara
agar para santri santriwati dilatih secara audio visual oleh para pengajar.
Mereka tidak hanya belajar secara tekstual bahasa arab di buku, karena
hasil output pembelajaran bahasa arab seperti itu tidak akan menghasilkan
santri yang mampu menguasai bahasa arab secara verbal. Sehingga para
guru dituntut untuk menyampaikan pembelajarannya full dengan bahasa
arab, kecuali jika ada hal-hal yang ingin disampaikan oleh santri yang
belum difahami secara detail, maka para pengajar diperbolehkan untuk
menterjemahkannya secara singkat tidak keseluruhan dengan bahasa
Indonesia. Namun dengan bahasa inggris terlebih dahulu, jika memang
santri belum memahami maka diperbolehkan dengan bahasa Indonesia
secukupnya. Kegiatan merupakan metode langsung (direct method) yang
diterapkan oleh para pengajar di Pondok Pesantren Modern Nurussalam
Medangasem Jayakerta Karawang. Santri langsung mempelajarinya, santri
langsung mempraktekan, santri langsung melihat, santri langsung
mendengar. Karena seluruh aktfitias santri dari bangun tidur hingga
tidurnya kembalai adalah proses pendidikan. Apa yang dilihat santri, apa
yang didengar santri dan apa yang dirasakan oleh santri merupakan
bagian penting dari proses pendidikan.

Indonesian Journal of Arabic Studies, Volume (2), Issue (1), May 2020 143
Khalid Ramdhani, Kasja Eki Waluyo

Gambar 1. Pembelajaran Santri

b. Percakapan Harian (Daily Conversation/Muhadatsah Yaumiyyah)


Pondok Pesantren Modern Nurussalam memiliki peraturan tegas
dalam menegakkan disiplin percakapan sehari-hari santri. Jika ditemukan
ada santri yang berbicara bahasa Indonesia telebih jika berbahasa daerah
maka akan dikenakan hukuman oleh pengurus asrama kakak kelasnya.
Terlebih hukuman akan lebih berat jika diberikan langsung oleh pengurus
harian pusat Organisasi Pelajar Pesantren Nurussalam (OPPN).
Percakapan di kamar, kelas, dapur, lapangan bahkan ketika mengantri
mandipun ditekankan untuk tetap berbahasa arab. Kepada teman sejawat,
adik kelas, kakak kelas ataupun kepada para pengajar mesti berbahasa
arab. Tidak hanya santri namun para pengajarpun dituntut untuk
berbicara dengan bahasa asing dalam percakapan sehari-hari (muhadatsah
yaumiyah) sebagai suri teladan contoh para santri.
Guru kencing berdiri murid kencing berlari. Kutipan ini bisa
dimaknai dalam metode langsung (direct method) jika para pengajar tidak
memberikan motivasi ataupun suri tauladan dalam menggunakan bahasa
arab, maka santri tidak akan memiliki figure yang baik dalam mempelajari
bahasa arab. jika para pengajar justru tidak mengindahkan peraturan

Indonesian Journal of Arabic Studies, Volume (2), Issue (1), May 2020 144
Khalid Ramdhani, Kasja Eki Waluyo

disiplin bahasa di Pondok Pesantren Modern Nurussalam, maka output


dari pembelajran bahasa arab tidak menghasilkan hasil yang maksimal.

c. Hukuman (Dicipline Punishment/ Ta’zir)


Hukuman yang dijatuhkan atas dasar kebijaksanaan hakim karena
tidak terdapat dalam Alquran dan hadis. Sedangkan secara istilah adalah
hukuman yang diberika kepada pelaku dosa-dosa yang tidak diatur dalam
hudud atau aturan. Tazir diberlakukan terhadap pelaku dosa sesuai
dengan jenis pelanggaran yang dilakukan sekalipun tidak dijelaskan
bentuk hukumannya baik dalam Alquran dan Hadits. Sehingga hal
tersebut ditentukan oleh penguasa yang berwenang untuk memberikan
hukuman.
Kata ini banyak digunakan di pondok pesantren-pesantren
Indonesia. Manakala ditemukan santri Pondok Pesantren Modern
Nurussalam melanggar disiplin bahasa, langsung ditindak oleh para
pengurus yang berwenang dalam hal ini wilayah amanah di bagian bahasa
Organisasi Pelajar Pondok Nurussalam. Para pelanggar bahasa tersebut
mendapat hukuman seperti: menghafalkan kosa kata bahasa arab
(mufradat), lari mengitari lapangan olah raga, push up atau scout jump
ditempat, bahkan dibotak seluruh rambutnya jika memang pelanggaran
disiplin bahasa yang dilanggar sudah para tahap atas. Lalu para pelanggar
disiplin bahasa diberi tugas untuk menjadi mata-mata yang mengintai
siapapun yang melanggar disiplin bahasa dan melaporkannya kepada
kakak kelas pengurus asrama atau bagian bahasa pusat Organisasi Pelajar
Pesantren Nurussalam. Hal ini agar peraturan disiplin bahasa terjaga
dengan baik. Pengurus harian Organisasi Pelajar Pesantren Nurussalam
tidak luput dari disiplin tersebut, mereka diawasi oleh para pengajar yang
mimiliki multiple function dalam wewenangnya. Bagian pengasuhan

Indonesian Journal of Arabic Studies, Volume (2), Issue (1), May 2020 145
Khalid Ramdhani, Kasja Eki Waluyo

santri dan bagian staf Kulliyatul Muallimin Al Islamiyah yang memantau


seluruh aspek santri sebagai tangan kanan pimpinan Pondok Pesantren
Modern Nurussalam.
Demi keberlangsungan disiplin bahasa arab di pondok pesantren
modern Nurussalam, para pemegang disiplin pesantren ketika menindak
para pelanggar bahasa, merekapun tetap menggunakan bahasa resmi yang
ditetapkan di pondok pesantren. Maka tidak aneh jika ditemukan
beberapa santri sedang menceramahi santri pelanggar disiplin dengan
nada keras bahkan hingga berteriak dengan bahasa arab untuk
menimbulkan efek jera kepada para santri yang melanggar disiplin
berbahasa arab.

Gambar 2. Tazir Untuk Santri

d. Pemberian Kosakata (Delivery Vocabulary/ Taqdimu al-Mufrodat)


Menu pagi seluruh santri Pondok Pesantren Modern Nurussalam
setelah shalat shubuh berjamaah adalah penyampaian beberapa kosa kata
baru oleh pengurus bagian bahasa yang wajib mereka hafalkan. Bagian
bahasa dibantu oleh staf pengasuhan santri menyampaikan beberapa kosa
kata atau untaian kalimat langsung dengan bahasa arab. Para santri
dipisah berdasarkan jenis kelamin. Santri putra di samping masjid,
santriwati didepan masjid. Bagian bahasa berteriak lantang keras hingga

Indonesian Journal of Arabic Studies, Volume (2), Issue (1), May 2020 146
Khalid Ramdhani, Kasja Eki Waluyo

penjuru tempat menyampaikan kosa kata dengan penuh semangat dengan


tujuan memfungsikan daya serap santri dalam menyimak mendengarkan
lalu mengucapkan secara berjamaah. Setelah penyampaian kosa kata
selesai, para santri dituntut untuk mempraktekannya dalam percakapan
sehari-hari, dimulai dengan setelah pembagian kosa kata mereka berdiri
berbaris dan berhadap-hadapan langsung bercakap-cakap dengan bahasa
arab dan menyesuaikan dengan tema dan kosa kata yang telah
disampaikan oleh bagian bahasa dan para pengajar.

Gambar 3. Pembagian Kosa Kata

e. Latihan pidato (Public Speaking/ Muhadharah)


Para santri secara langsung mempraktekan kemampuan bahasa arab
mereka dalam podium latihan pidato yang diadakan disetiap kelas-kelas.
Jadwal yang telah ditentukan pondok pesantren modern Nurussalam
dalam kegiatan muhadharah dalam bahasa arab adalah sabtu malam
setelah shalat isya. Ketika di wawancara kepada beberapa santri Pondok
Pesantren Nurussalam mengenai tips atau metode apa yang bagus Mereka
bertanya apa ada resep khusus untuk membuat anak-anak bisa berpidato
dan berkomunikasi dengan lancar, anak-anak menjawab dengan bangga
menjawab kami selalu berlatih " Muhadharah" itulah kuncinya. Bagi guru-
guru dan siswa dari sekolah lain yang bertanya disana "Muhadharah itu

Indonesian Journal of Arabic Studies, Volume (2), Issue (1), May 2020 147
Khalid Ramdhani, Kasja Eki Waluyo

apa" muhadharah itu latihan Pidato. Jadi kegiatan Muhadharah yang


selama ini di gunakan dipesantren ternyata sangat berpengaruh bagi anak-
anak santri. Dengan pembekalan Muhadharah yang lebih serius lagi
pastinya akan menjadi tempat pembinaan yang lebih baik. Diantara
peserta dari Pesantren Darunnajah adalah anak-anak terbilang masing
baru seperti Honest, Adnan, Cediawan yang sangat terkesan dan bangga
dengan Pondok Kita Tercinta Darunnajah dan muhadharah.
Latihan pidato (muhadharah) bagi santri yang tidak menguasai bahasa
arab dengan baik merupakan kegiatan yang ditakuti dan dihindari dengan
berbagai alasan. Namun bagi santri bementalkan kuat meski kemampuan
bahasa arabnya masih jauh dari rata-rata, kegiatan ini sangat ditunggu-
tunggu dan dirindukan. Stelan jas hitam putih dengan peci yang berdiri
tegak di atas kepala santri mereka berorasi dengan bahasa arab dengan
lantang. Kakak kelas dan juga para pengajar mendampingi di setiap ruang
kelas latihan pidato, untuk mengawasi mengontrol dan menilai hasil dari
kegiatan yang telah dilakukan.

Gambar 4. Latihan Pidato Santri

f. Lomba drama (Drama Contest/ Musabaqoh Mashrohiyah)

“Allughatu Taaju-l-Ma’had” bahasa adalah mahkota pesantren,


demikian motto yang sering disampaikan oleh bapak pimpinan pondok

Indonesian Journal of Arabic Studies, Volume (2), Issue (1), May 2020 148
Khalid Ramdhani, Kasja Eki Waluyo

pesantren beserta para jajaran asatidz/adatidzah Nurussalam. Bahasa


adalah kunci utama kesuksesan, dengan bahasa dapat meningkatkan ilmu
pengetahuan modern, bahkan teknologi. Drama Contest adalah salah satu
wadah pondok pesantren dalam meningkatkan bahasa Arab dan Inggris,
dimana masyarakat pondok pesantren memerankan suatu drama
menggunakan Bahasa sehari-hari dengan mengambil dari kisah-kisah atau
cerita berdasarkan kisah nabi dan para sahabat ataupun cerita rakyat yang
berasal dari Indonesia. Terkadang beberapa asrama mengambil cerita
kekinian. Dengan semua itu santri mampu meningkatkan kemampuan
Bahasa Arabnya dengan maksimal dengan mempraktekannya secara
langsung. Tidak hanya mempraktekan memperagakan Bahasa namun
para santri santriwati bisa mengambil hikmah dan pelajaran dari drama
yang ditampilkan.
Pondok Pesantren Modern Nurussalam memiliki kegiatan yang telah
terencana sebelum kegiatan belajar mengjar dimulai. Pimpinan pondok
berserta jajaran dan para guru menggelar rapat tertutup dalam
menentukan kegiatan harian, mingguan, bulanan dan tahunan. Salah
satunya adalah drama contest. Kegiatan besar ini diadakan satu tahun
sekali. Seluruh santri berkecimpung dalam acara ini dalam mempraktekan
bahasa arab dengan sarana Drama Contest. Pagelaran ini ajang spetakuler
Pondok Pesantren Modern Nurussalam para tamu undangan hingga
seluruh wali santri dari berbagai daerah ikut mensukseskan acara Drama
Contest dimana wali santri menyaksikan secara langsung putera puteri
mererka dalam berlaga di arena panggung besar dan mempraktekan
kemampuan bahasa arab yang mereka pelajari selama ini.
Implementasi direct method dalam drama contest ini dapat
menstimulus motivasi dan minat para santri dalam menguasai Bahasa
Arab. Santri santriwati senior dalam hal ini multifungsi peran. Mereka

Indonesian Journal of Arabic Studies, Volume (2), Issue (1), May 2020 149
Khalid Ramdhani, Kasja Eki Waluyo

tidak hanya memiki tanggung jawab sebagai pengurus asrama namun


dalam hal mereka menjadi surtradara, director, pembuat naskah, wardrop
hingga tim pembuat perlatalan asesoris drama. Layaknya tim mam behind
the scane dalam film dilayar televisi. Tentu semua itu tidak lepas dari
penggunaan Bahasa secara optimal. Sedangkan para santri santriwati
junior menjadi pemeran-pemeran dalam drama contest tersebut.

Gambar 5. Poster kontes drama berbahasa asing

g. Diskusi ilmiah (The discussion of issues /Munaqasyah Bahsul Masail)


Bahtsul masail berasal dari kata mejemuk yang berasal dari dua
kata, yaitu bahtsul yang berarti pembahasan dan masail bentuk jamak dari

Indonesian Journal of Arabic Studies, Volume (2), Issue (1), May 2020 150
Khalid Ramdhani, Kasja Eki Waluyo

masalah yang berarti : masalah-masalah. Dengan demikian bahtsul masail


secara bahasa mempunya arti : pembahasan masalah-masalah. Bahtsul
masalah merupakan salah satu tradisi keilmuwan (diskusi yang
membahas berbagai persoalan), merupakan aktifitas akademik pondok
pesantren modern Nurussalam yang telah dijalankan sejak berdirinya
Nurussalam, dengan berjalannya waktu bahstul massail ini di tingkatkan
dengan penyampaian para pengajar ataupun pembimbing dengan bahasa
arab, lalu para santri menyampaikan permasalahan dan solusi dari
permasalahan tersebut dengan bahasa arab juga. Para santri akhir
diwajibkan mengikuti program ini.
Bahstul masail tidak hanya ajang mengkaji suatu problematika
dalam keagaaman saja, namun pondok pesantren telah meracik dengan
ramuan yang lebih menantang dengan melakukan kajian perdebatan yang
diatur sesuai dengan standar akademik ketat berkaitan dengan rujukan,
metode berfirkir dan cara pemaknaan tidak luput dari semua itu mereka
diwajibkan tetap berbahasa arab. Maka forum ini bukan forum diskusi
biasa, melainkan forum ilmiah keagamaa yang membangkitkan motivasi
selalu santri untuk berbahasa arab. Sehingga mampu meningkatkan
kualitas daya pemikian santri, menghidupkan jejak ulama salaf dalam
menyikapi setiap permasalahan yang muncul dimasyarakat, merumuskan
pemecahan masail waqi'iyah (aktual) sesuai dengan tuntunan syara',
terbentuknya santri yang berfikir kritis dan ilmiah, membetuk kreatifitas
santri dan kesemangatannya dalam belajar mengkaji kitab-kitab kuning,
memcahkan masalah dengan merujuk kepada syariat islam.

Indonesian Journal of Arabic Studies, Volume (2), Issue (1), May 2020 151
Khalid Ramdhani, Kasja Eki Waluyo

Gambar 6. Diskusi Ilmiah Santri

h. Praktik Mengajar (Micro Teaching/Mumarosah al-Tadris)

Praktek mengajar (micro teaching) yang biasa dikalangan pesantren


disebut dengan Amaliyah Tadris adalah salah satu kegiatan yang wajid
diikuti oleh seluruh santri tidak terkecuali. Esensi dari kegiatan ini adalah
sebagai bentuk latihan dan mengajar yang dilaksanakan oleh seseorang
secara terbimbing untuk mendapatkan keterampilan dalam memberikan
pelajaran dan ditempuh dalam waktu tertentu sebagai salah satu syarat
untuk memenuhi suatu program. Amaliyah tadris berorientasi pada
penyelenggaran pendidikan dan pengajaran di sekolah, maka hal tersebut
penting bagi santri sebagai calon guru juga sebagai bekal persiapan
mengajar dalam rangka penyampaian pengetahuan dan bimbingan
kepada santri. Dalam prakteknya, kegiatan ini dilakukan di dalam kelas,
dimaksudkan untuk melatih sikap mental dan performance santri calon
guru untuk tampil di depan kelas. Selama berlatih praktek mengajar
mereka selalu dimonitori dalam keadaan terkontrol oleh pembimbing.
Program ini difokuskan kepada para santri kelas akhir sebagai salah
satu bekal penting bagi mereka ketika terjun langsung di masyarakat
secara luas ataupun ditingkat jenjang perguruan tinggi. Santri secara

Indonesian Journal of Arabic Studies, Volume (2), Issue (1), May 2020 152
Khalid Ramdhani, Kasja Eki Waluyo

langsung mempraktekan kemampuan bahasa arab yang telah mereka


pelajari selama ini dan menyampaikan secara verbal kepada para santri
juniornya. Pengajar menyampaikan secara langsung dengan bahasa arab
detail dari awal hingga akhir, para muridpun secara audio visual
menyimak dan mengkaji pelajaran yang disampaikan oleh kakak kelas
mereka. Bagi santri dengan kemampuan bahasa arab yang baik mereka
tidak menemukan masalah dalam program ini, namun sebaliknya bagi
mereka yang lemah dalam penguasaan bahasa arab, pasti akan mendapat
kendala dalam melaksanakan program ini.

Gambar 7. Praktek Mengajar Santri Akhir

4. Simpulan

Pemilihan metode yang tepat dalam pembelajaran akan menentukan


hasil dari pembelajaran tersebut esensi dari sebuah metode itu lebih baik
dari pada materi yang disampaikan oleh seorang guru. Dalam hal
mempercepat berbahasa arab santri Pondok Pesantren Modern
Nurussalam Medangasem Jayakerta Karawang melaksanakan Direct
Method dengan optimal. Maka tidak heran jika semakin hari semakin
berkembang pesat kemampuan santri dalam berbahasa arab di pondok
pesantren modern nurussalam. Hal tersebut bisa dilihat dari

Indonesian Journal of Arabic Studies, Volume (2), Issue (1), May 2020 153
Khalid Ramdhani, Kasja Eki Waluyo

perkembangan system program kurikulum yang telah dijalankan selama


ini dan output dari Pondok Pesantren yang mampu bersaing di
masyarakat luar. Kemampuan para santri dalam menguasai bahasa arab
baik, hal ini karena didukung penuh oleh seluruh stakeholder Pondok
Pesantren dengan Metode Langsung (Direct Method) sehingga para santri
mengusai bahasa arab secara lisan dan tulisan. Dengan metode langsung
secara aktif santri mempraktekan kemampuan bahasa arab yang dimiliki
dengan aktifitas santri selama 24 jam di Pondok Pesantren inilah point
besar dalam mempercepat kemampuan berbahasa arab santri secara
verbal karena para santri secara langsung mempraktekan Bahasa arab
dalam kehidupan sehari-hari kapan pun dan dimanapun mereka berbicara

Referensi

Arif, M. (2019). Metode Langsung (Direct Method) Dalam Pembelajaran


Bahasa Arab. al-Lisan Journal Bahasa & Pengajarannya, 4(1), 44–56.
Batmang. (2013). Direct Method dalam Pembelajaran Bahasa Arab di
Pesantren Modern. Jurnal Al-Ta’dib, 6(2), 170–178.
Gunawan, I. (2013). Metode Penelitian Kualitatif, Teori Dan Praktik. Jakarta:
Bumi Aksara.
Hartono, J. (2002). Filosofi, Pendekatan, dan Penerapan Pembelajaran Metode
Kasus. Yogyakarta: Yappendis.
Izzan, A. (2009). Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung:
Humaniora.
Moleong, L. J. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosda karya.
Nuha, U. (2012). Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab.
Yogyakarta: Diva Press.
Nur, I. R., & Rini, F. S. (2017). Penerapan Metode Langsung Dalam

Indonesian Journal of Arabic Studies, Volume (2), Issue (1), May 2020 154
Khalid Ramdhani, Kasja Eki Waluyo

Pengajaran Bahasa Arab Di Pondok Pesantren Al-Islam Joresan


Ponorogo. Khadimul UMmmah Journal of Social Dedication, 1(1), 1–8.
Peraturan Menteri Agama RI. Standar Kompetensi Lulusan Dan Standar
Isi Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab di Madrasah (2008).
Republik Indonesia.
Silberman, M. (2007). Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif.
(Sarjuli, A. Ammar, Sutrisno, Z. A. Ahmad, & Muqowwim, Penerj.).
Yogyakarta: Pustaka Insan Madani dan Yappendis.
Sukmadinata, N. S. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Taufik. (2016). Pembelajaran Bahasa Arab MI. Surabaya: UIN Sunan Ampel
Press.
Undang-undang. Pesantren, Pub. L. No. 18 (2019). Republik Indosnesia.
Zaenuddin, R. (2005). Metodologi & Strategi Alternatif pembelajaran bahasa
arab. Yogyakarta: Pustaka Rihlah Group.

Indonesian Journal of Arabic Studies, Volume (2), Issue (1), May 2020 155

You might also like