6328 17532 1 PB
6328 17532 1 PB
6328 17532 1 PB
Abstract: Islamic boarding school as the oldest Islamic education in Indonesia has
shown its ability to print cadres of scholars and has been credited with decreasing
the intellectual life of the nation. Education in Islamic boarding schools aims to
deepen the knowledge of the Qur'an and the Sunnah of the Apostles, by learning
Arabic and the rules of Arabic grammar. Islamic boarding school students (santri)
study at this school, while staying at the hostel provided by the pesantren. one of
the pesantren is the pesantren Nurussalam, the beginning of this establishment
was led by KH. Nurdin (passed away) using a learning program with a traditional
learning system that focuses on Islamic religious education with classic books by
the scholars of the previous era. Now, Nurussalam Modern Islamic Boarding
School has been transformed into a modern boarding school that has a more
comprehensive vision and mission by adopting several programs from the Gontor
Ponorogo East Java Pondok Darussalam which is famous for being able to develop
international languages (Arabic and English). So it is considered urgent for
Nurussalam to combine Islamic religious education with classical books with
formal education or commonly referred to as modern salafi boarding schools and
prioritizing the mastery of Arabic. Based on this, the researcher would like to
conduct a deeper study regarding the Implementation of the Direct method in
accelerating the santri’s arabic language (Case Study in Modern Islamic Boarding
School Nurussalam Medangasem Jayakerta Karawang).
1. Pendahuluan
Pembelajaran bahasa asing di Indonesia diimplementasikan pada
beberapa tingkat pendidikan, baik tingkat pendidikan dasar, menengah
atau pendidikan tinggi dengan berbagai variasi tingkat keharusan. Khusus
pada sistem pendidikan Madrasah dan pesantren, posisi bahasa arab
sebagai bahasa asing menjadi mata pelajaran penciri lembaga pendidikan
tersebut hal ini tunjukkan dengan hadirnya peraturan kementrian agama
nomor 2 tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan Dan Standar Isi
Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab Di Madrasah dan Keputusan
Mentri Agama (KMA) nomor 184 tahun 2019 tentang Pedoman
Implementasi Kurikulum Pada Madrasah. Dan yang terakhir lahirnya
undang-undang nomor 18 tahun 2019 tentang Pesantren. Disebutkan
pada pasal 1 tentang definisi pendidikan pesantren adalah „pendidikan
yang diselenggarakan oleh pesantren dan berada di lingkungan pesantren
dengan mengembangkan kurikulum sesuai dengan kekhasan pesantren
dengan berbasis kitab kuning atau dirasah islamiah dengan pola
pendidikan muallimin.‟ Masih pada pasal yang sama menjelaskan makna
kitab kuning adalah „kitab keislaman berbahasa Arab atau kitab keislaman
berbahasa lainnya yang menjadi rujukan tradisi keilmuan Islam di
Pesantren
Berdasarkan Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2
Tahun 2008, Tentang Standar Kompetensi Lulusan Dan Standar Isi
Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab di Madrasah, Mata pelajaran
Bahasa Arab merupakan suatu mata pelajaran yang diarahkan untuk
mendorong, membimbing, mengembangkan, dan membina kemampuan
serta menumbuhkan sikap positif terhadap bahasa Arab baik reseptif
maupun produktif. Kemampuan reseptif yaitu kemampuan untuk
memahami pembicaraan orang lain dan memahami bacaan. Kemampuan
Indonesian Journal of Arabic Studies, Volume (2), Issue (1), May 2020 130
Khalid Ramdhani, Kasja Eki Waluyo
Indonesian Journal of Arabic Studies, Volume (2), Issue (1), May 2020 131
Khalid Ramdhani, Kasja Eki Waluyo
Indonesian Journal of Arabic Studies, Volume (2), Issue (1), May 2020 132
Khalid Ramdhani, Kasja Eki Waluyo
makna sebuah kata atau kalimat itu melalui demonstrasi atau peragaan,
gerakan, mimik muka, dan lain sebagainya.
Ahmad Izzan (2009) menambahkan metode ini lahir sebagai reaksi
terhadap penggunaan metode nahwu wa tarjamah yang mengajarkan
bahasa seperti bahasa yang mati. Dan sebelumnya sejak tahun 1850 telah
banyak muncul propaganda yang mengampanyekan agar menjadikan
pengajaran bahasa asing itu hidup, menyenangkan dan efektif.
Propaganda ini menuntut adanya perubahan yang mendasar dalam
metode pengajaran bahasa asing. Sehingga secara cepat lahirlah metode
pembelajaran baru yang disebut dengan metode langsung. Dalam hal ini
direct method (thariqah mubasyarah) merupakan sebuah cara menyajikan
materi pelajaran bahasa asing dimana guru langsung menggunakan
bahasa asing tersebut sebagai bahasa pengantar, dan tanpa menggunakan
bahasa anak didik sedikit pun dalam mengajar. Jika ada suatu kata-kata
yang sulit dimengerti oleh anak didik, maka guru mengartikan dengan
menggunakan alat peraga, mendemonstrasikan, menggambarkan dan
lain-lain.
Metode ini berpijak dari pemahaman bahwa pengajaran bahasa asing
tidak sama halnya dengan mengajar ilmu pasti alam. Jika mengajar ilmu
pasti, siswa dituntut agar dapat menghafal rumus-rumus tertentu, berpikir
dan mengingat, maka dalam pengajaran bahasa, siswa/anak didik dilatih
praktek langsung mengucapkan kata-kata atau kalimat tertentu. Sekalipun
kata-kata atau kalimat tersebut masih asing dan tidak dipahami anak
didik, namun sedikit demi sedikit kata-kata dan kalimat itu akan dapat
diucapkan dan dapat pula mengartikannya.
Secara prinsip, menurut Ahmad Izzan (2009) direct method sangat
utama dalam mengajar bahasa asing, melalui metode ini siswa dapat
langsung melatih kemahiran lidah tanpa menggunakan bahasa ibu
Indonesian Journal of Arabic Studies, Volume (2), Issue (1), May 2020 133
Khalid Ramdhani, Kasja Eki Waluyo
Indonesian Journal of Arabic Studies, Volume (2), Issue (1), May 2020 134
Khalid Ramdhani, Kasja Eki Waluyo
(2017) dan Arif (2019). Berdasarkan hasil kajian mereka secara umum
penerapan metode langsung di pesantren bertujuan mewujudkan
kemampuan bahasa arab produktif para santri. Terlebih kompetensi
keterampilan berbicara yang diwujudkan dalam praktik komunikasi lisan
harian para santri. Tingkat efektifitas penerapan direct method dalam
peningkatan kemampuan bahasa arab akan sangat tergantung kesiapan
sumber daya di pesantren-pesantren oleh karena itu kajian dan penelitian
tentang direct method di pesantren selalu terbuka sebagai khazanah
pembelajaran bahasa arab.
Adapun pondok pesantren yang akan peneliti jadikan subjek
penelitian adalah Pondok Pesantren Modern Nurussalam Medangasem
Jayakerta Karawang. Pondok Pesantren Modern Nurussalam merupakan
salah satu pondok pesantren dari ratusan pondok pesantren di Indonesia
yang memadukan sistem pondok modern dan pondok syafi‟iyah. Pondok
ini berada dibawah naungan yayasan Nurussalam Medangasem
Karawang yang dalamnya mempunyai dua unit satuan pendidikan yaitu
SMP dan SMA dengan berbagai kegiatan santri 24 jam tinggal di pondok
pesantren. Salah satu kegiatan penunjang di Pondok Pesantren Modern
Nurussalam ini adalah kemampuan berbahasa Arab para santri yang
digunakan sebagai pendekatan pemahaman menguasai bahasa Arab
melalui metode-metode yang di terapkan, salah satu metode tersebut
adalah metode Direct Method/metode langsung (Thoriqoh Mubasyarah).
2. Metode
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif yaitu suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku yang dapat diamati
dari subyek itu sendiri. Penelitian kualitatif dalam pandangan Gunawan
Indonesian Journal of Arabic Studies, Volume (2), Issue (1), May 2020 135
Khalid Ramdhani, Kasja Eki Waluyo
Indonesian Journal of Arabic Studies, Volume (2), Issue (1), May 2020 136
Khalid Ramdhani, Kasja Eki Waluyo
Indonesian Journal of Arabic Studies, Volume (2), Issue (1), May 2020 137
Khalid Ramdhani, Kasja Eki Waluyo
pendiri, Dede Haris. Para santri yang bertahan tersebut berasal dari
kampung-kampung sekitar pesantren. Pada tahun yang sama, pesantren
mengubah sistemnya menjadi pesantren modern. Pesantren membuka
pendidikan SMP dan SMA.
Kini, santri Nurussalam berkembang. Jika pada 1996 hanya 10 orang,
kini sudah 350 orang. Setiap tahunnya tidak kurang dari 200 orang
mendaftar untuk menjadi santri. Namun, karena keterbatasan gedung,
pihak pesantren hanya menerima 150 anak. Pramuka di pesantren ini
berkembang pesat. “ Alumninya tersebar di banyak daerah. Ada yang
meneruskan pendidikan ke perguruan tinggi dan ada yang menekuni
berbagai profesi. Yang jelas, para santri dicetak agar menjadi generasi
unggul dan bermanfaat. Tidak hanya untuk agama, bahkan dunia.
Pondok Pesantren Modern Nurussalam berdiri di desa Medangasem
Jayakerta Karawang pada tahun 1981 yang dipimpin oleh KH.Nurdin
(alm) dengan program pembelajaran menggunakan pembelajaran system
salafi yang berfokus pada pendidikan agama Islam dengan kitab-kitab
klasik karya para ulama zaman terdahulu yang kebanyakan rata-rata
memiliki ciri khas sebagai berikut :
a) Adanya penekanan pada penguasaan kitab klasik atau kitab kuning
yang biasa disebut kalangan santri sebagai kitab gundul.
b) Masih berlakunya pengajian system pengajian dengan metode sorogan,
wetonan dan bandongan dalam kegiatan belajar mengajar
c) Meskipun saat ini pesantren salaf memeperkenalkan system jenjang
kelas namun materi pelajaran tetap berfokus pada kitab-kitab kuning
d) Secara umum hubungan emosional antara kyai dan santri di pesantren
salaf jauh lebih dekat disbanding pondok pesantren modern
e) Materi pelajaran umum seperti matematika, IPA, IPS, bahasa inggris
atau ilmu social sedikit diajarkan di pondok salaf
Indonesian Journal of Arabic Studies, Volume (2), Issue (1), May 2020 138
Khalid Ramdhani, Kasja Eki Waluyo
Indonesian Journal of Arabic Studies, Volume (2), Issue (1), May 2020 139
Khalid Ramdhani, Kasja Eki Waluyo
Indonesian Journal of Arabic Studies, Volume (2), Issue (1), May 2020 140
Khalid Ramdhani, Kasja Eki Waluyo
Indonesian Journal of Arabic Studies, Volume (2), Issue (1), May 2020 141
Khalid Ramdhani, Kasja Eki Waluyo
Indonesian Journal of Arabic Studies, Volume (2), Issue (1), May 2020 142
Khalid Ramdhani, Kasja Eki Waluyo
disampaikan secara lisan dan tulisan full dengan bahasa arab oleh
pengajarnya (ustadz/ustadzah). Hal ini dimaksudkan seperti yang
disampaikan oleh Direktur Kulliyatul Muallimin Al Islamiyyah Pondok
Pesantren Modern Nurussalam Bpk. Dede Haris S.s dalam wawancara
agar para santri santriwati dilatih secara audio visual oleh para pengajar.
Mereka tidak hanya belajar secara tekstual bahasa arab di buku, karena
hasil output pembelajaran bahasa arab seperti itu tidak akan menghasilkan
santri yang mampu menguasai bahasa arab secara verbal. Sehingga para
guru dituntut untuk menyampaikan pembelajarannya full dengan bahasa
arab, kecuali jika ada hal-hal yang ingin disampaikan oleh santri yang
belum difahami secara detail, maka para pengajar diperbolehkan untuk
menterjemahkannya secara singkat tidak keseluruhan dengan bahasa
Indonesia. Namun dengan bahasa inggris terlebih dahulu, jika memang
santri belum memahami maka diperbolehkan dengan bahasa Indonesia
secukupnya. Kegiatan merupakan metode langsung (direct method) yang
diterapkan oleh para pengajar di Pondok Pesantren Modern Nurussalam
Medangasem Jayakerta Karawang. Santri langsung mempelajarinya, santri
langsung mempraktekan, santri langsung melihat, santri langsung
mendengar. Karena seluruh aktfitias santri dari bangun tidur hingga
tidurnya kembalai adalah proses pendidikan. Apa yang dilihat santri, apa
yang didengar santri dan apa yang dirasakan oleh santri merupakan
bagian penting dari proses pendidikan.
Indonesian Journal of Arabic Studies, Volume (2), Issue (1), May 2020 143
Khalid Ramdhani, Kasja Eki Waluyo
Indonesian Journal of Arabic Studies, Volume (2), Issue (1), May 2020 144
Khalid Ramdhani, Kasja Eki Waluyo
Indonesian Journal of Arabic Studies, Volume (2), Issue (1), May 2020 145
Khalid Ramdhani, Kasja Eki Waluyo
Indonesian Journal of Arabic Studies, Volume (2), Issue (1), May 2020 146
Khalid Ramdhani, Kasja Eki Waluyo
Indonesian Journal of Arabic Studies, Volume (2), Issue (1), May 2020 147
Khalid Ramdhani, Kasja Eki Waluyo
Indonesian Journal of Arabic Studies, Volume (2), Issue (1), May 2020 148
Khalid Ramdhani, Kasja Eki Waluyo
Indonesian Journal of Arabic Studies, Volume (2), Issue (1), May 2020 149
Khalid Ramdhani, Kasja Eki Waluyo
Indonesian Journal of Arabic Studies, Volume (2), Issue (1), May 2020 150
Khalid Ramdhani, Kasja Eki Waluyo
Indonesian Journal of Arabic Studies, Volume (2), Issue (1), May 2020 151
Khalid Ramdhani, Kasja Eki Waluyo
Indonesian Journal of Arabic Studies, Volume (2), Issue (1), May 2020 152
Khalid Ramdhani, Kasja Eki Waluyo
4. Simpulan
Indonesian Journal of Arabic Studies, Volume (2), Issue (1), May 2020 153
Khalid Ramdhani, Kasja Eki Waluyo
Referensi
Indonesian Journal of Arabic Studies, Volume (2), Issue (1), May 2020 154
Khalid Ramdhani, Kasja Eki Waluyo
Indonesian Journal of Arabic Studies, Volume (2), Issue (1), May 2020 155