Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Abstract:: Optimalisasi Peran Bimbingan Konseling Di Sekolah

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 17

OPTIMALISASI PERAN BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH

SUCI HANDAYANI
Guru SMPN 3 Gresik
sucihandayani19@gmail.com

ABSTRACT:
Legislation No. 14 of 2005 on Teachers and Lecturers article 35 paragraph 1 of the workload of
teachers include diapers that plan learning activities, implementing learning, assessing learning
outcomes, participant guide and train students and carry out additional duties. Teacher is a major
factor in the overall educational process. As an educator, the teacher holds a lot of different roles to
perform. The role is a particular pattern of behavior which are characteristics all officers of a
particular job or position. The role of the teacher is any pattern of behavior that are characteristic of
professorship teachers to do the job. This role includes various types of patterns of behavior, both in
activities within the school and outside of school. Teachers who are considered good are those who
succeed in these roles. It plays as well as possible, meaning that it can show a pattern of behavior in
accordance with his position and accepted by the environment and society. Optimizing the role of
guidance and counseling to all residents, especially school teacher empowerment is one alternative in
providing services to students. So it is in need or presented a teacher who can handle it all, where
teachers have met the criteria, and the expertise that address the problem students, to provide guidance
and counseling services.

Keywords: the guidance of counseling, the role of guidance of counseling at school

A. PENDAHALUAN popok yaitu merencanakan pembelajaran,


melaksanakan pembelajaran, menilai hasil
Menurut Undang-undang Republik pembelajaran, membimbing dan melatih
Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem perserta didik serta melaksanakan tugas
Pendidikan Nasional dan Undang-undang tambahan.
Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 pasal Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan
1 Ayat (6) konselor pendidikan merupakan salah yang bersumber pada kehidupan manusia.
satu profesi yang termasuk ke dalam tenaga Kenyataan menunjukkan bahwa manusia di
kependidikan disebut istilah “konselor” untuk dalam kehidupannya menghadapi persoalan-
profesi pendidik. Lebih lanjut dalam buku persoalan atau masalah yang silih berganti.
Rambu-Rambu Penyelenggaraan Bimbingan Manusia tidak sama satu dengan yang lain, baik
dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal dalam sifat maupun kemampuannya. Ada
yang dikeluarkan Dirjen PMPTK Depdiknas manusia yang sanggup mengatasi persoalan
tahun 2007 maupun Undang-undang no 14 tahun tanpa bantuan pihak lain, tetapi tidak sedikit
2005 tentang Guru dan Dosen pasal 35 ayat 1 manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan
yaitu beban kerja guru mencakup kegiatan bila tidak dibantu orang lain.

33
34 Didaktika, Vol. 19 No. 2 Februari 2013

Pendidikan bermaksud membantu peserta memperhatikan perbedaan siswa dalam


didik untuk menumbuhkembangkan potensi- kemampuan dan cara belajarnya sehingga
potensi kemanusiaannya. Peserta didik beberapa siswa mungkin akan mengalami
merupakan pribadi-pribadi yang sedang berada kesulitan; (3) perkembangan norma hidup:
dalam proses berkembang kearah kematangan. masyarakat berubah secara dinamis. Demikian
Masing-masing peserta didik memiliki pula dengan berbagai norma hidup yang ada di
karakteristik pribadi yang unik. Dalam arti dalamnya. Setiap orang harus bisa beradaptasi
terdapat perbedaan individual diantara mereka, dengan berbagai perubahan tersebut; (4) masa
seperti menyangkut aspek kecerdasan, emosi, perkembangan; seorang individu mengalami
sosiabilitas, sikap, kebiasaan, dan kemampuan perkembangan dalam berbagai aspek dalam
penyesuaian diri. Dalam dunia pendidikan, dirinya dan perubahan tuntutan lingkungan
peserta didikpun tidak jarang mengalami terhadap dirinya diperlukan penyesuaian diri
masalah-masalah, sehingga tidak jarang dari untuk menghadapi perubahan-perubahan
peserta didik yang menunjukkan berbagai gejala tersebut; (5) perkembangan industri: seiring
penyimpangan perilaku yang merentang dari dengan perkembangan teknologi yang cepat,
kategori ringan sampai dengan berat. industri juga berkembang dengan pesat. Untuk
Berdasarkan definisi diatas, dengan adanya memiliki karier yang baik, siswa harus bisa
pendidikan bimbingan dan konseling yang mengantisipasi keadaan tersebut (Ahmad,
diinterintegrasikan dalam keseluruhan proses 2008).
pembelajaran merupakan suatu program yang Namun, dalam pelaksanaannya banyak
tepat. Kegiatan bimbingan dan konseling pada terjadi kasus-kasus penyimpangan perilaku dari
dasarnya adalah usaha sadar yang dilakukan oleh siswa sendiri akibat pergaulan yang salah
guru pembimbing bersama siswanya untuk ataupun problem keluarga maupun aturan
mencapai kemandirian dalam keseluruhan sekolah yang berlaku, misalnya: (1) suka
proses kehidupan, baik sebagai individu, membolos dari sekolah, (2) malas belajar, dan
anggota kelompok, keluarga atau masyarakat (3) keras kepala. Pada usia remaja,
pada umumnya. penyimpangan perilaku yang dialaminya seperti
Berikut ini beberapa alasan diperlukannya (1) suka mengisolir diri, (2) meminum-minuman
konselor pendidikan untuk mencapai tujuan keras keras, (3) mengkonsumsi obat-obat
pendidikan, yaitu: (1) kehidupan demokrasi; terlarang atau narkoba, (4) tawuran, (5) malas
guru tidak lagi menjadi pusat dan siswa tidak belajar, (6) kurang bersikap hormat kepada
hanya menjadi peserta pasif dalam kegiatan orangtua dan orang dewasa lainnya. Sementara
pendidikan. Guru hanya membantu siswa untuk penyimpangan perilaku orang dewasa/orang tua,
dapat mengambil keputusannya sendiri; (2) diantaranya adalah (1) berselingkuh dengan
perbedaan individual; pembelajaran yang istri/suami orang, (2) menelantarkan kehidupan
umumnya dilakukan secara klasikal kurang keluarga (istri dan anak), (3) menjadi biang
Suci Handayani : Optimalisasi Peran Bimbingan Konseling 35

keladi kerusuhan (provokator) dalam Berdasarkan uraian permasalah di atas, artikel


masyarakat, (4) melakukan tindak criminal, dan ini akan membahas optimalisasi peran
(5) tidak melaksanakan perintah agama. Kepala bimbingan konseling di sekolah yang meliputi:
sekolah, wakil kepala sekolah, guru konseling seputar konselor pendidikan, implementasi
serta staf yang ada disekolah tidak mampu konseling dalam PBM, optimalisasi peranan
mengatasi itu semua. personil sekolah, analisis SWOT pelaksanaan
Optimalisasi peran bimbingan konseling di konseling, konseling yang ideal di sekolah.
sekolah merupakan salah satu alternatif
pemberdayaan dalam memberikan layanan pada PEMBAHASAN
sisiwa. Jadi sangat di butuhkan atau dihadirkan A. Seputar Konselor Pendidikan
seorang guru yang bisa mengatasi itu semua. a. Pengertian Konselor Pendidikan
Dimana guru tersebut telah memenuhi kriteria, Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia
dan keahlian dalam bidang tersebut yaitu konselor pendidikan adalah konselor yang
mengatasi masalah siswanya, dalam bertugas dan bertanggung jawab memberikan
memberikan layanan bimbingan dan konseling. layanan bimbingan dan konseling kepada
Pemberian layanan bimbingan yang sesuai peserta didik di satuan pendidikan.
dengan tuntutan dan kebutuhan peserta didik Konselor pendidikan semula disebut
masih sulit diwujudkan karena dibutuhkan sebagai Guru Bimbingan Penyuluhan (Guru
Guru/BK yang profesional. Realitasnya, mutu BP). Seiring dengan perubahan istilah
layanan di banyak sekolah kita saat ini masih penyuluhan menjadi konseling, namanya
menghadapi beberapa problematika. Beberapa berubah menjadi Guru Bimbingan Konseling
problem mengenai mutu layanan di sekolah (Guru BK). Untuk menyesuaikan kedudukannya
seperti yang diungkapkan Surakhmad dalam dengan guru lain, kemudian disebut pula sebagai
Nur Afni (2009) adalah: (a) penyimpangan arah Guru Pembimbing. Setelah terbentuknya
pendidikan dari tujuan pokoknya; (b) malproses organisasi profesi yang mewadahi para konselor,
proses pembelajaran dan bimbingan menjadi yaitu Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia
sebatas pengajaran; (c) pergeseran fokus (ABKIN), maka profesi ini sekarang dipanggil
pengukuran hasil pembelajaran yang lebih Konselor Pendidikan dan menjadi bagian dari
diarahkan pada aspek-aspek intelektual atau asosiasi tersebut.
derajat kecerdasan nalar saja. b. Dasar Hukum Konselor Pendidikan
Melihat kenyataan tersebut, pelaksanaan Konselor pendidikan merupakan salah satu
bimbingan dan konseling masih belum profesi yang termasuk ke dalam tenaga
maksimal. Konseling masih terganjal dengan kependidikan seperti yang tercantum dalam
berbagai masalah atau problematika baik dari Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20
tingkat pusat maupun daerah bahkan pada tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
tingkat satuan pendidikan itu sendiri. dan Undang-undang Republik Indonesia Nomor
36 Didaktika, Vol. 19 No. 2 Februari 2013

20 tahun 2003 pasal 1 Ayat (6) disebut istilah pribadi pekerja yang produktif.
“konselor” untuk profesi pendidik. Lebih lanjut Layanan yang diberikan kepada peserta
dalam buku Rambu-Rambu Penyelenggaraan didik di sekolah meliputi:
Bimbingan dan Konseling dalam Jalur 1. Layanan orientasi: memperkenalkan
Pendidikan Formal yang dikeluarkan Dirjen seseorang pada lingkungan yang baru
PMPTK Depdiknas tahun 2007 maupun dimasukinya, misalnya
Undang-undang no 14 tahun 2005 tentang Guru memperkenalkan siswa baru pada
dan Dosen pasal 35 ayat 1 yaitu beban kerja guru sekolah yang baru dimasukinya.
mencakup kegiatan popok yaitu merencanakan 2. Layanan informasi: bersama dengan
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, layanan orientasi memberikan
menilai hasil pembelajaran, membimbing dan pemahaman kepada individu-individu
melatih perserta didik serta menlaksanakan yang berkepentingan tentang berbagai
tugas tambahan. hal yang diperlukan untuk menjalani
Berdasarkan surat keputusan bersama suatu tugas atau kegiatan, atau untuk
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan menentukan arah suatu tujuan atau
Kepala Badan Administrasi Kepegawaian rencana yang dikehendaki. Informasi
Negara Nomor 0433/p/1993 dan No. 25/1993 yang dapat diberikan di sekolah di
khusus bagi BK yaitu , penghargaan jam kerja anataranya: informasi pendidikan,
konselor ditetapkan 36 jam per minggu dengan informasi jabatan,informasi tentang
beban tugas meliputi penyusunan program cara belajar yang efektif dan informasi
(dihargai 12 jam), pelaksanaan layanan (18 jam) sosial budaya.
dan evaluasi (6 jam). Konselor yang 3. Layanan bimbingan penempatan dan
membimbing 150 orang siswa dihargai 24 jam, penyaluran: membantu menempatkan
selebihnya dihargai sebagai bonus kelebihan jam individu dalam lingkungan yang sesuai
dengan ketentuan tersendiri. untuk perkembangan potensi-
c. Prinsip Bidang Layanan Pendidikan potensinya. Termasuk di dalamnya:
Konselor Pendidikan penempatan ke dalam kelompok belajar,
Bidang layanan konselor pendidikan di pemilihan kegiatan ekstrakurikuler
sekolah adalah: yang diikuti, penyaluran ke
1. Bimbingan pribadi-sosial: untuk jurusan/program studi, penyaluran
mewujudkan pribadi yang taqwa, untuk studi lanjut atau untuk bekerja.
mandiri, dan bertanggungjawab. 4. Layanan bimbingan belajar: membantu
2. Bimbingan karier: untuk mencapai siswa untuk mengatasi masalah
tujuan dan tugas perkembangan belajarnya dan untuk bisa belajar
pendidikan. dengan lebih efektif.
3. Bimbingan belajar: untuk mewujudkan 5. L a y a n a n k o n s e l i n g i n d i v i d u a l :
Suci Handayani : Optimalisasi Peran Bimbingan Konseling 37

konseling yang diberikan secara sekolah/madrasah:


perorangan. a. Kegiatan tatap muka dengan peserta
6. Layanan bimbingan dan konseling didik untuk menyelenggarakan layanan
kelompok: konseling yang dilaksanakan orientasi, konseling perorangan,,
pada sekelompok orang yang bimbingan kelompok, konseling
mempunyai permasalahan yang serupa. kelompok, dan mediasi, serta kegiatan
Berdasarkan prinsip layanan konselor lainnya yang dapat dilaksanakan di luar
pensisikan diatas, kita sebagai guru tinggal kelas.
memilih dan melengkapi dibagian yang mana b. Satu kali kegiatan layanan/pendukung
serta kesempatan yang bisa diterapkan sesuai konseling di luar kelas/di luar jam
dan kemampuan kita dalam membenahi dan pembelajaran ekuivalen dengan 2 (dua)
membimbing peserta didik di sekolah sesuai jam pembelajaran tatap muka dalam
tujuan pendidikan yang sesungguhnya. kelas.
c. Kegiatan pelayanan konseling di luar
B. Implementasi Kegiatan Layanan jam pembelajaran sekolah/madrasah
Konseling Dalam PBM maksimum 50% dari seluruh kegiatan
1. D i d a l a m j a m p e m b e l a j a r a n pelayanan konseling, diketahui dan
sekolah/madrasah: dilaporkan kepada pimpinan
a. Kegiatan tatap muka secara klasikal sekolah/madrasah.
dengan peserta didik untuk d. Kegiatan pelayanan konseling dicatat
menyelenggarakan layanan informasi, dalam laporan pelaksanaan program
penempatan dan penyaluran, (LAPELPROG).
penguasaan konten, kegiatan e. Volume dan waktu untuk pelaksanaan
instrumentasi, serta layanan/kegiatan kegiatan pelayanan konseling di dalam
lain yang dapat dilakukan di dalam kelas dan di luar kelas setiap minggu
kelas. diatur oleh konselor dengan persetujuan
b. Volume kegiatan tatap muka klasikal pimpinan sekolah/madrasah
adalah 2 (dua) jam per kelas per minggu f. Program pelayanan konseling pada
dan dilaksanakan secara terjadwal. masing-masing satuan
c. Kegiatan tidak tatap muka dengan sekolah/madrasah dikelola dengan
peserta didik untuk menyelenggarakan memperhatikan keseimbangan dan
layanan konsultasi, kegiatan konferensi kesinambungan program antarkelas dan
kasus, himpunan data, kunjungan antarjenjang kelas, dan
rumah, pemanfaatan kepustakaan, dan mensinkronisasikan program pelayanan
alih tangan kasus. konseling dengan kegiatan
2. D i l u a r j a m p e m b e l a j a r a n pembelajaran mata pelajaran dan
38 Didaktika, Vol. 19 No. 2 Februari 2013

kegiatan ekstra kurikuler, serta 5. Memperkenalkan peranan para konselor


mengefektifkan dan mengefisienkan kepada guru-guru, murid-murid,orang
penggunaan fasilitas sekolah/ tua murid, dan masyarakat melalui rapat
madrasah. guru, rapat sekolah, rapat orang tua
C. Optimalisasi Peranan Personil Sekolah murid atau dalam bulletin-buletin
Dalam Optimalisasi Bimbingan Dan bimbingan dan konseling;
Konseling dalam PBM 6. Berusaha membentuk dan menjalin
Keberhasilan penyelenggaraan hubungan kerja yang kooperatif dan
bimbingan dan konseling di sekolah, tidak lepas saling membantu antara para konselor,
dari peranan berbagai pihak di sekolah. Selain guru dan pihak lain yang
Guru Pembimbing atau Konselor sebagai berkepentingan dengan layanan
pelaksana utama, penyelenggaraan Bimbingan bimbingan dan konseling;
dan konseling di sekolah, juga perlu melibatkan 7. Menyediakan fasilitas dan material yang
kepala sekolah, guru mata pelajaran dan wali cukup untuk pelaksanaan bimbingan
kelas. Tugas masing masing personil tersebut dan konseling;
khususnya dalam kaitannya dengan pelayanan 8. M e m b e r i k a n d o r o n g a n u n t u k
bimbingan konseling adalah sebagai berikut: pengembangan lingkungan yang dapat
1. Kepala sekolah meningkatkan hubungan antar manusia
Dinmeyer dan Caldwell (dalam Kusmintardjo, untuk menggalang proses bimbingan
1992) menguraikan peranan dan tanggung jawab dan konseling yang efektif (dalam hal
kepala sekolah dalam pelaksanaan bimbingan ini berarti kepala sekolah hendaknya
dan konseling di sekolah, sebagai berikut: menyadari bahwa bimbingan dan
1. Memberikan support administratif, konseling terjadi dalam lingkungan
memberikan dorongan dan pimpinan secara global, termasuk hubungan
untuk seluruh program bimbingan dan antara staf dan suasana dalam kelas);
konseling; 9. Memberikan penjelasan kepada semua
2. Menentukan staf yang memadai, baik staf tentang program bimbingan dan
segi profesinya maupun jumlahnya konseling dan penyelenggaraan “in-
menurut keperluannya; service education” bagi seluruh staf
3. Ikut serta dalam menetapkan dan sekolah;
menjelaskan peranan anggota-anggota 10. Memberikan dorongan dan semangat
stafnya; dalam hal pengembangan dan
4. Mendelegasikan tanggung jawab penggunaan waktu belajar untuk
kepada “guidance specialist” atau pengalaman-pengalaman bimbingan
konselor dalam hal pengembangan dan konseling, baik klasikal, kelompok
program bimbingan dan konseling; maupun individual;
Suci Handayani : Optimalisasi Peran Bimbingan Konseling 39

11. Penanggung jawab dan pemegang sekolah, membantu kepala sekolah dalam
disiplin di sekolah dengan melaksanakan tugas-tugas kepala sekolah.
memberdayakan para konselor dalam 3. Koordinator bimbingan dan konseling
mengembangkan tingkah laku siswa, a) Mengkoordinir bimbingan dan konseling
namun bukan sebagai penegak disiplin. dalam:
Dari uraian di atas, maka dapatlah 1) M e m a s y a r a k a t k a n p e l a y a n a n
disimpulkan bahwa tugas kepala sekolah bimbingan dan konseling kepada
dalam pengembangan program bimbingan segenap warga sekolah orang tua dan
dan konseling di sekolah ádalah sebagai masyarakat.
berikut: 2) Menyusun program kegiatan bimbingan
1. Staff selection. Memilih staf yang dan konseling.
mempunyai kepribadian dan pendidikan 3) Melaksanakan program bimbingan dan
yang cocok untuk melaksanakan konseling.
tugasnya. Termasuk disini mengadakan 4) Mengadministrasikan program kegiatan
analisa untuk mengetahui apakah bimbingan dan konseling.
diantara staf yang ada terdapat orang 5) Menilai hasil pelaksanaan program
yang sanggup melakukan tugas yang kegiatan bimbingan konseling.
lebih spesialis. 6) M e n g a n a l i s i s h a s i l p e n i l a i a n
2. Description of staff roles. Menentukan pelaksanaan bimbingan dan konseling.
tugas dan peranan dari anggota staf, dan 7) Memberikan tindak lanjut terhadap
membagi tanggung jawab. Untuk analisis penilaian bimbingan dan
menentukan tugas-tugas ini kepala konseling.
sekolah dapat meminta bantuan kepada b) Mengusulkan kepada kepala sekolah dan
anggota staf yang lain. mengusahakan bagi terpenuhinya tenaga,
3. Time and facilities. Mengusahakan dan prasarana dan sarana alat dan perlengkapan
mengalokasikan dana, waktu dan pelayanan bimbingan dan konseling.
fasilitas untuk kepentingan program 4. Guru pembimbing
bimbingan dan konseling disekolahnya. Guru pembimbing sebagai pelaksana utama,
4. I n t e r p r e t a t i o n o f p r o g r a m . tenaga inti dan ahli, guru pembimbing bertugas:
Menginterpretasikan program 1) M e m a s y a r a k a t k a n p e l a y a n a n
bimbingan dankonseling kepada murid- bimbingan dan konseling.
murid yang diberi pelayanan, kepada 2) Merancanakan program bimbingan dan
masyarakat yang membantu program konseling.
bimbingan dan konseling. 3) Melaksanakan segenap program satuan
2. Wakil kepala sekolah layanan bimbingan dan konseling.
Wakil kepala sekolah sebagi pembantu kepala 4) Melaksanakan segenap program satuan
40 Didaktika, Vol. 19 No. 2 Februari 2013

kegiatan pendukung bimbingan konferensi kasus.


konseling. 5) Mengali tangankan siswa yang
5) Menilai program dan hasil pelaksanaan memerlukan layanan bimbingan dan
satuan layanan dan kegiatan pendukung konseling kepada guru pembimbing.
bimbingan konseling. Dalam pelayanan bimbingan konseling di
6) Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan sekolah, ditunjang dengan adanya organisasi,
hasil penilaian layanan dan kegiatan para pelaksana, program pelayanan, dan
pendukung bimbingan dan konseling. operasional pelaksanaan bimbingan dan
7) Mengadministrasikan kegiatan satuan konseling.
layanan dan kegiatan pendukung 6. Guru mata pelajaran dan guru praktik
bimbingan yang dilaksanakan nya. Di sekolah, tugas dan tanggung jawab
8) Mempertanggungjawabkan tugas dan utama guru adalah melaksanakan kegiatan
kegiatannya dalam pelayanan pembelajaran siswa. Kendati demikian, bukan
bimbingan konseling secara berarti dia sama sekali lepas dengan kegiatan
menyeluruh kepala coordinator BK pelayanan bimbingan dan konseling. Peran dan
serta Kepala Sekolah. konstribusi guru mata pelajaran tetap sangat
5. Wali kelas diharapkan guna kepentingan efektivitas dan
Wali kelas sebagai pengelola kelas tertentu efisien pelayanan Bimbingan dan Konseling di
dalam pelayanan bimbingan dan konseling sekolah. Bahkan dalam batas-batas tertentu guru
mempuyai peranan: pun dapat bertindak sebagai konselor bagi
1) M e m b a n t u g u r u p e m b i m b i n g siswanya. Wina Senjaya (2006) menyebutkan
melaksanakan tugas-tugasnya, salah satu peran yang dijalankan oleh guru yaitu
khususnya di kelas yang menjadi sebagai pembimbing dan untuk menjadi
tanggung jawabnya. pembimbing yang baik guru harus memiliki
2) Membantu guru mata pelajaran pemahaman tentang anak yang sedang
melaksanakan peranannya dalam dibimbingnya. Sementara itu, berkenaan peran
pelayanan bimbingan dan konseling, guru mata pelajaran dalam bimbingan dan
khususnya di kelas yang menjadi k o n s e l i n g , S o f y a n S . Wi l l i s ( 2 0 0 5 )
tanggung jawabnya. mengemukakan bahwa guru-guru mata
3) Membantu memberikan dan kemudahan pelajaran dalam melakukan pendekatan kepada
bagi siswa, khususnya di kelas yang siswa harus manusiawi-religius, bersahabat,
menjadi tangung jawabnya, untuk ramah, mendorong, konkret, jujur dan asli,
mengikuti/menjalani kegiatan memahami dan menghargai tanpa syarat.
bimbingan dan konseling. Dalam konteks organisasi layanan
4) Berpartisipasi aktif dalam kegiatan Bimbingan dan Konseling, di sekolah, peran dan
khusus bimbingan dan konseling seperti konstribusi guru sangat diharapkan guna
Suci Handayani : Optimalisasi Peran Bimbingan Konseling 41

kepentingan efektivitas dan efisien pelayanan upaya tindak lanjutnya.


Bimbingan dan Konseling di sekolah. Prayitno Dalam keseluruhan pendidikan, guru merupakan
(2003) dalam Nur Afni (2009) memerinci peran, factor utama. Dalam tugasnya sebagai pendidik,
tugas dan tanggung jawab guru-guru mata guru banyak sekali memegang berbagai peranan
pelajaran dalam bimbingan dan konseling yang harus dilaksanakan. Peranan ini meliputi
adalah: berbagai jenis pola tingkah laku, baik dalam
a. Membantu konselor mengidentifikasi kegiatannya didalam sekolah maupun di luar
siswa-siswa yang memerlukan layanan sekolah. Guru yang dianggap baik ialah mereka
bimbingan dan konseling, serta yang berhasil dalam memerankan peranan-
pengumpulan data tentang siswa-siswa peranan itu dengan sebaik-baiknya, artinya
tersebut. dapat menunjukkan suatu pola tingkah laku yang
b. Membantu memasyarakatkan pelayanan sesuai dengan jabatannya dan dapat diterima
bimbingan dan konseling kepada siswa. oleh lingkungan dan masyarakat.
c. M e n g a l i h t a n g a n k a n s i s w a y a n g Maka disimpulkan peranan guru, diataranya:
memerlukan pelayanan bimbingan dan a. Guru sebagai mediator kebudayaan
konseling kepada konselor. Guru tersebut harus menguasai berbagai
c. Menerima siswa alih tangan dari konselor, aspek kebudayaan dengan sebaik baiknya,
yaitu siswa yang menuntut konselor karena guru merupakan cermin dari
memerlukan pelayanan khusus, seperti kemajuan dan perkembangan kebudayaan.
pengajaran/latihan perbaikan, dan program b. Guru sebagai pembimbing
pengayaan. Sehubungan denagan peranannya sebagai
e. Membantu mengembangkan suasana kelas, pembimbing maka seorang guru harus :
hubungan gurusiswa dan hubungan siswa- a. Mengumpulkan data tentang murid
siswa yang menunjang pelaksanaan b. Mengamati tingkah laku murid dalam
pelayanan pembimbingan dan konseling. situasi sehari hari,
f. Memberikan kesempatan dan kemudahan c. M e n g e n a l m u r i d m u r i d y a n g
kepada siswa yang memerlukan memerlukan bantuan khusus.
layanan/kegiatan bimbingan dan konseling d. Mengadakan pertemuan atau hubungan
untuk mengikuti/menjalani dengan orang tua murid, baik secara
layanan/kegiatan yang dimaksudkan itu. individual maupun secara kelompok
g. Berpartisipasi dalam kegiatan khusus untuk memperoleh saling pengertian
penanganan masalah siswa, seperti dalam pendidikan anak.
konferensi kasus. e. Bekerjasama dengan masyarakat dan
h. Membantu pengumpulan informasi yang lembaga lembaga lainnya untuk
diperlukan dalam rangka penilaian membantu memecahkan masalah
pelayanan bimbingan dan konseling serta murid.
42 Didaktika, Vol. 19 No. 2 Februari 2013

f. Membuat catatan pribadi murid serta d. Guru sebagi penegak disiplin


menyiapkan dengan baik. Dalam peranan ini guru harus menegakkan
g. M e n y e l e n g g a r a k a n b i m b i n g a n suatu disiplin baik di dalam kelas maupun di
kelompok ataupun individual. luar kelas. Guru harus menjadi teladan bagi
h. Bekerjasama dengan petuga petugas terlaksananya suatu disiplin. Juga guru
bimbingan lainnya, untuk membantu harus membimbing murid agar menjadi
memecahkan masalah murid-muridnya. warga sekolah dan masayarakat yang
i. Bersama sama dengan petugas disiplin.
bimbingan lainnya, menyusun program e. Guru sebagi administrator dan manajer
bimbingan sekolah. kelas
j. Meniliti kemajuan murid baik di sekolah Sebagai administrator tugas seorang guru
maupun di luar sekolah. harus dapat menyelenggarakan program
c. Guru sebagai mediator antara sekolah pendidikan dengan sebaik baiknya. Guru
masyarakat harus mengambil bagian dalam
Guru seharusnya mampu: perencanaan kegiatan pendidikan,
1. Memberikan penjelasan-penjelasan mengatur dan menyusun berbagai aspek
kepada masyarakat tentang dalam pendiddikan, mengarahkan kegiatan
kebijaksanaan pendidikan yang sedang kegiatan dalam pendidikan, melaksanakan
berlangsusng atau yang akan ditempuh. segala rencana dan kebijaksanaan
2. Menerima usul-usul atau pertanyaan pendidikan, merencanakan dan menyusun
dari pihak masyarakat tentang biaya, dan mengawasi serta menilai
pendidikan. kegiatan kegiatan pendidiakan.
3. M e n y e l e n g g a r a k a n p e r t e m u a n - f. Guru sebagai anggota suatu profesi
p e r t e m u an a n tar a s e k o la h d a n Sardiman (2001) dalam Nur Afni (2009)
masyrakat, khususnya dengan orang tua menyatakan bahwa ada Sembilan peranan
murid. guru dalam kegiatan bimbingan konseling,
4. Bekerjasama dengan berbagai pihak di yaitu:
masyarakat dalam memecahkan a. Informator, guru diharapkan sebagai
masalah-masalah pendidikan. pelaksana cara mengajar informatif,
5. Menyelenggarakan hubungan yang laboratorium, studi lapangan, dan
sebaik-baiknya antara sekolah dengan sumber informasi kegiatan akademik
lembaga-lembaga yang berhubungan maupun umum.
dengan pendidikan. b. Organisator, Guru sebagai pengelola
6. Guru merupakan suara sekolah di kegiatan akademik, silabus, jadwal
masyarakat dan suara mayarakat di pelajaran dan lain-lain.
sekolah. c. Motivator, Guru harus mampu
Suci Handayani : Optimalisasi Peran Bimbingan Konseling 43

merangsang dan memberikan dorongan konselor dalam melakukan layanan bimbingan


serta reinforcement untuk dan konseling. Secara garis besar hambatan
mendinamisasikan potensi siswa, bimbingan dan konseling dalam dikelompokkan
menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan dalam dua hal, yaitu; (1) hambatan internal; dan
daya cipta (kreativitas) sehingga akan (2) hambatan eksternal.
terjadi dinamika di dalam proses belajar 1. Hambatan Intermal.
mengajar. Hambatan internal ini berkaitan dengan
d. D i r e c t o r, G u r u h a r u s d a p a t kompetensi konselor. Kompetensi konselor
membimbing dan mengarahkan meliputi kompetensi akademik dan kompetensi
kegiatan belajar siswa sesuai dengan profesional. Kompetensi akademik konselor
tujuan yang dicita-citakan. yakni lulusan S1 bimbingan konseling atau S2
e. Inisiator, Guru sebagai pencetus ide bimbingan konseling dan melanjutkan
dalam proses belajar mengajar. pendidikan profesi selama 1 tahun. Kenyataan di
f. Tranmitter, Guru sebagai penyebar lapangan membuktikan bahwa masih banyak di
kebijakan dalam pendidikan dan temukan diberbagai sekolah SMP, MTs, MA,
pengetahuan. SMA, dan SMK guru BK non BK, artinya
g. Fasilitator, guru akan memberikan konselor sekolah yang bukan berlatar
fasilitas atau kemudahan dalam proses pendidikan bimbingan konseling. Mereka
belajar mengajar. diangakat oleh kepala sekolah karena dianggap
h. Mediator, Guru sebagai penengah dalam bisa atau mereka yang berasal dari sarjana
kegiatan belajar siswa. agama. Meskipun secara keilmuan mereka tidak
i. Evaluator, Guru mempunyai otoritas mendalami tentang teori-teori bimbingan
untuk menilai prestasi anak didik dalam konseling.
bidang akademik maupu tingkah laku Kompetensi profesional terbentuk melalui
sosialnya, sehingga dapat menentukan latihan, seminar, workshop. Untuk menjadi
bagaimana anak didiknya berhasil atau konselor profesional memerlukan proses dan
tidak. waktu. Konselor profesional membutuhkan jam
terbang yang cukup matang. Di samping itu
D. Analisis SWOT Bimbingan Konseling masih juga ditemukan dilapangan, adanya
Keberadaan konselor dalam sistem pendidikan manajemen bimbingan dan konseling yang
nasional dinyatakan sebagai salah satu masih amburadul. Uman Suherman (2008),
kualifikasi pendidik, sejajar dengan kualifikasi lebih lanjut menjelaskan mengenai manajemen
guru, dosen, pamong belajar, tutor, widyaiswara, bimbingan dan konseling, layanan bimbingan
fasilitator, dan instruktur (UU No. 20 Tahun dan konseling perlu diurus, diatur, dikemudikan,
2003 pasal 1 Ayat 6). Namun masih banyak dikendalikan, ditangani, dikelola,
ditemukan hambatan-hambatan yang dihadapi diselenggarakan, dijalankan, dilaksanakan dan
44 Didaktika, Vol. 19 No. 2 Februari 2013

dipimpin oleh orang yang memiliki keahlian, dalam menyelesaikan masalah. Tetapi
keterampilan, serta wawasan dan pemahaman sebenarnya juga peranan BK itu sendiri
tentang arah, tujuan, fungsi, kegiatan, strategi adalah melakukan tindakan preventif agar
dan indikator keberhasilannya. masalah tidak timbul dan antisipasi agar
2. Hambatan Eksternal. ketika masalah yang sewaktu-waktu datang
a. Layanan Bimbingan dan Konseling tidak berkembang menjadi masalah yang
dapat dilakukan oleh siapa saja besar. Kita pastinya tahu semboyan yang
Benarkah pekerjaan bimbingan konseling berbunyi “Mencegah itu lebih baik daripada
dapat dilakukan oleh siapa saja? mengobati”.
Jawabannya bisa saja “benar” dan bisa pula c. Keberhasilan layanan BK tergantung
“tidak”. Jawaban ”benar”, jika bimbingan kepada sarana dan prasarana
dan konseling dianggap sebagai pekerjaan Sering kali kita temukan pandangan bahwa
yang mudah dan dapat dilakukan secara kehandalan dan kehebatan seorang
amatiran belaka. Sedangkan jawaban konselor itu disebabkan dari ketersediaan
”tidak”, jika bimbingan dan konseling itu sarana dan prasarana yang lengkap dan
dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip mutakhir. Seorang konselor yang dinilai
keilmuan dan teknologi (yaitu mengikuti tidak bagus kinerjanya, seringkali berdalih
filosopi, tujuan, metode, dan asas-asas dengan alasan bahwa ia kurang didukung
tertentu), dengan kata lain dilaksanakan oleh sarana dan prasarana yang bagus.
secara profesional. Salah satu ciri Sebaliknya pihak konseli pun terkadang
keprofesionalan bimbingan dan konseling juga terjebak dalam asumsi bahwa konselor
adalah bahwa pelayanan itu harus dilakukan yang hebat itu terlihat dari sarana dan
oleh orang-orang yang ahli dalam bidang prasarana yang dimiliki konselor. Pada
bimbingan dan konseling. Keahliannya itu hakikatnya kehebatan konselor itu dinilai
diperoleh melalui pendidikan dan latihan bukan dari faktor luarnya, tetapi lebih
yang cukup lama di Perguruan Tinggi, serta kepada faktor kepribadian konselor itu
pengalaman-pengalaman. sendiri, termasuk didalamnya pemahaman
b. Bimbingan dan Konseling hanya untuk agama, tingkah laku sehari-hari, pergaulan
orang yang bermasalah saja dan gaya hidup.
Sebagian orang berpandangan bahwa BK d. Konselor harus aktif, sedangkan konseli
itu ada karena adanya masalah, jika tidak harus/boleh pasif
ada maka BK tidak diperlukan, dan BK itu Sering kita temukan bahwa konseli sering
diperlukan untuk membantu menyelesaikan menyerahkan sepenuhnya penyelesaian
masalah saja. Memang tidak dipungkiri masalahnya kepada konselor, mereka
bahwa salah satu tugas utama bimbingan menganggap bahwa memang itulah
dan konseling adalah untuk membantu kewajiban konselor, terlebih lagi jika dalam
Suci Handayani : Optimalisasi Peran Bimbingan Konseling 45

pelayanan Bk tersebut harus membayar. Hal cepat/lambat nya penanganan masalah


ini terjadi sebenarnya juga disebabkan adalah konselor itu sendiri, karena konselor
karena tak jarang konselor yang membuat tentunya memahami landasan dan kerangka
konseli itu menjadi sangat teoritik BK serta mempunyai pengalaman
berketergantungan dengan konselor. dalam penanganan masalah yang
Konselor terkadang mencitrakan dirinya sejenisnya.
sebagai pemecah masalah yang handal dan f. Guru Bimbingan dan Konseling di
dapat dipercaya. Konselor seperti ini sekolah adalah “polisi sekolah”
biasanya berorientasi pada ekonomi bukan Masih banyak anggapan bahwa bimbingan
pengabdian. Tak jarang juga konselor yang dan konseling adalah “polisi sekolah”. Hal
enggan melepaskan konselinya, sehingga ini disebabkan karena seringkali pihak
dia merekayasa untuk memperlambat sekolah menyerahkan sepenuhnya masalah
proses penyelesaian masalah, karena pelanggaran kedisiplinan dan peraturan
tentunya jika tiap pertemuan konseli harus sekolah lainnya kepada guru BK. Bahkan
membayar maka akan semakin banyak banyak guru BK yang diberi wewenang
keuntungan yang diperoleh konselor. sebagai eksekutor bagi siswa yang
e. M e n g a n g g a p h a s i l p e k e r j a a n bermasalah. Sehingga banyak sekali kita
Bimbingan dan Konseling harus segera temukan di sekolah-sekolah yang
terlihat menganggap guru Bk sebagai guru “killer”
Seringkali konseli (orangtua/keluarga (yang ditakuti). Guru (BK) itu bukan untuk
konseli) yang berekonomi tinggi ditakuti tetapi untuk disegani, dicintai dan
memaksakan kehendak kepada konselor diteladani. Jika kita menganalogikan
untuk dapat menyelesaikan masalahnya dengan dunia hukum, konselor harus
secepat mungkin tak peduli berapapun mampu berperan sebagai pengacara, yang
biaya yang harus dikeluarkan. Tidak jarang bertindak sebagai sahabat kepercayaan,
konselor sendiri secara tidak sadar atau tempat mencurahkan isi hati dan pikiran.
sadar (karena ada faktor tertentu) Konselor adalah kawan pengiring,
menyanggupi keinginan konseli yang penunjuk jalan, pemberi informasi,
seperti ini, biasanya konselor ini meminta pembangun kekuatan, dan pembina
kompensasi dengan bayaran yang tinggi. perilaku-perilaku positif yang dikehendaki
Yang lebih parah justru kadang ada konselor sehingga siapa pun yang berhubungan
itu sendiri yang mempromosikan dirinya dengan bimbingan konseling akan
sebagai konselor yang mampu memperoleh suasana sejuk dan memberi
menyelesaikan masalah secara tuntas dan harapan. Kendati demikian, konselor juga
cepat. Pada dasarnya yang mampu tidak bisa membela/melindungi siswa yang
menganalisa besar/kecil nya masalah dan memang jelas bermasalah, tetapi konselor
46 Didaktika, Vol. 19 No. 2 Februari 2013

boleh menjadi jaminan untuk penangguhan 5. Kuasai konsep BK dan Jangan malu
hukuman/pe-maaf-an bagi konselinya. bertanya jika anda memang tidak
Yang salah tetaplah salah tetapi hukuman menguasai layanan BK disekolah,
boleh saja tidak diberikan, bergantung bertanya lebih baik dari pada salah
kepada besar kecilnya masalah itu sendiri. dalam melaksanakan layanan BK.
Cara Mengatasi Hambatan-Hambatan 6. Jalin kerja sama yang solid antar guru
Seorang Konselor untuk menciptakan BK BK melalui komunikasi intensif dalam
yang Ideal. forum MGBK, ABKIN dan forum-
Sebagai guru BK tentu kita sangat menaruh forum lain yang dapat meningkatkan
harapan besar agar BK dapat berjalan kinerja BK.
efektif di sekolah. Kami merasa prihatin 7. Jangan memaksakan diri untuk
jika pelaksanakan tugas-tugas BK di menangani kasus yang bukan menjadi
sekolah kurang maksimal, oleh karena itu tanggung jawab anda sepeti narkotika,
untuk dapat mingkatkan kinerja BK kasus-kasus Kriminal, atau kasu-kasus
disekolah kita harus bekerja keras agar kelainan jiwa, ingat bahwa betanggiung
eksistensi BK disekolah dapat dakui jawab sebatas siswa yang normal. Dan
keberadaanya dan terasa manfaatnya baik jika hal ini terjadi di sekolah, maka
terhadap siswa, guru, sekolah dan segera kordinasi dengan pihak terkait
masyarakat., oleh karenan itu ada beberapa untuk segera di “ Referal “ atau alih
saran yang dapat direnungkan dan tangankasuskan.
dilaksanakan antara lain adalah sebagai 8. Tumbuhkan Niat dan mantapkan hati
berikut : bahwa “ Saya akan menjadi guru BK
1. Buatlah program BK sesuai dengan yang professional mulai hari ini.
kubutuhan dan situasi kondisi sekolah 9. Tumbuhkan Niat dan mantapkan hati
2. Laksanakan program sesuai dengan bahwa “semua Guru adalah
kemampuan anda dan sekolah Konselor/BK di sekolah"
3. Laksanakan sosialisasi tentang tugas
BK di Sekolah agar para siswa , guru KESIMPULAN
dan kepala sekolah memahaminya 1. Tenaga yang memegang peranan kunci
tentang tugas-tugas BK di sekolah. adalah guru kelas. Guru kelas bertugas
4. Jangan terlalu menuntut kepada untuk mengumpulkan data tentang siswa
sekolah untuk melengkapi sarana dan dan menyisipkan banyak materi informasi
prasarana BK jika sekolah memang dalam pengajaran namun tidak menutup
tidak mampu menyediakannya.Namun kemungkinan kadang-kadang diadakan
membuat usulan adalah hal yang bijak kegiatan bimbingan secara khusus.
untuk dilaksanakan. Koordinasi sekuruh kegiatan bimbingan
Suci Handayani : Optimalisasi Peran Bimbingan Konseling 47

dapat dipegang oleh kepala sekolah. layanan perencanaan individual, dan


Namun, lebih baik kalau dapat diangkat dukungan sistem.
seorang tenaga bimbingan profesional yang d) Peran guru mata pelajaran dalam
bertugas sebagai koordinator. pelaksanaan Bimbingan dan Konseling
2. Program bimbingan dan konseling di adalah terletak pada kekuatan intensitas
sekolah dasar hanya akan efisien dan efektif hubungan interpersonal antara guru
apabila terdapat kerjasama antara kepala dengan siswa yang dibimbingnya.
sekolah, guru kelas, koordinator dan 4. Semua Guru adalah konselor/BK
konsultan ahli. Harus terjalin juga
hubungan kerjasama yang baik sumber
tenaga yang lain di bidang pembinaan
siswa, seperti dokter dan perawat. DAFTAR PUSTAKA
3. Bimbingan dan konseling diperlukan dan Akhmad Sudrajat. 2008. Pelayanan Konseling
merupakan bagian penting dalam upaya d i S e k o l a h .
pencapaian tujuan pendidikan nasional, dan http://akhmadsudrajat.wordpress.com/200
keberadaan wilayah bimbingan dan 8/04/20/bimbingan-dan-konseling -di-
konseling dalam jalur pendidikan formal sekolah/ diakses 3 -01 2013
sebagai berikut: Aprilia Tina Lidyasari. 2012. Buku panduan
a) Setiap personil sekolah yang terdiri atas pelaksanaan Bimbingan dan konseling di
kepala sekolah, wakil kepala sekolah, Sekolah Dasar. Fakultas ilmu pendidikan
Koordinator bimbingan dan konseling, Universitas negeri yogyakarta
guru pembimbing, guru mata pelajaran Direktorat Tenaga Kependidikan Dirjen
dan guru praktik, serta wali kelas, Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
mempunyai peran dan fungsi masing- Kependidikan. 2007. Manajemen Layanan
masing dalam Bimbingan dan K h u s u s S e k o l a h .
konseling di sekolah. http://akhmadsudrajat.wordpress.com/201
b) Perlunya Bimbingan dan Konseling di 0/10/08
Sekolah karena berhubungan erat -, 2009. Makalah Peran Guru Kelas Dalam
dengan pencapaian tujuan pendidikan Bimbingan Konseling. http://makalah-
nasional. di.blogspot.com/2009/11/makalah-peran-
c) Kegiatan BK dalam kurikulum berbasis guru-kelas-dalam.html diakses tanggal 11
kompetensi, kerangka kerja layanan desember 2012
BK dikembangkan dalam suatu - ,
program BK yang dijabarkan dalam 4 http://eko13.wordpress.com/2008/03/16/p
(empat) kegiatan utama yakni: layanan engertian-bimbingan/ diakses tanggal 3
dasar bimbingan, layanan responsive, Januari 2013
48 Didaktika, Vol. 19 No. 2 Februari 2013

-,http://bandono.web.id/files/prgbk/prgbk- 13/peranan-kepala-sekolah-guru-
BAB-IV-~2006-2007.pdf diakses tanggal dan-wali-kelas-dalam-bimbingan-dan-
11 desember 2012 konseling/ diakses tangal 11 Desember
-,http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi- 2012.
makalah-tentang/fungsi-tujuan-dan asas- http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/10/
asas-bimbingan-dan-konseling diakses 08 diakses tanggal 3 Januari 2013
tanggal 3 Januari 2013 http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kons
- . h t t p : / / m a k a l a h - elor_pendidikan&oldid=6045117 diakses
di.blogspot.com/2009/11/makalah-asas- tanggal 3 Januari 2013
dan-tujuan-bimbingan. html diakses http://www.scribd.com/doc/59678589/5-
tanggal 3 Januari 2013 Peranan-Guru-Dalam-Pelaksanaaan
-.http://sobatbaru.blogspot.com/2009/01/penge Program-Bimbingan-Dan-Konseling-Di-
rtian-bimbingan-dankonseling.html Sekolah diakses tanggal 3 Januari 2013
diakses tanggal 3 Januari 2013 Nur Afni dkk. 2009. Peran Guru Dalam
-. 2009. Penguatan Peran Guru BK Siapkan Bimbingan Konseling/ diakses tanggal 18
Mental Siswa Hadapi UNAS. November 2012
http://www2.umy.ac.id/2009/11/penguatan Prayitno, dkk. 2004. Pedoman Khusus
-peran-guru-bk-siapkan-mental-siswa- Bimbingan dan Konseling, Jakarta :
hadapi-unas.umy diakses tanggal 11 Depdiknas.
desember 2012. Rustanti. -. Peran Guru Kelas Dalam
- . K o n s e l o r P e n d i d i k a n . Pelaksanaan Bimbingan Konseling di
http://id.wikipedia.org/wiki/Konselor_Pen Sekolah Dasar.http://re-
didikan diakses tanggal 11 desember 2012 searchengines.com/rustanti40708.html
Direktorat Tenaga Kependidikan Dirjen diakses tanggal 11 desember 2009
Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Sudrajat Ahmad. 2008. Peranan Kepala Sekolah,
Kependidikan. 2007. Manajemen Layanan Guru, dan Wali Kelas Dalam Bimbingan
Khusus Sekolah. Konseling.
Direktorat Tenaga Kependidikan Dirjen Sudrajat, Akhmad. (2010). Strategi Pelaksanaan
Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Layanan Bimbingan dan Konseling.
Kependidikan. 2007. Manajemen Layanan [Online].
Khusus Sekolah. Surat Keputusan Bersama Menteri Pendidikan
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/08/ dan Kebudayaan dengan Kepala Badan
13/peranan-kepala-sekolah-guru-dan-wali- Administrasi Kepegawaian Negara Nomor
kelas-dalam-bimbingan-dan-konseling/ 0433/p/1993 dan No. 25/1993 khusus bagi
diakses tanggal 3 Januari 2013 BK tentang jam kerja konselor
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/08/ Syahril dan Asnidir Ilyas, dkk. 2009. Profesi
Suci Handayani : Optimalisasi Peran Bimbingan Konseling 49

Kependidikan. Padang: UNP Press Wina Senjaya. 2006. Strategi Pembelajaran;


Undang-undang no 14 tahun 2005 tentang Guru Berorientasi Standar Proses
dan Dosen pasal 35 ayat 1 Pendidikan.Jakarta: Kencana Prenada
UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Media Group
Pendidikan Nasional.

You might also like