Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Kel 4 Proposal PPM

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 11

PROPOSAL / LAPORAN

PROYEK MATA KULIAH


PENGORGANISASIAN DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT (PPM)

JUDUL:
Demonstrasi Cara Menyikat Gigi yang Benar terhadap
Peningkatan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak SDN 10
Bandar Buat

Anggota Kelompok:
1. Chusnul Ridwalda Handini 2311212017
2. Aulia Fadhila Hendra 2311211001
3. Najla Audia Sya’bannisa 2311213081
4. Naura Hadisty Winoto 2311213031
5. Kezy Farezhky 2311212041
6. Azzahra Yancomala 2411216004
7. Cindy Putri Maharani 2311211037
8. Bunga Fazia Nola 2311212047
9. Ardya Fahira 2311213077
10.

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Andalas
2024
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gigi rusak, gigi berlubang atau gigi rawan sakit (menurut pendapat awam) adalah
gigi berlubang rusak permanen pada daerah permukaan gigi yang keras, sebanyak lubang
kecil. Kerusakan gigi, yang sering disebut sebagai "karies gigi" atau "gigi berlubang," adalah
kondisi dimana terjadi kerusakan pada struktur gigi yang disebabkan oleh proses
demineralisasi enamel gigi. Proses ini umumnya terjadi karena adanya aktivitas bakteri di
dalam mulut yang mengubah sisa-sisa makanan, terutama yang mengandung gula dan
karbohidrat, menjadi asam. Asam ini dapat merusak enamel gigi, lapisan luar yang keras dan
melindungi gigi. Kehilangan gigi karena pencabutan atau pemotongan sendiri adalah
hilangnya gigi dari rongga mulut baik disengaja maupun tidak disengaja. Penambalan atau
penambalan gigi berlubang adalah salah satu bentuk perawatan gigi berlubang berupa
penutupan rongga tersebut.
Karies gigi tidak hanya terjadi pada orang dewasa, tetapi dapat dialami oleh seluruh
kelompok usia, termasuk anak-anak. Menurut World Health Organization (WHO), 60-90%
anak sekolah di seluruh dunia mengalami karies gigi, dengan prevalensi karies gigi yang
lebih tinggi di negara-negara berkembang. Menurut Laporan Status Kesehatan Mulut Global
WHO (2022), diperkirakan hampir 3,5 miliar orang di seluruh dunia mengalami penyakit
mulut, dan sekitar 75% dari mereka tinggal di negara-negara berpenghasilan menengah.
Secara global, sekitar 2 miliar orang mengalami karies gigi pada gigi tetap, dan 514 juta
anak-anak menderita karies pada gigi sulung. Prevalensi penyakit mulut terus meningkat di
seluruh dunia seiring dengan meningkatnya urbanisasi dan perubahan gaya hidup. Hal ini
terutama disebabkan oleh kurangnya paparan fluorida (baik dalam air minum maupun dalam
produk kebersihan mulut seperti pasta gigi), serta meningkatnya ketersediaan dan
keterjangkauan makanan tinggi gula. Selain itu, akses yang buruk terhadap layanan kesehatan
mulut juga berkontribusi terhadap masalah ini. Pemasaran makanan dan minuman tinggi
gula, bersama dengan produk tembakau dan alkohol, telah mendorong peningkatan konsumsi
produk-produk yang memperburuk kondisi kesehatan mulut dan penyakit tidak menular
lainnya (NCD).
Prevalensi penyakit mulut terus meningkat di seluruh dunia seiring dengan
meningkatnya urbanisasi dan perubahan gaya hidup. Hal ini terutama disebabkan oleh
kurangnya paparan fluorida (baik dalam air minum maupun dalam produk kebersihan mulut
seperti pasta gigi), serta meningkatnya ketersediaan dan keterjangkauan makanan tinggi gula.
Selain itu, akses yang buruk terhadap layanan kesehatan mulut juga berkontribusi terhadap
masalah ini. Pemasaran makanan dan minuman tinggi gula, bersama dengan produk
tembakau dan alkohol, telah mendorong peningkatan konsumsi produk-produk yang
memperburuk kondisi kesehatan mulut dan penyakit tidak menular lainnya (NCD).
Permasalahan kesehatan gigi dan mulut masih menjadi masalah serius di Indonesia. B
erdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 oleh Kementerian Kesehatan Repu
blik Indonesia (Kemenkes), berikut beberapa poin penting mengenai kesehatan gigi dan mulu
t di Indonesia.
Data menunjukkan prevalensi masalah gigi dan mulut masih sangat tinggi di Indonesi
a. Banyak warga yang menderita gigi berlubang (kerusakan gigi), periodontitis (penyakit gus
i), dan gangguan kesehatan mulut lainnya. Kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga k
esehatan gigi dan mulut masih rendah. Hal ini juga tercermin dari jarangnya kunjungan ke do
kter gigi untuk pemeriksaan rutin. Banyak orang pergi ke dokter gigi hanya ketika mereka m
erasa tidak nyaman atau sakit parah. Konsumsi makanan dan minuman manis juga berkontri
busi terhadap tingginya angka kerusakan gigi di Indonesia. Gula merupakan faktor utama dal
am mendorong pertumbuhan bakteri yang dapat merusak enamel gigi. Meskipun terdapat pro
gram edukasi dari pemerintah dan organisasi terkait, namun masih banyak masyarakat yang b
elum mendapatkan informasi yang cukup mengenai cara menjaga kesehatan gigi dan mulut y
ang baik dan efektif.
Prevalensi masalah kesehatan gigi dalam 1 tahun terakhir pada ART usia ≥ 3 tahun
Responden yang merasakan adanya masalah/keluhan/gangguan terhadap kesehatan gigi
selama 1 tahun terakhir
Prevalensi penduduk yang bermasalah gigi dan mulutnya adalah orang yang
mengeluh atau merasa bermasalah dengan kesehatan gigi dan mulutnya seperti gigi
berlubang, gigi telah dicabut, mengalami kegoyahan gigi, pernah mengalami pembengkakan
dan atau pernah ada bisul pada gusi, sariawan (perceived need), dalam 12 bulan terakhir.

Kota Padang sebagai ibu kota Propinsi memiliki jenis sarana kesehatan yang cukup
beragam dan kepemilikannya juga beragam. Jumlah Rumah Sakit di Kota Padang tahun 2022
sebanyak 27 rumah sakit, terdapat tambahan 1 unit Rumah Sakit Khusus yaitu Rumah Sakit
Gigi dan Mulut Unand. Rumah Sakit dikatagorikan atas rumah sakit umum berjumlah 14 unit
dengan kepemilikan terdiri dari 2 unit milik Kemenkes/Dikti, 1 unit Pemerintah Kota, 2 unit
TNI/POLRI, 1 unit BUMN dan 8 unit swasta dan Rumah Sakit khusus sebanyak 13 unit (1
unit merupakan kepemilikan kementerian dikti, 1 unit pemerintah Provinsi dan 11 rumah
sakit swasta).
Pusat Kesehatan Masyarakat atau yang biasa disebut Puskesmas merupakan salah satu
unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kota. Jumlah Puskesmas di Kota Padang sampai tahun
2022 sebanyak 24 unit dengan jenis non rawat inap, namun untuk detail pelaporan hanya 23
unit, karena Puskesmas tambahan tersebut pelaporan kegiatannya masih bergabung ke
Puskesmas asalnya. Untuk mengukur keterjangkauan Puskesmas dengan masyarakat adalah
dengan melihat rasio antara Puskesmas per 100.000 penduduk. Untuk lebih meningkatkan
jangkauan Profil Kesehatan Tahun 2022 pelayanan Puskesmas terhadap masyarakat di
wilayah kerjanya, Puskesmas didukung oleh sarana pelayanan kesehatan berupa Puskesmas
Pembantu (Pustu) yang berjumlah 58 unit dan Puskesmas Keliling sebanyak 37 Puskel.

Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut merupakan penyelenggaraan upaya kesehatan gigi
dan mulut yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan gigi dan mulut perorangan, keluarga,
kelompok atau masyarakat secara paripurna, terpadu dan berkualitas. Pelayanan kesehatan
gigi dan mulut yang diberikan dapat berupa pemeriksaan, pengobatan, pencabutan gigi tetap/
gigi sulung, penambalan tetap/ sementara, perawatan pulpa, pembersihan karang gigi dan
pembuatan gigi tiruan lepasan.
Rasio gigi tumpatan/ pencabutan gigi tetap yaitu sebesar 0,9 , sementara kasus dirujuk
0,1% dan seluruh kasus gigi dan mulut yang dikirim dari Puskesmas ke fasilitas kesehatan
rujukan tingkat lanjut dalam satu tahun.
Kegiatan skrining kesehatan yang dilakukan pada anak sekolah juga dilakukan untuk
menjaring kondisi kesehatan gigi anak sekolah dasar untuk mendeteksi dan mencegah secara
dini gangguan gigi dan mulut pada usia sekolah. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
merupakan setiap penyelenggaraan upaya kesehatan gigi dan mulut untuk meningkatkan
kesehatan gigi dan mulut, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan
kesehatan gigi dan mulut perorangan, keluarga, kelompok atau masyarakat secara paripurna,
terpadu, dan berkualitas. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang diberikan dapat berupa:
pemeriksaan, pengobatan, pencabutan gigi tetap/gigi sulung, penambalan tetap/sementara,
pembersihan karang gigi yang dilakukan di sarana pelayanan kesehatan. Dari 378 SD/MI
yang ada di Kota Padang, sebanyak 100,0% telah melakukan sikat gigi massal oleh
Puskesmas, capaian ini jauh meningkat dari tahun 2022. Untuk Program Usaha Kesehatan
Gigi Sekolah kegiatannya lebih banyak bersifat Promotif dan Preventif. Pelayanan kesehatan
gigi dilakukan di seluruh SD/MI di Kota Padang. Pemeriksaan gigi dilakukan terhadap
46.907 murid (94,9%), jumlah ini meningkat dari tahun 2022. Hasil pemeriksaan gigi tersebut
menemukan 46.907 murid yang memerlukan perawatan gigi dan yang mendapat perawatan
gigi sebanyak46.907 murid (100%). Secara keseluruhan cakupan pelayanan kesehatan gigi
sekolah ini peningkatan dibanding tahun 2022.

Berisi latar belakang kegiatan dilaksanakan melalui pengenalan topik dan isu-isu
terkait. Menampilkan data global, nasional, lokal, identifikas masalah, dan solusi yang
ditawarkan untuk mengatasi permasalahan/kendala yag dihadapi mitra, dilengkapi degan
kajian teoritis/ dukungan referensi, kerangka konseptual, penekanan pada signifikansi
kontribusi kegiatan.

B. Tujuan Proyek
Berisi tujuan dilaksanakannya kegiatan yang terdiri dari tujuan umum dan khusus
BAB II
KAJIAN TEORITIS

Berisi berbagai Kajian teoritis tentang:


1. Konsep dasar masalah mitra yang terkait dengan kesehatan masyarakat (misal, konsep
DBD, dll)
2. Konsep dasar metode / pendekatan pemberdayaan yang akan dilaksanakan (misal,
penyuluhan, dll)
3. Perbedaan/ keunggulan proyek PPM dibandingkan pemberdayaan yang pernah
dipublikasikan pada berbagai artikel jurnal
BAB III
METODE PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Pada bagian metode berisikan lokasi dan rangkaian kegiatan dalam bentuk:
1. Plan of action (metode pelaksanaan kegiatan, penjelasan terkait tahapan pelaksanaan
kegiatan)
2. Time schedule (jadwal pelaksanaan dalam bentuk diagram/tabel
3. Struktur Organisasi dan pembagian kerja
4. Rancangn Anggaran Biaya (RAB)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini menyajikan hasil pelaksanaan kegiatan proyek PPM yaitu
menjelaskan penemuan, luaran, hasil pre test dan post test atau survei. Penjelasan hasil
diperlukan untuk membandingkan dengan penelitian/pengabdian masyarakat atau study
literatur sebelumnya. Dalam hal ini pembahasan juga bisa memuat batasan dan rekomendasi
untuk kegiatan PPM selanjutnya.
Hasil dapat dilengkapi dengan tabel, grafik, atau gambar dan disebutkan dalam
laporan. Bagian pembahasan memaparkan pelaksanaan kegiatan, kendala yang dihadapi,
dampak kegiatan bagi mitra /khalayak sasaran, dan upaya keberlanjutan kegiatan hasil PPM
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bagian ini disampaikan kesimpulan yang memuat makna hasil kegiatan dan
jawaban dari tujuan proyek PPM. Pada saran disampaikan rekomendasi kebijakan untuk
keberlanjutan progam.

You might also like