Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Kelompok 7 BK

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 13

PROGRAM BIMBINGAN

DAN KONSELING DI SEKOLAH

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Kelompok pada Mata kuliah


Bimbingan dan Konseling Prodi Pendidikan Agama Islam
Kelompok III (tiga) Semester VI

Oleh:

KELOMPOK VII
NUR ANNISA FAJRIANI
862082021056
REZA RIZALDI
862082021057

Dosen Pengajar:

Dr. SYAHRIL, S.Pd., M.Pd.

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BONE
2024
A. Pengertian Program BK di Sekolah

Bimbingan dan konseling berasal dari dua kata yaitu bimbingan dan

konseling. Bimbingan merupakan terjemahan dari guidance yang didalamnya

terkandung beberapa makna. Sertzer dan Stone (1966:3) menemukan bahwa

guidance berasal dari kata guide yang mempunyai arti to direct, pilot, manager,

or steer (menunjukkan, menentukan, mengatur, atau mengemudikan)(Amaliah

Aam, 2017)

Bimbingan adalah proses memberikan bantuan yang dilakukan oleh

orang yang ahli kepada seseorang atau individu, baik anak-anak, remaja maupun

dewasa agar orang yang dibimbing dapat meningkatkan kemampuan dirinya

sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang

ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku(Emran,

2004)

Menurut Prayitno (2000) program BK adalah suatu program rencana

kegitaan BK yang akan dilaksanakan pada periode waktu tertentu, program BK

diartikan seperangkat kegiatan BK yang dirancang secara terencana,

terorganisasi, terkoordinasi selama periode waktu tertentu dan dilakukan secara

kait mengait untuk mencapai tujuan. Pengurus besar ABKIN (dalam modul BK,

2013) mendefinisikan program BK sebagai satuan rencana keseluruhan kegiatan

BK yang akan dilaksanakan pada periode waktu tertentu, seperti periode

bulanan, semester dan tahunan.


Sementara bimbingan:(1) suatu usaha untuk melengkapi individu dengan

pengetahuan, pengalaman dan informasi tentang dirinya sendiri, (2) suatu cara

untuk memberikan bantuan kepada individu untuk memahami dan

mempergunakan secara efisien segala kesempatan yang dimiliki untuk

perkembangan pribadinya, (3) sejenis pelayanan kepada individu-individu agar

mereka dapat menentukan pilihan, menetapkan tujuan dengan tepat, dan

menyusun rencana yang realistis sehingga mereka dapat menyesuaikan diri

dengan dengan memuaskan diri dalam lingkungan dimana mereka hidup, (4)

suatu proses bantuan atau pertolongan kepada individu dalam hal memahami diri

sendiri, menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri dengan lingkungan

memilih, menentukan, dan Menyusun rencana sesuai konsep dirinya dan

tuntutan lingkungan(Winkel, 2005)

Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus

dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya

agar tercapai kemampuan untuk mahami dirinya (self understanding),

kemampuan untuk menerima dirinya (self acceptance), kemampuan untuk

mengarahkan dirinya (self direction), dan kemampuan untuk merealisasikan

dirinya (self realization), sesuai dengan potensi atau kemampuannya dalam

mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan, baik dikeluarga, sekolah,

maupun masyarakat.

Berdasarkan pengertian diatas dapat dipahami bimbingan pada

prinsipnya adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang
ahli kepada seorang atau beberapa orang individu dalam hal memahami diri

sendiri, menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri dengan lingkungan,

memilih, menentukan dan Menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya dan

tuntutan lingkungan berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Sedangkan konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan

melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada

individu yang sedang mengalami suatu masalah (disebut klien) yang bermuara

pada teratasinya masalah yang dihadapi klien.konseling sebagai serangkaian

kegiatan paling pokok dari bimbingan dalam usaha membantu klien secara tatap

muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri

terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus.

Konseling merupakan salah satu teknik dalam pelayanan bimbingan

dimana proses pemberian bantuan itu berlangsung melalui wawancara dalam

serangkaian pertemuan langsung dan tatap muka antara guru/ konselor dengan

klien itu mampu memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap dirinya,

mampu memecahakan masalah yang di hadapinya dan mampu mengarahkan

dirinya untuk mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal, sehingga

ia dapat mencapai kebahagiaan pribadi dan kepeanfaatan social(Hellen, 2002)

B. Tujuan Program BK di Sekolah

Bimbingan dan konseling bertujuan membantu peserta didik mencapai

tugas-tugas perkembangan secara optimal sebagai makhluk Tuhan, sosial, dan


pribadi. Lebih lanjut tujuan bimbingan dan konseling adalah membantu individu

dalam mencapai:

a) kebahagiaan hidup pribadi sebagai makhluk Tuhan,

b) kehidupan yang produktif dan efektif dalam masyarakat,

c) hidup bersama dengan individu-individu lain,

d) harmoni antara cita-cita mereka dengan kemampuan yang

dimilikinya.

Dengan demikian peserta didik dapat menikmati kebahagiaan hidupnya

dan dapat memberi sumbangan yang berarti kepada kehidupan masyarakat

umumnya Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, peserta didik harus

mendapatkan kesempatan untuk:

1) mengenal dan melaksanakan tujuan hidupnya serta merumuskan

rencana hidup yang didasarkan atas tujuan itu

2) mengenal dan memahami kebutuhannya secara realistis;

3) mengenal dan menanggulangi kesulitan-kesulitan sendiri;

4) mengenal dan mengembangkan kemampuannya secara optimal;

5) menggunakan kemampuannya untuk kepentingan pribadi dan

untuk kepentingan umum dalam kehidupan bersama;

6) menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan di dalam

lingkungannya;
7) mengembangkan segala yang dimilikinya secara tepat dan teratur,

sesuai dengan tugas perkembangannya sampai batas optimal.

Secara khusus tujuan bimbingan dan konseling di sekolah ialah agar

peserta didik, dapat:

1) mengembangkan seluruh potensinya seoptimal mungkin;

2) mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri;

3) mengatasi kesulitan dalam memahami lingkungannya, yang

meliputi lingkungan sekolah, keluarga, pekerjaan, sosial-

ekonomi, dan kebudayaan;

4) mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi dan memecahkan

masalahnya;

5) mengatasi kesulitan dalam menyalurkan kemampuan, minat, dan

bakatnya dalam bidang pendidikan dan pekerjaan;

6) memperoleh bantuan secara tepat dari pihak-pihak di luar sekolah

untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang tidak dapat dipecahkan

di sekolah tersebut.

C. Fungsi BK di Sekolah

Pelayanan bimbingan dan konseling mengemban sejumlah fungsi yang

hendak dipenuhi melalui pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling.

Fungsi-fungsi tersebut adalah :

a. Fungsi pemahaman yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan

menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu


sesuai dengan kepentingan pengembangan peserta didik, pemahaman

meliputi :

1) Pemahaman tentang diri sendiri peserta didik terutama oleh

peserta didik sendiri, orang tua, guru pada umumnya dan guru

pembimbing.

2) Pemahaman tentang lingkungan peserta didik (termasuk

didalamnya lingkungan keluarga dan sekolah) terutama oleh

peserta didik sendiri, orang tua, guru pada umumnya dan guru

pembimbing.

3) Pemahaman lingkungan yang lebih luas (termasuk didalamnya

informasi jabatan/pekerjaan, informasi social dan budaya/nilai-

nilai) terutama oleh peserta didik.

b. Fungsi Preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor

untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi

dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli.

Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada konseli

tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang

membahayakan dirinya. Adapun teknik yang dapat digunakan adalah

pelayanan orientasi, informasi, dan bimbingan kelompok. Beberapa

masalah yang perlu diinformasikan kepada para konseli dalam rangka

mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan, diantaranya:


bahayanya minuman keras, merokok, penyalahgunaan obat -obatan,

drop out, dan pergaulan bebas (free sex).

c. Fungsi Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang

sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa

berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang

memfasilitasi perkembangan konseli. Konselor dan personel Sekolah/

Madrasah lainnya secara sinergi sebagai teamwork berkolaborasi atau

bekerjasama merencanakan dan melaksanakan program bimbingan

secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya membantu

konseli mencapai tugas-tugas perkembangannya. Teknik bimbingan

yang dapat digunakan di sini adalah pelayanan informasi, tutorial,

diskusi kelompok atau curah pendapat (brain storming), home room,

dan karyawisata.

d. Fungsi Penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang

bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian

bantuan kepada konseli yang telah mengalami masalah, baik

menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang

dapat digunakan adalah konseling, dan remedial teaching.

e. Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam

membantu konseli memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau

program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang

sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya.


Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan

pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga pendidikan.

f. Fungsi Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan,

kepala Sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk

menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan,

minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli. Dengan menggunakan

informasi yang memadai mengenai konseli, pembimbing/konselor dapat

membantu para guru dalam memperlakukan konseli secara tepat, baik

dalam memilih dan menyusun materi Sekolah/Madrasah, memilih

metode dan proses pembelajaran, maupun menyusun bahan pelajaran

sesuai dengan kemampuan dan kecepatan konseli.

g. Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam

membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan

lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.

h. Fungsi Perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk

membantu konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam

berfikir, berperasaan dan bertindak (berkehendak). Konselor melakukan

intervensi (memberikan perlakuan) terhadap konseli supaya memiliki

pola berfikir yang sehat, rasional dan memiliki perasaan yang tepat

sehingga dapat mengantarkan mereka kepada tindakan atau kehendak

yang produktif dan normatif.


i. Fungsi Fasilitasi, memberikan kemudahan kepada konseli dalam

mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras

dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseli.

j. Fungsi Pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk

membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan

situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya. Fungsi ini

memfasilitasi konseli agar terhindar dari kondisi -kondisi yang akan

menyebabkan penurunan produktivitas diri. Pelaksanaan fungsi ini

diwujudkan melalui program-program yang menarik, rekreatif dan

fakultatif (pilihan) sesuai dengan minat konseling.(Salahudin Anas,

2008)

Adapun fungsi khusus bimbingan dan konseling, yakni khususnya di

sekolah, menurut H.M. Umar, dkk., adalah sebagai berikut:

1) Menolong anak dalam kesulitan belajarnya;

2) Berusaha memberikan pelajaran yang sesuai dengan minat dan

kecakapan anak-anak.

3) Memberi nasehat kepada anak yang akan berhenti dari sekolahnya;

4) Memberi petunjuk kepada anak-anak yang melanjutkan belajarnya

dan sebagainya

D. Peranan BK Dalam Pembelajaran Siswa

Dalam proses pembelajaran siswa, setiap guru mempunyai

keinginan agar semua siswanya dapat memperoleh hasil belajar yang


baik dan memuaskan. Harapan tersebut sering kali kandas dan tidak bias

terwujud, sering mengalami berbagai macam kesulitan dalam belajar.

Sebagai petanda bahwa siswa mengalami kesulitan dalam belajar dapat

diketahui dari berbagai jenis gejalanya seperti dikemukakan Abu Ahmadi

(1977) sebagai berikut;

a. Hasil belajar rendah, di bawah rata-rata kelas.

b. Hasil yang dicapai tidak seimbang denga usaha yang

dilakukannya.

c. Menunjukkan sikap yang kurang wajar; suka menentang, dusta,

tidak mau menyelesaikan tugas-tugas, dan sebagainya.

d. Menunjukkan tingakah laku yang berlainan seperti suka

membolos, suka mengganggu, dan sebagainya.(soetcipto &

Kosasi Raflis, 2009)

Siswa yang mengalami kesulitan belajar kadang-kadang ada yang

mengerti bahwa dia mempunyai maslah tetapi tidak tahu bagaimana

mengatasinya, dan ada juga tidak mengerti kepada siapa ia harus meminta

bantuan dalam menyelesaikan masalahnya itu. Apabila masalahnya itu belum

teratasi, mereka mungkin tidak dapat belajar dengan baik, karena konsentrasinya

akan terganggu.

Dalam kondisi sebagaimana dikemukakan di atas, maka bimbingan dan

komseling dapat memberikan layanan dalam; (1) bimbingan belajar, (2)

bimbingan sosial, dan (3) bimbingan dalam mengatasi masalah-masalah pribadi.


E. Orang yang Dapat Membimbing BK di Sekolah.

Sipakah yang dapat menjadi pembimbing di sekolah? Untuk menjawab

pertanyaan ini ada 2 kemungkinan yang dapat ditempuh, yaitu:

1) Pembimbing di sekolah dipegang oleh orang yang khusus dididik

menjadi konselor, jadi merupakan tenaga khusus yang ditugaskan untuk

melaksanakan pekerjaan itu dengan tidak menjabat pekerjaan lain

2) Pembimbing di sekolah dipegang oleh guru pembimbing (teacher

conselor), yaitu guru yang di samping menjabat guru juga menjadi pembimbing.

(Walgito Bimo, n.d.)


DAFTAR PUSTAKA

Amaliah Aam, et. al. (2017). Bimbingan dan Konseling di Sekolah (A. Cahyanti (ed.);

cet. 1). Penerbit Samudra Biru.

Emran, P. & A. (2004). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling (cet 2).

Hellen. (2002). Bimbingan dan Konseling. Ciputat Press.

Salahudin Anas. (2008). Bimbingan dan Konseling (2nd ed.). CV. Pustaka Setia.

soetcipto & Kosasi Raflis. (2009). Profesi Keguruan. Rineka Cipta.

Walgito Bimo. (n.d.). Bimbingan dan Konseling (Study Karir) (5th ed.). CV. Andi

Offset.

Winkel, W. . (2005). Bimbingan dan Konseling di Intitusi Pendidikan (Revisi).

Gramedia.

You might also like