Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

1 Jamaah Shalat Jumat Hafidhakumullâ1

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 8

Jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh,

Alhamdulillah kita masih diberi kesempatan oleh Allah Subhaanhu wa Ta’ala untuk hadir
di majlis yang berbahagia ini dan bersimpuh di hadapan-Nya sebagai bentuk ketaatan
kita kepada-Nya . Semoga shalawat dan salam tetap terlimpah kepada junjungan kita
Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wassalam , nabi akhir zaman yang menuntun kita ke
jalan yang diridloi-Nya , sehingga kita tetap istiqomah dan memiliki kesadaran dalam
melaksanakan ajaran Islam.

Pada hari Jumat yang mulia ini, di tempat yang mulia ini, kami berwasiat kepada pribadi
kami sendiri, juga kepada para hadirin sekalian, marilah kita tingkatkan takwa kita
kepada Allah subhânahu wa ta’âlâ dengan selalu menjalankan perintah-perintah-Nya dan
menjauhi segala larangan-larangan-Nya.
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh,
Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi A-Haddad dalam kitabnya berjudul Sabîlul Iddikâr wal
I’tibâr bimâ Yamurru bil Insân wa Yanqadli Lahu minal A’mâr (Dar Al-Hawi, Cet. II, 1998,
hal. 56) menjelaskan tentang lima golongan orang yang dikhawatirkan meninggal dunia
dalam keadaan su’ul khatimah sebagai berikut:
Artinya: “Para ulama berkata bahwa orang-orang yang paling dikhawatirkan akan suúl
khatimah (Semoga Allah melindungi kita dari hal itu) adalah orang-orang yang suka
melalaikan shalat; mereka yang suka minum-minuman keras; mereka yang durhaka
kepada kedua orang tua; mereka yang suka menyusahkan (menzaimi) Muslim lainnya;
dan mereka yang terus-menerus melakukan perbuatan dosa besar, berbagai kekejian
dan tidak mau bertobat.”
Dari kutipan di atas dapat diuraikan kelima golongan orang yang dikhawatirkan
hidupnya akan berakhir dengan suúl khatimah sebagai berikut:
Golongan pertama, orang-orang yang suka melalaikan shalat.
Shalat merupakan amal pertama yang akan dihisab oleh Allah subhanuahu wata’ala. Hal
ini sebagaimana ditegaskan dalan hadits Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang
berbunyi:

Artinya: “Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari
kiamat adalah shalatnya. Maka, jika shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan
berhasil. Dan jika shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. (HR. Tirmidzi).
Oleh karena itu, hendaklah kita selalu menjaga shalat kita dengan baik. Dalam keadaan
seperti apapun, shalat lima waktu khususnya, tidak boleh kita tinggalkan. Prinsip ini
hendaknya juga berlaku untuk orang-orang di sekitar kita khususnya keluarga kita
sendiri sebab ada perintah dari Allah subhanu wa ta’ala untuk menjaga diri sendiri dan
keluarga dari ancaman siksa api neraka. Shalat menjadi hal utama untuk bisa selamat
dari api neraka. Maka barang siapa ibadah shalatnya sangat buruk, dikhawatirkan
hidupnya akan berkahir dengan su’ul khatimah.
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh,
Golongan kedua, mereka yang suka mengonsumsi minuman keras.
Minum minuman keras hukumnya haram. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam hadits
Nabi yang diriwayatkan oleh Muslim sebagai berikut:
Artinya: “Semua yang memabukkan adalah khamr dan semua khamr adalah haram.”
Para pecandu minuman keras disebut juga para pemabuk. Mereka tidak hanya
membahayakan dirinya sendiri tetapi juga orang lain. Sering kita mendengar kecelakaan
lalu lintas akibat pengendara mabuk. Sering pula kita mendengar atau membaca berita-
berita di media bahwa seseorang tewas akibat ditikam dengan pisau oleh seorang
pemabuk.
Perkembangan sekarang menunjukkan bahwa tidak hanya minuman keras saja yang
membahayakan kesehatan mental manusia tetapi juga penyalah gunaan obat-obat bius
atau yang dikenal dengan narkoba. Hukum mengonsumsi narkoba sama dengan minum
mimuman keras, yakni sama-sama haram. Maka barang siapa tidak bisa berhenti dari
konsumsi minuman keras dan penyalah gunaan narkoba dikhawatirkan hidupnya akan
berakhir dengan su’ul khatimah.
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh,
Golongan ketiga, mereka yang durhaka kepada kedua orang tua.
Durhaka kepada kedua orang tua hukumnya haram dan termasuk dosa besar setelah
syirik. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadits Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam yang diriwayatkan dari Anas sebagai berikut:
ُ ‫َشها‬
‫َدة ال‬ ُ ‫ت‬ َ َ
ْ ‫وق‬ ،‫ُ ك بِاَِ ُ ِ ن‬ ْ ‫ ا‬:‫ِﷲ ﷺ َع ِ ن َ ل‬ َُ .
‫ّزو ِر‬ ‫ل‬ ‫ق‬ ‫و‬ Ắ ‫شرا‬ ‫ﻹ‬ ِ ‫ا ْ ل َ كب ا ئ‬ ‫س‬ ‫ُس ل‬
‫ا لن‬ ‫ ُعق ا‬، ‫ِر قَا‬
‫و‬ ‫ِئ‬
‫ْف‬ ‫ْل‬ ‫و‬ ‫ُل‬ َ
‫ر‬
‫و‬
‫ا‬
‫ِل‬
‫َد‬
‫ْي‬
Artinya: Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam ditanya tentang dosa-dosa besar. Beliau
menjawab, “Menyukutukan Allah, durhaka kepada kedua orang tua, membunuh
seseorang dan kesaksian palsu.” Sangat masuk akal perbuatan durhaka kepada kedua
orang tua khususnya terhadap ibu merupakan dosa besar. Hal ini disebabkan karena
kelahiran anak manusia ke dunia ini melalui mereka dengan segala jerih payah, risiko
dan tanggung jawab dunia akherat yang sangat berat.
Perintah berbakti kepada orang tua merupakan wasiat dari Allah subhanahu wata’ala
sebagaimana ditegaskan di dalam Al-Qur’an, surat Luqman, ayat 14, sebagai berikut:
‫ِصي ُر‬ َ ‫وف َ َعا َم ْي ِِْ ِلي َو ِل َوا‬ ِ َ ‫َو َو ﱠص َسا َََ َعلَ ٰى َو ْه‬
‫ِل َ د ْ ي ك‬ ‫نن ش‬ ُ‫صال‬ ‫ٍن‬ ‫نحو‬ ْ ‫ْيَنا ا‬
َ‫ِإل‬ ‫أ ا‬ ً ْ
‫هنا‬ ‫ب‬
‫ُه‬ ‫ِﻹ ْن‬
ُ ‫ف ِي‬ ‫َو‬
‫ك‬ ‫ام‬
‫ِل لَت‬
‫ْر‬ ‫َد ه‬
ُ ‫ْي‬
‫ِه أ‬

‫م‬
‫ه‬
Artinya: “Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada orang
tuanya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah lemah dan
menyapihnya dalam dua tahun, bersyukurlah kalian kepada-Ku dan kepada kedua orang
tuamu. Hanya kepada-Ku lah kalian kembali.”
Oleh karena itu jika seseorang selalu durhaka kepada kedua orang tua dan tidak mau
menerima nasehat dari siapapun untuk berbakti kepada duanya, maka anak atau orang
seperti itu dikhawatirkan hidupnya akan berakhir dengan su’ul khatimah.
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh,
Golongan keempat, mereka yang suka menyusahkan (menzalimi) Muslim lainnya.
Menzalimi orang lain memang bukan persoalan sepele. Allah subhanahu wata’ala sangat
memperhitungkan perbuatan zalim yang dilakukan seseorang terhadap seseorang
lainnya, apalagi sesama Muslim. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam sebuah hadits
marfu’ yang diriwayatkan dari Anas bin Malik radliyallahu ‘anh sebagai berikut:
‫ِم ْن بَ ْع ٍ ض‬ َ ِ‫َ حتﱠى يُ َدبِّ ُر‬
‫لب ْع ِ ض‬ ‫َ وأَ ﱠما ال ﱡظ ُ ِ ً ضا‬
‫ِه ْ م‬ ‫ْل ظ ض‬
‫ُم ْل ِه ْم‬
‫ال م ا ب‬
ُ
‫ْع‬ ‫ﱠ‬
‫ْلِ ع‬
‫ِذي َبا ِد‬
‫ﻻ ب َ ْع‬
ْ‫َيت‬
ُ‫ُرك‬
ُ‫ه‬
‫ﷲ‬
‫ف‬ َ
Artinya: “Adapun kezaliman yang tidak akan dibiarkan oleh Allah adalah kezaliman
manusia atas manusia lainnya hingga mereka menyelesaikan urusannya.”
Di antara perbuatan-perbuatan zalim manusia kepada manusia lainnya adalah
sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits Rasulullah yang diriwayatkan dari Abu
Hurairah tentang berbagai kezaliman yang dapat mengakibatkan kebangkrutan di
akherat, yakni:mencaci maki orang lain, menuduh atau memfitnah orang lain, memakan
harta orang lain atau korupsi, menumpahkan darah orang lain dan memukul orang lain.
Oleh karena itu jika seseorang selalu menzalimi orang lain tanpa bisa diingatkan oleh
siapapun supaya berhenti, maka orang seperti itu dikhawatirkan hidupnya akan berakhir
dengan su’ul khatimah.
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh,
Golongan kelima, mereka yang terus menerus melakukan perbuatan dosa besar,
berbagai kekejian dan tidak mau bertobat.
Kita sering mendengar istilah “Molimo” dalam bahasa Jawa, yang maksudnya adalah
perbuatan dosa dengan inisial 5 “M”, yakni: 1. Madon (berzina atau main perempuan), 2.
Mendem (mabuk-mabukan), 3. Main (berjudi), 4. Madat (mencandu narkoba), dan 5.
Maling (mencuri/korupsi). Kelima hal ini merupakan perbuatan maksiat yang
keharamannya sangat jelas ditunjukkan di dalam Al-Qur’an.
Dalil tentang haramnya berzina ada di dalam surat Al-Isra’, ayat 32, berbunyi:
ً‫َ سبِ ْيﻼ‬ ‫ َ سآ َء‬،ً‫َ فا ِح َشة‬ ‫َ كا َن‬ ‫ﱠ‬ ‫ِان‬ ‫َو‬
‫َو‬ ‫ﻻَ ت ه‬
‫ْق‬
‫َربُوا‬
‫ال‬
‫ّزنى‬
“Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan
yang keji, dan suatu jalan yang buruk”).
Dalil tentang haramnya mabuk, madat dan judi ada di dalam surat Al-Maidah, ayat 90,
berbunyi:
ُ‫ْ جتَنِبُوه‬ َ ‫ﱠش ْي‬ ‫ﻷ ْن َصاَ وا ْﻷَ ْز َﻻ ٌِ َ ِل‬
َ ْ ‫َوا ْل َم ْي ِ س ُر َ وا‬ َ ‫ِإ‬
‫طا‬ ‫ال‬ ‫ُم ر سع‬ ‫ُب‬ ‫نخ‬
َ ‫ْج‬ ‫ﱠ ْم‬
‫ِم م‬ ‫َم ُر‬
‫ْن‬ ‫ا‬
‫ا‬
ْ
‫ل‬
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban
untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan.
Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu.”
Sedang dalil tentang haramnya mencuri ada dalam surat Al-Baqarah, ayat 188, berbunyi:
‫َو َﻻ تَ ْأ ُكلُوا أَ ْ م ِ ط ِل‬
‫َواَل ُك ْم بَ يْ َن ُك ْم بِا ْل‬
‫َبا‬
“Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di antara kamu
dengan jalan yang bathil."
Oleh karena itu barang siapa selalu melakukan dosa-dosa seperti tersebut di atas tanpa
bisa diingatkan oleh siapapun supaya bertobat, maka orang seperti itu dikhawatirkan
hidupnya akan berakhir dengan su’ul khatimah.
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh,
Kita semua berdoa mudah-mudahan kita senantiasa diberi rahmat dan kekuatan oleh
Allah subhanuahu wata’ala sehingga kita semua mampu menjauhi dosa-dosa
sebagaimana disebutkan di atas. Siapapun dari kita tentu menginginkan dan selalu
memohon kepada Allah subhanuahu wata’ala dengan tiada henti agar kita semua diberi-
Nya husnul khatimah dan dijauhkan sejauh-jauhnya dari suúl khatimah. Amin... amin ya
rabbal alamin.

You might also like