Teori pembelajaran sosial Albert Bandura menyatakan bahwa pembelajaran terjadi melalui interaksi antara lingkungan, karakteristik individu, dan perilaku, serta melibatkan proses kognitif seperti perhatian dan peniruan. Eksperimen Bobo Doll menunjukkan anak-anak belajar perilaku agresif dari orang dewasa sekitar melalui pengamatan. Teori ini memberikan penekanan pada pentingnya model dan penguatan dalam pembelajaran.
Pada bagian ini dibahas tentang
pengertian persepsi, faktor-faktor
yang mempengaruhi pengembangan
persepsi, kesalahan persepsi,
pengertian komunikasi, peroses dan
unsur komunikasi
Dokumen tersebut membahas teori belajar sosial menurut Albert Bandura, termasuk konsep dasar teori belajar sosial, struktur kepribadian, dinamika kepribadian, dan perkembangan kepribadian. Beberapa poin kunci yang dijelaskan antara lain perbedaan imitasi dan modeling, determinisme resiprokal, pengaruh lingkungan dan perilaku terhadap satu sama lain, serta pengaruh efikasi diri dan sumber-sumbernya dalam pembentukan
Presentasi berisi tiga pendekatan konseling dan terapi utama yang sudah banyak dikenal (psikoanalisis, perilaku, dan humanistik). Penjelasan disertai latihan dan cuplikan video yang bisa membantu pemahaman.
Dokumen tersebut membahas tentang perilaku individu dalam organisasi dan sekolah tinggi. Terdapat beberapa variabel yang mempengaruhi perilaku individu seperti sikap, persepsi, kepribadian, dan pembelajaran. Dokumen ini juga menjelaskan kerangka kerja perilaku individu yang dipengaruhi oleh lingkungan pekerjaan, lingkungan non-pekerjaan, dan karakteristik individu.
Teks tersebut membahas biografi Albert Bandura dan teori kognitif sosialnya. Secara ringkas, teks tersebut menjelaskan bahwa Albert Bandura adalah psikolog behavioris yang memperkenalkan teori kognitif sosial yang menyatakan bahwa pembelajaran dapat terjadi melalui pengamatan dan bahwa manusia memiliki kapasitas untuk mengontrol lingkungan dan hidup mereka. Teori ini berfokus pada pembelajaran sosial, pen
Dokumen tersebut membahas tentang perilaku individu dan perbedaan antarindividu. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku diantaranya lingkungan kerja, latar belakang individu, kepribadian, persepsi dan sikap. Dokumen juga membahas tentang kemampuan mental dan fisik individu serta karakteristik kepribadian seperti locus of control dan self efficacy.
dispensing sediaan nonsteril, sediaan solid, semi solid dan liquidevidepiana
Dispensing sediaan non steril merupakan kegiatan menyiapkan, pencampuran, peracikan, perubahan, pengemasan, dan pelabelan obat, sediaan obat, atau alat Kesehatan berdasarkan resep dokter, medication order atau inisiatif antara dokter, farmasi dan pasien dalam hal praktek professional.
WhatsApp Image 2022-12-18 at 21.37.27.pdfsasafarma4545
Cytotec yaitu obat aborsi penggugur kandungan ampuh yang direkomendasi oleh Alodokter dan Halodoc sebagai obat aborsi manjur. Obat cytotec misoprostol 200mcg sangat ampuh untuk menggugurkan janin kuat (Bandel) bergaransi dijamin tuntas 100%.
Cytotec adalah obat yang berguna untuk menggugurkan janin dari usia kandungan 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 bulan secara cepat dan aman. Obat aborsi cytotec ini berasal dari negara US dan di produksi oleh perusahaan Pfizer yang bergerak dalam bidang kesehatan.
Melalui situs kami Anda bisa membeli obat cytotec tanpa resep dokter dan harga obat cytotec 2023 sangat terjangkau di apotek nusantara. Kami memberikan pelayanan cara menggugurkan kandungan yang baik dan aman bagi konsumen dengan menggunakan obat penggugur kandungan cytotec dan gastrul.
Tindakan aborsi yang kami lakukan sesuai ilmu kedokteran dan ditangani langsung oleh Dokter Spesialis Kandungan SpOG (Spesialis Obstetri & Ginekologi – Kebidanan dan Kandungan) menggunakan metode Obat Aborsi sesuai kehamilan pasien.
Obat aborsi cytotec misoprostol 200mcg juga tersedia di apotek umum seperti apotik k24, apotik century, apotek nusantara, apotik kimia farma dll, namun untuk mendapatkan obat cytotec ini anda diharuskan membawa resep dari dokter, namun tenang saja di website kami anda tidak perlu menggunakan resep dokter.
Obat penggugur kandungan cytotec yaitu obat yang digunakan untuk obat aborsi janin dan obat telat datang bulan ampuh untuk usia kehamilan 1 sampai 7 bulan, mari kita mengenal tentang obat cytotec lebih jauh baca penjelasan dibawah ini.
Cytotec ® adalah nama merek dagang Misoprostol yang di produksi oleh Pfizer (searle) dan di setujui oleh US (FDA).
Cytotec sendiri merupakan obat yang berguna untuk menggugurkan kandungan dari usia kehamilan 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, 5 bulan, 6 bulan, secara cepat dan aman.
Anda mengunjungi situs kami pasti memiliki tujuan untuk membeli produk kami yaitu Obat Aborsi Cytotec Misoprostol 200mcg dan Obat Aborsi Gastrul Asli. Anda sangat benar kami menjual obat aborsi cytotec misoprostol dan obat aborsi gastrul asli yang berguna untuk menggugurkan kandungan dengan cepat dan aman.
Obat cytotec merupakan obat aborsi yang sangat ampuh untuk menggugurkan kandungan kuat, obat cytotec asli mampu menggugurkan janin dalam jangka 24 jam janin anda akan gugur meskipun itu kandungan yang kuat.
Bagi Anda yang ingin menggugurkan kandungan kami sarankan untuk menggunakan obat cytotec asli yang benar-benar ampuh untuk menggugurkan kandungan anda secara cepat dan tuntas bersih tanpa kuret – kiret.
Cara menggugurkan kandungan paling aman untuk ibu menyusui dan bisa selesai dalam 24 jam yaitu dengan menggunakan obat penggugur kandungan cytotec misoprostol 200mcg, cara menggugurkan kandungan menggunakan obat aborsi cytotec misoprostol 200mcg ini memiliki tingkat keberhasilan mencapai 99%, jadi bagi anda yang ingin melakukan aborsi kami sarankan menggunakan obat aborsi ampuh ini.
2. Overview: Social Cognitive Theory
Asumsi dasar:
1
Plasticity
Triardic Reciprocal
causation model
- Personal factors
- Behavioral factors
- Environment factors
- Manusia fleksibel untuk belajar
di situasi yang bervariasi
- Manusia belajar melalui
pengalaman langsung
- Vicarious learning: belajar
dengan mengobservasi orang
lain
3. Overview: Social Cognitive Theory
3.
4.
Agentic
Perspective
Self- Regulation
- Manusia memiliki kapasitas
untuk mengontrol kualitas
hidup mereka
- Komponen penting: self-
efficacy
- Proxy agency
- Collective efficacy
- Faktor eksternal: lingkungan
fisik dan lingkungan sosial
- Faktor internal: Self-
observation dan self reaction
4. Overview: Social Cognitive Theory
5.
Moral agency
- Individu akan mencoba meregulasi diri dengan
moral agency saat berada di situasi yang ambigu
5. Biography:
- Lahir di Mundare, 4 Desember 1925
- Anak laki-laki bungsu dari lima bersaudara
- Father→ Poland Mother→ Ukraine
- Bandura termotivasi dari kakaknya untuk menjadi independent dan self
reliant
- Lulus dari University of British Colombia pada tahun 1949
- Bandura belajar psikologi di University of Lowa dan mendapatkan gelar
M.A pada tahun 1951
6. Biography:
- Bandura mengungkapkan bahwa keputusannya menjadi psikolog
mendadak, dan merupakan kejadian yang tidak disengaja
- Publikasi yang dikeluarkan oleh Bandura umumnya berhubungan dengan
psikologi klinis dan psikoterapi
- Tahun 1958 Bandura dan Richard H. Walters mempublikasikan karya
terkait aggression deliquents
- Tahun 1959, Bandura mempublikasikan bukunya “Adolescent Aggression”
- Buku Bandura yang terkenal:
1. Social Learning Theory (1977)
7. LEARNING
manusia dapat belajar dari pengalaman langsung. Namun kebanyakan proses
learning diperoleh melalui observasi orang lain :
observational
learning
Enactive
learning
8. OBSERVATIONAL LEARNING
observasi memungkinkan manusia untuk belajar tanpa harus menampilkan
tingkah laku.
Belajar melalui observasi lebih efisien daripada belajar melalui pengalaman
langsung (Bandura, 1986, 2003).
Modeling : belajar melalui observasi tetapi bukan sekedar meniru. Ada proses
Kognitif
9. Modelling
Modelling merupakan inti dari observational learning.
modelling melibatkan proses kognitif.
Faktor seseorang melakukan modelling yaitu:
1. Karakteristik Model ( model memiliki status yang tinggi, dan berkompeten)
2. Karakteristik observer yang berkemungkinan melakukan modelling (observer
memiliki skill yang rendah, low status,low power, dll)
3. konsekuensi dari tingkah laku model mempengaruhi observer
11. ENACTIVE LEARNING
Perilaku manusia yang kompleks dapat dipelajari ketika mereka berfikir dan dapat
mengevaluasi konsekuensi dari tingkah lakunya.
fungsi konsekuensi dari respon
1. Konsekuensi memotivasi kita untuk melakukan tindakan antisipasi
2. Konesekuensi respon memberikan informasi mengenai efek dari tindakan
tersebut.
3. Konsekuensi respon menyediakan perilaku yang di reinforced.
12. TRIADIC RECIPROCAL CAUSATION
Bandura berpendapat bahwa tindakan manusia merupakan hasil interaksi dari 3
variable yaitu : Environment, Behavior, dan Person
Person : karakteristik seseorang&kognitif
Environment : lingkungan luar
Behavior: tingkah laku
3 variabel tidak harus memiliki kekuatan
yang sama. Biasanya yang berpengaruh adalah aspek kognitif.
13. Human Agency
Teori sosial kognitif mengambil sudut pandang agensi terhadap kepribadian, artinya
manusia memiliki kapasitas untuk melatih kendali atas hidupnya.
Bandura (2001) yakin bahwa manusia adalah makhluk yang sanggup mengatur dirinya,
proaktif, reflektif, dan mengorganisasikan diri, selain memiliki juga kekuatan untuk
memengaruhi tindakan mereka sendiri demi menghasilkan konsekuensi yang
diinginkan.
Human agency merupakan suatu proses yang aktif mengenai exploring, memanipulasi,
mempengaruhi lingkungan dalam rangka mencapai hasil yang di inginkan.
14. Core Feature of Human Agency
Intentionality
Self-reactiveness Self-reflectiveness
Forethought
15. Self-Efficacy
Efficacy expectation outcome expectation
Keyakinan seseorang terhadap self-
efficacy nya mempengaruhi
tindakan apa yang akan mereka
kejar, seberapa besar usaha yang
akan mereka berikan dalam
aktivitas, seberapa lama mereka
akan gigih dalam menghadapi
tantangan dan pengalaman dalam
kegagalan (Bandura, 1994).
Self-efficacy merupakan
keyakinan manusia pada
kemampuan mereka untuk
melatih sejumlah ukuran
pengendalian terhadap fungsi diri
mereka dan kejadian-kejadian di
lingkungannya (Bandura, 2001).
What is self-efficacy?
16. What contributes to self-efficacy?
1. mastery experiences
2. social modeling
3. social persuasion
4. physical and emotional states
successful
protest, social activism, force to
instigate change
apathy, resignation,
helplessness
depressed
High self-efficacy Low self-efficacy
Responsive
environment
Unresponsive
environment
17. 1. mastery experiences
performa yang berhasil dimasa lalu akan meningkatkan self-efficacy, begitu pula sebaliknya.
6 corollaries:
1. performa yang berhasil akan meningkatkan self-efficacy pada proporsi tugas-tugas yang sulit.
2. tugas yang berhasil dikerjakan sendiri akan menimbulkan self-efficacy yang lebih tinggi daripada tugas
yang dikerjakan secara bersama-sama.
3. kegagalan yang paling menurunkan efficacy ketika kita merasa sudah menempatkan usaha sebaik
mungkin.
4. kegagalan yang disebabkan karena arousal emosi yang sedang tinggi bukan merupakan kegagalan
yang dikatakan sebagai self-debilitating.
5. kegagalan sebelum sense of mastery terbentuk lebih merugikan dibandingkan kegagalan setelah
individu memiliki personal efficacy
18. 2. Social modeling
Social modeling adalah vicarious experiences yang disediakan oleh orang lain.
Self-efficacy kita akan meningkat apabila kita mengobservasi pencapaian orang
lain yang memiliki kompetensi yang sama, tetapi menurun apabila kita melihat
sekelompok yang mengalami kegagalan.
Umumnya, efek dari social modeling tidak sekuat personal performance dalam
meningkatkan tingkat efficacy.
19. 3. Social persuasion
Persuasi yang dilakukan oleh orang lain dapat meningkatkan self-efficacy atau
bahkan menurunkan self-efficacy.
Kunci yang paling penting agar self-efficacy meningkat yaitu kita harus percaya
dengan persuader.
Bandura (1986) memiliki hipotesis bahwa sugesti efficacious power secara
langsung berhubungan dengan status dan otoritas persuader.
20. 4. Physical and emotional states
Emosi yang kuat biasanya dapat melemahkan performa.
arousal informasi berhubungan dengan beberapa variabel, yang pertama, semakin
tinggi arousal maka semakin rendah self-efficacy, yang kedua adalah
mempresepsikan realisitas arousal, yang terakhir adalah kelamian dari tugas
pada variabel yang ditambahkan.
21. Proxy Agency
Melakukan kontrol dalam kegiatan sehari-hari dengan melibatkan orang-orang
yang ahli di bidangnya.
Apabila berlebihan dapat menurunkan self-efficacy.
22. Collective-Efficacy
Collective-efficacy merupakan keyakinan bersama tentang kemampuan dari
kekuatan kolektif untuk mencapai hasil yang diharapkan (Bandura, 2000).
ada 2 teknik untuk mengukur collective efficacy, yaitu pertama dengan cara
mengkombinasikan evaluasi individu dari kelompok terhadap kapabilitas
personalnya untuk menetapkan tingkah laku untuk menguntungkan individu.
yang kedua, dengan cara mengukur kepercayaan diri pada tiap orang terhadap
kemampuan kelompok untuk mencapai hasil yang di inginkan
23. Eksternal :
1. menyediakan standar untuk
mengevaluasi diri sendiri
2. menyediakan reinforcement
(penguatan)
Faktor yang mempengaruhi regulasi diri
Internal :
1. self observation (observasi diri)
● memonitor performa diri sendiri
● terkadang atensi yang diberikan
tidak selalu lengkap dan akurat
1. judgmental process (proses penilaian)
● menilai performa untuk meregulasi
perilaku melalui kognisi
● proses penilaian dipengaruhi oleh
○ standar pribadi
○ referensi sekitar
○ nilai dari aktivitas
○ atribusi performa
1. self reaction (reaksi diri)
● memberi respon terhadap perilaku
tergantung penilaian pada standar
pribadi
24. Regulasi diri melalui agensi moral
Dua aspek moral menurut Bandura: Tidak menyakiti orang lain dan
membantu orang lain secara proaktif,
Pengaruh regulasi moral dapat berfungsi apabila:
- melakukan selective activation (aktifasi selektif) -> prinsip moral dapat
memprediksikan perilaku moral hanya apabila prinsip tersebut diubah
menjadi tindakan
- Disengagement of internal control (pelepasan kontrol internal)
25. Mekanisme ketika kontrol internal diaktifkan atau dilepaskan secara selektif
a. Mendefinisikan Ulang Perilaku
Mendefinisikan ulang perilaku bertujuan untuk membenarkan sebuah perilaku yang salah
dengan melakukan rekstrukturisasi kognitif yang membuat meminimalisasi atau lepas dari
tanggung jawab
a. Justifikasi moral, yaitu perilaku yang salah dibuat seolah-olah dapat dibela atau
terlihat menjadi benar.
b. Perbandingan yang bersifat menenangkan, menguntungkan antara perilaku tersebut
dengan suatu keburukan yang lebih parah.
c. Label yang bersifat memperhalus
26. b. Tidak Menghiraukan atau Mendistorsi Konsekuensi dari Perilaku
Metode kedua menghindari tanggung jawab meliputi mendistorsi atau mengaburkan hubungan antara perilaku dan
konsekuensi merusak dari hal tersebut.
c. Dehumanisasi atau Menyalahkan Korban
Ketiga, manusia dapat mengaburkan tanggung jawab atas tindakan mereka dengan melakukan dehumanisasi atas
korban atau mengatribusikan kesalahan pada mereka.
c. Memindahkan atau Mengaburkan Tanggung Jawab
Melepaskan tindakan dari konsekuensinya adalah dengan memindahkan atau mengaburkan tanggung jawab. Dengan
melakukan pemindahan orang dapat meminimalisasikan konsekueni dari tindakan.
27. Perilaku Disfungsional
Depresi Fobia Perilaku
agresif
Konsep triadic
reciprocal
causation
interaksi
individu,
lingkungan &
faktor
perilaku
Perilaku
disfungsional
28. Depresi
Kegagalan
Depresi
● merendahkan pencapaian diri sendiri
● menyebabkan
○ rasa penderitaan yang kronis
○ merasa tidak berarti
○ kurangnya tujuan dalam hidup
● dapat terjadi di salah satu subfungsi pengaturan diri
:
○ observasi diri (self obervation) : keliru menilai
performa dan mendistorsi memori
○ penilaian yang keliru (faulty judgment)
○ reaksi diri (self-reaction) buruk
29. Fobia
dipelajari melalui kontak
langsung, generalisasi yang
tidak tepat khususna dari
pengalaman mengamati
sulit dihilangkan
rasa takut yang cukup kuat dan bertahan
lama sehingga cukup memberikan efek yang
melumpukan individu
30. Perilaku Agresif
terbentuk dari :
mengobservasi orang lain
pengalaman langsung dengan positive & negative reinforcement
pelatihan atau instruksi
keyakinan yang ganjil.
alasan seseorang tetap melakukan agresi :
positive reinforcement
negative reinforcement
31. Terapi
pendekatan terapi :
- pemodelan terang-terangan
(overt/ vicarious modelling)
- pemodelan tersamar
(covert/cognitive modelling)
- penguasaan tindakan (enactive
mastery)
pengaturan diri
(self-regulation)
Terapis harus mengenalkan
strategi untuk
- memunculkan
perubahan perilaku
speifik
- generalisasi perubahan
perilaku ke situasi lain
- mempertahankan
perubahan-perubahan
perilaku dengan
mencegah pasien
kembali ke perilaku
yang sama.
melepaskan kendali internal -> membenarkan moralitas dari sebuah perilaku dengan membedakan atau konsekuensi terhadap perilaku tersebut.
mekanisme ketika kontrol internal diaktifkan atau dilepaskan secara selektif dari perilaku yang salah pada titik-titik berbeda pada proses regulasi
Konsep Bandura mengenai konsep triadic reciprocal causation bahwa perilaku dipelajari melalui interaksi antara orang, lingkungan dan perilaku. Hal ini termasuk dengan perilaku disfungsional yang dilakukan oleh individu.
Standar pribadi dan tujuan yang tinggi dapat mengarahkan kita kepada pencapaian dan kepuasan diri. Namun ketika manusia menetapkan tujuan terlalu tinggi, mereka akan lebih mudah gagal. Kegagalan sering membawa manusia kepada depresi,
Depresi disfungsional dapat terjadi di salah satu subfungsi pengaturan diri:Pertama, selama observasi diri, manusia bisa keliru menilai performa mereka atau mendistorsi memori tentang pencapaian di masa lalu. Kedua, pribadi yang depresi lebih mudah membuat penilaian yang keliru.
Fobia adalah rasa takut yang cukup kuat dan bertahan lama, cukup untuk memberikan efek yang melumpuhkan seseorang dalam hidup sehari-harinya.Fobia dan rasa takut dipelajari melalui kontak langsung, generalisasi yang tidak tepat, khususnya dari pengalaman mengamati.
erilaku disfungsional (penghindaran) terbentuk dan dipertahankan oleh interaksi mutual ekspektansi seseorang (keyakinan bahwa mereka akan diserang), lingkungan eksternal (taman kota), dan faktor-faktor perilaku (pengalaman mereka sebelumnya dengan rasa takut).
Terapis harus menggunakan strategi, yaitu menggeneralisasikan perubahan itu ke situasi lain, dan mempertahankan perubahan-perubahan itu dengan mencegah pasien jatuh kembali ke perilaku yang sama.
Bandura (1986) menyarankan sejumlah pendekatan dasar terapi. Pertamaadalah pemodelan menyolok atau terang-terangan. Kedua pemodelan tersamar atau kognitif, terapis melatih pasien untuk memvisualisasikan model melakukan perilaku yang menakutkannya. Ketiga penguasaan tindakan, meminta pasien melakukan sejumlah perilaku yang menghasilkan ketakutan yang menyimpang.