Bab I Kosmetik
Bab I Kosmetik
Bab I Kosmetik
PENDAHULUAN
butir kecildalam cairan lain, dimaksudkan untuk pemakaian luar Kandungan air dalam
stratumcorneum, meskipun sedikit (hanya 10%)tetapi sangat penting. Kelembutan
danelastisitas stratum corneum sepenuhnyatergantung pada air yang dikandungnyadan
bukan pada kandungan lemaknya.Stratum corneum yang diletakkandiudara kering menjadi
keras, kering,bersisik dan tidak dapat dilunakankembali hanya dengan pemberian
lemakseperti lanolin, olive oil, danpetrolatum. Stratum corneum barumenjadi lunak
kembali setelah diberi air(Tranggono dan Latifah, 2007).
Retak-retak pada stratumcorneum di bawah kondisi yang kurangbaik, akan
menimbulkan gangguan kulityang lebih serius dan retak-retak ituakan menimbulkan iritasi
danperadangan atau keratinisasi abnormalyang juga akan melemahkan kulit.Disinilah
perlunya kosmetik pelembabkulit, untuk mencegah dehidrasi kulityang menyebabkan
kekeringan dan retak-retak pada kulit.
1.3. Tujuan
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini adalah agar dapat menambah
wawasan atau keilmuan tentang moisturizer cream dan penggolongan , karakteristik serta
tujuan penggunaan moisturizer cream. Serta memberi masukan kepada pengguna atau
konsumen khususnya dan masyarakat pada umumnya tentang kosmetik moisturizer pada
wajah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kulit
Kulit merupakan selimut yang menutupi permukaan tubuh dan memiliki fungsi
utama sebagai pelindung dari berbagai macam gangguan dan rangsangan luar. Fungsi
perlindungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme biologis, seperti pembentukan
lapisan tanduk secara terus menerus (keratinisasi dan pelepasan sel- sel yang sudah mati),
respirasi dan pengaturan suhu tubuh, produksi sebum dan keringat, dan pembentukan
pigmen melanin untuk melindungi kulit dari bahaya sinar ultraviolet matahari, sebagai
peraba dan perasa, serta pertahanan terhadap tekanan dan infeksi dari luar (Tranggono dan
Latifah, 2007).
Kulit adalah organ tubuh yang pertama kali terkena polusi oleh zat yang terdapat di
lingkungan hidup kita, termasuk jasad renik (mikroba) yang tumbuh dan hidup di
lingkungan kita. Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari
2
lingkungan hidup manusia. Luas kulit orang dewasa sekitar 1,5 m dengan berat kira-kira
15% berat badan ( Effionora, 2012).
palit
kulit
(Wirakusumah, 1994).
Permukaan kulit mempunyai keasaman (pH) tertentu yang berkisar antara
4,5-6,0 yang dibentuk oleh asam lemak permukaan kulit yang berasal dari sebum,
keringat, sel tanduk yang lepas, dan kotoran yang melekat pada kulit. Tingkat
keasaman itu dapat
merasakan
perubahan
pada
lingkungan
eksternal
dan
menunjukkan keadaan
dan
ketakutan (pucat dan bulu kuduk berdiri tegak), dan digambarkan sebagai
organ yang menunjukkan emosi. Kulit juga mensintesis vitamin D dengan
bantuan sinar UV terhadap prekursor vitamin D dalam kulit (Mitsui, 1997).
2.1.2. Struktur kulit
Kulit terdiri dari tiga lapisan jaringan yang mempunyai fungsi berbeda.
Ketiga lapisan tersebut yaitu: lapisan epidermis, lapisan dermis dan
lapisan
hipodermis (subkutan).
a. Lapisan epidermis (kutikel)
Lapisan ini terletak paling atas, tahan akan air, tipis dan sebagian besar
terdiri dari sel-sel mati. Lapisan ini terdiri dari lima lapisan sel yaitu:
1. Lapisan tanduk (stratum korneum)Adalah lapisan yang paling luar dan
terdiri dari beberapa sel-sel gepeng yang mati, tidak berinti dan
protoplasmanya telah berubah menjadi keratin (zattanduk).
2. Lapisan rintangan (stratum lusidum)Terdapat dibawah lapisan tanduk,
merupakan lapisan sel-sel gepeng tanpa inti dengan protoplasma yang
berubah menjadi protein yang disebut eleidin. Lapisan tersebut tampak
jelas di telapak tangan dan kaki.
3. Lapisan butir (stratum granulosum)Merupakan 2 atau 3 lapis sel-sel gepeng
dengan sitoplasma berbutir kasar dan terdapat inti diantaranya.
5
mitosis.
5. Lapisan tunas (stratum basale)Terdiri atas sel-sel berbentuk kubus yang
tersusun vertikal pada pembatasan dermo-epidermal berbasis seperti pagar
(palisade). Lapisan tuna juga termasuk sel-sel yang disebut melanocytes,
yaitu sel-sel yang memproduksi pigmen melanin.
b. Lapisan dermis
Merupakan lapisan dibawah epidermis yang jauh lebih tebal dari
pada epidermis. Lapisan ini terdiri atas lapisan elastis dan fibrosa dengan
elemen-elemen selular dan folikel rambut. Secara garis besar dibagi menjadi 2
bagian:
1. Pars papilare, yaitu bagian yang menonjol ke dalam epidermis, berisi
ujung serabut saraf dan pembuluh darah.
2. Pars retikulare, yaitu bagian bawahnya yang menonjol ke arah subkutan,
bagian
misalnya
serabut
2. Kulit Berminyak
Kulit berminyak cenderung lebih bermasalah dibandingkan dengan jenis
kulit lainnya. Masalah-masalah yang biasanya terjadi pada kulit berminyak
yaitu mudah timbul jerawat dan rasa gatal diwajah saat berkeringat. Penyabab
kulit berminyak antara lain faktor genetik, pola makan (gula yang berlebihan,
gorengan, makanan pedas, makanan berkadar lemak tinggi dan santan adalah
beberapa
jenis
makanan
yang
dapat
membuat
kulit
berminyak),
dimiliki oleh
kebanyakan orang. Kulit kombinasi merupakan gabungan dari dua jenis kulit
yang berbeda yaitu kulit kering dan kulit berminyak. Ciri kulit wajah kombinasi
adalah pada bagian T-zone (hidung, dahi, dagu, dan bagian atas mata)
berminyak, terlihat mengilat, dan pori-porinya besar. Sementara itu, kulit
didaerah lain cenderung kering atau normal.
4. Kulit Normal
Kulit normal merupakan jenis kulit yang dapat dikatakan sebagai kulit
ideal atau kulit dambaan. Hal ini karena kulit normal umumnya tidak memiliki
masalah yang serius dan perawatannya pun relatif lebih mudah dibandingkan
jenis kulit lainnya.
5. Kulit Sensitif
Kulit sensitif adalah kulit yang memberikan respon yang berlebihan
terhadap benda-benda atau kondisi tertentu, misalnya perubahan suhu, cuaca
bahan kosmetik atau bahan kimia lainnya yang menyebabkan timbulnya
gangguan kesehatan kulit.
2.2. Krim
Krim adalah sediaan setengah padat, berupa emulsi mengandung air tidak kurang
dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar (Ditjen POM, 1979).
Istilah krim secara tradisional telah digunakan untuk sediaan setengah padat yang
mempunyai konsistensi relatif cair di formulasi sebagai emulsi air dalam minyak atau
minyak dalam air. Sekarang ini batasan tersebut lebih diarahkan untuk produk yang terdiri
dari emulsi minyak dalam air atau disperse mikrokristal asam-asam lemak atau alkohol
berantai panjang dalam air, yang dapat di cuci dengan air dan lebih di tujukan untuk
penggunaan kosmetika dan estetika (Ditjen POM, 1995).
Ditinjau dari sifat fisiknya, krim dapat dibagi menjadi dua kelompok :
a. Emulsi air dalam minyak atau emulsi A/M
b. Emulsi minyak dalam air atau M/A
Emulsi
biasanya air dan minyak, dimana cairan yang satu terdispersi menjadi butir-butir kecil
dalam cairan lain. Dispersi ini tidak stabil, butir- butir ini bergabung dan membentuk dua
lapisan air dan minyak yang terpisah. Emulsi dapat di stabilkan dengan zat pengemulsi
atau surfaktan yang cocok.
Zat pengemulsi (emulgator) merupakan komponen yang paling penting agar
memperoleh emulsi yang stabil. Semua emulgator bekerja dengan
membentuk
film(lapisan) disekeliling butir-butir tetesan yang terdispersi dan film ini berfungsi agar
mencegah terjadinya koalesen atau terpisahnya cairan dispers sebagai fase terpisah.
Terbentuk dua macam tipe emulsi yaitu emulsi tipe m/a dimana tetes minyak terdispersi
dalam fase air dan tipe a/m dimana fase terdisper adalah air dan fase pendisper adalah
minyak (Anief, 2004).
Formasi emulsi dengan cara kimia (emulsifier) terjadi sebagai berikut:
Pertama-tama, emulsifier harus ada pada permukaan antara fase yang ada pada
emulsi dalam jumlah yang cukup untuk memastikan bahwa adsorpsi cepat menurunkan
tegangan antarmuka sehingga fase terpisah menjadi tetesan. Aliran yang dihasilkan dan
turbulensi menyebabkan pembagian lebih lanjut, yang diperkuat denagn penyebaran
molekul dari emulsifier dalam sistem antarmuka.
(Effionora, 2012).
Emulsi dinyatakan sebagai sistem minyak dalam air (m/a), jika fase dispersi
merupakan fase yang tidak campur dengan air, dan air merupakan fase kontinyu. Jika
terjadi sebaliknya maka emulsi tersebut dinyatakan emulsi air dalam minyak (a/m). Dalam
sediaan emulsi kosmetika, biasanya fase air dan fase minyak bukan merupakan komponen
tunggal, tetapi dalam setiap fase tersebut kemungkinan mengandung beberapa macam
komponen. Pada umumnya, sebagian besar kosmetika yang beredar adalah sistem minyak
dalam air, karena mudah menyebar pada permukaan kulit. Dengan pemilihan formula yang
tepat, akan diperoleh emulsi yang tidak berlemak dan tidak lengket(Ditjen POM,1985).
Keuntungan dari tipe emulsi m/a menurut Voight(1995) adalah:
1. Mampu menyebar dengan baik pada kulit
2. Memberi efek dingin terhadap kulit
3. Tidak menyumbat pori-pori kulit
4. Bersifat lembut
5. Mudah dicuci dengan air sehingga dapat hilang dengan mudah dari kulit
Basis yang dapat dicuci dengan air adalah emulsi minyak dalam air, dan dikenal
sebagai krim. Basis vanishing cream termasuk golongan ini (Lachman dkk,1994).
Basis krim (vanishing cream) disukai pada penggunaan sehari-hari karena
memiliki keuntungan yaitu memberikan efek dingin pada kulit, tidak berminyak serta
memiliki kemampuan penyebaran yang baik. Vanishing cream mengandung air dalam
persentase yang besar dan asam stearat.
sering ditambahkan pada vanishing cream dan emulsi o/w untuk mengurangi peguapan air
dari permukaan kulit (Voight, 1995).
2.
3.
4.
Ada 3 (tiga) tipe bahan yang penting dalam formula emulsi kosmetika :
1.
Air
2.
Lemak/bahan yang tidak larut dalam air Misal : bees wax (cera), spermaceti,
hidrokarbon, lanolin ( 75 % adeps lanae + 25 % air), asam-asam lemak, alkohol
dengan BM tinggi, gliserida, isopropil miristat, dan lain lain
3.
2.5. KosmetikUntukKulit
Kosmetik menurut Peraturan Menteri kesehatan RI No.445/MenKes/1998 adalah
sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian luar badan (epidermis,
rambut, kuku, bibir dan organ kelamin bagian luar), gigi dan rongga mulut untk
10
menyembuhkan suatu
mengobati
termasuk
kosmetik perawatan
pelembab
dapat
dibedakan
menjadi
dua
tipe, yaitu
bersifathigroskopis,
yang
menyerapuap
air
dari
udara
dan
sawar
kulit.
Namun
dalam
kondisi
tertentu
faktor
ditemukan
di
produk-produk
seperti
kondisioner,
kosmetik, dan produk industri. Asam stearat diekstrak dari berbagai jenis lemak
hewani, lemak nabati, dan beberapa jenis minyak lainnya. Senyawa ini juga
banyak digunakan untuk mengubah konsistensi atau suhu leleh suatu produk,
sebagai pelumas, atau untuk mencegah oksidasi. Dalam dunia kosmetik, asam
stearat digunakan untuk membuat dasar yang stabil bagi deodoran, lotion, dan
krim. Senyawa ini membantu mengikat dan mengentalkan berbagai produk
kosmetik sehingga lebih lembut digunakan serta memiliki waktu simpan lebih
lama. Fakta bahwa titik leleh asam asam stearat jauh di atas suhu tubuh manusia
membuat kosmetik tetap melekat meskipun digunakan dalam waktu lama.
Asam stearat juga digunakan dalam banyak produk makanan karena bersifat
stabil selama penyimpanan dan proses penggorengan.
c. KOH
Senyawakimia dengan rumus kimiaCa(OH)2. Kalsium hidrokida dapat
berupa kristaltak berwarna atau bubuk putih. Kalsium hidroksida dihasilkan
melalui reaksikalsium oksida (CaO) dengan air. Senyawa ini juga dapat
dihasilkan dalam bentuk endapan melalui pencampuran larutankalsium klorida
(CaCl2) dengan larutan natrium hidroksida (NaOH).
d. Olive oil
Minyak zaitun (olive oil) yang terkenal dari daerah Mesir, memiliki
banyak kegunaan. Tidak hanya untuk memasak, minyak zaitun juga memiliki
andil penting dalam kesehatan perempuan.Fungsinya juga digunakan untuk
membersihkan kulit yang sensitif karena dapat memulihkannya. Berguna juga
untuk melembabkan kulit yang kering dan mencegah penuaan dini. Agar
terhindar dari kulit kering dan pecah-pecah, oleskan minyak zaitun di bagian
kulit yang kasar seperti tumit dan siku.
e. Glyserin
Glyserin adalah satu zat yang terbentuk secara alami sewaktu proses
pembuatan sabun. Di pabrik-pabrik sabun komersial, glycerin diekstrak keluar
untuk dijual secara terpisah, karena harganya mahal.glycerin sangat berfungsi
untuk melembutkan kulit. Selain itu glycerin menjaga kelembaban kulit. Ia bisa
menarik kelembaban melalui lapisan-lapisan kulit, dan mencegah pengeringan
13
dan evaporasi, sehingga mengizinkan kulit tetap lentur dan tidak cepat berkerut.
Selain itu, glycerin memperbaiki ketahanan tubuh di kulit, membasmi bakteri,
mencegah radang kulit, memperbaiki kerusakan kulit dan mencegah penebalan
kulit.
f. Nipagin dan nipasol
Bahan pengawet makanan khususnya anti jamur yang juga digunakan
secara luas sebagai pengawet untuk obat-obatan dan kosmetika.
g. BHT
Butylated
hydroxytoluene
(BHT),
juga
dikenal
sebagai
j.
1. Betul-betul tradisional, misalnya mangir, lulur, yang dibuat dari bahan alam
dan diolah menurut resep dan cara yang turun-temurun.
2. Semi tradisional, diolah secara modern dan diberi bahan pengawet agar
tahan lama.
3. Hanya namanya yang tradisional, tanpa komponen yang benar-benar
tradisional dan diberi zat warna yang menyerupai bahan tradisional
2.6.3. Penggolongan Menurut Penggunaanya Pada Kulit
a.
2.
3.
4.
Jenis ini diperlukan untuk merias dan menutup cacat pada kulit sehingga
menghasilkan penampilan yang lebih menarik serta menimbulkan efek
psikologis yang baik, seperti percaya diri (self confidence). Dalam kosmetik
riasan, peran zat warna dan zat pewangi sangat besar.
2.7. Faktor yang mempengaruhi efek kosmetik terhadap kulit
Ada empat faktor yang mempengaruhi efek kosmetikaterhadapkulit yaitu faktor manusia
pemakainya, faktor lingkungan alam pemakai,faktor kosmetika dan gabungan dari ketiganya.
15
1. Faktor manusia Perbedaan warna kulit dan jenis kulit dapat menyebabkanperbedaan reaksi kulit
terhadap kosmetika, karena struktur dan jenispigmen melaminnya berbeda.
2. Faktor iklim Setiap iklim memberikan pengaruh tersendiri terhadap kulit,sehingga
kosmetika untuk daerah tropis dan sub tropis seharusnya berbeda.
3. Faktor kosmetika Kosmetika yang dibuat dengan bahan berkualitas rendah Atau bahan yang
berbahaya bagi kulit dan cara pengolahannya yang kurangbaik, dapat menimbulkan reaksi
negatif atau kerusakan kulit seperti alergi atau iritasi kulit.
4. Faktor gabungan dari ketiganya
Apabila bahan yang digunakan kualitasnya kurang baik, cara pengolahannya kurang baik dan
diformulasikan tidak sesuai denganmanusia dan lingkungan pemakai maka akan dapat
menimbulkan kerusakan kulit, seperti timbulnya reaksi alergi, gatal-gatal, panas dan
bahkan terjadi pengelupasan.Kosmetika memiliki efek terhadap kulit yaitu efek negatif dan
efek positif. Demikian juga untuk kosmetika pemutih yang mempunyai efek positif yaitu
menjadikan kulit lebih cerah atau putih seperti yang diinginkan dan mempunyai efek negatif
yang berbahaya karena dapat menyebabkan kerusakan kulit seperti kulit meradang atau
terkelupas apabila penggunaannya kurang berhati-hati atau tidak sesuai denganpetunjuk
penggunannya.Produk pemutih kulit adalah salah satu jenis produk kosmetikayang
mengandung bahan aktif yang dapat menekan atau menghambat pembentukan melanin atau
menghilangkan melanin yang sudah terbentuk sehingga akan memberikan warna kulit yang lebih putih.
Dampak positif yang dapat diperoleh dari pemakaian kosmetika pemutih
diantaranya yaitu kulit menjadi putih bersih dan bersinar. Keterbatasan pengetahuan
tentang berbagai produk kosmetika pemutih membuat mereka tidak tahu dampak negatif yang
timbul jika tidak berhati-hati. Kosmetika pemutih biasanya mengandung zat aktif
pemutih seperti
hidroquinon
16
Berminyak
Jika Anda mungkin berpikir bahwa kulit berminyak tidak lagi membutuhkan
pelembab, Anda salah. Meski tipe kulit berminyak, Anda tetap membutuhkan nutrisi
wajah yang didapat dari moisturizer. Produk pelembab yang paling cocok untuk jenis
kulit ini adalah yang berlabel non-comedogenic.Label tersebut berarti tidak
menyumbat pori-pori, sehingga meminimalisir jerawat dan komedo. Pilih pelembab
yang bertekstur ringan, bebas minyak dan mudah diserap. Untuk kulit berminyak
sangat cocok menggunakan pelembab berbahan dasar air yang dapat membantu
mengelupaskan komedo dan membuat kulit lebih halus.
b.
Kering
Jika Anda memiliki kulit sangat kering, maka Anda sangat membutuhkan
pelembab. Pilihlah pelembab yang berlabel 'oil-based' atau kaya akan minyak. Produk
pelembab yang mengandung minyak lebih tahan lama dibanding produk yang
mengandung air atau 'water-based'.
c.
Sensitif
Kulit sensitif ditandai dengan kulit kemerahan dan iritasi. Carilah pelembab
berformula lembut, bebas bahan kimia, wewangian dan pewarna. Singkatnya, baca
kandungan di balik kemasan yang tercantum pada produk. Jika kandungan kimia
semakin banyak maka semakin besar berpeluang mengiritasi kulit. Anda bisa mencoba
produk yang berbahan mineral atau organik.
d.
17
18
2.11. Evaluasi
Agar system pengawasan mutu dapat berfungsi dengan efektif, harus dibuatkan
kebijaksanaan dan peraturan yang mendasari dan ini harus selalu ditaati. Pertama, tujuan
pemeriksaan semata-mata adalah demi mutu obat yang baik. Kedua, setia pelaksanaan
harus berpegang teguh pada standar atau spesifikasi dan harus berupaya meningkatkan
standard an spesifikasi yang telah ada.
a. Organoleptis
Evalusai organoleptis menggunakan panca indra, mulai dari bau, warna, tekstur
sedian, konsistensi pelaksanaan menggunakan subyek responden ( dengan kriteria
tertentu ) dengan menetapkan kriterianya pengujianya ( macam dan item ), menghitung
prosentase masing- masing kriteria yang di peroleh, pengambilan keputusan dengan
analisa statistik.
b. Uji homogenitas sediaan
Setiap formula krim tidak diperolehnya butiran-butiran kasar, maka semua
formula sediaan krim dikatakan homogen.
c. Uji stabilitas sediaan
Menurut Ansel (1989), suatu emulsi menjadi tidak stabil akibat penggumpalan
dari pada globul-globul (bulatan-bulatan) dari fase terdispersi. Pengamatan stabilitas
sediaan meliputi pengamatan berupa pecah atau pemisahan fase, perubahan warna dan
bau dari sediaan yang terjadi pada saat sediaan selesai dibuat, 1, 4, 8 dan 12 minggu
penyimpanan pada suhu kamar. Untuk mengatasi kerusakan bahan akibat adanya
oksidasi dapat dilakukan dengan penambahan suatu antioksidan. Kerusakan juga dapat
ditimbulkan oleh jamur atau mikroba, untuk mengatsi hal tersebut dapat dilakukan
dengan panambahan anti mikroba. Anti mikroba yang digunakan adalah nipagin.
19
d. Evaluasi pH
Evaluasi pH menggunakan alat pH meter, dengan cara perbandingan 60 g : 200
ml air yang di gunakan untuk mengencerkan , kemudian aduk hingga homogen, dan
diamkan agar mengendap, dan airnya yang di ukur dengan pH meter, catat hasil yang
tertera pada alat pH meter.
20
2.12. Syaratdarikosmetikapelembab
Syarat-syarat bagi preparat kosmetika pelembab, yaitu:
a. Enak dan mudah dipakai.
b. Jumlah yang menempel mencukupi kebutuhan.
c. Bahan aktif dan bahan dasar mudah tercampur.
d. Bahan dasar harus dapat mempertahankan kelembutan dankelembaban kulit
(Tranggono dan Latifah, 2007).
21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Formulasi
Formula
Bahan
I (ekstrak
buah
alpukat )
Formula
Formula
II
III
(ekstrak
(ektrak
sari jeruk
lidah
bali )
buaya)
Formula
IV (sari
Formula
buah
sendiri
Fungsi
srikaya)
Petrolatum jelly
9,3 %
Polidimetilsiloksan
4,0 %
Paraffin Liquidum
4,0 %
Aqua Demineralisata
68,0 %
100,0 %
100,0 %
100
100,0%
Pelarut
bahan
Cornstarch
3,2 %
pengental /
pewarna
Benzalkonium Klorida
0,8 %
Gliserin
10,0 %
Ekstrak alpukat
0,4 %
Nipagin
0,2 %
0,1 %
0,1 %
0,1%
0,1 %
Nipasol
0,1 %
0,2 %
Asam Stearat
12,0 %
2,0%
12
12,0 %
Setil Alkohol
0,5 %
0,5
0,5 %
Anti
mikroba
bahan
pelembab
Bahan
aktif
Bahan
pengawet
Bahan
pengawet
Bahan
pengemulsi
Bahan
pengemulsi
22
Bahan
Trietanolamin
1,0 %
1,0 %
pengemulsi
dan pelarut
Natrium metabisulfit
0,1 %
0,1 %
Ol. Rosae
3,0 %
3,0 %
5,0 %
5,0 %
0,5 %
KOH
0,7 %
BHT
0,05 %
2,5
Bahan
pengawet
Bahan
pewangi
Bahan
aktif
Bahan
aktif
Bahan
pengikat
Bahan
antioksidan
Bahan
aktif
Pada pembahasan kali ini kami membuat formula sediaan moisturizer cream , bedak itu
sendiri termasuk dalam Kosmetik perawatan kulit yang ditujukan untuk melembabkan kulit
wajah.
Pembahasan kali ini dicobakan 4 formula moisturizer dalam bentuk sediaan cream
dengan kandungan zat aktif yang beda hanya zat tambahannya yang berbeda.
Pada Formula 1
Petrolatum jelly
: bahan pelembab
Polidimetilsiloksan
Paraffin liquidum
: bahan pelembab
Aqua demineralisata
Cornstarch
Benzalkonium klorida
: anti mikroba
Ekstrak alpukat
: zat aktif
23
Gliserin
: bahan pelembab
Nipagin
: bahan pengawet
Nipasol
: bahan pengawet
Keunggulan dari Sediaanini stabil terhadap penyimpanan selama 56 hari, karena tidak
mengalami perubahan konsistensi, warna, dan bau. Demikian pula pada uji mikrobiologi terlihat
selama 56 hari penyimpanan tidak ada mikroorganisme pada media uji. Hal ini menunjukkan
bahwa sediaan dapat bertahan terhadap kontaminasi mikroba.
Pada Formula 2
Asam stearat
: bahan pengemulsi
Setil alkohol
: bahan pengemulsi
Nipagin
: bahan pengawet
Trietanolamin
: bahan pelarut
Natrium metabisulfit
: bahan pengawet
Ol. Rosae
: bahan pewangi
: bahan aktif
Aqua demineralisata
: bahan tambahan
Keunggulan dari sediaan ini Sari buah jeruk bali dapat diformulasikan ke dalam bentuk
sediaan krim dengan tipe emulsi m/a. Sediaan krim yang dihasilkan semuanya homogen dan
tidak menimbulkan iritasi pada kulit. Penambahan sari buah jeruk bali kedalam sediaan krim
dapat mengurangi panguapan air pada kulit. Semakin tinggi konsentrasi sari jeruk bali yang
ditambahkan pada sediaan krim, maka semakin tinggi kemampuan sediaan krim tersebut untuk
mengurangi penguapan air dari kulit.
Formula 3
Aqua demineralisata
Nipagin
: bahan pengawet
Nipasol
: bahan pengawet
Stearic Acid
: bahan pengental
: bahan aktif
KOH
: bahan pengikat
BHT
: bahan antioksidan
24
Keunggulan sediaan ini Aloe vera gel herbal dapat disiapkan dengan mudah dengan
kuantitas yang lebih tinggi dari komponen herbal tanpa menggunakan bahan beracun . Ini dapat
diproduksi secara komersial untuk membersihkan , melembutkan dan memperbaiki tekstur kulit .
Formula 4
Asam Stearat
: bahan pengental
Setil Alkohol
: bahan pengemulsi
Trietanolamin
Nipagin
: bahan pengawet
: bahan aktif
Air suling
Sari buah srikaya (Annona squamosa L.) dapat diformulasikan ke dalam bentuk
sediaan krim pelembab tangan dan badan dengan tipe emulsi m/a. Sediaan krim yang
dihasilkan semuanya homogen, tidak menimbulkan iritasi pada kulit dan stabil pada
penyimpanan selama 12 minggu.
Penambahan sari buah srikaya kedalam sediaan krim pelembab tangan dan badan
dapat mengurangi penguapan air pada kulit. Semakin tinggi konsentrasi sari buah srikaya
yang ditambahkan pada sediaan krim, maka semakin tinggi pula kemampuan sediaan
krim tersebut untuk mengurangi penguapan air dari kulit.
Formula sendiri
100,0%
Fungsi
Pelarut
Nipagin
0,1 %
Asam Stearat
12,0 %
Setil Alkohol
0,5 %
Bahan pengemulsi
Trietanolamin
1,0 %
0,1 %
Bahan pengawet
Natrium
metabisulfit
Bahan pengawet
Bahan
pengemulsi/bahan
pengikat/pengental
25
Ol. Rosae
Sari
Buah
Jeruk
Bali
3,0 %
Bahan pewangi
5,0 %
Bahan aktif
Cara pembuatan
Pembuatan Sari Buah Jeruk Bali
Buah jeruk bali 3.560 gram dikupas kulitnya kemudian daging buah jeruk bali dipotongpotong menjadi bagian yang lebih kecil sehingga menjadi 2.600 gram lalu dihaluskan dengan
juicer sehingga menghasilkan juice jeruk bali 1.000 ml, ditambahkan natrium metabisulfit 0,1%
dan dikeringkan dengan freeze dryer selama 72 jam pada suhu -40oC dengan tekanan 2 atm,
sampai diperoleh ekstrak kental sebanyak 75 gram.
Formulasi Krim
Konsentarsi sari buah jeruk bali yang digunakan yaitu: 5%, Adapun formula
yangdigunakan dapat dilihat pada Tabel diatas.
Pembuatan Krim
Asam stearat dan setil alcoholdimasukkan ke dalam cawan penguapdan dilebur di atas
penangas air (massaI). Nipagin dilarutkan dalam air panaslalu ditambahkan natrium
metabisulfitdan trietanolamin (TEA) diaduk sampailarut (massa II). Lalu massa IIditambahkan
ke dalam massa I di dalamlumpang panas sambil digerus secaraterus menerus hingga terbentuk
dasarkrim. Sari buah jeruk bali digerus laluditambahkan sedikit demi sedikit dasarkrim. Terakhir
ditambahkan 3 tetesparfum dan digerus sampai homogen.
d) Rumus Bangun :
26
e)
Pemerian : Zat pada keras mengkilat menunjukkan susunan hablur putih ayau kuning
pucat mirip lemak lilin.
f)
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam 20 bagian etanol (95%) P, dan
dalam 2 bagian kloroform P dan dalam 3 bagian eter P.
Stabilitas :
ditambahkan ke dalam asam stearat. Disimpan dalam wadah tertutup di tempat yang
sejuk dan kering.
Suhu lebur : tidak kurang dari 54oC (FI III), 69oC-70oC (HOPE)
j)
Rumus Bangun :
f)
Pemerian : Berwarna sedikit kuning muda (pucat), berbentuk cairan, berbau ammonia
sedikit.
g) Kelarutan : Becampur dengan acetone, karbon tetraklorida, metanol dan air, 1:24
dalam benzena, 1:63 dalam etileter.
27
pH: 10.5
j)
Penyimpanan : Tempat yang tertutup rapat (kedap udara), terlindungi dari cahaya.
Simpan dalam keadaan sejuk dan kering.
m) Inkompatibilitas : Bereaksi dengan asam mineral menjadi bentuk garam kristal dan
ester. Dengan asam lemak yang tinggi, TEA membentu garam yang larut dalam air
dan mempunyai karakteristik seperti sabun. TEA beraksi dengan tembaga yang
membentuk kompleks garam. TEA juga dapat bereaksi dengan reagen seperti tionil
klorida.
n) Kadar : 2-4 %
NIPAGIN
a)
Rumus Bangun :
28
f)
Pemerian : Kristal putih atau bedrupa serbuk, berbau lemah atau hampir tidak berbau,
rasa khas (kuat)
g) Kelarutan : Praktis tidak larut dalam minyak mineral, 1:2 etanol, 1:3 etanol (95%), 1:6
etanol (50%), 1:10 eter, 1:60 gliserin, 1:200 minyak kacang, 1:5 propilenglikol, 1:400
air, 1:50 air suhu 50oC, 1:30 air suhu 80oC.
h) Khasiat : Bahan antimikroba
i)
pH: 4-8
j)
Penyimpanan : Disimpan dalam tempat tertutup rapat dalam keadaan sejuk dan kering.
d) Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak bebau, dan tidak berasa.
e)
29
d. Kelarutan : Mudah larut dalam etanol (95%) dan eter, kelarutan meningkat dengan
meningkatnyasuhu; praktis tidak larut dalam air. Mampu dicampur ketika dilarutkan
dengan lemak, larutan danparaffins padat, dan isopropyl miristat.
e. Stabilitas : Stabil di asam, alkali, cahaya, dan udara; itu tidakmenjadi tengik. Ini harus
disimpan dalam wadahtertutup baik di tempat sejuk dan kering.
Natrium metabisulfit (fi iv, hal. 596; martindale 2005 hal.1193; excipient hal. 451)
a.
Pemerian : Hablur putih atau serbuk hablur putih kekuningan, berbau belerang
dioksida
b.
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan dalam gliserin, sukar larut dalam etanol
c.
Kegunaan : Antioksidan
d.
e.
pH : 3,5 5
f.
g.
Sterilisasi : Filtrasi
: Tidak berwarna atau kuning, bau menyerupai bunga mawar, rasa khas,
c. Khasiat
: Pengharum/pewangi
d. Konsentrasi : 0,01%-0,05%.
e. Stabilitas
30
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Menurut Ansel (1989), suatuemulsi menjadi tidak stabil akibatpenggumpalan dari pada
globul-globul(bulatan-bulatan) dari fase terdispersi.Pengamatan stabilitas sediaan meliputi
pengamatan berupa pecah ataupemisahan fase, perubahan warna danbau dari sediaan yang terjadi
pada saatsediaan selesai dibuat, 1, 4, 8 dan 12minggu penyimpanan pada suhu kamar. Untuk
mengatasi kerusakan bahanakibat adanya oksidasi dapat dilakukandengan penambahan suatu
antioksidan.
Stabilitas dari suatu sediaan farmasi dapat dilihat dari ada tidaknya perubahan warna, rasa
dan bau selama penyimpanan. Perubahan-perubahan tersebut dapat terjadi jika bahan-bahan yang
terdapat dalam sediaan tersebut teroksidasi. Suatu sediaan emulsi dikatakan tidak stabil jika
mengalami flokulasi, creaming dan koalesensi. Flokulasi merupakan proses yang terjadi antara
droplet dari fase internal emulsi dimana droplet tersebut bergabung menjadi suatu partikel besar
tetapi dengan pengocokan sedikit akan terdispersi sempurna . Koalesensi merupakan agregasi
antara dua partikel dimana jika dua partikel tersebut bergabung, maka akan membentuk satu
partikel besar, secara visual akan terlihat adanya pemisahan (Barel dan Maibach, 2001).
Creaming terjadi jika agregat dari bulatan fase dalam mempunyai kecendrungan yang
lebih besar untuk naik ke permukaan emulsi atau jatuh ke dasar emulsi tersebut daripada
partikel-partikelnya sendiri. Dikenal dua macam creaming yaitu up ward creaming dimana
terjadi pembentukan massa krim ke atas yang disebabkan berat jenis fase terdispersi lebih kecil
daripada berat jenis fase pendipersi dan down ward creaming yaitu terjadi pembentukan massa
krim kebawah yang disebabkan berat jenis fase terdispersi lebih besar daripada berat jenis fase
pendispersi. Oleh karena itu utnuk meningkatkan stabilitas emulsi, maka perbedaan fase
terdispersi dan fase pendispersi harus sekecil mungkin ( Ansel, 1989).Kami memilih formulasi
ini karena sediaan moisturizer cream dengan ekstrak sari buah jeruk ini dapat diformulasikan ke
dalam bentuk sediaan krim dengan tipe emulsi m/a. Sediaan krim yang dihasilkan semuanya
homogen dan tidak menimbulkan iritasi pada kulit. Krim ini juga stabil pada penyimpanan
selama 12. Penambahan sari buah jeruk bali kedalam sediaan krim dapat mengurangi panguapan
air pada kulit. Semakin tinggi konsentrasi sari jeruk bali yang ditambahkan pada sediaan krim,
31
maka semakin tinggi kemampuan sediaan krim tersebut untuk mengurangi penguapan air dari
kulit.
32
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, H.C. (1989). Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi Keempat.Jakarta: Universitas
Indonesia. Hal377, 389.
Anief, M. (2004). Ilmu Meracik Obat, Teori dan Praktik. Yogyakarta:Gadjah Mada University
Press.Hal.132.
Ditjen POM. (1979). Farmakope Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta:Jakarta: Departemen
Kesehatan RI.Hal 8.
33