Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
298 tayangan8 halaman

Laporan Kosmet Sampo

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 8

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kata sampo dalam penggunaan bahasa Inggris kembali ke 1762,
dengan arti "memijat". Kata itu pinjaman dari Anglo-India sampo, pada
gilirannya dari champo Hindi, imperatif champna, "untuk menekan,
meremas otot-otot, pijat".
Sampo (bahasa Inggris: Shampoo) adalah sejenis cairan, seperti
sabun, yang berfungsi untuk meningkatkan tegangan permukaan kulit
(umumnya kulit kepala) sehingga dapat meluruhkan kotoran
(membersihkan). Kegiatan membersihkan kulit kepala dan rambut ini
disebut keramas. Pada saat keramas, individu dianggap melakukan
perawatan dengan mencuci rambut dan kulit kepala agar bersih dari
minyak, debu, serpihan kulit, dan kotoran lain yang menempel dirambut
seiring aktivitas yang dilakukannya.
Dalam pengertian ilmiahnya, sampo didefinisikan sebagai yaitu
sediaan yang mengandung surfaktan dalam bentuk yang cocok dan
berguna untuk menghilangkan kotoran dan lemak yang melekat pada
rambut dan kulit kepala agar tidak membahayakan rambut, kulit kepala,
dan kesehatan si pemakai.
Sampo pada umumnya digunakan dengan mencampurkannya
dengan air dengan tujuan untuk melarutkan minyak alami yang
dikeluarkan oleh tubuh untuk melindungi rambut dan membersihkan
kotoran yang melekat. Namun tidak semua sampo berupa cairan atau
digunakan dengan campuran air, ada juga sampo kering berupa serbuk
yang tidak menggunakan air. Sampo kering ini selain digunakan oleh
manusia, lebih umum digunakan untuk binatang peliharaan seperti kucing
yang tidak menyukai bersentuhan dengan air ataupun anjing. Beberapa
industri yang memproduksi sampo atau perawatan rambut umumnya juga
mengeluarkan produk kondisioner dengan tujuan untuk mempermudah
pengguna sampo menata kembali rambutnya.
1.2 Tujuan Percobaan
1. Mengetahui karakteristik bahan yang digunakan dalam sediaan shampo.
2. Mengetahui formulasi sediaan shampo.

1
3. Memahami pembuatan sediaan shampo.
4. Mengevaluasi sediaan shampo.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, Shampo adalah sabun cair untuk
mencuci rambut dan kulit kepala, terbuat dari tumbuhan atau zat kimia. Fungsi
shampo pada intinya adalah untuk membersihkan rambut dan kulit kepala dari
kotoran yang melekat sehingga factor daya bersih (Clearsing ability) merupakan
suatu hal yang penting dari produk shampoo.(Pramono;2002)
Secara garis besar , produk shampoo dibagi menjadi 2 jenis, yaitu
shampoo tradisonal dan shampoo modern. Shampoo tradisonal atau lebih tepatnya
sampo nabati mempunyai ciri-ciri: bahan baku utamanya berasal dari sayuran atau
buah-buahan, seperti wortel, seledri, jeruk nipis, merang dan lidah buaya, proses
pembuatannya sangat sederhana, yaitu mengambil sarinya (dengan cara
pemarutan,pemerasan dan penyaringan) kemudian ditambah air.

2
Keistimewaan sampo jenis ini, anatara lain bahan baku mudah didapat,
tanpa efek samping, relative murah, serta ramah lingkungan. Kelemahannya
adalah produk tersebut tidak tahan lama. Pada sampo modern sebagian besar
bahan baku tidak merupakan bahan kimia olahan, beberapa diantaranya
ditambahkan bahan nabati.(Listiady;1998)
Fungsi sampo pada intinya adalah untuk membersihkan rambut dan kulit
dari kotoran yang melekat sehingga factor daya bersih (cleansing ability)
merupakan hal yang penting dari suatu produk sampo. Berikut ini diuraikan
beberapa kriteria sampo baik : mempunyai daya bersih yang baik dalam berbagai
kondisi air. Kandungan mineral atau senyawa dalam air antara satu daerah dengan
daerah lain tidak sama. Beberapa daerah memiliki kondisi air yang dapat
menurunkan kemampuan sampo, seperti daya bersihnya berkurang atau busa yang
dihasilkan sedikit. Sampo yang baik adalah dapat menetralisir kelemahan tersebut.
Tidak menimbulkan luka pada kulit kepala dan rasanya pedih dimata saat
digunakan busa yang dihasilkan cukup banyak, mudah dibilas serta tidak
meninggalkan sisa pada rambut dan kulit kepala membersihkan efek mengilapdan
lembut pada rambut sehingga mudah disisir dan ditata mempunyai warna dan
aroma yang menarik.
Berdasarkan bentuk fisiknya, sampo modern selanjutnya disebut sampo
dibagi menjadi 2 jenis, yaitu sampo bubuk (powder shampoo) dan sampo cair
(liquid shampoo). Sampo bubuk pernah populer dua atau tiga dasawarsa alau,
yaitu sampo bubuk dalam kemasan (sachet). Namun dalam perkembangannya
sampo bubuk mulai tersaingi oleh sampo cair. Oleh karena itu, sampo cair inilah
yang menjadi pokok bahasan.(.Garianto W;2007).
Sampo cair dapat dikategorikan menjadi beberapa jenis yaitu sampo clear,
sampo opak (buram /tidak tembus cahaya), serta sampo mkrim. Berdasarkan
jenisnya tersebut kemudian dihasilkan beragam jenis produk sampo, seperti
sampo telur, sampo pearl, sampo conditioning,sampo krim,sampo anti
ketombe,sampo protein, sampo lunak (sof sampo untuk rambut sensitive), sampo
two in one, shampoo three in one, shampoo tonic, sampo serba guna, bahkan
sampo hewan.(Pramono;2002)

3
BAB III
METODE KERJA

3.1 Alat dan Bahan


Alat : Beaker Glass
Penyaringan (Dapat digunakan penyaring teh)
Mixer
Spatula
Blender

3.2 Prosedur Kerja

Pertama tambahakn bahan :


+ Texaphone
+ Na bikarbonat
+ Ekstrak daun lidah buaya
+ Glyserin
Air suling 200ml

Kemudian setelah larut sempurna, lalu tekan sodium borat


dan sisa air suling ad homogen.

Selanjutnya tekan pewarna, nipagin,dan pewangi ad


homogen.

Kemudian lanjutkan pengujian :


1. Organoleptik : Bau, Warna
2. Kelarutan
3. Penentuan pH
4. Kekentalan
“Kandungan Lauryl Sulfat (tidak dilakukan pada saat ini)”
BAB IV

4
DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Preformulasi
Tabel 1. Formula

FORMULA PERHITUNGAN 1/2 RESEP


Sodium Lauryl Sulfate 25 g
Sodium Bikarbonat 4,5 g
Ekstrak Daun Lidah Buaya 15 g
Gliserin 2g
Sodium Borat 2g
Pewarna Hijau 0,1 g
Pewarna (Lavender) 0,25 g
Metil Paraben 0,1 g
Aquadest 1g

4.2 Hasil Pengamatan


 Organoleptik : Bau = Melon (+++)
Warna = Hijau Muda (+++)
 Kelarutan : Terlarut Sempurna (+++)
 pH : 9
 Kekentalan : -

4.3 Pembahasan
Pada praktikum kali ini kami mebuat sediaan shampo daun lidah
buaya, shampo merupakan salah satu hair care, yang banyak digunakan
oleh masyarakat luas. Sampo adalah suatu sediaan yag terdiri dari
surfactan, pelembut, pembentuk busa, pengental dan bahan tambahan
lainnya. Sampo mempunyai fungsi untuk membersihkan kotoran yang ada
di kulit kepala.

Pertama dilakukan pencampuran Sodium lauril sulfat, Na


bikarbonat ekstrak daun lidah buaya dan Gliycerin dalam beaker glass
berisi air dengan dilakukan pengadukan setiap kali penamabahan bahan.
Proses pengadukan ini mempengaruhi kekentalan sediaan yang dibuat
sehingga pengadukan harus dilakukan dengan cermat.

Penggunaan Sodium lauril sulfat sebagai pembentuk busa dan


merupakan surfactan anionic yang biasa digunakan dalam body care
maupun hair care. Surfactan ini berfungsi untuk mengangkat kotoran yang
ada di kulit. Glycerin yang digunakan dalam formulasi merupakan fase
minyak yang berfungsi sebagai zat pengemulsi yang larut air (fase air),
kedua sediaan ini yang berperan dalam pembentukan cream sampo ini.
Setelah larut sempurna ditambahkan Sodium borat, pewarna, pengawet

5
dan pewangi yaitu metil paraben yang merupakan pengawet larut air.
Kemudian dilakukan pengadukan hingga semua larut sempurna, lalu diuji.

Setelah dilakukan pengujian, sediaan ini menghasilkan bau aroma


melon dengan warna hijau, memiliki kelarutan yang sempurna ketika
diaplikasikan ditangan, memiliki pH 9 dengan kehomogenitasan yang
baik, dan busa yang terbentuk cukup banyak dan tahan lama.

BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan dapat ditarik kesimpulan yaitu:

6
1. Sampo adalah suatu sediaan yag terdiri dari surfactan, pelembut,
pembentuk busa, pengental dan bahan tambahan lainnya.
2. Sampo mempunyai fungsi untuk membersihkan kotoran yang ada di
kulit kepala.
3. Penggunaan Sodium lauril sulfat sebagai pembentuk busa dan
merupakan surfactan anionic yang biasa digunakan dalam body care
maupun hair care.
4. Surfactan ini berfungsi untuk mengangkat kotoran yang ada di kulit.
5. Memiliki pH 10 dengan kehomogenitasan yang baik, dan busa yang
terbentuk cukup banyak dan tahan lama.

DAFTAR PUSTAKA

Permono, Ajar. 2002. Membuat Sampo. Jakarta : Puspa Swara.


Tranggono, Retno I.S. 2011. Ilmu pengetahuan kosmetik. Gramedia.

7
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai