Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Fake Friend

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4

Hembusan angin masuk melalui celah jendela yang sengaja ku buka di sore itu, sepanjang hari

ini langit menangis dengan deras, cuaca masih tak bersahabat. Namun, aku menyukai cuaca seperti ini
seakan dia paham dengan suasana hati ku. Ku hirup udara segar itu ku pejamkan mata untuk mendapat
ketenangan. Nama ku Adel Hanaya, biasa di panggil Adel, aku duduk di kelas 12 salah satu sekolah di
kota ku. Ada kisah yang ingin ku ulang dan ku perbaiki semua, aku kembali termenung di depan jendela
tanpa ku sadari air mata ini kembali menetes, aku tak menangis hanya saja air mata ini jatuh dengan
sendiri nya, ku usap pipi ku ku lebarkan senyumku saat ku dengar suara yang tak asing lagi di telinga ku,
ya dia ibu ku, orang yang sangat berharga bagi ku.

“ del.. ayok makan sup dulu, nanti keburu dingin “

Suara itu berasal dari pintu kamar ku, terlihat seseorang yang terseyum lebar dengan
semangkuk sup di tangan nya. Aku hanya mengangguk dan tersenyum. Ku tutup jendela nya dan segera
bergegas ke ruang makan dimana orang orang yang ku sayang sedang menunggu ku.

Ini sudah malam, libur panjang akan di mulai dari besok, aku akan bertapa di rumah sepanjang
libur tak ada rencana kemana pun, aku lebih suka membaca novel di kamar. Hal itu mulai terjadi setelah
dia sudah tak di sini lagi,aku mulai tertutup dan menyendiri.

Iyaa, dia zawil, adik kelas ku yang sempat ada di hati ini sebagai penyemangat ku, lalu kemana
dia sekarang ? dia bukan pergi atau menghilang, tapi aku yang melepaskan nya, dan itu adalah
penyesalan terbesar ku, aku telah menyakiti hati ku sendiri dengan keputusan yang ku buat.

Saat aku masih kelas 7, dan dia adalah anak tahun ajaran baru . Aku selalu datang terlamabat
kesekolah dengan alasan rumah jauh, aku di kenal dengan anak yang bandel di sekolah tapi berprestasi.
Aku jatuh cinta pada pandangan pertama dengan nya.

Hari itu, aku datang terlambat, di sekolah sudah ramai murid murid baru yang mau ikut tes
masuk sekolah, aku berlari karna sudah terlambat, tapi aku kalah cepat dengan guru killer yang masuk
ke kelas ku, alhasil aku gak boleh masuk dan berdiri di depan pintu. Malu banget soal nya banyak calon
adek adek kelas yang liat, tapi aku berusaha tetap tenang, syukur masih ada yang lebih terlambat dari
aku, ya dia munar, teman sekelas aku yang juga sering terlambat dengan alasan yang sama, karna
tempat tinggal kita berdekatan. Kami sudah berdiri sekitar 15 menit, karna bosan aku mencoba untuk
menghibur diri, mulai dari nyanyi sampai main teka teki, dan saat itu aku bertemu zawil, saat itu dia
sangat polos. Dia berdiri sedikit jauh dari ku namun tepat di hadapan ku. Dia melihat ke arah ku, saat
aku menatap nya kembali dia langsung membuang muka nya, dan dari saat itu aku mulai penasaran
dengan nya, dia benar benar lucu, pipi nya yang tembem, mata sipit dan kulit putih mengingatkan ku
dengan oppa oppa korea ku .

Dari hari itu hanya dia yang ada di ingatan ku, aku sudah tak sabar dengan tahun ajaran baru.

Setelah ramadhan dan lebaran selesai, sekolah di mulai, aku sudah tak sabar ingin melihat wajah nya
dan ingin ku tunjukkan pada teman ku yang lain. Sampai di sekolah ku hanya mencari cari dia.

“ cari siapa sih del?” Tanya dila


“ ah enggak, mau cari adik kelas yang aku ceritain hari tu” jawab ku

“ lu cari lah sampai ketemu “ jawab dila dengan nada jutek

Dan setelah beberapa saat aku menemukan nya, dia berjalan dengan teman teman nya menuju
arah koperasi sekolah yang ada tidak jauh dari kelas ku. Tak henti aku terus memandang nya, dan
membuat ku makin penasaran siapa nama nya.

Beberapa bulan kemudian, aku mulai cari tau nama nya, dila sahabat ku juga ikut membantu ku,
aku kenal dengan seorang teman zawil, dia adalah adik kelas ku semasa sd, aku bertanya pada nya lewat
chat facebook siapa nama teman dia yang kuli putih matanya sipit itu. Dia tak langsung menjawab,
banyak pertanyaan yang di ajukan ada ku, aku terus memaksa nya dan akhirnya dia memberitahu ku
bahwa nama teman nya itu Zawil (nama panjang rahasia aja ya ). Dan hanya nama itu yang terus ku
ingat.

Kami tidak pernah menyapa, bahkan lama kelamaan aku sudah tak bisa menatap dia secara
langsung, seperti hati ini akan berhenti berdetak. Dan tanpa aku sadari, dila sahabatku juga menyukai
zawil. Aku sempat membenci nya karna aku lebih dulu mengenal zawil, namun aku sadar, ngapain
ngebenci orang sedangkan zawil aja gak kenal sama aku dan aku bukan siapa siapa nya. Jadi sampai saat
itu aku hanya jadi pengagum rahasia nya saja.

Setahun berlalu, sekarang sudah ujian kenaikan kelas, aku akan naik kelas 9. Dan sudah satu
tahun aku jadi pengagum rahasia nya. Saat itu kelas zawil pindah di deratan kelas ku, hanya terpisah
dengan satu kelas saja, otomatis tiap hari dia akan melewati kelasku untuk pergi menuju kelas nya. Dan
tiap hari aku akan bertatapan dengan nya, petama sih senang karna bisa liat dia lebih sering. Tapi itu
berubah sejak kabar dia punya pacar  dia pacaran dengan anak seangkatan nya namun beda kelas. Ah
itu sakit banget, aku mau apa sekarang? Ngebenci pacar nya? Oh tidak aku gak akan jadi orang seantis
gitu, tapi aku coba buat terima semua. Dan itu terbalas, mereka gak pacaran lama, di pertengah
semester kabar mereka putus tersebar. Dan itu buat aku senang banget, aku juga gak tau sih kenapa
meraka putus.

Hari senin, zawil jadi pemimpin upacara, wah dia benar benar cool, tak heran banyak yang
menyukai nya di sekolah, ibaratkan dia idol di sekolah. Yang biasa nya aku paling males berdiri di
barisan depan eh hari itu sengaja berdiri paling depan .

Dan gak terasa sudah semester 2, dan aku mulai ikut berbagai ujian untuk lulus sekolah. Ada
rasa sedih karna bentar lagi mau pisah sama teman teman dan gak bisa liat zawil tiap hari lagi . Jika
sampai aku lulus gak ada perkembangan aku dengan zawil, ya sudah lah bearti selama ini aku hanya
pengagumnya, karna memang aku tak pernah berani untuk menyapa nya, padahal sangat sering dia
lewat di depan kelas ku saat aku sedang menyapu, bahkan dia sering liat aku kalau lagi duduk di depan
kelas, raut wajah nya yang mau senyum tapi kayak gak berani gitu, karna pernah dia senyum ke aku tapi
aku lupa balas nya, sangking terlalu gugup.
Bulan depan aku sudah mulai masuk sekolah baru, aku pikir masalah zawil akan segera berakhir,
tapi ternyata ini adalah permulaan nya, mungkin allah mendengar tiap doa ku, dan mebalas rasa sabar
ku selama ini.

Sekarang aku sudah kelas 10, aku sekolah tak jauh dari sekolah ku dulu, sekolah nya tetanggaan.
Aku masih sering mengunjungi sekolah dulu karna masih banyak surat surat yang belum di urus, aku
juga menyempatkan untuk melihat zawil, dan hari itu pertama kali aku menyapa nya, aku
mengunjungi sekolah lama untuk selip jari dan aku bertemu dengan nya di depan kelas ku dulu yang
sekarang jadi kelas nya, aku tersenyum kearah nya dan dia membalas dengan senyum yang begitu
indah. Kenapa gak dari dulu aku senyum duluan kek gitu.. ah bodoh emang.

Sejak saat itu kita mulai dekat, entah dari mana zawil dapat pin bbm aku, tiba tiba dia nginvite
ya langsung aku terima saja. Pertama sih ngak pernah bbman. Trus aku beraniin diri buat komen salah
satu status nya, eh ternyata di balas . Dan dari itu kita sering bbman, bahkan sampai ada gak tidur
semalaman sampai subuh, aku minta dia nyanyi dan lain nya lah. Hari hari ku benar benar sempurna,
sampai aku dan dia mulai pakai kata sayang pas bbman, itu benar benar di luar perkiraan aku, kayak di
notice idola hehehe . Dan tanpa ku sadari ternyata dila masih menyimpan rasa sama zawil, aku lupa
dengan hal itu, aku sering bercerita kedekatan aku dengan zawil pada nya. Dan kayak nya dila sakit hati,
sikap dia mulai berubah, kayak lebih cuek dan cepat marah.

Sampai hari itu, zawil ngajak aku jadian, dari dulu aku sudah menggharapkan hal ini terjadi,
namun entah kenapa aku bimbang begini, aku gak mau bahagia sedang kan dila nanti nya akan terluka,
tapi aku juga gak ingin ngorbanin perasaan aku, jadi aku tetap terima zawil tapi tidak sepengetahuan
dila. Aku mencoba menyembunyikan hubungan kita dari dila, aku gak ingin dia sedih.

Satu bulan sudah kita pacaran, ada rasa bahagia dan rasa khawatir juga, aku masih mikir tentang
perasaan dila, seperti dila mengetahui semua nya, sikap nya makin berbeda, dia seperti curiga. Hati ini
semakin bimbang, aku terus berpikir apakah ku akhiri saja hubungan ku dengan zawil, aku ingin seperti
dulu lagi dengan dila, tak secanggung sekarang.

Hari itu aku dan zawil akan bertemu, aku memutuskan untuk menjelaskan semuanya pada zawil
dengan berat hati. Aku menceritakan apa yang terjadi antara aku dan dila setelah kita pacaran, dan zawil
seperti tak menerima keputusan ku, tapi dia juga tak ingin melihat persahabatan aku dengan dila hancur
karna nya, setalah sejenak berpikir akhir nya zawil memutuskan untuk mengakhiri hubungan kita dengan
tidak ikhlas, aku bisa melihat dari wajah nya, dan air mata itu, aku membuat orang yang aku sayang yang
aku perjuangkan dari 3 tahun lalu menangis .

Aku pulang dan merenungkan lagi, aku yakin ini pilihan yang tepat, ini adalah keputusan yang
tepat, bukankah aku sahabat yang baik? Yang rela mengorbankan perasaannya demi sahabat. Aku buat
diri ini tersenyum kembali. Aku mengabari zawil, bbm nya tidak aktif, pesan ku hanya di ceklist, mungkin
dia butuh waktu.
Dan malam itu zawil nge ping aku, dan minta maaf karna gak balas bbm aku tadi, dan dia cerita
kalo dia masih gak bisa terima ini, tapi dia akan berusaha. Dan aku mencoba meyakini nya, aku
mengatakan kita masih bisa jadi teman kok, kalau memang kita jodoh nanti juga pasti akan bersama lagi.

Semester depan zawil akan lulus, dan akan lanjut ke tingkat selanjutnya, aku berharap zawil
akan masuk lagi satu sekolah dengan ku, tapi tidak. Zawil akan masuk pasantren, dia harus menuruti
orang tua nya, jika itu yang terbaik kenapa tidak, meski ada rasa gak senang karna kita pasti akan lebih
jauh tapi ya sudah lah, setidaknya zawil bisa sedikit lebih tenang,dan keadaan akan kembali membaik.
Namun semua nya salah, sahabat yang ku pertahankan sekarang telah pergi, dia lebih memilih teman
baru daripada aku, dia lebih senang dengan teman baru nya, pertama hanya teman biasa, saling
bersapa, tapi lama kelamaan dila mulai menjauh dari ku, bahkan dia jarang menyapa ku, dia hanya
berbicara topik topik tertentu saja. Dan itu sangat tidak menyenangkan, aku pertanyakan pada dila
kenapa dia berubah? Namun dia menjawab bahwa dia tidak berubah, dia hanya ingin dunia baru saja.

Dan setelah itu dila benar benar pergi, dia benar benar meninggalkan ku, sekarang dia adalah
sahabat orang lain, dia bukan sahabat ku lagi, dia tidak pernah menegur ku lagi padahal masih satu
kelas, adakah yang paham perasaan ku? Setelah ku korbankan semua nya, dan sekarang apa yang ku
dapat kan, apa ini karma? Atau apa ? apa ini balasan karna aku telah menyakiti zawil dengan keputusan
yang ku buat?

Penyesalan sudah tidak ada guna, waktu tak bisa ku putar, aku tak bisa meminta zawil kembali,
aku tak bisa mengatakan pada dila jangan pergi, dan sekarang aku benar benar hancur, tak ada sahabat
tak ada cinta lagi, bahkan kini zawil benar benar lupa dengan ku, dia berhasil melupakan aku, kita tak
pernah bertegur sapa lagi sejak dia masuk pasantren bahkan lewat sosmed pun tak pernah lagi, apa lagi
bertemu. Dan sekarang sudah hampir 3 tahun tak menyapa dan bertemu. Rindu ? jelas sangat rindu,
harus bagaimana? Aku hanya bisa menangis jika hati ini begitu rindu, bagaimana jika aku rindu sahabat
ku? Sama seperti itu, aku hanya bisa memutar memori indah, andaikan dila tau pengorbanan ku apa dia
akan kembali? Namun aku sudah tak berharap lagi, aku akan menjalani hari hari ini dengan begitu saja,
dengan bayangan diri ku sendiri dan penyesalan yang begitu dalam. Jika ada kesempata ku bersapa
dengan mu zawil, akan ku katakan beribu maaf lagi, dan mengatakan bahwa keputusan ku dulu salah,
jika kita terus bersama mungkin ku hanya kehilangan satu orang saja, dan sekarang aku kehilangan kamu
dan sahabat ku…

#TERIMAKASIH UNTUK YANG TELAH MEMBACA,


MAAF JIKA ADA PENULISAN YANG KURANG TEPAT #

Anda mungkin juga menyukai