Laporan Praktikum
Laporan Praktikum
Laporan Praktikum
ANALISIS FARMASI
PENETAPAN KADAR PARACETAMOL
DENGAN SPEKTROFOTOMETRI UV
Disusun oleh :
A. Tujuan
Praktikan mengetahui langkah penetapan kadar paracetamol dengan spektrofotometri
uv yang sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
B. Tinjauan Pustaka
Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorbn suatu
sampel sebagai fungsi panjang gelombang sedangkan panjang pengukuran
menggunakan spektrofotometer. Metode yang digunakan disebut sebagai
spektrofotometri. Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu
pemeriksaan visual dengan studi yang lebih mendalam dari absorbsi energi. Absorpsi
radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai pajang gelombang dialirkan oleh
suatu perkam untuk menghasilkan spektrum tertentu yang khas untuk komponen yang
berbeda.
(Saputra, 2009)
REM mempunyai vektor listrik dan vektor magnet yang bergetar dalam
bidang-bidang yang tegak lurus satu sama lain dan masing-masing tegak lurus pada
arah perambatan radiasi. Berbeda dengan spektrofotometri visible, pada
spektrofotometri UV berdasarkan interaksi sampel dengan sinar UV. Sinar UV
memiliki panjang gelombang 190-380 nm. Sebagai sumber sinar dapat digunakan
lampu deuterium.
(Khopkar, 2010)
Paracetamol merupakan obat yang sering digunakan untuk mengobati demam
dan nyeri ringan seperti sakit kepala dan nyeri otot. Meskipun aman dikonsumsi pada
dosis terapeutik, namun overdosis obat yang disebabkan oleh pemakaian jangka
panjang ataupun penyalahgunaan masih sering terjadi. Overdosis paracetamol akan
mengakibatkan terjadinya nekrosis sel hepar daerah sentrolobuler yang dapat
menyebabkan gagal hepar akut. Ketika terjadi overdosis, kadar glutathion-SH (GSH)
dalam sel hati menjadi sangat berkurang yang berakibat kerentanan selsel hati
terhadap cedera oleh oksidan dan juga memungkinkan N-asetil-p-benzokuinon
(NAPQI) berikatan secara kovalen pada makromolekul sel yang menyebabkan
disfungsi berbagai sistem enzim.
(Goodman & Gilman, 2008)
Parasetamol atau asetaminofen adalah turunan apara-aminophenol memiliki
khasiat sebagai analgesik, antipiretik, danaktivitas antiradang yang lemah.
Parasetamol merupakan metabolit henasen dengan efek antipiretik yang ditimbulkan
oleh gugus amino benzena dengan efek analgetik parasetamol menghilangkan atau
mengurangi nyeri ringan sampai sedang. Efek antiinflamasi sangat lemah.
Parasetamol diabsorpsi cepat dan sempurna melalui saluran cerna. Konsentrasi
tertinggi dalam plasma dicapai dalamwaktu ½ jam dan masa penuh plasma antara 1-3
jam. Dalam plasma25% paracetamol terikat oleh plasa, dimetabolisme oleh enzim
mikrosom dihati.
(Sulistia, 2007)
Dibuat larutan baku paracetamol (dimasukkan 16,6 mg paracetamol dalam labu takar
50 mL dan dilarutkan dengan methanol sampai tanda batas sehingga akan diperoleh
konsentrasi 332 ppm).
Data Replikasi :
Berat Berat Berat Berat
(mg) (mg) (mg) (mg)
A B C D
Kertas
240 170
koson 260 150
g
Kertas 390 280 370 300
+ zat
Kertas 290 120 210 140
+ sisa
Berat
100 160 160 160
zat
Konsentrasi sampel
y = 880,232558139535 x + 0,0135465116279069
y−0,01354
x=
880,2325
A = 0,00067 mg/mL
B = 0,000719 mg/mL
C = 0,000804 mg/mL
D = 0,000972 mg/mL
%b/v = x . fp
A = 0,00067 x 125 = 0,08375 %
B = 0,000719 x 125 = 0,089875 %
C = 0,000804 x 125 = 0,1005 %
D = 0,000972 x 125 = 0,1215 %
% b/v
%b/b =
g /100 mL
0,08375 %
A = = 83,75%
0,1 g /100 mL
0,089875 %
B = = 56,17%
0,16 g /100 mL
0,1005 %
C = = 62,81%
0,16 g /100 mL
0,1215 %
D = = 75,94%
0,16 g /100 mL
F. Pembahasan
Analisis kimia bertujuan untuk mengetahui komposisi suatu zat atau campuran
zat yang merupakan informasi kualitatif mengenai ada atau tidak adanya suatu unsur
atau komponen dalam contoh. Selain itu juga untuk mengukur jumlah atau banyaknya
unsur yang diteliti atau dengan perkataan lain adalah untuk mengetahui data
kuantitatif, juga dapat dipakai untuk menentukan struktur suatu zat. Dalam analisis
kimia dikenal berbagai macam cara untuk mengetahui data kualitatif dan kuantitatif
baik yang menggunakan suatu peralatan optik (instrumen) ataupun dengan cara basah.
Alat instrumen biasanya dipergunakan untuk menentukan suatu zat berkadar rendah,
biasanya dalam satuan ppm (part per million) atau ppb (part per billion). Salah satu
metode sederhana untuk menentukan zat organik dan anorganik secara kualitatif dan
kuantitatif, yaitu dengan metode Spektrofotometri Ultra-violet dan Sinar Tampak.
Prinsip kerjanya berdasarkan penyerapan cahaya atau energi radiasi oleh suatu
larutan. Jumlah cahaya atau energi radiasi yang diserap memungkinkan pengukuran
jumlah zat penyerap dalam larutan secara kuantitatif (Pescok et al. 1976 dan Skoog &
West, 1971).
Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur absorbansi
denga cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu objek
kaca atau kuarsa yang disebut kuvet. Sebagian dari cahaya tersebut akan diserap dan
sisanya akan dilewatkan. Nilai absorbansi dari cahaya yang dilewatkan akan
sebanding dengan kosentarasi larutan yang didalam kuvet. Metode Spektrofotometri
Ultra-violet
dan Sinar Tampak berdasarkan pada hukum lambert-beer. Hukum tersebut
menyatakan bahwa jumlah radiasi cahaya Tampak, Ultra-violet dan cahaya-cahaya
lain yang diserap atau ditransmisikan oleh suatu larutan merupakan suatu fungsi
eksponen dari konsentrasi zat dan tebal larutan.
Berbeda dengan spektrofotometer visible, pada spektrofotometer UV
berdasarkan interaksi sample dengan sinar UV. Sinar UV memiliki panjang
gelombang 190-380 nm. Sebagai sumber sinar dapat digunakan lampu deuterium.
Deuterium disebut juga heavy hidrogen. Karena sinar UV tidak dapat dideteksi oleh
mata kita, maka senyawa yang dapat menyerap sinar ini terkadang merupakan
senyawa yang tidak memiliki warna, bening dan transparan. Oleh karena itu, sample
tidak berwarna tidak perlu dibuat berwarna dengan penambahan reagent tertentu.
Bahkan sample dapat langsung dianalisa meskipun tanpa preparasi. Namun perlu
diingat, sampel keruh tetap harus dibuat jernih dengan filtrasi atau centrifugasi.
Prinsip dasar pada spektrofotometri adalah sample harus jernih dan larut sempurna.
Tidak ada partikel koloid apalagi suspensi.
Tujuan dari percobaan ini yaitu melakukan penetapan kadar paracetamol
dengan spektrofotometri UV. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah
pembuatan larutan baku. Menurut Chang (2005), larutan standart adalah larutan yang
sudah diketahui konsentrasinya secara pasti dan suatu larutan yang mengandung suatu
gram zat dengan berat ekuivalen tertentu dalam volume tertentu. Larutan standar
biasanya dinyatakan dalam besaran normal (N). Larutan standar ini nantinya akan
menjadi pembanding ketika pembacaan larutan sampel. Larutan standar dibuat dengan
memasukkan 16,6 mg paracetamol dalam labu takar 50 mL dan dilarutkan dengan
methanol sampai tanda batas.
Setelah itu, dilakukan penentuan panjang gelombang maksimum. Menurut
Darusman (2003), panjang gelombang pada setiap proses penentuan absorbansi
berada pada panjang gelombang maksimum. Hal ini disebabkan karena respon sinyal
(absorbansi) berada dalam kondisi maksimum sehingga akan memiliki sensitivitas
yang baik dan limit deteksi yang rendah serta mereduksi kesalahan dalam
pengukuran. Absorbansi dapat dipengaruhi oleh pelarut, pH, suhu, konsentrasi
elektrolit yang tinggi, adanya zat pengganggu, dan termasuk kebersihan pada dinding
tabung. Pada pembuatan 5 seri konsentrasi kurva larutan baku, dilakukan 4x replikasi.
Hal ini bertujuan untuk meminimalisir kesalahan dan juga meminimalisir hasil yang
bias. Kemudian, pembacaan absorbansi dilakukan dengan panjang gelombang
maksimum 245 nm. Setelah diperoleh absorbansi sampel paracetamol pada analisis
spektrofotometri kemudian dihitung dan dihubungkan antara hasil kurva kalibrasi dan
absorbansi sampel berdaarkan perhitungan y=bx+a, persamaan ini akan menghasilkan
koefisien korelasi (r). Dari persamaan tersebut diperoleh persamaan regresi y =
880,232558139535 x + 0,0135465116279069. Konsentrasi didapat dari memasukkan
y−0,01354
nilai absorbansi pada y dengan persamaan x = .
880,2325
Menurut hukum lambert-beer, semakin tinggi konsentrasi maka absorbansinya
akan semakin tinggi pula. Jika dibandingkan dengan hasil pembuatan seri konsentrasi
kurva baku, hal ini sudah sesuai dengan teori yang ada. Dimana pada konsentrasi
0,0009% memiliki rata-rata absorbansi 0,8125 ; 0,0008% memiliki rata-rata
absorbansi 0,71; 0,0007% memiliki rata-rata absorbansi 0,63; 0,0005% memiliki
rata-rata absorbansi 0,45; dan 0,0004% memiliki rata-rata absorbansi 0,37. Perlakuan
selanjutnya yaitu penentuan kadar dari paracetamol dengan menggunakan
spektrofotometer karena secara struktur diketahui bahwa paracetamol memiliki gugus
kromofor dan gugus auxokrom yang menyebabkan senyawa ini dapat menyerap
radiasi pada daerah ultraviolet. Paracetamol memiliki spektrum ultraviolet dalam
suasana asam pada panjang gelombang 245 nm. Adapun konsentrasi paracetamol
yang diperoleh yaitu 0,00067 mg/mL; 0,000719 mg/mL; 0,000804 mg/mL; dan
0,000972 mg/mL, dengan persen kadar 83,75%b/b ; 56,17% b/b; 62,81%b/b; dan
75,94%b/b. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa tablet
paracetamol mengandung asetaminofen tidak kurang dari 95 % dan tidak lebih dari
105 %, serta kesalahan terjadi pada saat pengenceran.
G. Kesimpulan
1. Didapatkan persamaan kurva baku y = 880,232558139535 x +
0,0135465116279069.
2. Didapatkan konsentrasi nilai X sebesar 0,00067 mg/mL; 0,000719 mg/mL;
0,000804 mg/mL; dan 0,000972 mg/mL.
H. Daftar Pustaka
Chang, R. 2005. Kimia Dasar: Konsep- Konsep Inti Edisi III Jilid I. Erlangga.
Jakarta.
Darusman, L. K. 2003. Diktat Kimia Analitik. FMIPA ITB. Press, Bandung.
Goodman, L.S. and Gilman, A. 2008. Dasar Farmakologi Terapi. Hardman KG,
Limbird LE, Aisyah C. (eds). Edisi X. Jakarta: EGC, pp: 682-684.
Khopkar, S.M. 2010. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI-Press : Jakarta.
Saputra, Y.E. 2009. Spektrofotometri. Jakarta : EGC.
Sulistia, Gunawan. 2007. Farmakologi dan Terapi. UI Press : Jakarta.
I. Lampiran
Penugasan
1. Berapa nilai E11cm % dari senyawa yang akan anda tetapkan kadarnya?
Jawab :
Harga E1% 1cm dari paracetamol dalam suasana asam 688 pada 245 nm (Moffat et
al., 2005)
2. Apa pelarut yang anda gunakan untuk melarutkan sampel anda ?
Jawab :
Methanol
3. Berapa konsentrasi larutan stok yang akan anda buat? Jelaskan cara pembuatannya!
Jawab :
0,1 %b/v
Cara pembuatan : ditimbang 100,00 mg pct dan dilarutkan dalam 100,00 mL
methanol
4. Berapa konsentrasi larutan standard yang anda gunakan untuk menetapkan λ max ?
Jelaskan cara pembuatannya dari larutan stok yang anda buat!
Jawab :
0,0005%b/v
Cara pembuatan : untuk membuat larutan 0,0005% sebanyak 5,0 mL dengan 25
mikroL larutan stok ditambah methanol hingga 5,0 mL dalam labu takar.
5. Apa yang dimaksud dengan penimbangan seksama?
Jawab :
Penimbangan dengan batas toleransi (deviasi) penimbangan sebesar ±0,1% dari
jumlah yang akan ditimbang.
6. Mengapa absorbansi sampel harus dibaca pada λ max ?
Jawab :
Hal ini disebabkan karena respon sinyal (absorbansi) berada dalam kondisi
maksimum sehingga akan memiliki sensitivitas yang baik dan limit deteksi yang
rendah serta mereduksi kesalahan dalam pengukuran.
7. Jelaskan mengapa senyawa anda dapat ditetapkan kadarnya dengan spektrofotometri
UV? Lengkapi dengan struktur senyawa.
Jawab :
Karena secara struktur diketahui bahwa paracetamol memiliki gugus kromofor dan
gugus auxokrom yang menyebabkan senyawa ini dapat menyerap radiasi pada daerah
ultraviolet.