Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Pawas B.INDO

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

PERJUANGAN

Andai dulu aku tidak pernah bertemu dengannya mungkin hati ini
tidak akan pernah terluka tapi apalah dayaku yang selalu hidup di
neraka yang bernama kesepian ini.Apakah ini cuman sekedar ujian
ataukah cuman pembelajaran untuk diriku? Entahlah, aku tidak peduli
suatu hari mungkin terulang kembali mau bagaimana lagi inilah
kehidupan terkadang kita berada di atas pun sebaliknya. Tidak ada
kebahagiaan tanpa adanya luka atau pengorbanan jika ada mungkin itu di
syurga jika ingin meraihnya usaha mu apa? Ingat!! Kamu hanya manusia
biasa tempatnya salah dan juga dosa.

Aku tak tahu ini sebuah kisah, motivasi, atau hanya suara hati
bahkan bisa jadi keduanya. Oh ya, aku belum cerita siapa orang ini
yang mungkin bisa merubah hidup ku dan bisa mengisi kekosongan di
dalam hati ini.

Waktu itu, awal masuk sekolah ditengah pandemi yang sedang ganas-
ganas nya beribu-ribu orang yang tewas. Sekolah di ubah yang awal nya
tatap muka menjadi daring, semua siswa di Nusantara mendadak lebih
sering bermain dengan HandPhone daripada dengan temannya.

Aku masuk sekolah untuk yang pertama kalinya, dimulai dengan


perkenalan satu persatu hingga akhirnya entah itu sebuah kebetulan
atau memang takdir. Di absen nomor duapuluh empat dia berdiri dan maju
kedepan memulai perkenalan. Oh ya, maaf sebelumnya. Mungkin kisah ini
bisa jadi menjengkelkan saat kalian baca nanti.

Semenjak hari itu dia selalu melintas di pikiran ku entah apa


maksud Tuhan ini setelah lama tidak memikirkan untuk tak mengenal
cinta tapi saat itu. Fuhh! Benar-benar menjengkelkan aku benci semua
itu. Sebenarnya wajar sih kan manusia mana ada zaman sekarang yang
hidup tidak dengan pasangan, cinta atau apalah itu. Aku tidak tahu
kalau diriku ini tipe orang yang Baperan itulah kekuranganku. Hingga
suatu hari ada seseorang yang menyukai ku tapi bukan
dia yang ku maksud.Itu tak perlu di ceritakan,toh tidak ada seru-
serunya semua menyedihkan jadi aku malas menceritakannya. Tahun ketiga
aku sekolah, semua berjalan seperti biasa tidak ada yang berbeda tidak
ada yang spesial semua seperti biasa. Aku mulai merasa bosan dengan
hidup ini. Mana ada orang yang hidup nya selalu sendiri, ada sih tapi
mungkin dia tak memiliki hati. Kan manusia di ciptakan berpasang-
pasangan jadi wajar lah aku ingin punya pacar.Bukan pacar sih lebih
tepatnya kan aku selalu hidup sendiri aku ingin memiliki teman
bercerita seperti kebanyakan orang.

Aku iri kepada orang-orang itu bisa bercanda bersama pasangannya,


susah senang selalu bersama. Sebenarnya itu dilarang sih oleh agama
tapi menurutku selagi tidak melampaui batas tidak ada salahnya. Oh ya,
ternyata dia yang aku maksud itu ternyata orangnya apatis tahu apatis
kan ituloh yang bodoamat terhadap apapun. Tapi saat aku menduduki
tahun terakhir yang artinya aku sekarang kelas tiga SMA dia mulai
menghilangkan sifat itu dan lebih sering bersama teman-temannya dan
menerima curhatan apapun dari teman-temannya.

Aku dekat dengan dia berawal dari bergurau bersama. Dia itu
sukanya mencoret-coret tanganku, pertanyaannya kenapa harus aku? kan
masih banyak yang lain. Jawabannya simpel karena kalau dia mencoret-
coret tangan ku, aku tidak pernah marah. Memang benar, buat apa juga
marah selagi bisa di hapus kan. Dia tiap-tiap hari saat di kelas
melakukan hal itu saat aku tidur, saat dia gabut, saat bermain.
Sepertinya dia sekolah itu cuman buat coret-coret tanganku tapi tak
apalah selagi dia bahagia akupun bahagia. Hingga suatu hari perasaan
itu muncul kembali secara tiba-tiba.

Seperti saat aku baru pertama kali mengenalnya lewat perkenalan


itu padahal aku sudah tidak memikirkan itu selama ini tapi perasaan
itu muncul kembali. Bodohnya diriku aku mencari semua informasi
tentang nya seperti apakah dia memiliki pasangan, apakah dia mempunyai
seorang mantan kekasih, tipe apa yang dia inginkan dan masih banyak
lagi.
Akhirnya aku mendapatkan salah satunya, ternyata dia sekarang
tidak memiliki pasangan, dia sendiri alias jomblo sama seperti ku.
Bahagia? Iya, aku bahagia tapi itu cuma sementara sampai aku mengerti
kalau aku selama ini cuman sekedar teman ga lebih  juga ga kurang.

Aku benci perasaan ini akhirnya aku berinisiatif untuk


menjauhinya. Tapi dia merasakan itu aku tidak tega akhirnya meminta
maaf dan mengatakan sejujurnya kalau aku menyukai nya, memang kalau
soal perasaan aku tidak bisa berbohong. Di hari itu semuanya menjadi
berubah yang tiap-tiap hari aku bercanda bersama nya sekarang menjadi
canggung artinya tak sedekat dulu bercanda bersama, bermain dan banyak
lagi. Dia ingin aku menjauh darinya, ya mau bagaimana lagi perasaan
itu tidak dapat dipaksakan. Benar kan? Ya jelas lah. Setelah aku
menjauh darinya dia malah sering menghubungiku lewat medsos. Kenapa?
Aku tidak tahu, tapi tak lama kemudian aku mengetahui maksudnya itu.
Karena cinta? Itu mustahil, karena yang sebenarnya adalah dia kasihan
melihatku selalu sendiri bahkan memendam semua masalah sendiri. Memang
benar aku selalu memendam sendiri masalah ku, ya memangnya mau cerita
ke siapa? Ayah,ibu atau teman. Tidak mungkin, mereka punya kesibukan
sandiri-sendiri. Dia akhirnya menjadi temanku bercerita. Bodohnya
diriku, aku lupa kalau aku dan dia hanyalah sebatas teman. Aku terlalu
jauh menganggap nya kalau dia itu mulai membuka hati untuk ku. Nasib,
sudah terlalu dalam aku mencintai nya sampai akhir kisah ini aku masih
tetap mencintai nya. Bodoh? Memang, aku tipe orang yang susah
melupakan masalalu apalagi kalau tiap hari bertemu, caranya aku harus
punya yang baru tapi perasaan ini menolak semua itu "kalau dia yah dia
jangan yang lain" kurang lebih seperti itu. Memang sulit di satu sisi
aku ingin melupakannya tapi di sisi lain ingin tetap mengejarnya.
Fuhh! Terserah lah.

Cerita, cerita dan cerita itu yang aku lakukan di bulan itu
hingga tinggal sehari dia berulang tahun. Aku bingung ingin memberi
hadiah apa. Boneka? Dia takut boneka, coklat? Mungkin saja sih tapi
itu terlalu berlebihan bagiku. Setelah lama memikirkannya akhirnya aku
memutuskan untuk memberinya puisi. Sederhana sih, tapi mau memberinya
apa lagi kalau bukan itu. Malam itu aku langsung membuatkan puisi
tersebut. Tepat pada tanggal duapuluh enam Oktober aku berencana
meberikan puisi itu secara diam-diam agar dia tidak mengetahuinya.
Sebenarnya rencanaku sederhana. Saat dia keluar, puisi itu aku letak
kan di tempat alat tulis miliknya agar saat pulang nanti dia bisa
membacanya di rumah tapi dia malah membaca puisi itu di kelas tak
apalah yang penting dia membacanya daripada puisi itu di buang kan
jadi sia-sia usaha ku kemarin, biarlah dia bahagia hari itu.

Malamnya dia berterima kasih kepada ku karena telah membuatkan


puisi kemarin untuknya. Dia ingin menyimpannya di dompet seingatku
entah itu beneran apa cuman sekedar menghargai karya seseorang tapi
aku punya duplikat puisi itu sekarang masih ada di dalam tas lama ku.

Libur sekolah hampir tiba. Seluruh siswa senang mendengar hal itu
kebanyakan orang berlibur bersama keluarga, teman bahkan ada yang
berlibur bersama pasangannya. Hanya aku yang tidak beruntung
keluargaku sibuk semua, pasangan tidak punya tapi ada teman yang
mengajak ku pergi jalan-jalan. Dialah satu-satunya sosok teman yang
mengerti diriku. Waktunya telah tiba, hari pertama liburan masih
seperti biasanya bermain game, scroll instagram, dan banyak lagi hal-
hal yang tidak berguna. Hingga di hari kedua aku dan teman ku
berangkat menuju suatu tempat dimana tempat itu adalah air yang jatuh
dihimpit oleh dua tebing tinggi. Yah, itu air terjun banyak yang tahu
tentang fenomena alam tersebut. Hari itu semua berjalan sesuai
rencana, tidak ada hambatan. Mungkin kalian bertanya soal air terjun
tadi apakah indah? Jelas. Kalian meragukan ciptaan Tuhan? Jangan
sampai, itu kesalahan terbesar jika kalian melakukannya. Hari demi
hari yang bosan telah kulalui ingin sekali aku menghilangkan rasa
bosan itu tapi mau bagaimana lagi. Mengajak dia jalan-jalan? Liburan
bersama? Atau mungkin makan bersama? Itu semua hanya angan-angan
diriku bisa disebut dengan halu!. Kenapa? Bukankah itu mudah tinggal
mengajaknya. Aku tidak sebodoh itu kawan, Aku hanya seseorang yang
mencintai bukan dicintai olehnya. Sungguh, jika itu terjadi aku
berteriak kepada Tuhan "Terimakasih Tuhan! Engkau telah mengabulkan
do'a ku". Tetapi apa yang terjadi? Aku hanya dianggap sebagai teman
bahkan sebuah pelampiasan baginya. Sungguh sangat sakit sekali hati
ini setelah lama sekali aku berjuang ternyata berujung
menjadi pelampiasan.

Bertepatan pada hari Jum'at aku melampiaskan masalah itu dengan


cara pergi bersama teman-teman ke tongkrongan di sekolah yang bernama
warung Legho atau biasa disingkat WL. Saat berada disana aku dan
teman-teman main Mobile Legends bersama sambil menyeduh nikmatnya kopi
pada pagi hari. Setelah itu semua aku langsung masuk kelas menghadap
computer. Yeah itu pelajaran unggulan di sekolahku yaitu prodistik.
Pelajaran itu sebenarnya mudah, tergantung kalian suka atau tidak.

Itulah kehidupan kadang ada orang yang menyukai kita tetapi kita malah
menyukai orang lain pun berlaku sebaliknya. Kita hanya perlu berjuang,
berjuang dan berjuang sampai kapanpun tetap jalani meskipun banyak
rintangan dan hambatan sampai kita menunaikan janji yang
hakiki yaitu Mati.

AKHMAD FAWAS FARABI, 05-FEBRUARI-2023.

Anda mungkin juga menyukai