Vicha Shanty

Menstruasi adalah siklus yang pasti akan dialami oleh remaja putri. Biasanya menstruasi pada wanita juga diikuti dengan rasa nyeri atau yang lebih di kenal dengan disminorea. Disminorea merupakan kram dari derajat ringan sampai berat pada bagian bawah abdomen dan akan mengakibatkan gangguan dalam aktivitas sehari-hari remaja putri. Masalah yang dihadapi oleh remaja putri ketika mengalami menstruasi adalah masih banyak dari mereka yang belum mengerti bagaimana cara untuk mengurangi rasa nyeri yang mereka alami baik secara medis ataupun nonmedis.
Banyak dipasaran menjual produk olahan jamu untuk mengatasi disminorea bagi remaja, dan kebanyakan produk yang ditawarkan berupa minuman botolan yang seringkali kurang diminati oleh remaja, selain itu juga para remaja khawatir jika minuman tersebut dicampur oleh bahan kimia yang beberapa dari remaja putri telah memahami efek dari bahan kimia tersebut tidak langsung dapat dirasakan, namun efeknya jangka panjang. Solusinya minuman tersebut dibuat sendiri.
Inovasi kali ini KUPU MALAM dibuat dalam bentuk berbeda dengan cara mengolah kunyit putih menjadi minuman sari kunyit putih yang dapat diproduksi dalam bentuk jelly. Diharapkan dengan adanya produk ini, dismenorea pada remaja dapat teratasi.
Selain itu KUPU MALAM ini juga dapat sebagai lahan kewirusahaan bagi mahasiswa untuk mengatasi dismenore pada remaja. Tidak hanya mahasiswa saja, namun para remaja putri nantinya dapat mengembangkan produk ini dan dapat mengolah dan membuatnya sendiri dirumah tanpa khawatir dengan bahan-bahan yang digunakan. Sasaran pada PKM ini adalah pada remaja putri yang berada di Desa Ambarketawang Gamping tengah  dan pada ibu kader sebanyak 12 untuk melatih cara pengolahan kunyit putih menjadi minuman ekstra kunyit putih. Sehingga dapat diproduksi sendiri bahkan sebagai produk yang dapat dipasarkan kepada remaja terutama pada remaja yang mengalami disminore pada saat menjelang menstruasi.

Background: 75% of Indonesian women have ever used femininity liquid cleaning soap that was In Indonesia, 55% of productive woman had tormented by dysmenorrhoea, with pravelence ranging from 45-95% in productive age (Proverawati and Misaroh, 2009). The womenhad dysmenorrhoea more bad in achievement than the women had not dysmenorrhoea. The usage of warm compresses were a way to eliminated or decreaced the pain without side effetcts. Objective: Knowing the knowledge of young women in the handling of primary dysmenorrhoea with warm compresses in especially include menstruation comperhension, the cause of dysmenorrhoea, dysmenorrhoea indication, and handling of primary dysmenorrhoea. Method: Descriptive as the kind of research with survey in approach. The research population amounted to 50 respondents was all young women in Class XI IPA of 1 Mlati Senior High School, Sleman,. The sampling technique of sample. The tool of collection used questionnaires. The data analysis used univariant and described in precentage. Results: The young women knowledge about handling of primary dysmenorrhoea with warm compresses were mostly good category (76%), that includes about menstruatuon comperhension were mostly good category (100%), dysmenorrhoea comperhension were mostly good category (70%), the cause of dysmenorrhoea were mostly less category (64%), dysmenorrhoea indication were nostly less category (60%), handling of primary dysmenorrhoea were mostly good category (76%). Conclusion: The young women knowledge about handling of primary dysmenorrhoea with warm compresses in Class XI IPA in 1 Mlati Senior High School, Sleman, Yogyakarta were good at 76%.

ABSTRAK Latar Belakang : 75% wanita Indonesia pernah menggunakan cairan sabun pembersih vagina yang telah menjadi bagian dari personal higienis dan dilakukan secara rutin. (Penelitian Septian yang dikutip oleh Sasongko, 2009). Pengetahuan remaja putri tentang pemakaian sabun pembersih kewanitaan dalam jangka waktu panjang akan timbul pengikisan bakteri baikdan mengakibatkan infeksi genetalia interna maupun eksterna dari keputihan patologis sampai kanker serviks. (Suryandari, dkk 2013). Tujuan Penelitian : untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang penggunaan sabun pembersih kewanitaan di Pondok Pesantren AL-Munawir kelas Salafiyah, Krapyak, Bantul, Yogyakarta. Metode Penelitian : Jenis Penelitian ini deskriptif kuantitatif dengan pendekatan Cross Sectional, sampel diambil dengan teknik total sampling diperoleh 30 remaja putri. Instrumen penelitian adalah kuesioner dan hasil penelitian dianalisis dengan distribusi frekuensi relatif dan prosentase. Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan remaja putri tentang pemakaian sabun pembersih kewanitaanadalah kategori cukup (63,3%). Tingkat pengetahuan tentang pengertian sabun pembersih kewanitaan kategori baik (46,7%). Tingkat pengetahuan tentang tujuan pemakaian sabun pembersih kewanitaan kategori cukup (40,0%) dan kurang (40,0%). Tingkat pengetahuan tentang manfaat pemakaian sabun pembersih kewanitaan kategori cukup (40,0%). Tingkat pengetahuan tentang dampak pemakaian sabun pembersih kewanitaan dalam jangka waktu panjang kategori kurang (53,3%). Tingkat pengetahuan tentang cara merawat organ intim kewanitaan kategori kurang (76,7%). Kesimpulan : Tingkat Pengetahuan remaja putri tentang pemakaian sabun pembersih kewanitaan kategori cukup (63,3%) ABSTRACT Background: 75% of Indonesian women have ever used femininity liquid cleaning soap that was became the part of self hygiene for women and used regularly. (Researched by Septian and cited by Sasongko, 2009). Using femininity cleaning soap for a long time would cause erosion of good bacteria and might cause genital infections internal and external of pathological vaginal discharge diseases even cervical cancer. (Suryandari and friends 2013). Purpose of Reseach: To know the level of knowledge of young women about using femininity cleaning soap at Pondok Pesantren AL-Munawir class Salafiyah, Krapyak, Bantul, Yogyakarta. Method of Reseach: The kind of this research is quantitative descriptive approach Cross Sectional method. Samples were taken by using Total Sampling technique who reached from 30 young women. Instrument of research is questionnaire and result of research analyzed relativity distribution frequency and percentage. Result of Reseach: Level of knowledge of young women about using femininity cleaning soap at Pondok Pesantren AL-Munawir class Salafiyah, Krapyak, Bantul, Yogyakarta are enough category (63,3%). level of knowledge of young women about femininity cleaning soap good category (46,7%).

Hiperemesis gravidarum adalah kondisi mual dan muntah pada kehamilan, biasanya dimulai pada kehamilan minggu ke-9 sampai ke-10, memberat pada minggu ke-11 sampai ke-13, dan berakhir pada minggu ke-12 sampai ke-14. Kejadian hiperemesis gravidarum ini terjadi pada 50-90% wanita hamil. Kondisi hiperemesis gravidarum dapat menyebabkan komplikasi seperti ketonuria, dehidrasi, hipokalemia, dan penurunan berat badan lebih dari 3 kg atau 5% berat badan.
Penanganan pada wanita hamil dengan hiperemesis gravidarum adalah dengan pemberian vitamin B6. Peneliti mencoba untuk melakukan penanganan dengan memeberikan tindakan farmakologis berupa pemberian vitamin B6 dan tindakan nonfarmakologis yaitu dengan pemberian pisang ambon yang banyak mengandung flavonoid dan vitamin B6. Metode dalam penelitian ini adalah Quasi Experimental Design dengan uji beda dua mean independen. Rancangan penelitian digunakan adalah Two Group only Post Tes design. Dalam rancangan ini sampel dibagi menjadi 2 kelompok yaitu, kelompok I diberi Vitamin B6, kelompok II diberi pisang ambon setelah itu diukur tingkat mual muntah pada ibu hamil trimester I.  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pemberian pisang ambon (Musa paradisiacal) dan vitamin B6 untuk mengurangi hiperemesis gravidarum di BPM Endah Bekti Argomulyo Sedayu Bantul Tahun 2016.