Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
Analisis Semantik pada Kalimat Iklan Toko Cat “Lancar” Sahmu Hidayat Program Studi Sastra Jawa, Departemen Bahasa dan Sastra, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada email: sahmuhidayat@mail.ugm.ac.id Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan struktur yang terdapat dalam kalimat iklan Toko Cat “Lancar” sehingga masyarakat dapat mengetahui dan memahami tentang maksud yang terkandung dalam kalimat iklan tersebut serta aspek-aspek kebahasaan di dalamnya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi makna dari penggalan kalimat dalam iklan Toko Cat “Lancar” yakni “Mangan kupat lawuh sate, urusan cat neng Lancar wae”. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan analisis semantik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pilihan kata pada iklan tersebut memiliki makna yang sangat persuasif dan menarik serta memiliki hubungan sosial yang sangat erat. Makna “Mangan kupat lawuh sate, urusan cat neng Lancar wae” menjadi daya tarik bagi masyarakat Yogyakarta yang mayoritas bersuku Jawa. Selain itu, slogan iklan yang ada berwujud parikan atau pantun yang cukup unik diharapkan masyarakat akan cepat terpengaruh terhadap iklan berbahasa Jawa yang komunikatif sehingga mereka tertarik untuk membeli produk cat yang ada di Toko Cat “Lancar”. Pada akhirnya dapat diketahui bahwa bahasa, budaya, dan masyarakat memiliki keterikatan yang kuat dan baik. Kata kunci: semantik; iklan; parikan Semantic Analysis of Paint Shop “Lancar” Advertising Sentences Abstract The purpose of this study is to describe the structure contained in the sentence of the paint shop “Lancar” advertisement so that the public can know and understand the meaning contained in the advertisement sentence and the linguistic aspects in it. The purpose of this study was to identify the meaning of the fragments of the sentence in the paint shop “Lancar” advertisement, namely "Mangan kupat lawuh sate, urusan cat Lancar wae". The research method used is descriptive qualitative using a semantic analysis approach. The results showed that the choice of words in the ad has a very persuasive and interesting meaning and has a very close social relationship. The meaning of "Mangan kupat lawuh sate, urusan cat neng Lancar wae" has become an attraction for the people of Yogyakarta, who are predominantly Javanese, who are quickly influenced by communicative Javanese advertisements so that they are interested in buying paint products in the paint shop “Lancar”. In the end it can be seen that language, culture and society have strong and good attachments. Keywords: semantic; advertisement; parikan Pendahuluan Media massa merupakan salah satu sarana yang sangat mempengaruhi pola pikir dan paradigma masyarakat tentang suatu hal, salah satunya adalah iklan. Iklan merupakan proyek persuasif yang bertujuan untuk memengaruhi dan mengubah pola pandang masyarakat mengenai suatu barang (yang diiklankan). Banyak teknik, cara serta berbagai kreatifitas yang dipertontonkan dalam iklan agar visi pemasaran mencapai goal yang ditargetkan produsen dan mendapatkan laba yang sebanyak-banyaknya. Iklan merupakan proyek persuasif dan berupa bujukan kepada penonton agar membentuk sistem dan pola yang sama antara pembuat iklan dengan target pasar terhadap produk yang diiklankan. Dengan slogan “Mangan kupat lawuh sate, urusan cat neng Lancar wae”, pengiklan membujuk masyarakat untuk membentuk pola yang sama bahwa mengurus urusan cat itupun sama pentingnya dan sama mudahnya dengan kegiatan makan. Setiap iklan bertujuan untuk membujuk, mengajak, dan membangun pola baru mengenai suatu hal. Iklan Toko Cat “Lancar” yaitu “Mangan kupat lawuh sate, urusan cat neng Lancar wae”, produsen mencoba menggunakan bahasa Jawa sehari-hari yang komunikatif dan mudah dipahami oleh semua orang, khususnya masyarakat Yogyakarta. Iklan toko cat ini memiliki ciri khas yang unik. Pilihan kata yang dipakai bersifat komunikatif sehingga mudah dipahami. Dalam tulisan ini akan fokus menganalisis slogan iklan Toko Cat “Lancar”, yakni “Mangan kupat lawuh sate, urusan cat neng Lancar wae”. Dalam tulisan ini penulis akan fokus membahas dan mengkaji tentang iklan Toko Cat “Lancar” dengan menggunakan analisis semantic. Tinjauan Teoritis 1. Semantik Semantik adalah cabang linguistik yang mempelajari arti/makna yang terkandung pada suatu bahasa, kode, atau jenis representasi lain. Kata semantik dalam bahasa Indonesia, berasal dari bahasa Yunani, yaitu sema (kata benda), yang berarti “tanda” atau “lambang”. Kata kerjanya adalah semaino yang berarti “menandai” atau “melambangkan” (Djajasudarma, 1999; Djajasudarma, 2016). Adapun sebagaimana dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia V yang disusun oleh Kemendikbud (2016), istilah ‘semantik’ memiliki arti (1) n Ling ilmu tentang makna kata dan kalimat; pengetahuan mengenai seluk-beluk dan pergeseran arti kata (2) n Ling bagian struktur bahasa yang berhubungan dengan makna ungkapan atau struktur makna suatu wicara. Tanda atau lambang menurut Ferdinand de Saussure di dalam Chaer (2007), terdiri dari komponen yang mengartikan, yang berwujud bentuk-bentuk bunyi bahasa dan komponen yang diartikan atau makna dari komponen yang pertama itu. Kedua komponen ini adalah merupakan tanda atau lambang, sedangkan yang ditandai atau dilambanginya adalah sesuatu yang berada di luar bahasa yang lazim disebut referen atau hal yang ditunjuk. Kata semantik ini kemudian disepakati sebagai istilah yang digunakan untuk bidang linguistik yang mempelajari hubungan antara tanda-tanda linguistik dengan hal-hal yang ditandainya. Dalam analisis semantik harus juga disadari, karena bahasa itu bersifat unik, dan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan budaya masyarakat pemakainya, maka analisis suatu bahasa hanya berlaku untuk bahasa itu saja, tidak dapat digunakan menganalisis bahasa lain. Dalam setiap bahasa, termasuk bahasa Indonesia, seringkali ditemui adanya hubungan kemaknaan atau relasi semantik antara sebuah kata atau satuan bahasa lainnya dengan kata atau satuan bahasa lainnya lagi. Satuan bahasa disini dapat berupa kata, frasa, maupun kalimat. Hubungan atau relasi kemaknaan ini mungkin menyangkut hal kesamaan makna (sinonim), kebalikan makna (antonim), kegandaan makna (polisemi dan ambiguitas), ketercakupan makna (hiponim), kelainan makna (homonim), kelebihan makna (redudansi), dan sebagainya. 2. Iklan Iklan merupakan proyek persuasif yang bertujuan untuk memengaruhi dan mengubah pola pandang masyarakat mengenai suatu barang (yang diiklankan). Pengertian ‘iklan’ menurut Kemendikbud (2016), (1) n berita pesanan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agar tertarik pada barang dan jasa yang ditawarkan (2) n pemberitahuan kepada khalayak mengenai barang atau jasa yang dijual, dipasang di dalam media massa (seperti surat kabar dan majalah) atau di tempat umum. Di dalam bahasa Jawa terdapat istilah ‘tawa’ yang merupakan padanan kata dari kata ‘iklan’. Di dalam kamus atau bausastra yang ditulisnya, Poerwadarminta (1939) mendifinisikan kata ‘tawa’ berarti: I kn. 1 tawar, cabar (ora ampuh, ora mandi); 2 kalis saka, ora pasah ing, up. □ ing wisa; 3 (banyu □) banyu wantah (ora asin); di-□. ditawaraké, diilangaké daya kaampuhané; panawa. sarana kanggo nawa wisa lsp; kc. tawar. II n. tawi k. 1 kandha arep mènèhi apa-apa marang; 2 kandha (nuduhaké) apa-apa supaya dituku; 3 ngandhakake regane barang supaya dienyang; ditawani. dituduhi apa-apa supaya dituku, diepèk lsp. III wc. utawa. Jadi sebagaimana makna yang digarisbawahi tersebut, dapat diketahui bahwa kata ‘tawa’ salah satunya memiliki arti menyampaikan, mengumumkan, atau menawarkan sesuatu agar dibeli. Saat ini terdapat banyak teknik, cara serta berbagai kreatifitas yang dipertontonkan dalam iklan agar visi pemasaran mencapai goal yang ditargetkan produsen dan mendapatkan laba yang sebanyak-banyaknya. Bermacam sarana dan media dipergunakan untuk menampilkan iklan tersebut. 3. Parikan Parikan merupakan salah satu jenis puisi Jawa modern yang serupa dengan pantun Melayu dalam hal wujud spasial dan pola rimanya. Poerwadarminta (1939) mendefinisikan arti dari kata ‘parikan’ yaitu: kn. 1 sesindhènan ut. tembangan mung rong ukara nganggo purwakanthi swara, up. abang-abang ora legi, tiwas magang ora dadi; 2 ukara nganggo tetembungan wangsalan, up. ora ngapem landa (ora ngreti, roti); sugih □-an pc: sugih réka, sugih ada. Parikan dapat dianggap sebagai puisi rakyat karena hidup dan berkembang di tengah-tengah rakyat. Wacana parikan dapat ditemukan dalam berbagai kehidupan masyarakat Jawa, menjadi bagian kehidupan sehari-hari dengan muatan nasihat, sindiran, senda gurau, dan sebagainya (Saputra, 2001). Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan semantik. Data yang ada kemudian dianalisis dan dikaitkan dengan keadaan sosial masyarakat saat ini. Pembahasan 1. Parikan yang terdapat dalam Kalimat Iklan Toko Cat “Lancar” Parikan atau puisi berbahasa Jawa berkembang di tengah-tengah masyarakat, utamanya daerah yang mayoritas penduduknya merupakan penutur bahasa Jawa. Masyarakat di daerah Yogyakarta dan sekitarnya mayoritas masih mempergunakan bahasa Jawa sebagai bahasa tutur mereka. Hal inilah yang menjadi inspirasi para pengiklan untuk menawarkan produk mereka kepada masyarakat dengan menggunakan bahasa Jawa yang dipertuturkan sehari-hari. Gambar: Billboard iklan Toko Cat “Lancar” di perempatan Jl. Jembatan Baru UGM menuju Jl. Jati Mataram, Kec. Mlati, Kab. Sleman, Yogyakarta (diambil pada 1 Desember 2019) Pihak pengiklan paham benar bahwa iklan haruslah mudah dimengerti dan mudah diingat, sehingga pihak pengiklan membungkus kalimat iklan mereka dengan wujud parikan atau puisi berbahasa Jawa. Parikan dianggap efektif untuk menarik minat masyarakat di Yogyakarta karena mudah dimengerti dan diingat oleh masyarakat. Kalimat slogan pada iklan Toko Cat “Lancar” yakni “Mangan kupat lawuh sate, urusan cat neng Lancar wae” yang berstruktur sebagaimana parikan, yakni memiliki sampiran dan isi. Selain itu bersajak a-b-a-b. Berikut ini penjabarannya: - Sampiran : Mangan kupat lawuh sate, (Makan kupat lauk sate) - Isi : urusan cat neng Lancar wae (urusan cat ke Lancar saja) Parikan tersebut memiliki rima dengan berakhiran suara at dan e. 2. Makna Semantik dalam Kalimat Iklan Toko Cat “Lancar” Kalimat slogan pada iklan Toko Cat “Lancar” yakni “Mangan kupat lawuh sate, urusan cat neng Lancar wae” terdiri atas kata mangan, kupat, lawuh, sate, urusan, cat, neng, Lancar, dan wae. Dikutip dari Bausastra Jawa yang disusun oleh Poerwadarminta (1939), berikut adalah makna per kata dari slogan tersebut: a. mangan n. nedha k. dhahar k. 1 migunakaké pangan; 2 ént. nganggo, migunakaké, butuh nganggo, ngentèkaké; 3 uripé saka, up. mung □ anakan: 4 pc. nampa ut. nglebokaké (piwulang lsp); □-i: 1 ak. mènèhi pangan; 2 tansah mangan, seneng (royal) mangan; □-an engg: slametan ana ing kuburan lsp; kc. pangan. Dalam konteks ini kata mangan memiliki arti: - makan b. kupat c. d. e. f. g. h. i. kn. sega dibuntel ing janur nam-naman diwangun pesagi, maju telu lsp; □ luwar: beras kuning dibuntel janur kaya kupat yèn didudut udhar (dianggo srana ngluwari ujar). Dalam konteks ini kata kupat memiliki arti: - makanan yang terbuat dari beras yang dimasak dengan dimasukkan ke dalam anyaman janur lawuh kn. 1 engg. wuwuhan dianggo nyampuri (adon-adon ing jamu lsp); 2 iwak lsp. sing dipangan bebarengan karo sega; di-□-i: 1 dicampuri, didèkèki adon-adon; 2 didèkèki lawuh. Dalam konteks ini kata lawuh memiliki arti: - sajian yang dimakan bersamaan dengan nasi sate, penulisan baku dalam kamus yaitu saté kn. bngs. lelawuhan sing digawé iwak disunduki sarta digarang. Dalam konteks ini kata saté memiliki arti: - makanan yang terbuat dari daging yang ditusuk dan dibakar urusan berasal dari kata dasar urus I ora □ n. boten □ k: ora miturut pranatan kang becik (ninggal tata-krama, tanpa suba-sita); di-□: digenahaké sarta dititi-priksa (tmr. prakara), ditindakake miturut pranatané (tmr. pakumpulan, padagangan lsp); □-an: 1 pangrembug, paniti-priksa (babagan prakara); 2 caraning panindak (tmr. pakumpulan lsp); 3 prakara lsp. kang diurus; ora □-an karo pc: ora rembugan karo. II □-□ kn: (ngombé) jamu kang marakaké resik marang weteng; di-□-□-i: diombèni urus-urus; kc. murus. Dalam konteks ini kata urusan memiliki arti: - hal - perkara - sesuatu yang diurus cat, penulisan baku dalam kamus yaitu cèt I (sa-) □ kn. saléntréngan dhuwit nglimang sèn lsp; kc. cèk. II kn: bubukan mawa warna dijuri banyu ut. lenga kanggo mulas, nglapis lsp; di-□: dipulas (dilapis lsp) ing cèt. III di-□-i engg. pc: diklècèpi. Dalam konteks ini kata cèt memiliki arti: - sesuatu yang digunakan untuk mewarnai neng, penulisan baku dalam kamus yaitu nèng I pc. 1 ana ing; 2 menyang ing. II pc. thèng. Dalam konteks ini kata nèng memiliki arti: - kata tunjuk (demonstratif) lancar I kn. 1 cilik dawa tmr. buntut lsp; 2 êngg. jarit kadèn. II kn: banter, rikat, gancang: di-□-i br: dilepasi gegaman; lelancaran: gegancangan. III □-an engg. k: piring. Namun dalam konteks ini, kata lancar merujuk pada nama toko cat yang diiklankan, yakni Toko Cat “Lancar”. wae, penulisan baku dalam kamus yaitu waé pc. baé. Kata waé lebih sering digunakan dalam tuturan lisan, sedangkkan bentuk baku dari kata waé adalah baé. kn. kémawon k 1 ngemungaké, up. iki □, kowé □; 2 mung (ngemu surasa lumrah, ora nggumunaké) up. mesthi □ bisa, wong dituturi; 3 mung (ngemu surasa kurang samesthiné, rada ngrèmèhaké), up. yèn ora olèh lima, iya loro □; wong kaya ngono □ kok kumenthus; ora mbaé engg, ora (dudu) baèn-baèn kn: banget, ngungkuli kang lumrah; dudu sabaèné: ora lumrah (banget); dibaèkaké pc: dirèmèhaké, ora dipaèlu. II engg.kn: dakbadhé (dak-bedhèk) mêsthi ... (tmr. botohan, lsp), up. □ sing abang apa sing putih. Dalam konteks ini kata baé memiliki arti: - saja Makna leksikal secara keseluruhan dari slogan iklan Toko Cat “Lancar” yaitu mengajak masyarakat bahwa jika ingin mengurus perkara cat maka supaya ke Toko Cat “Lancar” saja. Kesimpulan Pilihan kata pada iklan Toko Cat “Lanacar” memiliki makna yang sangat persuasif dan menarik serta memiliki hubungan sosial yang sangat erat. Makna “Mangan kupat lawuh sate, urusan cat neng Lancar wae” menjadi daya tarik bagi masyarakat Yogyakarta yang mayoritas bersuku Jawa. Selain itu, slogan iklan yang ada berwujud parikan atau pantun yang cukup unik diharapkan masyarakat akan cepat terpengaruh terhadap iklan berbahasa Jawa yang komunikatif sehingga mereka tertarik untuk membeli produk cat yang ada di Toko Cat “Lancar”. Pada akhirnya dapat diketahui bahwa bahasa, budaya, dan masyarakat memiliki keterikatan yang kuat dan baik. Daftar Pustaka Chaer, Abdul. 2007. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta. Djajasudarma, T. Fatimah. 2016. Semantik 1: Makna Leksikal dan Makna Gramatikal. Bandung: Refika Aditama. Djajasudarma, T. Fatimah. 1999. Semantik 2: Pemahaman Ilmu Makna. Bandung: Refika Aditama. Kemendikbud. 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia V. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Poerwadarminta, W. J. S.. 1939. Baoesastra Djawa. Batavia: Gronigen. Saputra, Karsono H. 2001. Puisi Jawa Struktur dan Estetika. Jakarta: Wedatama Widya Sastra.