Kepemimpnan

Didalam buku yang saya analisis berjudul Pemimpin dan Kepemimpinan karya
Dr. Aspizain Chainago, S.Pd., M.Si, kepemimpinan selalu memberikan kesan yang
menarik. Topik ini memberikan daya tarik yang kuat pada setiap orang, literaturliteratur tentang kepemimpinan senantiasa memberikan penjelasan bagaimana
menjadi pemimpin yang baik, sikap dan gaya yang sesuai dengan situasi
kepemimpinan dan sayarat-syarat menjadi pemimpin yang baik. Buku ini juga
bertujuan untuk memberikan uraian mengenai hal-hal yang baik tentang pemimpin
dan kepemimpinan.
Suatu organisasi akan berhasil atau bahkan gagal sebagian besar ditentukan
oleh seorang pemimpinnya. Ada yang mengungkapkan bahwa pemimpin lah yang
bertanggung jawab atas kegagalan pelaksanaan suatu pekerjaan, merupakan
ungkapan uang mendudukkan posisi pemimpin dalam suatu organisasi pada posisi
yang terpenting.
Pemimpin digambarkan sebagai pengembala dan setiap pengembala akan
ditanyakan tentang perilaku pengembalanya. Ungkapan ini membuktikan bahwa
seorang pemimpin apapun wujudnya , dimana pun letaknya akan selalu mempunyai
beban untuk mempertanggungjawabkan kepemimpinannya. Kepemimpinan
kadangkala diartikan sebagai pelaksanaan otoritas dan pembuat keputusan. Ada juga
yang mengartikan sebagai suatu inisiatif untuk bertindak menghasilkan suatu pola
yang konsisten dalam rangka mencari jalan keluar dari suatu permasalahan.

Tipe kepemimpinan adalah cara yang dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi para pengikutnya. Thoha menjelaskan bahwa tipe kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat. Dalam hal ini usaha menselaraskan persepsi di antara orang yang akan mempengaruhi perilaku dengan yang akan dipengaruhi menjadi amat penting kedudukannya (Ningrat, 1980: 21). Tipe kepemimpinan merupakan suatu pola perilaku seorang pemimpin yang khas pada saat mempengaruhi anak buahnya, apa yang dipilih oleh pemimpin untuk dikerjakan, cara pemimpin bertindak dalam mempengaruhi anggota kelompok membentuk gaya kepemimpinannya. Secara teoritis telah banyak dikenal gaya kepemimpinan, namun gaya mana yang terbaik tidak mudah untuk ditentukan.

Studi ini dilakukan untuk merekonstruksi pemikiran Ki Bagus dan Sukarno tentang karakter kepemimpinan. Dengan menggunakan metode sejarah pemikiran dan content analysis yang disajikan berdasarkan pola pikir sistemik, studi ini menemukan bahwa pemikiran Ki Bagus tentang pemimpin identik dengan paradigma psikologi kepemimpinan profetik (psycho-prophetic leadership). Paradigma ini menekankan pada konsep kepemimpinan moral-religius, sehingga Ki Bagus merumuskan delapan karakter mulia seorang pemimpin yang merupakan pantulan dari sifat-sifat dan nilai-nilai perjuangan para Nabi dan Rasul, serta dibangun di atas pilar Iman, Islam dan Ihsan. Berbeda dengan Ki Bagus, pemikiran Sukarno lebih identik dengan paradigma psikologi kepemimpinan politik (psycho-political leadership). Paradigma kepemimpinan rasional-politis ini digunakan Sukarno dalam merumuskan sepuluh karakter pemimpin yang diarahkan pada perubahan mental manusia Indonesia agar sesuai jiwa nasional berdasarkan amanat Proklamasi dan Pembukaan UUD 1945. Dalam menjalankan kepemimpinan, Ki Bagus identik dengan tipe kharismatik-demokratik, dan Sukarno menerapkan gaya kepemimpinan kharismatik-otoriter. Sekalipun dua pahlawan nasional tersebut memiliki banyak perbedaan, tetapi Ki Bagus dan Sukarno sama-sama bercita-cita mulia, yaitu membangun dan merawat persatuan seluruh elemen bangsa.

Pertemuan 9 Membangun komitmen Komitmen adalah suatu keadaan dimana seseorang membuat penjajian baik kepada diri sendiri maupun kepada orang lain yang bersifat mengikat seseorang dengan sesuatu baik tindakan maupun hal-hal tertentu. Ada beberapa jenis komitmen yaitu. komitmen terhadap diri sendiri, komitmen terhadap keluarga, komitmen dalam berkerja, komitmen dalam hubungan serta komitmen terhadap lingkungan. Komitmen memiliki ciri-ciri seperti adanya perjanjian yang disepakati, terdapat tujuan serta adanya kesetiaan. Ada 3 faktor yang mempengaruhi komitmen yaitu personil, situasional dan posisional. Pertemuan 10 Pemecahan masalah Pemecahan masalah atau problem solving adalah proses berpikir yang dilakukan untuk mengubah situasi yang ada ke arah tujuan yang diinginkan. Terdapat 5 langkah dalam proses pemecahan masalah yaitu (1) Kenali masalah. Pelajari dengan seksama masalah apa yang sedang dihadapi, coba pelajari masalah tersebut dengan mencari inti dari permasalahan tersebut, jangan terburu-buru bahwa kita tau pasti masalah apa yang sedang terjadi. (2) Identifikasi pilihan yang ada. Carilah pilihan-pilihan yang bisa dijadikan sebagai solusi dari masalah tersebut. (3) Identifikasi solusi terbaik. Kita harus mengetahui apa saja konsekuensi yang terjadi jika kita memilih solusi-solusi tersebut. (4) Merencanakan pencapaian solusi terbaik. Kita harus memikirkan tujuan kita dan sumber-sumber apa saja yang dibutuhkan untuk pemecahan masalah tersebut. (5) Mengevaluasi hasil yang dicapai. Kita harus mengevaluasi hasil yang dicapai untuk mengetahui apakah dari solusi tersebut sudah bisa menyelesaikan masalah yang ada.

Kelas : B Kepemimpinan Dosen : Dra. Yulnelly, M.Si Soal A 1. Dalam pengunaan media sosial kita juga harus bisa menerapkan 4C tersebut yaitu C (Critical thinking, Creativity, Collaboration, and Communication). Jika kita bisa menerapkan hal-hal tersebut kita bisa menghalau dan mencegah ancaman-ancaman yang datang dari luar negeri lewat media sosial. Dengan Critical thinking kita bisa berpikir kritis tentang semua apa yang ada di media soaial, dengan creativity kita bisa menjadi lebih kreatif daripada negara lain, dengan collaboration kita bisa berkolaborasi agar menjadi lebih kuat dan dengan communication kita bisa berkomunikasi dengan orang lain agar bisa menjalin hubungan yang baik agar menjadi lebih kuat. 2. Agar program CSR yang dilakukan oleh perusahaan tidak ditolak oleh masyarakat sekitar perusahaan adalah dengan cara mencari tahu terlebih dahulu apa kebutuhan masyarakat sekitar, apa keinginan masyarakat yang ingin di wujudkan dan apa kekurangan yang ada dimasyarakat. Jika perusahaan memperhatikan hal-hal tersebut maka program CSR tersebut dapat berjalan dengan baik. 4. Langkah-langkahnya :

Proyek Kepemimpinan Pameran Virtual - SETAHUN DI RUMAH.
Setahun di Rumah adalah pameran virtual yang bertujuan untuk memfasilitasi kegiatan pameran seni secara online selama pandemi COVID-19. Pameran virtual dilakukan melalui 2 platform yaitu website dan media sosial Instagram.

Perusahaan keluarga, perusahaan yang dimiliki dan dikelola oleh sekelompok individu yang masih terikat hubungan keluarga, tercatat paling banyak jumlahnya di seluruh dunia.  Majalah Forbes menyebutkan bahwa di Amerika 80 persen merupakan perusahaan keluarga, di Eropa sekitar 85 persen, di Timur Tengah 90 persen, dan di Jepang mencapai 99 persen.  Ada beberapa perusahaan keluarga yang awalnya dikelola dengan manajemen kekeluargaan sudah mengalami transformasi ke arah manajemen bisnis yang dikelola secara profesional.  Keinginan untuk mengembangkan perusahaan keluarga telah mengubah cara pandang mereka untuk lebih profesional dengan melibatkan orang-orang yang memiliki potensi dan keahlian di jajaran manajemen walaupun tidak memiliki hubungan keluarga dengan pemilik perusahaan.

Faktor utama yang mempengaruhi dan mendorong perkembangan kota adalah penduduk dan segala kegiatannya termasuk kegiatan dibidang sosial-ekonomi, hal tersebut disebabkan karena faktor penduduk dan kegiatan sosial-ekonomi merupakan hal yang bersifat dinamis dan cenderung memiliki tingkat perkembangan yang cukup pesat. Permasalahan yang secara umum berada di daerah perkotaan diantaranya adalah seprti pertambahan penduduk yang pesat baik dari dalam wilayah kota maupun dari luar wilayah seperti faktor migrasi dan lain sebagainya. Masalah tersebut tidak diimbangi dengan laju pertumbuhan ekonomi perkotaan serta keterbatasan lahan dan ruang dalam proses pembangunan daerah perkotaan. Disamping permasalahan pertambahan penduduk perkotaan yang pesat, isu lain adalah mengenai ketersediaan fasilitas baik bidang sosial, umum, sarana dan prasarana bagi masyarakat perkotaan yang belum memadai, selain itu masalah pemeliharaan lingkungan perkotaan serta permasalahan pembangunan perkotaan yang terkadang tidak hanya konsentrasi pada satu kawasan tertentu saja. Beberapa hal tersebut demikian menyangkut beberapa aspek yang berkaitan dengan tata ruang, transportasi dan infrastruktur (fisik), sarana hiburan, mengenai lapangan kerja, kesenjangan, ketidakadilan serta kecemburuan sosial maupun aspek yang berkaitan dengan dampak pada lingkungan seperti banjir, kekeringan, kepadatan dan pencemaran lingkungan. Beberapa fenomena tersebut menjadi tantangan pihak pemerintah khususnya pemerintah kota untuk dapat meningkatkan peran mereka dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut agar dapat mencapai suatu kondisi masyarakat perkotaan yang aman dan sejahtera serta merasa puas dengan pelayanan pemerintah dalam menyediakan sarana prasarana serta fasilitas-fasilitas lain dan segala yang dibutuhkan masyarakat perkotaan dengan baik.