TEORI BELAJAR DAN PENERAPANNYA DALAM PEMBELAJARAN

Pembelajaran menurut teori belajar kognitif Kognitif adalah salah satu ranah dalam taksonomi pendidikan. secara umum kognitif diartikan sebagai potensi intelektual yang terdiri dari tahapan; pengetahuan (Knowledge) ; pemahaman (comprehention) ; penerapan (applicaton) ; analisis (analysis) ; sintesa (sinthesis); evaluasi (evaluation). Kognitif berarti persoalan yang menyangkut kemampuan untuk mengembangkan kemampuan rasional (akal) Teori kognitif lebih menekankan bagaimana proses atau upaya untuk mengoptimalkan kemampuan aspek rasional yang dimiliki orang lain. Oleh sebab itu, kognitif berbeda dengan teori behavioristik , yang lebih menekankan pada aspek kemampuan prilaku yang diwujudkan dengan cara kemampuan merespon terhadap stimulus yang datang kepada dirinya. Teori kognitif merupakan suatu bentuk teori belajar yang sering disebut sebagai model perseptual. Yaitu proses untuk membangun atau membimbing siswa dalam melatih kemampuan mengoptimalkan proses pemahaman terhadap suatu objek. Teori kognitif menyatakan bahwa tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat dilihat sebagai tingkah laku yang tampak. Teori kognitif sangat besar pengaruhnya dalam proses pembelajaran di indonesia pada umumnya lebih cenderung cognitif oriented (berorientasi pada intelektual). Implikasinya lulusan pendidikan atau pembelajaran kaya intelektual tapi miskin moral kepribadian. mestinya proses pembelajaran harus mampu menjaga keseimbangan antara peran kognisi dan peran afeksi , sehingga lulusan pendidikan memiliki kualitas intelektual dan kepribadian yang seimbang. Secara umum teori kognitif memiliki pandangan bahwa belajar atau pembelajaran adalah suatu proses yang menitikberatkan proses pembangun ingatan , retensi, pengolahan informasi, emosi, dan aspek aspek yang bersifat intelektualitas , oleh

Setelah mempelajari materi tentang "Teori Belajar", penting mempelajari Konsep Belajar perspektif tokoh dalam dunia Islam. Materi ini membahas tentang Konsep Belajar perspektif Al-Zarnuji & Al-Ghazali. Untuk lebih mendalam lagi, dapat dipelajari Konsep Belajar menurut tokoh-tokoh lainnya.

Mengingat pentingnya Belajar dan Pembelajaran dalam Perspektif Islam ini, maka hendaknya para pendidik dapat mempelajari dan menelaah konsep-konsep belajar dan pembelajaran. pemahaman dan pengimplementasian belajar dan pembelajaran ini perlu untuk meningkatkan kopentensi guru dalam proses belajar dan pembelajaran.

Abstrak: penelitian ini memiliki tujuan untuk menjelaskan perspektif Carl R. Rogers seorang penggagas aliran humanistik didalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Dalam penelitian ini menggunakan metode library research atau studi kepustakaan. Data penelitian diperoleh dari pencatatan  buku dan jurnal. Objek kajian pada penelitian ini tefokuskan teori belajar humanistik Carl R. Rogers. Adapun hasil dari penelitian ini berupa biografi seorang tokoh humanistik yaitu Carl R. Rogers, pengertian teori pembelajaran humanisme perspektif Carl R. Rogers, prinsip-prinsip, kelemahan dan kelebihan teori pembelajaran humanisme serta implikasinya di dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Garis besar dari teori pembelajan humanisme ini seorang pendidik hanya sebagai fasilitator yang bertugas membimbing, memastikan dan mengawasi proses pembelajaran berjalan dengan lancar sehingga transfer ilmu berjalan secara maksimal.

Learning theory is the core matter for a teacher in learning practices for students. This is related to the teacher's professional ability in carrying out its main task in teaching. If associated with a national education program, that a teacher must have sufficient scientific in pedagogical science, the theory of learning is a fundamental. Therefore, this paper will discuss some theories about teaching and learning in which is worldwidely known among education experts. The methodology used in this work is a model of descriptive qualitative analysis which is outlining a theory in detail so as to enable the reader to gives more in‐depth analysis. Therefore, the content of theories might slightly simple, but the explanation will be essential matter.

Belajar mengajar merupakan proses yang sangat penting dalam pendidikan. Bahkan tidak jarang hasil akhir dari pendidikan ditentukan oleh keberhasilan proses belajar mengajar. Hal ini membawa implikasi bagi guru agar memeliki kemampuan dalam hal proses belajar mengajar. Salah satu pengetahuan yang perlu dimiliki untuk mendukung kemampuan pendidik dalam melaksanakan proses belajar mengajar adalah teori-teori tentang belajar. Mempelajari teori-teori belajar ini akan membantu seorang pendidik untuk memahami hakekat belajar menurut berbagai aliran. Dengan demikian, teori-teori itu dapat digunakan sebagai kerangka dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Termotivasi oleh keinginan untuk melengkapi buku-buku teori belajar yang sudah ada, maka penulis menyusun buku “Teori-Teori Belajar” ini. Buku ini berisi tentang beberapa aliran dalam teori belajar, yaitu behaviorisme, kognitivisme, konstruktivisme, dan humanisme. Selain teori-teori besar itu, dalam buku ini juga dibahas tentang konsep belajar dalam perspektif Islam.

Teori belajar pada pembahasan ini meliputi teori belajar behaviorisme, kognitivisme, humanisme, konstruktivisme. dari keempat teori tersebut memiliki karaktristik tersendiri. Teori mana yang relevan bagi (calon) pendidik dalam penerapannya, sehingga penting untuk mengetahui teori mendasar tentang belajar.

Abstract
This research investigated the effectiveness of Outdoor Study on the learning activity and study result of the third graders of MSI 14 and 15 Medono Pekalongan. In addition, it was also conducted to find out the difference of study result achieved by the third graders of MSI 14 and 15 Medono Pekalongan who were taught using Outdoor Study from those taught by using conventional study. The research design of this study is quasi experimental design especially nonequivalent control group design.  This design is similar with pretest-posttest control group design. However, in this design, both of the experimental and control group were not chosen randomly. The population of this study includes the third graders of MSI 14 and 15 Medono Pekalongan in the academic year of 2014/2015 which consists of 73 students. The sample was taken by using sampling jenuh. The research result showed that In the case of students’ activity, it was found that the means of the control group is 68,61%. This score shows that it belongs to high criteria. In addition, the means of the experimental group is 76. 35%, and this score show that it belongs to very high criteria. On the other side, in the case of study result, it was found that the post test means of the control group is 80. 97, while the post test means of the experimental group is 87.16. To test the hypothesis of this research, the formula that is used is t test. If the tcount> ttable, H0 is rejected and Ha is accepted. To find out the difference of students’ learning activity and students’ study result between two groups especially in the case of students’ learning activity, the calculation showed that the tcount > ttable (5,415 >1,994) with level of significance 0,000<0,05, while in the case of students’ study result, the calculation also showed that the tcount > ttable (2,688 >1,994) with level of significance 0,009 <0,05. Therefore, it can be concluded that there is significant difference of students’ learning activity and students’ study result between the the experimental group who were taught by using Outdoor study method is better than the control groups’ who were taught by using conventional method. Then, to find out the effectiveness of Outdoor study methods especially in the case of students’ learning activity, the calculation showed that the tcount > ttable (5,581>1,994) while in the case of students’ study result, the calculation also showed that the tcount > ttable  (2,69>1,994). Therefore, it can be concluded that students’ learning activity and students’ study result of the experimental group who were taught by using Outdoor study method is better than the control groups’ who were taught by using conventional method. In conclusion, it can be said that Outdoor study method is more effective than conventional method.

Keywords: learning activity, study result, Outdoor study.

Skiner dilahirkan pada 20 Mei 1904 di Susquehanna, Pennsylvania, Amerika Serikat. Masa kanak-kanaknya dilalui dengan kehidupan yang penuh kehangatan namun cukup ketat dalam disiplin. Meraih sarjana muda di hamilton College, New York, dalam bidang sastra Inggris. Pada tahun 1928, Skinner mulai memasuki kuliah psikologi di Universitas Harvard dengan mengkhususkan diri pada bidang tingkah laku hewan dan meraih doktor pada tahun 1931. Dari tahun 1931 hingga 1936, Skinner bekerja di Harvard. Penelitian yang dilakukannya difokuskan pada penelitian mengenai saraf hewan. Pada tahun 1936 sampai 1945, Skinner meniti karirnya sebagai tenaga pengajar pada Universitas Mingoesta. Dalam kariernya Skinner menunjukkan produktifitas yang tinggi sehingga ia dikukuhkan sebagai pemimpin Behaviorisme yang terkemuka di Amerika Serikat.
David Paul Ausubel(1918-2008) merupakan salah seorang ahli psikologi Amerika. Beliau telah memberi banyak sumbangan yang penting khususnya dalam bidang psikologi pendidikan, sains kognitif dan juga pembelajaran pendidikan sains. Ausubel Silahirkan pada 25 Oktober 1918 dan dibesarkan di Brooklyn, New York.  Beliau mendapat pendidikan di Universiti of Pennsylvania dan mendapat ijazah kehormat pada tahun 1939 dalam bidang psikologi. Kemudian Ausubel menamatkan pelajarannya di sekolah perubatan di Universiti Middlesex. Beliau juga  telah berkhidmat dengan jabatan pertahanan US Public Health Service, dan telah memperolehi  M.A dan Ph.D dalam Psikologi Perkembangan dari Universiti Columbia pada 1950. Pada 1973. Ausubel membuat keputusan untuk  bersara dari bidang akademik dan menyertai latihan psikiatri. Sepanjang menjalani latihan psikaitri, Ausubel telah menghasilkan pelbagai judul buku dan artikel tentang psikiatri dan jurnal psikologikal. Pada tahun 1976, beliau telah menerima Anugerah Thorndike dari Persatuan Psikologi Amerika bagi sumbangan beliau yang memberangsangkan dalam bidang psikologi dalam pendidikan. Pada umur 75 tahun, Ausubel bersara dari bidang professional dan melibatkan diri sepenuhnya dalam penulisan dan telah menghasilkan empat buah buku yang terkenal.

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, dengan segala rahmat, hidayah, dan karunia-Nya, Begitu pula dengan saya yang saat ini telah menyelesaikan tugas mata kuliah Teori Pengajaran dan Pembelajaran di semester empat yang berjudul "Teori Belajar Jerome Seymour Bruner.", rasa syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang memiliki Mahadaya Ilmu pengetahuan karena telah mampu menyelesaikan tugas ini.Penulisan makalah ini merupakan syarat untuk memenuhi mata kuliah Teori Pengajaran dan Pembelajaran. Saya menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan laporan ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,dengan kerendah hati saya menerima saran dan kritik konstruktif dari pembaca dalam rangka menyempurnakan laporan ini. Semoga Makalah ini dapat bermanfaat dan juga dapat menjadi sumber informasi bagi para pembaca.. Wassalamu'alaikumWarahmatullahiWabarakatuh. Jakarta, 15 Desember 2018 Penyusun 1

Learning theory is the core matter for a teacher in learning practices for students. This is related to the teacher&#39;s professional ability in carrying out its main task in teaching. If associated with a national education program, that a teacher must have sufficient scientific in pedagogical science, the theory of learning is a fundamental. Therefore, this paper will discuss some theories about teaching and learning in which is worldwidely known among education experts. The methodology used in this work is a model of descriptive qualitative analysis which is outlining a theory in detail so as to enable the reader to gives more in‐depth analysis. Therefore, the content of theories might slightly simple, but the explanation will be essential matter.

Kurikulum Baru Sekolah Rendah (KBSR) mempunyai matlamat memperkembangkan fungsi murid secara menyeluruh dan bersepadu bagi mewujudkan insan yang seimbang dan harmonis dari segi intelek, rohani, emosi dan jasmani supaya mereka dapat menjalani kehidupan seharian mereka dengan berkesan dan penuh tanggungjawab. Untuk mencapai matlamat ini, di antara lain, guru perlu mempunyai kemahiran memilih kaedah pengajaran dan pembelajaran dengan bijaksana supaya kaedah yang dipilih itu sesuai dengan murid-murid yang pelbagai kebolehan dan minat.