Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 18

IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI SOSIAL NOMOR 1 TAHUN

2018 TENTANG PROGRAM KELUARGA HARAPAN DALAM


PEMBERIAN BANTUAN KEPADA MASYARAKAT MISKIN DI DESA
BERANCAH KECAMATAN BANTAN
Nurul Fahmi, Khairil Anwar*
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Bengkalis ,
* khairilaljufri@gmail.com

ABSTRACT
PKH " Program Keluarga Harapan " or the family hope program is such a program that
provides cash assistances particularly for poor families in order to improve the quality of
their human resources which include education, health and social welfare. Originally
The PKH program is a program created by the Indonesian Ministry of Social Affairs
which is based on the Decree of the Coordinating Minister for Poverty. And This
research is aimed at regarding the implementation of the Minister of Social Affairs
Regulation No.1 of 2018 concerning the Family Hope Program in Providing assistance
to the Poor society Particularly in Berancah Village, Bantan District. And this study also
to determine the obstacles of this program in providing all the assistances. The type of
this research is a descriptive qualitative research which used a sociological approach.
Additionally, the Data sources of this study were obtained from primary data and
secondary data. Moreover, In data collection techniques, researchers used interview
and documentation methods. Then the technical data analysis which used in this
research is data reduction, data presentation and conclusions. The results of this study
indicate that: firstly, the implementation of the Minister of Social Affairs Regulation No.1
of 2018 concerning the Family Hope Program in Providing assistance to the Poor
society Particularly in Berancah Village, Bantan District is running pretty well, it is
proven that recipients of PKH education components for elementary, junior and high
school categories can buy their children's school supplies. On the other hand, for the
health component, namely the category of pregnant women and toddlers, they can have
their nutrition fulfilled. Otherwise, for the social welfare component for the elderly and
disabled categories, they can be helped to seek treatment and able to make ends meet.
Secondly, the obstacles of this program in providing all the assistances are included
internal and external factors.

Keywords: PKH, Family Hope Program, Poor Community.

ABSTRAK
PKH adalah suatu program yang memberi bantuan tunai kepada keluarga miskin, jika
mereka memenuhi persyaratan yang terkait dengan upaya peningkatan kualitas sumber
daya manusia, yaitu Pendidikan, Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial. Program PKH
ini merupakan program yang dibuat oleh Kementerian Sosial RI yang berlandaskan
kepada Keputusan Menteri Koordinator Kemiskinan. Penelitian ii bertujuan untuk

88 Bertuah: Jurnal Syariah dan Ekonomi Islam Vol.1 No.2, Oktober 2020
ISSN: XXXX-XXXX
mengenai Implementasi Peraturan Menteri Sosial Nomor 1 Tahun 2018 Tentang
Program Keluarga Harapan dalam Pemberian bantuan kepada Masyarakat Miskin di
Desa Berancah Kecamatan Bantan, dan untuk mengenai faktor-faktor yang menjadi
penghambat dalam pemberian bantuan kepada masyaakat miskin di Desa Berancah
Kecamatan Bantan. Jenis penelitian ini adalah Penelitan Kualitatif Deskriptif,
pendekatan penelitian yang dilakukan adalah pendekatan sosiologis. Sumber data
diperoleh dari data primer dan data sekunder. Dalam teknik pengumpulan data, peneliti
menggunakan metode wawancara, dan dokumentasi. adapun teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitan ini adalah reduksi data, penyajian data dan pengambilan
kesimpulan. hasil penelitian ini adalah: pertama bahwa Implementasi Peraturan Menteri
Sosial Nomor 1 Tahun 2018 Tentang Program Keluarga Harapan dalam Pemberian
bantuan kepada Masyarakat Miskin di Desa Berancah Kecamatan Bantan berjalan
cukup baik, hal ini terbukti penerima bantuan PKH komponen pendidikan kategori SD,
SMP, dan SMA dapat membeli perlengkapan sekolah anaknya, Komponen kesehatan
yakni kategori ibu hamil dan balita bisa tercukupi gizinya, Komponen kesejahteraan
sosial kategori lansia dan disabilitas bisa terbantu untuk berobat dan bisa untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. kedua, kendala dalam program ini meliputi faktor
internal fan faktor eksternal.

Kata Kunci: PKH, Program Keluarga Harapan, Masyarakat Miskin.

PENDAHULUAN
Kemiskinan merupakan masalah kompleks yang dihadapi oleh seluruh
Pemerintah yang ada di dunia ini. kemiskinan adalah kurangnya kesejahteraan.
Pendapat konvensional mengaitkan kesejahteraan terutama dengan kepemilikan
barang, sehingga masyarakat miskin diartikan sebagai mereka yang tidak memilik
pendapatan atau konsumsi yang memadai untuk membuat mereka berada diatas
ambang minimal kategori sejahtera. Kemiskinan juga dapat diartikan dengan suatu jenis
konsumsi tertentu. Sebagai contoh, suatu masyarakat dapat saja dikatakan miskin
karena tidak memiliki tempat tinggal, kekurangan pangan, atau memiliki kondisi
kesehatan buruk. (Fauziatul Akmala 2017)
Kondisi masyarakat desa Berancah di lihat dari geografis wilayah menunjukkan
kondisi wilayah persawahan dan perkebunan karet, karena itu masyarakat di sana
dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya banyak yang bekerja sebagai petani dan
buruh tani, dengan kondisi inilah mereka masih banyak kekurangan dalam upaya
memenuhi kebutuhan hidup kesehariannya. Kondisi inilah yang melatar belakangi
mengapa di desa Berancah masih banyak yang menerima bantuan.
Islam memandang kemiskinan bukan hanya sekedar ketidakmampuan dalam
memenuhi kebutuhan dasar akan tetapi kemiskinan merupakan salah satu masalah
kulturasi dimana terdapat seseorang menjadi miskin karena perilaku buruknya seperti
malas bekerja dan malas berusaha. Kemiskinan model seperti ini lah yang

89 Bertuah: Jurnal Syariah dan Ekonomi Islam Vol.1 No.2, Oktober 2020
ISSN: XXXX-XXXX
membahayakan akhlak, kelogisan berfikir, keluarga dan juga masyarakat. Islam juga
menanggapi kemiskinan seperti musibah dan bencana yang mana seseorang yang
mengalami kemiskinan seperti musibah dan bencana yang mana seseorang yang
mengalami harus memohon perlindungan kepada Allah SWT. Jika kemiskinan itu
semakin merajalela, maka ini akan menjadikan kemiskinan yang mampu membuatnya
lupa kepada Allah Swt. Sebagaimana dijelaskan firman Allah dalam surah Al Baqarah
ayat 268 yang berbunyi:

ٌ ‫ و ََّالل ّه ُ و َاسِِ ُع عَلِيْم‬،ً‫ و ََّالل ّه ُ يَعِدٌك ُ ْم مَغْف ِرَة ً مِن ْه ُ وف َضْ لا‬،ِ‫شيْطَانُ يَعِد ُكُم ُ الْفَقْر َ و َي َأْ م ُرُك ُ ْم ب ِالْف َحْ ش َآء‬
ّ َّ ‫اَل‬
Artinya: “Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan
menyuruh berbuat kejahatan (kikir), sedang Allah menjadikan untuk mu ampunan
daripada-Nya lagi Maha Mengetahui”.(Q.S. Al Baqarah ayat 268)
Dari ayat diatas bahwasannya sudah sangat jelas adanya kewajiban terhadap
setiap individu agar dapat melepaskan diri dari kemiskinan, yakni dengan cara bekerja,
selain daripada itu kewajiban individu terdapat pula kewajiban orang lain, keluarga
ataupun masyarakat dan kewajiban pemerintah dalam menyelesaikan masalah
kemiskinan. Kewajiban Pemerintah yakni tercermin pada kewajiban mencukupi
kebutuhan dari setiap warga Negara melalui sumber dana yang sah.
Kemiskinan yang terjadi dalam suatu negara perlu dilihat sebagai suatu masalah
yang sangat serius. Hal ini dikarenakan kemiskinan dapat memicu banyak persoalan
yang mengakibatkan masyarakat sulit untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Persoalan
kemiskinan ini lebih dipicu oleh banyaknya masyarakat yang masuk dalam kategori
kemiskinan terselubung, dimana mereka tidak produktif dalam pekerjaannya
(musiman). Pengangguran model tersebut menempati porsi yang cukup besar dalam
lapisan masyarakat Indonesia, sehingga banyak keluarga Indonesia masih mengalami
kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Sekalipun mereka dalam status
sedang bekerja. Slamet Agus Purwanto (2013)
Untuk meminimalisir permasalahan kesejahteraan sosial, khususnya kemiskinan
maka pemerintah Indonesia memiliki berbagai program penanggulangan kemiskinan
mulai dari program penanggulangan berbasis bantuan sosial. Program penanggulangan
kemiskinan yang berbasis pemberdayaan masyarakat serta program program
penanggulangan kemiskinan yang berbasis pemberdayaan usaha kecil. Salah satu
program berbasis bantuan sosial dari pemerintah yaitu Program Keluarga Harapan
(PKH). Pemerintah Indonesia melalui Kementrian Sosial mengeluarkan Program
Keluarga Harapan (PKH). Program ini dilaksanakan oleh Dinas Sosial yang merupakan

90 Bertuah: Jurnal Syariah dan Ekonomi Islam Vol.1 No.2, Oktober 2020
ISSN: XXXX-XXXX
salah satu instansi Pemerintah yang bergerak di bidang sosial. Program ini berupaya
untuk mengembangkan sistem perlindungan sosial terhadap warga miskin di Indonesia.
Program Keluarga Harapan (PKH) adalah suatu program yang memberikan
bantuan tunai kepada Keluarga Miskin (KM), jika mereka memenuhi persyaratan yang
terkait dengan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), yaitu
pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan sosial. Program PKH ini merupakan program
yang dibuat oleh Kementerian Sosial RI yang berlandaskan pada Keputusan Menteri
Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat selaku Ketua Tim Koordinasi
Penanggulangan Kemiskinan, No: 31/KEP/MENKO/-KESRA/IX/2007 tentang “Tim
Pengendali Program keluarga Harapan” tanggal 21 september 2007. Kementrian Sosial
RI ( 2016)
Tujuan utama PKH adalah meningkatkan aksesibilitas terhadap pelayanan
pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial dalam mendukung tercapainya
kualitas hidup keluarga miskin. PKH diharapkan dapat mengurangi beban pengeluaran
keluarga miskin dalam jangka pendek serta memutus rantai kemisinan dalam jangka
panjang. Sasaran penerima PKH adalah Keluarga Miskin (KM) yang memenuhi minimal
satu dari kriteria yang terdiri dari anak 0-21 tahun, ibu hamil/nifas, lansia diatas 70
tahun dan Disabilitas Berat. Penerima bantuan PKH adalah ibu atau wanita yang
mengurus anak pada rumah tangga yang bersangkutan (jika tidak ada ibu maka nenek,
tante, bibi, atau kakak perempuan dapat menjadi penerima bantuan).

METODOLOGI
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian Kualitatif ini adalah
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh
subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain. Secara
holistic dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa dalam suatu
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan sebagai metode alamiah.
Lexy J Moeleong ( 2016)
Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan, bahwa penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif deskriptif, karena data-data yang disajikan berupa
pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan bagaimana kondisi sosial ekonomi
penerima Program Keluarga Harapan dan pelaksanaan Program Keluarga Harapan
(PKH) dalam pemberian bantuan kepada masyarakat miskin di Desa Berancah.

91 Bertuah: Jurnal Syariah dan Ekonomi Islam Vol.1 No.2, Oktober 2020
ISSN: XXXX-XXXX
Jenis sumber data adalah mengenai dari mana data diperoleh. Apakah data
diperoleh dari sumber langsung (data primer) atau data diperoleh dari sumber tidak
langsung (data sekunder). Ketepatan memilih dan menentukan jenis sumber data akan
menentukan kekayaan data yang diperoleh. Prof.Dr.Suteki, S.H., M.Hum., (2018)
Adapun Metode pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini
adalah: menggunakan Dokumentasi dan Wawancara.

PEMBAHASAN
Program Keluarga Harapan (PKH) merupakan sebuah program bantuan tunai
bersyarat kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Program Keluarga Harapan
(PKH) merupakan salah satu sarana program Pemerintah yang berbasis perlindungan
sosial yang bersifat memberikan bantuan kepada masyarakat yang kurang mampu
untuk lebih mensejahterakan rakyat dalam bidang Pendidikan dan Kesehatan sebagai
bentuk timbal balik pengabdian masyarakat kepada Pemerintah dan juga Pemerintah
memberikan perlindungan sosial kepada masyarakat. Buku Kerja Pendamping PKH
(2013)
Tujuan umum Program Keluarga Harapan (PKH) adalah untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia, serta mengubah perilaku peserta PKH yang relatif
kurang mendukung peningkatan kesejahteraan. Tujuan terebut sekaligus sebagai
upaya mempercepat pencapaian target yang diinginkan.
Dasar hukum yang menjadi dasar Program Keluarga Harapan (PKH) antara lain:
Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.
Undang-undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial. Undang-undang
Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin. Peraturan Pemerintah Nomor
39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial. Peraturan Pemerintah
Nomor 63 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Upaya Penanganan Fakir Miskin Melalui
Pendekatan Wilayah. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organsasi
Kementerian Negara. Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2015 tentang Kementerian
Sosial. Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2017 tentang Penyaluran Bantuan Sosial
Secara Non Tunai. Peraturan Menteri Sosial Nomo 20 Tahun 2015 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Sosial. Peraturan Menteri Sosial Nomor 10 Tahun 2016
tentang Mekanisme Penggunaan Data Terpadu Program Penanganan Fakir Miskin.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 254/PMK.05/2015 tentang Belanja Bantuan Sosial

92 Bertuah: Jurnal Syariah dan Ekonomi Islam Vol.1 No.2, Oktober 2020
ISSN: XXXX-XXXX
pada Kementerian Negara/Lembaga. Peraturan Menteri Sosial Nomor 1 Tahun 2018
tentang “Program Keluarga Harapan (2016)
Yang menjadi dasar pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH) yakni:
Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat selaku Ketua Tim
Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan, No: 31/Kep/MENKO/-KESRA/IX/2007 tentang
“Tim Pengendali Program Keluarga Harapan” tanggal 21 September 2007. Keputusan
Menteri Sosial Republik Indonesia No. 02A/HUK/2008 tentang “Tim Pelaksana Program
Keluarga Harapan (PKH) Tahun 2008” tanggal 08 januari 2008. Keputusan Gubernur
tentang “Tim Koordinasi Teknis Program Keluarga Harapan (PKH) Provinsi/TKPKD”.
Keputusan Bupati/walikota tentang”tim koordinasi teknis Program Keluarga Harapan
(PKH) Kabupaten/kota/TKPKD”. Surat Kesepakatan Bupati untuk Berpartisipasi dalam
Program Keluarga Harapan.
Dalam pelaksanaan PKH, penyerahan dana bantuan ini dilakukan oleh
pendamping PKH. Komponen penerima PKH terdiri atas. Komponen Kesehatan
meliputi: Ibu Hamil/Menyusui; dan Anak Usia Dini 0 (nol) sampai dengan 6 (enam)
tahun. Komponen Pendidikan meliputi: Anak SD/MI atau sederajat; Anak SMP/MTs
atau sederajat; Anak SMA/MA atau sederajat; dan Komponen Kesejahteraan Sosial
meliputi: Lanjut Usia mulai dari 70 (tujuh puluh) tahun; dan Penyandang Disabilitas.
Komponen kesehatan
Rendahnya penghasilan menyebabkan keluarga miskin tidak mampu memenuhi
kebutuhan kesehatan dan pendidikan, bahkan untuk tingkat minimal sekalipun.
Pemeliharaan kesehatan ibu hamil yang tidak memadai berakibat pada buruknya
kondisi kesehatan dan asupan gizi bayi yang dilahirkan.
Kejadian balita stunting (pendek) merupakan masalah gizi utama yang dihadapi
Indonesia. Berdasarkan data hasil Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) 2019,
telah terjadi penurunan prevalensi stunting dari 30,8% (persen) di tahun 2018
berdasarkan Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) 2018, menjadi 27,67 persen di tahun
2019. Selama tiga tahun terakhir, balita pendek memiliki prevalensi tertinggi
dibandingkan dengan masalah gizi lainnya seperti gizi kurang, kurus, dan gemuk.
Kondisi sosial ekonomi keluarga berpengaruh pada kelahiran hidup wanita di
fasilitas kesehatan. Semakin tinggi kuintil kekayaan semakin tinggi persentase kelahiran
hidup wanita di fasilitas pelayanan kesehatan. Laporan Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 menyebutkan 94% (persen) kelahiran hidup
dari wanita yang berada pada kuintil kekayaan teratas dilahirkan di fasilitas pelayanan

93 Bertuah: Jurnal Syariah dan Ekonomi Islam Vol.1 No.2, Oktober 2020
ISSN: XXXX-XXXX
kesehatan. Persentase ini lebih tinggi dari pada wanita dengan kuintil kekayaan
terbawah (45%). Hal itu dapat dilihat pada tempat persalinan menurut kuintil kekayaan.
Rendahnya kondisi sosial ekonomi keluarga juga berdampak pada kematian
anak. Laporan SDKI tahun 2017 menyebutkan kematian anak yang terjadi dari keluarga
dengan kuintil kekayaan terbawah 2 kali lebih tinggi dibanding anak dari keluarga
dengan kuintil kekayaan teratas (52 dan 24 per 1.000 kelahiran hidup). Pedoman
Pelaksanaan Program Keluarga Harapan (2019)
Komponen Pendidikan
Berdasarkan buku saku ikhtisar Data Pendidikan dan Kebudayaan Pusat Data
dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan (PDSPK), Sekretariat Jenderal, Kementerian
Pendidikan dan Kebuadayaan (Kemendikbud) tahun 2017 masih terdapat angka putus
sekolah pada semua jenjang sekolah dasar dan menengah. Tingginya angka putus
sekolah menyebabkan peringkat indeks pembangunan rendah. Oleh karena itu
mendorong anak untuk tetap bersekolah pada usia remaja menjadi hal mendasar.
Keikutsertaan mereka yang berada diluar sistem sekolah pun harus menjadi perhatian
utama.
Program pemerintah untuk mengurangi jumlah putus sekolah pada tingkat
sekolah dasar cukup berhasil. Hal itu dapat dilihat pada Data Pendidikan dan
Kebudayaan Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan (PDSPK)
Kemendikbud tahun 2017 jumlah siswa putus sekolah tingkat sekolah dasar
menunjukkan penurunan sejak tahun ajaran 2015/2016, 2016/2017, dan 2017/2018.
Hal yang sama terjadi pada tingkat sekolah menengah atas. Perkembangan jumlah
putus sekolah yang harus menjadi perhatian ada pada tingkat sekolah menengah
pertama dan sekolah menengah kejuruan.
Komponen Kesejahteraan Sosial
Berdasarkan Undang-undang Nomor 13 Tahun 1998 Tentang Kesejahteraan
Lanjut Usia, lanjut usia merupakan seseorang yang telah berusia 60 tahun ke atas.
Secara fisik dapat dibedakan menjadi lanjut usia potensial maupun lanjut usia tidak
potensial. Perbaikan perawatan dan penyediaan fasilitas kesehatan serta semakin
baiknya gizi masyarakat selama tiga dekade terakhir berdampak pada usia harapan
hidup penduduk Indonesia yang membawa konsekuensi meningkatnya jumlah lanjut
usia dari tahun ke tahun. Semakin panjangnya usia harapan hidup dapat berimplikasi
pada timbulnya permasalahan sosial yang berkaitan dengan kondisi fisik, psikologis,

94 Bertuah: Jurnal Syariah dan Ekonomi Islam Vol.1 No.2, Oktober 2020
ISSN: XXXX-XXXX
sosial, dan ekonomi sehingga permasalahan jumlah lanjut usia terlantar akan
cenderung meningkat.
Program Keluarga Harapan ditinjau Dalam Hukum Islam
Islam adalah agama yang sempurna. Islam mengatur seluruh aspek hidup dan
kehidupan manusia. Islam juga menjelaskan dan memberikan solusi terhadap seluruh
problematika kehidupan, baik dalam masalah „akidah, ibadah, moral, muamalah, rumah
tangga, bertetangga, politik kepemimpinan dan mengentaskan kemiskinan dan lainnya.
Islam berusaha mengatasi kemiskinan dan mencari jalan keluarnya serta mengawasi
kemungkinan dampaknya. Tujuannya untuk menyelamatkan „akidah, akhlak dan amal
perbuatan memelihara kehidupan rumah tangga, dan melindungi kestabilan dan
ketentraman masyarakat disamping untuk mewujudkan jiwa persaudaraan antar
sesama kaum muslimin. Karena itu, islam menganjurkan agar setiap individu
memperoleh hidup yang layak dimasyarakat.
Secara umum, setiap individu wajib berusaha untuk hidup wajar, sesuai dengan
keadaannya. dengan hidup tentram, ia dapat melaksanakan perintah-perintah Allah
SWT, sanggup menghadapi tantangan hidup, dan mampu melindungi dirinya dari
bahaya kefakiran, kekufuran, kristenisasi, dan lainnya. Tidak bisa dibenarkan dalam
pandangan islam adanya seseorang yang hidup di tengah masyarakat islam dalam
keadaan kelaparan, berpakaian compang-camping, meminta-minta, dan
menggelandang.
Oleh karena itu, untuk mengatasi kemiskinan Pemerintah memberikan progam
bantuan sosial yang bernama Program Keluaga Harapan (PKH). Program ini di
luncurkan untuk memberikan bantuan kepada keluarga miskin yang sangat
membutukan uluran tangan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. PKH memliliki
tujuan untuk mengurangi beban pengeluaran dan meningkatkan pendapatan yang
berarti bertujuan untuk mensejahterakan keluarga miskin dan rentan.
Jika ditinjau dalam perspketif Hukum Islam maka Program Keluaga Harapan
(PKH) memiliki kemaslahatan bagi rakyat. Sehingga apa yang dialkukan oleh
pemerintah sudah selaras dengan sebuah Kaidah Fiqhiyyah yang berbunyi: Fatimatuz
Zuhro ( 2019)

‫ْط ب ِال ْم َصْ لَح َة‬


ُ ‫الر ّا عِيَة ِ م َنُو‬ ُ ّ‫تَص َ ُّر‬
َّ ‫ف الْا ِ م َا ِم عَلَى‬
Artinya: “kebijakan seseorang pemimpin terhadap rakyatnya tergantung pada
maslahat”.
Dalam konteks kontemporer, kaidah tersebut tentunya tidak boleh terlepas dari
jiwa seorang pemimpin. Oleh karena itulah kebijakan yang mengandung manfaat dan
95 Bertuah: Jurnal Syariah dan Ekonomi Islam Vol.1 No.2, Oktober 2020
ISSN: XXXX-XXXX
maslahat bagi rakyat itulah yang direncanakan, diorganisasikan, dilaksanakan dan di
evaluasi kemajuannya. Sebaliknya kebijakan yang mengandung mafsadah dan
mudharat bagi rakyat, itulah yang harus dijauhi dan disingkirkan.
Selanjutnya Islam adalah agama yang tidak bersikap acuh tak acuh dan
membiarkan nasib fakir miskin terlantar. Sesungguhnya Allah Swt telah menetapkan
bagi mereka suatu hak tertentu yang ada pada harta orang-orang kaya, dan suatu
bagian yang tetap dan yang pasti yaitu zakat. Sasaran utama zakat adalah untuk
mencukupi kebutuhan orang-orang miskin. Zakat merupakan salah satu bentuk bantuan
kepada fakir miskin sesuai dengan rukun islam. Hal ini sebagai mana firman Allah Swt:

ِ َ ‫الصّ دَقَاتُ للْفُق َرَاء ِ و َال ْمَسَاكِيْنِ و َال ْع َام ِلِيْنَ عَلَيْهَا و َال ْم ُؤ ََّل ّفَة ِ قُلُو بُه ُ ْم و َفِي الر ِّق‬
ْ‫اب و َال ْغ َارِم ِيْنَ و َفِي‬ َّ ‫ِإ َّن ّمَا‬
ِ َ ‫ و ََّالل ّه ُ عَلَيْم ٌ ح‬،ِ‫الل ّه‬
ُ ‫كيْم‬ َّ ‫ن‬َ ِ ‫ فَرِ يْضَة ً م‬،‫ل‬
ِ ْ ‫سبِي‬ ِ ْ ‫الل ّه ِ و َاب‬
ّ َّ ‫ن ال‬ َّ ‫ل‬ِ ْ ‫سَبِي‬
Artinya: “Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil
zakat, yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk
(membebaskan) orang yang berutang, untuk jalan Allah dan untuk orang yang sedang
dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui, Maha
Bijaksana.” (Q.S. At-Taubah: 9:60)
Oleh karena itu dengan memberikan bantuan kepada masyarakat miskin kita
juga sudah membantu dan memberikan kemaslahatan kepada mereka. Bantuan
tersebut bisa berupa uang tunai atau dalam bentuk bahan dasar kebutuhan pokok.
Karena dewasa ini keimanan dan akidah seseorang akan mudah tergoyang hanya
dengan sedikit perkataan ataupun pemberian dalam bentuk benda yang sifatnya
mengajak mereka untuk berubah dari keyakinan mereka. Dengan mengentaskan
kemiskinan kita bisa menyelamatkan mereka dari kekufuran. Hal ini Sesuai dengan
kaidah:

‫كفْرًا‬
ُ ُ‫ك َاد َ الْفَقْر ُ يَكُوْن‬
Artinya: ”... terkadang kefakiran bisa menyebabkan kekufuran”.
Dengan memberikan bantuan kepada masyarakat miskin secara tidak langsung
kita menyelamatkan akidah, akhlak,dan amal perbuatan. Dari pemberian bantuan
Program Keluarga Harapan ini juga sudah membantu masyarakat miskin untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, mengurangi kemiskinan, menciptakan perubahan
perilaku dan kemandirian KPM (keluarga penerima manfaat) dalam mengakses
kesehatan.
Implementasi Peraturan Menteri Sosial Nomor 1 Tahun 2018 Tentang Program
Keluarga Harapan Dalam Pemberian Bantuan Kepada Masyarakat Miskin Di Desa
Berancah Kecamatan Bantan

96 Bertuah: Jurnal Syariah dan Ekonomi Islam Vol.1 No.2, Oktober 2020
ISSN: XXXX-XXXX
Salah satu program sosial yang dikembangkan oleh Pemerintah adalah Program
Keluarga Harapan. Program Keluarga Harapan adalah program yang memberikan
bantuan tunai kepada keluarga miskin. Sebagai imbalannya keluarga penerima manfaat
diwajibkan memenuhi persyaratan yang terkait dengan upaya peningkatan kualitas
sumber daya manusia, yaitu pendidikan dan kesehatan. Tujuan utama Program
Keluarga Harapan adalah membantu mengurangi kemiskinan dengan cara
meningkatkan kualitas sumber daya manusia pada kelompok masyarakat sangat miskin
dengan memberikan bantuan uang tunai.
Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan dengan senin tanggal 20 juli 2020
pukul 10.30 wib di kediaman Pendamping PKH Kecamatan Bantan Bapak Johari,SE,
beliau mengatakan:
“Bantuan Program Keluarga harapan (PKH) ada beberapa jenis sesuai
komponen yaitu Komponen Kesehatan, Komponen Pendidikan dan Komponen
kesejahteraan Sosial Pemberian bantuan ini diberikan sesuai dengan kategori yang
telah ditetapkan, untuk komponen kesehehatan meliputi ibu hamil dan balita, komponen
pendidikan meliputi SD,SMP,dan SMA, dan untuk komponen kesejahteraan sosial
meliputi lansia dan disabilitas.”
Komunikasi pada Implementasi Program keluarga Harapan (PKH) yang terjalin
antara Dinas Sosial, Pendamping PKH dan peserta PKH pada dasarnya sudah baik
dan lancar. Sejak awal Implementasi kebijakan pendamping PKH sudah dilibatkan
dalam rapat koordinasi, seminar dan matrikulasi untuk membekali pendamping PKH
supaya menjadi profesional. Jurnal of Public Sector Innovation ( 2019)
Dalam proses pemberian bantuan di Desa Berancah Kecamatan Bantan
umumnya sudah berjalan dengan baik.
Penyaluran bantuan diberikan kepada peserta Program Keluarga Harapan (PKH)
berdasarkan komponen kepesertaan. Penyaluran bantuan bagi peserta yang telah
ditetapkan pada tahun anggaran sebelumnya dilaksanakan empat tahap dalam satu
tahun, sedangkan untuk kepesertaan yang ditetapkan pada tahun berjalan,
penyalurannya dilaksanakan dalam satu tahap. Bantuan bagi peserta Program
Keluarga Harapan (PKH) terdiri dari bantuan tetap dan bantuan komponen pendidikan
kesehatan dan kesejahteraan sosial yang diberikan berdasarkan jumlah anggota
keluarga yang memenuhi kriteria Program Keluarga Harapan (PKH).
Jadwal dan pelaksanaan penyaluran bantuan sendiri disesuaikan dengan situasi
dan kondisi yang ada pada tahun berjalan serta disesuaikan dengan kebijakan dengan
kebijakan yang dibuat untuk memperlancar pelaksanaan penyaluran bantuan.
Umumnya di Desa Berancah Kecamatan Bantan pelaksanaan pemberian dana bantuan

97 Bertuah: Jurnal Syariah dan Ekonomi Islam Vol.1 No.2, Oktober 2020
ISSN: XXXX-XXXX
diberikan dalam per tiga bulan dalam satu tahun, yang mana pada setiap
pengambilannya tidak dapat diwakilkan atau dititipkan kepada orang lain. Hal ini
dikarenakan untuk menghindari kesalahpahaman informasi antara pendamping dengan
penerima.
Berdasarkan wawancara dengan pendamping PKH Kecamatan Bantan Bapak
Johari.SE,. Senin 20 Juli 2020 beliau mengatakan:
“Pemberian bantuan kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Desa
Berancah ini diberikan setiap tiga bulan sekali dalam satu tahun, jadi dalam satu tahun
ada empat tahap pemberian bantuan kepada keluarga miskin di Desa Berancah. Dalam
setiap pengambilannya tidak dapat dititipkan atau diwakilkan dengan orang lain untuk
menghindari kesalahan informasi kepada penerima”.
Adapun mekanisme penyaluran bantuan sosial dilaksanakan oleh Pemberi
Bantuan Sosial melalui Bank Penyalur ke rekening atas nama penerima bantuan sosial
adalah rekening yang mencakup seluruh program bantuan sosial yang diterima oleh
penerima bantuan sosial dan dapat dibedakan penggunaannya untuk masing-masing
program bantuan sosial. Rekening tersebut memiliki fitur uang elektronik dan tabungan
(basic saving account) yang dapat diakses melalui kartu kombo (Kartu Keluarga
Sejahtera). Dalam hal penerima bantuan sosial, maka rekening tersebut harus
digunakan untuk menerima program bantuan sosial lainnya.
Berdasarkan wawancara dengan pendamping PKH kecamatan Bantan Bapak
Johari,SE, beliau mengatakan:
“Program Keluarga Harapan (PKH) merupakan sebuah program bantuan tunai
bersyarat kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Misalnya, keluarga miskin tetapi
tidak memiliki komponen atau kategori yang ditetapkan untuk menjadi peserta PKH
seperti Komponen Pendidikan, Komponen Kesehatan, dan Komponen Kesejahteraan
Sosial itu tidak bisa menjadi peserta Program keluarga Harapan. Keluarga miskin yang
di tetapkan Program Keluarga Harapan (PKH) adalah berpenghasilan dibawah Rp.
1.500.000,-“.
Tujuan program keluarga harapan adalah memutus mata rantai kemiskinan,
untuk meningkatkan taraf hidup Keluarga Penerima Manfaat (KPM) melalui akses
layanan pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan sosial. Penerima Program Keluarga
Harapan mendapat bantuan dari Kementerian Sosial itu terdiri dari Komponen
Pendidikan ada tiga yaitu SD, SMP, dan SMA. Komponen Kesehatan yaitu balita dan
ibu hamil. Sedangkan Komponen Kesejahteraan Sosial ada dua yaitu Disabilitas dan
Lanjut Usia diatas 60 tahun ke atas. Peserta Program Keluarga Harapan diutamakan
untuk mendapat program-program seperti Kelompok Usaha Bersama (KUBE). Dengan
adanya program kelompok usaha bersama mereka dituntut untuk saling bekerja sama
dalam meningkatkan produktifitas. Tentu saja jika hal ini terwujud otomatis pendapatan

98 Bertuah: Jurnal Syariah dan Ekonomi Islam Vol.1 No.2, Oktober 2020
ISSN: XXXX-XXXX
mereka akan bertambah dari sebelumnya, maka mereka yang awalnya merupakan
peserta PKH dapat/bisa di graduasi atau dikeluarkan dari kepesertaannya di Program
Keluarga Harapan.
Berdasarkan wawancara dengan keluarga penerima manfaat ibu Cici , ibu Ina,
dan Ibu Zila sebagai penerima komponen kesehatan mengatakan:
“Manfaat yang kami dapatkan dari program ini buat saya sebagai penerima
komponen kesehatan saya dapat membeli makanan bergizi, buah-buahan, vitamin dan
susu bayi. Selain itu saya juga bisa menggunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari, membantu keuangan saya, dan juga ada perputaran uang untuk meningkatkan
pendapatan keluarga saya”.
Manfaat dari Program Keluarga Harapan lainnya selain perputaran uang belanja
meningkat mereka juga memperoleh tambahan ilmu pengetahuan di pertemuan
Peningkatan Kemampuan Keluarga (Family Development Sesion) yang tujuannya
adalah untuk merubah mindset atau pola pikir masyarakat. Oleh karena itu,
penambahan ilmu pengetahuan ini bertujuan untuk membantu meningkatkan
perekonomiannya. Temuan di lapangan mayoritas sumber daya peserta PKH memiliki
latar belakang pendidikan yang kurang, sehingga keahlian yang dimiliki Peserta PKH
juga sangat kurang. Karena keterbatasan kemampuan pendidikan ini tidak jarang
pendamping sedikit memaksa dan memperingatkan jika syarat dan ketentuan tidak
dipenuhi maka akan di kenakan sanksi pinalti program akan dihentikan kepada peserta
PKH yang bersangkutan. Jurnal of Public Sector Innovation ( 2019)
Tugas pendamping PKH yang diberikan oleh Dinas Sosial adalah mengelola
bantuan serta memberikan penyuluhan kepada peserta PKH untuk mengembangkan
keahlian yang dimiliki oleh peserta PKH ditengah-tengah keterbatasan pendidikan yang
mereka miliki. Dengan demikian PKH dapat mengentaskan kemiskinan di Kecamatan
Bantan.
Berdasarkan wawancara peneliti dengan Pendamping PKH Kecamatan bantan,
bapak Johari.SE. beliau mengatakan :
“Dana bantuan yang didapatkan per tri wulan dalam satu tahun diharapkan dapat
membantu perekonomian penerima dan membantu meningkatkan kualitas hidup
mereka. Bagi penerima komponen Kesehatan yaitu ibu hamil dan balita diarahkan
untuk membeli makanan bergizi, vitamin dan susu bayi. Bagi komponen pendidikan
diarahkan untuk membeli alat-alat perlengkapan sekolah, dan bagi komponen
kesejahteraan sosial digunakan untuk membeli obat-obatan, makanan bergizi, vitamin,
dan buah-buahan”.
Untuk kategori penerima bantuan disabilitas yakni masyarakat miskin yang cacat
fisiknya sehingga mereka tidak mampu bekerja, tidak mampu memenuhi kebutuhan
sehari-harinya. Sedangkan kategori penerima bantuan untuk balita, masyarakat miskin

99 Bertuah: Jurnal Syariah dan Ekonomi Islam Vol.1 No.2, Oktober 2020
ISSN: XXXX-XXXX
yang menerima bantuan ini, mereka tidak mampu memenuhi atau memberi asupan gizi
yang cukup baik dan untuk fasilitas kesehatan dari orang tua kepada balitanya. Jadi,
dengan adanya bantuan ini mereka bisa terbantu dalam meningkatkan dan memenuhi
ekonomi keluarga miskin tersebut. Bantuan-bantuan seperti inilah yang sangat
diharapkan agar dapat membantu keluarga yang kurang mampu dalam memenuhi
kebutuhan hidup mereka sehari-hari, selain itu juga mereka dapat menggunakan uang
yang mereka dapat dari bantuan ini untuk menambah biaya pengobatan dan
pemenuhan gizi keluarga mereka.
Berdasarkan wawancara dengan penerim PKH ibu wagiyem, Ibu Mesinah
Penerima komponen Kesejahteraan sosial, Restu Syafitrah, Syima penerima komponen
pendidikan, dan ibu Cici, ibu Ina penerima komponen kesehatan mereka mengatakan:
“Dari uang yang kami dapatkan dari PKH ini kami gunakan untuk membeli
perlengkapan sehari-hari, kebutuhan gizi dan susu bayi, uang ini juga digunakan untuk
membeli perlengkapan sekolah seperti baju, tas, buku, sepatu dan lain-lain. untuk kami
lansia kami gunakan untuk membeli obat-obatan, makanan yang bergizi dan vitamin”.
Kriteria kategori penerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) ini
tergantung pada aspek penerima itu sendiri. Selain menerima bantuan PKH ini juga
peserta atau Keluarga Penerima Manfaat juga menerima bantuan beras sejahtera
setiap bulannya. Ini sangat membantu Keluarga Penerima Manfaat dalam memenuhi
kebutuhan sehari-harinya.
Berdasarkan wawancara dengan penerima PKH komponen Kesehatan yaitu ibu
Ina dan Ibu Cici, pendidikan yaitu Restu, Syima dan kesejahteraan sosial yaitu Ibu
wagiyem dan bapak Gumbrek, mereka mengatakan:
“Untuk Komponen Kesehatan saya kategori balita mendapatkan Rp. 3.000.000
dalam satu tahun, untuk komponen pendidikan untuk SD Rp.900.000, SMP
Rp.1.500.000, SMA Rp. 2.000.000, untuk komponen kesejahteraan sosial saya kategori
lansia mendapat Rp.2.400.000 dalam 1 tahun. Yang mana uang itu kami pergunakan
untuk membiayai kehidupan kami, mencukupi kebutuhan gizi balita, lansia dan anak-
anak sekolah. Selain itu bagi kami penerima komponen kesejahteraan sosial kami
menggunakan uang yang kami dapat untuk membeli obat-obatan apabila kami sakit,
untuk pegangan masa tua kami, karena kami sudah tidak mampu untuk bekerja keras
seperti dulu lagi”.
Melalui Program Keluarga Harapan, KPM didorong untuk memiliki akses dan
memanfaatkan pelayanan sosial dasar kesehatan, pendidikan, pangan dan gizi,
perawatan, dan pendampingan, termasuk akses terhadap berbagai program
perlindungan sosial lainnya yang merupakan program komplementer secara
berkelanjutan. PKH diarahkan untuk menjadi tulang punggung penanggulangan
kemiskinan yang mensinergikan berbagai program perlindungan dan pemberdayaan
sosial nasional. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa PKH mampu mengangkat
100 Bertuah: Jurnal Syariah dan Ekonomi Islam Vol.1 No.2, Oktober 2020
ISSN: XXXX-XXXX
penerima manfaat keluar dari kemiskinan, meningkatkan konsumsi keluarga, bahkan
pada skala yang lebih luas mampu mendorong para pemangku kepentingan di Pusat
dan daerah untuk melakukan perbaikan infrastruktur kesehatan dan pendidikan.
Berdasarkan wawancara dengan pendamping PKH Kecamatan Bantan Bapak
Johari.SE, beliau mengatakan:
“Dana yang diberikan pada setiap kategori penerima bantuan PKH untuk setiap
iga bulan sekali yaitu: Ibu Hamil: Rp.3.000.000,- Anak Usia Dini: Rp. 3.000.000,- SD:
Rp. 900.000,- SMP: Rp. 1.500.000,- SMA: Rp.2.000.000,- Lansia: Rp.2.400.000,-
Disabilitas: Rp. 2.400.000,-“
Komponen dalam pemberian bantuan kepada Keluarga Penerima Manfaat
(KPM). Kesehatan: Ibu hamil dan Anak Usia Dini. Pendidikan: SD, SMP, SMA.
Kesejahteraan Sosial: Lansia dan Disabilitas.
Program pengentasan kemiskinan bukan hanya sekedar meningkatkan
kesejahteraan rumah tangga miskin saja, melainkan untuk menjaga stabilitas kehidupan
rumah tangga miskin terhadap kebutuhan pokok dari amukan krisis ekonomi yang
melanda masyarakat. Berbagai cara telah dilakukan Pemerintah Indonesia untuk
menanggulangi kemiskinan, salah satunya adalah Program Keluarga Harapan (PKH)
yang diberlakukan sejak tahun 2007.
Dapat disimpulkan dari pembahasan diatas bahwa dalam Pelaksanaan PKH di
Desa Berancah Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis tahun 2018-2019 sudah
terealisasikan dengan cukup baik kepada keluarga miskin, baik dari sektor pendidikan,
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan kesejahteraan umum. Indikator
dikatakannya sudah berjalan dengan cukup baik yaitu menurunnya jumlah kemiskinan
setiap tahunnya di Desa Berancah, sudah mulai meningkatnya taraf hidup Keluarga
Penerima Manfaat (KPM), meningkatnya pendapatan KPM, mengurangnya jumlah
kemiskinan dan terciptanya perubahan perilaku dan kemandirian KPM (keluarga
Penerima Manfaat) dalam mengakses layanan kesehatan dan pendidikan serta
kesejahteraan sosial. Dan secara keseluruhan di Desa Berancah masing-masing ketua
kelompok yang mendampingi selama kegiatan program keluarga harapan berlangsung
sudah melakukan tugasnya sendiri-sendiri yang terpenting yakni memiliki tujuan yang
sama yaitu mensejahterakan masyarakat Desa Berancah.
Faktor-Faktor Yang Menjadi Penghambat Dalam Pemberian Bantuan Kepada
Masyarakat Miskin Di Desa Berancah: Kurangnya Koordinasi Sensus Penduduk Di
dalam PKH di Desa Berancah koordinasi menjadi peghambat yang membuat kurang
efektifnya terkait sasaran penerima PKH.

101 Bertuah: Jurnal Syariah dan Ekonomi Islam Vol.1 No.2, Oktober 2020
ISSN: XXXX-XXXX
Menurut Pendamping PKH Kecamatan Bantan, Bapak Johari,SE beliau
mengatakan:
“Bahwa seluruh dusun di Desa Berancah telah menerima bantuan PKH terhitung
sejak tahun 2014. Fakta yang ditemukan dilapangan bahwa implementasi penetapan
peserta PKH di desa Berancah sudah sesuai dengan kriteria yang di tetapkan penerima
bantuan sebagaimana yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat. Hanya saja dalam
implementasi PKH masih ditemukan peserta PKH yang dikategorikan sebagai keluarga
sejahtera namun tercantum sebagai peserta PKH yang mendapat bantuan tunjangan
pendidikan dan kesehatan untuk keluarga miskin/tidak mampu. Tentu hal ini merupakan
kesalahan yang mengakibatkan kesenjangan dan tidak meratanya distribusi dari dari
program PKH ini. PKH di Desa Berancah sudah bisa dikatakan efektif karena sudah
banyaknya masyarakat miskin yang benar-benar membutuhkan telah mendapatkan
bantuan”.
Belum terdapat koordinasi terkait sasaran program Keluarga Harapan terbaru
antara Unit Pelaksana PKH di Desa Berancah, pendamping PKH maupun aparat
pemerintahan Desa Berancah untuk merekomendasikan keluarga rentan miskin dan
rentan miskin menjadi Keluarga Penerima Manfaat, karena semua pengelolaan berasal
dari Kementerian sosial. Hal ini mengakibatkan masih terdapat keluarga miskin dan
rentan yang belum menjadi keluarga penerima manfaat karena tidak terdaftar dalam
Basis Data Terpadu. Hal ini memungkinkan bahwa mereka masih menggunakan data
sensus lama yang belum diperbaharui.
Data dilapangan juga masih ditemukan adanya data peserta PKH yang tidak
akurat, dimana penerima PKH tersebut tidak memenuhi kriteria yang berlaku, namun
terdaftar pada data sebagai Peserta PKH. Pada sisi yang lain ketika verifikasi data oleh
pendamping PKH ditemukan biodata nama tertentu di masyarakat yang kondisinya
sangat miskin dan sangat layak sebagai penerima PKH namun orang yang
bersangkutan tidak terdaftar di Kementerian Sosial, maka orang tersebut tidak berhak
menerima bantuan sosial dalam Program Keluarga Harapan tersebut.
Perencanaan merupakan hal penting yang berpengaruh dalam efektif tidaknya
suatu program. Perencanaan dibutuhkan dalam PKH untuk terciptanya efektivitas
program ini. Perencanaan didalam program sosial ini yaitu keputusan mengenai apa
yang akan dikerjakan ketika program sedang berjalan. Namun kenyataannya
perencanaan dalam PKH di Desa Berancah belum sepenuhnya matang dalam
menciptakan kemandirian maupun mengurangi kemiskinan. Pendamping hanya
mengarahkan pada wirausaha untuk mengurangi kemiskinan dengan memanfaatkan
uang yang didapatkan dari bantuan PKH, tetapi tidak ada kewajiban bagi Keluarga
Penerima Manfaat untuk mengumpulkan bukti penggunaan bantuan.

102 Bertuah: Jurnal Syariah dan Ekonomi Islam Vol.1 No.2, Oktober 2020
ISSN: XXXX-XXXX
Ketepatan layanan adalah suatu hal yang penting dalam suatu program.
ketepatan layanan digunakan untuk menilai apakah pelayanan yang diberikan dalam
PKH ini sudah dilakukan dengan tepat atau belum oleh Keluarga Penerima Manfaat.
Di Desa Berancah ketepatan layanan belum berjalan dengan baik. Keluarga
Penerima Manfaat belum menjalankan pengenalan jasa keuangan dengan tepat karena
masih ditemukan Penerima Manfaat yang tidak dapat mengoperasikan ATM dan
menitipkan kepada tetangga pada saat pencairan dana bantuan sosial PKH.
Selain terdapatnya keluarga miskin di Desa Berancah Kecamatan Bantan, hal
yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan program PKH yaitu terdapatnya lembaga
pelayanan pendidikan dan kesehatan yang memadai untuk mendukung pelaksanaan
PKH di Desa Berancah. Meskipun ketersediaan lembaga pendidikan dan kesehatan
terbatas dan tidak merata, namun dapat dijangkau oleh peserta PKH.
Seperti contoh keberadaan posyandu yang berada pada setiap RW,
memudahkan para peserta PKH yang memiliki balita untuk membawa balitanya ke
lembaga pelayanan kesehatan tersebut.
Selain hal tersebut diatas, lokasi tempat pertemuan peserta dengan pendamping
juga belum memadai, seperti meja kursi untuk peserta PKH. Sehingga untuk melakukan
setiap pertemuan mereka harus mencari tempat seperti balai pertemuan untuk
melakukan bimbingan. Diharapkan kedepannya dapat tersedianya tempat khusus untuk
pelaksanaan pertemuan peserta dan pendamping PKH.
Rendahnya pendidikan peserta PKH, khususnya peserta yang tidak memiliki
tamatan atau hanya berijazahkan SD membuat mereka kesulitan untuk melakukan
transaksi banking pada saat pengambilan dana di ATM. Sehingga hal tersebut harus
diperhatikan oleh pendamping PKH untuk dibimbing agar kedepannya dapat melakukan
transaksi mandiri. Terlebih lagi bagi mereka yang tidak tahu baca tulis, tentu hal
tersebut akan menjadi hambatan dalam kelancaran pelaksanaan PKH.
Ketersediaan Mesin ATM di Desa Berancah yang belum memadai sehingga para
peserta perlu menempuh jarak yang cukup jauh menuju ATM di Desa sebelah.

SIMPULAN
Implementasi Peraturan Menteri Sosial Nomor 1 Tahun 2018 dalam pemberian
bantuan di Desa Berancah sudah berjalan dengan cukup baik. Hal ini terbukti dengan
rutinnya pemberian bantuan ini kepada Keluarga Penerima Manfaat baik dalam bentuk
uang maupun barang yang akan mereka gunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup

103 Bertuah: Jurnal Syariah dan Ekonomi Islam Vol.1 No.2, Oktober 2020
ISSN: XXXX-XXXX
mereka sehari-hari. Keluarga Penerima Manfaat berdasarkan Komponen seperti
komponen Pendidikan, Kesehatan, dan Kesejahteraan Sosial dapat memenuhi
kebutuhannya. Untuk komponen pendidikan dapat membeli perlengkapan sekolah,
komponen kesehatan yakni kriteria balita dapat terpenuhi gizinya, dan komponen
kesejahteraan Sosial kriteria lansia dan Disabilitas bisa terantu untuk berobat dan bisa
untuk memenuhi kebutuhannya. Dengan adanya program PKH ini kebutuhan hidup
Keluarga Penerima Manfaat akan sedikit terbantu, dan tentunya diharapkan program ini
akan terus berlanjut meningkatkan perekonomian di Indonesia. Hal ini juga sesuai
dengan konsep fiqh siyasah yang bertujuan untuk memberikan kemaslahatan kepada
rakyat agar terhindar dari kemudharatan.
Faktor penghambat dalam pemberian bantuan kepada masyarakat miskin di
Desa Berancah ada beberapa hal yakni ditemukan peserta PKH yang dikategorikan
sebagai keluarga sejahtera namun tercantum sebagai peserta PKH yang mendapat
bantuan tunjangan pendidikan dan kesehatan untuk keluarga miskin/tidak mampu.
Kurangnya Koordinasi sensus penduduk, Pelayanan Program Keluarga Harapan, dan
ketetapan layanan dalam Progam Keluarga Harapan.

DAFTAR KEPUSTAKAAN
Azwar, Saifuddin, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 1999
Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian, Bandung: CV Gramedia Pustaka 2008
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi keempat,
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka, 2008
Direktur Jenderal Perlindungan dan Jamninan Sosial, Pedoman Pelaksanaan program
Keluarga Harapan, (Kementerian Sosial RI: Jakarta,2019)
Direktorat jaminan sosial, ”Direktorat Jendral perlindungan dan Jaminan Sosial”,
Kementerian RI, (Jakarta:2013)
Erwan Agus Purwanto dan Dyah Ratih Sulistyastuti, Implementasi Kebijakan Publik:
Konsep dan Aplikasinya Di Indonesia, (Yogyakarta: Gava Media, 2012)
Kementrian Sosial RI. Program Keluarga Harapan, 2016
Kementerian Sosial RI. 2015 “Pedoman Umum Program Keluarga Harapan”.Jakarta
Lexy J Moeleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya
Machmud Amir, Perekonomian Indonesia, Erlangga, (PT. Gelora Aksara Pratama:
2016)
Mudrajad Kuncoro, Otonomi Daerah, Erlangga, (PT. Gelora Aksara Pratma: 2014)

104 Bertuah: Jurnal Syariah dan Ekonomi Islam Vol.1 No.2, Oktober 2020
ISSN: XXXX-XXXX
Peraturan Menteri Sosial Nomor 1 Tahun 2018
Petunjuk Teknis “Penyaluran Bantuan Sosial Non Tunai Program Keluarga Harapan”
Tahun 2019.
Prof. Dr. Suteki, S.H., M.Hum., Taufani Galang, S.H., M.H., Metodologi Penelitian
Hukum (filsafat, teori dan praktik), Depok: Rajawali Pers, 2018
Saifudin Azwar.1998. Metode penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT.Rineka
Cipta,1996)
Sutoyo,Anwar,2017. Bimbingan dan Konseling Islam (Teori dan Praktik). Semarang.
Prima Cipta Nusantara
Evi Rahmawati, Peran Pendamping dalam Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui
Program Keluarga Harapan di Kecamatan Semarang Tengah (Sripsi Universitas
Semarang)
Fauziatul Akmala,Cita “Implementasi Program Keluarga Harapan di Kelurahan
Kranggan Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung” Skripsi (Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2017)
Slamet Agus Purwanto 1, Sumartono 1.2, M. Makmur 1.2, Implementasi Kebijakan
Program keluarga Harapan (PKH) Dalam memutus Rantai Kemiskinan (Kajian di
kecamatan Mojosari Kabupaten Mojosari, Wacana– Vol. 16, No. 2 (2013)
Shella Yulia Rosalina “Pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH) Dalam Upaya
Pengentasan KemiskinanDiKecamatan Ngaliya Kota Semarang”
Skripsi(Universitas Negeri Islam Walisongo Semarang 2018)
Fatimatuz Zuhro,”Pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH) di Desa Banyuarang
Kecamatan Ngoro Kabupaten Jombang dalam perspektif ifiqh siyasah” Skripsi
(Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, Surabaya 2019)
dr.suprayanto.blogspot.com/2011/04/ masyarakat-miskin-maskin.html
https://rekrutmenpkh.kemsos.go.id
https://saiyanadia.wordpress.com/2010/11/20/peranan-pemerintah-dalam ekonomi-
pembangunan/peranan pemerintah dalam ekonomi pembangunan
http://www.kemensos.go.id
m.detik.com/news/kolom/strategi-2020-melawan-stunting
http://pkhkabupatenlangkat.com/2016/09/08/dasar-hukum-pkh/
www.tnp2k.go

105 Bertuah: Jurnal Syariah dan Ekonomi Islam Vol.1 No.2, Oktober 2020

You might also like