Jurnal Anemia
Jurnal Anemia
Jurnal Anemia
1, March 2021
ISSN: 2549-189X; e-ISSN: 2549-2993
ABSTRACT
Anaemia is still considered a serious public health problem, affecting more than 30% of the
population worldwide. A female university student is one of the high-risk population, and this
nutritional disorder will give a negative impact on health and affect students’ academic performance.
This study aims to identify the prevalence of anaemia among female university students in Surabaya
and its relationship to academic achievement. This is an observational analytic study with a cross-
sectional design, involving 92 respondents who were selected using a consecutive sampling method.
Data collected by using a questionnaire to obtain respondent characteristics, grade point average
(GPA), and menstrual patterns. The measurement of haemoglobin levels carried out using the
cyanmethemoglobin method. The results show that the prevalence of anaemia among female students
was still quite high and there was a significant relationship between the incidence of anaemia and
students’ academic. Female students are one of the groups that are susceptible to anaemia, so it is
essential to make various efforts to improve Hb levels by increasing the intake of foods high in iron.
ABSTRAK
Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang serius, dimana lebih dari
30% penduduk dunia mengalami anemia. Sebagai salah satu kelompok rentan, anemia pada remaja
tidak hanya berdampak pada kesehatan saja tetapi juga pada prestasi belajar. Penelitian ini bertujuan
untuk mengidentifikasi prevalensi anemia pada mahasiswi di Kota Surabaya serta hubungannya
terhadap prestasi akademiknya. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan
desain cross-sectional, melibatkan 92 responden yang dipilih berdasarkan teknik pengambilan
sampel secara consecutive sampling. Data karakteristik responden, indeks prestasi akademik, dan
pola menstruasi diperoleh menggunakan kuesioner. Pengukuran kadar Hb dilakukan dengan metode
cyanmethemoglobin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi anemia di kalangan mahasiswi
sebesar 26,1% dan terdapat hubungan yang signifikan (P=0,040) antara kejadian anemia terhadap
prestasi belajar mahasiswi berdasarkan indeks prestasi akademik. Mahasiswi sebagai salah satu
kelompok yang rentan mengalami anemia, sehingga sangat penting untuk melakukan berbagai upaya
yang dapat meningkatkan kadar Hb melalui peningkatan asupan makanan tinggi zat besi.
terjadi dalam waktu yang lama, maka akan Surabaya, beserta hubungannya dengan prestasi
termanifestasi hingga ke fase dewasa, belajar mahasiswa.
menyebabkan penurunan produktivitas dan
efektivitas dalam bekerja9. METODE PENELITIAN
Di Indonesia, khususnya Kota Surabaya, Penelitian ini merupakan penelitian
anemia masih menjadi masalah kesehatan observasional analitik dengan desain cross-
masyarakat yang perlu mendapat perhatian11. sectional. Responden merupakan mahasiswa
Hasil Riskesdas tahun 2013 menyebutkan Universitas Airlangga yang dipilih berdasarkan
bahwa prevalensi anemia di kelompok usia 15- teknik pengambilan sampel secara non-random
24 tahun sebesar 18,4%15. Studi yang dilakukan (consecutive sampling), dengan kriteria inklusi:
oleh Setyono (2010) melaporkan bahwa 1) terdaftar sebagai mahasiswi S1 aktif; (2)
prevalensi anemia di kalangan remaja Kota berusia maksimal 22 tahun; (3) tidak sedang
Surabaya juga masih cukup tinggi, yaitu sekitar mengonsumsi suplemen zat besi atau tablet
26,5%, sedangkan pada remaja putri angkanya tambah darah; (4) tidak sedang menstruasi pada
mencapai 33,3%16. Program dan kebijakan saat pemeriksaan; dan (5) dalam kondisi sehat
pemerintah dalam mencegah anemia berfokus dan tidak sedang sakit penyakit infeksi (diare,
pada pemberian suplementasi tablet tambah TBC, malaria). Dari hasil pemilihan tersebut,
darah (TTD) pada kelompok rentan. Namun, diperoleh jumlah sampel sebanyak 92 orang.
efektivitas dari program ini belum maksimal Responden yang memenuhi kriteria
dalam mengurangi angka kejadian anemia di inklusi, sebelum melakukan pengisian kuesioner
masyarakat17, yang dibuktikan dengan diberi penjelasan mengenai informed consent
meningkatnya prevalensi anemia dari 37,1% dalam pelaksanaan penelitian ini. Kuesioner
menjadi 48,9% berdasarkan survei terakhir yang yang dibagikan berisi pertanyaan terbuka
dilakukan oleh Riskesdas pada tahun 201818. Di mengenai karakteristik responden (usia, tempat
samping itu, penelitian yang membahas masalah tinggal, status sosial ekonomi orang tua, indeks
anemia pada remaja dan mahasiswa juga masih prestasi akademik kumulatif saat ini), asupan
terbatas bila dibandingkan dengan penelitian makan, dan status gizi, serta pola menstruasi
sejenis yang dilakukan pada wanita dan anak- (usia menarche, siklus menstruasi, dan lama
anak10. Hal ini sangat disayangkan, mengingat menstruasi). Indeks prestasi akademik yang
remaja adalah generasi emas yang nantinya akan dilaporkan oleh siswa kemudian dilakukan cross
menjadi penerus bangsa. Oleh sebab itu, check dengan data mahasiswa yang tersimpan
dilakukan penelitian ini untuk mengetahui dalam database kepegawaian fakultas untuk
prevalensi anemia pada mahasiswa di Kota menjamin validitas data.
Data mengenai asupan makan diperoleh menampilkan persentase dan frekuensi. Uji Chi-
dari hasil 24-h food recall non-consecutive day Square dilakukan untuk mengetahui hubungan
yang dilakukan selama 2 hari, sedangkan data antara variabel pola menstruasi dan indeks
status gizi diperoleh dari Indeks Massa Tubuh prestasi akademik dengan status anemia,
menggunakan data berat badan dan tinggi badan. sedangkan independent t-test dan Anova one-
Pengukuran berat badan menggunakan digital way digunakan untuk mengetahui perbedaan
bathroom scale, sedangkan tinggi badan diukur kadar Hb di antara kelompok responden.
menggunakan microtoise dengan tingkat
ketelitian 0,1 cm. Adapun pemeriksaan kadar HASIL DAN PEMBAHASAN
hemoglobin dilakukan oleh tenaga perawat Sebanyak 92 mahasiswa yang berumur 18-
dengan mengambil darah sebanyak 3 cc dari 22 tahun mengikuti penelitian ini, dengan
pembuluh darah vena. Sampel darah tersebut komposisi umur paling banyak terdiri dari
kemudian ditampung di dalam tabung EDTA mahasiswa berusia 19-21 tahun (58,7%).
dan selanjutnya diuji menggunakan metode Karakteristik subjektif responden pada Tabel 1
cyanmethemoglobin. Responden yang menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswi
dikategorikan anemia jika hasil pemeriksaan tinggal di kos (56,5%), berasal dari keluarga
menunjukkan kadar Hb < 12 g/dl. dengan status sosial-ekonomi menengah
Data yang terkumpul kemudian dianalisis (52,2%), memiliki pola makan memenuhi AKG
secara deskriptif dan inferensial menggunakan (54,3%), memiliki status gizi normal (59,8%),
software SPSS. Analisis deskriptif dilakukan dan memiliki prestasi yang baik (73,9%).
untuk mendapatkan gambaran karakteristik Adapun proporsi mahasiswi yang mengalami
masing-masing variabel. Variabel yang berupa anemia adalah 26,1% atau 24 orang dari
data kuantitatif disajikan dalam rerata dan keseluruhan sampel pada Tabel 1. Berikut
standar deviasi, sedangkan variabel kategori distribusi karakteristik responden.
disajikan dalam bentuk crosstabulation dengan
Hasil uji statistik pada Tabel 1 anak-anak maupun wanita usia subur19. Oleh
menunjukkan adanya perbedaan kadar Hb pada sebab itu, dalam penelitian ini berfokus terhadap
responden yang ditinjau dari karakteristik kelompok usia lain yang sama-sama termasuk
subjektif. Namun, perbedaan yang signifikan dalam populasi rentan, yaitu mahasiswi. Dari
hanya ditemukan pada variabel tempat tinggal, hasil penelitian didapatkan temuan bahwa
asupan makan, status gizi, dan indeks prestasi prevalensi anemia di kalangan mahasiswi di
kumulatif dengan nilai signifikansi secara Kota Surabaya sekitar 26,1% dengan rerata
berturut-turut sebesar 0,047, 0,020, 0,032, dan kadar Hb sebesar 10,85 g/dl20. Angka ini
0,009. Perbedaan kadar Hb yang signifikan juga tergolong tinggi bila dibandingkan dengan
dijumpai pada variabel status anemia (p = prevalensi anemia pada remaja di Kota Jakarta,
0,040). Sedangkan pada variabel lainnya tidak yaitu sebesar 13,5% sebagaimana hasil studi
ditemukan perbedaan yang signifikan pada Sumarlan, et al. (2018) pada tahun 2017. WHO
kadar Hb (p > 0,05). menyebutkan bahwa anemia termasuk masalah
Anemia gizi besi merupakan jenis anemia kesehatan masyarakat yang serius jika
yang paling banyak dijumpai di berbagai negara, prevalensinya berada di atas angka 5% dalam
dimana sekitar 30% populasi dunia mengalami suatu populasi21. Oleh sebab itu, prevalensi
anemia jenis ini10. Sebagian besar penelitian anemia di Kota Surabaya masih menjadi
sebelumnya melaporkan bahwa kejadian anemia concern yang butuh untuk ditangani dengan
banyak dialami oleh responden perempuan, baik segera. Dalam penelitian ini, kadar Hb
Hasil analisis terhadap pola menstruasi dengan kejadian anemia, dimana sebagian besar
menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswi mahasiswi mengalami menstruasi dalam waktu
memasuki masa menstruasi pertama kali pada yang normal (88,0%) dan tidak mengalami
usia ≥ 12 tahun (71,6%), yang mana usia keluhan selama menstruasi (78,2%).
menarche ini termasuk dalam kategori normal Selain disebabkan karena kurangnya
(11-14 tahun) bagi perempuan. Sebagian besar asupan, anemia pada mahasiswi juga disebabkan
mahasiswi yang mengalami menarche di usia ini oleh menstruasi6. Perdarahan yang terjadi pada
tidak mengalami anemia (46,9%). Uji Chi- saat menstruasi mengakibatkan zat besi dalam
Square menunjukkan bahwa usia menarche atau darah keluar dari tubuh. Dalam penelitian ini,
menstruasi pertama kali tidak berhubungan diperoleh bahwa siklus menstruasi berhubungan
dengan kejadian anemia (p = 0,089). Adapun dengan kejadian anemia pada mahasiswi.
sebagian besar responden memiliki siklus Remaja putri yang memiliki siklus menstruasi
menstruasi yang teratur (65,2%), dan anemia pendek memiliki kemungkinan lebih besar
lebih banyak dialami oleh mahasiswi yang untuk kehilangan zat besi dalam jumlah banyak
memiliki siklus menstruasi tidak teratur sehingga keseimbangan zat besi dalam tubuh
(53,1%). Dari hasil uji Chi Square didapatkan menjadi terganggu28. Siklus menstruasi sendiri
informasi bahwa siklus menstruasi berhubungan berbeda-beda pada setiap wanita, sebab banyak
dengan kejadian anemia pada mahasiswa, dipengaruhi oleh faktor fisik dan psikis, seperti
dengan nilai p-value sebesar 0,031. Sedangkan hormon, stres, dan aktivitas fisik yang
lama menstruasi (p = 0,196) dan keluhan dilakukan11.
menstruasi (p = 0,245) tidak berhubungan