Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Mengaji Di Kubur 7 Hari 7 Malam

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 10

Mengaji di kubur 7 hari 7 malam

Ibrahim

Muhammadibrahim0838@gmail.com

Abstract: There are many traditions carried out by some Muslims in various parts of
Indonesia, such as sprinkling flowers on graves, watering graves with flower water, reciting
the Quran in graves, and various other traditions. During the time of the Prophet, there was
never any activity to recite the Quran in the grave. Some Muslims in Indonesia who carry
out this activity, take several traditions to strengthen the activity of reciting the Quran at the
cemetery. The method used is literature study. This article discusses the arguments for the
practice of reciting the Quran in a grave based on the Prophet's hadith, the views of four
fiqh scholars and Indonesian Islamic organizations, as well as models of the practice of
reciting the Quran in graves. There are five traditions that are included in the article about
reciting the Quran in the grave. There are also differences in the views of scholars towards
reciting the Quran in the graves. There are three models of the practice of the Quran in the
grave, namely reciting the Quran in the grave after burial, reciting the Quran in the grave on
Friday, and reciting the Quran after the Eid prayer. Based on the Prophet's hadith, there are
two views of the Islamic scholars of fiqh and Indonesian Islamic organizations.

Keywords: Recite Quran 7 day, Grave, Theorem, Model

Abstrak: Terdapat beberapa tradisi yang dilakukan oleh sebagian muslim di berbagai daerah
di Indonesia, seperti menaburkan bunga di atas kuburan, menyiram kuburan dengan air
bunga, mengaji al-Qur‘an di kuburan, dan berbagai tradisi lainnya. Tradisi mengaji al-Qur‘an
di kuburan tidak pernah dilakukan pada masa Rasulullah Saw. Namun, sebagian muslim di
Indonesia yang melakukan kegiatan ini, mengambil beberapa hadis untuk memperkuat
argumen membolehkan kegiatan mengaji al-Qur‘an di kuburan. Fenomena ini memerlukan
penelitian untuk melihat dasar yang digunakan imam mazhab serta ormas Indonesia
tentang praktek dan model mengaji di kuburan. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah studi literature atau content analysis. Yaitu sebuah analisis terhadap hadis
Rasulullah Saw, pandangan empat ulama fikih dan organisasi Islam Indonesia, serta model-
model praktek mengaji di kuburan yang terdapat di Indonesia. Dari penelitian terhadap
literatur yang digunakan tersebut diketahui bahwa mereka tidak menyandarkan
pandangannya pada dalil al-Qur‘an, akan tetapi kepada hadis-hadis Nabi tentang kedaan si
mayit di kuburan sebanyak 5 (lima) buah hadis. Pandangan 4 imam mazhab dan ormas
Indonesia terhadap mengaji alQur‘an di kuburan ada yang membolehkan dan ada yang
memakruhkan. Terdapat pula tiga model praktek mengaji di kuburan yaitu mengaji di
kuburan setelah penguburan, mengaji di kuburan pada hari Jumat, dan mengaji al-Qur‘an
setelah shalat ied.

Kata Kunci: Mengaji 7 hari7 malam , Kuburan, Dalil, Model


Pendahuluan
Al-Qur‘an merupakan bahan bacaan yang luar biasa, baik dari segi keindahan bahasa dan
sastra, maupun isinya. Setiap mukmin yakin, bahwa membaca al-Qur‘an termasuk amal
yang sangat mulia dan mendapatkan pahala. Al-Qur‘an merupakan dasar hukum Islam dan
ayat-ayatnya berisikan petunjuk bagi pembacanya, bukan hanya itu ayat al-Qur‘an juga
sebagai pemberi nasehat dan peringatan pada kehidupan umat manusia, bahkan membaca
al-Qur‘an menjadi obat dan penawar bagi orang yang gelisah jiwanya. Salah satu tempat
yang menjadi kebiasaan orang membaca al-Qur‘an adalah di tempat orang meninggal,
terutama di saat melayat ke rumah orang meninggal yang masih ada mayitnya, mereka akan
membaca ayat-ayat al-Qur‘an.

Salah satu kewajiban muslim terhadap orang yang sudah meninggal adalah
memperlakukannya dengan baik seperti memandikan, mengkafankan, menshalatkan, dan
menguburkan. Hal ini adalah fardhu kifayah bagi yang berada di lingkungan mayit. Selain
melakukan empat hal tersebut, juga dianjurkan untuk mendoakan si mayit dan membaca
ayat-ayat al-Qur‘an, di Indonesia yang sering dibacakan adalahsurat Yasin. Setelah proses
penguburan selesai, ada beberapa tradisi yang dilakukan oleh sebagian muslim di berbagai
daerah Indonesia seperti, menaburkan bunga di atas kuburan, menyiram kuburan dengan
air bunga, membaca al-Qur‘an di sisi kuburan, dan berbagai tradisi lainnya. Menggunakan
ayat-ayat al-Qur‘an dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat seperti di atas disebut
dengan living Quran. 1 Living Quran ini dimaksudkan adalah bagaimana al-Qur‘an disikapi
dan direspon oleh masyarakat muslim dalam realita kehidupan sehari-hari menurut konteks
budaya dan pergaulan sosial, bukan bagaimana individu atau sekelompok orang memahami
al-Qur‘an. Praktek membaca al-Qur‘an di kuburan termasuk salah satu contoh dari living
quran1.

Para sahabat menghidupkan al-Qur‘an dengan cara menghidupkan sunnah Nabi dan
meneladani serta mengikuti jejak Nabi. Cara sahabat meneladani Nabi bergantung kepada
pengalaman masing-masing dalam berinteraksi dengan Nabi. Bagi sahabat yang memiliki
intensitas interaksi yang lama, memiliki karakter yang berbeda dalam meneladani perilaku
Nabi. Semuanya dibenarkan, menurut Abu Hanifah semuanya dapat menjadi hukum. Abu
Hanifah menegaskan, jika keteladanan itu berasal dari Nabi secara langsung maka tidak ada
alasan apapun untuk menolaknya. Namun jika ia berasal dari muridnya, yaitu para sahabat,
dibolehkan untuk memilih dan memilahnya. 2 Salah satu praktek yang bisa diteladani dari
Nabi adalah membaca al-Qur‘an. Membaca al-Qur‘an bisa dilakukan di mana saja, namun
penulis mengkhususkan kajian pada praktek mengaji al-Qur‘an di kuburan selama 7 hari 7
malam dalam masyarakat desa bojen kecamatan sobang pandeglang banten. Mengaji di
kuburan seperti yang dipraktekkan oleh masyarakat muslim Indonesia, tidak dijumpai pada
1
Nuraini&Wardatul Jannah Tradisi Mengaji Al-Qur’an di Kuburan dalam Masyarakat Indonesia Vol. 5, No. 2,
pp. 64-81, July-December 2020
masa Nabi. Untuk memperkuat kegiatan ini, sebagian muslim Indonesia mengambil
beberapa hadis yang dijadikan dasar pengamalan. Selain itu, pandangan empat ulama fikih
mengenai mengaji al-Qur‘an di kuburan inipun berbeda-beda. Pandangan dua organisasi
Islam terbesar di Indonesia (NU dan Muhammadiyah) juga berbeda. Namun di berbagai
daerah Indonesia tetap ada yang melakukan kegiatan ini. Praktek mengaji al-Qur‘an di
kuburan bisa mempengaruhi keadaan sosial di masyarakat. Kegiatan ini bisa mengubah
sikap dan tingkah laku seseorang dalam merespon atau menyikapi al-Qur‘an dalam realita
kehidupan sehari-hari menurut konteks budaya dan sosialnya dalam kehidupan
bermasyarakat. 3 Karena itu, meninjau kembali praktek mengaji dikuburan ini dengan
menverifikasikan berdasarkan al-Qur‘an dan hadis menjadi suatu keharusan, agar praktek
masyarakat muslim tersebut sejalan atau sesuai dengan syariat Islam.

Pembahasan

Hukum asal membaca alquran


‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬
ُ ‫ب َواَق ِِم الص َّٰلو ۗ َة اِنَّ الص َّٰلو َة َت ْن ٰهى َع ِن ْال َفحْ َش ۤا ِء َو ْال ُم ْن َك ِر َۗولَذ ِْك ُر ِ اَ ْك َب ُر َۗو‬
ِ ‫ك م َِن ْالك ِٰت‬
َ ‫ا ُ ْت ُل َمٓا ا ُ ْوح َِي ِالَ ْي‬
‫َيعْ لَ ُم َما َتصْ َنع ُْو َن‬
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah
shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar.
Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-
ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan (al ankabut : 45)

ۗ ‫اَ ْو ز ْد َعلَ ْي ِه َو َر ِّت ِل ْالقُرْ ٰا َن َترْ ِت ْياًل‬


ِ
Atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan.
(almuzzammil:4)

َ ‫ َعلَّ َم ااْل ِ ْن َس‬,ۙ‫ الَّذِيْ َعلَّ َم ِب ْال َقلَ ِم‬,ۙ‫ك ااْل َ ْك َر ُم‬
‫ان َما لَ ْم‬ َ ‫ َخلَ َق ااْل ِ ْن َس‬,‫ك الَّذِيْ َخلَ ۚ َق‬
َ ‫ ِا ْق َرْأ َو َر ُّب‬,‫ان مِنْ َعلَ ۚ ٍق‬ َ ‫ِا ْق َرْأ ِباسْ ِم َر ِّب‬
ۗ‫َيعْ لَ ْم‬

1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, 2. Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah. . Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia, 4. Yang
mengajar (manusia) dengan pena.
5. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya (al alaq 1-5)

ُ ‫ قَال َس ِمع‬%‫ُّوب ْب ِن ُمو َسى‬


‫ْت‬ َ ‫ك بْنُ ع ُْث َمانَ ع َْن َأي‬ ُ ‫ضحَّا‬َّ ‫ار َح َّدثَنَا َأبُو بَ ْك ٍر ْال َحنَفِ ُّي َح َّدثَنَا ال‬ ٍ ‫َح َّدثَنَا ُم َح َّم ُد بْنُ بَ َّش‬
‫ َم ْن‬:‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬َ ِ ‫ال َرسُو ُل هَّللا‬
َ َ‫د يَقُو ُل ق‬%ٍ ‫ْت َع ْب َد هَّللا ِ ْبنَ َم ْسعُو‬ ُ ‫ي قَال َس ِمع‬ َّ ‫ب ْالقُ َر ِظ‬ ٍ ‫ُم َح َّم َد ْبنَ َك ْع‬
ٌ ْ‫ف َواَل ٌم َحر‬
‫ف‬ ٌ ْ‫ف َحر‬ ٌ ِ‫ف َولَ ِك ْن َأل‬
ٌ ْ‫ب هَّللا ِ فَلَهُ بِ ِه َح َسنَةٌ َو ْال َح َسنَةُ بِ َع ْش ِر َأ ْمثَالِهَا اَل َأقُو ُل الم َحر‬ِ ‫ ِم ْن ِكتَا‬%‫قَ َرَأ َحرْ فًا‬
‫ص ع َْن ا ْب ِن‬ ِ ‫د َو َر َواهُ َأبُو اَأْلحْ َو‬%ٍ ‫يث ِم ْن َغي ِْر هَ َذا ْال َوجْ ِه ع َْن اب ِْن َم ْسعُو‬ ُ ‫ هَ َذا ْال َح ِد‬%‫ف َويُرْ َوى‬ ٌ ْ‫َو ِمي ٌم َحر‬
ٌ‫َريب‬ِ ‫ص ِحي ٌح غ‬ َ ‫يث َح َس ٌن‬ ٌ ‫ال َأبُو ِعي َسى هَ َذا َح ِد‬ َ َ‫د ق‬%ٍ ‫م ع َْن ا ْب ِن َم ْسعُو‬%ُْ‫ضه‬ ُ ‫ضهُ ْم َو َوقَفَهُ بَ ْع‬ ُ ‫َم ْسعُو ٍد َرفَ َعهُ بَ ْع‬
‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه‬ َّ ‫ب ْالقُ َر ِظ‬
َ ‫ي ُولِ َد فِي َحيَا ِة النَّبِ ِّي‬ ٍ ‫ِم ْن هَ َذا ْال َوجْ ِه َس ِمعْت قُتَ ْيبَةَ يَقُو ُل بَلَ َغنِي َأ َّن ُم َح َّم َد ْبنَ َك ْع‬
َ‫ب يُ ْكنَى َأبَا َح ْمزَ ة‬ ٍ ‫د بْنُ َك ْع‬%ُ ‫ َو َسلَّ َم َو ُم َح َّم‬2

Siapa saja membaca satu huruf dari Kitabullah (Al-Qur’an), maka dia akan mendapat satu
kebaikan. Sedangkan satu kebaikan dilipatkan kepada sepuluh semisalnya. Aku tidak
mengatakan alif lâm mîm satu huruf. Akan tetapi, alif satu huruf, lâm satu huruf, dan mîm
satuhuruf

Tirmidzi Bab tentang keutamaan Al-Qur'an, bab tentang apa yang telah disebutkan tentang
orang yang membaca surat dari Al-Qur'an, dia tidak akan mendapat pahala (Hadis No. 2910)

Dilihat dari berbagai dalil diatas yang terdiri dari alquran dan hadis maka dapat disimpulkan
bahwa membaca alquran hukum asalnya adalah mustahab (dianjurkan) dengan dalil yang
sangat jelas di atas maka tidak diperlukan lagi untuk memahami dalil secara kontektual
karena dalil yang sangat jelas menunjukan kepada kesunahan membaca alquran cukup
dipahami secara tekstual saja semua lapisan umat islam bisa mengetahui tentang
kesunahan membaca alquran.

Dalil Pengamalan Mengaji al-Qur’an di Kuburan

‫صلَّى‬ َ ِ ‫َّاس َقا َل َمرَّ َرسُو ُل هَّللا‬ ٍ ‫ْن َعب‬ ِ ‫ُور َعنْ م َُجا ِه ٍد َعنْ اب‬ ٍ ‫َأ ْخ َب َر َنا م َُح َّم ُد بْنُ قُدَا َم َة َقا َل َح َّد َث َنا َج ِري ٌر َعنْ َم ْنص‬
ِ ‫ُور ِه َما َف َقا َل َرسُو ُل هَّللا‬ ِ ‫ان فِي قُب‬ ِ ‫ْن ُي َع َّذ َب‬
ِ ‫ت ِإ ْن َسا َني‬َ ‫ص ْو‬ َ ‫ان َم َّك َة َأ ْو ْال َمدِي َن ِة َسم َِع‬ ِ ‫ِيط‬َ ‫هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ِب َحاِئطٍ مِنْ ح‬
‫ان اآْل َخ ُر‬ َ ‫ان َأ َح ُد ُه َما اَل َيسْ َتب ِْرُئ مِنْ َب ْولِ ِه َو َك‬ َ ‫ير ُث َّم َقا َل َب َلى َك‬ ٍ ‫ان فِي َك ِب‬ ِ ‫ان َو َما ي َُع َّذ َب‬
ِ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ي َُع َّذ َب‬
َ
‫ض َع َعلَى ُك ِّل َقب ٍْر ِم ْن ُه َما كِسْ َر ًة َفقِي َل لَ ُه َيا َرسُو َل هَّللا ِ لِ َم‬ َ ‫ْن َف َو‬ِ ‫َيمْشِ ي ِبال َّنمِي َم ِة ُث َّم َد َعا ِب َج ِري َد ٍة َف َك َس َر َها كِسْ َر َتي‬
‫سا‬ َ ‫ف َع ْن ُه َما َما لَ ْم َي ْي َب َسا َأ ْو ِإلَى َأنْ َي ْي َب‬ َ ‫ت َه َذا َقا َل لَ َعلَّ ُه َأنْ ي َُخ َّف‬ َ ‫ َف َع ْل‬3
Telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Qudamah dia berkata; telah
menceritakan kepada kami Jarir dari Manshur dari Mujahid dari Ibnu 'Abbas dia berkata;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah melewati salah satu perkebunan di Mekkah
atau Madinah, beliau mendengar dua orang sedang di siksa di dalam kubur mereka, maka
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Keduanya sedang disiksa dan keduanya
tidak disiksa karena dosa besar." Kemudian beliau bersabda: "Benar, salah seorang di
antara keduanya tidak membersihkan dari kencingnya dan yang lainnya melakukan adu
domba." Kemudian beliau meminta pelepah (kurma) lalu memecahnya menjadi dua dan
meletakkan di atas kuburan masing-masing satu pecahan pelepah. Ditanyakan, "Wahai
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, mengapa engkau melakukan hal ini?" Beliau

2
Imam al-Hafizh Abu Isa Muhammad bin Isa bin Saurah bin Musa bin ad-Dahhak as-Sulami at-Tirmidzi,sunan
tirmidzi No. 2910. tp.ttp.th
3
Aḥmad ibn Syu`aib ibn `Alī ibn Sīnān Abū `Abd ar-Raḥmān al-Nasā'ī, Sunan An-Nasa'i No. 2041 tp.ttp.th
menjawab: "Barangkali itu bisa meringankan - adzab - dari mereka berdua selama dua
pelepah ini belum kering. Atau sampai dua pelepah ini kering ."

Menurut Imam Nawawi, jika dengan pelepah kurma bisa meringankan siksa di dalam kubur,
maka dengan bacaan al-Qur‘an lebih baik lagi.Namun, dalam Fath alBari dikatakan tampak
dari sikap Imam Bukhari bahwa yang demikian itu khusus untuk kedua penghuni kuburan
tersebut, karena Rasulullah tidak menancapkan pelepah kecuali di atas kuburan yang beliau
ketahui penghuninya sedang diazab. Perkataan Rasulullah mengenai siksanya diringankan
selama dahan itu masih basah bertujuan menjelaskan masa pemberian keringanan siksaan
semata4

‫حدثنا يحيى بن أيوب وقائية يعني ابن سعيد وابن حجر قالوا حدثنا إسماعيل هو ابن جعفر عن العالء عن‬
َ ‫ ِإ َذا َماتَ اِإْل ْن َسانُ ا ْنقَطَ َع َع َملُهُ ِإاَّل ِم ْن ثَاَل ثَ ٍة ِم ْن‬,‫أبيه عن أبي هريرة أن رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬
‫ص َدقَ ٍة‬
ُ‫ح يَ ْدعُو لَه‬
ٍ ِ‫صال‬َ ‫اريَ ٍة َو ِع ْل ٍم يُ ْنتَفَ ُع بِ ِه َو َولَ ٍد‬
ِ ‫َج‬
5

Telah mengabarkan kepad kami yahya bin ayyub dan qoiyyah yakni ibnu sa’id bin hujr
mereka berkata telah mengabarakna kepada kami ismail dia ibnu ja’far dari ‘alai dari
bapaknya dari abi huroyroh bahwasanya rasulullah saw bersabda : Jika seseorang meninggal
dunia maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu) sedekah jariyah,  ilmu yang
bermanfaat, atau doa anak yang saleh.

Maksud dari hadis di atas ialah kematian dapat memutuskan amal perbuatan seseorang,
sehingga pahala yang mengalir dari amal perbuatannya terputus kecuali dari tiga hal yaitu
sedekah jariyah yang telah ia wakafkan selama masa hidupnya, ilmu yang ia bagikan kepada
orang lain, dan doa dari anak saleh yang telah dididik selama masa hidupnya 6

‫ْن‬
ِ ‫ان ب‬َ ‫ان َعنْ ع ُْث َم‬ َ ‫ِير َعنْ َها ِنٍئ َم ْولَى ع ُْث َم‬ ٍ ‫ْن َبح‬ ِ ‫ازيُّ َح َّد َث َنا ِه َشا ٌم َعنْ َع ْب ِد هَّللا ِ ب‬ ِ َّ‫َح َّد َث َنا ِإب َْراهِي ُم بْنُ مُو َسى الر‬
‫ف َعلَ ْي ِه َف َقا َل اسْ َت ْغفِرُوا َأِلخِي ُك ْم َو َسلُوا‬
َ ‫ت َو َق‬ِ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ِإ َذا َف َر َغ مِنْ َد ْف ِن ْال َم ِّي‬
َ ُّ‫ان ال َّن ِبي‬
َ ‫ان َقا َل َك‬ َ ‫َع َّف‬
‫ْس‬َ ‫ت َفِإ َّن ُه اآْل َن يُسْ َأ ُل َقا َل َأبُو دَاوُ د َبحِي ٌر ابْنُ َري‬ ِ ‫لَ ُه ِبال َّت ْث ِبي‬7

Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin Musa Ar Razi], telah menceritakan kepada
kami [Hisyam] dari [Abdullah bin Bahir] dari [Hani`] mantan budak Utsman, dari [Utsman bin
'Affan], ia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam apabila telah selesai dari menguburkan
mayit beliau berkata: "Mintakanlah ampunan untuk saudara kalian, dan mohonkanlah
keteguhan untuknya, karena sesungguhnya sekarang ia sedang ditanya.

4
Muhammad Bin Shalilh Al-Utsaimin, Syarah Shahih Al-Bukhari, Jilid 1, Terj. Abu Ihsan AlAtsari (Jakarta: Darus
Sunnah, 2010),
5
Al-Imam Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi an-Naisaburi.shahih muslim no 1631
6
Imam Al-Nawawi, Al-Minhaj Syarah Shahih Muslim, Jilid 8, Terj. Darwis Dkk (Jakarta: Darus Sunnah, 2013)
7
Imam al-Hafizh Abu Isa Muhammad bin Isa bin Saurah bin Musa bin ad-Dahhak as-Sulami at-Tirmidzi,sunan
tirmidzi No. 2804. tp.ttp.th
Dari 3 hadis di atas yang pertama riwayat tirmidzi yang kedua riwayat bukhori dan yang ketiga
riwayat muslim, matan hadisnya tidak ada satupun yang menjelaskan secara langsung anjuran atau
praktek Nabi tentang mengaji di kuburan. Kelima hadis tersebut hanya berisi tentang keadaan mayit
di dalam kubur dan hal-hal yang bisa meringankan siksa kuburnya.

Pendapat ulama fikih

Imam Hanafi berpendapat bahwa membaca al-Qur‘an di kuburan hukumnya sunah, ia termasuk
dalam hal-hal yang disunahkan saat melakukan ziarah kubur. Ia menganjurkan untuk membaca al-
Qur‘an baik surah al-Ikhlas 11 kali dan bacaan alQur‘an yang dihafal dan diketahui oleh penziarah
8
kubur Imam Syafi‘i menjelaskan bahwa membaca al-Qur‘an di kuburan dianjurkan sambil
mendoakan dan memohonkan ampunan Allah untuk mayit dan apabila bisa mengkhatamkan seluruh
al-Qur‘an lebih baik lagi9. Imam Hanbali menganjurkan untuk mengaji di kuburan agar para penghuni
10
kubur diringankan azab pada hari itu dan menjadi hitungan kebaikan bagi mereka Sementara imam
Maliki menyimpulkan bahwa mengaji di kuburan adalah perbuatan makruh, karena hal ini tidak
diamalkan pada generasi salaf. Namun, pada kalangan mutaakhirin mazhab Maliki berpendapat
bahwa membaca al-Qur‘an atau zikir di kuburan itu dibolehkan dan jika diniatkan pahala kepada
mayit, maka pahala tersebut akan tersampaikan11

Dari 4 (empat) imam mazhap terdapat 2 (dua) imam mazhap yang berpendapat mengaji di
kuburan dianjurkan, yaitu pendapat Imam Syafi‘i dan Hambali. Menurut keduanya,
mendoakan orang yang sudah meninggal terutama oleh ahli keluarga sangat dianjurkan.
Menurut Imam Hanafi, mengaji untuk orang yang sudah meninggal termasuk dalam hal-hal
yang disunahkan saat melakukan ziarah kubur sedangkan Maliki memakruhkan karena hal
ini tidak diamalkan pada generasi salaf.

Pendapat ulama nahdlatul ulama tentang mengaji diatas kubur adalah boleh dengan 2 hadis
sebagai dalil atas kebolehan melakukan hal tersebut yaitu hadis riwayat abu daud tentang
istigfar untuk mayar di sisi kuburnya ketika akan berlalu,dan yang kedua adalah hadis
riwayat muslim tentang amalan seseorang yang meninggal terputus kecuali 3 perkara yaitu
amal jariyah,ilmu yang bermanfaat dan doa dari anak yang shalih,yang menjadi dalil penguat
pada argumen nahdlatul ulama adalah anak yang shalih walapun dengan membayar jasa
orang lain dalam mendoakan orangtua nya karena itu bisa di anggap sebagai bakti seorang
anak pada orangtuanya.12

Sedanghkan muhammadiyah memilih pandangan yang bertolak belakang dengan nahdlatul


ulama,muhammadiyah berpendapat bahwa tidak ada dalil yang kuat baik berupa anjuran atau
suruhan untuk melakukanya.mereka mengatatakan bahwa islam telah sempurma sebagai mana
yang telahdi jelaskan dalam qs al maidah ayat 3,sehingga tidak perlu lagi penambahan
8
Muhammad Ibn ‗Abidin, Radd Al-Mukhtar ‘Ala Al-Durr Al-Mukhtar, Jilid 3 (Riyadh: Dar ‗Alim al-Kutub, 2003)
9
Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, Jilid 2, Terj. Asep Sobari Dkk (Jakarta Timur: Al-I‘tishom, 2013
10
Manshur Ibn Yunus Al-Buhuty, Kasysyaf Al-Qina’ ‘an Matn Al-Iqna’, Jilid 2 (Beirut: Dar ‗Alim al-Kutub, 1983)
11
Muhammad ‗Arif Al-Dusuqy, Hasyiyah Al-Dusuqy ‘ala Syarh Al-Kabir, Jilid 1 (Cairo: Dar alIhya‘ al-Kutub al-
‗Arabiyah,
12
Junaidi, ―Tradisi Batunggu Kubur Menurut Pandangan ‗Ulama Nahdlatul ‗Ulama (NU) Dan ‗Ulama
Muhammadiyah Di Marabahan‖ (Institut Agama Islam Negeri Antasari Banjamasin, 2017
variasi ibada.karena di khawatirkan bukan tuntunan nabi muhammad saw. Apabila di
kerjakan akan menajdi sia sia. Selain itu dalam QS. al-Najm (53): 38-39 juga ditegaskan
bahwa seseorang yang berdosa akibat dirinya sendiri akan menanggung sendiri beban
dosanya, tidak bisa dipikul oleh orang lain walaupun kerabatnya. Tidak ada yang tahu pasti
apakah bacaan al-Qur‘an akan sampai kepada mayit, tapi jika dibaca oleh anak orang yang
meninggal itu lebih baik dan menjadi doa bagi mayit. Untuk memperkuat perkataan
tersebut diberikan dalil mengenai hadis tiga amalan yang bisa sampai kepada mayit.

Bila diperhatikan pendapat 2 (dua) ormas tersebut di atas, maka diketahui NU cendrung
mengikuti pendapat Hanafi, Syafi‘i dan Hambali, sedangkan Muhammadiyah cendrung
mengikui pendapat Maliki. Argumen dan dalil yang digunakan kedua ormas tersebutpun
sama dengan argumen dan dalil keempat imam mazhab.

Tiga macam amal yang masih mengalir terus pahalanya, sampai yang beramal telah
meninggal dunia, seperti disebutkan dalam hadis tersebut, hakikatnya adalah amal yang
dilakukan sendiri oleh yang bersangkutan, bukan amal yang dilakukan oleh orang lain. Dari
dalil tersebut, diketahui bahwa kedudukan anak terhadap orang tua dapat dihubungkan
dengan amal orang tua ketika hidup karena telah mendidik anaknya, sehingga anak dapat
merasakan wajib berbuat baik kepada orang tuanya sampai mereka meninggal dunia. Jadi
orang tua yang mempunyai anak, hakikatnya memetik amalnya sendiri ketika masih hidup,
yaitu mendidik anak untuk menjadi anak yang saleh. Seseorang yang mendoakan orang lain,
baik yang masih hidup maupun telah meninggal dunia, tidak ada masalah sama sekali.
Seperti shalat jenazah berisi doa kepada Allah bagi orang yang meninggal dunia.(pendapat
muhammadiyah) tetapi perlu di ketahui juga bahwa nahdlatul ulama memakai hadis yang
salam dalam kebolehan membaca alquran dikubur seorang yang sudah meninggal bahkan
selain orangtua (orang lain) di karenakan yang di maksud terputusnya amal seseorang dalam
hadis itu adalah orang yang sudah meniggal (bukan amal orang yang masih hidup kepada
seorang yang sudah meninggal) maksudnya ketika seseorang membacakan ayat alquran
atau doa kepada seseorang yang sudah meninggal itu bukanlah amal yang sudah meninggal
melainkan amal yang masih hidup,dan amal seseorang yang masih hidup tidaklah
terputus,jadi hadis tentang putusnya amal itu bukan tentang tidak sampainya doa seorang
muslim tetapi tentang keutamaan 3 amal tersebut.

Menggaji di kuburan 7 hari 7 malam setelah penguburan

Di beberapa daerah Indonesia sebagian muslim menganggap mengaji al-Qur‘an di kuburan adalah
hal yang biasa dilakukan, bahkan sudah menjadi tradisi yang memang dilaksanakan pada waktu-
waktu tertentu yang dimaksud waktu tertentu disini adalah setelah penguburan 7hari 7 mala tanpa
henti di desa bojen kecamatan sobang kabupaten pandeglang banten, Sebagian masyarakat
menganggap bahwa mayat mengenali siapa saja yang datang berziarah kepadanya.
Mengaji dikuburan dianggap sebagai bentuk doa dan menemani untukyang terkhirkalinya
dengan tujuan agar si mayat tenang dan mendapat cahaya dalam kuburanya,dan di
ringankan siksa kuburnya berkat ayat alquran yang di bacakan tersebut 13

Di Indonesia hampir di setiap daerah ada yang mengaji al-Qur‘an di kuburan dengan istilah
yang digunakan berbeda-beda, walaupun maksud dan tujuan dari hal tersebut sama. Lama
waktu pelaksanaannya pun beragam. Kegiatan ini dilakukan sebagian orang untuk menjaga
tradisi yang sudah turun temurun dilakukan keluarga. Ada juga yang meyakini dengan
mengaji al-Qur‘an setelah penguburan dapat membuat mayat di dalam kuburan merasa
tenang, semua itu wujud ikhtiar manusia kepada Allah untuk mengampuni dosa-dosa
keluarga mereka yang meninggal. Bahkan, mengaji di kuburan oleh sebagian masyarakat
juga dimaksudkan untuk menunggu mayat karena kekhawatiran akan dicurinya jenazah oleh
orang-orang jahat untuk keperluan hal-hal mistis. Orang yang menunggu kubur haruslah
bermalam selama praktek itu dilaksanakan. Dalam masa tersebut, orang yang menunggu
kubur dibuatkan semacam kemah tempat untuk beristirahat dan bermalam. Dalam tradisi
ini, orang yang menjaga kubur diminta untuk mengkhatamkan al-Qur‘an, yang pahalanya
ditujukan kepada mayit yang ditunggu kuburannya. Sebagian masyarakat tersebut meyakini
malaikat tidak akan datang selama kuburan itu masih ditunggu.

Jika seseorang meninggal maka anggota keluarganya akan membayar seseorang untuk
mengaji di kuburanya selama7 hari 7 malam semisal seseorang meninggal pada hari jumat
maka pembacaan alquran langsung dimulai pada malam sabtunya sampai malam jumat
kemali,dengan syarat setiap 1 hari 1 malam orang orang tersebut harus menghatmkan
alquran1kali,jadi selama 7 hari mereka menghatamkan 7 kali hataman alquran 14

Kendati demikian tidak semua orang melaksanakan adat ini di karenakan ada jasa yang
harus di bayar sekita 3 juta rupiah per hari yang dibagi biasanya kepada 6 orang dengan
masing masing orang 500 ribu,jadi biaya yang harus di keluarkan dalam kurun waktu 7 hari
adalah sekitar 21 juta,maka dari itulah hanya orang yang mempunya kemampuan finansial
yang memadai yang bisa menjalankan tradisi ini,tetapi kadang bisa juga seseorang hanya
mengeluarkan 3 juta rupiah dalam satu minggu,karena bisanya para pembaca alquran di
kuburan masihlah kerabat dekat dan tidak mematok harga untuk bacaan mereka 15.

Hukum mengaji 7 hari 7 malam

Syaikh Ibnu Baz rahimahullah berkata,


Membaca Al Qur’an di sisi kubur adalah di antara amalan yang tidak dituntunkan sehingga
tidak boleh kita lakukan. Kita tidak boleh pula shalat di sisi kubur karena
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah melakukan seperti itu. Begitu pula hal
tersebut tidak pernah dituntunkan oleh khulafaur rosyidin (Abu Bakar, ‘Umar, ‘Utsman, dan

13
Wawancara bersama ibnu khaldun,orang yang sering mengaji di kuburan selama 7 hari 7 malam
14
Wawancara bersama aziz abdurozak,seorang tokoh desa bojen
15
Wawancara bersama saudara aby irfansyah,seorang pemuda desa bojen
‘Ali, -pen). Karena amalan tadi hanyalah dilakukan di masjid dan di rumah sebagaimana
sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
‫صالَ ِت ُك ْم فِى ُبيُو ِت ُك ْم َوالَ َت َّتخ ُِذو َها قُبُور‬
َ ْ‫اجْ َعلُوا مِن‬
adikanlah shalat kalian di rumah kalian dan jangan jadikan rumah tersebut seperti kubur”
(HR. Bukhari no. 432 dan Muslim no. 777). Hadits ini menunjukkan bahwa kubur bukanlah
tempat untuk shalat dan juga bukan tempat untuk membaca Al Qur’an.  Amalan yang
disebutkan ini merupakan amalan khusus di masjid dan di rumah. Yang hendaknya dilakukan
ketika ziarah kubur adalah memberi salam kepada penghuninya dan mendoakan kebaikan
pada mereka.16

َ ‫ِين ْال َم ْه ِدي‬


‫ِّين َعضُّوا َعلَ ْي َها ِبال َّن َوا ِجذ‬ َ ‫َف َعلَ ْي ُك ْم ِب ُس َّنتِى َو ُس َّن ِة ْال ُخلَ َفا ِء الرَّ اشِ د‬

Wajib atas kalian berpegang tegus dengan ajaranku dan juga ajaran khulafaur rosyidin yang
mendapatkan petunjuk. Gigitlah kuat-kuat ajaran tersebut dengan gigi geraham kalian”
(HR. Tirmidzi no. 2676 dan Ibnu Majah no. 42. Syaikh Al Albani mengatakan hadits
ini shahih). Ajaran khulafaur rosyidin bisa jadi pegangan selama tidak menyelisihi ajaran
Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam. Adapun yang diriwayatkan dari Ibnu ‘Umar dan sahabat
lainnya, maka itu tidak selamatnya  bisa menjadi pegangan dalam hal ibadah. Karena sekali
lagi, ibadah adalah tauqifiyah, mesti dengan petunjuk dalil. Ibadah itu tauqifiyyah, diambil
dari Al Qur’an dan ajaran Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam yang shahih.17
Adapun perkataan Ibnul Qayyim dan sebagian ulama lainnya, itu tidak bisa dijadikan
sandaran. Dalam masalah semacam ini hendaklah kita berpegang pada Al Qur’an dan As
Sunnah. Amalan yang menyelisihi keduanya adalah amalan tanpa tuntunan. Jadi, kita tidak
boleh shalat di sisi kubur, membaca Al Qur’an di tempat tersebut, berthawaf mengelilingi
kubur, dan tidak boleh pula berdo’a kepada selain Allah di sana. Tidak boleh seorang muslim
pun beristighotsah dengan berdo’a kepada penghuni kubur atau si mayit. Tidak boleh pula
seseorang bernadzar kepada penghuni kabar karena hal ini termasuk syirik akbar.
Sedangkan berdo’a di sisi kubur atau berdo’a pada Allah di sisi kubur termasuk amalan yang
mengada-ngada.18
‫ ا‬Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin

Membaca Al-Qur’an di atas kuburan merupakan perbuatan bid’ah yang tidak berdasar sama
sekali baik dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam maupun para sahabatnya
Radhiyallahu ‘anhum. Maka tidak selayaknya bagi kita untuk mengada-ngadakannya,
karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam suatu riwayat menyebutkan19.

َ ‫ُور مُحْ َد َثا ُت َها َو ُك ُّل ِب ْد َع ٍة‬


‫ضالَلَة‬ ‫ُأل‬
ِ ‫َو َشرُّ ا م‬
Artinya : Setiap yang diada-adakan adalah bid’ah dan setiap bid’ah merupakan kesesatan
16
( https://muslim.or.id/8560-membaca-al-quran-di-sisi-kubur.html. )
17
Sumber: https://muslim.or.id/8560-membaca-al-quran-di-sisi-kubur.html
18
Sumber: https://muslim.or.id/8560-membaca-al-quran-di-sisi-kubur.html
19
Referensi : https://almanhaj.or.id/1651-membaca-al-quran-di-atas-kuburan.html.
Maka merupakan kewajiban bagi setiap muslim untuk mengikuti para sahabat terdahulu
dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, sehingga mendapatkan petunjuk dan
kebaikan, berdasarkan hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

pabila tidak ada nash dan sunnah dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka
mengkhususkan suatu tempat di mana pun juga untuk berdo’a bila tidak ada nash yang
membolehkannya maka perbuatan tersebut termasuk bid’ah

You might also like