Pengembangan Kurikulum Pai Rizka Arista Sofiyana - D91214099
Pengembangan Kurikulum Pai Rizka Arista Sofiyana - D91214099
SKRIPSI
Oleh:
2018
PENGEMBANGAN KURIKULUM PADA MATA PELAJARAN
SKRIPSI
Diajukan kepada
Oleh:
2018
ABSTRACT
vii
viii
MOTTO ......................................................................................................... v
PERSEMBAHAN .......................................................................................... vi
xii
xiii
Surabaya ................................................................................ 89
xiv
C. Analisis Data
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BIOGRAFI PENELITI
xv
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
salah satu elemen penting bagi kehidupan, dengan pendidikan setiap individu
Dalam agama Islam juga diutamakan hal yang terkait dengan pendidikan yakni
َ ۡ َ ٰٓ َ ۡ َ ۡ َ ه َ َ َ َٰ َ َ ه ۡ َ ه ۡ َ َ َ ۡ ۡ ه
ٱۡلقى ى َوَل ىت ۡع َجل ىىب ِٱلق ۡر َء ِى
ان ىمِنىقب ِل ىأنىيقَض ىإَِلكى كى
ٱّلل ىٱلمل ِ ى
لى ى فت ع ى
yang sangat penting dalam agama Islam. Sebagaimana dalam ayat di atas Allah
wajib mebiayainya
undang-undang
kebutuhan primer masyarakat Indonesia saat ini. Hal tersebut dapat diketahui
dari realita yang terjadi di masyarakat. Baik golongan atas sampai golongan
Salah satu hal penting dari adanya pendidikan adalah tercapainya tujuan
dan prasarana, dukungan dari faktor intern peserta didik, serta rancangan yang
digunakan sebagai acuan dalam proses belajar mengajar atau yang biasa
seluruh aspek potensi anak secara holistik, artinya: Proses proses pendidikan
utuh (whole person) yang cakap dalam menghadapi dunia yang penuh
dirinya adalah bagian dari keseluruhan (The person within a whole). Oleh
karena itu, kurikulum yang baik harus dapat mengembangkan potensi yang
ada pada anak, yang meliputi aspek fisik, emosi, sosial, kreativitas, spiritual,
dan akademik.
Akan tetapi realita yang ada di Indonesia saat ini jauh dari hal di atas,
robot. Anak ke sekolah harus membawa koper berisi begitu banyak buku,
Sosial.2
1
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Kurikulum dan Pembelajarani (Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada: 2012), h.2.
2
Anna Farida dkk, Sekolah yang Menyenangkan (Bandung: Penerbit Nuansa: 2012), h.28.
persaingan yang luar biasa dalam berbagai bidang. Diantaranya adalah bidang
Minat dan bakat merupakan dua hal yang saling berkorelasi untuk
Sedangakn bakat adalah sarana penunjang yang ada di dalam diri manusia
untuk merealisasikan minat tersebut. Apabila minat dan bakat ini dapat
3
Ibid., h.18.
yang menyenangkan dan juga ramah anak (ramah orangtua) adalah model
sekolah pada umumnya, yaitu sekolah berbasis minat dan bakat atau lebih
dibidangnya.
afektif yang dapat dilihat dari perilaku siswa. Untuk merealisasikan hal
ditempuh oleh siswa pada setiap jenjang pendidikan. Pendidikan agama Islam
ini meliputi aspek aqidah, akhlak, fikih, al-qur’an dan sejarah kebudayaan
menyempurnakan akhlak.
Kompetensi Inti (KI) yang meliputi aspek spitual, sosial, pengetahuan, dan
dengan kompetensi inti dan diterapkan pada materi, dan indikator pada
dengan tujuan yang akan dicapai. Dan hal sedemikian telah diatur dalam
Surabaya).”
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
1) Bagi Penulis
2) Bagi Pengajar
3) Bagi Lembaga
terarah, dan tidak melebar kepada pembahasan yang lain. Maka kiranya penulis
Surabaya).
Islam.
F. Penelitian Terdahulu
1. Bahrul Ulum, Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, tahun
peneliti teliti adalah terletak pada objeknya. Jika penelitian ini pada kelas
akselerasi, sedangkan yang penulis teliti ada pada kelas reguler di sekolah
3. S. Arifin, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, tahun 2016, dengan judul
Islam dan Budi Pekerti (Studi Multikasus di SMAN 2 Jombang dan SMAN
G. Devinisi Operasional
1. Kurikulum
saat itu kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh
ditempuh oleh seorang siswa dari awal sampai akhir program pembelajaran
4
Tim Pengembang, Kurikulum dan Pembelajaran, Ibid. h.2.
2. Pengembangan Kurikulum
Semuanya harus dilandasi oleh prosedur yang kuat, yang menjadi kompas,
titik sentral, dasar acuan dan pengatur konteks dalam proses pendidikan.7
anak didik melalui ajaran Islam kearah titik maksimal pertumbuhan dan
perkembangan.8
5
Oemar Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2013), h.4.
6
LPTK Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Suarabaya, Pengembangan Kurikulum dan Bahan
Ajar (Surabaya: PT. Revka Petra Media, 2009), h.58.
7
Esri Ismawati, Telaah Kurikulum (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2015), h.11.
8
Farid Hasyim, Kurikulum Pendidikan Agama Islam (Malang: Madani), h.49.
4. Bakat
9
Ibid., h.49.
10
Ki Fudyartanta, Tes Bakat dan Perskalaan Kecerdasan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), h.1.
H. Metode Penelitian
Oleh karena itu dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode kualitatif
I. Sistematika Pembahasan
pembahasan skripsi ini, maka secara global dapat dilihat dalam sistematika
BAB I PENDAHULUAN
11
Lexi Moleong, Metode Pendelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), h.114.
dan objek penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik
Bab ini memaparkan data yang terdiri dari, data yang diperoleh dari
BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan bab terakhir yang membahas tentang simpulan dari
seluruh isi dan hasil penelitian ini baik secara teoritis maupun empiris. Setelah
lanjutnya.
KAJIAN PUSTAKA
pada zaman Yunani Kuno. Curriculum dalam bahasa latin curir yang
berarti pelari, dan curere berarti tempat berlari atau berpacu.12 Menurut I
Jon Wiles dan Joseph Bondi Curriculum dalam bidang pendidikan biasanya
kurikulum terdiri dari dua pemikiran, yaitu menurut pendangan lama dan
pandangan baru.
mata pelajaran yang harus dipahami oleh peserta didik dengan tujuan untuk
sehingga tersistem dan diharapkan peserta didik dapat cerdas secara fikir.
12
Ali Mudlofir dan Masyhudi Ahmad, Pengembangan Kurikulum dan Bahan Ajar (Surabaya: PT.
Revka Petra Media, 2009), h.4.
13
Oemar, Dasar-dasar, Ibid, h.3.
15
sebagai subject center, fokus utama pembelajaran ada pada guru. Guru
from content of course of study and list of subjects dan courses to all
perubahan lingkup, dari konsep yang sempit kepada yang lebih luas. Apa
masyarakat, bersama guru atau tanpa guru, berkenaan langsung atau tidak.
14
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012), h.4.
luas, yakni kurikulum bukan hanya terdiri dari sejumlah teori akan tetapi
tidak hanya dibatasi oleh empat sudut dinding, akan tetapi dapat dilakukan
kurikulum tidak hanya terdiri dari kegiatan kurikuler saja akan tetapi juga
konteks, yaitu sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh
sangat eksis di dunia pendidikan saat ini, yaitu peserta didik dituntut untuk
15
Ali, Pengembangan Kurikulum, Ibid, h.5.
tidaklah hanya berisi tentang program kegiatan, tetapi juga berisi tentang
keberhasilan pencapaian tujuan, disamping itu juga berisi tentang alat atau
agar menghasilkan rencana kurikulum yang luas dan spesifik. Proses ini
mengajar.16
kegiatan yang akan dilakukan siswa dalam sekolah, baik dari penyususnan
ilmu ini meliputi seluruh materi, baik itu untuk peningkatan intelegensi
16
Oemar, Dasar-dasar, Ibid, h.183.
2. Peranan Kurikulum
a. Peranan Konservatif
c. Peranan Kreatif
untuk pengembangan siswa di masa yang akan datang. Maka dari itu
tujuan pendidikan.
3. Fungsi Kurikulum
a. Fungsi Penyesuaian
menyeimbangkan keduanya.
b. Fungsi Integrasi
c. Fungsi Deferensiasi
d. Fungsi Persiapan
e. Fungsi Pemilihanan
diinginkan.
f. Fungsi Diagnostik
optimal.
4. Landasan Kurikulum
a. Landasan Filosofis
menjadi orang yang mengerti dan berbuat bijak. Untuk dapat mengerti
17
Nana, Pengembangan Kurikulum, Ibid, h.39.
dengan fisi dan misi tujuan nasional serta nilai-nilai masyarakat yang
b. Landasan Sosiologis
18
Ali, Pengembangan Kurikulum, Ibid, h.37.
c. Landasan Psikologis
terpisah.
19
Ibid., h.38.
evaluasi.20
b. Prinsip Relevansi
20
Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, h.183.
21
Ibid., h.179
yang berbunyi: dengan modal atau biaya, tenaga dan waktu yang
belajar mengajar akan tercapai, apabila usaha, biaya, waku dan tenaga
kemampuan setempat, jadi tidak statis atau kaku. Ada semacam ruang
f. Prinsip Keseimbangan
keilmuan prilaku.
g. Prinsip Keterpaduan
tingkat inter-setoral.
h. Prinsip Mutu
diketahui hasilnya.23
penilaian.24
6. Model Kurikulum
22
Oemar Hamalik, Dasar-dasar, Ibid, h.32.
23
Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2007),
h.179.
24
Nana Syaodih, Pengembangan Kurikulum, Ibid, h.152.
hal yang harus diajarkan, oleh siapa diajarkan, kapan diajarkan, dan
a. Kurikulum Humanistik
dan otonominya.25
peserta didik yang berbeda antara peserta didik yang satu dengan yang
lebih menekankan pada manfaat apa yang diperoleh peserta didik dan
25
Oemar, Dasar-dasar, Ibid, h.144
muncul tidak dilihat dari seg sosialnya saja akan teapi dari bidang ilmu
diantaranya adalah:
lokal
c. Kurikulum Teknologi
26
Ibid., h.146.
intruksional.
d. Kurikulum Akademik
mereka tidak bisa menjawab apabila dilihat dari segi ilmu pengetahuan
saja.
pengaturan materi dan waktu, dan lain sebagainya. Oleh karena itu,
a. Asumsi
c. Penilaian Kebutuhan
d. Konten Kurikulum
27
Ibid., h.187.
f. Implementasi Kuirikulum
g. Evaluasi Kurikulum
suatu hal yang dievaluasi, dalam hal ini kurikulum. Evaluasi kurikulum
28
Oemar, Dasar-dasar, Ibid, h.191.
dicapai.
menjadikan peserta didik lebih senang dan antusias belajar dengan model
pembelajaran berbasis aktivitas ini. Anak-anak akan lebih senang dan ceria
29
Esti Ismawati, Telaah Kurikulum (Yogyakarta: Penebar Ombak, 2015), h.252.
istilah 5M
11. Menekankan pada berpikir tinggi (higher order thingking) dan mampu
berasumsi (realistis)
mengkomunikasikan.30
sebagai berikut:
Tabel 1.1
Kelas X-XII
• Al-Qu’an
• Aqidah
• Akhlak
30
Ibid., h.254.
Kelas X-XII
• Fiqh
hadis, dan ijtihad sebagai sumber hukum Islam dan hikmah ibadah
Tabel 2.2
dianutnya
31
Dari Internet Artikel dalam Internet: Dadang. 2016. KI dan KD Pelajaran Kurikulum 2013 SMA,
MA, SMK, dan MAK Tahun Pelajaran 2016/2017 Berdasarkan PERMENDIKBUD No. 24 Tahun
2016. Lihat di http://www.dadangjsn.com/2016/07/ki-dan-kd-pelajaran-kurikulum-2013-
sma.html?m=1
pergaulan dunia
memecahkan masalah
masalah
kreatif, serta mampu kreatif, serta mampu efektif dan kreatif, dan
keilmuan
SMK/MAK meliputi:
2. Keimanan
3. Akhlak
4. Fiqh
SMK/MAK meliputi:
Tabel 2.3
kekerasan. manusia
Karim, al-Mu’min,
al-Wakil, al-Matin,
al-Jami’, al-‘Adl,
Iman kepada
keilmuan. guru.
dan wakaf.
Madinah. modern.
dahulu kita pahami arti Islam itu sendiri. Islam turunan (jadian) yang berarti
dari kata salama yang artinya patuh atau menerima, berakar dari huruf sin
lam mim (s-l-m). Kata dasarnya salima yang artinya sejahtera, tidak tercela,
tidak bercacat. Dari kata itu terbentuk kaa masdar salamat (yang dalam
bahasa Indonesia diartikan selamat). Dari akar itu juga terbentuk kata-kata
Dari pernyataan di atas dapat dipahami bahwa arti dari Islam sendiri
32
Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam (Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA,
2011), h.49.
manusia dari seluruh aspek hidup dan kehidupannya. Agama Islam tidak
mengatur hubungan manusia dengan manusia, lebih jauh dari itu agama
Agama Islam dapat diibaratkan sebagai jalan raya yang lurus dan
tempat yang dituju, tempat tertinggi dan mulia. Jalan raya itu lempang dan
lebar, kiri kanannya berpagar Al-Qur’an dan hadist. Pada jalan itu terdapat
jalan raya itu baik kaik karena keturunan maupun karena mengucapkan dua
berjalan melalui jalur-jalur yang telah ada. Berfikir, bersikap dan berbuat
sesuai dengan ajaran Islam, tidak menabrak pagar (Al-Qur’an dan Hadist)
apalagi keluar dari keduanya.33 Dari perumpaan di atas dapat kita ketahui
Qur’an dan Hadist, serta tidak bertentangan dengan apa yang telah
materi, akan tetapi juga membentuk akhlak peserta didik agar sesuai
33
Ibid., h.50.
34
Undang-undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005 (Bandung: Citra Ubara, 2006), 70.
adalah proses mencari ilmu dan belajar, baik itu di dapat melalui
dianjurkan untuk mencari ilmu dari buaian sampai ke liang lahat. Ilmu
ْ ُ َ ۡ َ َٰ َ َ ۡ ْ ُ َ َ ُّ َ ذ َ َ َ ُ ٓ ْ َ َ َ ُ ۡ َ َ ذ
َٰٓ
يأيها ٱَّلِين ءامنوا إِذا قِيل لكم تفسحوا ِِف ٱلمجل ِ ِس فٱفسحوا
ْ َُ َ َ ذُ ذ َ ْ ُ ُ َ ْ ُ ُ َ َ ۡ ُ َ ُذ ۡ
ٱنُشوا يَ ۡرفعِ ٱّلل ٱَّلِين ءامنواَيف َسحِ ٱّلل لكمۖۡ ِإَوذا قِيل ٱنُشوا ف
ٞ َ َ ُ َ ۡ َ َ ُ ُ ۡ َ ذ َ ُ ُ ْ ۡ ۡ َ َ َ َ َٰ َ ذ
١١ ت وٱّلل بِما تعملون خبِري
ٖۚ مِنكم وٱَّلِين أوتوا ٱلعِلم درج
َََۡ ْ ُ ََۡ ََ ُ َ ۡ َ ٗ ٓ َ َ ٗ َ ۡ َ ذ ۡ ُ َ َ َٰ ٌ َ َ ٓ َ ذ
خرة ويرجوا رۡحة ِ جدا وقائِما َيذر ٱٓأۡل ِ أمن هو قنِت ءاناء ٱَّل ِل سا
َ ذ َ َ ذ َ َ ذ َ ََُۡ َ َ ذ َۡ ُۡ
ِين َل َي ۡعل ُمون إِن َما َي َتذك ُر
َربِهِۦ قل هل ي َ ۡس َتوِي ٱَّلِين يعلمون وٱَّل
َ َۡ ۡ ْ ُُْ
٩ب َٰ
ِ أولوا ٱۡللب
9. (Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang
yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia
takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya?
Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-
orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang
dapat menerima pelajaran.
Dari ayat di atas dapat diketahui pentingnya mempelajari
Islam sangat berfungsi terhadap pribadi manusia itu sendiri juga kepada
lingkungan di masyarakatnya.
memiliki fungsi yang berbeda dari mata pelajaran lain. Pendidikan Agama
Islam meiliki fungsi yang beragam sesuai dengan tujuan yang ingin
pilihan ajaran agama dengan harapan peserta didik akan memilih salah
satu yang diaganggap paing benar dan sesuai dengan dirinya. Tanpa ada
pada ajaran agama yang secara terpadu dengan seluruh aspek kehidupan
orang lain.
35
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Islam Berbasis Kompetensi (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2005), h.134.
perkembangannya.
Islam.
hari.
khusus di bidang agama Islam agar bakat itu dapat berkembang secara
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kedua, berbudi pekerti
yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia
36
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3.
bernegara.37
bagian, yaitu:
a. Tujuan Ideal
ُ َ ُ ذ
ۡكم مِن َ ۡ ۡ َ ۡ َۡ َ ۡ ُۡ ََ َ ذ َۡألَم
ِريي
ِ ت ٱّللِ ل
ِ تر أن ٱلفلك َترِي ِِف ٱۡلح ِر بِنِعم
ُ َ ُ َ َ َٰ َ ذ َ
٣١ ِك َص ذبار شكور
ِ ل تَٰ ٓأَلي َءايَٰتِهِۦٓ إِن ِِف ذل ِك
b. Tujuan Institusional
37
Muhaimin, dkk, Paradigma Pendidikan Islam (Bandung: Remaja: Rosdakarya Offiset, 2004),
h.78.
ْ ُ ََۡ َ ۡ ُ ذ ُ َ ُ َ َ َ َٰٓ َ ُّ َ ذ َ َ َ ُ ْ َ َٰ ُ ْ ذ
جدوا
ِ يأيها ٱَّلِين ءامنوا قتِلوا ٱَّلِين يلونكم مِن ٱلكفارِ وَّل
َ ذ ُ ۡ َ َ َُ ۡ َۡ ٗ َ ۡ َ ُ ْٓ َ ذ ذ
١٢٣ فِيكم غِلظة وٱعلموا أن ٱّلل مع ٱلمتقِي
c. Tujuan Kurikuler
Ihsan.38
d. Tujuan Intruksional
38
Zainuddin, Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h.41.
39
Muhaimin, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam (Surabaya: Pustaka Belajar, 2004), h.161.
40
Hamdani Hamid, Pengembangan Kurikulum Pendidikan (Bandung: CV Pustaka Setia, 2012),
h.239.
1. Beriman kepada Allah SWT, dan lima rukun iman yang lain
dan akhlak.
Khulafaur Rasyidin
1. Kompetensi Rumpun
41
Ibid., h.240.
hari
sehari-hari.
sehari-hari
hari
kehidupan sehari-hari.
cakupan yang begitu luas, yakni satu sistem akidah dan syari’ah serta
a. Akidah
b. Syari’at
berasal dari kata syar’i, secara harfiah berarti jalan yang harus dilalui
42
Muhammad, Pendidikan Agama, Ibid, h.199.
syari’at ini berasal dari al-Qur’an dan hadis. Menurut Imam Syafi’i,
tingkah laku manusia. Dalam rumusan Iman Syafi’i ini ada dua hal
c. Akhlak
bentuk dan makna) antara lain berarti budi pekerti, perangai, tingkah
43
Ibid., h.235.
44
Ibid., h.346.
h. Metode Ceramah
i. Metode Diskusi
j. Metode Sosiodrama
disepakati bahwa:
nyata meliputi:
intelegensi)
d. Kamampuan memimpin
45
Utami Munandar, Kreatifitas dan Keberbakatan (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2002),
h.30.
sebagai potensi yang mungkin belum terwujud dan bakat yang sudah
terwujud dan nyata dari prestasi yang unggul. Potensi yang unggul ini
Misalnya saja anak yang ahli dalam bidang seni dan tidak ahli dalam
akademik. Maka tidak bisa dituntut untuk ahli dalam semua bidang
tersebut. Bibit unggul yang memikili potensi yang unggul, maka akan
definisi dari definisi U.S.O.E ini adalah tuntuan bahwa anak berbakat
46
Ibid., h.31.
dalam seleksi calon guru berbakat adalag “Three Ring Conception” dari
dengan:
cukup tinggi.
proses dan hasil belajar dapat dicapai secara efektif dan efisien sesuai
mengajar.
e. Waktu belajar untuk tugas rutin dapat dipercepat, dan waktu untuk
menantang.
apresiasi.
Hal ini sebagaimana firman Allah SWT dalam surah ar-rum ayat 30:
َ ََۡ َ َ َ ٗ ۡ َ َ ذ ذ ََ َ ذ َ َ ۡ َ ۡ ََ
ِين حنِيفا ف ِطرت ٱّللِ ٱل ِت فطر ٱنلاس عليها َل
ِ فأق ِم وجهك ل ِل
َ ذ َ َ ۡ َ ُ ۡ َ ُ َ َ َٰ ذ َ َٰ َ ذ َۡ َ َۡ
ِ كن أكَث ٱنل
اس َل ِ تب ِديل ِِلل ِق ٱّللِ ذل ِك ٱلِين ٱلقيِم ول
َ َ
٣٠ َي ۡعل ُمون
dalam konteks ayat ini berarti bahwa fitrah keagamaan akan melekat
diabaikannya.
َ َٰ َ َۡ َ َ َ ُ ُ َ َ َََۡ
٨ فألهمها فجورها وتقوىها
pendidikan.
ُ َ َۡ َ ُْٓ َ ٗ َ َ َۡ ٞ َ َٰٓ َ َ ۡ َ ُّ َ َ َ ۡ
ِ لئِكةِ إ ِ ِّن َجاعِل ِِف ٱۡل
ۡرض خلِيفة ۖۡ قالوا أَتعل ِإَوذ قال ربك ل ِلم
َُ ُ َۡ ٓ ُ ۡ
ٱل َما َء َوَن ُن ن َسب ِ ُح ِِبَ ۡم ِد َك َونق ِد ُس
ِ ِيها َوي َ ۡسفِك ِ ِيها َمن ُيف
َ س ُد ف َ ف
َ ََُۡ َ َ َُۡ َ ٓ َ َ َ َ
٣٠ لكۖۡ قال إ ِ ِّن أعلم ما َل تعلمون
menyatakan bahwa:
Pada setiap makhluk. Fitrah yang diwujudkan pada manusia adalah apa
bagian yang tidak terpisahkan dari setiap tujuan mata pelajaran yang
berkembang yang tidak hanya pada masa kini, tetapi juga untuk masa
atau hafal isi diktat dan ketika menjawab pertanyaan sama persis
kritis dan divergen perlu dibiasakan sejak dini. Siswa akan dianggap
hebat jika merka mampu berfikir kritis dan kreatif, terlebih jika mereka
dan inovasi bagi siswa inilah yang akan sanggup mengantarkan mereka
2. Pendekatan Humanistik
masalah.
3. Pendekatan Kontruktivistik
bertitik tolak dari asumsi bahwa setiap orang pada dasarnya memiliki
siswa yang satu dengan yang lainnya. Sehubungan dengan itu, untuk
a. Pribadi
siswanya yang tidak dapat disama ratakan antara siswa yang satu
b. Pendorong
c. Proses
d. Produk
47
Utami, Keatifitas dan Keberbakatan, Ibid, h.68.
di Sekolah Keberbakatan
proses kegiatan belajar mengajar bisa sesuai, terarah, dan keluaran (output) dari
diharapkan.
yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi
rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
tentu seorang peserta didik harus ditunjang dengan pendidikan agama Islam
yang luas dan mendalam. Sebagaimana hadist Rasulullah Saw “Kami lebih
diartikan sebagai:
48
Direktorat Jenderal Pendidikan Agama Islam, Kebijakan Departemen Agama dalam Peningkatan
Mutu Madrasah di Indonesia (Jakarta: Ditjen Pendais Departemen Agama, 2008), h.3.
sekolah adalah “wadah” terbaik untuk masa depan yang lebih baik. Kalau ingin
berhasil atau sukses, belajarlah setinggi mungkin atau carilah sekolah yang
terbaik. Kecuali itu, sekolah juga dipandang sebagai lembaga paling startegis
untuk menghasilkan pendidikan yang khas yaitu manusia yang menghayati dan
Meskipun telihat lebih fokus pada ketrampilan yang dimiliki oleh siswa, akan
tetapi sekolah ini tetap memberikan fasilitas untuk keduanya (yakni siswa yang
sebagai tolak ukur. Sedangkan berorientasi pada ketrampilan hidup (life skill)
49
Sudarusman, Tumbuh Kembang Sekolah Kecil (Surabaya: PenaMuda Press, 2014), h.119.
50
Sudarusman, Tanpa Debu Justru Menang (Surabaya: PenaMuda Press, 2015), h.11.
Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan menjadikan semua mata
lokal dan lain-lain. Semua mata pelajaran ini diberikan nuansa keagamaan atau
kerjasama antara guru mata pelajaran pendidikan agama Islam dengan guru
pendidikan agama Islam inilah dapat kembali kepada nilai-nilai agama yang
saja, adanya program tahfidzul qur’an bagi peserta didik yang menghafal
peserta didik melalui kebiasaan sholat secara berjamaah dan berperilaku sopan
pembelajaran yang sangat erat kaitannya adanya Tuhan. Setiap siswa diajak
mau merenungi esensi dari keberadaan dirinya, sehingga paha bahwa dalam
apapun hasil dari pilihan baik dan buruk, hanyalah Tuhan yang menentukan.
Para siswa yang belajar harus menyadari tidak ada kehidupan tanpa adanya
terhadap orang lain. Jujur menjalankan etika yang bear dalam proses belajar
mengajar adalah hal yang harus dimiliki dalam menjalankan konsep spiritual
learning.51
yang baik dalam bersikap dan bertingkah laku, baik dalam lingkungan sekolah
dan mana yang buruh, terlebih dalam pengambilan keputusan. Siswa tidak
hanya berkewajiban mencari ilmu, akan tetapi juga dapat memberikan nilai
51
Sudarusman, Menjadikan Sekolah Idaman (Surabaya: PenaMuda Press, 2013), h.78.
MEODOLOGI PENELITIAN
studi kasus. Yaitu meneliti suatu kasus yang ada di dalam masyarakat yang
52
V. Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian (Yogayakarta: Pustaka Baru Press, 2014), h.30.
77
yang ingin diteliti.53 Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa subjek
penelitian dapat berupa orang, benda, hal, tempat yang beerhubungan dengan
Objek adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tesebut
53
Saifuddin Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2010), h.34.
54
Sugiyono, Mrtode Penelitian (Bandung: Alfabeta, 2006), h.60.
C. Sunber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif.
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diambil dari sumber data primer.
Maksud dari sumber data primer yaitu hasil dari wawancara terhadap
2. Data Sekunder
D. Tahap-tahap Penelitian
55
Nasution, Metode Research (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h.54.
kualitatif terdapat empat tahap yaitu: tahap pra lapangan, tahap kegiatan
lapangan, tahap analisis data dan tahap pelaporan. Adapun rincian tahapan-
Pada tahap ini peneliti meminta izin kepada pihak sekolah untuk
dijadikan objek penelitian oleh peneliti, selain itu peneliti juga melakukan
survey terhadap sekolah yang meliputi beberapa hal antara lain: kondisi
pihak yang terkait yaitu Kepala Sekolah, bidang kurikulum, bidang humas,
media sosial (akun resmi) sekolah sebagai bahan penunjang untuk dikaji
ulang, dikritisi, dan dianalisis untuk diketahui dan dilaporkan hasil yang
penelitian, karena hal yang dicari dan dicari oleh peneliti adalah data yang ada
pada objek yang diteliti. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah:
1. Observasi
bisa berkenaan dengan cara guru mengajar, peserta didik belajar, kepala
langsung ditangkap pada waktu kejadian itu terjadi. Oleh karena observasi
menggunakan alat indera, maka agar hasil observasi baik salah satu hal yang
kondisi secara nyata yang ada di lapangan, baik dari segi manusianya
2. Wawancara
menggali data secara lisan.57 Metode wawancara ini peneliti gunakan untuk
3. Dokumentasi
yang diterliti, sehingga akan diperoleh data yang lengkap, sah dan bukan
berdasarkan perkiraan.58
56
Bimo, Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan di sekolah, (Yogyakarta : Andi Ofset, 1986), h.54
57
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial (Surabaya: Airlangga Unversity Press, 2001),
h.142.
58
Ibid., h.158.
tinggi sekali. Data yang diperoleh pada umumnya adalah data kualitatif.59
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
59
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. (Bandung:
Alfabeta, 2016), h.243.
60
Ibid., h.245.
pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu, diperoleh data yang dianggap kredibel.
bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan
conclusion drawing/verification.
Periode Pengumpulan
Reduksi data
Selama Setelah
Antisipasi
61
Ibid., 245.
62
Ibid, h.246.
Selama Setelah
Kesimpulan/verifikasi
Selama Setelah
Data
Data display
collection
Data
reduction
Conclusions:drawin
g/verifying
1. Reduksi data
63
Ibid, h.247.
waktu yang relativ lama. Karena semakin lama peneliti ke lapangan, maka
jumlah data yang diperoleh semakin banyak, komplek, dan rumit. Untuk
hal-hal pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting, serta dicari
tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan
ditemukan.
Dalam mereduksi data setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang
akan dicapai. Tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah pada temuan.
segala sesuatu yang dipandang asing, tidak dikenal dan tidak memiliki pola,
2. Penyajian Data
3. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi
yang telah ditentukan, mungkin saja tidak. Karena masalah dan rumusan
di lapangan.
yang sebelumnya belum pernah ada. Kesimpulan ini dapat berupa deskripsi
atau objek yang akan lebih jelas ketika setelah dilakukan penelitian.
a. NSS : 30 4 05 60 01 538
b. NPSN : 69900100
Surabaya
f. Telp/Fax : 031-5352707
g. Email : smamuh10sby@gmail.com
i. Kelurahan : Genteng
j. Kecamatan : Genteng
k. Kab/Kota : Surabaya
mengembangkan segala potensi yang ada pada dirinya sebagai bekal yang
88
keberbakatan ini.
tidak hanya dari segi potensi akademik tetapi juga melalui tindakan
langsung atau sering disebut dengan mengembangakn soft skill dari siswa
Beberapa anak yang memiliki bakat ada yang kesusahan ketika sudah lulus
dikarenakan susahnya izin dari sekolahnya, dan tidak adanya wadah untuk
Pada awalnya sekolah ini terdiri dari sejumlah kurang lebih 60 siswa
baru dengan tidak dipisah antara siswa putra dan putri tetap menjadi satu
kelas. Tahun kedua berkembang menjadi kurang lebih 120 siswa, dan
dimulai dipisah penempatan di dalam kelas antara siswa putra dan putri,
tahun ketiga sebanyak kurang lebih 160 siswa, dengan adanya lahan baru
(yang sering disebut dengan gedung putri), dan terus berkembang sampai
saat ini.
a. Tujuan Pendidikan
peserta didik agar menjadi manusia yang: beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
jawab.
Indikatornya :
informasi.
c. Misi
masyarakat.
akademik.
Indonesia .
ICT.
dan internasiaonal.
teknologi informasi.
ada.
d. Tujuan Sekolah
berikut :
Sehari-hari.
kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran
pembelajaran.
pendapatan sekolah.
teknologi.
gerak geriknya oleh siswa. Selain guru juga terdapat karyawan yang
Surabaya.
Tabel 4.1
bos, Koor
boarding
Walas, Staff
22 Alvin Nurwahyu, S.Pd SEJARAH kesiswaan bag
putra
walas, koord
23 Sinta Ramadhani, S.Pd BIOLOGI
sains
24 Bima BK/TIK BK ( Baru )
Saff
25 Alfianur Rizal, S.Pd BHS IND kesiswaan bag
IPM
26 Rosyida Aziz, S.Pd BK BK & Walas
Yessy Anggraeni
27 MAT Walas
Kusuma, S.Pd
Muhammad Choirul
28 EKONOMI
Anwar, S.Pd
29 Fella Suffah, S.Pd PKN Walas
Walas dan
30 Mitra Witantra ORKES koord
Olahraga
31 Achmad Rizal AL-ISLAM PAI
32 Ufi Tilawati
33 Imron (TILAWATI) Tilawati
34 Rohim Tilawati
35 Rohim BHS ARAB BAR
Tri Susanto Setiawan,
36 FISIKA Walas
S.Pd
37 Alfan Adrianto, S.Sos SOSIOLOGI Walas
38 NUR AINI, Spd SENI BUDYA SB
MATEMATIK
39 Zainun A Z, S.Pd MAT
A
Pramesti
40 GEOGRAFI GEO
Masitaningrum, S.Pd
41 Alif Putra Lestari, S.Pd GEOGRAFI GEO
MIFTAHUL
42 FISIKA FIS
NURZAINI, S.Pd
Ilmiah Nur Khasanah,
43 PKN PKN
S.Pd
Cholishotun Nafsiyah,
44 SOSIOLOGI SOS
S.Sos
Walas, koor
45 As Amarizulhaq, S.Pd BHS ING
BGJ
46 Anasyiah Nur H, S.M PRAKWU PKU
47 Dewi Cyntia, S.Pd SEJARAH SEJ
48 Tuchfatul F, S.Pd B INDO BIN
Tabel 4.2
jenis kelamin.
Tabel 4.3
L P L P L P L P L P L P L P
75 57 60 54 46 51 71 29 40 37 51 32 343 260
Total 608
g. Struktur Organisasi
adalah:
Sudarusman, S.T
Komite Sekolah
Kepala Sekolah
Suprapto
Operator/IT
Putri Widi Antasristy Zandra Ade Ningtias Nur Ainul Yaqin Silvia Nur Kholifah
Bendahara Bendahara Tata Usaha Tata Usaha
Bimbingan Konseling
Salim Bahrisy, S.Km Achmad Arif A, S.Pd Riza Arif Afandi, S.Thi Nurul Fitri, S.Pd Suwardi, S.Pd
Wakil Bidang SARPRAS Waka. Bidang Kurikulum Wakil Bidang ISMUBA Waka. Bidang Kesiswaan Waka. Bidang Humas
lainnya.64
peserta didik.
Tabel 4.4
Milik
Ruang Teori /
1. 2 56
Kelas
2. Laboratorium IPA - - 1 30
Laboratorium
5. - - - -
Bahasa
Laboratorium
6. - - - -
Komputer
7. Laboratorium IPS - - 1 25
Ruang
8. 1 80 - -
Perpustakaan
64
Hasil Dokumentasi, di dapat dari buku 1 SMA Muhammadiyah 10 Surabaya, pada Jum’at, 12
Januari 2018.
Ruang
9. - - - -
Ketrampilan
Ruang Serba
10. - - 1 60
Guna
13. Koperasi/Kantin 1 5 - -
14. Ruang BP / BK - - - -
Ruang Kepala
15. - - 1 10
Sekolah
17. Ruang TU 1 9 - -
Kamar
19. 2 24 - -
Mandi/WC Guru
Kamar
20. - - 1 6
Mandi/WC Siswa
21. Gudang 1 3 - -
Rumah Dinas
23. 2 4 - -
Kepala Sekolah
Rumah Dinas
24. 1 200 - -
Guru
Rumah Penjaga
25. - - - -
Sekolah
Tabel 4.5
Prestasi Siswa
Tingkat Tingkat
No. Bidang Prestasi
Kabupaten Provinsi
1. Bidang akademik
Juara 1
Bahasa Indonesia Juara 1 Kota
Provinsi
Olah Raga
Juara 2 Peringkat 1
- Hoki
Walikota Provinsi
Juara 1 Juara 1
- Panahan
Nasional Nasional
Juara 1 Juara 1
- Pencak Silat ( Tapak suci )
Nasional Nasional
Juara 3 Juara 1
- Anggar
Nasional Nasional
Kesenian
Kegiatan Lain
Juara 1
- Tahfidz Juara 1 kota
provinsi
Tidak
juara
Tidak
juara
arab dan inggris, serta menjalin kesepakatan dalam ikatan Sister School
Program.
Surabaya.65
65
Hasil Dokumentasi, di dapat dari buku 1 SMA Muhammadiyah 10 Surabaya, pada Jum’at, 12
Januari 2018.
B. Penyajian Data
kurikulum dari sekolah sendiri. Kurikulum dari sekolah ini yang dimaksud
adalah kurikulum yang telah dirancang sedemikian rupa oleh sekolah dengan
66
Wawancara dengan Ustadz Rizal, selaku bagian Kurikulum dan Guru Pendidikan Agama Islam,
pada tanggal 9 Januari 2018.
“Sekolah ini bukan satu-satunya harapan, kita tidak bisa mengatur dan
memaksakan kehendak kepada anak. Kita harus cepat dalam
mengikuti dan perkembangan pendididikan. Sekolah kita ini
tergolong cepat, dalam 4 tahun sudah terakreditasi A, saya juga tidak
percaya ini nilai darimana tapi kita harus yakin. Yang terpenting itu
bagaimana kita dapat menanamkan value dan cultur kepada anak.”69
67
Wawancara bersama dengan Bapak Sudarusman, selaku Kepala Sekolah SMAM Muhammadiyah
10 Surabaya, 17 Januari 2018
68
Wawancara bersama dengan Bu Fitri, selaku bagian humas di SMAM Muhammadiyah 10
Surabaya, 3 Januari 2018
69
Wawancara bersama dengan Bapak Sudarusman, selaku Kepala Sekolah SMAM Muhammadiyah
10 Surabaya, 17 Januari 2018
Muhammadiyah 10 Surabaya:
Surabaya ini adalah Al-Islam, yakni buku yang bersal dari pusat
70
Wawancara bersama dengan Bapak Sudarusman, selaku Kepala Sekolah SMAM Muhammadiyah
10 Surabaya, 17 Januari 2018
71
Wawancara bersama dengan Bapak Sudarusman, selaku Kepala Sekolah SMAM Muhammadiyah
10 Surabaya, 17 Januari 2018
72
Wawancara bersama dengan Ustadz Wildan, selaku guru Pendidikan Agama Islam di SMAM
Muhammadiyah 10 Surabaya, 13 Desember 2017
mengacu pada peraturan yang telah ditetapkan oleh dinas pendidikan, yaitu
seorang guru.
menyesuaiakan dengan kondisi nyata dari siswa tersebut. Siswa disini adalah
artian tidak wajib dicapai oleh peserta didik berdasarkan tujuan yang telah
73
Wawancara bersama dengan Ustadz Rizal, selaku bagian kurikulum dan guru Pendidikan Agama
Islam di SMA Muhammadiyah 10 Surabaya, 13 Januari 2018.
materi yang lain. Misalkan saja apabila kita sedang berbicara tentang akhlak,
tidak menutup kemungkinan kita juga akan berbicara tentang tata cara
terlaksana.
74
Wawancara bersama dengan Ustadz Wildam, selaku guru Pendidikan Agama Islam di SMAM
Muhammadiyah 10 Surabaya, 13 Desember 2017
75
Wawancara bersama dengan Ustadz Wildan, selaku guru Pendidikan Agama Islam di SMAM
Muhammadiyah 10 Surabaya, 13 Desember 2017
76
Wawancara bersama dengan Bapak Sudarusman, selaku Kepala Sekolah SMAM Muhammadiyah
10 Surabaya, 17 Januari 2018
kegiatan pembelajaran. Untuk itu, ranah yang perlu dinilai adalah ranah
prosedur perizinan, dan aturan-aturan dari dinas untuk sekolah. Namun, hal
77
Munif Chatib, Sekolahnya Manusia (Bandung: Mizan Media Utama, 2013), 165.
78
Wawancara bersama dengan Ustadz Suardi, selaku bagian humas di SMA Muhammadiyah 10
Surabaya, 3 Desember 2017
sedemikian dapat teratasi dengan adanya kerja sama dan bantuan dari seluruh
warga sekolah.
Yaitu berdasarkan pada standar isi, standar proses dan standar lulusan.
masyarakat.
79
Wawancara bersama dengan Bapak Sudarusman, selaku Kepala Sekolah SMAM Muhammadiyah
10 Surabaya, 17 Januari 2018
sekolah ini adalah, SMAM X disebut juga dengan sekolah pondok pesantren,
karena adanya asrama dalam sekolah bagi anak-anak yang mau. Di dalam
asrama inilah adanya nilai-nilai lebih yang ternanan. Misalnya saja, fashohah
yang tinggi akan tetapi tidak berakhlak. Akhlak siswa saat ini sangat menjadi
sorotan dalam dunia pendidikan. Oleh sebab itu, mulai muncullah sekolah
meningkatkan akhlak.
80
Wawancara bersama dengan Bapak Sudarusman, selaku Kepala Sekolah SMAM Muhammadiyah
10 Surabaya, 17 Januari 2018
“PAI disini merupakan ruh bagi sekolah. Karena PAI ini harus ada
dan ditanamkan dalam semua pelajaran. Misalnya saja mata pelajaran
IPA maka guru dituntut untuk menyambungkannya dengan
pendidikan agama Islam. Mengingat sekolah ini juga merupakan
sekolah Islam, yang memang tujuan yang sebenarnya adalah kesitu.”81
program yang ada di dalam sekolah ini adalah adanya sains tauhidi yaitu
Islam.
“Kalau samian mau, saya bisa beri kontaknya orang yang sudah
bekerja sama dengan sekolah kita. Iya, di luar negeri. Nanti tanya
saja terkait dengan SMAM X, pasti sudah tahu.”82
anaknya dll, salah satunya terkait dengan bagaimana cara mereka membaca
81
Wawancara bersama dengan Ustadz Suardi, selaku bagian humas di SMA Muhammadiyah 10
Surabaya, 3 Desember 2017
82
Wawancara bersama dengan Bapak Sudarusman, selaku Kepala Sekolah SMAM Muhammadiyah
10 Surabaya, 17 Januari 2018
sangat dianjurkan dengan bacaan yang baik dan benar. Maka diperlukannya
suatu penunjang. Salah satunya melalui program BTQ, program BTQ disini
C. Analisis Data
yang sifatnya fleksibel sesuai dengan perkembangan zaman dan hal-hal apa
yang ingin dikembangkan oleh suatu lembaga pendidikan. Dalam hal ini
mata pelajaran. Dalam hal ini peneliti mengambil satu mata pelajaran yang
83
Wawancara bersama dengan Ustadz Rizal, selaku bagian kurikulum dan guru Pendidikan Agama
Islam di SMA Muhammadiyah 10 Surabaya, 13 Januari 2018.
pelajaran ini memiliki dampak nyata baik dari diri individu itu sendiri
sekolah dalam hal ini adalah guru harus difikirkan secara matang. Salah
dipersiapkan oleh guru dan siswa yang dapat digunakan sebagai penunjang
dengan aturan dari dinas pendidikan. Antara lain rencana pekan efektif,
beberapa muatan. Yakni mata pelajaran apa, alokasi waktu, kompetensi inti,
kompetensi dasar dalam suatu pendidikan dapat dicapai oleh peserta didik.
satu semester. Promes ini merupakan penjabaran dari prota. Jika prota
dasar selama satu tahun, maka promes digunakan untuk mengetahui minggu
keberapa kompetensi inti yang sudah dikemas dalam suatu materi dapat
dicapai.
pokok/pembelajaran.
pada tahun pelajaran berlangsung. Untuk menyusun RPE yang harus dilihat
efektif.
sedang dilakukan.
sesuai dengan aturan dari diknas tidak jauh berbeda dengan sekolah lain
pada umumnya. Akan tetapi perencanaan yang dibuat sekolah sendiri sangat
pada aspek pengembangan kreatifitas dan pencipta karya. Baik itu dari
kepala SMAM X:
84
Wawancara bersama dengan Bapak Sudarusman, selaku Kepala Sekolah SMAM Muhammadiyah
10 Surabaya, 17 Januari 2018
bahwa tidak hanya dari segi materi dan perangkat saja yang harus
direncanakan tetapi juga dari segi pendidik pun juga menjadi pertimbangan.
Muhammadiyah namun tidak ada peraturan khusus dari pusat, akan tetapi
materi yang akan dibahas dengan realita-relaita yang terjadi saat ini. Guru
arah, akan tetapi adanya kesinambungan antara guru dan peserta didik. Di
awal pelajaran guru menyampaikan materi apa yang akan dibahas oleh
Dalam kegiatan inti, peserta didik ikut serta mencari langsung bahan
atas pertanyaan yang diajukan guru terhadap materi yang akan dibahas. Hal
ini dapat diperoleh melalui buku, internet, maupun bertanya kepada subjek
oleh guru. Selain evaluasi juga adanya refleksi untuk mengingat kembali
berjalan secara berurutan, juga bisa berjalan dengan tidak berurutan. Karena
peserta didik, maka pemegang kendali utama adalah peserta didik selain
guru sebagai fasilitator. Materi yang disampaikan guru tidak harus sesuai
materi lain sesuai dengan keadaan yang ingin dibahas oleh selama masih
maupun oleh guru, yaitu siswa menjadi lebih kritis dalam berfikir dan
alam yang terjadi dengan adanya pertanyaan di luar materi yang akan
dibahas, selain itu siswa juga menerima jawaban atas permasalahan yang
mengejar hal tersebut diperlukan jam tambahan. Dan hal sedemikian sulit
Wildan:
menekankan kepada aspek afektif peserta didik, yang dapat dinilai dari
85
Wawancara bersama dengan Ustadz Wildan, selaku guru Pendidikan Agama Islam di SMAM
Muhammadiyah 10 Surabaya, 13 Desember 2017.
orang yang terkait langsung dengan dunia pendidikan, akan tetapi juga
Islam sangat berhubungan baik dikembangankan lagi dari segi misi dan
siswa. mereka bertolak dari asumsi bahwa anak atau siswa adalah yang
pertama dan utama dalam pendidikan. Ia adalah subjek yang menjadi pusat
kegiatan pendidikan.87
86
Hamdani, Pengembangan Kurikulum, Ibid, h.68
87
Ibid., h.125
berpegang pada konsep Gestal, bahwa anak atau individu merupakan satu
manusia secara utuh baik dari segi fisik, intelektual, segi sosial dan afektif
meliputi standar isi dan standar nasional pendidikan hanya sebagai pedoman
masalah kurikulum.
kurikulum.
PENUTUP
A. Simpulan
perencanaan yaitu:
kurikulum 2013.
125
autentik.
rapor.
B. Saran
pengembangan kurikulum.
pembelajaran.
Dadang. 2016. KI dan KD Pelajaran Kurikulum 2013 SMA, MA, SMK, dan MAK
Tahun Pelajaran 2016/2017 Berdasarkan PERMENDIKBUD No. 24 Tahun
2016. Lihat di http://www.dadangjsn.com/2016/07/ki-dan-kd-pelajaran-
kurikulum-2013-sma.html?m=1
Mudlofir, Ali dan Masyhudi Ahmad. 2009. Pengembangan Kurikulum dan Bahan
Ajar. Surabaya: PT. Revka Petra Media.