Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Hubungan Kadar Kolesterol Dengan Tekanan

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 16

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by DIGILIB at Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta (UNISA)

HUBUNGAN KADAR KOLESTEROL DENGAN


TEKANAN DARAH PADA PRA LANSIA
HIPERTENSI DI POSYANDU LANSIA
DUSUN JETIS BANTUL
YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh :
TINA WIDIYATUL LESTARI
201110201135

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2015

i
HUBUNGAN KADAR KOLESTEROL DENGAN
TEKANAN DARAH PADA PRA LANSIA
HIPERTENSI DI POSYANDU LANSIA
DUSUN JETIS BANTUL
YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan pada
Program Pendidikan Ners-Program Studi Ilmu Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan ‘Aisyiyah Yogyakarta

Disusun oleh:
TINA WIDIYATUL LESTARI
201110201135

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2015

ii
iii
CORRELATION BETWEEN CHOLESTEROL LEVEL AND BLOOD
PRESSURE AMONG PRE-ELDERLY WITH HYPERTENSION IN ELDERLY
INTERGRATED HEALTHCARE SERVICES STATION
IN JETIS VILLAGE BANTUL
YOGYAKARTA1

Tina Widiyatul Lestari2, Diyah Candra Anita K3

ABSTRACT
Background: Hypertension is an increasing blood pressure in the arteries that lasted
continuously. Hypertension is common disease among pre-elderly who goes through
pre-aging factors that cause blood vessel stiffness. High cholesterol level is also high
risk factor for hypertension. This study aims to figure out the correlation between
cholesterol level and hypertension level among pre-elderly with hypertension in
integrated healthcare services station in Jetis village, Bantul Yogyakarta.
Method: This study was analytic correlation study with cross sectional approach. This
study employed accidental sampling for 30 respondents. The Spearman Rank test was
conducted as statistical analysis.
Result: The Spearman Rank test resulted p-value 0.954 (α>0,05) with correlation
contingency coefficient -.011.
Conclusion: There was no significant correlation between cholesterol level and
hypertension level among pre-elderly with hypertension in integrated healthcare services
station in Jetis village, Bantul Yogyakarta, with very low correlation contingency
coefficient.
Suggestion: Pre-elderly with hypertension should control other risk factors of
hypertension such as stress, low salt diet and smoking behavior, besides low cholesterol
food diet.
Keywords : cholesterol level, blood pressure, pre-elderly hypertension.
Bibliography : 24 books (2005-2014), 13 Journals, 1 internet website
Number of pages : xii, 72 pages, 10 tables, 2 figures, 15 appendices

1
Research title
2
Student of School of Nursing ‘Aisyiyah Health Sciences College of Yogyakarta
3
Lecturer of School of Nursing ‘Aisyiyah Health Sciences College of Yogyakarta

iv
A. PENDAHULUAN seluruh Indonesia yang mencapai 31.7%.
Laporan Survailans Terpadu Penyakit
Hipertensi dapat juga (STP) Puskesmas di DIY pada tahun
didefinisikan sebagai tekanan darah 2012 prevalensi penyakit hipertensi
persisten dimana tekanan sitolik di atas (29.546) dan Diabetes Militus (7.434)
140 mmHg dan tekanan diastolik di atas masuk dalam urutan ketiga dan kelima
90 mmHg (Lingga, 2012). dari distribusi 10 besar penyakit berbasis
STP Puskesmas (Bahri, 2014). Hasil
World Health Organization
Surveilans Terpadu Penyakit untuk
(WHO) menyatakan bahwa hipertensi
Kabupaten Bantul prevalensi hipertensi
merupakan penyebab nomor satu
menduduki peringkat ketiga dengan
kematian di dunia. Data Joint National
jumlah 9.189 kasus. Berdasarkan data 10
Committee on Prevention, Detection,
besar penyakit berdasarkan kunjungan di
Evaluation, and Treatment on High
Puskesmas Kasihan 1 Bantul tahun 2012
Blood Pressure VII mengatakan hampir
menunjukkan Hipertensi pada urutan
1 milyar penduduk dunia mengidap
kedua dengan 181 penderita
hipertensi. Jumlah ini akan terus
(Nugraheny, 2012).
meningkat apabila tidak dilakukan upaya
penanganan yang tepat. Hasil Riset Depkes (2008, dalam
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 Hermawati, 2014) hipertensi merupakan
menunjukkan prevalensi hipertensi pada penyakit yang sangat berbahaya, karena
penduduk berusia 18 tahun ke atas di tidak ada tanda gejala atau tanda khas
Indonesia sebesar 25,8% untuk peringatan dini. Pemerintah
(Prasetyaningrum, 2014). Indonesia telah memberikan perhatian
serius dalam pencegahan dan
Data pada saat ini menunjukkan
penanggulangan penyakit tidak menular
bahwa pola penyakit pada semua
termasuk hipertensi. Hal ini dapat dilihat
golongan umur telah mulai didominasi
dengan dibentuknya Direktorat Menteri
oleh penyakit-penyakit degeneratif.
Kesehatan No. 1575 Tahun 2005 dalam
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
melaksanakan pencegahan dan
tahun 2010 kasus hipertensi di provinsi
penanggulangan penyakit jantung dan
DIY mencapai 35.1% di atas rata-rata
pembuluh darah termasuk hipertensi,

1
Diabetes Mielitus (DM), penyakit darah sangat banyak dan bersifat
metabolik, penyakit kronik dan penyakit spesifik untuk setiap individu.
degeneratif lainnya serta gangguan Kurangnya aktivitas fisik dapat
akibat kecelakaan dan cedera. Upaya meningkatkan kadar kolesterol dalam
pencegahan dan penanggulangan yang tubuh yang menjadi faktor risiko
telah dilaksanakan pemerintah dan penyakit jantung dan pembuluh darah
tenaga kesehatan adalah dengan (Ruslianti, 2014).
dibentuknya Posyandu Lansia di
Badan kesehatan dunia (WHO)
berbagai daerah di Indonesia.
memperkirakan, 20% kejadian stroke
Hipertensi dijuluki “Silent dan lebih dari 50 persen serangan
Killer” atau si pembunuh diam-diam jantung disebabkan karena kadar
karena merupakan penyakit tanpa tanda kolesterol yang tinggi. Kolesterol
dan gejala yang khas. Masyarakat merupakan faktor risiko yang masih bisa
menganggap hipertensi hal yang biasa kita ubah melalui perubahan gaya hidup.
sehingga hanya nampak jika sudah parah Pada tahun 2006, Physicans’ health
dan menimbulkan komplikasi yang study membandingkan kadar kolesterol
sangat berbahaya seperti stroke. pada pria hipertensi dengan kadar
Hipertensi meningkatkan risiko penyakit kolesterol pada pria bertekanan darah
jantung dua kali dan meningkatkan normal. Risiko perkembangan hipertensi
risiko stroke delapan kali dibanding pada pria hipertensi dengan kadar
dengan orang yang tidak mengalami kolesterol tinggi lebih besar (23%)
hipertensi. Selain itu hipertensi juga daripada pria dengan kadar kolesterol
menyebabkan payah jantung, gangguan yang normal (Harefa, 2009).
pada ginjal dan retinopati. Hal ini akan
Setelah dilakukan studi
sangat membahayakan jika tidak
pendahuluan di Posyandu Lansia Dusun
dikontrol dengan baik (Sustrani, Alam &
Jetis Bantul Yogyakarta yang telah
Hadibroto, 2006).
bekerjasama dengan Stikes ‘Aisyiyah
Penyebab kenaikan tekanan Yogyakarta didapatkan data secara
darah sulit dipastikan secara pasti karena keseluruhan dari 87 anggota yang
faktor yang memicu kenaikan tekanan mengikuti Posyandu Lansia terdapat 5%

2
menderita prahipertensi, 32% hipertensi D. HASIL DAN PEMBAHASAN
derajat 1, dan 26% hipertensi derajat 2.
1. Tabel 4.1 Karakteristik responden
Dari hasil studi pendahuluan yang telah
penelitian
dilakukan, peneliti bermaksud untuk
melakukan penelitian di daerah tersebut No Karakteristik Frekuensi (n=30) %

untuk mengetahui apakah ada hubungan 1. Jenis Kelamin


a. Laki-laki 3 10
kadar kolesterol dengan tekanan darah
b. Perempuan 27 90
pada pra lansia hipertensi.
2. Umur
a. 45-50 tahun 6 20
B. TUJUAN UMUM
b. 51-55 6 20
Tujuan umum pada penelitian ini c. 56-60 18 60

untuk membuktikan hubungan kadar


3. Pekerjaan
kolestrol dengan tekanan darah pada pra a. Wirausaha 10 33,3
b. Petani 9 30,0
lansia hipertensi di Posyandu Lansia c. Buruh 7 23,3
Dusun Jetis Bantul Yogyakarta. d. Tidak Bekerja 4 13,3

C. METODE PENELITIAN 4. Pendidikan


Penelitian ini termasuk penelitian a. Tidak Sekolah 3 10
b. SD 10 33,3
korelasi yang bertujuan untuk c. SMP 8 26,6
d. SMA 6 20
mengetahui tingkat hubungan antar
e. S1 3 10
variabel yaitu hubungan kadar kolesterol
dengan tekanan darah menggunakan
Berdasarkan tabel 4.1 di atas
desain penelitian cross sectional
menunjukkan bahwa jumlah pralansia yang
(Arikunto, 2013). Sampel yang menjadi
banyak mengalami hipertensi berjenis
responden dalam penelitian ini adalah
kelamin perempuan sebanyak 27 responden
masyarakat Bantul usia pra lansia yang
(90%), sedangkan laki-laki sebanyak 3
menderita hipertensi sebanyak 30 orang
responden (10%). Jumlah usia pralansia
dan mengikuti Posyandu Lansia Dusun
terbanyak yang menderita hipertensi pada
Jetis Bantul Yogyakarta.
rentang 56-60 tahun berjumlah 18 responden
Alat pengumpulan data yang
(60%). Berdasarkan status pekerjaan
digunakan spygnomanometer, stetoskop
terbanyak yang menderita hipertensi adalah
dan cholesterol-meter. Uji hipotesa
wirausaha sebanyak 10 responden (33,3%)
menggunakan Spearman Rank.

3
sedangkan yang paling sedikit adalah tidak 3. Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Klasifikasi
bekerja sebanyak 4 responden (13,3%).
Hipertensi
Karakteristik responden yang didapatkan
No Tekanan Frekuensi %
terakhir adalah tingkat pendidikan, dari 30 Darah
pralansia hipertensi yang menempuh tingkat
1. Prahipertensi 11 36,7
pendidikan terbanyak adalah SD 10 (Ringan)
2. Hipertensi 13 43,3
responden (33,3%) dan yang paling sedikit Derajat I
(Sedang)
adalah menempuh tingkat pendidikan S1 3. Hipertensi 6 20,0
sebanyak 3 responden (10%). Derajat II

Jumlah 30 100
2. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kadar
Kolesterol Pra Lansia Hipertensi

No Rentang Frekuensi % Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan


Kadar
Kolesterol
pra lansia yang mengalami hipertensi
berdasarkan klasifikasinya, pralansia paling
1. Rendah 17 56,7
(<200 banyak mengalami hipertensi derajat 1 yaitu
mg/dL)
2. Sedang 10 33,3 hipertensi sedang dengan kategori tekanan
(200-239
mg/dL) darah systole 120-139 mmHg atau diastole
3. Tinggi 3 10.0
(>240
80-90 mmHg sebanyak 13 responden
mg/dL) (43,3%). Pra lansia yang mengalami
Jumlah 30 100 hipertensi paling sedikit adalah hipertensi
derajat 2 yaitu hipertensi berat dengan
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan kategori tekanan darah systole >160 mmHg
bahwa kadar kolesterol sebagian besar Pra atau diastole >100 mmHg sebanyak 6
Lansia di Posyandu Lansia Dusun Jetis responden (20,0%).
Bantul Yogyakarta adalah mayoritas pra
lansia mengalami kadar kolesterol tingkat
rendah yaitu sebanyak 17 responden
(56,7%), sedangkan pra lansia yang
mengalami tingkat kolesterol paling sedikit
yaitu kadar kolesterol tingkat tinggi
sebanyak 3 responden (10,0%).

4
4. Tabel 4.5 Distribusi Tabulasi Silang tekanan darah berat (hipertensi derajat 2)
Karakteristik Responden dengan sebanyak 4 responden (22,2%).
Tekanan Darah Berdasarkan jenis kelamin, mayoritas

No Variabel Klasifikasi Tekanan Darah


wanita mengalami hipertensi, klasifikasi
Ringan Sedang Berat tekanan darah ringan (pra hipertensi)
(%) (%) (%)
sebanyak 10 responden (37,0%), dan
1 Usia
45-50 2 (33,3) 2 (33,3) 2 (33,3) klasifikasi tekanan darah sedang
tahun
51-55 2 (33,3) 4 (66,7) 0 (0,0) (hipertensi derajat 1) sebanyak 11
tahun
56-60 7 (38,9) 7 (38,9) 4 (22,2)
responden (40,7%) sedangkan klasifikasi
tahun tekanan darah berat (Hipertensi derajat 2)
2 Jenis juga dominan diderita oleh perempuan
Kelamin
Laki-laki 1 (33,3) 2 (66,7) 0 (0,0) sebanyak 6 responden (22,6%).
Perempuan 10 (37) 11 6 (22,2)
(40,7) Berdasarkan pekerjaan, pra lansia

3. Pekerjaan
sebagai wirausaha mayoritas mengalami
Tidak 1 (25,0) 2 (50,0) 1 (25,0) hipertensi dengan klasifikasi tekanan
Bekerja
Wirausaha 5 (50,0) 5 (50,0) 0(0,0) darah ringan (pra hipertensi) sebanyak 5
Petani 2 (22,2) 5 (55,6) 2 (22,2)
Buruh 3 (42,9) 1 (14,3) 3 (42,9) responden (50,0%), klasifikasi tekanan
4. Pendidikan darah sedang sebanyak 5 responden
Tidak 1 (33,3) 1 (33,3) 1 (33,3)
Sekolah
(50,0%).
SD 4 (40,0) 4 (40,0) 2 (20,0) Berdasarkan pendidikan, mayoritas
SMP 4 (50,0) 3 (37,5) 1 (20,0)
SMA 0 (0,0) 4 (66,7) 2 (33,3) pra lansia berpendidikan Sekolah Dasar
S1 2 (66,7) 1 (33,3) 0 (0,0)
(SD) yang mengalami hipertensi dengan

Berdasarkan tabel 4.4 tabulasi silang klasifikasi tekanan darah ringan (pra

antara karakteristik responden dengan hipertensi) sebanyak 4 responden

tekanan darah, dilihat berdasarkan usia, (40,0%), klasfikasi tekanan darah sedang

usia 56-60 tahun mayoritas mengalami (hipertensi derajat 1) sebanyak 4

hipertensi dengan klasifikasi tekanan responden (40,0%), dan klasifikasi

darah ringan (pra hipertensi) sebanyak 7 tekanan darah berat (hipertensi derajat 2)

responden (38,9%). Klasifikasi tekanan sebanyak 2 responden (20,0%).

darah sedang (hipertensi derajat 1)


sebanyak 7 responden (38,9%), klasifikasi

5
5. Tabel 4.6 Tabulasi Silang Kadar 6. Tabel 4.6 Tabulasi Silang Kadar
Kolesterol dengan Tekanan Darah Kolesterol dengan Tekanan Darah
Variabel P correlation Interpretasi
N Kadar Klasifikasi Tekanan Darah Total vale
o Kolesterol
Ringan Sedang Berat Kadar 0,954 -.011 P value
Kolesterol >0,05 Ho
1. Ringan 6 7 4 17 dengan diterima,
20% 23,3% 13,3% 56,6 Tekanan Ha
% Darah Ditolak=
2. Sedang 4 6 0 10 Tidak ada
13,3% 20% 0,0% 33,3 hubungan
%
3. Tinggi 1 0 2 3 Correlation
3,3% 0,0% 6,7% 10% =-.0,011=
hubungan
Total 11 13 6 30 sangat
36,6% 43,33% 20% 100% rendah
Sumber: Data Primer 2014

Berdasarkan tabel 4.4 tabulasi silang Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui
antara kadar kolesterol dengan tekanan bahwa hasil analisis dengan uji Spearman

darah pra lansia hipertensi di atas Rank menggunakan Software SPSS For
menunjukkan sebagian besar responden Window Version 21, diperoleh nila p value
memiliki kadar kolesterol rendah dan sebesar 0,954 dengan koefisien korelasi
hipertensi derajat 1 (hipertensi sedang) sebesar -.011. Oleh karena p value lebih

yaitu sebanyak 7 responden (23,33%). besar dari 0,05 (sig> 0,05), maka hal ini
Sebagian kecil responden memiliki tingkat berarti Ho diterima dan Ha ditolak, artinya
kadar kolesterol tinggi dengan pra tidak ada hubungan antara kadar kolesterol
hipertensi (hipertensi ringan) sebanyak 1 dengan tekanan darah pra lansia hipertensi di
responden (3,3%). Posyandu Lansia Dusun Jetis Bantul
Yogyakarta. Interpretasi nilai korelasi -.011
menunjukkan bahwa tingkat hubungan
sangat rendah dengan hubungan yang
berlawanan arah (negatif), sehingga semakin
besar nilai suatu variabel maka semakin kecil
nilai variabelnya. Disimpulkan bahwa tidak
ada hubungan yang signifikan antara kadar
kolesterol dengan tekanan darah.

6
Tabel 4.6 tabulasi silang antara kadar meningkatkan kadar kolesterol Low Density
kolesterol dengan tekanan darah pra lansia Lipoprotein (LDL) dalam darah.
hipertensi di atas menunjukkan sebagian
Hasil penelitian ini sejalan dengan
besar responden memiliki kadar kolesterol
penelitian Hermawati (2014) menunjukkan
rendah dan hipertensi derajat 1 (hipertensi
hasil nilai ρ hitung sebesar 0,409 dan p-value
sedang) yaitu sebanyak 7 responden
(0,013) < 0,05 = Ho sehingga ditolak dan Ha
(23,33%). Sebagian kecil responden
diterima artinya terdapat hubungan antara
memiliki tingkat kadar kolesterol berat
tingkat stres dengan tekanan darah. Stres
dengan pra hipertensi (hipertensi ringan)
dengan tekanan darah diduga melalui saraf
sebanyak 1 responden (3,3%), dari tabel 4.6
simpatis, yang dapat meningkatkan tekanan
dapat dilihat mayoritas penderita hipertensi
darah secara bertahap. Stres atau ketegangan
bahkan memiliki kadar kolesterol normal
jiwa (rasa tertekan, murung, cemas dan
atau rendah, jadi kadar kolesterol bukanlah
berdebar-debar dan dendam) dapat
selalu menjadi penyebab terjadinya
merangsang hormon adrenalin dan memacu
peningkatan tekanan darah karena terjadinya
jantung untuk bekerja lebih cepat serta lebih
peningkatan tekanan darah dapat disebabkan
kuat, sehingga tekanan darah akan
oleh beberapa faktor seperti: stres, gaya
meningkat. Penelitian ini juga didukung oleh
hidup, pola makan, usia, pekerjaan,
Luktasari (2014) menggunakan Person
pendidikan, obesitas, dan lain lain.
menunjukkan r hitung sebesar 0,843 dan p
Menurut Lingga (2012) tidak semua value 0,00 sehingga Ho ditolak dan Ha
penderita hiperkolesterolemia menderita diterima artinya terdapat hubungan antara
hipertensi dan tidak semua penderita kualitas tidur dengan tekanan darah. nilai r
hipertensi menderita hiperkolesterolemia, hitung 0,843 menunjukkan bahwa korelasi
tetapi level kolesterol darah yang cenderung menunjukkan tingkat hubungan yang kuat.
tinggi mendorong peningkatan tekanan Penelitian ini juga sejalan dengan
darah. Orang yang paling berisiko memiliki penelitian Mubin (2010) memperoleh hasil
kadar kolesterol tinggi adalah mereka yang bahwa ada hubungan antara karakteristik
menerapkan pola makan yang mengandung (pendidikan) pasien hipertensi dengan
lemak jenuh tinggi seperti yang terdapat pada motivasi melakukan kontrol tekanan darah
ikan, mentega, keju, dan krim akan dengan ρ value 0,005 (<0,05) dan ada
hubungan yang signifikan antara tingkat

7
pengetahuan dengan motivasi melakukan lemak jenuh dengan kejadian
kontrol tekanan darah dengan ρ value 0,000 hiperkolesterolemia.
(<0,05). penelitian tersebut dapat
Daerah sekitar dusun Jetis adalah
menunjukkan bahwa karakteristik dan
area pertanian yang sangat luas, sehingga
pengetahuan seseorang berhubungan dengan
mayoritas penduduk masih banyak yang
motivasi untuk tetap mengontrol tekanan
mengkonsumsi sayuran setiap hari daripada
darah. Seseorang yang memiliki kadar
daging, hal inilah yang menyebabkan
kolesterol tinggi tidak selalu mengalami
penelitian ini tidak terdapat hubungan antara
peningkatan tekanan darah.
kadar kolesterol dengan tekanan darah.
Menurut Amir (2014) umumnya Daging merupakan makanan yang kaya akan
penyakit darah tinggi (hipertensi) senantiasa lemak, contohnya pada daging babi
bersamaan dengan peningkatan kolesterol mengandung 130 gr kolesterol yang cukup
dalam darah yang tinggi. Pada sebuah tinggi, sedangkan lemak babi mengandung
penelitian yang dipublikasikan oleh Jurnal 200 gr kolesterol tinggi dan berbahaya,
Epidemologi Amerika, bahwa orang yang dalam al-Qur’an Surat Al An’am ayat 145
tidak makan daging (vegetarian) memiliki Allah Ta’ala berfirman:
tekanan darah yang jauh lebih rendah
daripada pemakan daging. Kesimpulan dari
penelitian tersebut terdapat perbedaan tingkat
tekanan darah keduanya yang disebabkan
konsumsi protein dan lemak hewani.
Penelitian Bintanah (2010) menemukan
bahwa sebagian besar (76,5%) sampel yang
Katakanlah: "Tidaklah aku peroleh
menderita hiperkolesterolemia mempunyai
dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku,
asupan lemak tinggi. Jenis lemak yang
sesuatu yang diharamkan bagi orang yang
dikonsumsi antara lain: minyak kelapa,
hendak memakannya, kecuali kalau
santan kental, daging berlemak dan jeroan.
makanan itu bangkai, atau darah yang
Hasil uji statistik menggunakan Person Chi
mengalir atau daging babi karena
Square diperoleh p value 0,016 (<0,05)
sesungguhnya semua itu kotor atau
sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
binatang yang disembelih atas nama selain
hubungan yang signifikan antara konsumsi

8
Allah. Barangsiapa yang dalam keadaan memasok organ tubuh dengan oksigen dan
terpaksa, sedang dia tidak nutrisi. Penumpukan kolesterol LDL ini
menginginkannya dan tidak (pula) dapat mempersempit dan menyumbat arteri
melampaui batas, maka sesungguhnya melalui pembentukan atroma sehingga
Tuhanmu Maha Pengampun lagi Maha kelenturan arteri akan menurun. Kondisi
Penyayang". seperti inilah yang membuat tekanan di
Dari ayat tersebut salah satu arteri meningkat atau dinamakan tekanan
makanan yang diharamkan adalah daging darah tinggi, sehingga tidak semua jenis
babi, kandungan kolesterol pada daging kolesterol yang akan meningkatkan tekanan
babi sangat tinggi sehingga akan darah.
berpengaruh terhadap kesehatan dan E. KESIMPULAN
tekanan darah, selain itu Allah juga tidak
1. Kadar kolesterol pra lansia hipertensi
menyukai apapun yang melampaui batas
di Posyandu Lansia Flamboyan
karena dapat menjadi masalah dalam
Dusun Jetis Bantul Yogyakarta
kesehatan.
menunjukkan mayoritas pra lansia
Menurut Prasetyaningrum (2014)
mengalami kadar kolesterol tingkat
dan Bull dan Morrel (2007) dalam kondisi
rendah yaitu sebanyak 17 responden
wajar, kolesterol tidak menimbulkan
(56,7%).
dampak buruk yang perlu diwaspadai,
2. Tekanan darah pra lansia hipertensi
termasuk sebagai pemicu kenaikan tekanan
di Posyandu Lansia Flamboyan
darah. kolesterol akan menjadi bermasalah
Dusun Jetis Bantul Yogyakarta
jika teroksidasi. Kolesterol yang teroksidasi
sebagian besar mengalami hipertensi
adalah kolesterol Low Density Lipoprotein
derajat 1 yaitu hipertensi sedang
(LDL), kolestrol LDL mengangkut
sebanyak 13 responden (43,3%).
kolesterol dari hati, tempatnya dproduksi,
3. Hasil analisis dengan uji Spearman
ke jaringan tubuh yang memerlukan. LDL
Rank diperoleh nila p value sebesar
merupakan transporter kolesterol terbanyak
0.954 dengan koefisien korelasi
dalam darah. Jika terdapat terlalu banyak
-.011. Oleh karena nila p value lebih
kolesterol LDL yang bersirkulasi dalam
besar dari 0.05 (sig> 0.05) maka hal
aliran darah, semakin lama LDL akan
ini berarti Ho diterima dan Ha
menumpuk dibagian dinding arteri yang
ditolak. Tidak ada hubungan kadar

9
kolesterol dengan tekanan darah pra sehingga dapat diketahui lebih
lansia hipertensi di Posyandu Lansia spesifik faktor risiko terhadap
Dusun Jetis Bantul Yogyakarta. kejadian hipertensi. Diharapkan
4. Interpretasi nilai korelasi -.011 dapat lebih mengembangkan ilmu
menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan tentang penyakit dalam
hubungan sangat rendah dengan khususnya ruang lingkup
hubungan yang berlawanan arah keperawatan dewasa.
(negatif). 2. Bagi Responden
F. KETERBATASAN PENELITIAN Bagi pra lansia hipertensi di
Pada penelitian ini terdapat Posyandu Lansia Dusun Jetis Bantul
beberapa keterbatasan yang menjadikan Yogyakarta selain mengendalikan
penelitian ini belum sempurna karena diet rendah kolesterol juga harus
peneliti belum mengendalikan pola mengendalikan faktor lain penyebab
makan, stres, dan faktor genetik dari hipertensi seperti stres, diet rendah
responden yang dapat mempengaruhi garam, dan rokok.
tekanan darah. Peneliti juga belum dapat
menampilkan jenis dari kolesterol 3. Bagi Perawat
seperti: Low Density Lipoprotein (LDL), Hasil penelitian ini dapat digunakan
High Density Lipoprotein (HDL) dan sebagai masukan bagi profesi
Trigliserida yang mengalami perawat agar meningkatkan
peningkatan karena disini pemeriksaan pelayanan kesehatan, khususnya
yang dilakukan menggunakan saat memberikan pendidikan
pengukuran kadar kolesterol total pada kesehatan di masyarakat dapat
responden. menjelaskan lebih rinci penyebab
G. SARAN hipertensi dan pencegahan yang
1. Bagi Ilmu Pengetahuan tepat.
Hasil penelitian ini, dengan 4. Bagi Peneliti Selanjutnya
mengetahui hubungan kadar Hasil penelitian ini diharapkan
kolestrol dengan tekanan darah pada dapat bermanfaat sebagai
pra lansia hipertensi dapat pengetahuan dan masukan dalam
meningkatkan ilmu pengetahuan pengembangan ilmu keperawatan di

10
masa yang akan datang, jika ingin https://www.google.co.id/webhp,
mengembangkan penelitian ini, diakses tanggal 1 Oktober 2014.

dapat melakukan penelitian dengan Hermawati, 2014. Hubungan Tingkat Stres


mengubah cara pemeriksaan dengan Tekanan Darah pada Lansia
Hipertensi di RT 06 dan RT 07 di
kolesterol dengan uji di
Padukuhan Karang Tengah,
laboratorium suatu Rumah Sakit Gamping, Sleman Yogyakarta.
untuk didapatkan lebih spesifik Skripsi Tidak Dipublikasikan.
STIKES Aisyiyah Yogyakarta:
jenis-jenis kolesterol yang
Yogyakarta.
mempengaruhi tekanan darah.
Lingga, L., 2012. Bebas Hipertensi Tanpa
DAFTAR PUSTAKA Obat. Jakarta: Agro Media Pustaka.

Luktasari, 2014. Hubungan Kualitas Tidur


Amir, S., 2014. Tahukah Anda? Makanan
dengan Tekanan Darah pada Lansia
Berbahaya Untuk Jantung. Jakarta:
di Gamping Sleman Yogyakarta.
Dunia Sehat.
Skripsi Tidak Dipublikasikan.
Arikunto, S., 2013. Prosedur Penelitian. STIKES Aisyiyah Yogyakarta:
Jakarta: Rineka Cipta. Yogyakarta.

Bintanah, S. 2010. Hubungan Konsumsi Mubin, 2010. Karakteristik dan


Lemak dengan Kejadian Pengetahuan Pasien dengan Motivasi
Hiperkolesterolemia di Poli Klinik Kontrol Tekanan Darah di
Jantung Rumah Sakit Umum Daerah Wilayah Kerja Puskesmas Sragi 1
Kraton Kabupaten Pekalongan. Pekalongan. Jurnal Keperawatan
Jurnal Kesehatan Masyarakat Volume 6 Nomor 1.
Volume 6 Nomor 1. http://Jurnal.unimas.ac.id, diakses
http://Jurnal.unimas.ac.id, diakses tanggal 22 Februari 2015.
tanggal 22 Februari 2015.
Nugraheny, S. B., 2012. Pengaruh
Bull, E dan Morrel, J., 2007. Kolesterol. penyuluhan Tentang Diet Hipertensi
Jakarta: Erlangga. Terhadap Perubahan Tekanan
Darah Di Wilayah Kerja Puskesmas
Departemen Agama RI, 2011. Alqur’an dan Kasihan 1 Bantul Yogyakarta.
Terjemahannya. Bandung: Sygma. Skripsi tidak dipublikasi. Universitas
Harefa, 2009. Hubungan Kadar Muhammadiyah Yogyakarta :
kolesterol dengan Tekanan Yogyakarta.
Darah pada Pasien Hipertensi di Prasetyaningrum, I, Y., 2014. Hipertensi
Ruang Penyakit Dalam RSUD Bukan Untuk Ditakuti. Jakarta: Agro
Swadana. Media Pustaka.

11
Ruslianti, 2014. Kolesterol Tinggi Bukan
Untuk Ditakuti. Jakarta: Agro Media
Pustika.

Sustrani, L., Alam, S., & Hadibroto, I.,


2006. Hipertensi. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.

12

You might also like