Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Upaya Revitalisasi Pertanian Rumput Laut Dalam Praktik Pariwisata Di Desa Lembongan, Kabupaten Klungkung

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

Jurnal Destinasi Pariwisata p-ISSN: 2338-8811, e-ISSN: 2548-8937

Vol. 7 No 2, 2019

Upaya Revitalisasi Pertanian Rumput Laut Dalam Praktik Pariwisata Di Desa


Lembongan, Kabupaten Klungkung
I Wayan Gede Wahyu Pradnyana a, 1, Saptono Nugroho a, 2
1 wahyupradnyana24@gmail.com , 2 saptono_nugroho@unud.ac.id
a Program Studi Sarjana Destinasi Pariwisata, Fakultas Pariwisata,Universitas Udayana, Jl. Dr. R. Goris, Denpasar, Bali 80232 Indonesia

Abstract
Lembongan Village is one of the areas that is famous for producing the most seaweed in Nusa Penida
Subdistrict, Klungkung Regency. The development of tourism in Nusa Lembongan has led to the increasingly
marginalized seaweed farming seen from the decreasing number of farmers and agricultural land switching to
the tourism sector. This research is important to be carried out in developing seaweed farming revitalization
strategies in tourism practices in Lembongan Village.
The research method used is a qualitative method with qualitative descriptive data analysis techniques.
Data sources used are primary and secondary data. Data collection techniques are done by observation, in-depth
interviews, and documentation. Determination of the informant is done by purposive sampling procedure.
The results of this study indicate that strategies that can be pursued in the process of revitalizing
seaweed farming include; the composition of stakeholders of seaweed farming by three actors, aspects of
inhibiting factors and supporting factors of seaweed farming so as to create efforts that can be done to revitalize
seaweed farming. Public awareness in the field of seaweed farming should be increased, especially concerns
among young people as the next generation
Keyword: Revitalization, Seaweed Agriculture, Tourism Practices

I. PENDAHULUAN dan bosan. Hal ini menjadi ancaman bagi


Salah satu daerah potensial budidaya Lembongan. Masyarakat harus memikirkan cara
rumput laut Bali terletak di Desa Lembongan alternatif untuk mencegah adanya penurunan
Kecamatan Nusa Penida, Klungkung yang pendapatan akibat dari ancaman lesunya
memiliki kondisi perairan ideal bagi pariwisata dengan salah satu cara alternatifnya
pertumbuhan rumput laut. Kegiatan budidaya melalui membudidayakan kembali rumput laut
rumput laut di Desa Lembongan pernah menjadi yang bersinergi dengan praktik pariwisata.
primadona yang memberikan pendapatan besar Rumput laut memiliki potensi untuk bisa
bagi pelaku usaha seperti pembudidaya rumput dijadikan bagian dalam praktik pariwisata di
laut, pengolah dan pemasar. Lembongan. Hasil olahan dari rumput laut
Saat ini rumput laut berkurang apabila dikembangkan dan dimanajemen dengan
eksistensinya di masyarakat karena terjadi optimal kedepannya menjadi produk yang dapat
penurunan kualitas panen akibat ancaman dari dijual dalam kegiatan praktik pariwisata seperti
faktor penyakit dan hama yang mengganggu dikemasnya kegiatan pembudidayaan rumput
pertumbuhan rumput laut. Ancaman lainnya laut sebagai paket wisata alternatif, menyajikan
bagi keberadaan petani rumput laut yakni olahan makanan dari rumput laut, dan souvenir
perkembangan pariwisata yang berjalan tidak yang mencirikan identitas produk khas Desa
sinergis dalam pemanfaatan wilayah pesisir Lembongan. Atas dasar tersebut perlu
yang ada di Desa Lembongan berakibat pada dilakukannya upaya-upaya untuk
meningkatnya alih profesi dari petani menjadi menggairahkan budidaya rumput laut
pelaku pariwisata. berkombinasi dengan aktivitas pariwisata.
Adanya pariwisata yang semakin Berdasarkan hal tersebut, fokus artikel ini
berkembang di Lembongan, membuat adalah upaya revitalisasi pertanian rumput laut
masyarakat menjadi silau akan gemerlapnya dalam praktik pariwisata di Desa Lembongan.
pariwisata yang menghasilkan uang secara Pisau analisis untuk membedah
instan dibandingkan dengan membudidayakan permasalahan pada tulisan ini, yaitu serangkaian
rumput laut. Nyatanya pariwisata tidak selalu konsep dan teori analisis. Konsep dan teori yang
dapat diandalkan, ada masanya ketika digunakan untuk membedah permasalahan,
pariwisata menjadi lesu karena tidak adanya yaitu konsep revitalisasi (Lynch, 1975:6-8) yaitu
daya tarik baru atau jenis kegiatan yang menyegarkan kembali vitalitas pertanian
monotone membuat wisatawan merasa jenuh rumput laut meliputi intervensi fisik, rehabilitasi

352
Jurnal Destinasi Pariwisata p-ISSN: 2338-8811, e-ISSN: 2548-8937
Vol. 7 No 2, 2019

ekonomi, dan revitalisasi sosial; konsep mengenai upaya-upaya yang dapat dilakukan
stakeholder (Rahim, 2012:1) untuk mengetahui untuk merevitalisasi pertanian rumput laut
keterlibatan masyarakat, pengusaha pariwisata, dalam praktik pariwisata, dimana akan
dan pemerintah dalam upaya revitalisasi; konsep menjelaskan pemangku kepentingan yang
praktik pariwisata (Kodhyat, 1983:4) adalah terlibat dalam upaya tersebut.
praktik yang saling menguntungkan dimana
berhubungan antara wisatawan sebagai guest II. METODE PENELITIAN
dengan masyarakat lokal sebagai penyedia Penelitian ini mengambil lokasi di Desa
fasilitas atau host selama wisatawan tinggal di Lembongan yang merupakan salah satu desa
suatu destinasi; konsep ekowisata (Butcher, dari Pulau Lembongan, Kecamatan Nusa Penida,
2007:24) digunakan untuk merumuskan daya Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali. Lama
tarik wisata yang mengandalkan pertanian penelitian yang telah peneliti gunakan dalam
rumput laut dan bersinergi dengan aktivitas penelitian ini kurang lebih selama satu bulan
masyarakat; dan teori Tourism Area Life Cycle pada tahun 2019. Dalam upaya mempertegas
(Butler, 1980:6) digunakan untuk batas lingkup permasalahan pada penelitian ini,
mengidentifikasi pengembanan pariwisata di maka dapat dijabarkan ruang lingkup penelitian
Desa Lembongan. sebagai berikut: kondisi eksisting pertanian
Pada penelitian ini dilakukan penelaahan rumput laut di Desa Lembongan, komposisi
penelitian sebelumnya untuk membandingkan stakeholder pertanian rumput laut, faktor
penelitian yang sudah pernah dilakukan dengan pendukung dan penghambat pertanian rumput
penelitian yang akan dikerjakan. Menelaah laut serta upaya revitalisasi pertanian rumput
penelitian sebelumnya digunakan untuk laut.
mengetahui posisi penelitian yang akan Jenis data artikel ini adalah data
dilakukan dengan penelitian sebelumnya serta kualitatif dan data kuantitatif (Bungin, 2007).
untuk menjustifikasi kebaruan dalam panelitian Sumber data dalam penelitan ini meliputi data
ini. Terdapat tiga penelitian sebelumnya terkait primer (Moleong, 2005) dan data sekunder
fokus dan lokasi penelitian, pertama terkait (Sugiyono, 2008). Data primer meliputi jumlah
dengan fokus penelitian Revitalisasi kawasan petani rumput laut, pendapatan yang dihasilkan
wisata pesisir Samas, Kabupaten Bantul (Afid dari pertanian rumput laut, level perkembangan
Nurkholis, dkk, 2016) dan Model Pengelolaan destinasi wisata, faktor pendukung dan
Wisata Bahari Berkelanjutan Di Pulau Nusa penghambat pertanian rumput laut dalam
Penida, Kabupaten Klungkung (Darsana, dkk, perkembangan pariwisata di Lembongan,
2017). Dalam penelitian ini memiliki persamaan komposisi stakeholder pertanian rumput laut di
fokus membahas mengenai revitalisasi yang Lembongan, serta upaya revitalisasi pertanian
akan diberdayakan sebagai daya tarik. Telaah rumput laut. Data Sekunder yang dimaksud
penelitian kedua terkait lokasi, yaitu adalah sejarah, data geografis, data demografis,
Problematika Teknis Dan Sosial Ekonomi Usaha peta Desa Lembongan.
Budidaya Rumput Laut Di Nusa Lembongan, Bali Teknik pengumpulan data yang digunakan
(I.W. Arthana, dkk., 2016). Persamaan dalam adalah observasi (Bungin, 2007), wawancara
penelitian ini terletak pada lokasi penelitian mendalam (Kusmayadi, 2000), dan dokumen
yakni di Nusa Lembongan. (Bungin, 2007). Observasi digunakan untuk
Penelitian ini penting dilakukan karena memperoleh data mengenai kondisi
topik pada penelitian ini membantu kepariwisataan yang terdapat di Lembongan,
menyegarkan kembali gairah masyarakat pada kondisi eksisting dari pertanian rumput laut,
vitalitas pertanian rumput laut agar tidak mengamati pola kegiatan petani rumput laut di
menghilangkan ciri khas dari Desa Lembongan Lembongan. Wawancara diaplikasikan untuk
yang pernah berjaya pada masanya. Selain itu menggali data mengenai upaya yang dapat
peneltian ini penting dilakukan sebagai jalan dilakukan untuk revitalisasi pertanian rumput
alternatif untuk membuat suata daya tarik laut dalam praktik pariwisata. Data geografis,
wisata yang dapat bersinergi antara pariwisata data demografis, data pengusaha pariwisata dan
dengan pembudidayaan rumput laut. Kebaruan dokumentasi foto – foto kegiatan pariwisata
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya serta pertanian rumput laut didapat melalui
karena pada penelitian ini akan membahas

353
Jurnal Destinasi Pariwisata p-ISSN: 2338-8811, e-ISSN: 2548-8937
Vol. 7 No 2, 2019

dokumentasi. Teknik analisis data dalam mengundang investor nasional atau


penelitian ini yakni teknik analisis data kualitatif. internatsional untuk menanamkan modal di
kawasan wisatawan yang nantinya
III. HASIL DAN PEMBAHASAN dikembangkan (Butler, 1980). Melihat
A. Gambaran Umum Desa Lembongan perkembangan Lembongan sebagai suatu
Penelitian ini dilakukan di Desa destinasi pariwisata sejak tahun 1991 berubah
Lembongan yang secara administratif begitu massive, pertumbuhan pembangunan
merupakan bagian dari salah satu dari penyedia akomodasi bisa dikatakan cepat
keseluruhan dua desa yang terdaftar di pulau berkembang bisa dilihat pada tahun 2018
Nusa Lembongan, Kecamatan Nusa Penida, tercatat 94 usaha pariwisata baik itu berupa
Kabupaten Klungkung. Nusa Lembongan dan penginapan, restaurant, spa, speed boat dan
Nusa Ceningan terhubung oleh jembatan hiburan lainnya. Sedangkan Desa Lembongan
berwarna kuning sepanjang 300 meter dengan pada tahun 1990 awal dan tahun 2000an
lebar 3 meter hanya dapat diakses menggunakan terbilang sedikit memiliki fasilitas akomodasi
sepeda motor, sepeda dan berjalan kaki. Secara seperti sekarang. Pemilik perusahaan pariwisata
administratif Nusa Lembongan memiliki sumber tidak semua berasal dari penduduk lokal, para
daya manusia berjumlah 4.694 jiwa dengan luas investor nasional maupun internasional sudah
wilayah 837 hektar. Mempunyai kondisi tanah melirik potensi ini dan tengah menanamkan
yang tandus gersang dan musim hujan yang investasinya. Hampir 30% dari seluruh penyedia
melewati bulan Desember sampai Februari akomodasi di Desa Lembongan dimiliki oleh
dengan intensitas curah hujan rata-rata 1000 orang luar negeri (investor asing) yang awalnya
mm per tahun membuat Desa Lembongan minim mereka hanya sebagai wisatawan melihat
sumber air (Profil Desa Lembongan, 2016). Desa potensi pariwisata di Lembongan merubah
Lembongan memiliki beberapa daya tarik wisata tujuan mereka sehingga membuat suatu
alam dan buatan seperti Pantai Tanjung perusahaan.
Sanghyang, Dream Beach, Pantai Devil’s Tears,
Sunset Beach, Pantai Lebaoh (pantai pusat B. Kondisi Eksisting Pertanian Rumput Laut
rumput laut), dan rumah bawah tanah Gala-gala. Di Desa Lembongan
Desa Lembongan memiliki ciri khas Pada tahun 1984 sampai awal tahun
sebagai daerah penghasil rumput laut dan hasil 2000an mayoritas penduduk Desa Lembongan
dari lautnya yang sangat banyak. Pola mata bisa dikatakan hampir 60% berprofesi sebagai
pencaharian penduduk di Nusa Lembongan bisa petani rumput laut dengan persebaran wilayah
dikatakan mengalami perubahan yang dinamis lahan pertanian sebelah selatan pulau Nusa
sesuai perkembangan jaman. Sebelum masuknya Lembongan sampai Nusa Ceningan. Seiring
pariwisata ke Nusa Lembongan pada tahun 1991 berjalannya waktu dan keadaan yang berubah
khususnya Desa Lembongan dengan potensi secara dinamis pariwisatapun masuk
bahari dan pemanfaatan lahan pertanian rumput menggantikan posisi pertanian rumput laut yang
laut menjadikan mayoritas mata pencaharian awalnya menjadi primadona Lembongan,
masyarakat sangat terkait dengan sumberdaya masyarakat yang dulunya sebagai petani
laut, khususnya perairan pantai dengan sebagian mencoba peruntukan di sektor pariwisata guna
besar mata pencaharian penduduknya sebagai memenuhi kebutuhan hidupnya. Lambat laun
nelayan penangkap ikan. Namun setelah pertanian rumput laut terlihat semakin
masuknya pariwisata dan masyarakat mulai termarginalisasi karena berkembangnya
mengenal profit dari pariwisata seiring pariwisata yang begitu massive menggeserkan
berjalannya waktu pertanian rumput semakin jumlah dari petani rumput laut yang terdapat di
tergeser, kalah saing dengan kemajuan Desa Lembongan. Sempat mengalami penurunan
pariwisata. harga jual rumput laut pada tahun 2014, 2015
Pariwisata di Lembongan jika dan 2016 ditafsirkan pasar rumput laut pada
diidentifikasi menggunakan pendekatan Tourism saat itu jebol, sehingga pada tahun 2017
Area Life Cycle (TALC) berada pada tahap keberadaan petani rumput laut terdata 0% atau
pengembangan (development) dimana telah dapat dikatakan tidak ada lagi masyarakat
terjadi kunjungan wisatawan dalam jumlah sebagai petani rumput laut.
besar dan pemerintah sudah berani

354
Jurnal Destinasi Pariwisata p-ISSN: 2338-8811, e-ISSN: 2548-8937
Vol. 7 No 2, 2019

Sangat miris melihat perubahan yang oleh empat orang petani mencapai 8 are dengan
begitu kejam dimana pada awalnya mayoritas kondisi rumput laut tumbuh dengan subur
masyarakat Desa Lembongan membudidayakan dimana lahan tersebut tersebar di sebelah
rumput laut kini tidak tersisa satupun selatan Pulau Lembongan berjarak hampir 15
penerusnya seakan hilang seketika. Namun tidak meter dari bibir pantai Lebaoh sebanyak 8 petak.
semua pihak menyerah dengan matinya Sementara waktu lahan penjemuran rumput laut
pertanian rumput laut di Lembongan, masih berada disalah satu lahan petani milik Pak
terdapat beberapa pihak yang menginginkan Juanda yang dulunya memang digunakan
hidupnya kembali rumput laut. Bapak Wayan sebagai tempat penjemuran.
Suarbawa salah satunya merupakan masyarakat Pendapatan yang diperoleh dari
yang aktif mengampanyekan kembalinya pertanian rumput laut terbilang besar, dengan
budidaya rumput laut sekaligu sebagai ketua intensitas waktu panen 45 hari sekali bisa
kelompok petani rumput laut di Lembongan memperoleh jutaan rupiah tergantung dari
yang disebut “Segara Raksa”. Kelompok petani berapa banyak petani dapat memanen. Harga
rumput laut Segara Raksa ini dulunya berjumlah rumput laut di Desa Lembongan sendiri untuk
lebih dari 100 orang namun setelah tahun 2017 saat ini berbeda dengan harga di Denpasar yakni
kini hanya berjumlah 4 orang petani saja, yakni mencapai harga Rp. 20.000 perkilogram untuk
bapak Suarbawa, bapak Ikun, bapak Kusuma, rumput laut kering, hal ini dikarenakan jumlah
dan Bapak Juanda . kuantitas atau pasokan rumput laut di Desa
Adapaun dampak yang relatif Lembongan terbilang sedikit pada tahun 2019.
ditimbulkan karena hilangnya salah satu profesi Hasil wawancara beberapa petani yang masih
utama di Desa Lembongan, seperti membudidayakan rumput laut mengatakan
meningkatnya angka pengangguran. Hal yang setidaknya selama 45 hari proses mencapai
sangat dikhawatirkan apabila suatu saat panen rumput laut kering memperoleh
pariwisata di Lembongan tidak menarik lagi atau keuntungan kotor Rp.3.000.000 apabila memiliki
bisa dikatakan sepi dari kunjungan wisatawan lahan seluas 1 are dengan berat sekitar 120 –
karena tidak ada pekerjaan lain selain bergelut 150 kilogram. Kondisi ini begitu menguntungkan
di dalam praktik pariwisata. Akibat dari adanya bagi petani rumput laut yang memiliki profesi
penurunan aktivitas pertanian rumput laut utamanya sebagai pengusaha pariwisata
tercatat angka pengangguranpun semakin tinggi sekaligus mempertahankan rumput laut sebagai
terutama untuk masyarakat yang berusia komoditi utama di Desa Lembongan.
diantara 50-60 tahun. Hal yang paling
mengkhawatirkan yakni pada regenerasi petani C. Komposisi Stakeholder Pertanian Rumput
teruntuk pada generasi muda menjadi ancaman Laut
dari punahnya pertanian rumput laut karena Pertanian Rumput Laut Lembongan yang kini
minimnya minat kerja generasi muda pada semakin termarginalisasi perlu diadakan
sektor pertanian. revitaliasi guna mampu bertahan dalam praktik
Lahan pembudidayaan rumput laut di pariwisata, untuk itu perlu adanya sinegritas
Desa Lembongan semakin berkurang karena antara pertanian rumput laut dengan usaha-
perubahan fungsi lahan pembudidayaan menjadi usaha pariwisata yang tengah masivve
kepentingan kepariwisataan. Tidak ada yang berkembang di Lembongan. Perlunya dukungan
tahu pasti berapa luas lahan yang dipakai untuk dari berbagai pihak yang terlibat diharapkan
membudidayakan rumput laut pada masa berperan secara aktif menggalangkan revitalisasi
jayanya tahun 1980 hingga awal tahun 2000an pertanian rumput laut di Lembongan. Bukan
namun diperkirakan mencapai 50 hektare hanya petaninya saja sebagai masyarakat yang
dengan ratusan petak lahan yang terisi rumput perlu berjuang namun peran stakeholder lainnya
laut. Sekarang hanya tampak terlihat bekas dimana yang dimaksud pemerintah daerah,
patok yang dipakai untuk memasang bentangan pengusaha pariwisata, organisasi luar, dan
tali rumput laut, tidak ada lagi pemandangan terpenting masyarakat terkait dalam praktik
layaknya sawah di tengah laut seperti dulu. pariwisata sepatutnya mengambil peran agar
Pemerintah bersama petani mencoba untuk terjadinya sinergitas antara pertanian dengan
menanam kembali rumput laut sampai pada praktik pariwisata sehingga menciptakan nilai
awal tahun 2019 luas lahan yang dimanfaatkan ekonomis. Adapun stakeholder dalam

355
Jurnal Destinasi Pariwisata p-ISSN: 2338-8811, e-ISSN: 2548-8937
Vol. 7 No 2, 2019

mengupayakan revitalisasi pertanian rumput melalui pengucuran kredit oleh BRI untuk
laut dalam praktik pariwisata diantaranya; kepentingan media pembudidayaan.
1. Aktor Masyarakat 2. Aktor Pemerintah
Perkumpulan masyarakat yang berprofesi Komposisi stakeholder lainnya dari sisi
sebagai petani rumput laut di Desa Lembongan pemerintah idealnya lebih banyak berperan
membentuk suatu kelompok tani dinamakan banyak pada penentuan rambu-rambu dan
“Segara Raksa” dimana diketuai oleh Wayan aturan main secara umum dalam pemberdayaan
Suarbawa dan beranggotakan 3 orang petani. petani rumput laut. Meminimkan kemungkinan
Kegiatan pembudidayaan mulai dilakukan secara terjadinya sengketa maka diperlukan peran
intensif dari pemasangan patok besi, mediasi dan fasilitas kebijakan, terutama dalam
pemasangan bentang tali dimana telah dipasang menyediakan informasi edukasi pada
bibit cottoni merah, proses perawatan rumput masyarakat. Dinas Kelautan dan Perikanan
laut dengan menebar jaring penghalang ikan Kabupaten Klungkung memberikan bantuan
serta hama berupa rumput liar dan sampai pada subsidi berupa pemberian benih rumput laut
tahap penjemuran. Pemberdayaan terhadap melalui program PUMP. Bupati Kabupaten
petani rumput laut yang ada di Desa Lembongan Klungkung juga sebagai pelopor dalam
saat ini dilakukan lebih banyak dari pihak merevitalisasi pertanian rumput laut sebagai
swasta dalam hal ini Lembaga Swadaya komoditi utama Nusa Lembongan. Perbekel
Masyarakat dalam bentuk pendampingan. (kepala desa) bersama dinas-dinas terkait mulai
Proses pendampingan ini dilakukan mengingat bergerak untuk melakukan penyuluhan dan
karakteristik petani rumput laut masih memiliki pendataan mengenai minat masyarakat yang
keterbatasan wawasan dan akses terhadap ingin membudidayakan rumput laut. Tidak
minimnya informasi. Adapun LSM yang pernah tinggal diam Dinas Ketahanan Pangan dan
aktif mendampingi Desa Lembongan seperti Perikanan Kabupaten Klungkung memberikan
Satya Posana Nusa yang kerap melakukan bibit gratis menggunakan dana dari APBD
penyuluhan mengenai kelestarian lingkungan Klungkung tahun 2018 sebagai bentuk motivasi
hidup terutama mengenai ekosistem laut dan agar masyarakat mau membudidayakan rumput
pencegahan pembuangan limbah dimana laut seperti dulu.
anggota ini terdiri dari 50 orang diambil dari 3. Aktor Pengusaha pariwisata
tiap banjar di Desa Lembongan. Organisasi Pengusaha pariwisata disini merupakan
swasta yang juga aktif memperhatikan rumput stakeholder pendukung dimana statusnya tidak
laut di Desa Lembongan sampai tahun ini yakni memiliki kaitan kepentingan secara langsung
Yayasan Kalimajari yang memberdayakan dan terikat terhadap suatu kebijakan dan
masyarakat petani rumput laut di Desa program, tapi memiliki kepedulian dan
Lembongan sejak tahun 2005 dengan kegiatan berpengaruh seperti misalnya usaha-usaha kecil
penyuluhan, penggunaan teknologi pertanian sampai usaha menengah keatas. Mayoritas
rumput laut dan pemasaran produk olahan masyarakat Desa Lembongan berprofesi dalam
rumput laut. Kalimanjari melakukan bidang pariwisata, mulai dari pegawai sampai
pendampingan kepada masyarakat pesisir dalam dengan pemilik akomodasi. Tercatat selama
pengelolaan sumber daya alam secara tahun 2017 terdapat 94 usaha pariwisata yang
berkelanjutan seperti studi atau penelitian, telah dibangun di Desa Lembongan, dimana
pelatihan, pendampingan program. Proses usaha penyedia akomodasi seperti hotel, villa,
pendampingan pengolahan rumput laut dari hostel, dan guest house merupakan jenis usaha
bahan baku pokok sampai menjadi bahan terbanyak dimiliki oleh masyarakat disusul
olahan, Kalimanjari telah berhasil mengkemas dengan usaha penyedia makanan seperti
menjadi beberapa olahan seperti mie dalam restaurant, bar dan warung makan. Pengusaha
kemasan instan, sabun mandi, sirup dan olahan pariwisata diharapkan menjadi bagian dari
agar-agar. Berikutnya organisasi lain Asosiasi stakeholder yang membentuk sinergitas antara
Petani Rumput Laut Indonesia Provinsi Bali pemerintah dan masyarakat dalam pemasaran
dulunya beranggotakan 12 orang dari Nusa rumput laut Desa Lembongan.
Lembongan namun sekarang telah berkurang.
Program yang pernah dilaksanakan seperti
kepedulian terhadap pertanian rumput laut

356
Jurnal Destinasi Pariwisata p-ISSN: 2338-8811, e-ISSN: 2548-8937
Vol. 7 No 2, 2019

D. Faktor Pendukung Dan Penghambat 2.500 per kilogram. Harga yang meningkat
Pertanian Rumput Laut dan stabil menjadi peluang membudidayakan
Adapun faktor pendukung dalam upaya rumput laut, masyarakat harus jeli melihat
revitalisasi pertanian rumput laut diantaranya; peluang ini guna meningkatkan taraf
kesejahteraan khususnya di Desa Lembongan.
a. Dukungan dari beberapa pihak (stakeholder) c. Mulai timbul rasa kesadaran masyarakat
terhadap revitalisasi pertanian rumput laut di mengenai keberadaan rumput laut di Desa
Desa Lembongan. Keseriusan pemerintah dari Lembongan. Bebearapa masyrarakat di Desa
tingkat Bupati sampai pemerintah desa Lembongan sudah mulai sadar dengan adanya
menangani permasalahan mengenai sektor pariwisata ini secara keberlanjutannya
keberadaan rumput laut di Desa Lembongan masih diragukan, seperti contohnya pada
dibantu dengan pendampingan dari lembaga bencana alam erupsi Gunung Agung yang
swadaya masyarakat Kalimanjari yang terjadi pada akhir tahun 2017 lalu
membuat berbagai program untuk menyebabkan sepinya kunjungan dan
merevitalisasi pertanian rumput laut. Melihat berimbas pada penurunan pendapatan.
keberhasilan dari uji coba penanaman bibit Perlunya pilihan alternatif lain selain sektor
yang menghasilkan rumput laut berkualitas pariwisata sebagai sumber pendapatan
tinggi, kepercayaan masyarakat perlahan apabila terjadi krisis pada sektor pariwisata,
mulai tumbuh dan yakin dengan rumput laut yakni kembali pada pembudidayaan rumput
bisa dibudidayakan kembali. Pihak pengusaha laut. Beberapa masyarakat mulai ikut
pariwisatapun mulai melirik ini sebagai bergabung dalam kelompok tani Segara Raksa
potensi untuk memasarkan produk olahan walaupun dalam jumlah yang sedikit tapi
rumput laut sebagai produk oleh-oleh khas sudah membuktikan sebenarnya masyarakat
Lembongan kepada wisatawan, terdata tiga Lembongan masih memiliki kesadaran
restaurant dan beberapa Spa akan membudidayakan rumput laut.
bekerjasama dengan petani di dampingi d. Pengalaman kerja atau pengetahuan tentang
Kalimanjari untuk program pemasaran dan teknik budidaya rumput laut di Desa
pembentukan pasar. Kelompok tani Segara Lembongan. Jam kerja yang telah dilakukan
Raksa yang dulunya beranggotakan dua orang petani rumput laut di Desa Lembongan
kini sudah bertambah jumlahnya menjadi terbilang cukup lama, mereka telah mengenal
empat orang, walaupun antusias masyarakat proses pembudidayaan rumput laut sejak
yang dulunya sebagai petani sedikit tapi ini tahun 1984 dari awal masuknya rumput laut
menunjukan masih ada harapan dan hingga kini, dari masa jayanya rumput laut
dukungan dari masyarakat itu sendiri akan sampai hilangnya keberadaan rumput laut.
keberlangsungan rumput laut di Desa Pengetahuan mengenai rumput laut akan
Lembongan. melekat dalam kehidupan mereka dan
b. Harga rumput laut melambung tinggi dan menjadi suatu kebudayaan, sehingga ketika
meningkatnya permintaan rumput laut petani rumput laut sekarang yang melakukan
kering. Melihat angka permintaan rumput upaya revitalisasi pembudidayaan rumput
laut yang semakin meningkat setiap tahunnya laut tidak akan lupa bagaimana proses dan
menjadikan harga rumput laut semakin tahapan-tahapan mengolah rumput laut mulai
meningkat dan stabil. Bali pada khususnya dari proses pembibitan sampai pengeringan
mengalami peningkatan nilai jual terhadap hasil panen.
rumput laut karena merupakan salah satu
daerah yang menghasilkan rumput laut Adapun faktor yang menghambat pertanian
dengan kualitas terbaik di Indonesia. Saat ini rumput laut dalam penelitian ini, meliputi:
nilai jual rumput laut kering meningkat a. Minimnya minat masyarakat dan kurangnya
dengan harga Rp.20.000 sampai dengan regenerasi petani di Desa Lembongan.
Rp.30.000 per kilogram tergantung dari Masyarakat yang dulunya petani mulai
kualitas dan permintaan pasar. Berbeda beralih profesi menjadi pengusaha pariwisata
dengan tahun - tahun sebelumnya yang secara serentak, bagi masyarakat yang
memiliki nilai jual antara Rp. 10.000 sampai memiliki modal mulai membangun penyedia
Rp.15.000, bahkan pernah anjlok sampai Rp. jasa akomodasi dan bagi yang tidak memiliki

357
Jurnal Destinasi Pariwisata p-ISSN: 2338-8811, e-ISSN: 2548-8937
Vol. 7 No 2, 2019

modal maupun keahlian khusus memilih tahun 2017 menyebabkan situasi


untuk bekerja sebagai pegawai atau perekonomian pada masa itu menjadi jatuh,
setidaknya menyewakan kendaraan. Petani harga barang tinggi namun pendapatan
rumput laut dianggap bukan profesi yang menurun. Kegagalan panen yang disebabkan
menjanjikan untuk memenuhi kebutuhan karena hama ikan dan terjadinya pemanasan
hidup, perubahan persepsi ini dialami seiring global secara berkepanjangan menimbulkan
arus modernitas sehingga petani tidak lagi berbagai penyakit bagi rumput laut yang
menjadi pilihan utama mereka. Dengan pola hidup di laut. Pada masa krisis tersebut
hidup mereka yang terbilang hedon karena rumput laut memiliki nilai jual yang sangat
pengaruh derasnya arus modernitas terutama murah dimana awalnya stabil dengan harga
masuknya kebudayaan luar yang tidak perkilogram Rp.10.000 sampai dengan
terfilterisasi sehingga tidak disadari Rp.15.000 menurun sangat drastis hanya Rp.
mengikuti pola hidup dari wisatawan yang 3.000 bahkan Rp. 2.500 perkilogramnya.
konsumtif. Kalangan remaja berada diposisi Petani tidak bisa merasakan lagi keuntungan
nyaman mereka dimana pariwisata dianggap dari rumput laut, banyak tuntutan ekonomi
sebagai pilihan paling aman ketika memilih yang perlu dibayarkan sehingga petani
suatu profesi. Krisis regenerasi petani bagi meminjam uang kesana kemari berhutang.
kalangan muda yang enggan terjun ke sektor Atas dasar itulah masyarkat menjadi trauma
pertanian menjadi perhatian serius dalam untuk membudidayakan kembali rumput laut
keberlanjutan pertanian rumput laut di Desa ditambah dengan sedikitnya keberadaan
Lembongan berbeda dengan bencana yang pengepul yang berada di Lembongan.
terjadi secara tiba-tiba dan membawa
dampak secara langsung, krisis regenerasi E. Upaya Revitalisasi Pertanian Rumput Laut
petani berjalan secara pelan-pelan namun Adapun upaya revitalisai pertanian rumput
membawa dampak yang besar kedepannya laut yang dapat dilakukan oleh stakeholder
tanpa disadari. pertanian rumput laut, adapun tahapannya
b. Kekurangan lahan penjemuran untuk sebagai berikut:
menghasilkan rumput laut kering. Pariwisata 1. Intervensi Fisik
yang sedang berkembang di Desa Lembongan a. Pemberian bibit gratis rumput laut jenis
membawa dampak yang merugikan bagi cottoni merah didatangkan dari Lombok
keberlangsungan budidaya rumput laut, Timur sebanyak 50 kilogram dihibahkan
karena mempersempit ruang gerak petani oleh Dinas Ketahanan Pangan dan
yang membutuhkan lahan cukup luas untuk Perikanan Kabupaten Klungkung kepada
aktivitas budidaya rumput laut. kelompok tani Segara Raksa pada tahun
Pembangunan penginapan seperti hotel, villa, 2018. Pemberian bibit ini termasuk dalam
maupun bungalow terjadi begitu cepat dan program Demontration Plot yang
menyebabkan berkurangnya lahan budidaya dilakukan sebanyak tiga kali di beberapa
rumput laut di daratan, terutama yang wilayah Lembongan pertama kali pada
terletak di pinggir pantai mengingat dalam bulan April, bulan Agustus, dan bulan
aktivitas budidaya rumput laut September. Tujuan dari pemberian bibit
membutuhkan lahan yang cukup luas di gratis ini sebagai bentuk keseriusan
daratan guna menjemur hasil panen rumput pemerintah dalam misinya mengembalikan
laut agar kandungan airnya berkurang dan masa kejayaan rumput laut atau
siap untuk dipasarkan. Masyarakat yang merevitalisasi pertanian rumput laut di
dulunya sebagai petani enggan kembali kecamatan Nusa Penida. Pemberian bibit
bertani dengan alasan mereka kesusahan ini juga sebagai bahan percobanan untuk
mencari tempat untuk proses penjemuran, mengkaji kualitas perairan dan menjawab
padahal sebenarnya ada beberapa lahan yang isu-isu pencemaran laut karena kegiatan
bisa dijadikan lahan penjemuran milik petani pariwisata yang hasilnya bibit dapat
tanpa biaya sewa. tumbuh dengan subur.
c. Kekhawatiran dengan terjadinya gagal panen b. Program pemurnian bibit diupayakan
dan jatuhnya harga panen. Kegagalan panen karena rumput laut terus menerus
yang sering terjadi pada tahun 2013 sampai menurun pada tahun 2015 sampai pada

358
Jurnal Destinasi Pariwisata p-ISSN: 2338-8811, e-ISSN: 2548-8937
Vol. 7 No 2, 2019

tahun 2017 secara nasional karena media penjemuran di atas terpal terpal
terjadinya pemanasan global pada tahun- plastik dibawah teriknya matahari langsung
tahun tersebut yang menimbulkan matinya dan rumput laut ditebar secara merata.
rumput laut. Tidak hanya itu penurunan Penggunaan media ini tidak efisien karena
produksi disebabkan menurunnya kualitas menghasilkan rumput laut berkualitas
bibit rumput laut yang menyebabkan rendah bercampur pasir dan tanah. Terdapat
rumput laut tidak dapat tumbuh dengan media alternatif lain untuk mengatasi
maksimal sesuai kebutuhan pasar. Bibit kekurangan lahan dalam proses penjemuran,
yang digunakan sebelumnya di Desa salah satunya menggunakan sistim
Lembongan merupakan bibit yang telah penggantungan yakni hasil panen digantung
digunakan berulang-ulang selama proses dengan menggunakan tali pengikat rumput
awal pembudidayaan. Pada akhir tahun laut yang digunakan untuk budidaya,
2018 hingga sekarang petani rumput laut caranya, saat setelah dilakukan pemanenan
menggunakan bibit hasil kulturjaringan rumput laut jangan dilepas dari tali
sebagai bentuk pemurnian bibit dan pengikatnya melainkan langsung digantung
memberikan variasi terhadap bibit dengan pada tempat yang telah disediakan seperti
hasil yang begitu memuaskan dengan berat pada Gambar 2.
per ikatnya mencapai 150 gram.

Gambar 1. Penanaman menggunakan bibit kultur jaringan Gambar 2. Media penjemuran alternatif
Sumber : Penelitian Lapangan 2019 Sumber : Rumputlautindonesia.com

Penanaman bibit dilakukan secara intensitas


Teknik penjemuran dengan
waktu tergantung dari proses pengirimin
menggantungkan hasil panen bersama tali
bibit yang diperlukan dan treatment pada
ris ketika pembibitan pada tiang bambu
bibit rumput laut karena sumber bibit tidak
yang didesain horizontal. Media ini dinilai
berasal dari daerah Bali. Bibit Kultur
lebih efisien karena rumput laut tidak
jaringan ini didatangkan dari daerah Takalar
mengalami gesekan yang membuat cabang
dengan berat bibit mencapai 50 kilogram
tetap aman dan meminimalkan kandungan
yang harga per kilogramnya seharga
air dalam rumput laut. Penggunaan media
Rp.75.000 termasuk ongkos kirim.
terpal hanya dianjurkan ketika terjadi
Kedepannya diharapkan melalui program
hujan atau pada waktu malam hari agar
pemurnian bibit akan meningkatkan nilai
embun tidak mengenai rumput laut.
jual rumput laut tersebut.
d. Pembuatan produk olahan rumput laut di
c. Menggunakan media baru dalam proses
Desa Lembongan. Pemerintah
penjemuran rumput laut. Proses penjemuran
memfasilitasi para pelaku industri
pasca panen penting diperhatikan mengingat
rumahan dengan tujuan untuk
kandungan air yang terdapat dalam rumput
meningkatkan taraf kesejahteraan
laut mempengaruhi mutu dan harga
masyarakat. Pembuatan produk olahan
penjualan di pasaran, sering terjadi hasil
rumput laut di Desa Lembongan di
panen yang bagus tetapi media pengeringan
dampingi oleh LSM yayasan Kalimanjari
buruk akan mengurangi kualitas rumput laut
dengan berbagai jenis produk yang
tersebut karena semakin rendah kandungan
nantinya akan dipasarkan dengan target
air dalam rumput laut semakin mahal nilai
pasar wisatawan yang berkunjung ke Desa
jualnya. Media pengeringan rumput laut di
Lembongan. Pendampingan dalam
Desa Lembongan biasanya menggunakan
pengolahan rumput laut ini sudah dimulai

359
Jurnal Destinasi Pariwisata p-ISSN: 2338-8811, e-ISSN: 2548-8937
Vol. 7 No 2, 2019

sejak tahun 2010 dimana produk pertama menjadi kekuatan lokal dan nilai saing
yang dibuat adalah jenis makanan dodol dalam menjajagi pasar lokal, sayangnya
rumput laut, selain itu terdapat varian produk olahan masyarakat kurang bisa
olahan cemilan seperti kerupuk rumput bersaing karena pengemasan yang kurang
laut dan selai yang diolah oleh ibu-ibu menarik dan minimnya pengetahuan
karang taruna beserta petani rumput laut. mengenai target pasarnya. Sejauh ini
Kegiatan ini mengalami berbagai kendala, produk rumput laut melakukan
mulai dari teknologi mesin tapi yang paling pengemasan dengan cara yang sederhana
mempengaruhi terhambatnya produksi namun itu tidak menjadikan produk
karena minimnya ketersedian bahan baku terlihat spesial, oleh karena itu upaya
utama yaitu rumput laut dimana pada mengkemas produk sebagai special gift
tahun tersaebut telah hilang kepada wisatawan diharapkan akan
keberadaannya yang menyebabkan proses meningkatkan nilai jual terhadap produk
produksi menjadi terhambat. Berkat olahan rumput laut.
semangat dari Yayan Kalimanjari di b. Kolaborasi pengusaha pariwisata dan
dukung keinginan yang kuat dari petani membentuk market. Kalimanjari
masyarakat terciptalah inovasi-inovasi sebagai lembaga yang mendampingi
baru dalam pembuatan produk, seperti masyarakat khususnya petani melakukan
pembuatan mie, sabun, sirup, lotion, dan maping atau pemetaan restaurant pada
scrub seperti pada Gambar 3. bulan April tahun 2019 dengan tujuan
untuk membentuk kerjasama dengan
pihak pengusaha pariwisata di wilayah
Desa Lembongan. Pemetaan ini dilakukan
dengan harapan menjalin sinergitas antara
produk yang dihasilkan dari petani rumput
laut dengan pengusaha pariwisata sebagai
konsumen sekaligus aktor yang berperan
memasarkan produk kepada wisatawan
Gambar 3. Produk olahan rumput laut dalam berbagai
varian dalam bentuk hidangan makanan. Sejauh
Sumber : Penelitian Lapangan 2019 ini tercatat tiga restaurant memberikan
respon positif mengenai kerjasama yang
Produk–produk baru ini masih pada diajukan, dimana nantinya produk
tahap pengembangan yang artinya masih mentahan rumput laut kering akan diolah
terdapat banyak kekurangan dalam proses menjadi salah satu menu makanan mereka,
pembuatannya, pengkemasan dan yang tiga restauran tersebut yakni Sandy Bay
paling berat yakni pada proses pemasaran restaurant, D’Bias villa & restaurant, dan
sehingga aktivitas produk berlangsung L’good. Produk yang nantinya akan dijual
secara berkelanjutan. Produk ini akan kepada konsumen (wisatawan) masih
terus berevolusi sampai pada akhirnya berada pada tahap improvisasi dibagian
menemukan formulasi yang benar-benar menu, proses penyempurnaan rasa
cocok dijual dipasaran sehinga memiliki dilakukan oleh juri masak masing-masing
nilai jual yang lebih tinggi. restaurant. Kerjasama dengan tiga
2. Rehabilitasi Ekonomi restaurant ini merupakan tahap awal
a. Pengemasan produk dalam meningkatkan dalam meningkatkan eksistensi serta
nilai jual produk olahan rumput laut. meningkatkan pendapatan petani rumput
Wisatawan yang memilih Lembongan laut, hal ini bisa dijadikan sebagai batu
sebagai destinasi tujuannya sering loncatan untuk membudidayakan kembali
mengalami kebingungan mengenai apakah pertanian rumput laut dan semakin banyak
produk khas dari Lembongan itu sendiri pihak bekerjasama dalam mengolah
terutama barang apa yang bisa dibawa produk rumput laut menjadi menu
pulang oleh wisatawan selain barang makanan.
mainstream seperti kebanyakan di suatu c. Pengeluaran izin produk rumah tangga
destinasi. Produk olahan rumput laut bisa (PIRT). Hambatan yang belum dapat

360
Jurnal Destinasi Pariwisata p-ISSN: 2338-8811, e-ISSN: 2548-8937
Vol. 7 No 2, 2019

terpecahkan dalam perluasan pemasaran terdapat beberapa orang yang sangat


produk olahan rumput laut yakni tertarik dan serius dalam mengikut
terkendala izin industry rumah tangga dari pelatihan karena melihat adanya potensi
Badan Pengawas Obat dan Makanan besar dalam mengkombinasikan pertanian
(BPOM). Karena tidak adanya izin dalam rumput laut dengan pariwisata.
mengedarkan produk olahan rumput laut, Selanjutnya pelatihan akan terus dilakukan
maka rantai pemasaran hanya berkutat di untuk guna memantapkan materi pada
Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan saja. pelatihan sebelumnya.
Penjualan industri rumah tangga dalam Segala bentuk kegiatan yang bisa dijual
lingkup Desa Lembongan saja mungkin mulai dirancang dan dikemas dengan cara
tidak terlalu berpengaruh apabila suatu membuat solusi-solusi dari setiap
makanan tidak menggunakan izin dari kelemahan yang terdapat di lapangan pada
BPOM karena sudah tahu bagaimana saat itu. Salah satu kelemahan dari
proses pembuatannya. Melalui Lembaga pelatihan ini adalah minimya pengetahuan
Swadaya Masyarakat Kalimanjari mengenai pembudidayaan rumput laut
masyarakat mengajukan untuk karena tidak semua peserta pelatihan
dibuatkannya izin ke Dinas Kesehatan dan berlatarbelakang petani, sehingga perlu
nantinya dievaluasi serta dinilai oleh adanya pembekalan terlebih dahulu.
BPOM. Adanya PIRT ini berguna untuk Pengembangan pelatihan ini belum
meyakinkan kepada konsumen bahwa sepenuhnya rampung, masih banyak
produk dari olahan rumput laut ini sudah tahapan yang perlu dibenahi sehingga
teruji sacara legalitas dan kehigienisan membentuk suatu paket wisata dan segera
sudah terjamin, jadi konsumen tidak ragu diaplikasikan sebagai usaha pariwisata jenis
lagi membeli produk ini. baru.
3. Revitalisasi Sosial b. Pemberdayaan petani dalam
Adapun upaya dalam revitalisasi sosial pengembangan Seaweed tour (ekowisata) di
diantaranya; Desa Lembongan dapat meningkatkan
a. Melakukan kegiatan pelatihan tour guide kualitas hidup masyarakat petani rumput
bagi masyarakat. Sebagai bentuk upaya laut yang berjalan sinergis dengan
dalam menumbuhkan kembali minat pelestarian lingkungan, dan budaya bertani.
masyarakat untuk membudidayakan Pemberdayaan petani rumput laut dalam
kembali pertanian rumput laut, Yayasan pengembangan ekowisata diharapkan
Kalimanjari bersama masyarakat muncul produk pariwisata “bentuk baru”
difasilitasi oleh pemerintah Desa yaitu seaweed tour ekowisata dengan
Lembongan melakukan suatu kegiatan memberdayakan petani rumput laut
pelatihan tour guiding. Pelatihan ini bersama masyarakat khususnya generasi
bertujuan untuk menarik minat khususnya muda dengan manfaat yang didapat berupa
pada generasi muda melalui pendekatan pendidikan dan pembelajaran tentang
inovatif diluar dari pendekatan secara lingkungan dan mempengaruhi sikap dan
konvensional dalam memanfaatkan perilaku agar peduli terhadap lingkungan.
pertanian rumput laut yang bersinegritas Dalam paket tour ini terdapat keterlibatan
dengan pariwisata. Masyarakat akan lebih dengan tour guide yang berasal dari
mudah tertarik apabila ada unsur nilai masyarakat asli Desa Lembongan secara
ekonomis di dalamnya, pendekatan teknis satu orang guide memandu dua
tradisional seperti melakukan ajakan sampai lima orang wisatawan. Terdapat
untuk bertani rumput laut tidak akan pembatasan dalam jumlah wisatawan yang
efektif karena keinginan masyarakat lebih mengambil paket tour perharinya sebanyak
besar terhadap industri pariwisata. 20 orang wisatawan ini bertujuan untuk
Pelatihan ini pertama kali berlangsung memberi ruang sirkulasi pada rumput laut
pada tanggal 8 April 2019 dengan jumlah serta menjaga kualitas perairan dalam
partisipan sebanyak 20 orang kebanyakan melestarikan ekosistem. Kegiatan dalam
masuk dalam kategori generasi muda yang paket tour baru dirancang dengan kegiatan
berdomisili di Desa Lembongan. Sejauh ini seperti melihat proses penanaman rumput

361
Jurnal Destinasi Pariwisata p-ISSN: 2338-8811, e-ISSN: 2548-8937
Vol. 7 No 2, 2019

laut dimana wisatawan diajak turun ke laut merevitalisasi pertanian rumput laut di
untuk memasang rumput laut, snorkling di Desa Lembongan. Faktor pendukung,
areal pertanian rumput laut, melihat sunrise yaitu dukungan dari beberapa pihak
melewati jembatan kuning, menjelajahi goa (stakeholder), meningkatnya harga
gala-gala dan paket menginap di rumah rumput laut, mulai timbulnya rasa
warga. Tujuan pemberdayaan petani kesadaran masyarakat, serta pengalaman
rumput laut dalam pengembangan kerja dan pengetahuan mengenai teknik
ekowisata rumput laut merupakan salah budidaya rumput laut. Faktor
satu bagian untuk menarik minat penghambat, yaitu minimnya minat
masyarakat untuk bertani kembali serta masyarakat terutama regenerasi petani,
berimplikasi kepada terjalinnya interaksi kurangnya lahan penjemuran
harmonis antar sesama petani rumput laut, menghasilkan rumput laut kering,
antar petani dan wisatawan yang kekhawatiran terjadinya gagal panen.
berkunjung dan ekosistem alam, sehingga 4. Upaya revitalisasi pertanian rumput laut
penggunaan atas jasa lingkungan dapat dalam praktik pariwisata yang dapat
berorientasi jangka panjang. dilakukan berdasarkan tahapan
intervensi fisik, rehabilitasi ekonomi, dan
IV. KESIMPULAN revitalisasi sosial. Pada intervensi fisik
Berdasarkan penelitian yang berjudul “Upaya bentuk kegiatan berupa pemberian bibit
Revitalisasi Pertanian Rumput Laut Dalam gratis, program pemurnian bibit,
Praktik Pariwisata Di Desa Lembongan penggunaan media baru dalam proses
Kabupaten Klungkung” diperoleh kesimpulan; penjemuran, dan pembuatan produk
1. Kondisi eksistensi rumput laut di Desa olahan rumput laut. Pada rehabilitasi
Lembongan berdasarkan jumlah ekonomi bentuk kegiatannya berupa
masyarakat yag berprofesi sebagai melakukan pengemasan produk dalam
petani rumput laut di Desa Lembongan meningkatkan nilai jual produk olahan
saat ini berjumlah 4 orang, luas lahan rumput laut, kolaborasi pengusaha
pertanian rumput laut semakin pariwisata dan petani rumput laut
berkurang karena lahan pertanian membentuk pasar, dan mangajukan
digunakan untuk kepentingan pengeluaran izin produk rumah tangga.
pariwisata, pendapatan yang dihasilkan Pada revitalisasi sosial bentuk
dari pertanian rumput laut semakin kegiatannya berupa melakukan pelatihan
bertambah dikarenakan nilai jual rumput tour guide kepada masyarakat, dan
laut meningkat, dan level perkembangan pemberdayaan petani dalam
destinasi wisata Lembongan yang berada pengembangan seaweed tour.
pada tahap pengembangan dimana
pembangunan akomodasi tengah gencar Sesuai dengan pembahasan dan simpulan
untuk dibangun. akhir dari penelitian ini maka diajukan beberapa
2. Komposisi stakeholder pertanian rumput saran, diantaranya kepada pihak masyarakat
laut yang bersinergitas merupakan lokal yang berada dalam kegiatan pariwisata di
upaya yang dapat dilakukan untuk Desa Lembongan maupun tidak, sebaiknya tetap
merevitalisasi pertanian rumput laut melakukan kegiatan membudidayakan rumput
diantaranya aktor masyarakat yang laut sebagai suatu profesi utama, jadikanlah
merupakan petani rumput laut pariwisata sebagai bonus dari keindahan Desa
berdampingan dengan Lembaga Lembongan. Rumput laut bisa dikemas menjadi
Swadaya Masyarakat, aktor pemerintah suatu daya tarik wisata berbasis ekowisata
mulai dari tingkat daerah sampai tingkat sebagai bentuk kombinasi antara pariwisata
provinsi, dan aktor pengusaha pariwisata dengan pertanian rumput laut. Masyarakat
di Desa Lembongan. diharapkan lebih peduli dengan keberadaan
3. Faktor pendukung dan faktor pertanian rumput laut terutama pada minimnya
penghambat pertanian rumput laut minat kalangan muda sebagai generasi penerus
membahas mengenai indikator untuk petani rumput laut di Lembongan.
menciptakan upaya yang dapat dilakukan

362
Jurnal Destinasi Pariwisata p-ISSN: 2338-8811, e-ISSN: 2548-8937
Vol. 7 No 2, 2019

Saran kepada pemerintah tingkat Desa Bungin, Burhan. (2007). Penelitian Kualitatif Komunikasi,
Lembongan selaku payung hukum bagi seluruh Ekonomi, Kebijakan Publik Dan Ilmu Sosial
Lainnya. Jakarta: Prenada Media Group
lapisan masyarakat desa hendaknya membuat Butcher, J. (2007). Ecotourism, NGO’s, and Development: A
kebijakan khusus mengenai pertanian rumput critical analysis. Buku. Routledge. New York. 208
laut yang perlu ditetapkan untuk membentuk p.
sinergitas antar stakeholder. Pemerintah Butler, R.E. (1980). The Concept Of A Tourist Area Cycle
Evolution: Implication for Management of
hendaknya lebih gencar melakukan sosialisasi Resources. Canadian geographer.
terhadap masyarakat mengenai pentingnya Darsana, I Wayan, dkk. (2017). Model Pengelolaan Wisata
revitalisasi pertanian rumput laut untuk Bahari Berkelanjutan Di Pulau Nusa Penida,
meningkatkan jumlah petani yang terdapat di Kecamatan Nusa Penida Kabupaten Klungkung,
Lembongan. Bali. Jurnal Analisis Pariwisata. Vol. 17 No. 1.
Universitas Udayana
Saran akademis, sebaiknya para akademisi Kodhyat. (1983). Sejarah Pariwisata Dan Perkembangannya
seperti Fakultas Kelautan dan Perikanan dan Di Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia.
Fakultas Pariwisata bergandengan untuk Kusmayadi, et.al. (2000). Metode Penelitian dalam
melakukan pengabdian masyarakat untuk Bidang Kepariwisataan. Jakarta : PT.Gramedia.
Lynch, Kevin. (1975).The Images of The City. The M.I.T Press
mengembangkan pertanian rumput laut dan England.
mengkemas produk runput laut menjadi atraksi Moleong, Lexy. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif.
wisata yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
sehingga petani mendapatkan kontribusi Nurkholis, Afis, dkk. (2016). Revitalisasi Kawasan Wisata
ekonomi yang maksimal dari pertanian rumput Pesisir Samas, Kabupaten Bantul. Departemen
Geografi Lingkungan, Fakultas Geografi,
laut. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
Rahim, Firmansyah. (2012). Pedoman Kelompok Sadar
DAFTAR PUSTAKA Wisata. Jakarta: Direktur Jendral Pengembangan
Destinasi Pariwisata Kementrian Pariwisata dan
Anonim. (2016). Profil Desa Lembongan. Kantor Kepala Ekonomi Kreatif. Jakarta.
Desa Lembongan. Klungkung Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif
Arthana, I W., D.B. Wiyanto., I W.G.A. Karang., N.M. Ernawati dan R&D. Bandung: Alfabeta
dan S.A. Saraswati. (2015). Upaya Perbaikan
Produktivitas Usaha Budidaya Rumput Laut di
Nusa Lembongan, Bali. Seminar Nasional Sains
dan teknologi (Senastek), Kuta Bali 29-30
Oktober 2015.

363

You might also like