Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Museum Sangiran

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 4

A.

Data administrasi museum Sangiran


Museum Manusia Purba Sangiran terletak di Desa Krikilan , Kecamatan Kalijambe , Kabupaten
Sragen. Situs Sangiran berada di kawasan kubah Sangiran yang merupakan bagian dari depresi Solo,
di kaki gunung Lawu. Di museum dan situs sangiran dapat diperoleh informasi lengkap tentang pola
kehidupan manusia purba di Jawa yang menyumbang perkembangan ilmu pengetahuan seperti
antropologi, arkeologi, geologi dan paleoantropologi. Di lokasi situs Sangiran ini pula, untuk pertama
kalinya ditemukan fosil rahang bawah Pithechantropus Erectus oleh arkeolog Jerman, Profesor Von
Koenigswald.
Sangiran merupakan tempat penemuan Missing Link Teori Evolusi Charles Darwin yaitu Homo Erektus.
Penemuan Homo Erektus di Dunia sekitar 230 Fragmen dan di Sangiran sendiri di temukan sekitar 100 lebih
homo erektus atau kurang lebih setengah dari fosil yang ditemukan didunia berada di sangiran, sehingga
UNESCO menetapkan Sangiran sebagai Pusat Kajian Dunia untuk Teori Evolusi. Homo Erektus merupakan
Manusia pertama yang memiliki persebaran di penjuru Dunia. Sebelum Spesies Homo Erektus mereka masih
tinggal di sekitar Afrika seperti, Ramapithekus, Africanus, dan Homo Habilis. Setelah Berevolusi menjadi Homo
Erektus mereka mulai menyebar ke Eropa, Asia, lalu ke Indonesia. Mereka Manusia Purba pertama yang
berjalan menggunakan 2 kaki.

B. Kondisi situs sebelum dan sesudah masa pra aksara

Sangiran sendiri Terbelah oleh aliran sungai purba yang bernama kali cemoro dan merupakan
sungai pre historik yang kemudian akan bermuara ke bengawan solo. Luas sangiran sendiri mencapai
59km persegi. perairan tawar dan kali cemoro ini yang membuat manusia dan hewan purba memiliki
populasi dan ekosistem yang hebat di wilayah sangiran ini sendiri. Pada masa plestosen sekitar 7-3
juta tahun yang lalu pulau jawa sendiri belum terbentuk, bahkan masih dalam bentuk laut yang
dibuktikan dengan adanya:

1. sungai purba (aliran-aliran lama yang yang sudah ada sejak dulu, sedimen batuan yang
ada merupakan sedimen lama bukan transported dari sedimen lama, material yang
terangkut merupakan material lama).
2. dalam transformasi kalibeng yang berada di dk.pablengan ds. Krikilan kec.kalijambe
Terdapat sumber air asin yaitu air conet yang sampai saat ini masih memiliki rasa asin
dan formasi kalibeng ini tercipta pada 2.400.000-1.800.000 tahun yang lalu. Tercipta
karena adanya laut yang mengalami himpitan seperti tenaga eksogen dan hendogen,
kemudian tertutup oleh vulkanik dan terjebak di dalamnya sehingga airnya disebut
dengan air conet semacam laut yang terjebak di dalamnya.
3. terdapat lempung biru atau blue clay yang tersedimentasi oleh lautan dan juga
didalamnya ataupun diatasnya terdapat moluska horison yang di dominasi jenis
Foraminifera, Murex Trapa, Anadara Species, Tridacnaa Species, Ostrea Species dan lain
sebagainya yang merupakan moluska-moluska yang bisa hidup di kedalaman 100m ke
atas yang merupakan lautan. Ada gelembung yang aktif karena ada semacam micro
organisme atau hewan-hewan dari zaman dahulu yang terkubur dan membusuk
kemudian mengeluarkan gas yang berada di bawah Methan dan jika di sulut oleh api
dapat menyala , apinya tidak mati dan semakin besar.

. Pada formasi pucangan atau rawa Didominasi oleh lempung yang kehitam-hitaman dan disertai
oleh deretan moluska horison yang didominasi oleh jenis gastropoda spesies, bivalvia, turritella, dan
sulcospira (Pucangan ini terjadi pada periode 1,8 juta-900.000 tahun yang lalu).. Pada formasi kabuh
dahulunya adalah sebuah daratan yang berisi pasir-pasir karena banyak ditemukan adanya endapan
sedimen vulkanik (pasir silang-siur) yang berasal gunung lawu, merapi, merbabu dan pegunungan
kendeng, yang membuktikan keadaan alih rupa di sangiran.Setelah zaman pra aksara hingga saat ini
wilayah Sangiran yang dahulunya adalah laut kemudian beralih rupa menjadi rawa lalu juga pasiran
kini berubah menjadi daratan. Perubahan lingungan alam ini di pengaruhi oleh pembekuan es di
kutub yang memproduksi es, dan secara tidak langsung menyerap air laut. Pengurangan air laut
diperkirakan hingga kedalaman 10m, secara otomatis lautan dangkal atau perairan dangkal akan
berubah menjadi daratan. Selain dari pendinginan global yaitu glasieldan interglasiel dan juga
vulkanik di pengaruhi oleh , tektonik, jarak antara matahari dengan daratan yang menyebabkan
bumi panas dan terjadi kekeringan ynag lumayan panjang).

D. Manusia dan kehidupannya


Fosil manusia purba yang di temukan di daearh sangiran adalah pithecanthantropus erctus adapun
ciri-ciri nya :
1. Tinggi badan sekitar 165-180 cm
2. Volume otak berkisar antara 750-1350 cc
3. Bentuk tubuh & anggota badan tegap, tetapi tidak setegap meganthropus
4. Alat pengunyah dan alat tengkuk sangat kuat
5. Banyak graham besar dengan rahang yang sangat kuat
6. Bentuk tonjolan kening tebal melintang di dahi dari sisi ke sisi
7. Bentuk hidung tebal
8. Bagian belakang kepala tampak menonjol menyerupai wanita berkonde
Muka menonjol ke depan, dahi mirig ke belakang

E. Struktur sosial

Kehidupan manusia purba di Sangiran seperti Homo Erectus sudah mengenal adanya teknologi api.
Mereka tidak hanya menggunakan api sebagai alat untuk memasak, tetapi juga sebagai penghangat
ketika mereka sedang berkumpul disekitar api tersebut. Dari hal tersebutlah kemungkinan
permulaan mereka dapat hidup berkelompok. Dari mereka berkelompok tersebut menjadikan
antara satu sama lain memiliki ketergantungan sehingga memunculkan adanya tatanan struktur
sosial. Dimana ketika ada yang terkuat dan memiliki keberanian maka ia akan dijadikan sebagai
pemimpin kelompok atau kepala suku. Kemudian, mulailah adanya pembagian tugas antara
permpuan dan laki-laki, misalnya dalam tugas pencarian makanan yang dilakukan oleh laki-laki dan
memasak atau mengurus anak oleh perempuan. Jadi, bisa dikatakan bahwa Homo Erectus sudah
hidup secara berkelompok dan telah memiliki fungsi dan struktur dalam kelompoknya terutama
pada hal pencarian makanan.

F. Antropologi dan Kebudayaan


Karena homo erektus kemungkinan sudah hidup berkelompok dan pembagian kerja,. Jadi, mereka
sudah dapat berkomunikasi walaupun sederhana dan tidak menggunakan bahasa seperti sekang. Di
sangiran juga ditemukan alat-alat yang di buat oleh manusia purba, diantaranya:
- Kapak perimbas adalah kapak yang merupakan pekakas yang terbuat dari batu jenis kapak
yang di genggam.
- Kapak genggam di buat dari gamping kersikan dan berbentuk lonjong
- Kapak pembelah adalah bentuk tajaman yang lebar hasil pemangkasan di kedua
ujungnya.
- Bola batu adalah merupaka salah satu alat yang unik, karena berbentuk bola
yang terbuat dari batu andesit.
G. Cerita Masyarakat Tentang Situs

Dalam cerita masyarakat, di Trinil contohnya, penduduk disana terkadang mencari sisa buto atau
raksasa di daerah Sungai Begawan Solo, yaitu dimana raksasa ini dikaitkan penemuan fosil-fosil
manusia purba berjenis Meganthropus Palaeojavanicus, dimana manusia purba yang diketahui
memiliki postur tubuh yang besar. Di situs Matesih sendiri penduduk local menyebut batuan
megalithikum tersebut sebagai tempat pemujaan dan Sangiran juga dimana disana ada sumber mata
air yang asin menjadi tempat minum para hewan ternak hingga akhirnya banyak warga yang tewas
terkena kanker

H. Karakteristik Situs
 Lingkungan Geografis
Museum Manusia Purba Sangiran terletak di kawasan pemukiman dan letaknya dekat
dengan formasi – formasi purba yang termasuk dalam kawasan Kubah Sangiran , yaitu
Formasi Kalibeng , Formasi Pucangan , Formasi Kabuh , dan Formasi Notopuro . Koleksi fosil
yang berada di Museum Sangiran berasal dari formasi – formasi tersebut .
 Lingkungan Sosial
Penduduk yang tinggal di sekitar kawasan museum umumnya bekerja dalam bidang agraris ,
seperti bertani dan berkebun . Selain bertani dan berkebun , ada juga yang bekerja sebagai
pedagang pasar dan berwirausaha dengan membuka toko kelontong

I. Kepercayaan
Pada masa manusia pithecantropus erectus kepercayaan yang mereka anut adalah mereka
melakukan pemujaan terhadap roh-roh nenek moyang atau leluhur mereka. Dapat disebut dengan
animisme.
a. Animisme adalah kepercayaan terhadap roh semua benda. Manusia praaksara
percaya bawah roh nenek moyang masih berpengaruh terhadap kehidupan di
dunia.
b. Dinamisme adalah kepercayaan bahawa segala sesuatu mempunyai tenaga atau
kekuatan yang dapat mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan usaha manusia
dalam mempertahankan hidup.
c. Totemisme adalah kepercayaan bahwahewan tertentu dianggap suci dan dipuj
karena memiliki kekuatan supranatural. Hewan yang dianggap suci seperti
sapi,ular,harimau.

J. Informasi Terbaru Terhadap Situs


 Konteks Temuan
- Fosil Sangiran 17
Sangiran 17 adalah temuan fosil manusia purba jenis Homo Erectus yang ditemukan
pada tahun 1969 di Dusun Pucung , Desa Dayu , Kecamatan Gondangrejo ,
Kabupaten Karanganyar oleh Mr.Towikromo dan merupakan penemuan fosil Homo
Erectus terbaik di Sangiran

- Tengkorak Kerbau Bubalus Paleokarabau


Tengkorak hewan ini ditemukan oleh Santosa pada tahun 2003 di Desa Jambangan ,
Kecamatan Plupuh , Kabupaten Karanganyar . Tengkorak Bubalus Palaeokarabau
ditemukan di lapisan tanah berwarna kekuningan bercampur pasir pada formasi
Kabuh
9
- Tengkorak Homo Wajakensis
Tengkorak Homo Wajakensis di Museum Manusia Purba Sangiran adalah sebuah
replika yang bentuknya lebih baik dari benda aslinya . Homo Wajakensis pertama
kali ditemukan oleh seorang penambang marmer bernama Van Riestchoten pada
tahun 1889 di wilayah Wajak ( sebelah selatan Gunung Wilis ) , Tulungagung , Jawa
Timur , dan kemudian diteliti oleh Eugene Dubois .

- Peralatan batu dan tulang


Peralatan batu dan tulang yang dipamerkan di Museum Manusia Purba Sangiran
antara lain adalah spatula dan alat penusuk yang terbuat dari tulang , serta alat
serpih dan bola batu . Peralatan – peralatan tersebut ditemukan di kawasan
Sangiran itu sendiri .

- Tengkorak Homo Floresiensis


Tengkorak Homo Floresiensis yang dipamerkan di Museum Manusia Purba Sangiran
hanyalah sebuah replika yang bentuknya dibuat lebih bagus dari barang aslinya .
Homo Floresiensis ditemukan oleh tim peneliti gabungan Indonesia dan Australia
pada tahun 2003 di gua Liang Bua yang terletak di Dusun Rampassa , Desa Liang
Bua , Kecamatan Ruteng , Kabupaten Manggarai , Nusa Tenggara Timur .

You might also like