Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Enzim Diastase

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

Lap-Bio : Pengaruh pH terhadap Aktivitas Enzim

Diposkan oleh Fitri Ramadhani di 06.32

Reaksi:
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan lengkap Praktikum Biologi Dasar dengan judul Pengaruh pH terhadap
Aktivitas Enzim yang disusun oleh :
Nama

: Fitri Ramadhani

Nim

: 1112040023

Kelas/kelompok

: A / III

Jurusan

: Fisika

Telah diperiksa oleh Asisten dan Koordinator Asisten, maka dinyatakan diterima

Makassar,
Koordinator Asisten,

Desember 2011

Asisten,

Muh. Rizaldi Triaz Jaya Putra

Muh. Rizaldi Triaz Jaya

Putra
NIM. 081404024

NIM. 081404024

Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab

Arsad Bahri, S. Pd, M.Pd


NIP. 19840115 200604 1 002

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah
satu
ciri
makhluk
hidup
ataupun sel
hidup
adalah
melakukan
metabolisme.Metabolisme mrrupakan pertukaran zat yakni seluruh perubahan reaksi kimia
beserta perubahan energi yang menyertai perubahan reaksi kimia tersebut. Semua kegiatan
hidup yang terdapat dalam sel tidak dapat dipisahkan dengan reaksi kimia.
Pertumbuhan, perkembangan, sekresi, eksresi dan kegiatan hidup lainnya merupakan
proses reaksi kimia. Namun secara garis besarnya, perubahan reaksi kimia atau
metabolisme dalam sel dapat dibedakan menjadi dua yaitu anabolisme atau reaksi
penyusun dan katablisme atau pembongkaran. Untuk berlangsungnya proses metabolisme
atau katabolisme diperlukan beberapa molekul zat sebagai bahan reaksi kimia, dan energi
yang mendukung berlangsungnya reaksi kimia serta molekul zat yang berfungsi sebagai
pengaktif reaksi yaitu enzim.
Enzim dapat ditemukan baik pada hewan maupun pada tumbuhan. Salah satu enzim
tersebut adalah enzim amilase yang terdapat pada tumbuhan. Nama lain dari amilase ialah
diastase. Enzim tersebut dapat menghidrolisis amilum menjadi gula. Amilase dihasilkan oleh
daun atau biji yang sedang berkecambah, karena hal itulah maka percobaan Pengaruh pH
terhadap aktivitas enzim ini dilakukan untuk membuktikan pengaruh pH terhadap
aktivitas enzim amilase itu sendiri.
B.

Tujuan Praktikum

Membuktikan pengaruh pH terhadap aktifitas enzim amilase.


C. Manfaat praktikum
Manfaat yang dapat diperoleh dari percobaan ini yaitu:
1. Mengetahui apakah ada enzim yang bekerja pada suasana asam yang mempunyai pH
dibawah 7 dan pada suasana asam yang pHnya diatas 7.
2. Mengetahui pengaruh pH terhadap enzim yang mana enzim ini (amilase) mempunyai pH
optimum 4,5 sampai 4,7.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Enzim adalah protein katalik. Suatu katalis adalah suatu agen kimiawi
yang mengubah laju reaksi tanpa harus dipergunakan oleh reaksi itu.
Dengan tidak adanya enzim, lalu lintas kimiawi melalui jalur-jalur
metabolisme akan menjadi sangat macet. Setiap reaksi kimiawi melibatkan
pemutusan ikatan dan pembentukan ikatan. Misalnya, hidrolisis sukrosa
melibatkan pemutusan ikatan antara glukosa dan fruktosa dan kemudian
pembentukan ikatan baru dengan suatu atom hidrogen dan suatu gugus
hidroksil dari air ( Campbell, 2003 ).
Enzim dapat ditemukan baik pada hewan maupun pada tumbuhan. Salah
satu enzim yang terdapat pada tumbuhan adalah amilase. Nama lain dari
amilase adalah diastase. Enzim tersebut dapat menghidrolisis amilum
menjadi gula. Amilase dihasilkan oleh daun atau biji yang sedang
berkecambah. Aktifitas amilase dipengaruhi
oleh garam - garam
anorganik, pH, suhu dan cahaya. pH optimum dari amilase menurut Hopkins,
Cole dan Green (Miller, 1938) adalah 4,5 - 4,7 (Tim Pengajar, 2011).
Menurut Poedjiadi (1994), faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim:
a. Konsentrasi enzimPada suatu konsentrasi substrat tertentu, kecepatan
reaksi bertambah dengan bertambahnya konsentrasi enzim.
b. Konsentrasi substrat. Dengan konsentrasi enzim yang tetap, perubahan
substrat akan menambah kecepatan reaksi.
c. Suhu. Kenaikan suhu dapat menyebabkan denaturasi, sehingga bagian
aktifnya terganggu, akibatnya konsentrasi spesifik enzim berkurang dan
kecepatan reaksinya turun.
d. Penagruh pH. Struktur ion enzim tergantung pada pH lingkungannya, enzim
dapat terbentuk ion(+) atau (-) atau bermuatan ganda (switter ion). pH
dapat menyebabkan proses denaturasi yang dapat mengakibatkan
menurunnya aktivitas enzim.
e. Pengaruh inhibitor. Dapat berupa hambatan inversibelyang disebabkan
oleh terjadinya estruksi atau modifikasi sebuah gugus fungsi atau lebih, yang
terdapat pada molekul enzim. Hambatan reversibel dapat berupa hambatan
bersaing dan tak bersaing.
Menurut Anonim (2011) Enzim mempunyai dua fungsi pokok sebagai
berikut :
1. Mempercepat atau memperlambat reaksi kimia.
2. Mengatur sejumlah reaksi yang berbeda-beda dalam waktu yang sama.

Enzim disintesis dalam bentuk calon enzim yang tidak aktif, kemudian
diaktifkan dalam lingkungan pada kondisi yang tepat. Misalnya, tripsinogen
yang disintesis dalam pankreas, diaktifkan dengan memecah salah satu
peptidanya untuk membentuk enzim tripsin yang aktif. Bentuk enzim yang
tidak aktif ini disebut zimogen.
Enzim tersusun atas dua bagian. Apabila enzim dipisahkan satu sama
lainnya menyebabkan enzim tidak aktif. Namun keduanya dapat
digabungkan menjadi satu, yang disebut holoenzim. Kedua bagian enzim
tersebut yaitu apoenzim dan koenzim.
1. Apoenzim
Apoenzim adalah bagian protein dari enzim, bersifat tidak tahan panas, dan
berfungsi menentukan kekhususan dari enzim. Contoh, dari substrat yang
sama dapat menjadi senyawa yang berlainan, tergantung dari enzimnya.
2. Koenzim
Koenzim disebut gugus prostetik apabila terikat sangat erat pada apoenzim.
Akan tetapi, koenzim tidak begitu erat dan mudah dipisahkan dari apoenzim.
Koenzim bersifat termostabil (tahan panas), mengandung ribose dan fosfat.
Fungsinya menentukan sifat dari reaksinya. Misalnya, Apabila koenzim NADP
(Nicotiamida Adenin Denukleotid Phosfat) maka reaksi yang terjadi adalah
dehidrogenase. Disini NADP berfungsi sebagai akseptor hidrogen. Koenzim
dapat bertindak sebagai penerima/akseptor hidrogen, seperti NAD atau
donor dari gugus kimia, seperti ATP (Adenosin Tri Phosfat).
Sifat-sifat Enzim
a. Enzim hanya mengubah kecepatan reaksi, artinya enzim tidak mengubah
produk akhir yang dibentuk atau mempengaruhi keseimbangan reaksi,
hanya meningkatkan laju suatu reaksi.
b. Enzim bekerja secara spesifik, artinya enzim hanya mempengaruhi substrat
tertentu saja.
c. Enzim merupakan protein. Oleh karena itu, enzim memiliki sifat seperti
protein. Antara lain bekerja pada suhu optimum, umumnya pada suhu
kamar. Enzim akan kehilangan aktivitasnya karena pH yang terlalu asam
atau basa kuat, dan pelarut organik. Selain itu, panas yang terlalu tinggi
akan membuat enzim terdenaturasi sehingga tidak dapat berfungsi sebagai
mana mestinya.
d. Enzim diperlukan dalam jumlah sedikit. Sesuai dengan fungsinya sebagai
katalisator, enzim diperlukan dalam jumlah yang sedikit.
e. Enzim bekerja secara bolak-balik. Reaksi-reaksi yang dikendalikan enzim
dapat berbalik, artinya enzim tidak menentukan arah reaksi tetapi hanya
mempercepat laju reaksi sehingga tercapai keseimbangan. Enzim dapat
menguraikan suatu senyawa menjadi senyawa-senyawa lain. Atau
sebaliknya, menyusun senyawa-senyawa menjadi senyawa tertentu.
f.

Enzim

dipengaruhi

oleh

faktor

lingkungan.

Faktor-faktor

yang

mempengaruhi kerja enzim adalah suhu, pH, aktivator (pengaktif), dan


inhibitor (penghambat) serta konsentrasi substrat.

Cara kerja enzim dapat dijelaskan dengan dua teori, yaitu teori gembok
dan anak kunci, dan teori kecocokan yang terinduksi.
a.

Teori gembok dan anak kunci (Lock and key theory)


Enzim dan substrat bergabung bersama membentuk kompleks, seperti kunci
yang masuk dalam gembok. Di dalam kompleks, substrat dapat bereaksi
dengan energi aktivasi yang rendah. Setelah bereaksi, kompleks lepas dan
melepaskan produk serta membebaskan enzim.

b.

Teori kecocokan yang terinduksi (Induced fit theory)


Menurut teori kecocokan yang terinduksi, sisi aktif enzim merupakan bentuk
yang fleksibel. Ketika substrat memasuki sisi aktif enzim, bentuk sisi aktif
termodifikasi melingkupi substrat membentuk kompleks. Ketika produk
sudah terlepas dari kompleks, enzim tidak aktif menjadi bentuk yang lepas.
Sehingga, substrat yang lain kembali bereaksi dengan enzim tersebut.
BAB III

B.
1.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
2.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

METODOLOGI PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat Praktikum
Hari/Tanggal : Rabu / 23 November 2011
Waktu
: Pukul 14.10 s.d 16.00 WITA
Tempat
: Laboratorium Biologi Lantai 3 Timur FMIPA UNM
Alat dan Bahan
Alat:
Tabung reaksi kecil 10 buah
Mortal dan pistilum
Rak tabung 1 buah
Lampu spiritus 1 buah
Pipet tetes 1 buah
Centrifuge dan tabung centrifuge
Penjepit tabung 1 buah.
Bahan:
Larutan ekstrak kecambah
Larutan amilum
Larutan HCl encer (10 %)
Larutan NaOH (1 %)
Larutan fehling A dan B
Kertas saring
Kertas pH atau pH meter.

C.
1.

Prosedur Kerja
Tabung pertama (I)

A.

a.

b.

c.

2.
a.

b.

c.

3.
a.

b.

c.

Tabung (IA): Memasukkan amilum 1 ml, menambahkan ekstrak kecambah


1 ml, mencatat pHnya, menambahkan FA dan FB masing-masing sebanyak 1
tetes, mengamati warnanya, mendiamkannya sampai 5 menit, kemudian
memanaskan dan mengamati perubahan warnanya.
Tabung (IIB): Memasukkan amilum 1 ml, menambahkan ekstrak kecambah
1 ml, mencatat pHnya, menambahkan FA dan FB masing-masing sebanyak 1
tetes, mengamati warnanya, mendiamkan sampai 10 menit, kemudian
memanaskan dan mengamati perubahan warnanya.
Tabung (IIIC): Memasukkan amilum 1 ml, menambahkan ekstrak
kecambah 1 ml, mencatat pHnya, menambahkan FA dan FB masingmasing sebanyak 1 tetes, mengamati warnanya, mendiamkannya sampai 15
menit, kemudian memanaskan dan mengamati perubahan warnanya.
Tabung kedua (II)
Tabung (IIA): Memasukkan amilum 1 ml, menambahkan ekstrak kecambah
1 ml, menambahkan HCl encer 10 %, mencatat PHnya, menambahkan
FA dan FB masing-masing sebanyak 1 tetes, mengamati warnanya,
mendiamkannya sampai 5 menit, kemudian memanaskan dan mengamati
perubahan warnanya.
Tabung (IIB): Memasukkan amilum 1 ml, menambahkan ekstrak kecambah
1 ml, menambahkan HCl encer 10 %, mencatat PHnya, menambahkan
FA dan FB masing-masing sebanyak 1 tetes, mengamati warnanya,
mendiamkan sampai 10 menit, kemudian memanaskan dan mengamati
perubahan warnanya.
Tabung (IIC): Memasukkan amilum 1 ml, menambahkan ekstrak kecambah
1 ml, menambahkan HCl encer 10 %, mencatat PHnya, menambahkan
FA dan FB masing-masing sebanyak 1 tetes, mengamati warnanya,
mendiamkannya sampai 15 menit, kemudian memanaskannya dan
mengamati perubahan warnanya.
Tabung ketiga (III)
Tabung (IIIA): Memasukkan amilum 1 ml, menambahkan ekstrak
kecambah 1 ml, menambahkan NaOH 1%, mencatat PHnya, menambahkan
FA dan FB masing-masingsebanyak 1 tetes, mengamati warnanya,
mendiamkannya sampai 5 menit, kemudian memanaskan dan mengamati
perubahan warnanya.
Tabung (IIIB): Memasukkan amilum 1 ml, menambahkan ekstrak kecambah
1 ml, menambahkan NaOH 1%, mencatat PHnya, menambahkan FA dan
FB masing-masingsebanyak 1 tetes, mengamati warnanya, mendiamkannya
sampai 10 menit, kemudian memanaskan dan mengamati perubahan
warnanya.
Tabung (IIIC): Memasukkan amilum 1 ml, menambahkan ekstrak
kecambah 1 ml, menambahkan NaOH 1%, mencatat PHnya, menambahkan
FA dan FB masing-masingsebanyak 1 tetes, mengamati warnanya,
mendiamkannya sampai 15 menit, kemudian memanaskan dan mengamati
perubahan warnanya.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.

Hasil Pengamatan
Tabel Pengamatan
pH

Tabung

Warna

Awal

Akhir

Awal

A
B
C

6
6
6

6
6
6

Biru tua
Biru
Biru
kehijauan

II

A
B
C

6
6
6

2
5
3

Biru tua
Hijau
kebiruan
Biru tua

III

A
B
C

6
6
6

11
11
11

Biru tua
Abu-abu
Ungu

Akhir
Hijau kebiruan
Cokelat
kemerahan
Kuning
kecokelatan
Biru tua
Kuning
kemerahan
Hijau tua
Biru tua
Kuning
kehijauan
Cokelat

B. Pembahasan
Tabung I
Pada tabung I, ditambahkan amilum dengan ekstrak kecambah dan fehling A
dan B. Padatabung ini pH larutan adalah 6, lalu dibagi kedalam tiga tabung
reaksi yang diberi label Ia,Ib, Ic. Pada tabung Ia didiamkan selama 5 menit,
tabung Ib didiamkan selama10 menit dan tabung Ic selama 15 menit.
Tabung Ia setelah 5 menit ditetesi fehling A dan B berwarnabiru tua setelah
dipanaskan berubah menjadi hijau kebiruan. Pada tabung Ib setelah 10 menit
ditetesi fehling A dan B berwarna biru dan setelah dipanaskan berubah
menjadicokelat kemerahan. Pada tabung Ic setelah 15 menit ditetesi fehling
A dan B berwarna biru kehijauan dan setelah dipanaskan berubah
menjadi kuning kecokelatan. Pada tabung Ia, Ib,Ic enzim tidak berfungsi
dengan baik, dan tidak sesuai dengan teori bahwa setelah pemanasan akan
berubah menjadi merah bata.
Tabung II
Pada tabung II, ditambahkan amilum dan ekstrak kecambah,dan fehling A
dan B, serta HCl encer 10%. Larutan dibagi kedalam 3 tabung yaitu tabubg
2a, 2b, dan tabung 2c. Padatabung IIa pH larutannya adalah 2, tabung IIb pH
larutannya 5, sedangkan tabung IIc pH larutannya 3, berarti ketiga larutan ini
bersifat asam.. Tabung IIa setelah 5 menit ditetesi fehling A dan B
berwarna biru tua dan setelah dipanaskan berubah menjadi tua namun lebih

tua dibanding sebelum dipanaskan. Pada tabung IIb setelah 10 menit ditetesi
fehling A dan B berwarna hijau kebiruan dan setelah dipanaskan berubah
menjadi kuning kemerahan. Pada tabung IIc setelah 15 menit ditetesi fehling
A dan B berwarna biru tuadan setelah dipanaskan berubah menjadi hijau tua.
Pada tabung IIa, IIb, IIc enzim tidak berfungsi dengan baik, dan tidak sesuai
dengan teori bahwa setelah pemanasan akan berubah menjadi merah
bata.
Tabung III
Pada tabung III, ditambahkan amilum dan ekstrak kecambah, dan fehling A
dan B, serta NaOH 1 %. Larutan dibagi kedalam 3 tabung yaitu
tabung IIIa, IIIb,

dan

tabung IIIc.

Padatabung IIIa,

larutannya adalah 11, berarti ketiga larutan

ini

IIIb,

dan

bersifat basa.

IIIc pH

Tabung IIIa

setelah 5 menit ditetesi fehling A dan B berwarna biru tua dan setelah
dipanaskan berubah menjadi tua namun lebih tua dibanding sebelum
dipanaskan. Pada tabung IIIb setelah 10 menit ditetesi fehling A dan B
berwarna abu-abu dan

setelah

dipanaskan

berubah

menjadi kuning

kehijauan. Pada tabung IIIc setelah 15 menit ditetesi fehling A dan B


berwarna ungu dan setelah dipanaskan berubah menjadi cokelat.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa kadar
enzim, pengaruh suhu dan pH sangat menentukan aktivitas enzim sehingga
dapat bekerja dengan sempurna dan enzin bekerja sempurna pada suhu
optimum 4,5 4,7.
B. Saran
1. Sekiranya praktikan bisa tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah
disepakati bersama, dan mempersiapkan diri dengan baik, khusunya alat tilis
menulis untuk menggambar atau menulis hasil pengamata serta melakukan
percobaan dengan hati-hati.
2. Diharapkan kepada pihak laboran untuk bisa menyiapkan alat-alat yang
dipakai dalam praktikum yang masil layak pakai.
3. Saran untuk asisten yaitu membimbing praktikan dengan semua ilmu yang
dimiliki sehingga bisa menjadi tambahan ilmu yang sangat berguna dan
bermanfaat bagi praktikan.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Enzim. http://biologi.blogsome.com/2011/08/16/enzim/.
tanggal 30 November2011

Diakses

Campbell, Neil A., dkk. 2002. Biologi Jilid I. Jakarta : Erlangga.


Poedjiadi,A. 1994. Dasar-dasar Biokimia I. Jakarta : UI-Press
Tim Pengajar. 2011. Penuntun Praktikum Biologi Umum. Makassar : Jurusan
Biologi FMIPA UNM

Anda mungkin juga menyukai