Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

1310 4494 1 SM

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 4

Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, Volume 14, No.

2, Oktober 2018 P-ISSN 1907 - 0357


E-ISSN 2655 – 2310

PENELITIAN
PENGARUH TELUR REBUS TERHADAP PERCEPATAN
PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM PADA IBU NIFAS 1-7
HARI
Indah Trianingsih*, Helmi Yenie*, Santi Fadilah S.P*
*Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang

Angka kematian ibu (AKI) sedang menjadi perhatian yg sangat penting bagi dunia. Penyebab dari AKI
adalah salah satunya infeksi. Infeksi dapat terjadi pada saat masa nifas salah satunya disebabkan oleh
infeksi pada luka perineum. Telur rebus mampu mempercepat penyembuhan luka perineum karena
mengandung tinggi protein. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh telur rebus terhadap
percepatan penyembuhan luka perineum pada ibu nifas 1-7 hari. Jenis penelitian analitik dengan
rancangan True eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu post partum yang mengalami
luka perineum dengan sampel sebanyak 32 responden. Uji statistik yang digunakan uji t-independen.
Hasil penelitian diperoleh rata-rata (mean) waktu yang dibutuhkan ibu nifas yang mengonsumsi telur
rebus rata-rata 4,194 hari, sedangkan waktu yang dibutuhkan ibu nifas untuk penyembuhan luka perineum
yang tidak mengonsumsi telur rebus adalah 5,544 hari. Hasil p-value yang diperoleh dalam uji analasis t-
tes independen di dapatkan p-value=0,000 yang berarti ada pengaruh konsumsi telur rebus terhadap
penyembuhan luka perineum pada ibu nifas 1-7 hari. Hasil penelitian ini diharapkan bagi BPM untuk
dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai salah satu acuan untuk memberikan upaya promotif
kepada ibu nifas yang mengalami luka perineum untuk mengonsumsi makanan tinggi protein salah
satunya telur rebus sebagai terapi alternatis dalam mepercepat penyembuhan luka perineum pada ibu nifas
sehingga mencegah terjadinya infeksi masa nifas.

Kata kunci: luka perineum, telur rebus

LATAR BELAKANG menurun dari 307/100.000 kelahiran hidup


pada tahun 2002 menjadi 228/100.000
AKI sedang menjadi perhatian yg kelahiran hidup pada tahun 2007.
sangat penting bagi dunia. Mortalitas dan Sedangkan target yang diharapkan
morbiditas pada wanita hamil dan bersalin berdasarkan Milenium Development Goals
menjadi masalah besar bagi beberapa (MDGs) pada tahun 2015 yaitu
Negara. Menurut World Healht 102/100.000 kelahiran 2 hidup. Hal ini
Organization (WHO) terdapat AKI ibu berarti bahwa AKI di Indonesia jauh di
dalam kehamilan dan persalinan di dunia atas target yang ditetapkan WHO atau
mencapai 515.000 jiwa setiap tahun. hampir dua kali lebih besar dari target
Menurut WHO tahun 2014 AKI di dunia WHO (Kementerian Kesehatan, 2011).
yaitu 289.000 jiwa. Beberapa negara Survei Demografi dan Kesehatan
memiliki AKI cukup tinggi seperti Afrika Indonesia (SDKI) tahun 2012, AKI yang
Sub-Saharan 179.000 jiwa, Asia Selatan berkaitan dengan kehamilan, persalinan,
69.000 jiwa, dan Asia Tenggara 16.000 dan nifas) sebesar 359 per 100.000
jiwa. AKI di negara-negara Asia Tenggara kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Provinsi
yaitu Indonesia 190 per 100.000 kelahiran Lampung, 2015).
hidup, Vietnam 49 per 100.000 kelahiran Beberapa penyebab kasus kematian
hidup, Thailand 26 per 100.000 kelahiran ibu di Provinsi Lampung pada tahun 2013
hidup, Brunei 27 per 100.000 kelahiran disebabkan oleh perdarahan sebanyak 47
hidup, dan Malaysia 29 per 100.000 kasus, eklampsi sebanyak 46 kasus, infeksi
kelahiran hidup (WHO, 2014). sebanyak 9 kasus, partus lama sebanyak 1
Data di atas menunjukkan AKI di kasus dan laik-lain sebanyak 54 kasus
Indonesia masih sangat tinggi. Menurut (Dinas Kesehatan Provinsi Lampung,
data Survei Demografi Kesehatan 2013). Humas Dinas Kesehatan provinsi
Indonesia (SDKI) 2007, AKI di Indonesia Lampung, pada tahun 2014 data yang

[215]
Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, Volume 14, No. 2, Oktober 2018 P-ISSN 1907 - 0357
E-ISSN 2655 – 2310
dikumpulkan dari seluruh kabupaten dan responden (11,1%) sembuh dalam waktu 4
kota di provinsi ini, ada 130 kasus hari dan 6 responden (33,3%) sembuh
kematian ibu, 770 kasus kematian dalam waktu 5 hari, dan tidak ditemukan
perinatal, 102 kematian neonatal, 127 ibu nifas yang membutuhkan waktu lebih
kasus kematian bayi dan 48 kasus dari 8 hari untuk kesembuhan luka jahitan
kematian balita (detiklampung.com). pereniumnya.
Penyebab kasus kematian ibu di Provinsi Pada kelompok kontrol mayoritas
Lampung tahun 2015 disebabkan oleh responden membutuhkan waktu untuk
perdarahan sebanyak 46 kasus, hipertensi kesembuhan luka jahitan perenium lebih
sebanyak 35 kasus, infeksi sebanyak 7 lama dari pada kelompok perlakukan yaitu
kasus, gangguan sistem peredaran darah lebih dari 8 hari sebanyak 9 responden
sebanyak 10 kasus, gangguan metabolik (50%) yang terdiri 6 (33,3%) responden
sebanyak 3 kasus dan lain-lain sebanyak sembuh dalam waktu 8 hari dan 3 (16,7%)
48 kasus (Dinas Kesehatan Provinsi responden sembuh dalam waktu 9 hari dan
Lampung, 2015). hanya 1 responden (5,5%) yang mengalami
Data di atas menunjukkan bahwa percepatan penyembuhan luka jahitan
salah satu penyebab kematian ibu adalah perenium dengan waktu yang dibutuhkan 5
karena infeksi. Infeksi dapat terjadi pada hari.
saat masa nifas salah satunya disebabkan Berdasarkan hasil survey
oleh infeksi pada luka perineum. Infeksi pendahuluan yang dilakukan di BPM Siti
nifas yang dapat terjadi sebagai akibat Hajar Natar Lampung Selatan pada bulan
komplikasi luka perineum antara lain Oktober 2017 ibu yang mengalami ruptur
metritis, endometritis, bahkan sampai perineum terdapat 26 ibu dari 30 ibu yang
abses perlvik. Ketiga, adalah terjadinya partus dibulan tersebut. Di BPM Lidya
kematian ibu postpartum, penanganan Haturi Natar ibu yang mengalami ruptur
komplikasi yang lambat dapat perineum terdapat 1 ibu dari 2 ibu yang
menyebabkan terjadinya kematian pada ibu partus pada bulan tersebut. Di BPM Ani
post partum mengingat kondisi fisik ibu Fajriyah Natar ibu yang mengalami ruptur
post partum masih lemah (Ambarwati, perineum sebanyak 3 ibu dari 5 ibu yang
2010). Tindakan percepatan penyembuhan partus. BPM Indah Septiana Natar terdapat
luka perineum mampu menghindarkan ibu sebanyak 12 ibu yang mengalami ruptur
dari bahaya infeksi yaitu diantara dengan perineum dari 12 ibu yang partus pada
cara asupan nutrisi makanan yang bulan tersebut.
mengandung protein yang tinggi. Makanan
tinggi protein bias didapatkan dari telur.
Protein terdapat pada bagian kuning dan METODE
bagian putih telur (Warsito, dkk, 2015).
Berdasarkan penelitian Supiati Rancangan penelitian ini dengan
(2015) kesembuhan luka jahitan perineum menggunakan pendekatan Posttest-Only
ibu nifas pada kelompok perlakuan Control Group Design. Dalam desain ini
(kelompok yang mengkonsomsi telur terdapat dua kelompok yang masing-
rebus) mayoritas responden sembuh masing dipilih (R). Grup pertama diberi
normal dengan waktu yang dibutuhkan perlakuan (X) dan grup yang lain tidak.
antara 6–7 hari yaitu sebanyak 10 (55,6%) Kelompok intervensi diberikan intervensi
responden yang terdiri dari 6 responden dengan memberikan dan meminta ibu post
(33,3%) sembuh dalam waktu 6 hari dan 4 partum untuk mengonsumsi telur rebus
responden (22,3%) sembuh dalam waktu 7 mulai dari 1 hari sampai 7 hari post
hari, sedangkan ibu nifas yang mengalami partum. Kelompok kontrol tidak diberikan
percepatan kesembuhan luka jahitan intervensi.
perinium membutuhkan waktu kurang dari Populasi pada penelitian ini adalah
atau dalam waktu 5 hari hanya ada 8 semua ibu post partum dengan luka
responden (44,4%) yang terdiri 2 perineum selama dilakuannya penelitian.

[216]
Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, Volume 14, No. 2, Oktober 2018 P-ISSN 1907 - 0357
E-ISSN 2655 – 2310
Teknik sampling pada penelitian ini responden. Sedangan pada rentang waktu
mengunakan non probability sampling- 1-6 hari responden belum terlihat
purposive sampling. Sampel yang diambil penyembuhan luka untuk jenis tindakan
sebanyak 32 orang yaitu 16 kelompok yang tidak mengkonsumsi telur.
perlakuan dan 16 kelompok kontrol ibu Sedangkan untuk jenis tindakan
postpartum dengan luka perineum derajat I mengkonsumsi telur pada hari ke 5 ada
dan II, Ibu post partum yang bersedia sekitar 12,5% yaitu 2 responden yang
menjadi responden, ibu post partum yang mengalami penyembuhan luka dengan
memiliki luka perineum baik episiotomi baik, 4 responden 25% sembuh hari ke 6,
ataupun rupture dan tidak memiliki alergi dan yang sembuh lebih dari 7 hari
protein telur. sebanyak 4 responden 25%.
Data yang dikumpulkan adalah data
primer yang diperoleh langsung dari Tabel 2: Analisis perbedaan rata-rata
responden melalui observasi, dengan waktu penyembuhan luka pada
melakukan pemberian intervensi secara kelompok intervensi dan kontrol
langsung kepada responden, Dalam
penelitian ini peneliti memberikan dan Kelompok n Mean SD p value
Intervensi 16 4,194 0,8752
meminta ibu untuk mengosumsi telur rebus Kontrol 16 5,544 0,6282
0,000
selama 1-7 hari masa nifas. Uji statistik
yang digunakan adalah uji t-independen. Tabel di atas menunjukkan rata-rata
(mean) waktu yang dibutuhkan ibu nifas
HASIL yang mengonsumsi telur rebus rata-rata
4,194 hari, sedangkan waktu yang
Tabel 1: Distribusi frekuensi lama waktu dibutuhkan ibu nifas untuk penyembuhan
yang dibutuhkan untuk luka perineum yang tidak mengonsumsi
penyembuhan luka jahitan telur rebus adalah 5,544 hari. Hasil p value
perineum yang diperoleh dalam uji analasis t-tes
independen di dapatkan p-value=0,000
Konsumsi Telur yang berarti ada pengaruh konsumsi telur
Waktu (Hari) Tidak Ya rebus terhadap penyembuhan luka
f % f % perineum pada ibu nifas 1-7 hari.
1 0 0 0 0
2 0 0 0 0
PEMBAHASAN
3 0 0 0 0
4 0 0 0 0
Lama waktu yang dibutuhkan untuk
5 0 0 2 12,5 penyembuhan luka perineum pada ibu
6 0 0 4 25 nifas yang mengonsumsi telur rebus paling
7 2 12,5 6 37,5 banyak sembuh dalam waktu 7 hari,
>7 14 87,5 4 25 sedangkan ibu nifas yang tidak
Total 16 100 16 100 mengonsum telur rebus paling banyak
sembuh >7 hari. Selisih waktu yang
Berdasarkan Tabel di atas lama dibutuhkan ibu nifas untuk kesembuhan
penyembuhan luka perineum untuk luka jahitan perineum yang mengonsumsi
masing-masing perlakuan berbeda. Untuk telur rebus lebih cepat 1,35 hari
kelompok tidak mengonsumsi telur rebus dibandingka ibu yang tidak mengonsumsi
responden sembuh lebih dari 7 hari lama telur rebus, dan mengalami perbedaan
waktu penyembuhan yaitu sekitar 87,5%. secara signifikan p value 0,000<0,05.
Namun untuk jenis tindakan yang
mengkonsumsi telur mayoritas responden
sembuh pada hari ke 7 dengan 37,5%
dengan banyak respobden yaitu 6
[217]
Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, Volume 14, No. 2, Oktober 2018 P-ISSN 1907 - 0357
E-ISSN 2655 – 2310
KESIMPULAN memberikan asuhan kebidanan masa nifas
terhadap percepatan penyembuhan luka
Hasil penelitian menyimpulkan perineum. Ibu nifas yang mengalami luka
bahwa ada pengaruh telur rebus terhadap jahitan perineum untuk mengonsumsi telur
percepatan penyembuhan luka perineum rebus untuk memperbaiki sel-sel yang
pada ibu nifas (p=0,000), dari 32 rusak agar luka perineum bisa lebih cepat
responden menunjukkan bahwa proporsi sembuh sehingga dapat menghindarkan ibu
kesembuhan luka yang lebih cepat dari bahaya infeksi masa nifas.
didominasi oleh responden pada kelompok
perlakuan yaitu kelompok yang
mengonsumsi telur rebus sebanyak 12 DAFTAR PUSTAKA
orang (75%) yang sembuh kurang dari 7
hari. Dinas Kesehatan Provinsi Lampung,
Peneliti menyarankan kepada tenaga Profil, 2013, Profil Kesehatan
kesehatan BPM agar menganjurkan kepada Provinsi Lampung Tahun 2013.
ibu nifas yang mengalami luka perineum Dinas Kesehatan Provinsi Lampung,
baik secara episisotomi maupun ruptur Profil, 2015, Profil Kesehatan
perineum untuk mengonsumsi telur rebus Provinsi Lampung Tahun 2015.
saat masa nifas untuk mempercepat Warsito, Heri., dkk: 2015. Ilmu Bahan
penyembuhan luka perineum. Mahasiswa Makanan Dasar. Yogyakartsa: Nuha
dapat melakuan penelitian lanjutan dalam Medika.

[218]

Anda mungkin juga menyukai